Oleh
َش ْيءٍ َّو ُھدًى َّو َر ْح َمةً َّوشُبُ ْر ٰىى ِل ْل ُم ْل ِل ِميْن َ َون ََّز ْلنَا َع َلي َْك ْال ِك ٰت
َ ب ِت ْب َيانًا ِلِّ ُك ِِّل
Artinya : "….. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri". (Q.S. An-Nahl : 89)
ََص ْل ٰنهُ َع ٰلى ِع ْل ٍم ُھدًى َّو َر ْح َمةً ِلِّقَ ْو ٍم يؤْْ ِِنُ ْو ٍ َولَقَ ْد ِجئْ ٰن ُه ْم ِشُب ِك ٰت
َّ َب ف
Artinya : "dan Sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah kitab (Al Quran)
kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami;
menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-A'raf : 52)
Pendahuluan… lanjutan
• Al-Qur’an diturunkan dengan/dalam bahasa Arab yang memiliki kandungan
sastra sangat halus dan tinggi. Disamping itu, kandungan-kandungan yang
terdapat dalam Al-Qur'an bersifat umum (ijmaly). Karena itu, memahami Al-
Qur'an bukanlah pekerjaan yang sederhana. Demikian pula memahami Al-
Qur'an tidak diperkenankan dengan cara sederhana, misalnya ; merasa telah
dapat memahami Al-qur’an dengan bantuan terjemahnya sekalipun tidak
mengerti bahasa Arab. Padahal orang Arab sendiri banyak yang tidak
mengerti kandungan Al-Qur’an. Bahkan di antara para sahabat dan tabi’in
ada yang salah memahami Al-Qur’an karena tidak memiliki kemampuan
untuk memahaminya.
• Untuk dapat mengetahui/memahami kandungan Al-Qur’an dengan benar
diperlukan Ulumul Qur’an. Jadi makna penting Ulumul Qur'an adalah
sebagai kunci dalam rangka mempelajari al-Qur'an secara utuh sehingga
tidak terjebak pada simplifikasi kandungan al-qur'an
ARTI ULUMUL QURAN
Kata 'ulum jamak dari kata i`lmu. i`lmu berarti al-fahmu wal idraak (faham dan •
menguasai). Kemudian arti kata ini berubah menjadi permasalahan yang beraneka
ragam yang disusun secara ilmiah.
Secara etimologi, kata Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua •
kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata 'ulum sebagai bentuk jama’ (berarti banyak)
dari kata “ilmu” berarti ilmu-ilmu. Kata 'ulum yang disandarkan kepada kata Al-
Qur’an memberikan pengertian yaitu merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang
berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Qur’an
maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnaya.
Jadi, yang dimaksud dengan u`luumul qu`ran ialah ilmu yang membahas masalah-
masalah yang berhubungan dengan Al-Quran dari segi asbaab al-nuzuul (sebab-
sebab turunnya al-qur`an), pengumpulan dan penertiban Qur`an, pengetahuan
tentang surah-surah Mekah dan Madinah, An-Nasikh wal mansukh, Al-Muhkam wal
Mutasyaabih dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Qur`an.
ARTI ULUMUL QURAN… lanjutan
Terkadang ilmu ini dinamakan juga ushuul al-tafsir (dasar-dasar tafsir) •
karena yang dibahas berkaitan dengan beberapa masalah yang harus
diketahui oleh seorang Mufassir sebagai sandaran dalam menafsirkan
Qur`an. Dengan demikian, ilmu tafsir, ilmu qira’at, ilmu rasmil Qur’an,
ilmu I’jazil Qur’an, ilmu asbabun nuzul, dan ilmu-ilmu yang ada
kaitanya dengan Al-Qur’an menjadi bagian dari ulumul Qur’an.
ARTI ULUMUL QURAN… lanjutan
Sedangkan menurut terminologi terdapat berbagai definisi, antara lain :
Assuyuthi dalam kitab Itmam al-Dirayah mendefinisikan :
ّ علم يبحث فيه عن احوال الكتاب العزيز من جهة نزوله وسنده وادابه والفاظه ومعانيه المتعلقة باالحكام وغير
ذالك
“Ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari segi turunya, sanadnya, adabnya makna-
maknanya, baik yang berhubungan lafadz-lafadznya maupun yang berhubungan dengan hukum-
hukumnya, dan sebagainya”.
