Anda di halaman 1dari 19

1

MODUL PERKULIAHAN

U002100001
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
Al-QUR’AN DAN SUNNAH
Dosen :

Abstrak Sub-CPMK

Pada pertemuan ini akan Memahami dengan baik tentang


dijelaskan mengenai pengertian, kharakteristik, kandungan
pengertian Al-Qur’an, dan sejarah turunnya Al-Qur’an
kharakteristik, kandungan
dan sejarah turunnya Al-
Qur’an, pengertian Sunnah,
macam-macam Sunnah,
kedudukan sunnah sebagai
hujjah

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

03
Tim MKCU Pendidikan Agama Islam
Al-Qur’an dan Sunnah
Latar Belakang

Al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan pedoman hidup manusia yang mana


manusia harus berpegang teguh pada keduanya supaya selamat dunia dan akhirat. Al-
Qur’an sebagai pembina manusia guna mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba
Allah dan khalifah di muka bumi ini. Manusia yang dibina adalah makhluk yang memiliki
unsur-unsur jasmani dan akal juga jiwa. Pembinaan akal menghasilkan ilmu, pembinaan
jiwa mengahasilkan kesucian dan etika, sedangkan pembinaan jasmani menghasilkan
keterampilan. Dengan pembinaan tersebut akan tercipta makhluk yang seimbang dalam
hal dunia maupun akhirat, ilmu dan iman.
Al-Qur'an adalah kitab suci agama Islam. Umat islam percaya bahwa Al-Qur'an
merupakan puncak dan penutup Wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan
bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui
perantara Malaikat Jibril. Dan sebagai Wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW,
sebagaimana terdapat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Al-Qur'an merupakan salah satu
kitab yang mempunyai sejarah panjang yang dimiliki oleh umat Islam dan sampai
sekarang masih terjaga keasliannya. Al-Qur'an dalam pengumpulannya mempunyai dua
tahap yaitu tahap petama pengumpulan Al-qur'an dalam arti menghafal Al-Qur'an pada
masa Nabi, tahap kedua dalam arti penulisan Al-Qur'an, hal ini dinamakan penghafalan
dan pembukuan Al-Qur'an.
Dan Al-Qur'an juga memiliki multi fungsi dan selalu mempunyai hubungan
yang pasti dalam fenomena-fenomena kehidupan, hal ini diantaranya mukjizat, akidah,
ibadah, mu'amalah, akhlak, hukum, sejarah, dan dasar-dasar sains. Untuk itulah materi
ini: sangat penting untuk dipelajari, karena sangat disayangkan jika umat Islam tidak tahu
apa itu Al- Qur'an tersebut. Hal inilah penulis berkeinginan membahas tentang Al-quran.
Al-Qur’an diturunkan Allah kepada manusia untuk dibaca dan diamalkan. Ia
telah terbukti menjadi pelita agung dalam memimpin manusia mengurangi perjalanan
hidupnya. Tanpa membaca manusia tidak akan mengerti akan isinya dan tanpa
mengamalkannya manusia tidak akan dapat merasakan kebaikan dan keutamaan
petunjuk Allah dalam Al-Qur’an.
Di era globalisasi ini, banyak sekali pergeseran nilai dalam kehidupan
masyarakat dikarenakan para generasi kita masih banyak yang belum mampu untuk
membaca Al-Qur’an secara baik apalagi memahaminya. Oleh karena itu, sebagai orang
tua harus mengusahakan sedini mungkin untuk mendidik dan membiasakan membaca Al-

2021 Pendidikan Agama Islam


2 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Qur’an. Dengan membaca Al-Qur’an atau mendengarkan bacaan AlQur’an dengan
mengambil hikmah serta meresapi isinya niscaya akan mendapat petunjuk dari Allah swt,
serta menenangkan hati. Itulah yang dinamakan rahmat dari Allah SWT. (Muhammad
Thalib, 2005:11)

AL-QUR’AN

Sejarah Isi Hikmah


Pengertian Karakteristik Al-
Turunnya Al- Kandungan diturunkanny
AL-Qur’an Qur’an
Qur’an Al-Quran a Al-Qur’an

A. ALQUR’AN
Pengertian Al-Qur’an
Secara etimologis, kata Al-Qur'an mengandung arti bacaan atau yang dibaca.
Lafal Al-Qur'an berbentuk isim mashdar dengan makna “isim maf’ul”. Lafal Al-Qur'an
dengan arti bacaan, misalnya terdapat firman Allah, QS. Al-Qiyaamah (75): 16-18 :

‫ فَ ِإ َذا قَ َر ۡأ ٰنَ هُ فَ ٱتَّبِ ۡع‬١٧ ‫ ِإ َّن َعلَ ۡينَ ا َجمۡ َعهُۥ َوقُ ۡر َءانَهُۥ‬١٦ ٓ‫ك لِتَ ۡع َج َل بِ ِهۦ‬
َ َ‫اَل تُ َح ر ِّۡك ِب ِهۦ لِ َس ان‬
١٨ ‫قُ ۡر َءانَهُۥ‬
16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-
cepat (menguasai)nya. 17. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya
(di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. 18. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.

