Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

AL- QUR’AN SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

DI SUSUN OLEH :
JESSICA AUDI APRILIA (4518060034)
AUDREY GABRIELA ROSALINE (4518060036)
SYARWAN (4518060037)
NUR ASRIL JADIDAH ANSHARI (4518060039)
CHAERUL RIFALDY (4518060040)

JURUSAN ILMU HUKUM


UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Berbicara tentang Al-Qur’an, takkan pernah ada habisnya. Al-Qur’an mengandung
berbagai kisah dari sejarah zaman lampau hingga masa yang akan datang, termuat juga hukum-
hukum islam, rahasia alam semesta, serta masih banyak lagi.

Al-Qur’an menjadi salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW, sebab turunnya Al
Qur’an melalui perantara beliau, Al Qur’an mempunyai peranan yang sangat penting untuk
keberlangsungan umat manusia di dunia. Betapa tidak, semua persoalan manusia di dunia sebagian
besar dapat ditemukan jawabannya pada Al Qur’an. Oleh karenannya kemudian Al Qur’an di
yakini sebagai firman Allah yang menjadi sumber ajaran Islam pertama sebelum Hadist.

Berbagai macam persoalan hidup manusia solusinya terdapat dalam al qur’an. Maka sudah
menjadi kewajiban kita sebagai umat muslim untuk membaca, memahami, dan mengamalkan al
qur’an yang merupakan pedoman hidup kita. Pentingnya memahami al qur’an sebagai sumber
ajaran islam yang pertama menjadi latar belakang dibuatnya makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGENALAN AL-QUR’AN


1. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kitab suci bagi umat Islam yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad melalui perantara malaikat Jibril. Al-Qur’an merupakan sumber hukum utama Islam
dan pedoman hidup kaum muslim. Al-Qur’an bukan hanya mengajarkan tentang hubungan
manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengajarkan tentang hubungan manusia terhadap sesama
manusia dan juga alam. Pengertian Al-Qur’an sangat luas, antara lain :

A. Secara Etimologi
Ada beberapa pendapat tentang pengertian Al-Qur’an secara etimologi, antara lain yaitu :
1) Kata “Al-Qur’an” merupakan bentuk masdar dari kata“Qara’a” yang artinya “bacaan”.
2) Kata “Al-Qur’an” merupakankata sifat dari “Al-Qar’u” yang bermakna “Al-jam’u” yang
artinya “kumpulan”.
3) Kata Al-Qur’an merupakan Isim Alam bukan kata bentukan dan sejak awal digunakan
sebagai namakitab suci umat Islam.

B. Secara Terminologi
Menurut Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah dalam bukunya Al-Madkhal li dirasah Al-
Qur’an al-karim mengatakan bahwa :

“Al-Qur’an adalah firman Allah swt yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, yang memiliki
kemukjizatan lafal, membacanya bernilai ibadah, diriwayatkan secara mutawatir, yang tertulis
dalam mushaf, dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas.”

2. Hakikat Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab yang sangat agung. Dia merupakan penyempurna dari beberapa kitab.
Namun pada hakikatnya Al-Qur’an bukanlah tulisan ataupun bacaan yang termuat dalam 30 juz
Al-Qur’an 114 surat 6666 ayat, melainkan pada makna yang tersirat atau terkandung didalamnya.
Adapun tulisan atau bacaan yang termuat di dalam kitab itu tidak ada bedanya dengan buku-buku
bacaan biasa. Jadi jika manusia beriman kepada tulisan atau bacaannya sama halnya dengan
beriman kepada hal yang fana.
3. Nama - Nama Al-Qur’an
Al-Quran merupakan Kalam Allah yang mengandung ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibrail untuk disampaikan kepada semua manusia. Al-
Qur’an merupakan mukjizat yang paling agung yang telah mendapat jaminan dari Allah SWT akan
kekal terpelihara. Dan juga terdapat beberapa nama-nama Al-Qur’an yang telah disebutkan oleh
Allah dalam kitab-Nya. Nama-nama itu mempunyai ciri-ciri dan kriteria Al-Qur’an itu sendiri.
Nama-nama lain Al-Qur’an sangat banyak, antara lain yaitu :
1. Al-Kitab ( Kitabullah )

Yang merupakan sinonim dari kata Al-Qur’an artinya, kitab suci sebagai petunjuk bagi orang yang
bertaqwa. Perkataan Kitab di dalam bahasa Arab dengan baris tanwin di akhirnya (Kitabun)
memberikan makna umum yaitu sebuah kitab yang tidak tertentu. Apabila ditambah dengan alif
dan lamdi depannya menjadi (Al-Kitab) ia telah berubah menjadi suatu yang khusus (kata nama
tertentu). Dalam hubungan ini, nama lain bagi Al-Qur’an itu disebut oleh Allah adalah Al-Kitab.
Nama ini diterangkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 2 :

َ‫اب َال َرْي َب فيه ُه ًدى ِّل ْل ُم َّتق ن‬


﴾٢ ﴿ ‫ي‬ ُ ‫َذل َك ْالك َت‬
ِ ِ ِ ِ ِ

Artinya :

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (QS.
Al-Baqarah : 2)

2. Az-Zikr ( Peringatan )
Allah SWT menyebutkan Al-Qur’an sebagai Az-zikr (Peringatan) karena sebetulnya Al-Qur’an
itu senantiasa memberikan peringatan kepada manusia karena sifat lupa yang tidak pernah lepas
dari manusia. Manusia mudah lupa dalam berbagai hal, baik dalam hubungan dengan Allah,
hubungan sesama manusia maupun lupa terhadap tuntunan-tuntunan yang sepatutnya ditunaikan
oleh manusia. Oleh karena itu golongan yang beriman dituntut agar senantiasa mendampingi Al-
Qur’an. Selain sebagai ibadah, Al-Qur’an itu sentiasa memperingatkan kita kepada tanggung
jawab kita. Nama ini diterangkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Hijr ayat 9 :

ِ ‫ِإنَّا ن َْح ُن ن ََّز ْلنَا‬


ُ ِ‫الذ ْك َر َوإِنَّا لَهُ لَ َحاف‬
﴾٩﴿ َ‫ظون‬
Artinya :

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan az-zikr (Al-Qur’an) dan Kamilah yang akan
menjaganya (Al-Qur’an).” (QS. Al-Hijr : 9)

3. Al-Furqan ( Pembeda )

Allah SWT memberi nama lain bagi Al-Qur’an dengan Al-Furqan berarti Al-Qur’an sebagai
pembeda antara yang haq dan yang batil. Mengenali Al-Qur’an maka kesannya sewajarnya dapat
mengenal Al-Haq dan dapat membedakannya dengan kebatilan. Nama ini diterangkan dalam
Surah Al-Furqan ayat 1 :

ً ‫ار َك الَّذِي ن ََّز َل ْالفُ ْرقَانَ َعلَى َع ْب ِد ِه ِل َي ُكونَ ِل ْل َعا َل ِمينَ نَذ‬
﴾١﴿ ‫ِيرا‬ َ ‫ت َ َب‬

Artinya :

“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya
(Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS. Al-Furqan : 1)

4. Al-Mauidhah ( Nasihat )

Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah adalah untuk kegunaan dan keperluan manusia, karena
manusia senantiasa memerlukan peringatan dan pelajaran yang akan membawa mereka kembali
kepada tujuan penciptaan yang sebenarnya. Tanpa bahan - bahan pengajaran dan peringatan itu,
manusia akan terlalai dan lupa dari tugasnya karena manusia sering didorong oleh nafsu dan
dihasut oleh syaitan dari mengingat dan mentaati perintah Allah. Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an
Surah Al-Qamar ayat 22 :

﴾٢٢﴿ ‫س ْرنَا ْالقُ ْرآنَ ِل ِلذ ْك ِر فَ َه ْل ِمن ُّمدَّ ِك ٍر‬


َّ َ‫َولَقَ ْد ي‬

Artinya :

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang
mengambil pelajaran?.” (QS. Al-Qamar : 22)
5. Asy-Syifa’ ( Penawar )

Allah SWT telah mensifatkan bahwa Al-Qur’an yang diturunkan kepada umat manusia melalui
perantara Nabi Muhammad SAW sebagai penawar dan penyembuh.Bila disebut penawar tentu ada
kaitannya dengan penyakit. Dalam Tafsir Ibnu Katshir dinyatakan bahwa Al-Qur’an adalah
penyembuh dari penyakit-penyakit yang ada dalam hati manusia seperti syirik, sombong, ragu dan
sebagainya. Dalam hal ini diterangkan dalam Al-Qur’an Surah Yunus ayat 57 :

ٌ‫ُور َو ُهدًى َو َر ْح َمة‬


ِ ‫صد‬ُّ ‫ظةٌ ِمن َّر ِب ُك ْم َو ِشفَاء ِل َما ِفي ال‬ ُ َّ‫َيا أَيُّ َها الن‬
َ ‫اس قَ ْد َجاءتْ ُكم َّم ْو ِع‬
﴾٥٧﴿ َ‫ِل ْل ُمؤْ ِم ِنين‬

