Anda di halaman 1dari 7

PENGANTAR MATKUL

ULUMUL QUR’AN
Ahmad Fathur Rosyadi
IDENTITAS ULUMUL QUR’AN
Objek material Kalamullah Al-Qur’an
Output Memahami makna ayat Al-Qur’an dan
mengamalkannya setelah paham.
Outcome Berpegang teguh pada Al-Qur’an agar
bahagia di dunia dan akhirat
Peletak keilmuan Allah dan Rasulullah
Bahan kajian Al-Qur’an, As-Sunnah, dan gaya bahasa
Arab
Fokus kajian Hukum, akidah, amtsal, dan mawa’izh
Proporsi Ilmu paling pokok dalam keilmuan agama
Keutamaan Ilmu yang paling utama dan mulia

Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliky


Zubdatul Itqan, 9.
PENDAHULUAN
 Al-Qur’an adalah pedoman keselamatan dan
kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.
 Janji Allah, siapa yang mengikuti petunjuk-Nya akan
َ
hidup bahagia. (Q.S. 2:38)
َ ْ
َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ َ ْ ْ َ َ ٌ ْ َ َ َ َ ُ َ َ ْ َ َ ً ُ ْ ِّ ِّ ْ ُ َّ َ َ َّ َ
َ‫فاِما يأتِينكم مِّن هدى فمن ت ِبع هداي فَل خوف علي ِهم وَل هم َيزنو‬...
 Petunjuk Allah kepada manusia berupa kitab suci yang
diturunkan kepada para Rasul sebagai muballigh-nya
(penyampai wahyu).
 Al-Qur’an sebagai pedoman utama umat Islam
diturunkan dalam Arab. Kapasitas umat muslim dalam
memahaminya berbeda-beda. Bahkan orang Arab pun
belum tentu bisa menangkap pesan yang disampaikan
Al-Qur’an. Contoh: (Q.S. 2:187) ayat ini pernah
disalahpahami oleh salah satu sahabat, bahwa waktu
puasa dimulai manakala ia bisa membedakan benang
putih dan benang hitam, padahal waktu awal puasa yang
dimaksudkan
ْ adalah
َْ ْ terbitnya
َ ْ fajar.
ْ َ ُ
ْ َ َ َ ْ ْ َ َ ُ َْ ُ َْ ُ ُ َ َّ َ َ َ ‫َ ُ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ى‬
[ۖ‫وُكوا واْشبوا حّٰت يتبَّي لكم اْليط اَلبيض ِمن اْلي ِط اَلسو ِد ] ِمن الفج ِر‬
 Pada masa Rasulullah, ketika ada ayat Al-Qur’an yang
sukar dipahami, para sahabat akan langsung bertanya
kepada Rasulullah. Lalu sepeninggal Rasulullah, peran itu
diambil oleh para pembesar sahabat kemudian ulama
tabi’in, begitu seterusnya hingga periode berikutnya saat
ilmu pengetahuan semakin berkembang, para ulama
menuliskan kitab tentang ketentuan-ketentuan dalam
memahami dan menggali hukum dari Al-Qur’an. Salah
satu yang terbesar adalah Al-Itqan fi Ulumil Qur’an
karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi yang ditulis pada
abad 10 H.

 Ulumul Qur’an memiliki puluhan cabang keilmuan


di dalamnya. Manakala cabang-cabang ilmu itu digali,
maka Ahli Fikih dapat berinstinbath hukum dari ayat-ayat
Al-Qur’an tentang halal dan haram, ahli Nahwu dapat
menggunakan tatanan kalimat Al-Qur’an sebagai
pedoman i’rab, ahli sastra dapat menggalinya menjadi
teori-teori sastra, dan seterusnya.
DEFINISI ULUMUL QUR’AN
 Ulum => bentuk jamak dari kata ilmu, yang berarti al-fahm
wal idrak (paham dan menguasai).
 Al-Qur’an => Secara bahasa berarti “bacaan sempurna”.
Adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw melalui Jibril As yang berfungsi sebagai
mukjizat, yang dihitung ibadah ketika membacanya, dimulai
dari Al-Fatihah dan diakhiri An-Nas.
 Perbandingan:
Al-Qur’an Hadits Qudsi Hadits Nabawi
Makna dan redaksi Makna dari Allah, Makna dan redaksi
dari Allah redaksi dari Nabi dari Nabi
(Allah berfirman) (+ Allah berfirman) (Nabi bersabda)
Diturunkan melalui Tidak melalui Jibril Apapun yang
Jibril As As disandarkan pada
Mukjizat Bukan mukjizat Nabi; ucapan,
perbuatan, dan
ketetapan.
 Ulumul Qur’an => ilmu yang digunakan untuk
memahami Al-Qur’an.
 Cabang Ulumul Qur’an menurut As-Suyuthi:
1. Pembahasan tentang tempat, waktu, dan peristiwa
penurunan ayat.
2. Sanad periwayatan
3. Hukum bacaan Al-Qur’an (tajwid)
4. Lafal-lafal dalam Al-Qur’an
5. Ilmu ma’ani yang berhubungan dengan hukum
6. Ilmu ma’ani yang berhubungan dengan lafal
 Secara Garis Besar ada dua pembahasan dalam
Ulumul Qur’an:
 Riwayah; macam bacaan, tempat dan waktu
penurunan, asbabun nuzul.
 Dirayah; pengkajian secara mendalam, pemahaman
makna ayat-ayat Al-Qur’an
Paradigma Integrasi dan Interkoneksi Ilmu Pengetahuan
(Jaring Laba-Laba)
Prof Amin Abdullah

Anda mungkin juga menyukai