Kemudian dipakai kata "Al-Qur'an" untuk Al-Qur'an yang dikenal sekarang ini. Kata
"Al-Qur'an digunakan dalam arti sebagai nama kitab suci yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Bila dilafazkan dengan menggunakan alif-lam berarti keseluruhan yang
dimaksud dengan Qur'an, sebagimana firman Allah dalam QS. al-Isra’(17):9:

2021 Pendidikan Agama Islam


3 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
ۡ‫ت َأ َّن لَهُم‬ َّ ٰ ‫ون ٱ‬
ِ ‫لص لِ ٰ َح‬ َ ِ‫ان يَ ۡه ِدي لِلَّتِي ِه َي َأ ۡق َو ُم َويُبَ ِّش ُر ٱ ۡل ُم ۡؤ ِمن‬
َ ‫ين ٱلَّ ِذ‬
َ ُ‫ين يَ ۡع َمل‬ َ ‫ِإ َّن ٰهَ َذا ٱ ۡلقُ ۡر َء‬
٩ ‫يرا‬ ٗ ِ‫َأ ۡج ٗرا َكب‬
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan
memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu´min yang mengerjakan amal saleh
bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”

Secara terminologis, definisi Al-Qur'an, yaitu sebagai berikut:

a. Menurut al-Zarqani, Al-Qur'an adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi


Muhammad SAW, dari permulaan surah al-Faatihah sampai akhir surah an-Naas.
b. Menurut Dr. Sulaiman Abdullah, Al-Qur'an adalah kalamullah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab, riwayatnya mutawatir. Oleh
karena itu, terjemahan Al-Qur'an tidak disebut Al-Qur'an dan orang yang
mengingkarinya baik secara keseluruhan maupun bagian rinciannya, dipandang
kafir. Adapun yang merupakan sendi fundamental dan rujukan pertama bagi
semua dalil dan hukum syariat, merupakan Undang-Undang Dasar, sumber dari
segala sumber dan dasar dari semua dasar.

c. Menurut Manna al-Qathan, Al-Qur'an adalah dasar agama dan sumber tasyri,
sebagai hujah (dalil) Allah yang cocok sepanjang zaman, yang disampaikan oleh
Rasulullah SAW kepada umatnya untuk diikuti perintahnya.

d. Menurut Suparman Usman, Al-Qur'an adalah kalamullah (firman Allah) yang


mengandung mukjizat diturunkan kepada Rasulullah SAW, dalam bahasa Arab,
yang diriwayatkan secara mutawatir, terdapat dalam mushaf, dan membacanya
merupakan ibadah yang dimulai dari surah al-Faatihah dan diakhiri dengan surah
an-Naas.

e. Menurut Bakri Syaikh Muhammad, Al-Qur'an adalah firman Allah yang diturunkan
kepada penutup para Nabi dan Rasul melalui perantaraan Al-Amin, Malaikat Jibril
AS, yang termaktub dalam mushaf-mushaf yang disimpan (dihapal) dalam dada,
yang diriwayatkan kepada kita secara mutawatir dan membacanya dianggap
ibadah, yang dimulai dengan surah al-Faatihah dan ditutup dengan surah an-
Naas."

2021 Pendidikan Agama Islam


4 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
f. Menurut Safi Hasan Abu Talib, sebagaimana dikutip oleh Romli SA, Al-Qur'an
adalah wahyu yang diturunkan dalam bahasa Arab dan maknanya dari Allah SWT,
melalui wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, ia merupakan
dasar dan sumber utama bagi syariat." (Mardani, 2019:77)

Dalam hubungan ini Allah sendiri menegaskan dalam firman-Nya dalam


QS. Yusuf (12): 2:

َ ُ‫نز ۡل ٰنَهُ قُ ۡر ٰ َءنًا َع َربِ ٗيّا لَّ َعلَّ ُكمۡ تَ ۡعقِل‬


٢ ‫ون‬ َ ‫ِإنَّٓا َأ‬

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab,


agar kamu memahaminya.”

Kharakteristik Al-Qur’an
Dari beberapa definisi Al-Qur'an di atas, jelaslah bahwa Al-Qur'an mempunyai ciri
ciri khas dan keistimewaan sebagai berikut:
1. Lafadz dan maknanya datang dari Allah dan disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dengan jalan wahyu. Nabi tidak boleh
mengubah baik kalimat maupun pengertian nya selain dari menyampaikan
seperti apa yang diterimanya. Oleh karena itu, tidak boleh meriwayatkan Al-
Qur'an dengan makna, dan dengan demikian maka Al-Qur'an berbeda dengan
hadis baik hadis Qudshi maupun Hadis Nabawi, karena keduanya merupakan
ungkapan kalimat dari Nabi dan merupakan perkataan Nabi yang
diungkapkannya dari makna yang diilhamkan Allah atau yang di wahyukan
Allah kepadanya. Jadi dari segi ini tak berbeda antara Hadis Qudshi dan
Nabawi. Perbedaannya terletak pada bahwa Hadis Qudshi disampaikan Rasul
dengan menjelaskannya bahwa itu dari Allah, sedang Hadis Nabawi ialah yang
keluar dari lidah Nabi tanpa menghubungkannya dengan Allah.
Demikian juga halnya denga tafsir Al-Qur'an sekalipun berbahasa Arab,
tidak boleh dinamakan sebagai Al-Qur'an, karena kalimat- kalimat tafsir
sekalipun sesuai lafadz dan maknanya dengan Al-Qur'an merupakan kreasi
para ahli tafsir, bukan kalam Allah yang maha agung.