Artinya :

“Wahai manusia! Sungguh, telah Kami datangkan kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu,
penawar bagi penyakit yang ada di dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang
beriman.” (QS. Yunus : 57)

6. Al-Haq ( Benar )

Al-Qur’an dinamakan dengan Al-Haq karena dari awal hingga akhirnya, kandungan Al-Qur’an
adalah semuanya benar.Kebenaran ini adalah datang daripada Allah yang mencipta manusia dan
mangatur sistem hidup manusia dan dia maha mengetahui segala-galanya. Oleh karena itu, ukuran
dan pandangan dari Al-Qur’an adalah sesuatu yang sebenarnya mesti diikuti dan dijadikan
prioritas yang paling utama dalam mempertimbangkan sesuatu. Sesuai firman Allah dalam Surah
Al-Baqarah ayat 147 :

﴾١٤٧﴿ َ‫ْال َح ُّق ِمن َّر ِب َك فَالَ ت َ ُكون ََّن ِمنَ ْال ُم ْمت َ ِرين‬
Artinya :

“Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang
orang yang ragu.” (QS. Al-Baqarah : 147)

7. Ar-Ruh ( Roh )

Allah SWT telah menamakan wahyu yang diturunkan kepada Rasulnya sebagai roh. Sifat roh
adalah menghidupkan sesuatu. Seperti jasad manusia tanpa roh akan mati, busuk dan tidak
berguna. Dalam hubungan ini, menurut ulama, Al-Qur’an mampu menghidupkan hati-hati yang
mati sehingga dekat dengan Penciptanya. Sesuai firman Allah dalam Surah Asy-Syu’ara ayat 52 :

﴾٥٢﴿ َ‫سى أ َ ْن أ َ ْس ِر ِب ِع َبادِي إِنَّ ُكم ُّمت َّ َبعُون‬


َ ‫َوأ َ ْو َح ْينَا ِإلَى ُمو‬

Artinya :

“Dan kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: “Pergilah di malam hari dengan membawa
hamba-hamba-Ku (Bani Israil), Karena Sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli.” (QS. Asy-
Syu’ara : 52)

8. Al-Busyraa ( Berita Gembira )

Al-Qur’an sering menceritakan kabar gembira bagi mereka yang beriman kepada Allah dan
menjalani hidup menurut kehendak dan jalan yang telah diatur oleh Al-Qur’an kabar-kabar ini
menyampaikan pengakhiran yang baik dan balasan yang menggembirakan bagi orangorang yang
patuh dengan isi Al Qur’an. Terlalu banyak janji-janji gembira yang pasti dari Allah untuk mereka
yang beriman dengan ayatayat-Nya. Hal ini telah dikemukakan dalam Al Qur’an Surat An-Nahl
ayat 89 :

‫ش ِهيدًا َعلَى َهؤُالء َون ََّز ْلنَا‬


َ ‫ش ِهيدًا َعلَ ْي ِهم ِم ْن أَنفُ ِس ِه ْم َو ِجئْنَا ِب َك‬َ ‫ث فِي ُك ِل أ ُ َّم ٍة‬ُ ‫َويَ ْو َم نَ ْب َع‬
﴾٨٩﴿ َ‫ش ْيءٍ َو ُهدًى َو َر ْح َمةً َوبُ ْش َرى ِل ْل ُم ْس ِل ِمين‬ َ َ ‫َعلَي َْك ْال ِكت‬
َ ‫اب تِ ْبيَانًا ِل ُك ِل‬

Artinya :

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan setiap umat seorang saksi atas mereka dari
mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan Kami
turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk serta
rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim).” (QS. An-Nahl : 89)

9. Al-Bayaan ( Keterangan )

Al-Qur’an adalah kitab yang menyatakan keterangan dan penjelasan kepada manusia tentang apa
yang baik dan buruk untuk mereka. Menjelaskan antara yang haq dan yang batil, yang benar dan
yang palsu, jalan yang lurus dan jalan yang sesat.Selain itu Al-Qur’an juga menerangkan kisah-
kisah umat terdahulu yang pernah mengingkari perintah Allah lalu ditimpakan dengan berbagai
azab yang tidak terduga. Sesuai dengan firman Allah dalam Surah Ali-Imran ayat 138 :

﴾١٣٨﴿ َ‫ظةٌ ِل ْل ُمت َّ ِقين‬


َ ‫اس َو ُهدًى َو َم ْو ِع‬ ٌ ‫َهذَا َب َي‬
ِ َّ‫ان ِللن‬

Artinya :

“Inilah (Al-Qur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, dan menjadi petunjuk
kepada seta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali-Imran : 138)

10. Ar-Rahmah ( Rahmat )

Allah menamakan Al-Qur’an dengan rahmat karena dengan AlQur’an ini akan melahirkan iman
danhikmah. Bagi manusia yang beriman dan berpegang kepada Al-Qur’an ini mereka akan
mencari kebaikan dan cenderung kepada kebaikan tersebut. Sesuai firman Allah dalam Surah Al-
Isra ayat 82 :

﴾٨٢﴿ ‫ارا‬
ً ‫س‬ َّ ُ‫آن َما هُ َو ِشفَاء َو َر ْح َمةٌ ِل ْل ُمؤْ ِمنِينَ َوالَ يَ ِزيد‬
َ ‫الظا ِل ِمينَ إَالَّ َخ‬ ِ ‫َونُن َِز ُل ِمنَ ْالقُ ْر‬

Artinya :
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar serta rahmat bagi orang-
orang yang beriman, sedangkan bagi orangorang yang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan
menambah kerugian.“ (QS. Al-Isra : 82)

2.2 SEJARAH TURUN DAN PENYUSUNAN AL-QUR’AN


1. Sejarah Singkat Turunnya Al-Qur’an
Wahyu pertama turun pada saat Nabi SAW berusia 40 tahun di saat beliau sedang bermeditasi di
Gua Hira (17 Ramadhan). Wahyu berikutnya turun 3 tahun kemudian. Urut-urutan Surat yang
terdapat dalam Al-Qur’an bukan berdasarkan urutan turunnya ayat-ayat tersebut. Surat pertama
yang diwahyukan adalah Al-‘Alaq (QS : 96) dan yang turun terakhir adalah An-Nasr (QS : 110),
sedangkan ayat terakhir yang diturunkan adalah ayat 3 dari surat Al-Maaidah. Sedangkan surat
pertama yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah Al-Fatihah (QS : 1) dan yang terakhir An-Nas (QS
: 114). Urutan-urutan dalam Al-Qur’an tersebut semata-mata berdasarkan petunjuk dari Allah
SWT kepada Nabi SAW. Al-Quran diturunkan tidak secara sekaligus tapi secara berangsur-angsur.
Di Mekah selama 13 tahun dan di Madinah 10 tahun. Terbagi menjadi ayat-ayat Makkiyyah (19/30
= 86 surat) dan Madaniyyah (11/30 = 28 surat).

Sebenarnya, malaikat Jibril telah menyampaikan firman-firman Allah atau Al Qur’an kepada Nabi
Muhammad dengan beberapa cara. Berikut ini adalah beberapa cara turunnya Al Qur’an kepada
Nabi Muhammad saw, yaitu :

 Malaikat Jibril memasukkan wahyu itu ke dalam hati Nabi Muhammad saw. tanpa
memperlihatkan wujud aslinya. Rasulullah tiba-tiba saja merasakan wahyu itu telah berada
di dalam hatinya.
 Suatu ketika, malaikat Jibril juga pernah menampakkan dirinya sebagai seorang laki-laki
dan mengucapkan kata-kata di hadapan Nabi saw. Itulah salah satu metode lain yang
digunakan malaikat Jibril untuk menyampaikan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad saw.
 Yang selanjutnya, wahyu juga turun kepada Nabi Muhammad saw. Seperti bunyi
gemerincing lonceng. Menurut Rasulullah, cara inilah yang paling berat dirasakan, sampai-
sampai beliau mencucurkan keringat meskipun wahyu itu turun di musim yang sangat
dingin.
 Cara yang lain adalah malaikat Jibril turun membawa wahyu kepada Nabi Muhammad
saw. dengan menampakkan wujudnya yang asli. Rasulullah saw. senantiasa menghafalkan
setiap wahyu yang diterimanya. Beliau mampu mengulangi wahyu tersebut dengan tepat,
sesuai dengan apa yang telah disampai kan oleh malaikat Jibril. Dalam hal ini, malaikat
Jibril juga berperan untuk mengontrol hafalan Al Qur’an Rasulullah saw. Al Qur’an
diturunkan dalam dua periode. Periode pertama dinamakan Periode Mekah. Turunnya Al
Qur’an pada periode pertama ini terjadi ketika Nabi saw. bermukim di Mekah (610 – 622
M) sampai Nabi Muhammad saw. melakukan hijrah. Ayat-ayat yang diturunkan pada masa
itu, kemudian disebut dengan ayat-ayat Makiyah, yang berjumlah 4.726 ayat dan terdiri
atas 89 surat. Periode yang kedua adalah Periode Madinah. Sebuah periode yang terjadi
pada masa setelah Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah (622 – 632 M). Ayat-ayat
yang turun dalam periode ini kemudian dinamakan ayat-ayat Madaniyah, meliputi 1.510
ayat dan mencakup 25 surat. Ayat-ayat Makiyah maupun Madaniyah yang terdapat dalam
Al Qur’an memiliki beberapa perbedaan yang menjadi ciri khas. Berikut ini adalah ciri-ciri
yang terdapat pada kedua kategori ayat tersebut.

