Anda di halaman 1dari 27

Konsep tentang Al Quran

Al-Qur'an adalah firman Allah swt yang


paling mulia diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw sebagai petunjuk bagi
manusia ke arah tujuan yang terang dan jalan
yang lurus, dalam rangka menegakkan
kehidupan yang didasarkan keimanan dan
ketaqwaan kepada allah swt, dengan
melaksanakan hukum-hukum yang telah
ditetapkan-nya.
Pengertian Sejarah Al Qur`an
Sejarah turunnya Al-Quran dimulai ketika Nabi
Muhammad SAW berusia 40 tahun pada 610 Masehi.
Pada saat itu, Nabi Muhammad berada di Gua Hira
lelu didatangi oleh Malaikat Jibril yang memberikan
wahyu pertama kepada Nabi Muhammad. Ayat yang
pertama kali diturunkan adalah surat Al-Alaq ayat 1-5
Sejarah Turunnya
Al Qur`an
Perjalanan Al-quran, mulai pertama kali diturunkan
hingga sekarang mengalami perjalanan sejarah yang
amat panjang, melewati periode lebih dari 1400 tahun
lampau. Kendati berusia panjang, tidak seperti kitab-
kitab suci lainnya yang terdistorsi, Allah SWT
menjamin keutuhan dan keaslian Al-quran,
sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya Kami yang
menurunkan Al-quran dan Kamilah yang
memeliharanya," (QS Al Hijr [15]: 9). di masa
kenabian, Al-quran diturunkan dalam dua cara.
Pertama, Al-quran diturunkan secara lengkap di
malam Lailatulqadar dari Lauh Al-Mahfudz ke Baitul
Izzah atau langit dunia pada bulan suci Ramadan.
Di dalam Al-
Al-Qur’an terdapat beberapa
kandungan utama, secara garis besar
adalah sebagai berikut :
1. Akidah
Akidah Islam adalah keyakinan yang berdasarkan
ajaran Islam dari Al-Qur’an dan Hadits. Seseorang
yang menyatakan bahwa dirinya itu berakidah,
tidak cukup dengan hanya mempercayai dan
meyakini keyakinan dalam hatinya,

Tetapi harus menyatakannya dalam lisan, serta harus


mewujudkannya dalam bentuk amal perbuatan (amal
saleh) dalam kehidupan sehari-hari. Isi pokok dari
ajaran akidah adalah menyangkut hal ketauhidan,
yakni keyakinan bahwa Allah Maha Esa.
2. Ibadah
Ibadah adalah menyembah atau mengabdi
sepenuhnya kepada Allah SWT dengan
taat dan patuh kepada-Nya. Ibadah
merupakan bentuk kepatuhan yang
ditimbulkan oleh perasaan yakin terhadap
kebesaran Allah SWT sebagai satu-satunya
Tuhan yang berhak untuk disembah.
3. Muamalah
Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT,
manusia juga memerlukan interaksi
dengan manusia lainnya untuk bisa
memenuhi kehidupannya. Maka di dalam
Al-Qur’an pun terdapat cara bagaimana
mengatur untuk memenuhi kebutuhan lain
manusia dengan hubungannya dalam
kehidupan.
4. Akhlak
Rasulullah SAW adalah suri tauladan bagi umat Islam
dalam bertingkah laku. Al-Qur’an merupakan sumber
ajaran tentang akhlak.

Orang yang memiliki akhlak paling mulia adalah


Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman dalam Surah Al
Qalam ayat 4 yang berbunyi:
‫ك َ َ َ ٰ ُ ُ ٍق َ ِظ ٍم‬
َ ِ‫َوإ‬

Artinya: "Dan sesungguhnya engkau benar-benar


berbudi pekerti yang luhur."
5. Hukum
Al-Qur’an juga berisi kaidah-kaidah dan
ketentuan-ketentuan dasar yang
menyeluruh bagi manusia. Agar
memberikan pedoman kepada manusia
supaya kehidupannya menjadi adil, aman,
teratur.
6. Sejarah
Kitab suci Al-Qur’an berisi mengenai
kisah-kisah yang terjadi di masa lalu.
Kisah-kisah yang terdapat di dalam Al-
Qur’an itu dimaksudkan untuk diambil
hikmah atau pelajarannya dari kisah-kisah
tersebut.
4 Aspek Kemukjizatan Al
Al--Qur’an
1. Aspek Ash-Sharfah (pemalingan)
Abu Ishak Ibrahim An-Nazzam, ulama ahli kalam
berpendapat bahwa kemukjizatan al-Qur’an terjadi
dengan cara ash-Sharfah (pemalingan). Menurut An-
Nazzam maksud dari ash-Sharfah adalah Allah
memalingkan perhatian orang-orang Arab dari
menandingi Al-Qur’an. Padahal, sebenarnya mereka
mampu untuk menandinginya. Di sinilah letak
kemukjizatan Al-Qur’an menurut an-Nazzam. Senada
dengan hal itu, Al-Murtadha (dari aliran Syi’ah)
berpendapat bahwa Allah telah mencabut dari mereka
ilmu-ilmu yang diperlukan untuk menghadapi al-Qur’an
agar mereka tidak mampu membuat yang seperti al-
Qur’an.
2. Aspek Balaghah (Keindahan Bahasa)