2. Bahwa Al-Qur'an diturunkan dengan lafadz dan gaya bahasa Arab (QS. Az-
Zukhruf/43: 3).

2021 Pendidikan Agama Islam


5 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
َ ُ‫ِإنَّا َج َع ۡل ٰنَهُ قُ ۡر ٰ َءنًا َع َربِ ٗيّا لَّ َعلَّ ُكمۡ تَ ۡعقِل‬
٣ ‫ون‬
“Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu
memahami(nya).”
3. Bahwa Al-Qur'an disampaikan diterima dengan jalur tawattur yang
menimbulkan keyakinan dan kepastian tentang kebenarannya. Adapun yang
dihafal dalam hati, dibukukan dalam mushaf dan disebarkan ke seluruh negeri
Islam bertubi-tubi, tanpa berbeda dan diragukan di dalamnya, baik ayat
maupun susunannya. (QS. Al-Hijr/15:9)

َ ُ‫ِإنَّا نَ ۡح ُن نَ َّز ۡلنَا ٱل ِّذ ۡك َر َوِإنَّا لَهُۥ لَ ٰ َحفِظ‬


٩ ‫ون‬
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya.”

Sejarah Turunnya Al-Qur’an


Al-Quran adalah sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan utama. Menurut
keyakinan umat Islam yang diakui kebenarannya oleh penelitian ilmiah, al-Quran adalah
kitab suci yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang
disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit
demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekkah kemudian di
Medinah. Tujuannya, untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam
hidup dan kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia ini dan kebahagiaan di akhirat
kelak. (Mohammad Daud Ali, 2018 )
Al Qur'an mulai dirurunkan di Mekkah, tepatnya di Gua Hiro pada tahun 6 M, dan
berakhir di Madinah pada tahun 633 M., dalam jarak waktu kurang lebih 23 tahun
beberapa bulan.Wahyu Ilahi yang diturunkan sebelumn hijrah disebut ayat Makiyah yang
merupakan 19/30 dari Al-Qur'an. Surah dan ayat-ayatnya pendek-pendek dan gaya
bahasanya singkat-padat (ijaz), karena sasaran yang pertama dan utama pada periode
Mekkah ini adalah Arab asli (suku Quraisy dan suku-suku Arab lainnya) yang sudah tentu
mereka paham benar akan bahasa Arab. Mengenai isi surat/ayat pada umumnya berupa
ajaran/seruan bertauhid yang murni (pure monoteisme) atau Ketuhanan yang Maha Esa
secara murni dan juga tentang pembinaan mental dan akhlak.
Adapun ayat Al-Qur'an yang diturunkan sesudah hijrah disebut surah/ayat
Madaniyah yang merupakan 11/30 dari Al-Qur'an. Surah dan ayat-ayatnya yang panjang
dan gaya bahasanya panjang lebar dan lebih jelas (ithnab), karena sasarannya bukan
hanya orang-orang Arab asli, melninkan juga non-Arab dari berbagai bangsa yang telah

2021 Pendidikan Agama Islam


6 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
mulai banyak masuk Islam dan sudah tentu mereka kurang/belum menguasai bahasa
Arab. Mengenai isi surat-surat/ayat Madaniyah pada umumnya berupa norma-norma
hukum untuk pembentukan dan pembinaan suatu masyarakat/umat Islam dan negara
yang adil dan makmur yang diridha'i oleh Allah SWT (Baldatun Thayyibatun wa Robbun
Ghafur).Al-Qur'an mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad pada malam Qadar tanggal
17 Ramadhan pada waktu Nabi telah berusia 40 Tahun bertepatan denan 6 Agustus 610
M. Ayat yang pertama turun adalah al-‘Alaq(96) 1-5.
Ayat-ayat yang permulaan turun ini menunjukan bahwa Al-Qur'an mengajak
manusia untuk menguasai ilmu pengetahuan. Tema pembahasannya pun ilmu
pengetahuan, dan apa yang dibawanya dasar ilmu pengetahuan. Allah mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya.
Menurut menurut Mohd. Idris Ramulyo, ayat yang terakhir turun adalah QS. al-
Maa'idah (5): 3. Turunnya ayat ini pada waktu Rasulullah SAW di padang Arafah pada
hajjul wada’ (haji perpisahan), yang tidak lama kemudian Rasulullah SAW wafat. Dengan
sempurnanya turunnya Al-Qur’an itu, maka menjadi lengkaplah syariat Islam. (Mardani,
2019:84)

