AJARAN ISLAM
Lantas bagaimana cara mengetahui asbabun nuzul dari suatu ayat, dan
kepada siapa kita bisa merujuknya?
Para ulama bersepakat ada dua metode untuk mengetahui asbabun nuzul; pertama, melalui jalur riwayat
(transmisi). Kedua, melalui jalur mendengarkan riwayat langsung dari para sahabat yang menyaksikan
peristiwa turunnya wahyu (Jalalud Din as-Syuyuti, Lubâb an-Nuqûl fî Asbâbin Nuzûl, Beirut: Darl al
Kutub al Ilmiah, 1971, hal. 4). Metode pertama menunjukkan bahwa setiap orang dapat mengetahui
peristiwa konteks turunnya Al-Qur’an tetapi dengan periwayatan yang panjang, dan hanya bisa
didapatkan dari orang yang tsiqah, dlabith dan ‘adil.
Sedangkan metode kedua, hanya orang tertentu yang bisa mengetahui, karena berkaitan
dengan masa sahabat. Sehingga dapat dipastikan hanya sahabat awal yang mengetahui
peristiwa wahyu, seperti turunnya QS al-Baqarah 120 yang menjelaskan tentang jima’.
Sahabat Jabir meriwayatkan bahwa orang Yahudi mempunyai anggapan bahwa laki-laki
yang mendatangi (bersetubuh dengan) istrinya dari belakang akan mendapatkan anak cacat
(mata juling), sehingga turun ayat tersebut. Wallahu A’lam bi al Shawab
ISI AL-QUR’AN
ISI
Aqidah, Ibadah, Akhlak, Hukum, Sejarah & Dorongan
Untuk Berfikir – Garis Besar / Inti Sari Al-Quran
Tujuan
Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh
manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan
dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan
menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus
diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual
atau kolektif.
petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan
menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh
manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya.
Atau dengan kata lain yang lebih singkat, “Al-Quran adalah
petunjuk bagi selunih manusia ke jalan yang harus ditempuh
demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.”
FUNGSI AL-QUR’AN