Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah kepada umat
manusia melalui Nabi Muhammad saw untuk dijadikan sebagai pedoman hidup.
Petunjuk-petunjuk yang ada di dalam Al-Quran dapat menyinari seluruh isi alam.
Sebagai kitab bidayah sepanjang zaman, al-Qur’an memuat informasi-informasi
dasar tentang berbagai masalah, baik informasi tentang hukum, etika,kedokteran
dan sebagainya. Hal ini merupakan salah satu bukti tentang keluasan dan
keluwesan isi kandungan al-Qur’an. Informasi yang diberikan itu merupakan
dasar-dasarnya saja, dan manusia lah yang akan menganalisis dan merincinya,
membuat keautentikan teks al-Qur’an menjadi lebih tampak bila berhadapan
dengan konteks persoalan-persoalan kemanusiaan dan kehidupan modern.

Al-Quran juga merupakan kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim
di seluruh dunia dari awal diturunkan hingga waktu penghabisan spesies manusia
di dunia baik di bumi maupun di luar angkasa akibat kiamat besar. Al-Qur’an
mempunyai arti yang sangat penting dalam islam. Al-Qur’an mempunyai berbagai
macam fungsi, salah satu fungsi itu adalah bahwa Al-Qur’an itu di jadikan sebagai
sumber ajaran dalam Islam. Al-Qur’an turun tidak secara sekaligus, namun sedikit
demi sedikit baik beberapa ayat, langsung satu surat, potongan ayat, dan
sebagainya. Turunnya ayat dan surat disesuaikan dengan kejadian yang ada atau
sesuai dengan keperluan. Selain itu dengan turun sedikit demi sedikit, Nabi
Muhammad SAW akan lebih mudah menghafal serta meneguhkan hati orang yang
menerimanya.
Al-Quran diturunkan ke bumi adalah kurang lebih sekitar 22 tahun 2 bulan dan
22 hari. Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terkandung kandungan yang
secara garis besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama
beserta pengertian atau arti definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya.
Untuk itu dalam pembahasan kali ini saya akan memaparkan tentang apa
pengertian Al-Qur’an dan pokok -pokok isi kandungan Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan di bahas sebagai berikut:

a. Apa yang dimaksud dengan Al-Quran?


b. Apa yang dimaksud dengan kandungan Al-Quran?
c. Bagaimana pokok=pokok isi kandungan Al-Quran?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut:

a. Mengetahui apa pengertian Al-Quran.