Hikmah Diturunkannya Al-Qur’an


Al-Qur'an diturunkan oleh Allah SWT dengan tiga tahap. Pertama ke Lauhil
Mahfudz; kedua ke Baitul Izzah dan ketiga atau tahap terakhir ke bumi. Mengenai
bagaimana cara dan kapan penurunan Al-Qur'an pada tahap pertama tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Allah SWT dan yang diberi ilmu kegaiban oleh-Nya. Pada tahap
pertama Al-Qur'an diturunkan sekaligus atau tidak terpisah-pisah.
Hikmah penurunan Al-Qur'an ke Lauhil Mahfuzh, antara lain:
1. Kembali kepada hikmahnya yang umum yang berkaitan dengan wujud Lauhil
Mahfuzh itu sendiri, bahwa ia merupakan catatan yang menyeluruh mengenai
segala ketentuan Allah, baik yang telah dan akan terjadi di alam maujud. Ia
merupakan bukti nyata dan petunjuk atas keagungan, ilmu, iradat, dan
keluasan kekuasaan Allah. Meyakini hal ini akan mendorong semakin mantap
dan teguhnya iman seseorang kepada Allah, membangkitkan ketenangan
dalam dirinya dan menimbulkan rasa positif terhadap setiap apa yang telah
diberikan oleh Allah kepada makhluk-Nya, baik yang menyangkut hidayah,
syariat, kitab-kitab-Nya maupun semua ketentuan untuk hamba-hamba-Nya,
sehingga dengan begitu ia memiliki sikap hidup yang baik, baik waktu susah
maupun pada waktu senang.

2021 Pendidikan Agama Islam


7 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Mengimani Lauhil Mahfuzh berikut segala yang tercatat di sana akan
berpengaruh positif terhadap konsistensi seorang mukmin untuk selalu
berusaha ke arah yang baik, mengerjakan ketaatan, menjauhi murka dan
perbuatan yang mendurhakai Allah, karena ia yakin dan sadar bahwa
semuanya itu tercatat di sisi-Nya, dalam Lauh-Nya, sebagaimana firman-Nya
dalam QS. al-Qamar (54):53:

٥٣ ‫ير ُّم ۡستَطَ ٌر‬


ٖ ِ‫ير َو َكب‬ َ ُّ‫َو ُكل‬
ٖ ‫ص ِغ‬
53. Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis.

Penurunan tahap berikutnya adalah dari Lauhil Mahfuzh ke Baitul Izzah di


langit dunia, dengan sekaligus. Dalil Al-Qur'an yang menjelaskan penurunan
tahap ini menurut Zarqani adalah: QS. adh-Dhuhan: 2, QS. al-Qadr: 1 dan QS.
al-Baqarah (2): 185. Az-Zarqani agak berbeda dengan ulama lain yang
menggunakan ayat-ayat di atas, dalam penerapannya sebagai dalil turunnya Al-
Qur'an. Umumnya ulama menggunakan ketiga ayat di atas, justru sebagi dalil-
dalil turunya Al-Qur'an ke bumi (al-'Alaq: 1-5 ), sedangkan Zarqani mengunakan
semuanya sebagai dalil turunnya Al-Qur'an ke Baitul Izzah, dengan
argumentasi sebagai berikut:
Bahwa ayat-ayat di atas menegaskan bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam
waktu satu malam, bukan dalam sejumlah malam. Kata Lailatun, baik dalam
QS. Adh-Dhuhan maupun dalam QS. al-Qadr sangat menunjukan arti demikian,
yakni Al-Qur'an turun pada satu malam. Padahal Al-Qur'an turun kepada Nabi
bukan dalam satu malam, tetapi pada 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Dengan
demikian, haruslah dipahami bahwa ayat-ayat tersebut bukanlah sebagai dalil
turunnya Al-Qur'an kepada Nabi, tetapi turunnya Al-Qur'an di tempat lain, yaitu
Baltul Izzah.
Hadis yang diriwayatkan oleh al-Hakim, berasal dari Ibnu Abbas r.a.,
Rasulullah SAW bersabda: "Al-Qur'an diturunkan dengan sekaligus ke langit
dunia pada malam al-Qadr, kemudian semudah ini diturunkan (ke bumi) dalam
waktu dua puluh tahum". (HR. al-Hakim).
Hikmah diturunkannya Al-Qur'an secara berangsur-angsur dalam 10 tahun
di Madinah, yaitu sebagai berikut:
1. Agar lebih mudah dimengerti dan dilaksanakan Orang akan enggan
melaksanakan suruhan dan larangan, sekiranya suruhan dan larangan itu

2021 Pendidikan Agama Islam


8 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
diturunkan sekaligus banyak. Hal ini disebutkan oleh Bukhari dari riwayat
Aisyah.
2. Di antara ayat-ayat itu ada yang nasikh dan mansukh, sesuai dengan
kemaslahatan. Ini tidak dapat dilakukan sekiranya Al-Qur'an diturunkan
sekaligus, (ini menurut pendapat yang mengatakan adanya nasikh dan
mansukh).
3. Turunnya suatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan
lebih mengesankan dan akan lebih berpengaruh di hati.
4. Memudahkan penghapalan, dan menguatkan hati. Orang-orang musyrik
yang telah menanyakan mengapa Al-Qur'an tidak diturunkan sekaligus,
sebagaimana tersebut dalam QS. al-Furqaan (25): 32:
ۚ
َ ِ‫ان جُمۡ لَ ٗة ٰ َو ِح َد ٗة َك ٰ َذل‬
َ ‫ك لِنُثَب‬
‫ِّت بِ ِه‬ ُ ‫ُوا لَ ۡواَل نُ ِّز َل َعلَ ۡي ِه ۡٱلقُ ۡر َء‬
ْ ‫ين َكفَر‬َ ‫ال ٱلَّ ِذ‬ َ َ‫َوق‬
٣٢ ‫ك َو َرتَّ ۡل ٰنَهُ تَ ۡرتِياٗل‬
َ ۖ ‫فَُؤ ا َد‬
32. Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat
hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).
5. Di antara ayat-ayat ada yang merupakan jawaban dari pertanyaan atau
penolakan suatu pendapat atau perbuatan, sebagaimana di katakan oleh
Ibnu Abbas r.a. Hal ini tidak dapat terlaksana kalau Al-Qur'an diturunkan
sekaligus.