مباحث تتعلق بالقران الكريم من ناحية نزوله وترتيبه وجمعه وكابته وقراءته وتفسيره واعجازه وناسخه ومنسوخه ودفع الشبه
.عنه ونحو ذالك
“Beberapa pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an Al-Karim dari segi turunya, urutanya,
pengumpulanya, penulisanya, bacaanya, penafsiranya, kemu’jizatanya, nasikh mansukhnya,
penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, dan sebagainya”.
ARTI ULUMUL QURAN… lanjutan
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ulumul qur’an adalah ilmu yang
membahas hal-hal yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari aspek keberadaanya
sebagai Al-Qur’an maupun aspek pemahaman kandunganya sebagai pedoman dan
petunjuk bagi manusia atau ilmu-ilmu yang berhubungan dengan berbagai aspek yang
terkait dengan keperluan membahas al-Qur’an. Sebagian pokok-pokok pembahasan
ilmu al-Qur'an dapat ditinjau dari segi turunnya ayat, urut-urutan ayat, pengumpulan
ayat, penulisan ayat, pembacaan ayat, tafsir ayat, i'jaz, nasikh dan mansukh, atau
bantahan terhadap hal yang menyebabkan keraguan terhadap al-Qur'an.
Menurut az-Zaqrani, Ilmu al-Qur'an terdiri dari ilmu Auqat wa Mawathin an-Nuzul,
Asbabun-nuzul, Tawarikh an-Nuzul, Adabi Tilawat al-Qur'an, Tajwid al-Qur'an, Fawatih
as-Suwar, Qira'at al-Qur'an, Rasm al-Qur'an, Gharib al-Qur'an, I'rab al-Qur'an, Bada'i al-
Qur'an, Ma'rifatil Muhkam wa al-Mutasyabih, Naskh wa al-Mansukh, Tanasubi Ayat al-
Qur'an, Wujh wa an-Nazha'ir, Amsal al-Qur'an, Jidal al-Qur'an, Qasas al-Qur'an, Aqsam
al-Qur'an, I'jaz al-Qur'an, dan Tafsir al-Qur'an. Imam as-Suyuti memperluas ilmu al-
Qur'an degan ilmu alam, Handasah, kedokteran, dan lainnya.
RUANG LINGKUP DAN OBJEK
PEMBAHASAN ULUMUL QURAN
Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup
pembahasan yang luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu yang ada
kaitanya dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir
maupun ilmu-ilmu bahasa Arab, seperti ilmu balaghah dan ilmu I’rab al-
Qur’an. Disamping itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu yang tercakup di
dalamnya. Dalam kitab Al- Itqan, Assyuyuthi menguraikan sebanyak 80 cabang
ilmu. Dari tiap-tiap cabang terdapat beberapa macam cabang ilmu lagi.
Kemudian dia mengutip Abu Bakar Ibnu al_Araby yang mengatakan bahwa
ulumul qur’an terdiri dari 77450 ilmu. Hal ini didasarkan kepada jumlah kata
yang terdapat dalam al-qur’an dengan dikalikan empat. Sebab, setiap kata
dalam al-Qur’an mengandung makna Dzohir, batin, terbatas, dan tidak
terbatas. Perhitungan ini masih dilihat dari sudut mufrodatnya.
RUANG LINGKUP… lanjutan
Adapun jika dilihat dari sudut hubungan kalimat-kalimatnya, maka
jumlahnya menjadi tidak terhitung. Firman Allah :
Embrio awal ulumul quran pada masa ini berupa penafsiran ayat Al-
Quran langsung dari Rasulullah SAW kepada para sahabat, begitu pula
dengan antusiasime para sahabat dalam bertanya tentang makna suatu
ayat, menghafalkan dan mempelajari hukum-hukumnya.
Rasulullah SAW menafsirkan kepada sahabat beberapa ayat.
Dari Uqbah bin Amir ia berkata : "aku pernah mendengar Rasulullah
SAW berkata diatas mimbar, "dan siapkan untuk menghadapi mereka
kekuatan yang kamu sanggupi (Anfal : 60), ingatlah bahwa kekuatan
disini adalah memanah" (HR Muslim)
Ulumul Quran Pada Masa Rasulullah...
lanjutan
• Antusiasme sahabat dalam menghafal dan mempelajari Al-Quran.
