Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Muhammad Zulkhair
ZUKIFLI
Bismillaahirrahmaanirrohiim,
Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat, dan
hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan Makalah “Membaca fasih
alquran dengan tajwid membentuk sikap disiplin ”
Kelompok 1
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1 .LATAR BELAKANG
Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Umat islam percaya bahwa Al-
Qur’an merupakan puncak dan penutup Wahyu Allah yang diperuntukkan bagi
manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW, melalui perantara Malaikat Jibril.
Penyebaran islam bertambah luas membuat para Qurra pun tersebar dan
memiliki latar bealakang yang berbeda sehingga menimbulkan perbedaan dalam
membaca Al-Qur’an. Hal ini menimbullkan kecemasan dikalangan sahabat.
Sehingga Khalifah Usman bin Affan memerintahkan keempat orang quraisy yaitu,
Zaid bin Zabit, Abdullah bin Azzubar, Said bin Al-ash, Abdulrahman bin Al-
harisi bin hysam. Keempat orang tersebutlah yang ditugas untuk menyalin dan
memperbanyak Al-Qur’an dengan satu pedoman dalam cara-cara membacanya,
hal ini telah di sepakati oleh para sahabat.
Dan Al-Qur’an juga memiliki multi fungsi dan selalu mempunyai hubungan yang
pasti dalam fenomena-fenomena kehidupan, hal ini diantaranya mukjizat, akidah,
ibadah, mu’amalah, akhlak, hukum, sejarah, dan dasar-dasar sains.
Untuk itulah materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena sangat disayangkan
jika umat Islam tidak tahu apa itu Al-Qur’an tersebut. Hal inilah penulis
berkeinginan membahas tentang Al-quran.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN FASIH
Fasih ialah lancar, bersih, dan baik lafalnya (tt berbahasa, bercakap-cakap,
mengaji, dsb).
Sedangkan tartil , Menurut Al-Lughah Al-Arabiyah Al-Muashir, makna
tartil secara terminologi ilmu tajwid adalah:
Menurut as-Syalhub dalam kitab Al-Adab, hlm. 12: Inti tartil dalam membaca
adalah membacanya pelan-pelan, jelas setiap hurufnya, tanpa berlebihan.
Artinya: Mentartil ayat Al-Quran dengan tartil yang baik. Yakni, membaca Al-
Quran dengan bacaan yang pelan dan suara bagus dan melakukan mutawatir yang
berbeda dari tajwid.
Dalam Syarah Mandhumah Al-Jazariyah, hlm. 13 dinyatakan bahwa Ali bin Abi
Thalib menjelaskan makna tartil dalam ayat tersebut sebagai “Mentajwidkan
huruf-hurufnya dengan mengetahui tempat-tempat berhentinya”.
4
Artinya: Jika engkau membaca Al-Quran, maka baca dengan tartil yakni dibaca
dengan jelas setiap hurufnya.
Dalam Lisan al-Arab, 11/265 dikutip pernyataan Abu Ishaq yang mengatakan
bahwa makna tartil adalah:
وإنما يتم التبيين بأن يُبيِّن جميع الحروف ويوفيها حقها من اإلشباع،والتبيين ال يتم بأن يعجل في القرآة
Artinya: Membaca dengan jelas tidak mungkin bisa dilakukan jika membacanya
terburu-buru. Membaca dengan jelas hanya bisa dilakukan jika dia menyebut
semua huruf, dan memenuhi cara pembacaan huruf dengan benar.
فَإِنَّهُ يَ ُكونُ ع َْونًا َعلَى فَ ْه ِم ا ْلقُ ْرآ ِن َوتَ َد ُّب ِر ِه، ا ْق َر ْأهُ َعلَى تَ َم ُّه ٍل:ي
ِ َ { َو َرتِّ ِل ا ْلقُ ْرآنَ ت َْرتِيال} أ:َُوقَ ْولُه
وترسل فيه ترسال، وبين القرآن إذا قرأته تبيينا: ( َو َرت ِِّل ا ْلقُ ْرآنَ ت َْرتِيال) يقول ج ّل وع ّز:وقوله
2. PENGERTIAN AL QUR’AN
3. Subhi As-Salih
Menurut Dr.Subhi As-Shalih Al-quran merupakan kalam Allah SWT yang
merupakan mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw yang
ditulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya
bernilai ibadah.
Definisi dan pengertian Alquran penting diketahui, terutama bagi Anda
yang juga merupakan umat muslim. Alquran sendiri diturunkan secara
6
berangsur-angsur yakni selama 22 tahun 2 bulan serta 22 hari. Alquran
memuat aturan-aturan kehidupan manusia di dunia dan bisa dijadikan
sebagai petunjuk bagi mereka yang beriman serta bertaqwa.
Bagi Anda yang membutuhkan jasa percetakan Alquran terbaik, Anda bisa
segera menghubungi Gema Risalah Press. Kami merupakan percetakan
Alquran yang menyediakan berbagai pilihan Alquran & Buku-buku Islam
untuk kebutuhan sekolah hingga pengajian dan jamaah. Untuk keperluan
wakaf, kami juga mampu menyediakan cetakan Alquran maupun buku yang
Anda butuhkan.