2. Penulisan Al-Qur'an Dan Perkembangannya


Penulisan (pencatatan dalam bentuk teks) Al-Qur'an sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad
SAW. Kemudian transformasinya menjadi teks yang dijumpai saat ini selesai dilakukan pada
zaman khalifah Utsman bin Affan.
a. Pengumpulan Al-Qur'an pada masa Rasullulah SAW

Pada masa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk
untuk menuliskan Al Qur'an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan
dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak
diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu,
daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang-belulang binatang. Di samping itu
banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu
diturunkan.

b. Pengumpulan Al-Qur'an pada masa Khulafaur Rasyidin


1. Pada masa pemerintahan Abu Bakar

Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal
dengan nama perang Ridda) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur'an dalam
jumlah yang signifikan. Umar bin Khattabyang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan
tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur'an yang
saat itu tersebar di antara para sahabat. Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai
koordinator pelaksaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur'an tersusun
secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan
mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai
khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafsah yang juga istri Nabi
Muhammad SAW.
2. Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan

Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan, terdapat keragaman dalam cara
pembacaan Al-Qur'an (qira'at) yang disebabkan oleh adanya perbedaan dialek (lahjah) antar suku
yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia
mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang
Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar tersebut, yang kemudian
dikenal dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan
dengan standardisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan
diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar).

Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat
Islam pada masa depan dalam penulisan dan pembacaan Al-Qur'an. Menurut Syaikh Manna' Al-
Qaththan dalam Mahabits fi 'Ulum Al-Qur'an, keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang
dilakukan Utsman telah disepakati oleh para sahabat. Demikianlah selanjutnya Utsman
mengirim utusan kepada Hafsah untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu
Utsman memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin Az-
Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam. Ia memerintahkan mereka
agar menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid dengan ketiga
orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al-Qur'an turun dalam
dialek bahasa mereka. Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia
mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan
sebuah ditahan di Madinah (mushaf al-Imam).

2.3 FUNGSI AL-QUR’AN DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA


Bila dilihat dari awal diturunkannya Al-Quran kepada manusia adalah untuk membawa manusia
keluar dari masa kebodohan (jahiliyah) menuju masa yang lebih terang tentang mengapa manusia
diciptakan dan untuk apa manusia hidup. Al-Qur’an memiliki beberapa nama sebagaimana
fungsinya.

1. Al-Furqon
Al-Furqan artinya yang membedakan, Al-Qur’an membedakan antara yang benar dan yang salah,
antara yang baik dengan yang buruk, yang haq dengan yang batil. Al-Qur’an menuntun manusia
untuk melakukan segala sesuatu yang baik dan menjauhi segala sesuatu yang buruk. Salah satu isi
pokok dalam Al-Qur’an adalah menceritakan kisah-kisah lampau. Kisah-kisah yang harus kita
ambil pelajaran di dalamnya. Salah satu kisah yang sering di ceritakan oleh Al-Qur’an adalah kisah
nabi Musa dan ke sesatan fir’awn. Secara Implisit Allah menerangkan kepada manusia perbuatan
apa saja yang tidak boleh dilakukan manusia dari sifat firawn yang diceritakannya.

Pada zaman sekarang terkadang sesuatu yang dianggap salah bisa dianggap benar, sesuatu yang
dianggap buruk bisa dianggap baik, bahkan sesuatu yang jelek bisa bisa menjadi biak jika
mayoritas orang berkata demikian. Berbohong adalah salah satu budaya baru yang terdapat di
lingkungan karena kebanyakan orang melakukan hal tersebut dan kita sering melakukan hal itu
maka berbohong tidaklah lagi menjadi perbuatan yang buruk.

Al-Qur’an sebagai Al-Furqan menjelaskan batasan tentang yang sebenarnya benar itu adalah benar
dan yang sebenarnya salah itu adalah adalah salat. Orang-orang yang mengikuti Al-Qur’an tidak
akan terjebak dengan opini publik atau budaya masyarakat yang menjungkir balikan aturan yang
sudah teratur sebelumnya. Umat manusia akan tetap berada di jalan yang benar ketika kita
mengikuti aturan yang di terangkan oleh Al-Qur’an.
2. Al-Huda
Al Huda yang berarti petunjuk hidup. Sebagai hudá, Al-Qur’an merupakan aturan yang harus
diikuti tanpa tawar menawar sebagaimana papan petunjuk arah jalan yang dipasang di jalan-jalan.
Kalau seseorang tidak mengetahui arah jalan tetapi sikapnya justeru mengabaikan petunjuk yang
ada pada papan itu, maka sudah pasti ia akan tersesat. Sesuai dengan firman Allah dalam Surah
Ar-Rad ayat 37 :

‫اءك ِمنَ ْال ِع ْل ِم َما لَ َك‬


َ ‫ت أَ ْه َواء ُهم بَ ْعدَ َما َج‬ َ ‫َو َكذَ ِل َك أَنزَ ْلنَاهُ ُح ْك ًما‬
َ ‫ع َر ِبيًّا َولَئِ ِن اتَّبَ ْع‬
﴾٣٧﴿ ‫ق‬ ٍ ‫ِمنَ ّللاِ ِمن َو ِلي ٍ َوالَ َوا‬

Artinya :

“Dan Demikianlah, kami Telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam
bahasa Arab . dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan
kepadamu, Maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.”
(QS. Ar-Rad : 37)

3. As-Syifa
Al-Qur’an juga merupakan As-syifa yang berarti Al-Qur’an merupakan penyembuh. Al-Qur’an
bisa menjadi penyembuh langsung dan bisa juga sebagai penyembuh tidak langsung. Sebagai
penyembuh langsung, Al-Qur’an dapat menyembuhkan penyakit hati yang sedang dilanda oleh
manusia. Penyakit hati yang sering di alami oleh manusia zaman sekarang adalah kesukaan kita
untuk mengeluh. Menyalahkan segala sesuatu selain kita karena kegagalan yang kita alami.
Padahal pada dasarnya, semua keberhasilan dan kegagalan itu berasal dari diri kita sendiri.
Contoh yang sering kita alami adalah ketika kita mendapatkan hasil buruk dalam ujian. Hal
pertama yang kita pikirkan adalah melemparkan semua masalah keluar, misalnya karena soalnya
terlalu sulit, waktu pengerjaan yang terlalu sedikit atau apa yang diujikan tersebut tidak pernah
diajarkan sebelumnya. Kita sibuk menyalahkan hal lain yang sebenarnya bukan masalah utama
dari kegagalan kita.

Sebenarnya Al-Qur’an telah menerangkan bahwa manusia adalah tempatnya salah. Maka manusia
yang baik adalah manusia yang terus memperbaiki dirinya. Dari nilai tersebut kita dapat belajar
bahwa yang sebenarnya salah itu adalah diri kita sendiri. Misalkan karena kita tidak belajar dengan
sungguh–sungguh. Bila memang apa yang kita lakukan sudah sangat keras menurut kita, coba
tengok teman kita yang lebih baik nilainya, mereka telah bekerja lebih keras lagi di bandingkan
kita.
Al-Qur’an juga bisa disebut sebagai penyembuh tidak langsung. Saat Al-Qur’an menerangkan
tentang ilmu dunia ini. Manusia mencoba mencari tahu lebih lanjut tentang ilmu dunia yang telah
di terangkan oleh Al-Quran tersebut. Hingga akhirnya manusia bisa menghasilkan sesuatu hasil
penelitian mereka tentang dunia ini.

Contoh yang bisa kita ambil adalah tentang proses pembentukan manusia. Dari situ manusia dapat
meneliti lebih lanjut ilmu Allah yang lebih dalam dari itu. Akhirnya manusia dapat mengetahui
kapan sebenarnya bayi di kandung. Dari mana bayi mendapatkan makanan ketika dalam
kandungan. Hingga saat ada sesuatu yang sebenarnya tidak harus terjadi seperti pertumbuhan bayi
dalam kandungan tidak meningkat ataupun usia kandungan yang masih terlalu dini untuk
melahirkan. Itu semua dapat di antisipasi oleh manusia karena telah mempelajari itu dan mencari
tahu bagaimana mengatasinya. Tapi pada intinya, ilmu yang kini dimiliki manusia untuk
mengobati itu adalah ilmu yang diberikan oleh Allah salah satunya melalui Al-Quran.

