Anda di halaman 1dari 26

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian Kemampuan Membaca


Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Alwi, 2002: 707-708)
menjelaskan ‘kemampuan’ berasal dari kata ‘mampu’ yang berarti yang
(1) kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, dan (2) berada.
Kemampuan sendiri mempunyai arti kesanggupan, kecakapan, kekuatan
dan kekayaan. Dapat juga dikatakan, kemampuan adalah suatu
keterampilan yang dimiliki seseorang di dalam melakukan segala sesuatu
baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Seseorang bisa dikatakan
mampu/memiliki kemampuan bila ia sanggup melakukan sesuatu.
Menurut Robbins, (Indrawati, 2006:47), kemampuan adalah suatu
kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu
pekerjaan. Menurut Gordon, (Ramayulis, 2008:37), kemampuan (skill)
adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau
pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Membaca merupakan pintu dan
jendela untuk membuka wawasan anak. Membaca adalah kemampuan
yang bisa dipelajari mulai anak usia dini. Bila kemampuan ini dipupuk
sejak usia dini akan bermanfaat bagi kecerdasannya. Anak yang gemar
membaca terbukti lebih cerdas dan mempunyai berbagai macam
pengetahuan saat ia menjadi dewasa. Membaca merupakan sebuah proses
yang kompleks. Tidak hanya proses membaca itu yang kompleks, tetapi
setiap aspek yang ada selama proses membaca juga bekerja dengan
sangat kompleks, Muhammad Fauzil Adhim, (2004:25).

6
7

Membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit. Kompleks


berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor
eksternal pembaca. Faktor internal berupa intelegensi, minat, sikap,
bakat, motivasi, tujuan membaca, dan lain sebagainya. Faktor eksternal
bisa dalam bentuk sarana membaca, latar belakang sosial dan ekonomi,
dan tradisi membaca. Rumit artinya faktor eksternal dan internal saling
berhubungan membentuk koordinasi yang rumit untuk menunjang
pemahaman bacaan (Nurhadi, 2008 : 13). Samsu Somadayo (2011: 4)
mengungkapkan bahwa membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk
memetik serta memahami arti yang terkandung di dalam bahan tulis.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca adalah suatu aktifitas membunyikan rangkaian
lambang–lambang berupa huruf yang dihubungkan menjadi kata yang
memiliki suatu makna tersendiri.

2. Al-Qur’an
a. Pengertian Al-Qur’an
Menurut bahasa Qur’an adalah masdar dari kata kerja qara’a
yang mempunyai arti: mengumpulkan Mahmud Yunus, (1973:335).
Sedangkan arti mengumpulkan tersebut juga terdapat dalam Al-
Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 1.

‫ِإّن َ َع َلْیَنا َج ْمَع ُھ َو ُقْر َأَنُھ َفِإَذ ا َقَر ْأَنُھ َفاَّت ِبْع ُقْر َآَنُھ‬
Artinya:
“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya
dan membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya maka
ikutilah bacaannya itu” (Al-Qiyamah : 17-18).
Kata Al-Qur’an pada hakikatnya berasal dari kata qara’a yang
artinya membaca. Kata qur’an dan qira‟ah berarti menghimpun dan
mengumpulkan sebagian huruf-huruf (hijaiyyah) dan kata-kata yang
satu dengan yang lainnya.
8

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada


pungkasan para nabi dan rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril
a.s. yang tertulis pada mushaf, diriwayatkan kepada kita dengan
mutawatir, diawali dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat
an-Nas.
Menurut Ali bin Muhammad Al Jarjani (1988:174) Al-Qur’an
adalah kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yang
tertulis dalam mushaf-mushaf dinukil secara mutawatir tanpa
keraguan.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan
pertama ajaran islam menjadi petunjuk kehidupan umat manusia yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara Malaikat
Jibril, sebaga rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta. Di
dalamnya terkumpul Wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman
hidup dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai dan
mengamalkannya.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang terakhir diturunkan oleh Allah
SWT yang isinya mencakup segala pokok-pokok syariat yang
terdapat dalam kitab kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Karena
itu setiap orang yang mempercayai Al-Qur’an akan bertambah cinta
kepadanya, cinta untuk membaca, mempelajari dan memahami serta
mengamalkannya.
b. Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup
Al-Qur’an adalah dokumen untuk umat manusia. Bahkan kita ini
sendiri menamakan dirinya petunjuk bagi manusia.
Allah SWT berfirman Dalam QS: Al-Baqarah [2]: 185 & 2:

﴾۲﴿ ‫َذ ِلَك اْلِكَتاُب َال َر ْيَب ِفيِه ُهًدى ِلْلُم َّتِقْيَن‬
Artinya:
“kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan pada isinya, petunjuk
bagi orang-orang yang bertaqwa”. (QS: Al-Baqarah [2]: 2).
9

‫َش ْهُر َر َم َض اَن اَّلِذ ي ُأْنِز َل ِفيِه اْلُقْر آُن ُهًدى ِللَّناِس َو َبِّيَناٍت ِم َن اْلُهَدى َو اْلُفْر َقاِن َفَم ْن‬
‫َش ِهَد ِم ْنُك ُم الَّش ْهر َفْلَيُص ْم ُه َو َم ْن َك اَن َم ِر يًضا َأْو َع َلى َس َفٍرَفِع َّد ٌة ِم ْن َأَّياٍم ُأَخ َر ُيِر يُد ا‬
‫ُهَّلل ِبُك ُم اْلُيْس َر َو ال ُيِر يُد ِبُك ُم اْلُعْس َر َو ِلُتْك ِم ُلوا اْلِع َّدَة َو ِلُتَك ِّبُروا َهَّللا َع َلى َم ا َهَداُك ْم َو َلَع َّل‬
﴾۱٨۵﴿ ‫ُك ْم َتْشُك ُروَن‬
Artinya :
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang
siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu,
maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit
atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari
yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-
Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”(QS: Al-
Baqarah [2]: 185).
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Al-Qur’an adalah
petunjuk yang didesain sedemikian rupa sehingga jelas bagi umat
manusia dengan petunjuk itu manusia bisa membedakan mana yang
hak dan bathil. Inilah sesungguhnya fungsi Al-Qur’an, yaitu sebagai
pedoman hidup umat manusia. Karena itu bila Al-Qur’an dipelajari
dengan benar dan sungguh-sungguh maka isi kandungannya akan
membantu kita menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman
untuk menyelesaikan berbagai problem hidup.
Dari beberapa pandangan tentang Al-Qur’an tersebut dapat
disimpulkan bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang terhimpun
dari kata-kata yang diwahyukan kepada nabi Muhammad Saw. secara
mutawatir yang wajib dipelajari oleh setiap muslim.
10

c. Manfaat Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan mukjizat yang turun kepada Rasulullah
SAW untuk disampaikan kepada umatnya. Selain Allah SWT
menjanjikan pahala bagi yang membaca, mempelajari, dan
mengamalkannya, kita perlu ketahui bahwa ada manfaat membaca Al-
Qur’an bagi kita.
1) Syafa’at di Hari Akhir

