Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TADABUR QURANI

DALAM PEMBELAJARAN TAHFIZH AL-QUR’AN ( STUDI KASUS DI


PONDOK PESANTREN)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Al- Qur’an diartikan secara kata yaitu “ bacaan yang sempurna” yaitu
merupakan nama yang sangat tepat di pilih Allah Swt untuk kitab suci umat Islam.
Karena selama ribuan tahun sejak manusia mengenal baca dan tulis tidak satupun
yang sanggup menandingin Al-qur’an Al Karim baik dari segi kata maupun makna
yang terkandung dildalamnya.
Tiada bacaan yang menyerupain Al-Qur’an yang dibaca jutaan orang yang
tidak mengerti artinya dan tidak dapat menulis hurufnya, bahkan dapat dihafal huruf
demi hurum oleh orang dewasa, remaja, maupun anak-anak.
Tiada bacaan melebihin AL-Quran dalam perhatian yang dipelorehnya, bukan
hanya sejarahnya secara umum, tetapi ayat demi ayat, baik dari segi masa, musim,
dan saat turunnya, sampai kepada sebab-sebab serta waktu-waktu turunnya.1
Al- Qur’an adalah kalam Allah yang bernilai mukjizat yang ditutunkan kepada
penutup para nabi dan rasul dengan prantara Malaikat Jibril diriwayatkan kepada kita
dengan mutawatir dan yang membacanya terhitung sebagai ibadah dan tidak akan
ditolak kebenarannya. Kebenaran Al-Qur’an sudah mutlak dan tidak dapat diragukan
lagi sebagai pedoman bagi kebenaran dan keterpeliharaan kitab itu sendiri. Allah
SWT berfirman dalam Surah At-Takwir ayat 19-21, yaitu:

Artinya : Sesungguhnya Al Qur'aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa


oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai
kedudukan Tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy, yang ditaati di sana (di alam
malaikat) lagi dipercaya.2

1
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Tematik atas berbagai persoalan umat
(Bandung: Mizan Anggota IKAPI, 2001), h. 3
2
Miftah Habibie, Efektivitas sistem pembelajaran tahfidz Al-Quran Tangerang, (Skripsi S1
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah),
h.1
Yang di maksud dari surah At-Takwir ayat 19 sampai 21 itu bahwa Al-Qur’an
itu sungguh benar-benar kalam Allah Swt yang diturunkan melalui malaikat Jibril
untuk pedoman serta petunjuk bagi umat islam. Allah Swt adalah penguasa tertinggi
dari apapun juga, raja dari semua raja karena Allah Swt mempunyai kekuatan apa
yang tidak dimiliki semua makhluk tidak ada yang setara sama Allah Swt.
Kata Al-Qur’an secara bahasa, ialah: bacaan atauyang dibaca. Al-Qur‟an
adalah “mashdar” yang diartikan dengan arti isim maf’ul, yaitu ‘maqru = yang
dibaca.” Menurut istilah ahli agama („uruf syara’), ialah: “Nama bagi Kalamullah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang ditulis dalam mushaf”. Para
ahli ushul fiqih menetapkan bahwa Al-Qur’an adalah nama bagi keseluruhan Al-
Qur’an dan nama bagi sukusukunya. Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam
dan pedoman hidup bagi setiap muslim. Al-Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk
tentang hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia
dengan sesamanya, serta manusia dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran
Islam secara sempurna, diperlukan pemahaman terhadap kandungan Al-Qur’an dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh dan
konsisten.3
Kitab suci bagi umat Islam yang kekal yaitu Al-Qur’an,di dalamnya berisi
wahyu Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara
malaikat Jibril, dan siapa saja yang membacnya mendapat pahala ibadah dan tidak
dapat ditolak kebenarannya.4 Al-Qur’an adalah sebuah kitab yang diturunkan oleh
Tuhan kepada manusia sebagai sumber petunjuk utama orang yang berjiwa
berkebajikan, untuk membawa kabar gembira tentang penyelamatan dan kebahagian
kepada orang-orang shaleh dan peringatan tentang azab yang kekal bagi para pelaku
maksiat.5