Diriwayatkan dari Abu Abdurrrahman as-sulami, ia mengatakan : " mereka yang
membacakan qur'an kepada kami, seperti Ustman bin Affan dan Abdullah bin
Mas'ud serta yang lain menceritakan, bahwa mereka bila belajar dari Nabi sepuluh
ayat mereka tidak melanjutkannya, sebelum mengamalkan ilmu dan amal yang ada
didalamnya, mereka berkata 'kami mempelajari qur'an berikut ilmu dan amalnya
sekaligus.'"
• Larangan Rasulullah SAW untuk menulis selain qur'an, sebagai upaya menjaga
kemurnian AlQuran.
Dari Abu Saad al- Khudri, bahwa Rasulullah SAW berkata: Janganlah kamu tulis dari
aku; barang siapa menuliskan aku selain qur'an, hendaklah dihapus. Dan ceritakan
apa yang dariku, dan itu tiada halangan baginya, dan barang siapa sengaja berdusta
atas namaku, ia akan menempati tempatnya di api neraka."(HR Muslim)
Ulumul Quran Masa Khalifah
Pada masa khalifah, tahapan perkembangan awal (embrio) ulumul quran mulai
berkembang pesat, diantaranya dengan kebijakan-kebijakan para khalifah
sebagaimana berikut :
• Khalifah Abu Bakar :dengan Kebijakan Pengumpulan/Penulisan Al-Quran yg
pertama yang diprakarsai oleh Umar bin Khottob dan dipegang oleh Zaid bin Tsabit
• Kekhalifahan Usman Ra : dengan kebijakan menyatukan kaum muslimin pada satu
mushaf, dan hal itupun terlaksana. Mushaf itu disebut mushaf Imam. Salinan-
salinan mushaf ini juga dikirimkan ke beberapa propinsi. Penulisan mushaf
tersebut dinamakan ar-Rosmul 'Usmani yaitu dinisbahkan kepada Usman, dan ini
dianggap sebagai permulaan dari ilmu Rasmil Qur'an.
• kekalifahan Ali Ra :dengan kebijakan perintahnya kepada Abu 'aswad Ad-Du'ali
meletakkan kaidah-kaidah nahwu, cara pengucapan yang tepat dan baku dan
memberikan ketentuan harakat pada qur'an. Ini juga disebut sebagai permulaan
Ilmu I'rabil Qur'an.
Ulumul Quran Masa Sahabat & Tabi'in
Peranan Sahabat dalam Penafsiran Al-
Quran & Tokoh-tokohnya.
Para sahabat senantiasa melanjutkan usaha mereka dalam
menyampaikan makna-makna al-qur'an dan penafsiran ayat-ayat yang
berbeda diantara mereka, sesuai dengan kemampuan mereka yang
berbeda-beda dalam memahami dan karena adanya perbedaan lama
dan tidaknya mereka hidup bersama Rasulullah SAW, hal demikian
diteruskan oleh murid-murid mereka, yaitu para tabi'in.
Peranan Sahabat... lanjutan
Diantara para Mufasir yang termashur dari para sahabat adalah:
• Empat orang Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali)
• Ibnu Masud,
• Ibnu Abbas,
• Ubai bin Kaab,
• Zaid bin sabit,
• Abu Musa al-Asy'ari dan
• Abdullah bin Zubair.
Banyak riwayat mengenai tafsir yang diambil dari Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Masud
dan Ubai bin Kaab, dan apa yang diriwayatkan dari mereka tidak berarti merupakan sudah
tafsir Quran yang sempurna. Tetapi terbatas hanya pada makna beberapa ayat dengan
penafsiran apa yang masih samar dan penjelasan apa yang masih global.
Peranan Tabi'in dalam penafsiran Al-
Quran & Tokoh-tokohnya
Mengenai para tabi'in, diantara mereka ada satu kelompok terkenal yang mengambil
ilmu ini dari para sahabat disamping mereka sendiri bersungguh-sungguh atau
melakukan ijtihad dalam menafsirkan ayat. Yang terkenal di antara mereka, masing-
masing sebagai berikut :
Murid Ibnu Abbas di Mekah yang terkenal ialah, Sa'id bin Jubair, Mujahid, 'iKrimah
bekas sahaya (maula) Ibnu Abbas, Tawus bin kisan al Yamani dan 'Ata' bin abu Rabah.