Yaumul Qiyamah atau Hari Kiamat adalah salah satu rahasia


Allah SWT yang malaikat pun tak pernah tahu kapan akan datang.
Namun, tentu kita ingat bahwa kedatangannya sudah dipastikan
dalam Al-Qur’an. Ya, kita patut bersiap diri dengan kedatangannya.
Salah satunya dengan membaca Al-Qur’an setiap waktu. Karena
salah satu keutamaan membaca Al-Qur’an adalah syafaat
(pertolongan) di Hari Akhir nanti.

Dari Abu Umamah Al Bahiliy, beliau berkata, “Aku mendengar


Rasulullah SAW bersabda:

‫اْقَر ُء وا اْلُقْر آَن َفِإَّنُه َيْأِتى َيْو َم اْلِقَياَم ِة َش ِفيًعا َألْص َح اِبِه‬
Artinya:

Bacalah karena Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti


sebagai pemberi syafa’at bagi yang membacanya…” (HR. Muslim).

2) Hati Lebih Tenang

QS: Ar Ra’d : 28:

‫اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َتْط َم ِئُّن ُقُلوُبُهْم ِبِذ ْك ِر ِهَّللاۗ َأاَل ِبِذ ْك ِر ِهَّللا َتْط َم ِئُّن اْلُقُلوُب‬

Artinya:

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi


tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat
Allah-lah hati menjadi tentram.
11

Ayat di atas diperkuat dengan beberapa sumber tentang hasil


penelitian Dr Ahmad Al Qadhi yang melakukan penelitian di Florida.

3) Sarat Ilmu Pengetahuan

QS: Yunus: 57:

‫َيا َأُّيَها الَّناُس َقْد َج اَء ْتُك ْم َم ْو ِع َظٌة ِم ْن َر ِّبُك ْم‬


Artinya:

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran


dari Tuhanmu”.

Al-Qur’an tidak hanya berisi tentang ibadah antara makhluk


dengan Pencipta-Nya. Tapi di dalamnya juga sarat akan ilmu
pengetahuan.

4) Mendorong Berperilaku Baik

Dari Ibnu Majah:

‫َأْفَض ُلُك ْم َم ْن َتَع َّلَم اْلُقْر آَن َو َع َّلَم ُه‬

Artinya:

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan


mengajarkannya.”

Selain sarat akan ilmu pengetahuan yang dapat kita pelajari,


membaca Al-Qur’an dan memahami isinya,akan mendorong kita
untuk mengamalkan kebaikan-kebaikan yang terkandung di dalamnya.

Orang beriman harus mengejawantahkan keimanannya dengan


melakukan amal-amal yang memberikan kebaikan dan kemaslahatan
bagi Tuhan, diri sendiri, sesama manusia maupun lingkungan
sekitarnya. Kemaslahatan ini bisa berupa kemaslahatan dunia,
kemaslahatan akhirat atau kemaslahatan dunia dan akhirat sekaligus.
12

5) Diliputi Rahmat dan Dinaungi Malaikat

HR Muslim:

‫ِه‬ ‫ِش‬ ‫ِئ‬ ‫ِإ‬


‫َال َيْق ُعُد َقْو ٌم َيْذ ُك ُر ْو َن اَهلل َعَّز َو َج َّل َّال َح َّف ْتُه ُم اْلَم َال َك ُة َو َغ َيْتُه ُم الَّر َمْحُة َو َنَز َلْت َعَلْي ُم‬
‫ِف ِع‬ ‫ِك‬
‫الَّس ْيَنُة َو َذَك َر ُه ُم اُهلل ْيَمْن ْنَد ُه‬

Artinya:

“Tidaklah suatu kamu yang duduk berkumpul untuk mengingat


Allah, kecuali dinaungi oleh para malaikat, dilimpahkan kepada
mereka rahmat, akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan
Allah SWT akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para makhluk
yang ada di sisi-Nya.

Manfaat di atas hanya beberapa dari sekumpulan manfaat


membaca Al-Qur’an.Tentu masih ada segudang manfaat dari
membaca Al-Qur’an yang lainnya. Oleh sebab itu, tak ada alasan
untuk tidak mempelajari mukjizat Allah yang satu ini.

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Membaca Al-


Qur’an
Dalam kegiatan belajar iqro‟ haruslah memperhatikan akan
berbagai faktor. Diharapkan keberadaan faktor-faktor ini akan sangat
menentukan dan memberi pengaruh terhadap kelancaran proses
belajar mengajar. Untuk itulah apabila salah satu faktor kurang
mendukung, maka segera dicarikan jalan keluarnya atau diperbaiki,
karena semua itu akan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan
pendidikan.
Faktor yang sudah memenuhi syarat atau cukup menunjang akan
pencapaian terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an, harus
dipertahankan dan ditingkatkan agar peranan dan fungsinya berjalan
13