3
Said Agil Husin Al Munawar, Al-Qur‟an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki (Jakarta:
Ciputat Press, 2002), h.3.
4
Ahsin W. Alhafidz, Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur‟an (Jakarta: Bumi Aksara, 1994),
h 1.
5
Faruq Sherif, Al-Qur‟an Menurut Al-Qur‟an (Jakarta: SerambiIlmu Pustaka, 2001), h. 59.
Dalam beberapa ayat Al-Qur‟an memperkenalkan dirinya sebagai al-kitab
(buku)6, al-dzikir (peringatan)7,hudan (petunjuk)8, al-Furqan (pembeda antara yang
baik dan yang buruk)9, mau‟idlah (nasehat)10.10
Keistimewaan dan Karakteristik Al-Qur‟an yaitu Kitab suci umat islam. yang
mengandung firman-firman Allah, yang diberikan kepada penutup para Rasul dan
Nabi- Nya, yaitu Muhammad Saw. Al-Qur’an seratus persen seluruhnya berasal dari
kalamuAllah Swt. baik secara pengucapan maupun makna. Diwahyukan oleh Allah
Swt. kepada Rasul dan Nabi-Nya Muhammad Saw. melalui wahyu al-jaliyy „wahyu
yang jelas‟. Yaitu, dengan turunnya malaikat utusan Allah Swt. Jibril a.s. untuk
menyampaikan wahyu-Nya kepada Rasulullah Saw. Allah menurunkannya secara
berangsur-angsur, sesuai dengan kejadian yang sedang terjadi. Sehingga ia menjadi
lebih melekat dalam hati, lebih dipahami oleh akal manusia, menuntaskan masalah-
masalah dengan ayat-ayat Allah Swt. memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan, juga untuk menguatkan hati Rasulullah Saw. dalam menghadapi cobaan
dan kesulitan yang dialami oleh beliau dan para sahabat.11
Diantara karakteristik Al-Qur’an lainnya adalah ia merupakankitab suci yang
terpeli hara keasliannya. Dan Allah Swt sendiri yang menjamin pemeliharaannya,
serta tidak membebankan hal itu kepada seorangpun.12 Membaca Al-Qur’an
merupakan pekerjaan yang utama yang mempunyai berbagai keistimewaan dan
keutamaan.1313 Termasuk keistimewaan terbesar Al-Qur‟an adalah menjadi satu-
satunya kitab suci yang dihafalkan oleh banyak manusia di dunia ini. Tak satupun
kitab suci yang dihafalkan bagian surat, kalimat, huruf dan bahkanharakatnya seperti
Al-Qur‟an. Ia diingat di dalam hati dan pikiran para penghafalnya. Ini dapat
dibuktikan sekaligus dimaklumi, karena Al-Qur‟an adalah kitab yang terjaga
bahasanya dan telah dijamin oleh Allah Swt. akan selalu dijaga dan dipelihara.1414
Firman Allah Swt QS. Al-Hijr: 9:

6
Al-Qur’an surah ke-2 ayat ke-2
7
Al-Qur’an Surah ke-15 ayat ke-6.
8
Al-Qur’an Surah ke-2 ayat ke – 185.
9
Al-Qur’an, Surah ke-10 ayat ke-57.
10
Al-Qur’an Surah ke-25 ayat ke -1
11
Yusuf Al-Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur‟an (Jakarta: Gema Insani, 1999),h. 25-26.
12
Ibid, h. 39.
13
Majid Khan, Praktikum Qira‟at (Jakarta: Amzah, 2007), h. 66.
14
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an, h. 3.
Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan
Sesungguhnya Kami benarbenar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9).