b. Mengetahui maksud dari kandungan Al-Quran
c. Dapat memahami pokok-pokok isi kandungan Al-Quran
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Quran
Menurut bahasa, Al Qur'an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak dari
kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a - yaqra'u - qur'anan yang berarti bacaan
atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang. Konsep pemakaian katatersebut dapat
dijumpai pada salah satu surah al Qur'an yaitu pada surat alQiyamah ayat 17 - 18.
Secara istilah, al Qur'an diartikan sebagai kalam Allah swt, yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat, disampaikan dengan jalan
mutawatir dari Allah swt sendiri dengan perantara malaikat jibril danmambaca al
Qur'an dinilai ibadah kepada Allah swt.
Al Qur'an adalah murni wahyu dari Allah swt, bukan dari hawa nafsu
perkataan Nabi Muhammad saw. Al Qur'an memuat aturan-aturan
kehidupanmanusia di dunia. Al Qur'an merupakan petunjuk bagi orang-orang yang
berimandan bertaqwa. Di dalam al Qur'an terdapat rahmat yang besar dan pelajaran
bagiorang-orang yang beriman. Al Qur'an merupakan petunjuk yang
dapatmengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang.Berikut ini
pengertian al Qur'an menurut beberapa ahli :
a. Muhammad Ali ash-Shabuni
Al-Qur'an adalah Firman Allah swt yang tiada tandingannya, diturunkankepada
Nabi Muhammad saw penutup para nabi dan rasul dengan perantaraanmalaikat
Jibril as, ditulis pada mushaf-mushaf kemudian disampaikan kepada kitasecara
mutawatir, membaca dan mempelajari al Qur'an adalah ibadah, dan alQur'an
dimulai dengan surat al Fatihah serta ditutup dengan surat an Nas.
b. Dr. Subhi as-Salih
Al-Qur'an adalah kalam Allah swt merupakan mukjizat yang diturunkankepada
Nabi Muhammad saw ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan denganmutawatir
serta membacanya adalah ibadah.
c. Syekh Muhammad Khudari Beik
Al-Qur'an adalah firman Allah yang berbahasa arab diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw untuk dipahami isinya, disampaikan kepada kita
secaramutawatir ditulis dalam mushaf dimulai surat al Fatihah dan diakhiri
dengan suratan Nas.
B. Kandungan Dan Isi Al-Quran
Al-Qur’an berisi pesan-pesan ilahi (risalah illahiyah) untuk umat manusia yang
disampaikan melalui Nabi Muhammad Saw. Pesan-pesan tersebut tidak berbeda
dengan risalah yang dibawa oleh Nabi Adam, Nuh, Ibrahim dan rasul-rasul lainnya
sampai kepada Nabi Isa, risalah itu adalah mentauhidkan Allah. Konsep ketuhanan
yang diajarkan oleh Al-Qur’an tidak berbeda dengan konsep ketuhanan yang
diajarkan oleh rasul yang pernah Allah utus didunia ini. Hanya persoalan hukum
atau syariat saja yang selalu berubah sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi
dimana nabi itu diutus.
Bagaimanapun juga, kita sering membaca perbincangan Al-Qur’an mengenai
bumi, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, jagat raya, fenomena alam, dan
sejarah. Perbincangan dalam kitab suci Al-Quran, merupakan rangkaian
pembelajaran bagi umat manusia mengenai tauhid dan ketundukan kepada Allah.
Sebenarnya banyak ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam Al-Qur’an.Para ahli
telah banyak mengkaji danmemperinci kandungannya. Hasil kajiannya
menunjukan perbedaan-perbedaan, sesuai dengan sudut pandang mereka masing-
masing.

C. Pokok-Pokok Isi Kandungan Al-Quran

Adapun pokok-pokok ajaran yang ada dalam al_quran adalah sebagai berikut:

1. Aqidah
Aqidah merupakan inti kandungan Al-Qur’an yang berasal dari kata ‘aqada
ya’qidu-aqdan-aqidatan’ yang berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. setelah
kata tersebut menjadi aqidah berarti keyakinan. Secara terminologis (istilah) ada
beberapa pengertian tentang aqidah antara lain, menurut hasan al-banna Akidah
adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
mendatangkan ketentraman jiwa menjadi keyakinan yang tidak ber1ampur
sedikitpun dengan keraguan-keraguan.
sedangkan menurut Abu bakar jabir al-jaza’iri, aqidah adalah sejumlah kebenaran
yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan
fitrah. K!ebenaran tersebut dipatrikan oleh manusia dalam hati serta diyakini
kebenaran dan kaberadaannya secara pasti, segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran tersebut ditolak.
2. Ibadah
Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta
tunduk. Di dalam syara’, ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan
maksudnya satu. Definisi ibadah itu antara lain:
a) Ibadah ialah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah- perintah-Nya
(yang digariskan) melalui lisan para Rasul-Nya,
b) Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah , yaitu tingkatanketundukan
yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah(kecintaan) yang paling
tinggi,
c) Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dandiridhai
Allah , baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahirmaupun bathin. Ini
adalah definisi ibadah yang paling lengkap.

Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan. Rasa khauf
(takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal(ketergantungan), raghbah
(senang) dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati).
Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik
dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan
hati, lisan dan badan.
Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia, Allah berfirman, “Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-
Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dia-lah
Maha Pemberi rizki yang mempunyai kekuatan lagi Sangat Kokoh.”(QS. Adz-
Dzariyat: 56-58)
Allah memberitahukan, hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka
melaksanakan ibadah kepada Allah . Dan Allah Maha Kaya, tidak membutuhkan
ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya. Karena
ketergantungan mereka kepada Allah , maka mereka menyembah-Nya sesuai
dengan aturan syari’at-Nya. Maka siapa yang menolak beribadah kepada Allah , ia
adalah sombong. Siapa yang menyembah- Nya tetapi dengan selain apa yang
disyari’atkan-Nya maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah). Dan siapa yang hanya
menyembah-Nya dan dengan syari’at-Nya, maka dia adalah mukmin muwahhid
(yang mengesakan Allah). Perintah menyembah kepada Allah banyak diterangkan
dalam Al-Qur’an salah satunya didalam Q.S Al-Baqarah ayat 21. Artinya: “Hai
manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa”.(Q.S Al-Baqarah/2:21).

3. Akhlak
Menurut bahasa, akhlak berasal dari kata khuluqun atau khulqun.Khuluqun
artinya budi, yaitu sesuatu yang tersimpan dalam hati, sangathalus, sulit diketahui
orang lain, namun memiliki kekuatan yang sangat besar terhadap tingkah laku
perbuatan manusia. Khulqun artinya perbuatan-perbuatan lahir.Menurut istilah,
akhlak artinya tingkah laku lahiriah yangdiperbuat oleh seseorang secara spontan
sebagai cerminan hati seseorangyang menciptakan hubungan baik antarpribadi
dengan pribadi danantarmasyarakat dengan sesamanya.13Akhlak merupakan salah
satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islamyang memiliki kedudukan yang sangat
penting, di samping dua kerangkadasar lainnya.
Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari prosesmenerapkan aqidah dan
syariah. Ibarat bangunan, akhlak merupakankesempurnaan dari bangunan tersebut
setelah fondasi dan bangunannyakuat. Jadi, tidak mungkin akhlak ini akan
terwujud pada diri seseorang jika dia tidak memiliki aqidah dan syariah yang baik.
Nabi MuhammadSaw. dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa
kehadirannya dimuka bumi ini membawa misi pokok untuk menyempurnakan
akhlakmanusia yang mulia. Nabi bersabda: Artinya: ”Sesungguhnya aku hanya
diutus untuk menyempurnakanakhlak yang mulia”. (HR . Ahmad).