Qadi Abu Bakar Muhammad Ibnu Tayyib Al-


Baqalani, dalam kitabnya Ijazul Qur’an dan at-
Taqrib wal Irsyad, berpandangan bahwa bahasa
Arab yang digunakan dalam Al-Qur’an dipandang
sebagai bahasa yang istimewa, baik dari segi gaya
bahasanya, susunan kata-katanya, maupun
ketelitian redaksi yang digunakannya. Keindahan
bahasa al-Qur’an jauh melebihi keindahan bahasa
yang disusun oleh para sastrawan Arab.
3. Aspek Kandungan Isinya
Perihal aspek kandungan isi al-Qur’an secara garis besar
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu berita tentang hal-hal
yang ghaib dan isyarat-isyarat ilmiah.
Perihal berita ghaib, isi kandungan al-Qur’an banyak
mnginformasikan tentang berita ghaib yang terjadi
sebelumnya, yaitu berita tentang orang-orang terdahulu. Juga
berita ghaib yang akan terjadi (sesudah turunnya wahyu),
seperti kemenangan yang akan diperoleh tentara Romawi
dalam menghadapi bangsa Persia dalam QS. Ar-Rum : 1-6,
kemurnian Al-Qur’an yang akan tetap terpelihara dalam QS.
Al-Hijr: 9, serta berbagai masalah ghaib lainnya yang
ditunjukkan oleh Al-Quran, baik secara eksplisit maupun
implisit. Selain itu, berita ghaib yang sedang terjadi di tempat
lain, seperti maksud jahat orang-orang munafik dengan
membangun masjid Dhirar dalam QS. At-Taubah: 107.
4. Aspek Kesempurnaan Syari’atnya
Syari’at Islam menunjukkan bentuk yang
paling sempurna jika dibandingkan dengan
bentuk perundang-undangan manapun yang
pernah ada di dunia ini. Selain itu, syari’at
Islam juga diakui sebagai syari’at yang sesuai
dengan kebutuhan manusia, karena berasal
dari pencipta manusia itu sendiri. Sedangkan
tujuan utamanya untuk membebaskan
manusia dari dunia gelap gulita menuju dunia
yang terang-benderang, sebagaimana dalam
QS. Al-Baqarah: 257.
Peranan dan Fungsi Alquran pada
Aspek Ilmu dan Kehidupan Manusia
1. Sebagai “Al Huda” (Petunjuk)
Alquran bisa dijadikan sebagai petunjuk bagi
orang-orang yang bertakwa dan juga beriman.
Tidak hanya itu, namun Alquran juga bisa
dijadikan sebagai petunjuk bagi manusia yang
hidup di dunia.
2. Sebagai “Al Furqon” (Pemisah)
Alquran berperan juga sebagai pemisah antara
mana yang haq dan mana yang batil. Artinya,
Alquran bisa dijadikan sebagai pembeda antara
mana yang benar dan mana yang salah. Dalam
Alquran dijelaskan mana yang buruk yang tidak
boleh dilakukan dan mana hal yang baik dan
boleh dilakukan.
3. Sebagai “Asy Syifa” (Obat)
Alquran bisa dijadikan sebagai obat untuk
penyakit mental dan juga penyakit hati. Dalam
hal ini, isi dari dalam Alquran seperti halnya
petunjuk di dalamnya sebaiknya diamalkan agar
bisa memberikan pencerahan bagi mereka
yang menjalankannya.
4. Sebagai “Al Mau’izah”
(Nasehat)
Alquran juga berperan sebagai nasehat
yang di dalamnya terdapat nasihat,
pengajaran, peringatan mengenai
kehidupan untuk orang-orang yang
beriman dan berjalan di jalan Allah.
Adapun nasehat yang terdapat di dalam
Alquran bisanya memiliki kaitan dengan
peristiwa yang bisa dijadikan sebagai
pelajaran untuk manusia yang hidup
setelahnya.
Kewajiban Muslim terhadap
Al--Qur`an bermartabat
Al
1. Meyakini Kebenaran Alquran

Kewajiban pertama yang harus dilakukan seorang Muslim


terhadap Alquran adalah meyakininya sebagai firman Allah. Tak
boleh ada keraguan dalam hati seorang Muslim bahwa Alquran
adalah sebuah kebenaran.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat An-Nisa ayat 136, Allah
berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang
diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan
sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh." (Qs. An-Nisa: 136)
2. Membaca Alquran

Rasulullah SAW memerintahkan kepada


umatnya untuk senantiasa membaca Alquran.
Selain sebagai pedoman hidup, membaca Al-
Quran juga akan mendatangkan kemuliaan.
"Bacalah Al-Quran karena ia akan datang pada
hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang
yang membacanya." (HR. Muslim)
3. Mendataburi AlQur`an

Makna dari metadaburi adalah membaca


Alquran dengan penuh pemahaman dan
penghayatan. Tujuannya agar Alquran dapat
dipahami dengan baik dan menjadi
pedoman dalam menjalani kehidupan.
Allah berfirman dalam surat Muhammad
Ayat 24 yang artinya: “Maka tidakkah
mereka menghayati Al-Qur'an ataukah hati
mereka sudah terkunci?” (Qs. Muhammad:
24)
4. Mengajarkan Alquran
Mengajarkan Alquran juga termasuk kewajiban
seorang Muslim. Ini merupakan sebuah amalan
jariyah yang pahalanya akan terus mengalir
kepada orang yang mengajarkannya.
Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik kalian
adalah yang belajar Al-Quran dan
mengajarkannya." (HR. Bukhari)
5. Mengamalkan Al-Quran
Pada hakikatnya, tujuan diturunkannya Alquran
kepada manusia adalah untuk diamalkan. Itu
karena Alquran merupakan kumpulan petunjuk
yang Allah berikan kepada orang-orang beriman.
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 185
yang artinya:
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya
diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang benar dan yang batil)....” (QS.
Al-Baqarah: 185)

Anda mungkin juga menyukai