terus. Pada gilirannya proses belajar mengajar berjalan dengan lancar


serta tujuan akan kemampuan membaca Al-Qur‟an diharapkan dapat
tercapai dengan baik.
Menurut M. Shodiq (1994: 57) ada tiga faktor yang mempengaruhi
kesulitan belajar anak, Pertama, faktor siswa/peserta didik. Berikut ini
ada lima prinsip dasar yang perlu diperhatikan saat proses belajar
berlangsung yang berhubungan dengan peserta didik (a) Adanya
persiapan anak untuk belajar. Kesiapan anak merupakan metode dasar
bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Adanya minat yang besar
untuk belajar, (b) Adanya keaktifan dalam proses belajar mengajar.
Untuk melibatkan anak dalam proses belajar mengajar, juga perlu
dipupuk sikap anak dalam bentuk belajar yang menimbulkan semangat
yang disertai perasaan senang. Kegiatan tersebut dapat digolongkan
menjadi keaktifan jasmani dan rohani. Jadi, masalah keaktifan dan
keterlibatan anak dalam proses belajar mengajar ini amat besar
peranannya, (c) Adanya kemampuan dan kemauan untuk membaca.
Tingkat kemampuan seseorang dalam membaca juga merupakan faktor
penentu sukses tidaknya ia dalam belajar. Anak didik yang lancar
membaca berarti ia tidak banyak mengalami kesulitan dalam pekerjaan
sekolah.
Kedua, faktor guru. Tidak akan terjadi suatu proses kegiatan
pendidikan tanpa adanya guru. Guru adalah semua orang yang
berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid, baik di
sekolah maupun di luar sekolah.
Ketiga, faktor alat dan sarana. Dalam kegiatan proses belajar
mengajar Al-Qur’an khususnya dalam bidang belajar membaca Al-
Qur’an yang baik dan benar diperlukan alat bantu yang dibutuhkan
dalam kegiatan belajar tersebut.
Keempat, faktor lingkungan masyarakat. Pada faktor lingkungan
masyarakat inipun juga ikut mempengaruhi dan perlu mendapat
14

perhatian karena kondisi obyektif masyarakat sangat menentukan


pertumbuhan dan perkembangan anak.
B. Metode Iqro’
1. Pengertian dan Materi Serta Metode Mengajar Iqro’
Metode berasal dari bahasa latin “meta” yang berarti melalui, dan
“hodos” yang berarti jalan atau ke atau cara ke. Dalam bahasa Arab
metode disebut “tariqah” artinya jalan, cara, sistem, atau ketertiban
dalam mengerjakan sesuatu. Menurut istilah ialah suatu sistem atau
cara yang mengatur suatu cita-cita (Uhbiyati, 2005: 123).
Menurut Winarno, (1994:95) metode adalah cara, dan dalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, Makin baik
metode yang dikemukakan makin baik pula pencapaian tujuan. Dari
definisi metode di atas dapat disimpulkan bahwa metode merupakan
suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Kata (‫ )أرقا‬iqro‘ secara harfiyah berasal dari kata kerja (َ‫)ارق‬
Qara’a yang pada mulanya berarti menghimpun. Apa bila anda
merangkai huruf/kata kemudian anda mengucapkan rangkaian tersebut
maka anda telah menghimpunnya yakni membacanya. Dengan
demikian realisasi perintah tersebut tidak mengharuskan adanya suatu
teks tertulis sebagai objek bacaan, tidak pula harus diucapkan sehingga
terdengar oleh orang lain (Shihab, 2002: 392).
Metode Iqro’ adalah metode yang menekankan langsung pada
latihan membaca dimulai dari tingkatan yang sederhana, tahap demi
tahap, sampai pada tingkat yang sempurna. Materi pelajaran pokok
metode iqro’ adalah belajar membaca Al-Qur’an sampai fasih dan benar
sesuai dengan ilmu tajwid (Depag, 1999: 63).
Metode Iqro’ adalah cara cepat belajar membaca Al-Qur’an yang
terdiri dari beberapa jilid atau sampai jilid enam dan dilengkapi
dengan tajwid praktis disusun secara sistematis, dimulai dari hal-hal
yang sederhana, lalu meningkat tahap demi tahap, sehingga terasa
15

ringan bagi yang mempelajarinya. Cara ini lebih efektif untuk dan
efisien dalam mengantarkan anak untuk bisa cepat membaca Al-Qur’an
dengan baik dan dalam kurun waktu yang lumayan singkat
dibandingkan dengan cara-cara terdahulu.
Pembelajaran Al-Qur’an, khususnya kemampuan Al-Qur’an
sebaiknya diajarkan kepada anak sejak usia dini. Dalam mengajarkan
membaca Al-Qur’an guru dapat menggunakan metode yang bermacam-
macam. Salah satu metode membaca Al-Qur’an adalah metode iqro’.
Pada masa anak-anak harus mulai diperkenalkan pada pendidikan Al-
Qur’an dengan tahap dasar pengenalan huruf hijaiyyah pada anak, karna
Al-Qur’an yang menjadi pegangan dan pedoman di dalam kehidupannya
nanti, sehingga ketika dewasa tidak kehilangan pegangan dan pedoman.
Maka dari itulah untuk membaca Al-Qur’an, kita harus mengenal huruf-
huruf hijaiyyah pada anak sebagai dasar pembelajaran Al-Qur’an.
Dengan metode iqro’ diharapkan lebih memudah guru dalam
mengenalkan huruf hijaiyyah hingga tahap membaca Al-Qur’an pada
anak.
Menurut Yuliani (2011:55), “Pada hakikatnya anak adalah
makhluk individu yang membangun sendiri pengetahuannya”.
Maksudnya orang tua dan guru perlu memperhatikan perkembangan
anaknya dalam membangun pengetahuannya sendiri. Anak usia dini
merupakan anak yang sedang berada dalam proses perkembangan, baik
perkembangan nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa,
maupun sosial dan emosional.
Menurut Menteri Agama RI (1991) “Metode iqro’ adalah cara
cepat belajar membaca Al-Qur’an akan langsung pada latihan membaca.
Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang
sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
Metode iqro’ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang
bermacam-macam, karena ditekankan pada bacaannya (membaca huruf
Al-Qur’an dengan fasih). Bacaan langsung tanpa dieja. Artinya
16

diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyyah dengan cara belajar siswa


aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
Tujuan dari metode iqro' adalah untuk menyiapkan anak didik
menjadi generasi yang qur'ani yaitu generasi yang mencintai Al-Qur’an,
komitmen dengan Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai bacaan dan
pandangan hidup sehari-hari.
Buku pokoknya adalah buku iqro’ yang berjumlah 6 jilid susunan
As’ad Humam (2000), Iqro’1 merupakan penekanan pada bunyi
hurufnya tanpa mengenalkan istilah huruf aslinya seperti alif dan
sebagainya. Santri harus membedakan bunyi antara huruf yang hampir
sama, setelah santri benar-benar menguasai, baru dinaikan jilid 2. Iqro’ 2
mulai membaca huruf yang bersambung dengan memperhatikan ciri
titiknya, serta santri bisa membedakan huruf yang dibaca panjang dan
pendek. Iqro’ 3 membaca huruf yang di-kasrah (i) dan ya sukun yang
dibaca panjang. Pengenalan tanda baca dhammah. Dhammah diikuti
wawu mati serta dhammah terbalik. Iqro’ 4 adalah pengenalan fathah
tanwin, fathah yang diikuti ya mati (ai) dan bila diikuti wawu mati (au),
mim mati dan nun mati, bacaan qalqalah serta perbedaan bunyi huruf
mati hamzah,’ain, kaf dan qaf. Iqro’ 5 adalah pengenalan bacaan
idgham, ikhfa, mad badal, bacaan tasydid serta membaca lafad Allah.
Iqro’ 6 adalah lanjutan bacaan tajwid pada jilid 5, pengenalan tanda
waqaf, mewaqafkan bacaan dan huruf awal surat.
Dalam pandangan agama (Islam), anak merupakan amanah Allah
swt, yang harus dijaga dirawat dan dipelihara dengan sebaik-baiknya
oleh setiap orang tua. Sejak lahir anak telah diberikan berbagai potensi
yang dapat dikembangkan sebagai penunjang kehidupannya dimasa
depan. Bila potensi-potensi ini tidak diperthatikan, nantinya anak akan
mengalami hambatan-hambatan dalam pertumbuhan maupun
perkembangannya.
Sehubungan dengan pembelajaran membaca Al-Qur’an bagi anak,
maka belajar membaca Al-Qur’an pada anak usia dini merupakan tingkat
17

mempelajari Al-Qur’an dalam tahap dasar mengenal huruf hijaiyyah dari


“Alif“ sampai “Ya” hingga hal membaca atau melafalkan huruf hijaiyyah
dengan fasih dan lancar, sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Karena kemampuan membaca Al-Qur’an merupakan kemampuan yang
utama dan pertama yang harus dimiliki oleh anak.
Pentingnya pembelajaran Al-Qur’an bagi anak dalam proses
perubahan tingkah laku anak didik melalui proses belajar yang
berdasarkan pada nilai-nilai Al-Qur’an. Dimana orangtua menjadi
peranan penting dalam pendidikan anak dalam belajar membaca dengan
tahap dasar pengenalan huruf-huruf hijaiyyah pada anak usia dini salah
satunya melalui dengan metode iqro’.
Pada jilid pertama ini seluruhnya berisi pengenalan huruf-huruf
tunggal berharakat fathah. Diawali dengan a-ba, ba-ta, ba- ta-sa dan
seterusnya sampai bunyi ya. Kemudian terdapat halaman lampiran
indeks huruf, yang digunakan sekedar untuk membantu titian ingatan
bacaan-bacaan yang lupa. Kemudian pada halaman sebelumnya terdapat
lembar huruf yang pelafazannya hampir sama, ini digunakan untuk
membedakan bagaimana perbedaan lafaznya, misalnya: ( َ ,َ ‫َث‬, ‫ ع‬,َ ‫ َح‬,‫َا‬
‫ ش‬,َ ‫َت‬,‫س‬,‫ ) خ‬dan lain sebagainya (Humam, 2000: 34).
Dapat disimpulkan bahwasanya materi Iqro’ pada jilid satu ini
merupakan pelajaran untuk mengucapkan atau menyebutkan secara fasih
(Humam, 2000: 34). Dengan adanya lembar ini agar anak lebih mudah
membedakan bagaimana perbedaan lafaz huruf hijaiyyah yang
pengucapannya hampir sama setiap halaman pada jilid satu diawali
dengan pokok pembahasan yang terdapat pada baris pertama, kemudian
lembar kerja terdapat pada baris kedua, baris ketiga dan seterusnya
yang dibolak-balik dari huruf yang menjadi pokok pembahasan tadi.
Kemudian pada akhir baris terdapat semacam ulangan atau kesimpulan
dari uraian di atas tadi.
Agar pembelajar Iqro’ tersebut dapat terlaksana dengan baik
sesuai dengan petunjuk mengajar yang telah dijelaskan maka terdapat
18

juga bagaimana cara mengajar Iqro’ tersebut, yang meliputi tiga


metode : (a) metode individual atau sorogan, (b) metode klasikal atau
bandongan, dan (c) metode klasikal-individual.
Metode individual atau sorogan adalah sebuah sistem belajar
dimana para santri maju satu persatu untuk membaca dan menguraikan
isi kitab di hadapan seorang guru atau kiyai. Maksudnya adalah metode
sorogan merupakan metode individual dimana murid mendatangi guru
untuk mengkaji suatu kitab dan guru membimbingnya secara langsung
Armai Arief, (2002: 150).
Metode klasikal atau bandongan adalah mengajar dengan cara
memberikan materi pelajaran secara massal (bersama-sama) kepada
sejumlah murid dalam satu kelompok/kelas. Tujuan metode klasikal,
yaitu: (1) agar dapat menyampaikan seluruh pelajaran secara garis besar
dan prinsip-prinsip yang mendasarinya ; dan (2) memberi motivasi
dorongan semangat belajar murid. cermat mengikuti penjelasan
diberikan oleh guru dengan memberikan catatan-catatan tertentu (Arief,
2002: 153). Metode bandongan adalah salah satu metode pembelajaran
dalam Pendidikan Islam. Dimana siswa tidak menghadap guru satu
demi satu, tetapi semua peserta didik menghadap guru dengan
membawa buku masing-masing. Kemudian guru membacakan,
menerjemahkan, menerangkan kalimat demi kalimat dari kitab yang
dipelajari, sementara siswa secara aktif memperhatikan.
Metode klasikal-individual adalah proses pembelajaran yang
dilakukan dengan cara sebagian waktu untuk klasikal dan sebagian
waktu yang lainnya untuk mengajar secara individu. Metode klasikal-
individual ini merupakan gabungan dari dua metode yaitu klasikal-
individual atau bandongan-sorogan. Jadi kedua metode tersebut dapat
diterapkan dalam satu pembahasan. Guru dapat membagi waktu dengan
sebagian waktu digunakan untuk menerapkan metode bandongan dan
sebagiannya lagi dengan menggunakan metode sorogan.
19

Dari ketiga teknik atau cara mengajar iqro’ di atas, dalam


penerapannya harus dikondisikan dengan siswa dan keadaan lain.
Namun kebanyakan dalam pembelajaran iqro’ pada anak usia dini
sering diterapkan cara mengajar individual disebabkan oleh berbagai
faktor, misalnya karena perbedaan tingkat atau jilid iqro’ berapa yang
sudah anak pelajari, karena dalam satu kelas satu anak dengan anak
yang lain berbeda kemampuan.