Ayat di atas merupakan jaminan dari Allah Swt. Bahwa Dia akan menjaga Al-
Qur’an. Salah satu bentuk realisasinya adalah Allah Swt. mempersiapkan manusia-
manusia pilihan yang akan menjadi penghafal Al-Qur’an dan penjaga kemurnian
kalimat serta bacaannya. Sehingga, jika ada musuh Islam yang berusaha mengubah
atau mengganti satu kalimat atau satu kata saja, pasti akan diketahui, sebelum semua
itu beredar secara luas di tengah masyarakat Islam.15
Rasulullah Saw sangat menganjurkan menghafal Al-Qur’an karena disamping
menjaga kelestariannya, menghafal ayat-ayatnya adalah pekerjaan yang terpuji dan
amal yang mulia. Rumah yang tidak ada orang yang membaca Al-Qur‟an di
dalamnya seperti kuburan atau rumah yang tidak ada berkatnya. Dalam shalat juga,
yang mengimami adalah diutamakan yang banyak membaca Al-Qur’an, bahkan yang
mati dalam perang pun, yang dimasukkan dua atau tiga orang ke dalam kuburan,
yang paling utama didahulukan adalah yang paling banyak menghafal Al-Qur’an.16
Sejak Al-Qur’an diturunkan hingga kini banyak orang yang menghafal Al-
Qur‟an. Dalam belajar menghafal Al-Qur’an tidak bisa disangkal lagi bahwa metode
mempunyai peranan penting, sehingga bisa membantu untuk menentukan
keberhasilan balajar Al- Qur’an. Jadi salah satu upaya untuk menjaga kelestarian Al-
Qur’an adalah dengan menghafalkannya, karena memelihara kesucian dengan
menghafalkannya adalahpekerjaan yang terpuji dan amal yang mulia, yang sangat
dianjurkan Rasulullah.
Begitu istimewahnya para penghafal Al-Qur’an, yang mendorong para umat
manusia menginginkan dirinya mampu untuk menghafal Al-Qur’an. Oleh karena itu
banyak lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pendidikan Agama Islam,
khususnya dalam pendidikan agama seperti Madrasah Diniyah, TPA, atau Pondok
Pesantren. Khusus untuk pembelajaran Al-Qur’an dari setiap masing-masing
lembaga tentu memiliki teknikteknik tertentu yang hendak diterapkan bagi murid-
muridnya atau santrinya, begitu pula dengan Pondok Pesantren -----------------yang
saya teliti. Berdasarkan penjajakan awal lapangan di Pondok Pesantren -------- itu
15
Nur Faizin Muhith, Semua Bisa Hafal Al-Qur‟an, (Banyuanyar Surakarta: alQudwah, 2013), h. 13.
16
Mukhlisoh Zawawie, P-M3 Al-Qur‟an Pedoman Membaca, Mendengar, dan Menghafal Al-
Qur‟an (Solo:Tinta Medina, 2011), h. 34.
sendiri harus memenuhi kriteria yang sudah ditentukan oleh pengasuh atau peraturan
pondok tersebut, karena di Pondok Pesantren -------- itu santrinya wajib menghafal
Al-Qur’an.
Dalam pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Pondok Pesantren -------
menggunakan Metode Tadabbur. Tadabbur adalah usaha memahami sesuatu, bahkan
sampai pada akhir atau sisi terjauh ataupun juga memahami sesuatu yang
ditimbulkan oleh obyek yang ditadabburi tersebut secara berulang-ulang.17 Tadabbur
berarti merenungkan, menghayati dan memikirkan. Maka Metode Tadabbur ialah
memahami, menghayati dan memikirkan setiap kata dan setiap ayat\ Al-Qur’an, dari
surah Al-Fatihah sampai surah An-Naas dengan memanfaatkan kecerdasan
hati/jantung dan otak.
Oleh karena itu, sebagus apapun susunan ayat-ayat Al-Qur’an dan sebesar
apapun mukjizat Al-Qur’an, tanpa mentadabburkan ayat-ayatnya, maka kita akan
sulit memahami dan menerima pesan-pesannya untuk diimplemintasikan dalam
kehidupan. Sedangkan iman kita pada Al-Qur’an tidak akan bermanfaat atau tidak
sah jika Al-Qur’an itu tidak diamalkan dalam kehidupan di dunia.
Maka atas dasar latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “PENGEMBANGAN MODEL
PEMBELAJARAN TADABUR QURANI DALAM PEMBELAJARAN
TAHFIZH AL-QUR’AN ( STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN---------)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang melatarbelakangin model pembelajaran tadabur qurani dalam
pembelajaran tahfizh Al-Qur’an di pondok pesantren---------?
2. Bagaimana pengembangan model pembelajaran tadabur qurani dalam
pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an di pondok pesantren-------?
3. Apa sajakah faktor pendukung dan penghabat dalam kegiatan model
pembelajaran tadabur qurani dalam pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an di
pondok pesantren-------?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui latarbelakang adanya model pembelajaran tadabur
qurani dalam pembelajaran tahfizh Al-Qur’an di pondok pesantren---------