4. Hukum
Secara garis besar hukum yang diperbincangkan dalam Al-Qur’an meliputi dua
hal yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah meliputi shalat, puasa, zakat, dan haji. Dan
muamalah meliputi hukum keluarga, jinayah, politik dan ekonomi. Ini menunjukan
bahwa hukum islam sangat komprehensif, tidak ada aspek kehidupan manusia tata
aturan hukumnya. Inilah salah satu karakter khusus hukum islam, yang tidak ada
dalam hukum buatan manusia. J.N.DAnderson, seorang orientalis, mengakui hal
ini. Dia mengatakan ‘hukum islam jauh lebih luas cakupannya dari hukum barat,
hukum islam mencakup segala lapangan hukum sekaligus, yaitu hukum publik,
hukum privat, hokum nasional, dan hukum internasional dimana Barat tidak
menganggapnya sebagai hukum.
5. Dasar-dasar ilmu penegtahuan(Sains)
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untukmenyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agardihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dariketerbatasannya. Ilmu pengetahuan adalah
merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci al-Qur’an. Bahkan kata ‘ilm
itu sendiri disebut dalam al-Qur’an sebanyak 105 kali, tetapi dengan kata jadiannya
ia disebut lebih dari 744 kali.
Sains merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, betapa tidak setiap kali
umat Islam ingin melakasanakan ibadah selalu memerlukan penentuan waktu dan
tempat yang tepat, umpamanya melaksanakan shalat, menentukan awal bulan
Ramadhan, pelaksanaan haji semuanya punya waktu-waktu tertentu danuntuk
mentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu astronomi.
Maka dalam Islam pada abad pertengahan dikenal istilah “ sains mengenai
waktu-waktu tertentu”. Banyak lagi ajaran agama yang pelaksanaannya sangat
terkait erat dengan sains dan teknologi, seperti untuk menunaikan ibadah haji,
berdakwah menyebarkan agama Islam diperlukan kendraan sebagai alat
transportasi. Allah telah meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan
dalam al-Qur’an, manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan konsep dan
teori yang sudah ada, antara lain sebagaimana terdapat dalam Q.S Ar-Rahman:
55/33.“Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnyakecuali
dengan kekuatan”(Q.S Ar-Rahman: 55/33).
Al-Qur’an sejak empat belas abad yang silam telah memberikani syarat secara
ilmiyah kepada bangsa Jin dan Manusia, bahwasanya mereka telah di persilakan
oleh Allah untuk menjelajah di angkasa luar asalkan sajamereka punya
kemampuan dan kekuatan (sulthan); kekuatan yang dimaksud di sini sebagaimana
di tafsirkan para ulama adalah ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi, dan hal
ini telah terbukti di era modren sekarang ini, dengan di temukannya alat
transportasi yang mampu menembus angksa luar bangsa-bangsa yang telah
mencapai kemajuan dalam bidang sains dan teknologi telah berulang kali
melakukan pendaratan di Bulan, pelanet Mars, Juipeter dan pelanet -pelanet
lainnya.
Menurut Quraish Shihab pemaparan ayat-ayat Al-Qur’an tentang ”Kebenaran
Ilmiah” tersebut lebih bertujuan untuk menunjukkan tentang kebesaran Tuhan dan
ke Esa-an Nya, serta mendorong manusia seluruhnya mengadakan observasi dan
penelitian demi lebih menguatkan iman dan kepercayaan KepadaNya.Al-Quran
demikian menghormati kedudukan ilmu dengan penghormatan yang tidak
ditemukan bandingannya dalam kitab-kitab suci yang lain. Sebagai bukti, Al-
Quran menyifati masa Arab pra-Islam dengan jahiliah (kebodohan). Di dalam Al-
Quran terdapat beratus-ratus ayat yang menyebut tentang ilmu dan pengetahuan.
Di dalam sebagian besar ayat itu disebutkan kemuliaan dan ketinggian derajat
ilmu.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam dan manusia seluruh alam
yangtidak dapat diragukan kebenarannya dan berlaku sepanjang zaman, baik
masalalu, masa sekarang maupun masa yang akan datang. Al-Qur’an berisi pesan-
pesan ilahi (risalah illahiyah) untuk umat manusiayang disampaikan melalui Nabi
Muhammad Saw. Pesan-pesan tersebut tidak berbeda dengan risalah yang dibawa
oleh Nabi Adam, Nuh, Ibrahim dan rasul-rasul lainnya sampai kepada Nabi Isa,
risalah itu adalah mentauhidkan Allah. Konsep ketuhanan yang diajarkan oleh Al-
Qur’an tidak berbeda dengan konsep ketuhanan yang diajarkan oleh rasul yang
pernah Allah utus didunia ini. Hanya persoalan hukum atau syariat sajalah yang
selalu berubah sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi dimana nabi itu diutus.
Sebagian isi kandungan dalam Alquran kebanyakan memuat tentang qashas
(sejarah) umat-umat terdahulu sebagai bahan pelajaran bagi umat sekarang(umat
Islam).

B. Saran
Sebagai penyusun, penulis merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran dari pembaca. Agar
penulis dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Razak Nasruddin, Dienul Islam, Penafsiran kembali islam sebagai suatu Aqidah
&way of line,( Bandung : PT Al-Ma’arif, 1989)

Fazhur Ranchman,Islam (Jakarta : Bumi Aksara, cetakan ke-2, 1992)

Syafe’i Rachmat, Al-Hadis Aqidah, Akhlak, Social, Dan Hukum, (Bandung :


PustakaSetia, 2000)

Karman, Materi Al-Qur’an, (Cetakan Pertama, Hilliana Press, Jakarta, 2014)

Andeson J.N.D, Hukum Islam di Dunia Modern (Terjemah oleh: Machum


Husein),Surabaya: Amarpress, 1990

Hakim Atang Abdul, Metodologi Studi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2009)

Anda mungkin juga menyukai