2. Prinsip dan Kelebihan Serta Kekurangan Metode Iqro’


Prinsip-prinsip dasar metode Iqro' terdiri dari lima tingkatan
pengenalan yaitu:
1) Tariqat Asshautiyah (penguasaan atau pengenalan bunyi)
2) Tariqat Adtadrij (pengenalan dari yang mudah pada yang sulit)
3) Tariqat Biriyadhotil Athfal (pengenalan melalui latihan-latihan
dimana lebih menekankan pada anak didik untuk aktif)
4) Attawassuk Fi Maqosid La Fil Alat adalah pengajaran yang
berorientsi pada tujuan bukan pada alat yang dipergunakan untuk
menacapi tujuan itu. Yakni anak bisa membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar sesuai dengan kaidah kaidah tajwid yang ada
5) Tariqot Bimuraat Al Isti'dadi Wattabik adalah pengajaran yang yang
harus memperhatikan kesiapan, kematangan, potensi-potensi dan
watak anak didik Budiyanto, (1995:15)
a. Kelebihan Metode Iqro’
1) Adanya buku (modul) yang mudah dibawa dan dilengkapi oleh
beberapa petunjuk teknis pembelajaran bagi guru serta
pendidikan dan latihan guru agar buku iqro’ ini dapat dipahami
dengan baik oleh guru, para guru dapat menerapkan metodenya
dengan baik dan benar.
2) Cara Belajar siswa aktif (CBSA). Menuntut siswa yang aktif
bukan guru. Siswa diberikan contoh huruf yang telah diberi
harakat sebagai pengenalan di lembar awal dan setiap memulai
20

belajar siswa dituntut untuk mengenal huruf hijaiyyah tersebut.


Pada permulaan, siswa langsung membaca huruf-huruf tersebut
secara terpisah-pisah untuk kemudian dilanjutkan ke kata dan
kalimat secara gradual. Jika terjadi kesalahan baca, guru
memberikan kode agar kesalahan tersebut dibenarkan sendiri
dengan cara mengulang bacaan.
3) Bersifat privat (individual). Setiap siswa menghadap guru untuk
mendapatkan bimbingan langsung secara individual. Jika
pembelajaran terpaksa dilakukan secara kolektif maka guru akan
menggunakan buku Iqra’ klasikal. Dapat diterapkan secara
klasikal (membaca secara bersama) privat, maupun kelompok
dengan cara tutor sebaya (siswa yang lebih tinggi jilidnya dapat
menyimak bacaan temannya yang jilidnya masih rendah).
4) Menggunakan sistem asistensi, yaitu santri yang lebih tinggi
tingkat pembelajaranya membina siswa yang berada di
bawahnya. Meski demikian proses kelulusan tetap ditentukan
oleh guru dengan melalui ujian.
5) Guru mengajar dengan pendekatan yang komunikatif, seperti
dengan menggunakan bahasa peneguhan saat siswa membaca
benar, sehingga siswa termotivasi, dan dengan teguran yang
menyenangkan jika terjadi kesalahan.
6) Penggunaan sistem pembelajaran yang variatif dengan cerita dan
nyanyian religius sehingga siswa tidak merasa jenuh.
7) Menggunakan bahasa secara langsung sehingga lebih mudah
diingat. Selain itu siswa tidak diperkenalkan huruf hijaiyah
terlebih dahulu dengan asumsi menyita banyak waktu, dan
menyulitkan siswa. Oleh karena itu metode Iqro’ bersifat praktis
sehingga mudah dilakukan.
8) Sistematis dan mudah diikuti: pembelajaran dilakukan dari yang
mudah ke yang sulit; dari yang sering didengar, yang mudah
diingat ke yang sulit didengar dan diingat.
21

9) Buku dengan metode ini bersifat fleksibel untuk segala umur


dan bukunya mudah di dapat di toko-toko.
b. Kekurangan Metode Iqro’
1) Bacaan-bacaan tajwid tak dikenalkan sejak dini.
2) Tak dianjurkan menggunakan irama murottal.
3) Anak kurang tahu nama huruf hijaiyyah karena tidak
diperkenalkan dari awal pembelajaran.
4) Anak kurang tahu istilah atau nama-nama bacaan dalam ilmu
tajwid. (http://desmawatiroza.blogspot.com/2015/11/metode-
iqra-dalam-pembelajaran-al-quran.html diakses 11 Desember
2018).

3. Langkah-Langkah Pelaksanaan dan Penerapan Metode Iqro’ dalam


Mengenalkan Huruf Hijaiyyah pada Anak Usia Dini
Dalam pelaksanaan pembelajaran menegenal huruf hijaiyyah
metode iqro’ dengan teknik pembiasaan langkah-langkahnya yaitu:
1) Guru mengondisikan anak duduk dengan tenang
2) Guru menyuruh anak untuk maju kedepan kelas untuk membaca
huruf hijaiyyah dengan metode iqro’ modifikasi selama + 2
menit (24 anak)
3) Guru memberikan contoh pokok pembelajaran huruf kemudian
menyimak anak untuk pengulangi pembelajaran tersebut, tetapi
tidak menuntunnya supaya anak dapat belajar dengan aktif
4) Mengenai huruf hijaiyyah guru langsung memberikan contoh
bacaanya
5) Bila anak keliru panjang pendek dalam membaca huruf, maka guru
harus dengan tegas memperingatkan sebab yang betul dengan
membaca pendek-pendek.
Bila anak keliru membaca huruf, maka cukup betulkan
huruf yang keliru saja, dengan cara isyarah.(file:///C:/Users/37%20Comp
uter/Downloads/Documents/1700-3369-1-SM.pdf diakses 11 Desember
22

2018).