Renungan Al-Qur’an

Kalau saja Allah tidak menguatkan Musa Alahisalam, niscaya beliau tidak
sanggup mendengar Kalam Allah; sebagaimana gunung tidak sanggup
menahan munculnya cahaya Allah hingga hancur. Pembaca AlI-Qur'an
seyogyanya mengagungkan Allah di dalam hatinya di waktu membacanya,
seakan-akan Allah berbicara kepadanya dengan kalam itu.

(Imam Al Ghazali, Ihya Ulumuddin)

Isi Kandungan Al-Qur’an


1. Tauhid (doktirn tentang kepercayaan Ketuhanan Yang Maha Esa).
Sekali pun Adam sebagai manusia pertama dan Nabi pertama adalah
seorang monoteisme/muwahhid (percaya kepada keesaan Tuhan) dan

2021 Pendidikan Agama Islam


9 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
mengajarkan tauhid kepada keturunannya/umatnya, namun kenyataan tidak
sedikit manusia keturunannya itu yang menyimpang dari ajaran tauhid. Mereka
ada yang menyembah api, matahari, dewa-dewa dan sebagainya. Untuk
meluruskan kepercayaan mereka yang telah menyimpang dari Allah itu dan
untuk membimbing mereka ke arah yang lurus yang diridhai oleh Allah, maka
diutuslah para Nabi/Rasul secara silih berganti.
2. Janji dan Ancaman Allah
Allah menjanjikan kepada setiap orang yang beriman dan selalu mengikuti
semua petunjuknya akan mendapatkan kebahagiaan hidupnya di dunia
maupun di akhirat, dan akan dijadikan khalifah (penguasa) di muka bumi ini.
Sebaliknya Allah akan mengancam kepada siapa saja yang ingkarmkepada-
Nya dan memusuhi Nabi/Rasul-Nya serta melanggar perintah-perintah dan
larangan-larangan-Nya, akan mendapatkan kesengsaraan hidupnya baik di
dunia maupun di akhirat.
3. Ibadah
Tujuan hidup manusia di dunia adalah beribadah kepada Allah SWT, QS.
Ad-Dzaariyaat (51):56.
4. Jalan mencapai kebahagiaan
Jalan dan Cara Mencapai Kebahagiaan setiap manusia yang beriman pasti
bercita-cita ingin mendapatkan kebahagiaan hidupnya di dunia maupun di
akhirat. Allah SWT dalam Al-Qur'an telah memberikan petunjuk-Nya bahwa
manusia harus menempuh jalan yang lurus-jalan yang diridha'i oleh Allah SWT,
dengan cara menghayati dan mematuhi segala aturan agama yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

5. Cerita-Cerita/Sejarah Sejarah Umat Manusia Sebelum Nabi Muhammad


SAW.
Di dalam Al-Qur'an terdapat cerita-cerita tentang para Nabi dan Rasul
beseta umatnya masing-masing. Cerita-cerita tersebut diungkapkan oleh Al-
Qur'an dengan tujuan sebagai berikut:
a. Agar dijadikan pelajaran oleh umat Muhammad SAW bagaimana nasib orang
yang taat kepada Allah dan bagaimana nasib umat yang ingkar kepada-Nya.
b. Sebagai hiburan bagi Nabi Muhammad SAW dan para sahabat beliau, agar
Nabi dan sahabat-sahabatnya tetap berteguh hati/ tidak berkecil hati dalam
menghadapi segala macam hambatan dan tantangan dalam menjalankan
dakwah Islamiah.

2021 Pendidikan Agama Islam


10 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
SUNNAH

Kedudukan Fungsi Macam-Macam


Pengertian Sunnah/Hadis dan
Sunnah sebagai Sunnah/ sejarah
sunnah Hujjah
Hadis pembukuannya

B. SUNNAH
Pengertian Sunnah
Secara etimologi, al-Sunnah yaitu cara atau jalan yang terpuji ataupun tercela.
Secara terminologi, al-Sunnah adalah sebagai berikut:
a. Menurut Prof. Dr. Suparman Usman, al-Sunnah adalah perkataan, perbuatan, dan
penetapan (qauliyah, fi'liyah dan taqririyah) Nabi Muhammad SAW, merupakan
penjelas (bayan) terhadap Al-Qur'an.
b. Menurut Imam Subki dalam kitab Matan Jami' al-Jawani, sebagaimana dikutip oleh
Romli SA, al-Sunnah adalah segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi
Muhammas SAW.
c. Menurut Abdul Wahab Khalaf, sebagaimana dikutip oleh Romli SA, al-Sunnah adalah
sesuatu yang bersumber dari Rasulullah SAW baik berupa perkataan, perbuatan dan
ketetapan. (Mardani, 2017:127)

Kedudukan Sunnah sebagai Hujjah


Argumentasi tentang kedudukan sunnah sebagai hujah didasarkan pada beberapa
ayat Al-Qur'an, As-Sunnah, Ijma' sahabat dan logika. Dalil tersebut sebagai berikut:

2021 Pendidikan Agama Islam


11 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1. Di dalam Al-Qur'an banyak sekali ayat yang memerintahkan kaum Muslimin untuk
mentaati Rasul, antara lain:
a. QS. Ali Imran (3); 32:

َ ‫ُوا ٱهَّلل َ َوٱل َّرسُو ۖ َل فَِإن تَ َولَّ ۡو ْا فَِإ َّن ٱهَّلل َ اَل ي ُِحبُّ ۡٱل ٰ َكفِ ِر‬
٣٢ ‫ين‬ ْ ‫قُ ۡل َأ ِطيع‬
32. Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir"
2. Di antara beberapa hadits Rasulullah yang memerintahkan kepada kaum muslimin
agar selalu berpegang teguh kepada sunnahnya, adalah riwayat Imam Ahmad dari
Abi Najih al-Irbadh bin Sariyah r.a., yang menceritakan bahwa Rasulullah
memberikan nasihat kepada kita dengan suatu nasihat yang menggetarkan hati
dan mencucurkan air mata. Lalu kami bertanya kepada beliau “Hai Rasulullah,
tampaknya nasihat ini nasihat (pamitan) terakhir Lalu Rasulullah menasihati kita,
sabdanya: "Aku manasehatkan kepadamu agar kamu hanya takwa kepada Allah,
taat dan patuh, biarpun seorang hamba sahaya memerintahkan kamu. Sungguh
orang hidup lama (berumur panjang) di antara kamu nanti, bakal mengetahui
adanya pertentangan-pertentangan yang hebat. Oleh karena itu hendaklah kamu
berpegang teguh pada sunnahku, Sunnah khulafaurrasyidin yang mendapat
petunjuk. Gigitlah sunnah dengan taringmu. Jauhilah mengada-adakan perkara,
sebab perkara yang diadaka-adakan itu adalah bid'ah. Padahal setiap bid'ah
adalah tersesat dan setiap yang tersesat itu di neraka".
3. Ijma' para sahabat bahwa selama mereka tidak mendapatkan ketentuan hukum
suatu kejadian di dalam Al-Qur'an, maka mereka meneliti Hadis-Hadis yang
dihafal oleh sahabat dan tak seorang pun di antara mereka yang mengingkari
sunnah Rasulullah apabila yang diriwayatkan oleh sahabat lain itu dapat diyakini
kebenarannya.

Fungsi Sunnah/Hadis
1. Menjelaskan hukum yang telah dinyatakan Al-Qur'an.
Fungsi pertama dari Hadis adalah menjelaskan hukum yang telah
dinyatakan dalam Al-Qur'an. Penjelasan Hadis terhadap Al-Qur'an itu bisa berupa
pengkhususan sesuatu yang umum atau pemuqayyadan sesuatu yang mutlak
atau lainnya. Yang jelas Hadis itu menerangkan atau memerincikan suatu hukum
yang dinyatakan dalam Al-Qur'an secara umum atau global.
2. Memperkuat hukum yang telah dinyatakan oleh Al-Qur'an.

2021 Pendidikan Agama Islam


12 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Fungsi kedua dari Hadis adalah memperkuat hukum yang telah dinyatakan
dalam Al-Qur'an. Jadi, dengan demikian hukum suatu perkara itu sumbernya
adalah dari Al-Qur'an dan Hadis. Penguatan oleh Hadis terhadap hukum-hukum
yang telah diterapkan dalam Al-Qur'an dapat dilihat dalam beberapa kasus seperti
haramnya membunuh tanpa hak, sumpah palsu, pencurian, dan lainnya.
3. Menjelaskan sumber hukum yang mandiri (independen)
Fungsi ketiga dari Hadis adalah menjadi sumber hukum yang mandiri,
maksudnya, Hadis itu menetapkan suatu hukum yang belum ada ketetapannya
dalam Al-Qur'an. Jadi, dengan demikian Hadis secara independent menentukan
hukum tanpa ada sumbernya dari Al-Qur'an. Hal ini dibenarkan karena Allah
sendiri yang memerintahkan kita untuk mentaati Rasul-Nya. Dan Allah sendiri
yang menyatakan bahwn barang siapa yang mentaati Rasul-Nya berarti telah
mentaati-Nya. Hadis-Hadis yang menentukan hukum secara independen ini antara
lain seperti sabda beliau: "Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW
bersabda: 'Seorang wanita itu tidak boleh dinikahi bersama bibinya dari pihak ayah
dan bibinya dari pihak ibu". (HR. Bukhari-Muslim)
Dan seperti sabda beliau: "Dari Aisyah, dia berkata: Rasulullah SAW
bersabda: "diharamkan menikahi perempuan disebabkan karena persusuan,
seperti diharamkan menikahi perempuan karena sebab kelahiran (nasab)". (HR.
Bukhari-Muslim) Berdasarkan uraian di atas, maka Imam Syafi'I menyebutkan
dalam kitab al-risalah sebagaimana dikutip oleh Abdul Wahab Khalaf, Syafi'
menyatakan, "bahwa sepengetahuan saya tidak ada ulama yang menyangkal dari
ketiga fungsi sunnah di atas." Dengan demikian, melihat ketiga fungsi sunnah
terhadap Al-Qur'an mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dan tidak dapat
dipisah. Tanpa sunah, Al-Qur'an tidak dapat dimengerti.