3.PENGERTIAN TAJWID
Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada-yujawwidu-tajwidan
yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Adapun menurut
istilah, tajwid adalah:
"Ilmu yang berfungsi untuk mengetahui bagaimana cara memberikan hak
setiap huruf dan mustahaqnya baik yang berkaitan dengan mad dan lainnya,
seperti tarqiq (tipis) dan tafkhim (tebal) dan selain dari keduanya."
Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat yang senantiasa menempel
pada huruf, seperti al-jahr, isti'la, dan lain-lain. Sedangkan mustahak huruf
adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa,
idgham, dan lain-lain.
Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah untuk menjaga lidah agar terhindar
dari kesalahan dalam membaca Al-Qur'an. Ada 2 jenis kesalahan dalam
membaca Al-Qur'an, yaitu:
Kesalahan yang jelas (lahnul jaly) yaitu salah dalam pengucapan lafazh
sehingga merusak teori bacaan, baik merusak makna maupun tidak, seperti
berubahnya huruf atau harakat. Ulama tajwid sepakat bahwa kesalahan jaly
7
ini hukumnya haram. Kesalahan ini disebut jaly (jelas) karena setiap orang
yang mengetahui huruf Al-Qur'an dan dapat membacanya pasti mengetahui
bahwa bacaan itu salah.
Kesalahan yang samar (lahnul khafiy) yaitu salah dalam pengucapan lafazh
sehingga merusak teori bacaan, tetapi tidak sampai merusak makna, seperti
meninggalkan ghunnah, kurang panjang dalam membaca mad wajib, mad
lazim, dan lain-lain. Kesalahan ini disebut khafiyy (samar) karena hanya
orang yang telah menguasai ilmu tajwid dan peka pendengarannya yang
dapat mengetahui kesalahan tersebut.
8
Sering kita jumpai orang berilmu tinggi tetapi tidak mampu berbuat banyak
dengan ilmunya, karena kurang disiplin. Sebaliknya, banyak orang yang tingkat
ilmunya biasa-biasa saja tetapi justru mencapai kesuksesan luar biasa, karena
sangat disiplin dalam hidupnya.
Tidak ada lembaga pendidikan yang tidak mengajarkan disiplin kepada anak
didiknya. Demikian pula organisasi atau institusi apapun, lebih-lebih militer, pasti
sangat menekankan disiplin kepada setiap pihak yang terlibat di dalamnya. Semua
pasti sepakat, rencana sehebat apapun akan gagal di tengah jalan ketika tidak
ditunjang dengan disiplin.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disiplin adalah ketaatan atau
kepatuhan terhadap peraturan. Ketaatan berarti kesediaan hati secara tulus untuk
menepati setiap peraturan yang sudah dibuat dan disepakatibersama. Orang hidup
memang bukan untuk peraturan, tetapi setiap orang pasti membutuhkan peraturan
untuk memudahkan urusan hidupnya.
Analoginya sederhana. Kita bisa perhatikan pentingnya peraturan itu dalam lampu
lalu lintas. Ketaatan setiap pengendara terhadap isyarat lampu lintas jelas
membuat kondisi jalan menjadi tertib dan aman. Bayangkan ketika masing-
masing pengendara mengabaikan peraturan berupa isyarat lampu lalu lintas itu.
Pasti kondisi jalan akan kacau, macet, dan bahkan memicu terjadinya kecelakaan.
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan jatahmu dari kenikmatan
dunia, dan berbuat baiklah kamu kepada orang lain sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi.
Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-
Qashash:77).
10
Kita juga bisa cermati ajaran disiplin dalam perintah shalat jamaah. Kewajiban
shalat wajib lima waktu selama sehari semalam sangat dianjurkan untuk
dikerjakan secara berjamaah. Menurut keterangan Rasulullah SAW, nilai pahala
shalat wajib secara berjamaah adalah dua puluh tujuh derajat dibanding shalat
sendirian. Dari,sini,,dapat,dipahami,jika sebagian,ulama kemudian menghukumi s
halat,jamaah,sebagai sunnah muakkadah, sementara sebagian ulama lain
menghukuminya wajib.
Shalat jamaah jelas membutuhkan disiplin. Karena, umumnya shalat jamaah
dikerjakan bersama-sama di masjid atau langgar tidak lama setelah azan
berkumandang yang diikuti dengan iqamah. Dengan demikian, jika ingin
mengikuti shalat jamaah, maka kita harus segera meninggalkan kesibukan setelah
mendengar azan. Shalat jamaah di masjid atau langgar itu dikerjakan tepat
waktu. Kalau kita masih saja ruwet dengan segala tetek bengek dunia, sementara
azan sudah berkumandang, dipastikan kita akan ketinggalan, atau malah tidak
mendapati shalat jamaah sama sekali.
Belum lagi tradisi i’tikaf atau berdiam diri ketika menunggu shalat jamaah
dimulai. Ditambah tradisi berzikir setelah shalat jamaah selesai. Tanpa disiplin
waktu yang bagus, mustahil kita dapat melakukan semua itu. Membiasakan
disiplin dalam segala urusan secara seimbang itulah yang akan menjadikan hidup
kita indah, tertata, dan diliputiberkah.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/09/04/mskuuv-
pentingnya-disiplin
https://www.kompasiana.com/stwnfajarr/5e9775c3d541df211617ea10/pengantar-
ilmu-tajwid
https://www.gemarisalah.com/definisi-dan-pengertian-alquran/
https://www.artikata.com/arti-327019-fasih.html
http://jonireis.blogspot.com/2015/01/makalah-tentang-al-quran_13.html
12