Murid Ubai bin Kaab, di Madinah : Zaid bin Aslam, abul Aliyah, dan Muhammad bin
Ka'b al Qurazi.
Abdullah bin Masud di Iraq yang terkenal : 'Alqamah bin Qais, Masruq al Aswad bin
Yazid, 'Amir as Sya'bi, Hasan Al Basyri dan Qatadah bin Di'amah as Sadusi.
Dan yang diriwayatkan mereka itu semua meliputi ilmu tafsir, ilmu Gharibil Qur'an,
ilmu Asbabun Nuzul, ilmu Makki Wal madani dan imu Nasikh dan Mansukh, tetapi
semua ini tetap didasarkan pada riwayat dengan cara didiktekan.
Masa Pembukuan (Tadwin)
Perkembangan selanjutnya dalam ulumul quran adalah masa
pembukuan ulumul Quran, yang juga melewati beberapa perkembangan
sebagai berikut :
Pembukuan Tafsir Al-Quran menurut
riwayat dari Hadits, Sahabat & Tabi'in
Pada abad kedua hijri tiba masa pembukuan (tadwin) yang dumulai dengan
pembukuan hadist denga segala babnya yang bermacam-macam, dan itu juga
menyangkut hal yang berhubungan dengan tafsir. Maka sebagian ulama
membukukan tafsir Qur'an yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW dari para
sahabat atau dari para tabi'in.
Diantara mereka yang terkenal adalah, Yazid bin Harun as Sulami, (wafat 117
H), Syu'bah bin Hajjaj (wafat 160 H), Waqi' bin Jarrah (wafat 197 H), Sufyan bin
'uyainah (wafat 198 H), dan Aburrazaq bin Hammam (wafat 112 H).
Mereka semua adalah para ahli hadis. Sedang tafsir yang mereka susun
merupakan salah satu bagiannya. Namun tafsir mereka yang tertulis tidak ada
yang sampai ketangan kita.
Pembukuan Tafsir berdasarkan susunan
Ayat
Kemudian langkah mereka itu diikuti oleh para ulama'. Mereka
menyusun tafsir Qur'an yang lebih sempurna berdasarkan susunan ayat.
Dan yang terkenal diantaranya ada Ibn Jarir at Tabari (wafat 310 H).
Demikianlah tafsir pada mulanya dinukil (dipindahkan) melalui
penerimaan (dari muluit kemulut) dari riwayat, kemudian dibukukan
sebagai salah satu bagian hadis, selanjutnya ditulis secara bebas dan
mandiri. Maka berlangsunglah proses kelahiran at Tafsir bil Ma'sur
(berdasarkan riwayat), lalu diikuti oleh at Tafsir bir Ra'yi (berdasarkan
penalaran).
Munculnya Pembahasan Cabang-cabang
Ulumul Quran selain Tafsir
Ulama abad ke-3 Hijri
• Ali bin al Madini (wafat 234 H) guru Bukhari, menyusun
karangannya mengenai asbabun nuzul
• Abu 'Ubaid al Qasim bin Salam (wafat 224 H) menulis tentang
Nasikh Mansukh dan qira'at.
• Ibn Qutaibah (wafat 276 H) menyusun tentang problematika
Quran (musykilatul quran).
Lanjutan
Ulama Abad Ke-4 Hijri
• Muhammad bin Khalaf bin Marzaban (wafat 309 H) menyusun al- Hawi fa 'Ulumil Qur'an.
• Abu muhammad bin Qasim al Anbari (wafat 751 H) juga menulis tentang ilmu-ilmu qur'an.
• Abu Bakar As Sijistani (wafat 330 H) menyusun Garibul Qur'an.
• Muhammad bin Ali bin al-Adfawi (wafat 388 H) menyusun al Istigna' fi 'Ulumil Qur'an.
Ulama Abad Ke-5 dan setelahnya
• Abu Bakar al Baqalani (wafat 403 H) menyusun I'jazul Qur'an,
• Ali bin Ibrahim bin Sa'id al Hufi (wafat 430 H)menulis mengenai I'rabul Qur'an.