Macam-macam Sunnah/Hadis
Dilihat dari segi bentuk, maka Sunnah/Hadis diklasifikasikan ke-
1. Sunnah Qauliyah, yaitu Hadis-hadis yang diucapkan langsung oleh Nabi SAW,
dalam berbagai kesempatan terhadap berbagai masalah, yang kemudian dinukil
oleh para sahabat dalam bentuknya yang utuh seperti apa yang diucapkan oleh
Nabi tersebut. Contoh Sunnah Qauliyah, misalnya yaitu: “Sesungguhnya semua
amal itu didasarkan pada niat, dan setiap orang akan memperoleh apa diniatkan”.
2. Sunnah Fi’liyah, yaitu Hadis-hadis yang berkaitan dengan perbuatan yang
dilakukan oleh Nabi SAW yang dilihat dan diketahui oleh para sahabat kemudian
disampaikan kepada orang lain. Misalnya hal-hal yang berhubungan tata cara

2021 Pendidikan Agama Islam


13 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pelaksanaan ibadah. Contoh berikut ini yang berasal dari Umar yang menjelaskan
cara Rasulullah bertakbir dalam shalat: "Adalah Rasulullah apabila la hendak
mengerjakan shalat Ia mengangkat kedua tangannya sejajar dengan dua sisi
bahunya seraya bertakbir-mengucapkan Allahu Akbar, jika la ingin ruku', Ia
lakukan seperti itu juga dan demikian pula ketika bangkit dalam ruku".
3. Sunnah Taqririyah, yaitu perbuatan dan ucapan para sahabat yang dilakukan di
hadapan atau sepengetahuan Rasulullah, tetapi beliau mendiamkan dan tidak
menolaknya. Sikap diam Rasulullah tersebut dan tidak menolak atas perbuatan
atau ucapan para sahabat itu, dipandang sebagai persetujuan beliau.

Hadits dilihat dari jumlah orang yang Hadits dilihat dari segi kualitasnnya
meriwayatkan

2021 Pendidikan Agama Islam


14 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1. Mutawatir 1. Hadis Sahih
Hadis yang diriwayatkan oleh orang Hadits yang sanadnya bersambung
banyak dan tidak terhitung ke Nabi Muhammad SAW, melalui
jumlahnya. rawi-rawi yang kharakteristik
2. Masyhur moralnya baik (’adil) dan kapasitas
Hadis yang lapis pertamanya intelektualitas yang mumpuni, tanpa
beberapa orang sahabat atau lapis ada kejanggalan atau catat baik
keduanya beberapa orang tabi’in, dalam matan maupun sanadnya.
setelah tersebar di nukilkan oleh 2. Hadis Hasan
orang banyak. Hadis yang diriwatakan oleh perawi
3. Ahad yang adil, hafalannya kurang
Hadis yang diriwayatkan oleh sempurna, sanadnya bersambung,
seseorang atau lebih tetapi tidak tidak terdapat keganjilan (syadz) dan
cukup terdapat padanya sebab- tidak terdapat catat (illat).
sebab yang menjadikannya ke 3. Hadis Dha’if
tingkat masyhur. Hadis yang kehilangan syarat-syarat
hadis shahih dan hadis hasan.
4. Hadis Mau’dhu
Hadis palsu atau hadis yang dibuat-
buat oleh seseorang dan dikatakan
sebagai sabda atau perbuatan Nabi

2021 Pendidikan Agama Islam


15 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Hadis dilihat dari segi diterima atau Hadis dilihat dari segi siapa yang
ditolaknya berperan dalam berbuat.

1. Hadis Maqbul 1. Hadis marfu’

Hadis yang diterima dan dapat Hadis yang disandarkan kepada nabi
dijadikan hujjah atau alasan dalam Muhammad
agama. Yang termasuk dalam hadis ini
2. Hadis mauquf
adalah hadis sahih dan hadis hasan.
Adapun hadis dha’if ulama berbeda Hadis yang disandarkan kepada
pendapat, ada yang menerima dengan sahabat
catatan hadis tersebut sebagai
3. Hadis maqthu’
motivasi untuk beramal, bukan sebagai
hukum. Hadis yang disandarkan kepada tabi’in.

2. Hadis Mardud

Hadis yang ditolak dan tidak boleh


dijadikan hujjah dalam agama yaitu
hadis mau’dhu’

Sunnah /Hadits yang Boleh Dijadikan Hujjah

1. Sunnah yang mutawatir

2. Sunnah/Hadis Sahih

3. Sunnah/Hadis Hasan

Sejarah Pembukuan Hadis

Pada zaman Nabi, Hadis tidak ditulis, bahkan tidak pula dihafal. Menurut riwayat,
pencatatan dan penghafalan Hadis dilarang oleh Nabi karena dikhawatirkan bercampur
dengan hafalan Al-Quran sebagai firman Allah. Dan menurut satu riwayat ketika Umar bin
Khatab menjadi khalifah, beliau merencanakan untuk mencatat/membukukan Hadis,
tetapi tidak meneruskan rencana itu karena khawatir bercampur dengan Al-Qur’an.

Pembukuan Hadis terjadi pada abad ke dua hijriyah, yakni ketika Umar bin Abdul
Azis menjadi Khalifah, beliau memerintahkan beberapa orang yang mengumpulkan
Hadis-hadis yang mereka peroleh. Ketika pada tahun 140 H. Malik bin Annas (Imam

2021 Pendidikan Agama Islam


16 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Malik), menyusun satu buku yang berisi Hadis-Hadis Nabi, yang diberi nama dengan
dengan “Al-Muwatha".