Tapi pada umumnya Al-Quran Ibarat resep dokter, pasien sering sulit membaca resep dokter apa
lagi memahaminya, akan tetapi walaupun begitu, pasien tetap percaya bahwa resep itu benar
mustahil salah karena dokter diyakini tidak mungkin bohong. Inilah kebenaran otoritas. Demikian
pula dengan Al-Qur’an, ia a adalah resep dari Allah yang sudah pasti benar dan mustahil salah
karena Allah adalah Maha Benar. Dengan demikian walaupun ada beberapa ayat Al-Qur’an yang
untuk sementara waktu belum dapat difahami oleh ratio, tak apa tetapi tetap harus dilaksanakan,
sebab kalau menunggu dapat memahaminya secara penuh bisa keburu mati.

Juga obat dari dokter kadang rasanya manis kadang pahit, tetapi dokter berpesan agar obat tersebut
dimakan sesuai aturan dan sampai habis, sebab kalau tidak tepat aturan dan tidak sampai habis,
penyakitnya tidak akan sembuh. Demikian pula dengan Al-Quran sebagai obat, tidak selalu harus
sejalan dengan perasaan (feeling) kemauan (willing) dan pikiran (thinking). Allah menghendaki
agar seorang mukmin mengamalkan seluruhayat Al-Qur’an tanpa terkecuali.

Pemilahan dan pemilihan ayat-ayat tertentu untuk diamalkan sedangkan ayat yang lainnya
dibiarkan adalah sikap kufur (Nu’minubiba’dlinwanakfurubiba’dlin).

2.4 KANDUNGAN DAN POKOK-POKOK ISI AL-QUR’AN


1. Kandungan Isi Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai sumber pertama dalam ajaran islam tentunya memiliki banyak sekali ajaran dan
tuntunan maupun kisah-kisah yang dapat menjadi contoh dan pelajaran maupun peringatan bagi
kaum-kaum setelahnya yang membaca dan mempelajari al-qur’an, secara garis besar, kanudngan
isi alqur’an terbagi menjadi beberapa bagian yaitu: ‘Aqidah, Syari’ah, Akhlaq, kisah-kisah lampau,
berita-berita yang akan datang, dan pengetahuan pengetahuan ilahi lainnya (Makhmud, 2001).
a. ‘Aqidah

Aqidah dalam bahasa arab berarti iman, sehingga secara umum semua system kepercayaan dapat
dikatakan sebagai aqidah. ‘Aqidah menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu
yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu
yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan
kuat. ‘Aqidah menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-
tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya
mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat.
‘Aqidah jika dilihat dari sudut pandang sebagai ilmu -sesuai konsep Ahlus Sunnah wal Jama’ah-
meliputi topik-topik: Tauhid, Iman, Islam, masalah ghaibiyyaat (hal-hal ghaib), kenabian, takdir,
berita-berita (tentang hal-hal yang telah lalu dan yang akan datang), dasar-dasar hokum yang qath’i
(pasti), seluruh dasar-dasar agama dan keyakinan, termasuk pula sanggahan terhadap ahlul ahwa’
wal bida’ (pengikut hawa nafsu dan ahli bid’ah), semua aliran dan sekte yang menyempal lagi
menyesatkan serta sikap terhadap mereka. Masalah Aqidah ini yang dapat disebut juga dengan
tauhid dibagi menjadi 3 yaitu tauhid Al-Uluhiyyah, tauhid Ar-Rububiyyah dan tauhid Al-
asma’was-sifat. Tauhid Al-Uluhiyyah,

 QS. Al-Fatihah ayat 4 :

﴾٤﴿ ‫ِين‬
ِ ‫َم ِل ِك يَ ْو ِم الد‬

Artinya :
“Yang menguasai di Hari Pembalasan.” (QS. Al-Fatihah : 4)

 QS. An-Naas ayat 3 :

﴾٣﴿ ِ َّ‫ِإلَ ِه الن‬


‫اس‬

Artinya :
“Sembahan manusia.” (QS. An-Naas : 3)
mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karena-Nya
semata.Tauhid Ar-Rububiyyah,

 QS. Al-Fatihah ayat 2 :

﴾٢﴿ َ‫ب ْال َعالَ ِمين‬


ِ ‫ْال َح ْمدُ ّللِ َر‬

Artinya :
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-Fatihah : 2)

 QS. An-Naas ayat 1 :

﴾١﴿ ِ َّ‫ب الن‬


‫اس‬ ُ َ‫قُ ْل أ‬
ِ ‫عوذُ ِب َر‬

Artinya :
“Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.”
(QS. An-Naas : 1)

Mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah
yang mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.Tauhid Al-Asma' was-Sifat,
mengesakan Allah dalam asma dan sifat-Nya, artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang
serupa dengan Allah, dalam dzat, asma maupun sifat.

b. Syari’ah

Syariah secara bahasa artinya jalan yang dilewati untuk menuju sumber air. Secara bahasa, kata
syariat juga digunakan untuk menyebut madzhab atau ajaran agama. Atau dengan kata lebih
ringkas, syariat berarti aturan dan undang-undang. Aturan disebut syariat, karena sangat jelas, dan
mengumpulkan banyak hal. Ada juga yang mengatakan, aturan ini disebut syariah, karena dia
menjadi sumber yang didatangi banyak orang untuk mengambilnya.Namun, dalam
perkembangannya, istilah syariat lebih akrab untuk menyebut aturan islam.Secara istilah, syariat
islam adalah semua aturan yang Allah turunkan untuk para hamba-Nya, baik terkait masalah
aqidah, ibadah, muamalah, adab, maupun akhlak. Baik terkait hubungan makhluk dengan Allah,
maupun hubungan antar-sesama makhluk. (Tarikh Tasyri’ Al Islami, Manna’ Qathan, hlm. 13).
Allah berfirman,

﴾١٨﴿ َ‫علَى ش َِري َع ٍة ِمنَ ْاْل َ ْم ِر فَات َّ ِب ْع َها َو َال تَت َّ ِب ْع أَ ْه َواء الَّذِينَ َال يَ ْعلَ ُمون‬ َ ‫ث ُ َّم َج َع ْلن‬
َ ‫َاك‬

Artinya :

Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu),
maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.
(QS. Al-Jatsiyah : 18)

Rincian syariat yang Allah turunkan, berbeda-beda antara satu umat dengan umat lainnya,
disesuaikan dengan perbedaan waktu dan keadaan masing-masing umat. Dan semua syariat ini
adalah adil ketika dia diturunkan. Meskipun demikian, bagian prinsip dalam syariat, tidak berbeda
antara satu umat satu nabi dengan umat nabi lainnya.
c. Akhlak

Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan
secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari
kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar
di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak
adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Akhlak yang di dalam bahasa Indonesia disebut
tingkah laku merupakan sikap yang diambil seseorang secara langsung dan tanpa berpikir dengan
pertimbangan pertimbangan yang ada dan sikap ini bukan hanya disatu waktu saja melainkan
secara berulang-ulang. Sikap dan tingkah laku ini juga di dorong oleh motivasi dalam diri unutk
melakukan suatu hal bak secara sadar maupun tidak sadar.
Akhlak atau sikap juga memiliki beberapa kriteria agar dapat dikatakan bahwa hal tersebut adalah
benar bagi seseorang, yaitu perbuatan yang dilakukan adalah baik atau buruk, memiliki
kemampuan untuk melakukan perbuatan, sadar akan apa yang ia perbuat pada saat melakukan hal
tersebut, dan memiliki kondisi jiwa yang cenderung memiliki arah untuk condong kesatu arah
antara baik atau buruk. Hal ini disyaratkan karena terkadng manussia dapat tidak terkontrol jika
kehilangan akalnya dan melakukan banyak hal yang diluar dari sikap dan akhlak yang biasa
dilakukan oleh manusia tersebut.

d. Kisah-Kisah Lampau dan yang akan Datang


Alqur’an tidak hanya berisi perintah-perintah tentang bagaimana cara beribadah juga tentang
hukum-hukum dalam islam, tetapi mirip dengan kitab-kitab pada agama ibrahimiah, Al-qur’an
juga berisi tentang kisah-kisah yang bertempat di masa lampau dengan tujuan agar dapat
menjelaskan asas dan dasar-dasar dakwah dalam agama islam dan menjelaskan pokok-pokok
syari’at islam, juga untuk meneguhkan hati para kaum muslim yang membacanya agar selalu ingat
bahwa Allah senantiasa bersama mereka dan untuk menyibak kebohongan-kebohongan ahli kitab
terhadap apa yang mereka sembunyikan. Secara garis besar, kisah-kisah yang terdapat dalam al-
Qur’an dibedakan menjadi tiga bagian, dengan pembagian sebagai berikut:

1) Kisah para nabi, kisah ini bercerita mengenai dakwah mereka kepada umatnya, mu’jizat-
mu’jizat yang diberikan Allah kepadanya, sikap dan reaksi orang yang menentag
dakwahnya, tahapan dakwah serta akibat-akibat yang diterima mereka dari orang-orang
yang mempercayai dan menentangnya. Kisah-kisah ini bayak diceritakan al-Qur’an seperti
kisah tentang Nabi Adam pada surah Al-Baqarah 30-39:

‫ض َخ ِليفَةً قَالُواْ أَتَ ْج َع ُل فِي َها‬ ِ ‫َو ِإ ْذ قَا َل َرب َُّك ِل ْل َمالَئِ َك ِة ِإنِي َجا ِع ٌل فِي اْل َ ْر‬
‫ِس لَ َك قَا َل ِإ ِني‬ ُ ‫ِك َونُقَد‬ َ ‫سبِ ُح ِب َح ْمد‬ َ ُ‫الد َماء َون َْح ُن ن‬ ِ ُ‫َمن يُ ْف ِسدُ ِفي َها َو َي ْس ِفك‬
‫علَى ْال َمالَئِ َك ِة‬ َ ‫ض ُه ْم‬َ ‫ع َر‬ َ ‫علَّ َم آدَ َم اْل َ ْس َماء ُكلَّ َها ث ُ َّم‬ َ ‫﴾ َو‬٣٠﴿ َ‫أَ ْعلَ ُم َما الَ تَ ْعلَ ُمون‬
‫س ْب َحان ََك الَ ِع ْل َم‬ ُ ْ‫﴾ قَالُوا‬٣١﴿ َ‫صا ِدقِين‬ َ ‫فَقَا َل أَنبِئُونِي بِأ َ ْس َماء َهؤُالء إِن ُكنت ُ ْم‬
‫﴾ قَا َل َيا آدَ ُم أَنبِئْ ُهم ِبأ َ ْس َمآئِ ِه ْم‬٣٢﴿ ‫نت ْال َع ِلي ُم ْال َح ِكي ُم‬ َ َ‫علَّ ْمتَنَا ِإنَّ َك أ‬ َ ‫لَنَا إِالَّ َما‬
‫ض‬ ِ ‫ت َواْل َ ْر‬ ِ ‫س َم َاوا‬َّ ‫ْب ال‬َ ‫غي‬ َ ‫فَلَ َّما أَنبَأ َ ُه ْم ِبأ َ ْس َمآئِ ِه ْم قَا َل أَلَ ْم أَقُل لَّ ُك ْم ِإنِي أَ ْعلَ ُم‬
‫﴾ َو ِإ ْذ قُ ْلنَا ِل ْل َمالَئِ َك ِة ا ْس ُجدُواْ آلدَ َم‬٣٣﴿ َ‫َوأَ ْعلَ ُم َما ت ُ ْبدُونَ َو َما ُكنت ُ ْم تَ ْكت ُ ُمون‬
‫ ﴾ َوقُ ْلنَا يَا آدَ ُم‬٣٤﴿ َ‫يس أَبَى َوا ْستَ ْكبَ َر َو َكانَ ِمنَ ْال َكافِ ِرين‬ َ ‫س َجدُواْ ِإالَّ ِإ ْب ِل‬ َ َ‫ف‬
‫ْث ِشئْت ُ َما َوالَ ت َ ْق َربَا َه ِذ ِه‬ ُ ‫نت َوزَ ْو ُج َك ْال َجنَّةَ َو ُكالَ ِم ْن َها َرغَدا ً َحي‬ َ َ‫ا ْس ُك ْن أ‬
‫ع ْن َها فَأ َ ْخ َر َج ُه َما ِم َّما‬ َ ‫ان‬ ُ ‫ط‬ َّ ‫﴾ فَأَزَ لَّ ُه َما ال‬٣٥﴿ َ‫ظا ِل ِمين‬
َ ‫ش ْي‬ َّ ‫ش َج َرةَ فَتَ ُكونَا ِمنَ ْال‬ َّ ‫ال‬
‫ض ُم ْستَقَ ٌّر‬ ِ ‫عد ٌُّو َولَ ُك ْم فِي اْل َ ْر‬ َ ‫ض‬ ُ ‫طواْ بَ ْع‬
ٍ ‫ض ُك ْم ِلبَ ْع‬ ُ ‫َكانَا فِي ِه َوقُ ْلنَا ا ْه ِب‬
‫اب‬ُ ‫علَ ْي ِه ِإنَّهُ ُه َو الت َّ َّو‬ َ ‫اب‬َ َ‫ت فَت‬ ٍ ‫﴾ فَتَلَقَّى آدَ ُم ِمن َّر ِب ِه َك ِل َما‬٣٦﴿ ‫ين‬ ٍ ‫ع ِإلَى ِح‬ ٌ ‫َو َمتَا‬
‫طواْ ِم ْن َها َج ِميعا ً فَإِ َّما َيأْتِ َينَّ ُكم ِمنِي ُهدًى فَ َمن ت َ ِب َع‬ ُ ِ‫﴾ قُ ْلنَا ا ْهب‬٣٧﴿ ‫الر ِحي ُم‬ َّ
ْ‫﴾ َوالَّذِينَ َكفَرواْ َو َكذَّبُوا‬٣٨﴿ َ‫علَ ْي ِه ْم َوالَ ُه ْم يَ ْحزَ نُون‬ َ ‫ف‬ ٌ ‫اي فَالَ خ َْو‬ َ َ‫ُهد‬
﴾٣٩﴿ َ‫ها خَا ِلد ُون‬ َ ‫ار ُه ْم ِفي‬ ِ َّ‫اب الن‬ ُ ‫ص َح‬ ْ َ‫ِبآ َيا ِتنَا أُولَ ِئ َك أ‬
Artinya :

30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

31. Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian
mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-
benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”

32. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang
Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana."

33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka
setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah
Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan
mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"

34. Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam,"
Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-
orang yang kafir.

35. Dan kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah
makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu
dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.

36. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula
dan kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi
kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."
37. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, Maka Allah menerima
taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
38. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-
Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran
atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

39. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami, mereka itu penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.(QS. Al-Baqarah: 30-39).
Kisah tentang Nabi Ibrahim Pada surah Al-Baqarah ayat 124 dan 132 :

ِ َّ‫ت فَأَت َ َّم ُه َّن قَا َل إِنِي َجا ِعلُ َك ِللن‬


‫اس إِ َما ًما قَا َل َو ِمن ذُ ِريَّتِي‬ َ ‫َوإِ ِذ ا ْبتَلَى إِب َْرا ِه‬
ٍ ‫يم َربُّهُ بِ َك ِل َما‬
﴾١٢٤﴿ َ‫الظا ِل ِمين‬ َّ ‫قَا َل الَ يَنَا ُل َع ْهدِي‬

Artinya :

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diujiTuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan),
lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam
bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah
berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".”(QS. Al-Baqarah : 124)

‫طفَى لَ ُك ُم الدِينَ فَالَ تَ ُموت ُ َّن‬


َ ‫ص‬
ْ ‫ي ِإ َّن ّللاَ ا‬ ُ ُ‫صى ِب َها إِب َْرا ِهي ُم َبنِي ِه َو َي ْعق‬
َّ ِ‫وب َيا َبن‬ َّ ‫َو َو‬
﴾١٣٢﴿ َ‫س ِل ُمون‬ ْ ‫إَالَّ َوأَنتُم ُّم‬

Artinya :

“Dan Ibrahim Telah mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub.
(Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah Telah memilih agama Ini bagimu,
Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". ” (QS. Al-Baqarah : 132)

2) Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi pada masa lalu, dan orang-
orang yang tidak dipastikan kenabiannya. Diantara kisah ini adalah kisah tentang Luqman

 QS. Luqman: 12

‫َولَقَ ْد آتَ ْينَا لُ ْق َمانَ ْال ِح ْك َمةَ أَ ِن ا ْش ُك ْر ِ َّّللِ َو َمن يَ ْش ُك ْر فَإِنَّ َما يَ ْش ُك ُر ِلنَ ْف ِس ِه َو َمن َكفَ َر‬
﴾١٢﴿ ٌ ‫ح ِميد‬ َ ‫ي‬ ٌّ ِ‫غن‬َ َ‫ّللا‬ َّ ‫فَإِ َّن‬
Artinya :

“Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada
Allah. dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk
dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji".” (QS. Luqman : 12)
 QS. Luqman : 13

﴾١٣﴿ َ ‫ظ ْل ٌم‬
‫ع ِظي ٌم‬ ُ َ‫اّللِ ِإ َّن الش ِْر َك ل‬
َّ ‫ي َال ت ُ ْش ِر ْك ِب‬ ُ ‫َو ِإ ْذ قَا َل لُ ْق َما ُن ِال ْبنِ ِه َو ُه َو َي ِع‬
َّ َ‫ظهُ َيا بُن‬