17
Husai Ibn Muhammad al-Damighany, Qamus Al-Qur,an (Bairut: Dar al-„Ilmi al-Malayin, 1983),h.
172.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan model pembelajaran tadabur
qurani dalam pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an di pondok pesantren-------
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat model pembelajaran
tadabur qurani dalam pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an di pondok
pesantren-------

D. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian dengan pendekatan
kualitatif, yang memiliki karakteristik alami sebagai sumber data langsung,
deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, analisis dalam penelitian
kualitatif cenderung dilakukan secara analisainduktif dan makna merupakan
hal yang esensial.18
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah R&D/Research
and Development. Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa
Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
2. Lokasi penelitian
3. Sember data penelitian
Sumber utama dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah tambahan, seperti dokumen dan lainnya. Sumber data dalam
penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Maka yang
menjadi sumber data adalah sebagai berikut. a. Informan yang meliputi kepala
yayasan Pondok Pesantren---, para guru, dan santri-santrinya, b. Dokumen data
sekolah yang meliputi, gambaran umum lokasi penelitian dan bahan-bahan lain
yang berkaitan dengan penelitian.
4. Teknik pengumpulan data
Teknik untuk mengumpulkan data pada penelitian ini meliputi
wawancara, observasi, dan komunikasi. Sebab bagi peneliti kualitatif
fenomena dapat dimengerti maknanya secara baik, apabila dilakukan
interaksi dengan subyek melalui wawancara mendalam dan diobservasi pada
latar, dimana fenomena tersebut berlangsung dan disamping itu untuk

18
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3.
melengkapi data, diperlukan dokumentasi (tentang bahan-bahan yang ditulis
oleh atau tentang subyek).
5. Teknik analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam katagori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data yang
digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian pengembangan yaitu kualitatif,
sedangkan perhitungan rata-rata hasil angket serta dari hasil evaluasi/tes santri yaitu
kuantitatif.

E. Lokasi dan Sampel penelitian


BAB II
TADABBUR ALQURAN DALAM PEMBELAJARAN TAHFIZH DI
PESANTREN
A. Tadabbur Al-Quran
1. Pengertian tadabbur
Ibn Faris berpendapat secara terminologi, kata tadabbur berasal dari
tiga huruf inti, yaitu dal, ba’, dan Ra’. Fi’il Thulathi Mujarrad –nya adalah
‫ دبر‬memiliki pengerian ‫يئ‬TT‫ر الش‬TT‫ آخ‬bermakna “akhir sesuatu”19. Sebagaimana
disebutkan dalam al-Quran surah Qa f: 40

‫ومن اللیل فسبحه وأدبار السجود‬


Dan bertasbihlah kepada-Nya pada malam hari dan setiap selesai salat
Kata-kata ‫جود‬TT‫ار الس‬TT‫ أدب‬di atas bermakna ‫لوات‬TT‫ر الص‬TT‫ أواخ‬artinya akhir salat202
Sedang tadabbur menurut Ibn Mandzu>r dalam kitab lisan al-arab bermakna
‫ر في عاقبته‬TT‫ نظ‬yang mempunyai arti bahasa, “ melihat akhir atau kesudahan
sesuatu ”3. Pendapat Ibn Mandzu>r sejalan dengan pendapat al- Zuja>j yang
mengartikan ‫ النظر في عاقبة الشيئ‬yakni melihat akhir atau kesudahan sesuatu.
Al-Jurja>ny> menambahkan pengertian tadabbur, bahwa ia adalah:
‫عبارة عن النظر في عواقب األمور وھو قريب من التفكر إال أن التفكر تصرف القلب بالنظر في‬
4 ‫ في العواقب‬$‫الدلیل والتدبر تصرفه بالنظر‬

B.

19
Ibn Mandhur, Lisan al-Arab, Vol IV (Beirut: Dar S{adir, t.t), h. 268.
20
Raghib al-Asfahani, al-Mufradat fi Gharib al-Quran, (Beirut: dar al-ma’rifah, t.t.), h. 219.

Anda mungkin juga menyukai