• Al Mawardi (wafat 450 H) menegenai tamsil-tamsil dalam Qur'an ('Amsalul Qur'an).
• Al Izz bin Abdussalam (wafat 660 H) tentang majaz dalam Qur'an.
Mulai pembukuan secara khusus Ulumul
Quran dengan mengumpulkan cabang-
cabangnya.
Pada masa sebelumnya, ilmu-ilmu al-quran dengan berbagai pembahasannya di tulis
secara khusus dan terserak, masing-masing dengan judul kitab tersendiri. Kemudian,
mulailah masa pengumpulan dan penulisan ilmu-ilmu tersebut dalam pembahasan
khusus yang lengkap, yang dikenal kemudian dengan Ulumul Qur'an. Di antara
ulama-ulama yang menyusun secara khusus ulumul quran adalah sebagai berikut :
• Ali bin Ibrohim Said (330 H) yang dikenal dengan al Hufi dianggap sebagai orang pertama yang
membukukan 'Ulumul Qur'an, ilmu-ilmu Qur'an.
• Ibnul Jauzi (wafat 597 H) mengikutinya dengan menulis sebuah kitab berjudul fununul Afnan fi
'Aja'ibi 'ulumil Qur'an.
• Badruddin az-Zarkasyi (wafat 794 H) menulis sebuah kitab lengkap dengan judul Al-Burhan fii
ulumilQur`an .
• Jalaluddin Al-Balqini (wafat 824 H) memberikan beberapa tambahan atas Al-Burhan di dalam
kitabnya Mawaaqi`ul u`luum min mawaaqi`innujuum.
• Jalaluddin As-Suyuti (wafat 911 H) juga kemudian menyusun sebuah kitab yang terkenal Al-Itqaan
fii u`luumil qur`an.
Ulumul Qur'an Masa Modern / Kontemporer
• Sebagaimana pada periode sebelumnya, perkembangan ulumul quran
pada masa kontemporer ini juga berlanjut seputar penulisan sebuah
metode atau cabang ilmu Al-Quran secara khusus dan terpisah,
sebagaimana ada pula yang kembali membali menyusun atau
menyatukan cabang-cabang ulumul quran dalam kitab tersendiri
dengan penulisan yang lebih sederhana dan sistematis dari kitab-kitab
klasik terdahulu.
Kitab yang terbit membahas khusus tentang cabang-cabang ilmu
Quran atau pembahasan khusus tentang metode penafsiran Al-
Quran di antaranya :
• Kitab i`jaazul quran yang ditulis oleh Musthafa Shadiq Ar-Rafi`i,
• Kitab At-Tashwirul fanni fiil qu`an dan masyaahidul qiyaamah fil qur`an
oleh Sayyid Qutb,
• Tarjamatul qur`an oleh syaikh Muhammad Musthafa Al-Maraghi yang
salah satu pembahasannya ditulis oleh Muhibuddin al-hatib,
• Masalatu tarjamatil qur`an Musthafa Sabri,
• An-naba`ul adziim oleh DR Muhammad Abdullah Daraz dan
• Muqaddimah tafsir Mahaasilu ta`wil oleh Jamaluddin Al-qasimi.
Kitab yang membahas secara umum ulumul quran dengan
sistematis, diantaranya :
• Syaikh Thahir Al-jazaairy menyusun sebuah kitab dengan judul At-tibyaan fii
u`luumil qur`an.
• Syaikh Muhammad Ali Salamah menulis pula Manhajul furqan fii u`luumil
qur`an yang berisi pembahasan yang sudah ditentukan untuk fakultas
ushuluddin di Mesir dengan spesialisasi da`wah dan bimbingan masyarakat
dan diikuti oleh muridnya,
• Muhammad Abdul a`dzim az-zarqani yang menyusun Manaahilul i`rfaan fii
u`lumil qur`an.
• Syaikh Ahmad Ali menulis muzakkiraat u`lumil qur`an yang disampaikan
kepada mahasiswanya di fakultas ushuluddin jurusan dakwah dan
bimbingan masyarakat.
• Kitab Mabaahitsu fii u`lumil qur`an oleh DR Subhi As-Shalih.