Artinya :

“Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".” (QS. Luqman : 13)

3) Kisah-kisah yang terjadi pada masa Rasulullah Muhammad saw. seperti kisah tentang
Ababil QS. Al-Fil : 1-5

﴾٢﴿ ‫ض ِلي ٍل‬ ْ َ‫﴾ أَلَ ْم َي ْجعَ ْل َك ْيدَ ُه ْم فِي ت‬١﴿ ‫ب ْال ِفي ِل‬ ْ َ ‫ْف فَعَ َل َرب َُّك ِبأ‬
ِ ‫ص َحا‬ َ ‫أَلَ ْم ت َ َر َكي‬
‫﴾ فَ َج َعلَ ُه ْم‬٤﴿ ‫ارةٍ ِمن ِس ِجي ٍل‬ َ ‫﴾ تَ ْر ِمي ِهم بِ ِح َج‬٣﴿ ‫طي ًْرا أَبَا ِبي َل‬
َ ‫علَ ْي ِه ْم‬ َ ‫َوأَ ْر‬
َ ‫س َل‬
﴾٥﴿ ‫ل‬ ٍ ‫صفٍ َّمأ ْ ُكو‬ ْ ‫َك َع‬

Artinya :

“1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu Telah bertindak terhadap tentara
bergajah?
2. Bukankah dia Telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
3. Dan dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,

4. Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,5. Lalu dia menjadikan
mereka seperti daundaun yang dimakan (ulat).” (QS. Al-Fil : 1-5)
4) Kisah Tentang Peristiwa Hijrah

 QS. Muhammad : 13

‫شدُّ قُ َّوة ً ِمن قَ ْريَتِ َك الَّتِي أَ ْخ َر َجتْ َك أَ ْهلَ ْكنَا ُه ْم‬


َ َ‫ي أ‬
َ ‫َو َكأ َ ِين ِمن قَ ْريَ ٍة ِه‬
﴾١٣﴿ ‫ه ْم‬ ُ َ‫َاص َر ل‬
ِ ‫فَ َال ن‬
Artinya :

“Dan betapa banyaknya negeri yang (penduduknya) lebih Kuat dari pada (penduduk) negerimu
(Muhammad) yang Telah mengusirmu itu. kami Telah membinasakan mereka, Maka tidak ada
seorang penolongpun bagi mereka” (QS. Muhammad : 13)

f. Pengetahuan-Pengetahuan Ilahi

Selain berbagai ayat-ayat tentang aturan, kisah dan keesaan Allah, banyak juga ayat-ayat yang
merupakan ilmu pengetahuan bagi manusia, dalam hal ini pengetahuan yang diberikan tidaklah
mendetail tetapi awal dan akhir dari pengetahuan tersebut dan merupakan tugas manusia untuk
menguak kebenaran dan ilmu tentang hal ini. Diantara ayat-ayat ini contohnya adalah tentang
penciptaan alam semesta pada surah Al-An’aam : 101

‫احبَةٌ َو َخلَقَ ُك َّل‬


ِ ‫ص‬َ ُ‫ون لَهُ َولَدٌ َولَ ْم ت َ ُكن لَّه‬
ُ ‫ض أَنَّى يَ ُك‬ ِ ‫ت َواْل َ ْر‬
ِ ‫س َم َاوا‬ َّ ‫بَدِي ُع ال‬
﴾١٠١﴿ ‫ع ِلي ٌم‬َ ٍ‫ش ْيء‬َ ‫ش ْيءٍ و ُه َو ِب ُك ِل‬ َ

Artinya :

“Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana dia mempunyai anak padahal dia tidak mempunyai
isteri. dia menciptakan segala sesuatu; dan dia mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-An’aam : 101)

 Proses bagaimana alam semesta itu mengembang terdapat dalam Surah Adz-Zaariyat : 47

﴾٤٧﴿ َ‫س َماء بَنَ ْينَاهَا بِأ َ ْي ٍد َوإِنَّا لَ ُمو ِسعُون‬


َّ ‫َوال‬
Artinya :

“Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan Sesungguhnya kami benar-benar
berkuasa.” (QS. Adz-Zaariyat : 47)

 Proses bagaimana bumi dan matahari memiliki garis edar sendiri dan tidak akan
bertabrakan terdapat dalam Surah Al-Anbiya ayat 33

﴾٣٣﴿ َ‫س َو ْالقَ َم َر ُك ٌّل فِي فَلَكٍ يَ ْس َب ُحون‬ َ ‫َو ُه َو الَّذِي َخلَقَ اللَّ ْي َل َوالنَّ َه‬
َّ ‫ار َوال‬
َ ‫ش ْم‬

Artinya :

“Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari
keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS. Al-Anbiya : 33)

benuk planet bumi yang bulat pada surah Az-Zumar ayat 5, dan masih banyak lagi tentang ayat-
ayat ini. Dan tugas manusia lah untuk membuktikan dan mencari kelanjutan dari pengetahuan ini
sehingga manusia dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt.

2.5 PEMBUKTIAN KEBENARAN AYAT AL-QURAN DALAM


PERSPEKTIF SAINS DAN TEKNOLOGI
1. Fakta Tentang Besi
Besi adalah salah satu logam berat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Dalam Al-Qur’an
Surah Al-Hadiid ayat 25 menjelaskan bahwa Allah menurunkan besi yang memiliki kekuatan
hebat dan memiliki banyak manfaat bagi manusia.

‫اس ِب ْال ِق ْس ِط‬


ُ َّ‫وم الن‬َ ُ‫اب َو ْال ِميزَ انَ ِليَق‬َ َ‫ت َوأَنزَ ْلنَا َم َع ُه ُم ْال ِكت‬ ِ ‫سلَنَا ِب ْالبَ ِينَا‬
ُ ‫س ْلنَا ُر‬َ ‫لَقَ ْد أ َ ْر‬
ُ‫سلَه‬ ُ ‫ص ُرهُ َو ُر‬
ُ ‫ّللاُ َمن يَن‬ َّ ‫اس َو ِليَ ْعلَ َم‬
ِ َّ‫شدِيدٌ َو َمنَافِ ُع ِللن‬ َ ‫س‬ ٌ ْ ‫َوأَنزَ ْلنَا ْال َحدِيدَ فِي ِه َبأ‬
﴾٢٥﴿ ‫يز‬ ٌ ‫ع ِز‬َ ‫ي‬ ٌّ ‫ّللاَ قَ ِو‬ ِ ‫ِب ْالغَ ْي‬
َّ ‫ب ِإ َّن‬
Artinya :

“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata
dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan (anzalnaa) besi yang padanya terdapat kekuatan yang
hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya
Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya, padahal Allah tidak
dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (QS. Al-Hadiid : 25)

Dalam ayat ini, kata “anzalnaa” memiliki arti “kami turunkan” digunakan untuk menunjuk besi.
Apabila diartikan secara kiasan kata “anzalnaa” menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk
memberi manfaat bagi manusia.

Apabila mengartikan kata itu secara harfiah, yakni “secara bendawi diturunkan dari langit”, maka
diperoleh arti bahwa besi diturunkan dari langit. Beberapa ilmuwan telah berhasil membuktikan
kebenaran ayat itu. Partikel besi tidak berasal dari bumi melainkan berasal dari benda-benda luar
angkasa. Paling tidak, terdapat sembilan ayat dalam Al-Qur’an yang membahas tentang besi:

َ ‫َوّللاُ َجعَ َل لَ ُكم ِم َّما َخلَقَ ِظالَالً َو َجعَ َل لَ ُكم ِمنَ ْال ِجبَا ِل أ َ ْكنَانًا َو َجعَ َل لَ ُك ْم‬
‫س َرابِي َل‬
﴾٨١﴿ َ‫س ِل ُمون‬ ْ ُ ‫علَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم ت‬ َ ْ ‫س َرا ِبي َل تَ ِقي ُكم َبأ‬
َ ُ‫س ُك ْم َكذَ ِل َك يُتِ ُّم نِ ْع َمتَه‬ َ ‫تَ ِقي ُك ُم ْال َح َّر َو‬

Artinya :

“Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan
bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang
memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan.
Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).”
(QS. An-Nahl : 81)

2. Fakta Penciptaan Berpasang-Pasangan


Surat Yaasin ayat 36 menjelaskan, Allah menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasang.
Dalam ayat lain, Allah juga berfirman dalam Surah Adz-Zaariyat ayat 49 :

﴾٤٩﴿ َ‫ش ْيءٍ َخلَ ْقنَا زَ ْو َجي ِْن لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُرون‬
َ ‫َو ِمن ُك ِل‬
Artinya :

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran
Allah.” (QS. Adz-Zaariyat : 49)

Menurut ayat ini, Allah menciptakan yang berpasangan tidak hanya manusia, melainkan segala
sesuatu yang tumbuh dari bumi dan berbagai partikel yang tidak terlihat mata. Seorang ilmuwan
asal Inggris, Paul Dirac, berhasil melakukan penelitian yang membuktikan bahwa materi
diciptakan secara berpasangan. Penemuannya dinamakan ‘Parite. Dia memperoleh Nobel di
bidang fisika pada tahun 1933 karena penemuannya itu.