Pada abad ketiga Hijriah, terjadi pembukuan Hadis secara besar-besaran oleh Al-
Bukhari, Al-Muslim, Abu Dawud, An-Nasa'i, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, yang kita lihat
banyak dipakai sekarang ini. Para sahabat sangat teliti dalam menerima suatu Hadis yang
Kisah
dikatakan datang Seseorang
dari yang
Nabi. Seperti Sabar
Abu danbaru
Bakar, Tabah mauMenghadapi UjianHadis apabila
menerima suatu
ada saksiMuhammad
yang menguatkan, dan Ali Abi
bin Muawiyah Thalib,bercerita
Al-Azraq baru maukepada
menerimakamisuatu Hadis,salah
, bahwa bila si
seorang Hadis
pembawa gurunya
telahpernah bercerita
disumpah. kepadanya;
Penerima Alkisah, ketatnya,
Hadis demikian Nabi Yunus A.Spada
karena bertemu
masa
dengan Malaikat Jibril A.S.
Nabi Hadis memang tidak dicatat dan tidak pula dihafal, hingga terkadang sulit
“Wahai
mengetahui Jibril,
Hadis. tunjukkan
Seperti kepadaku
diriwayatkan siapa Al-Bukhari
bahwa, penduduk bumi yang paling600.000
mengumpulkan rajin
ibadahnya,” kata Nabi Yunus kepada Malaikat Jibril.
Hadis, tetapi setelah beliau teliti kembali, ternyata yang dianggapnya benar dari Nabi
hanyalah Lantas, Yunus
3.000 Hadis dibawa
(hanya 12%).kepada seorang laki-laki yang kedua tangan dan
kakinya buntung dimakan penyakit kusta. Laki-laki itu berucap, "Ya Allah Engkau
memberiku nikmat dua tangan dan dua kaki menurut kehendak-Mu. dan Engkau
mencabut nikmat itu dariku menurut kehendak-Mu, dan Engkau masih memberiku
harapan kepada-Mu."

"Wahai Jibril, yang saya minta adalah engkau memperlihatkan kepadaku


seseorang yang paling rajin puasa dan shalat," kata Yunus kepada Jibril.

Jibril berkata, "Sebelum mengalami ujian seperti itu, dia adalah sosok yang
rajin puasa dan shalat seperti yang engkau maksud. Saya juga telah diperintahkan
untuk menghilangkan penglihatannya."

Lantas, Jibril pun menunjuk ke arah kedua mata orang itu, lalu kedua matanya
pun meleleh.

Lalu, orang itu berkata, "Ya Allah, Engkau memberiku nikmat dua mata

sekehendak-Mu dan menghilangkan nikmat itu dariku sekehendak-Mu, dan Engkau


masih memberiku harapan kepada-Mu."

"Mari, silakan engkau berdoa kepada Allah dan kami juga akan berdoa
kepada-Nya bersamamu, maka Allah akan mengembalikan kedua tanganmu, kedua
kakimu dan kedua matamu seperti semula, sehingga engkau bisa kembali beribadah
seperti dulu lagi," kata Jibril kepada orang tersebut.

Orang itu berkata, "Saya tidak ingin melakukannya."

"Kenapa?" Tanya Jibril.

"Jika memang Allah mencintaiku dengan cara seperti ini, maka cinta-Nya lebih
saya sukai dari semua itu," jawab orang tersebut.
Kisah Inspiratif
"Wahai Jibril, saya tidak pernah melihat satu orang pun yang lebih tinggi
tingkatan ibadahnya dari orang ini," kata Nabi Yunus kepada Malaikat Jibril.

"Wahai Yunus, ini adalah jalan terbaik menuju kepada Allah, tidak ada yang
17 Pendidikan
2021 Agama Islam
lebih baik darinya,"
Dosen
kata Jibril kepada Yunus. (Ibnu Ibnul Jauzi terj, 2017)
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

2021 Pendidikan Agama Islam


18 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Ahmad Sukardja dan Mujar Ahmad Syarif, 2012, Tiga Kategori Hukum: Syariat, Fikih dan

Kanun, Jakarta: Sinar Grafika

Amir Syarifuddin, 2008, Ushul Fiqh, Edisi 3, Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group
Ibnu Ibnul Jauzi, 2017, 500 Kisah Orang Saleh Penuh Hikmah, Terj. Abdul Hayyie Al-

Kattani, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Imam al-Nawawi, 2001, al-Taqrib wa al-Taisir li Ma’rifati Sunan al-Basyir al –Nadzir,

Dasar-Dasar Ilmu Hadis, Terj.Syarif Hadi Masyah, Jakarta: Pustaka Firdaus.

Kementrian Agama Republik Indonesia.1410 H/1989. AlQur’an al-Karim

Mardani, 2017, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi,Depok: Prenadamedia

Group

Mohammad Daud Ali, 2018, Pendidikan Agama Islam, Depok: Rajawali Pers

Muhammad Thalib, 2005, Fungsi dan Fadhilah Membaca Al-Qur’an, Surakarta : Kaffah

Media

2021 Pendidikan Agama Islam


19 Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai