NIM: 1226000181
Kelas: 3A
Al-qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada nabi muhammad lewat perantara
malaikat Jibril sebagai mu’jizat. Al-Qur’an adalah sumber ilmu bagi kaum muslimin yang
merupakan dasar-dasar hukum yang mencakup segala hal, baik aqidah, ibadah, etika,
mu’amalah dan sebagainya.
Mempelajari isi Al-qur’an akan menambah perbendaharaan baru, memperluas pandangan dan
pengetahuan, meningkatkan perspektif baru dan selalu menemui hal-hal yang selalu baru.
Lebih jauh lagi, kita akan lebih yakin akan keunikan isinya yang menunjukan Maha Besarnya
Allah sebagai penciptanya. Firman Allah :
Ulumul Qur'an adalah ilmu yang membahas tentang Al-Qur'an. Secara etimologis, Ulumul
Qur'an terdiri dari dua kata, yaitu "ulum" yang berarti ilmu-ilmu dan "Al-Qur'an" yang
merupakan Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
pedoman hidup manusia. Ulumul Qur'an mencakup pembahasan-pembahasan yang
berkaitan dengan Al-Qur'an, seperti turunnya, urutan-urutannya, pengumpulannya,
penulisannya, bacaannya, penafsirannya, kemu'jizatannya, nasikh mansukhnya, dan
penolakan hal-hal yang menimbulkan keragu-raguan terhadap Al-Qur'an. Ulumul Qur'an
juga meliputi semua ilmu yang ada kaitannya dengan Al-Qur'an, baik dari segi
keberadaannya sebagai Al-Qur'an maupun dari segi penafsirannya.
Secara etimologinya, Ulumul Qur’an merupakan ungkapan kata yang berasal dari bahasa
Arab. Terdiri dari dua kata yakni 'ulum' dan 'Al-Qur’an'.
Kata 'ulum' adalah bentuk jamak dari kata `ilm yang berarti ilmu-ilmu. Al-Qur’an adalah
Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup
manusia. Bagi yang membacanya akan menjadi suatu ibadah dan mendapatkan pahala
(Mukarromah, 2013: 03).
Sedangkan menurut terminologi terdapat berbagai definisi yang dimaksud dengan ulumul
Qur’an diantara lain:
علم يبحث فيه عن احوال الكتاب العزيز من جهة نزوله وسنده وادابه
والفاظه ومعانيه المتعلقة باالحكام وغير ذلك.
“Ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari segi turunya, sanadnya,
adabnya makna-maknanya, baik yang berhubungan lafadz- lafadznya maupun yang
berhubungan dengan hukum-hukumnya, dan sebagainya”.
Perhitungan ini masih dilihat dari sudut mufrodatnya. Adapun jika dilihat dari sudut
hubungan kalimat-kalimatnya, maka jumlahnya menjadi tidak terhitung. Firman Allah :
Secara garis besar Ilmu alQur’an terbagi dua pokok bahasan yaitu :
1) Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang membahas
tentang macam-macam qira’at, tempat turun ayat-ayat Al- Qur’an, waktu-waktu
turunnya dan sebab-sebabnya.
2) Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan jalan
penelaahan secara mendalam seperti memahami lafadz yang ghorib (asing) serta
mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum. Namun, Ash-Shidiqie
memandang segala macam pembahasan ulumul Qur’an itu kembali kepada beberapa
pokok pembahasan saja seperti :
a. Nuzul. Permbahasan ini menyangkut dengan ayat-ayat yang menunjukan tempat
dan waktu turunya ayat Al-Qur’an misalnya : makkiyah, madaniyah, hadhariah,
safariyah, nahariyah, lailiyah, syita’iyah, shaifiyah, dan firasyiah. Pembahasan ini
juga meliputi hal yang menyangkut asbabun nuzul dan sebagainya.
b. Sanad. Pembahasan ini meliputi hal-hal yang menyangkut sanad yang mutawattir,
ahad, syadz, bentuk-bentuk qira’at nabi, para periwayat dan para penghapal Al-
Qur’an Al-Qur’an, dan Cara Tahammul (penerimaan riwayat).
c. Ada’ al-Qira’ah. Pembahasan ini menyangkut waqof, ibtida’, imalah, madd,
takhfif hamzah, idghom.
d. Pembahasan yang menyangkut lafadz Al-Qur’an, yaitu tentang gharib, mu,rab,
majaz, musytarak, muradif, isti’arah, dan tasybih.
e. Pembahasan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum, yaitu ayat yang
bermakna Amm dan tetap dalam keumumanya, Amm yang dimaksudkan khusus,
Amm yang dikhususkan oleh sunnah, nash, dhahir, mujmal, mufashal, manthuq,
mafhum, mutlaq, muqayyad, muhkam, mutasyabih, musykil, nasikh mansukh,
muqaddam, mu’akhar, ma’mul pada waktu tertentu, dan ma’mul oleh seorang
saja.
f. Pembahasan makna Al-Qur’anyang berhubungan dengan lafadz, yaitu fashl,
washl, ijaz, ithnab, musawah, dan qashr.
Dengan mempelajari Ulumul Qur'an, seseorang dapat memahami Al-Qur'an secara lebih
mendalam dan menarik hukum serta adab dari Al-Qur'an.
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan Ulumul Qur'an dibagi menjadi dua masa, yaitu
masa sebelum penulisan dan masa penulisan Ulumul Qur'an.
Penulisan ulumul Quran yang sesungguhnya mulai dilakukan pada abad kedua
Hijriyah. Pada masa itu, cabang ilmu Alquran yang pertama adalah ilmu tafsir. Usaha
ini ditandai dengan disusunnya berbagai kitab tafsir oleh para ulama pada masa
tersebut mendapat perhatian para ulama pada masa tersebut.
Pada abad ketiga Hijriyah, beberapa ulama mulai menulis kitab ulumul Quran dengan
objek pembahasan yang berbeda-beda. Al-Madini (234 Hijriyah), misalnya,
menyusun buku tentang sebab turunnya Alquran.
Selain itu, Abu Ubaid al-Qasim bin Salam (224 Hijriyah) juga menyusun buku tentang
nasikh dan mansukh dalam Alquran. Lalu, Muhammad bin Ayyub ad-Daris yang
menyusun buku tentang Makkiyah (yang turun di Makkah) dan Madaniyyah (turun di
Madinah).
Penulisan ulumul Quran terus berlanjut pada masa-masa berikutnya. Objek
pembahasannya pun mulai beragam. Di antaranya, tentang majas dalam Alquran, hal-
hal yang bersifat umum dalam Alquran, serta kata sulit dalam Al Qur'an.
Dan, saat ini telah cukup banyak kitab ulumul Quran yang beredar serta selalu
dijadikan rujukan. Dari sekian banyak kitab yang telah diterbitkan, kitab al-Burhan fi
Ulum Alquran karya Imam Badruddin Muhammad bin Abdullah az-Zarkasyi asy-
Syafii dan kitab Al-Itqan fi Ulum Alquran karya Imam Jalaluddin karya as-Suyuti asy-
Syafii, merupakan dua kitab ulumul Quran yang paling cukup dikenal.
Ulama-ulama Indonesia juga memberikan perhatian besar dalam mengkaji dan
mengembangkan ilmu Alquran. Mencakup persoalan tafsir dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan seluk-beluk Alquran.
Buku yang membahas ulumul Quran sudah cukup banyak ditulis ulama Indonesia.
Antara lain, buku Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir karya Hasbi ash-Shiddieqy.
Hingga 1994, buku tersebut telah beberapa kali dicetak ulang.
Selain itu, ada pula buku berjudul Membumikan Alquran karya Muhammad Quraish
Shihab, yang diterbitkan pada 1992. Dalam buku tersebut, ia tidak hanya menguraikan
perihal ulumul Quran dan tafsirnya tetapi juga mencantumkan persoalan-persoalan
kontemporer yang dibingkai menurut visi Alquran.
Sejarah dan perkembangan Ulumul Qur'an terbagi menjadi beberapa fase, dimana tiap-tiap
fase menjadi dasar bagi perkembangan menuju fase selanjutnya, hingga Ulumul Qur'an
menjadi sebuah ilmu khusus. Beberapa fase tersebut antara lain:
1. Fase sebelum kodifikasi: periode abad pertama yang mencakup pertumbuhan cikal
bakal Ulumul Qur'an.
2. Fase kodifikasi: periode abad kedua hingga ketiga yang mencakup penulisan Al-
Qur'an dalam bentuk tulisan dan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an.
3. Fase klasik: periode abad keempat hingga kesepuluh yang mencakup perkembangan
Ulumul Qur'an sebagai ilmu yang mandiri.
4. Fase modern: periode abad ke-11 hingga saat ini yang mencakup perkembangan
Ulumul Qur'an sebagai ilmu yang terus berkembang dan memiliki banyak cabang
pembahasan.
Penulisan ulumul Quran yang sesungguhnya mulai dilakukan pada abad kedua Hijriyah.
Pada masa itu, cabang ilmu Alquran yang pertama mendapat perhatian para ulama adalah
ilmu tafsir. Usaha ini ditandai dengan disusunnya berbagai kitab tafsir oleh para ulama
pada masa tersebut.
Dengan mempelajari Al-Qur'an, umat Muslim dapat memperoleh manfaat yang sangat
penting bagi kehidupan mereka dan meningkatkan pemahaman tentang ajaran Islam.
Sumber:
[1] https://www.gaulislam.com/urgensi-mempelajari-al-quran-bagi-kaum-muslimin
[2] https://iqipedia.com/2022/07/20/urgensi-mempelajari-studi-al-quran-dalam-kehidupan-
sehari-hari/
[3] https://dompetalquran.or.id/urgensi-belajar-dan-mengajarkan-al-quran/
[4] https://kajiantafsirsyiah.wordpress.com/2015/06/21/urgensi-mempelajari-al-quran/
[5] https://media.neliti.com/media/publications/275129-urgensi-belajar-dalam-alquran-
0211ae0f.pdf
[6] https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/view/9612
[7] https://beritadiy.pikiran-rakyat.com/citizen/pr-702887298/pengertian-ulumul-quran-
menurut-para-ulama-dan-cakupan-pembahasannya
[8] https://www.jmqhpusat.com/2023/02/ilmu-ulumul-quran-dan-ruang-lingkupnya.html