Dalam penelitian ini pengenalan huruf hijaiyyah dengan


menggunakan metode iqro’ modifikasi dengan teknik pembiasaan
juga membawa anak mencapai ranah kognitif (pengetahuan). Anak
akan mampu mengenal huruf hijaiyyah yang menjadi salah satu kunci
membaca Al-Qur’an, yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
kecerdasan spritual anak.
Langkah-langkah penerapan metode iqro’ yang diterapkan di
PAUD adalah menata ruangan, mempersiapkan bahan main atau
media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran, misalnya
buku iqro’, puzzle huruf hijaiyyah, buku tulis dan pensil yang akan
digunakan anak-anak untuk menulisatau menebalkan huruf hijaiyyah.
Sebelum anak membaca huruf hijaiyyah di buku iqro’, guru terlebih
dahulu mengenalkan beberapa huruf hijaiyyah dengan menuliskan huruf
hijaiyyah di papan tulis. Setelah guru mengenalkan huruf hijaiyyah
anak satu per satu maju ke depan untuk menulis satu huruf hijaiyyah
yang disuruh guru.
Dengan diterapkan metode iqro’ ini diharapkan kemampuan
anak dapat berkembang sesuai harapan karena kemampuan anak dalam
suatu pembelajaran berbeda-beda.
(file:///C:/Users/37%20Computer/Downloads/Documents/5673-19123-1-
PB.pdf diakses 11 Desember 2018)

C. Media Kartu Huruf Hijaiyyah


1. Pengertian Media Kartu Huruf dan Pengertian Huruf Hijaiyyah
Ambarini (2006: 35), mengatakan bahwa kartu huruf adalah
kumpulan kartu yang didalamnya terdapat huruf-huruf dari A-Z (kapital
dan kecil) dan diberi gambar serta kata untuk mendukung anak paham dan
hafal abjad A hingga Z. Hasan (2009:65) mengungkapkan kartu 28 huruf
adalah penggunaan sejumlah kartu sebagai alat bantu untuk belajar
23

membaca dengan cara melihat dan mengingat bentuk huruf dan gambar
yang disertai tulisan dari makna gambar pada kartu.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media kartu huruf
adalah jenis kertas yang berukuran tebal dan berbentuk persegi panjang
yang ditulisi atau ditandai dengan unsur abjad atau huruf tertentu. Kartu
huruf merupakan salah satu alat bantu pembelajaran yang termasuk dalam
katagori Flash Card.
Kata huruf hijaiyyah terbagi menjadi dua yaitu huruf ( ‫ )َاْلُحُرْو ُف‬yang
berati bagian terkecil dari lafal yang tidak dapat membentuk makna
tersendiri kecuali harus dirangkai dengan huruf lain. Kumpulan huruf
yang dapat membentuk arti biasanya tiga huruf, misalnya (‫“ )َو َقى‬
memelihara ” namun pada bentuk tertentu ada satu huruf yang sudah
mempunyai arti, misalnya bentuk amar (perintah) dari ( ‫َو ِق‬¥ ‫ )ى‬adalah (
‫“ )ِق‬peliharalah”.
Kata ‘Hijaiyyah’ ( ‫ ) َاْلِه َج اِئَيِة‬berasal dari akar kata ( ‫ ِهَج اًء‬- ‫ َيْهُجْو‬-‫) َهَج ا‬,
yang berati “ejaan". Maksud dari ejaan di sini adalah ejaan Arab sebagai
bahasa asli Al-Qur’an (lihat Q.s.Yusuf, ayat 2). Karena itu yang
dimaksud huruf hijaiyyah adalah huruf yang ejaan bahasa Arab sebagai
bahasa asli Al-Qur’an. Walaupun demikian, tidak menutup
kemungkinan adanya disiplin ilmu lain yang mengunakan huruf
hijaiyyah, misalnya Hadist dan kitab-kitab berbahasa Arab umumnya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media kartu huruf
berupa kartu kecil yang berisi gambar, tanda simbol yang mengingatkan
dan menuntun anak kepada sesuatu yang berhubungan dengan materi
yang dipelajari. Materi/tema yang dipelajari dalam penelitian ini
disesuaikan dengan tema pembelajaran. Media kartu huruf hijaiyyah ini
terbuat dari kertas berukuran 12 cm x 12 cm, yang masing-masing kartu
yang berisi huruf hijaiyyah dan gambar yang ditulis dengan huruf yang
mencolok dengan warna yang menarik.
Contoh huruf hijaiyyah “‫ ”ب‬akan ditulis pada kartu dengan
tulisan: ‫ب‬, dan dilengkapi dengan gambar perahu. Pemberian gambar
24

pada kartu ini sangat penting, karena pada taraf usia ini, anak mulai
belajar bahasa simbolis, sehingga belajar huruf hijaiyyah “‫”ب‬
harus diberikan makna agar anak mulai mengenal huruf hijaiyyah “‫”ب‬.
Makna ini diberikan dengan memberikan label pada huruf
dimaksud, dengan gambar dan tulisan yang menarik dan mudah
dikenal oleh anak. Pemberian label dapat dilakukan dengan gambar
perahu layar, buah tunas kelapa, gambar pisang dan benda-benda
sederhana lainnya yang dikenal oleh anak. Permainan kartu huruf
hijaiyyah pada prinsipnya termasuk dalam kategori mastery play, yaitu
bermain untuk menguasai keterampilan tertentu. Keterampilan yang
dimaksud disini adalah keterampilan membaca awal untuk mengenal
huruf hijaiyyah sejak dini.
Menurut Rusdi Saska (2005:2) “Huruf adalah suatu tanda atau
lambang bunyi yang mempunyai bentuk dengan ciri-ciri tertentu, baik
mempunyai titik penyerta atau tidak”. Huruf Arab (huruf Al-Qur’an)
secara alfabetis atau urutan abjadnya disebut huruf hijaiyyah disingkat
Rufyah yang di mulai dari Alif sampai dengan Ya, sebagai huruf dasar
atau asli berjumlah 29 huruf. Menurut Abdullah Assyafi’i (1992:9)
huruf–huruf hijaiyyah itu terdiri dari 28 huruf.
Tabel 1.1: Huruf Hijaiyyah Dan Cara Pengucapannya
No Huruf Hijaiyyah Huruf Latin
Pengucapan
1. ‫ا‬ A Alif
2. ‫ب‬ B Ba’
3. ‫ت‬ T Ta’
4. ‫ث‬ Ts Tsa’
5. ‫ج‬ J Jim
6. ‫ح‬ H Kha’
7. ‫خ‬ Kh Kho’
8. ‫د‬ D Dal
9. ‫ذ‬ Dz Dzal
25

10. ‫ر‬ R Ra’