3. Fakta Tentang Garis Edar Tata Surya


Matahari, planet, satelit dan benda langit lainnya bergerak dalam garis edarnya masing-masing.
Al-Qur’an Surah Al-Anbiya ayat 33 dan Surah Ya Sin ayat 38 menjelaskan mengenai fakta ilmiah
itu dan terbukti kebenaranya.

Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang alam semesta dan tata surya. Beberapa
di antaranya seperti:

 QS. Al-Anbiya : 33

﴾٣٣﴿ َ‫س َو ْالقَ َم َر ُك ٌّل فِي فَلَكٍ يَ ْسبَ ُحون‬ َ ‫َو ُه َو الَّذِي َخلَقَ اللَّ ْي َل َوالنَّ َه‬
َّ ‫ار َوال‬
َ ‫ش ْم‬

Artinya :

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari
keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS. Al-Anbiya : 33)

 QS. Ya Sin : 38

﴾٣٨﴿ ‫يز ْالعَ ِل ِيم‬


ِ ‫ِير ْال َع ِز‬
ُ ‫س تَ ْج ِري ِل ُم ْستَقَ ٍر لَّ َها ذَ ِل َك تَ ْقد‬ َّ ‫َوال‬
ُ ‫ش ْم‬

Artinya :

“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui.” (QS. Ya Sin: 38)
Pengamatan astronomi telah membuktikan kebenaran fakta ini. Menurut ahli astronomi, matahari
bergerak sangat cepat dengan kecepatan mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega
dalam sebuah garis edar yang dinamakan Solar Apex.

Selain matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh
jarak ini. Semua bintang yang ada di alam semesta juga berada dalam suatu gerakan serupa.

4. Fakta Tentang Penciptaan Manusia Dalam 3 Tahap


Dalam Al-Qur’an Surah Az-Zumar ayat 6 dijelaskan, manusia diciptakan dalam tubuh ibunya
dalam tiga tahapan. “Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya
isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak.
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang
(berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”
Perkembangan ilmu Biologi modern telah berhasil mengungkap petunjuk dari ayat itu.
Pertumbuhan bayi di dalam rahim melewati tiga tahap (tiga kegelapan). Al-Qur’an menggunakan
istilah ‘kegelapan’ karena memang proses penciptaan manusia dalam perut ibu terjadi di dalam
rahim yang gelap. Tahap tahap itu, pertama, tahap Pre-embrionik, zigot tumbuh membesar melalui
pembelahan sel kemudian menjadi segumpalan sel yang membenamkan diri pada dinding rahim.
Seiring pertumbuhan zigot, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk membentuk
tiga lapisan.

Kedua, tahap Embrionik yang berlangsung lima setengah minggu. Bayi pada tahap ini disebut
“embrio”. Organ dan sistem tubuh bayi juga mulai terbentuk. Ketiga tahap fetus yang dimulai
sejak kehamilan bulan 8 hingga lahir. Pada tahap ini bayi telah menyerupai manusia dengan wajah,
kedua tangan dan kakinya.

5. Fakta Tentang Jenis Kelamin Bayi


Hasil penemuan ilmu genetika abad 20 menjelaskan bahwa jenis kelamin seorang bayi ditentukan
oleh air mani dari pria. Dalam air mani pria terdapat kromosom x yang berisi sifat-sifat kewanitaan
dan kromosom y berisi sifat kelaki-lakian. Sedangkan dalam sel telur wanita hanya mengandung
kromosom x yang mengandung sifat-sifat kewanitaan. Jenis kelamin seorang bayi tergantung pada
sperma yang membuahi, apakah mengandung kromosom x atau y.
Al-Qur’an telah menjelaskan fakta itu dalam Surah An-Najm ayat 45-46

﴾٤٥﴿ ‫الز ْو َجي ِْن الذَّ َك َر َو ْاْلُنثَى‬


َّ َ‫َوأَنَّهُ َخلَق‬
Artinya :
“Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita.” (QS. An-Najm : 45)

﴾٤٦﴿ ْ ُّ‫ِمن ن‬
‫طفَ ٍة ِإذَا ت ُ ْمنَى‬

Artinya :
“Dari air mani, apabila dipancarkan.” (QS. An-Najm : 46)
Sebelum penemuan itu diperoleh, masyarakat menganggap bahwa penentu jenis kelamin berasal
dari wanita.

6. Fakta Tentang Sidik Jari Manusia


Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara satu orang dengan lainnya.
Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19. Sebelum penemuan itu, sidik jari hanya
dianggap sebagai lengkungan biasa yang tidak memiliki arti. Al-Qur’an Surah Al-Qiyaamah ayat
3-4 menjelaskan tentang kekuasaan Allah untuk menyatukan kembali tulang belulang orang yang
telah meninggal, bahkan Allah juga mampu menyusun kembali ujung-ujung jarinya dengan
sempurna. QS. Al-Qiyamah ayat 3-4 :

﴾٣﴿ َ ‫ان أَلَّن ن َْج َم َع ِع‬


ُ‫ظا َمه‬ ُ ‫س‬ ِْ ‫ب‬
َ ‫اْلن‬ َ ‫أَ َي ْح‬
ُ ‫س‬

Artinya :

“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang
belulangnya?” (QS. Al-Qiyamah : 3)

﴾٤﴿ ُ‫ي بَنَانَه‬ َ ُّ‫علَى أَن ن‬


َ ‫س ِو‬ َ َ‫بَلَى قَاد ِِرين‬
Artinya :

“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan
sempurna.”(QS. Al-Qiyamah : 4)

7. Fakta Tentang Menyusui Bayi Selama 2 Tahun


Air susu ibu atau ASI sangat bermanfaat bagi bayi. ASI adalah sumber makanan terbaik bagi bayi
dan mengandung zat yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Tidak ada susu buatan manusia
yang mampu menandingi kualitas ASI.

Al-Qur’an menganjurkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah
mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Surat ini menjelaskan bahwa waktu yang terbaik untuk memberikan ASI bagi seorang bayi adalah
2 tahun karena memberikan banyak manfaat.

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.”

8. Fakta Tentang Relativitas Waktu


Albert Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori relativitas waktu. Teori ini
menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Waktu dapat berubah sesuai
dengan keadaannya. Beberapa ayat dalam Al-Qur’an juga telah megisyaratkan adanya relativitas
waktu ini, di antaranya dalam Al-Qur’an Surah Al-Hajj ayat 47, Al-Qur’an Surah As-Sajdah ayat
5 dan Al-Qur’an Surah Al-Ma’aarij ayat 4.

 QS. Al-Hajj : 47

ِ ‫ّللاُ َو ْعدَهُ َوإِ َّن يَ ْو ًما ِعندَ َربِ َك َكأ َ ْل‬


‫ف‬ َّ ‫ف‬ ِ ‫َويَ ْستَ ْع ِجلُون ََك بِ ْالعَذَا‬
َ ‫ب َولَن يُ ْخ ِل‬
﴾٤٧﴿ َ‫سنَ ٍة ِم َّما تَعُدُّون‬ َ

Artinya :

“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan
menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut
perhitunganmu.” (QS. Al-Hajj : 47)
 QS. As-Sajdah : 5

ِ ‫س َماء ِإلَى ْاْل َ ْر‬


ُ َ‫ض ث ُ َّم يَ ْع ُر ُج ِإلَ ْي ِه ِفي َي ْو ٍم َكانَ ِم ْقد‬
ُ‫اره‬ َّ ‫يُدَ ِب ُر ْاْل َ ْم َر ِمنَ ال‬
﴾٥﴿ َ‫سنَ ٍة ِم َّما تَعُدُّون‬
َ ‫ف‬ َ ‫أَ ْل‬
Artinya :

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari
yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. As-Sajdah : 5)

 QS. Al-Ma’arij : 4

﴾٤﴿ ‫سنَ ٍة‬ َ ‫ارهُ خ َْمسِينَ أَ ْل‬


َ ‫ف‬ ُّ ‫تَ ْع ُر ُج ْال َم َال ِئ َكةُ َو‬
ُ َ‫الرو ُح ِإلَ ْي ِه ِفي َي ْو ٍم َكانَ ِم ْقد‬

Artinya :

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima
puluh ribu tahun.” (QS. Al-Ma’arij : 4)

Beberapa ayat Alquran lainnya menjelaskan, manusia terkadang merasakan waktu secara
berbeda, waktu yang singkat dapat terasa lama dan begitu juga sebaliknya.

9. Fakta Tentang Gunung


Gunung tidak hanya memperindah pemandangan. Dikaji dari ilmu geologi, gunung berfungsi
sebagai penyeimbang bumi dari goncangan. Gunung muncul karena tumbukan lempengan-
lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan
yang lebih kuat menyelip ke bawah sedangkan lempengan yang lemah melipat ke atas membentuk
dataran tinggi dan gunung.

Al-Qur’an menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa ayat di antaranya dalam Surah Al-Anbiyaa
ayat 31 dan Surah An-Naba’ ayat 6-7. Gunung diibaratkan sebuah paku yang menjadikan lembaran
kayu tetap saling menyatu.
 QS. Al-Anbiyaa : 31

ُ ‫ي أَن ت َ ِميدَ بِ ِه ْم َو َج َع ْلنَا ِفي َها ِف َجا ًجا‬


‫سبُ ًال لَ َعلَّ ُه ْم‬ ِ ‫َو َج َع ْلنَا ِفي ْاْل َ ْر‬
َ ‫ض َر َوا ِس‬
﴾٣١﴿ َ‫يَ ْهتَد ُون‬
Artinya :

“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang
bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka
mendapat petunjuk.” (QS. Al-Anbiya : 31)

 QS. An-Naba’ : 6-7

﴾٧﴿ ‫﴾ َو ْال ِج َبا َل أَ ْوتَادًا‬٦﴿ ‫ض ِم َهادًا‬


َ ‫أَلَ ْم ن َْجعَ ِل ْاْل َ ْر‬

Artinya :

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai
pasak?” (QS. An-Naba’ : 6-7)

10. Fakta Tentang Dasar Lautan Yang Gelap


Manusia tidak mampu menyelam di laut dengan kedalaman di bawah 40 meter tanpa peralatan
khusus. Dalam sebuah buku berjudul Oceans juga dijelaskan, pada kedalaman 200 meter hampir
tidak dijumpai cahaya, sedangkan pada kedalaman 1000 meter tidak terdapat cahaya sama sekali.
Kondisi dasar laut yang gelap baru bisa diketahui setelah penemuan teknologi canggih. Namun
Alquran telah menjelaskan keadaan dasar lautan semenjak ribuan tahun lalu sebelum teknologi itu
ditemukan. Al-Qur’an Surah An-Nur ayat 40 menjelaskan mengenai fakta ilmiah ini.

ٌ ‫ظلُ َم‬
‫ات‬ ُ ‫اب‬
ٌ ‫س َح‬ َ ‫ت فِي بَ ْح ٍر لُّ ِجي ٍ يَ ْغشَاهُ َم ْو ٌج ِمن فَ ْوقِ ِه َم ْو ٌج ِمن فَ ْوقِ ِه‬ ُ ‫أَ ْو َك‬
ٍ ‫ظلُ َما‬
‫ورا فَ َما‬ َّ ‫ض إِذَا أَ ْخ َر َج َيدَهُ لَ ْم َي َك ْد َي َراهَا َو َمن لَّ ْم َي ْجعَ ِل‬
ً ُ‫ّللاُ لَهُ ن‬ ٍ ‫ض َها فَ ْوقَ َب ْع‬
ُ ‫َب ْع‬
﴾٤٠﴿ ‫ور‬ ٍ ُّ‫لَهُ ِمن ن‬
Artinya :

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak
(pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan
tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk)
oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.” (QS. An-Nuur : 40)

2.6 KELEBIHAN AL-QURAN DARI SEGALA KITAB


1. Kelebihan Al Qur’an Dibandingkan Dengan Kitab-Kitab Lain
Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW yang berisi firman-firman Allah SWT. Al-Qur’an diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW agar disampaikan kepada umat nabi Muhammad SAW, yaitu umat islam.
Sebagai kitab suci yang terakhir, sudah barang tentu Al-Qur’an memiliki kelebihan-kelebihan
dibandingkan dengan kitab suci yag diturunkan sebelumnya.

2. Kedudukan Al-Qur’an di antara Kitab-kitab Suci Lainnya


Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir dan penutup dari kitab suci sebelumnya. Selain itu, Al-
Qur’an juga merupakan hakim atas kitab-kitab suci sebelumnya. Allah Ta`ala berfirman yang
artinya:

‫علَ ْي ِه‬ ِ ‫ص ِدقًا ِل َما بَيْنَ يَدَ ْي ِه ِمنَ ْال ِكتَا‬


َ ‫ب َو ُم َهي ِْمنًا‬ َ ‫ق ُم‬ ِ ‫اب ِب ْال َح‬
َ َ‫َوأَنزَ ْلنَا ِإلَي َْك ْال ِكت‬
‫ق ِل ُك ٍل َج َع ْلنَا‬ ِ ‫اءك ِمنَ ْال َح‬ َ ‫ع َّما َج‬ َ ‫اح ُكم َب ْينَ ُهم ِب َما أَنزَ َل ّللاُ َوالَ تَت َّ ِب ْع أَ ْه َواء ُه ْم‬ْ َ‫ف‬
‫احدَة ً َولَ ِكن ِليَ ْبلُ َو ُك ْم فِي َمآ آتَا ُكم‬ ِ ‫عةً َو ِم ْن َها ًجا َولَ ْو شَاء ّللاُ لَ َجعَلَ ُك ْم أ ُ َّمةً َو‬ َ ‫ِمن ُك ْم ِش ْر‬
﴾٤٨﴿ َ‫خت َ ِلفُون‬ ْ َ‫ت إِلَى هللا َم ْر ِجعُ ُك ْم َج ِميعًا فَيُنَبِئ ُ ُكم بِ َما ُكنت ُ ْم فِي ِه ت‬ ِ ‫فَا ْستَبِقُوا ال َخي َْرا‬

Artinya :

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-
kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang
telah kamu perselisihkan itu.” (QS. Al-Maidah : 48)

Al-Qur’an merupakan kitab suci paling panjang dan paling luas cakupannya. Rasulullah
shallallahu `alahi wa sallam bersabda: “Saya diberi ganti dari Taurat dengan as-sab`ut thiwaal
(tujuh surat dalam Al-Qur’an yang panjang-panjang). Saya diberi ganti dari Zabur dengan al-mi`iin
(surat yang jumlah ayatnya lebih dari seratus). Saya diberi ganti dari Injil dengan al-matsani (surat
yang terulang ulang pembacaannya dalam setiap rekaat shalat) dan saya diberi tambahan dengan
al-mufashshal (surat yang dimulai dari Qaf sampai surat anNaas).” (HR. Thabarani dan selainnya,
dishahihkan sanadnya oleh al-Albani).

Di antara perkara lain yang menjadi kekhususan Al-Qur’an dari kitab suci-kitab suci lainnya
adalah penjagaan Allah terhadapnya. Allah Ta`ala berfirman yang artinya:

﴾٩﴿ َ‫ظون‬ ِ ‫ِإنَّا ن َْح ُن ن ََّز ْلنَا‬


ُ ِ‫الذ ْك َر َو ِإنَّا لَهُ لَ َحاف‬

Artinya :

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya kami benar-benar


memeliharanya.” (QS. Al-Hijr : 9)

Sekilas tentang Taurat:


Allah Shubhanahu wa ta’ala memberi tanda pada Taurat, dengan pernyataan -Nya bahwa Taurat
merupakan kitab suci teragung bagi Bani Israil yang diturunkan pada nabi Musa 'alaihi sallam,
seperti ditegaskan dalam firman Allah dalam surat Al-Maidah : 44

ٌ ُ‫ِإنَّا أَنزَ ْلنَا الت َّ ْو َراة َ فِي َها ُهدًى َون‬


ْ‫ور يَ ْح ُك ُم بِ َها النَّ ِبيُّونَ الَّذِينَ أ َ ْسلَ ُمواْ ِللَّذِينَ هَادُوا‬
َ‫ش َهدَاء فَال‬ َ ْ‫ب ّللاِ َو َكانُوا‬
ُ ‫علَ ْي ِه‬ ِ ‫ظواْ ِمن ِكتَا‬ ُ َ‫الربَّانِيُّونَ َواْل َ ْحب‬
ُ ‫ار بِ َما ا ْست ُ ْح ِف‬ َّ ‫َو‬
‫اخش َْو ِن َوالَ تَ ْشت َ ُرواْ ِبآ َياتِي ثَ َمنًا قَ ِليالً َو َمن لَّ ْم َي ْح ُكم ِب َما أَنزَ َل‬ ْ ‫اس َو‬ َ َّ‫تَ ْخش َُواْ الن‬
﴾٤٤﴿ َ‫رون‬ ُ ِ‫ّللاُ فَأ ُ ْولَئِ َك ُه ُم ْال َكاف‬
Artinya :

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya
(yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi
yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka,
disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi
terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan
janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak
memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang
kafir.” (QS. Al-Maidah : 44)

Dalam ayat lain Allah ta'ala menjelaskan tentang Taurat tersebut dengan firman -Nya:

Anda mungkin juga menyukai