11. ‫ز‬ Z Zai
12. ‫س‬ S Sin
13. ‫ش‬ Sy Syin
14. ‫ص‬ Sh Shod
15. ‫ض‬ Dh Dhod
16. ‫ط‬ Th Tho’
17. ‫ظ‬ Zh Zho’
18. ‫ع‬ ’a ‘ain
19. ‫غ‬ Gh Ghoin
20. ‫ف‬ F Fa
21. ‫ق‬ Q Qof
22. ‫ك‬ K Kaf
23. ‫ل‬ L Lam
24. ‫م‬ M Mim
25. ‫ن‬ N Nun
26. ‫و‬ W Wau
27. ‫ه‬ H Ha’
28. ‫ء‬ A Hamzah
29. ‫ي‬ Y Ya’

Yusuf (2009) mengemukakan arti dari masing-masing huruf


hijaiyyah adalah: Dari Ali bin Hasan bin Ali bin Fadhal dari Bapaknya
dari Imam Ridha AS, beliau berkata: sesungguhnya yang pertama kali
diciptakan Allah swt agar makhluk-makhluknya mengetahui diri-Nya
adalah tulisan huruf-huruf hijaiyyah, karena sesungguhnya jika ada
seserorang yang dipukul kepalanya oleh tongkat karena dianggap tidak
fasih dalam berbicara, maka hukumnya, hendaknya dia dijelaskan
tentang huruf hijaiyyah kemudian diberikan diyat (tebusan) sebanyak
yang tidak bisa dia pahami.
26

Pembelajaran huruf hijaiyyah tentunya masing-masing metode


atau caranya berbeda-beda sesuai dengan ciri khas dari masing-masing
metode yang di kembangkan. Salah satu dasar yang penting untuk
memperkenalkan huruf hijaiyyah adalah bagaimana seseorang dapat
membedakan huruf dengan jelas. Inilah yang disebut dengan istilah
makhraj huruf.

2. Fungsi Media Kartu Huruf Hijaiyyah


Fungsi media kartu huruf hijaiyyah adalah untuk mengenalkan
huruf hijaiyyah pada anak usia 4-6 tahun dengan lebih cepat. Sebab
dengan segala bantuan alat peraga, guru bukan saja dapat menjelaskan
lebih banyak hal dalam waktu yang lebih singkat dan intens, tetapi juga
dapat mencapai hasil yang lebih maksimal dan lebih cepat. Dengan
bantuan kartu kata, maka anak diharapkan dapat mengenal huruf
hijaiyyah dengan cepat dengan cara yang menyenangkan.
Menurut Rose dan Roe (1990) dalam pembelajaran membaca
permulaan guru dapat menggunakan strategi bermain dengan
memanfaatkan kartu-kartu huruf. Kartu-kartu huruf hijaiyyah tersebut
digunakan sebagai media dalam permainan menemukan kata. Siswa
diajak bermain dengan menyusun huruf–huruf hijayyah menjadi sebuah
kata yang berdasarkan teka-teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru.
Titik berat latihan menyusun huruf hijaiyyah ini adalah keterampilan
mengeja suatu kata.
Pelafalan kata-kata tersebut dapat diperluas dalam bentuk
pelafalan kalimat bahasa Indonesia. Yang dipentingkan dalam latihan
ini adalah melatih anak menguvapkan bunyi-bunyi bahasa (vocal,
konsonan, dialog, dan cluster) sesuai dengan daerah artikulasinya.

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Media Kartu Huruf


Hijaiyyah
27

Metode yang digunakan oleh guru adalah salah satu kunci pokok
di dalam keberhasilan suatu kegiatan harus relevan dengan tujuan
penguasaan kata, transisi, dan kosakata dengan berbagai variasi
media dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan.
Metode yang dapat digunakan dengan praktik langsung, adapun
langkah–langkah kegiatan yang dapat di lakukan anak–anak dengan
indikator: membaca gambar yang memiliki kata atau kalimat.
1) Mempersiapkan anak. Sebelum pembelajaran dimulai anak-anak
perlu dipersiapkan dengan baik, sehingga pada saat proses belajar
berlangsung anak memiliki kesiapan belajar dan tidak saling
menggangu diantara mereka.
2) Menyediakan peralatan (media kartu huruf hijaiyyah). Guru
hendaknya mempersiapkan peralatan atau media kartu huruf
hijaiyyah sebelum proses belajar berlangsung. Setiap peralatan
sudah disiapkan secara matang agar terhindar dari pemborosan
alokasi waktu yang telah ditetapkan.
3) Menyiapkan gambar-gambar sesuai tema. Setiap gambar yang akan
diajarkan harus disesuaikan dengan tema dan anak tema yang akan
diajarkan oleh guru sehingga anak mampu menghubungkan kata
sesuai dengan gambar yang ditampilkan.
4) Mempraktikkan cara penggunaan media. Dalam proses pembelajaran
praktek penggunaan media harus dilakukan secara teliti agar
terhindar dari kesalahan dalam penggunaan alat media
pembelajaran. Oleh karena itu guru hendaknya sebelum melakukan
peragaan terlebih dahulu dilakukan percobaan-percobaan lebih
awal untuk menguji validitas alat media yang akan digunakan
oleh guru agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara
maksimal.
5) Memasangkan gambar dengan media kartu huruf hijaiyyah. Untuk
mempermudah huruf hijaiyyah yang akan disebutkan oleh anak,
maka setiap gambar yang terpasang harus disesuaikan dengan kartu
28

huruf hijaiyyah, sehingga anak lebih mudah menghubungkan


simbol gambar dengan kartu huruf hijaiyyah.
6) Membaca gambar sesuai dengan kartu huruf hijaiyyah yang
dipasangkan. Semua gambar yang terpasang harus sesuai dengan
kartu huruf hijaiyyah agar anak mampu mengenal huruf hijaiyyah
sesuai sesuai dengan gambar yang terpasang. Cara penggunaannya
dilakukan dengan mengkocok kartu huruf hijaiyyah, kemudian kartu
disebar sebar dengan posisi kartu tertelungkup. Setelah semua kartu
tertutup, anak mulai membuka kartu huruf hijaiyyah setelah guru
memberikan instruksi huruf hijaiyyah apa yang dicari/dibuka.
Pemenang/anak maju ke depan kelas jika telah menemukan huruf
hijaiyyah yang benar dan siswa diminta menyebutkan huruf
hijaiyyah yang ada pada kartu huruf hijaiyyah. Kemudian anak
diminta mencocokkan dengan kartu yang ada pada anak dengan
kartu yang ada pada guru. Permainan diulang sampai setiap anak
mendapat giliran.
(http://digilib.iainkendari.ac.id/382/3/BAB%20II.pdf)

D. Hubungan Metode Iqro’ dengan Meningkatkan Kemampuan Membaca


Al-Qur’an
Metode Iqro’ adalah cara cepat membaca Al-Qur’an melalui
beberapa jilid, mulai jilid 1-6. Cara ini lebih efektif dalam mengantarkan
anak untuk bisa cepat membaca Al-Qur’an dengan baik dan dalam kurun
waktu yang lumayan singkat dibandingkan dengan cara-cara terdahulu.
Tidak hanya anak-anak saja yang menggunakan metode ini, metode ini
digunaan untuk semua kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, bahkan
manula.
Dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an memerlukan metode-
metode yang efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an
anak. Metode pembelajaran adalah segala usaha yang dilakukan guru dalam
29

perwujudan kegiatan belajar mengajar. Metode yang baik dan tepat


diharapkan dapat memberikan rangsangan perkembangan pada anak.
Metode iqro’ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat bantu
atau media pembelajaran, karena ditekankan pada bacaannya
(membacahuruf Al-Qur’an dengan baik dan benar). Bacaan langsung tanpa
dieja. Artinya diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar
siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
Metode Iqro‟ ini disusun oleh KH. As’ad Human yang berdomisili
di Yogyakarta. Buku Iqro’ sendiri diterbitkan oleh Balai litbang LPTQ
Nasional Team Tadarus “AMM” Yogyakarta. Bagi umat Islam Indonesia,
nama K. H. As‟ad Humam sudah tidak asing lagi karena karyanya berupa
metode praktis membaca Al-qur‟an serta lembaga 34pendidikan TKA
(Taman Kanak-kanak Al-qur‟an) dan TPA (Taman Pendidikan Al-qur‟an)
telah menyebar keseluruh Indonesia hingga ke mancanegara.
Salah satu kelebihan metode ini yaitu Metode Iqro’ disusun secara
sistemtis dan urut mulai dari bahan ajar yang paling ringan sampai paling
berat dan Santri dapat membaca Alquran dengan cepat dan sudah dibekali
kaidah-kaidah tajwid. Keistimewaan lain adalah melalui metode ini
kefasihan bacaan dapat tercapai dengan baik, hal ini dikarenakan sistem
pembelajaran yang dilakukan secara bertahab, bahkan ketika seseorang
ingin melanjutkan pada topik berikutnya harus melalui evaluasi yang bisa
dinyatakan lulus untuk melanjutkan tetapi bisa juga tidak lulus sehingga
harus lebih memperdalam cara-cara membaca yang baik.
Ini yang melatarbelakangi pentingnya dilakukan penelitian mengenai
“meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an melalui metode iqro”.
Dapat di simpulkan bahwa hubungan metode iqro’ dengan kemampuan
membaca Al-Qur’an yaitu mampu membina membaca Al-Qur’an anak
dengan langkah-langkah dan cara-cara serta metode secara sistematis yang
di berikan pada anak yaitu dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang
lebih tinggi sesuai tahapan-tahapan perkembangan kognitif anak usia dini.
Dan dengan berbagai media yang di berikan anak dapat memahami
30

pembelajaran yang diberikan oleh guru. Kemudian metode yang di berikan


menekankan pada pengetahuan dan pengalaman peserta didik sehingga
membaca Al-Qur’an anak dapat meningkat secara bertahap sesuai metode
yang di berikan.

E. Penelitian yang Relevan


Hasil penelitian yang relevan terkait dengan judul penelitian ini
antara lain dua penelitian yang dilakukan oleh Desiana, (2013), Amellia,
Salmina, & Hasibah (2017), dan Trisnawati (2017). Peneliti Desiana yang
berjudul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qura’n Pada Anak
Usia Dini Melalui Penerepan Metode Iqro’ Plus Kartu Huruf Di RA.
Ummatan Wahidah Curup”. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus
pertama masih banyak kendala dalam pelaksanaanya terutama dalam
pemahaman bentuk huruf dan cara melafazkan huruf. Berdasarkan
pengamatan yang diperoleh pada siklus II (75% ) tampak sekali peningkatan
dibandingkan siklus I. Desiana menyimpulkan bahwa anak mampu
mengenal huruf hijaiyah dalam kategori baik di RA Ummatan Wahidah
Curup.
Penelitian Lina Amellia, Mik Salmina, Siti Hasibah berjudul
“Efektivitas Metode Iqro’ Modifikasi dengan Teknik Pembiasaan dalam
Mengingkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyyah Anak Usia Dini di
KB PAUD Melati Banda Aceh”. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh efektif metode iqro‟dengan teknik pembiasaan terhadap hasil
belajar mengenal huruf hijaiyyah KB PAUD Melati Banda Aceh. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai rata-rata post test 80,625. Dapat dilihat dari hasil
analisis data yaitu menggunakan uji t, serta dilakukan dengan pengujian
hipotesis pada taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) =
5, di peroleh t hitung = 19,39 dan t tabel = 1,71,sehingga t hitung > t
tabel yaitu 19,39 >1,71, dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa kemampuan mengenal huruf hijaiyyah
31

dengan metode iqro‟ modifikasi lebih efektif dibandingkan sebelum


menggunaan metode iqro‟ modifikasi.
Dan peneletian Trisnawati berjudul “Upaya Meningkatkan
Membaca Huruf Hijaiyah Melalui Permainan Kartu Huruf Pada Anak Usia
Dini Kelompok B Di Tk/Ra As-Sa’adah Jalan Medan Area Selatan Gg.
UsmanTahun Ajaran 2015-2016”. Jenis metode penelitian yang dilakukan
adalah metode kualitatif, data penelitian di peroleh dengan menggunakan
teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini
mengungkapkan 3 temuan yaitu 1) implementasi meh mbaca Al-Qur’an
dengan metode iqro’ di RA Cut Mutia sudah tertulis dalam RKH, 2)
pelaksanaan membaca Al-Qur’an dengan metode iqro’ sudah baik namun
masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaanya dan 3) evaluasi
pembelajaran Al-Qur’an dengan metode iqro’ dapat dikatakan belum
terlaksana dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai