Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AL-QUR’AN DAN HADITS


( Fasih membaca alquran dengan tajwid membentuk sikap disiplin )
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Alquran dan hadits Dosen
Pengampu Dr.H.Sulaeman Thaha, M.Ag.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1
Muhammad Zulkhair
ZUKIFLI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUD DA’WAH WAL IRSYAD
( STAI-DDI PINRANG )
TAHUN AKADEMIK 2020
1
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrohiim,

Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat, dan
hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan Makalah “Membaca fasih
alquran dengan tajwid membentuk sikap disiplin ”

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada


junjungan Nabi Muhammad SAW, pemimpin para Nabi dan panutan bagi
umat Islam di dunia yang beriman dan bertaqwa, begitu juga dengan para
keluarga dan sahabat yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman terang-benderang “Ila Dzulumati Ilannur” serta kepada pengemban
risalah mulia yang selalu mengikuti metode serta langkah beliau yang
menjadikan “Al-Qur‟an” sebagai pedoman sekaligus sumber hukum.
Penyusun sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan, demi
kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga amal kebaikan dan aktivitas yang kita
lakukan selalu ada dalam rahmat dan ampunannya, Aamiin.

Pinrang, 15 November 2020

Kelompok 1

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1 .LATAR BELAKANG

Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Umat islam percaya bahwa Al-
Qur’an merupakan puncak dan penutup Wahyu Allah yang diperuntukkan bagi
manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW, melalui perantara Malaikat Jibril.

Dan sebagai Wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW, sebagaimana


terdapat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Al-Qur’an merupakan salah satu kitab
yang mempunyai sejarah panjang yang dimiliki oleh umat Islam dan sampai
sekarang masih terjaga keasliannya.

Al-Qur’an dalam pengumpulannya mempunyai dua tahap yaitu tahap


petama pengumpulan Al-qur’an dalam arti menghafal Al-Qur’an pada masa Nabi,
tahap kedua dalam arti penulisan Al-Qur’an, hal ini dinamakan penghafalan dan
pembukuan Al-Qur’an.

Setelah Wafatnya Nabi Muhammad SAW, proses pengmpulan Al-Qur’an


terus dilaksanakan oleh para khalifah sehingga terbentuklah Mushaf Usmani
seperti yang ada pada saat sekarang ini.

Penyebaran islam bertambah luas membuat para Qurra pun tersebar dan
memiliki latar bealakang yang berbeda sehingga menimbulkan perbedaan dalam
membaca Al-Qur’an. Hal ini menimbullkan kecemasan dikalangan sahabat.
Sehingga Khalifah Usman bin Affan memerintahkan keempat orang quraisy yaitu,
Zaid bin Zabit, Abdullah bin Azzubar, Said bin Al-ash, Abdulrahman bin Al-
harisi bin hysam. Keempat orang tersebutlah yang ditugas untuk menyalin dan
memperbanyak Al-Qur’an dengan satu pedoman dalam cara-cara membacanya,
hal ini telah di sepakati oleh para sahabat.

Dan Al-Qur’an juga memiliki multi fungsi dan selalu mempunyai hubungan yang
pasti dalam fenomena-fenomena kehidupan, hal ini diantaranya mukjizat, akidah,
ibadah, mu’amalah, akhlak, hukum, sejarah, dan dasar-dasar sains.

Untuk itulah materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena sangat disayangkan
jika umat Islam tidak tahu apa itu Al-Qur’an tersebut. Hal inilah penulis
berkeinginan membahas tentang Al-quran.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN FASIH
Fasih ialah lancar, bersih, dan baik lafalnya (tt berbahasa, bercakap-cakap,
mengaji, dsb).
Sedangkan tartil , Menurut Al-Lughah Al-Arabiyah Al-Muashir, makna
tartil secara terminologi ilmu tajwid adalah:

   ‫رعاية مخارج الحروف وحفظ الوقوف‬ .

Artinya: Memelihara tempat keluarnya huruf dan menjaga waqaf (berhentinya


bacaan).

Menurut as-Syalhub dalam kitab Al-Adab, hlm. 12: Inti tartil dalam membaca
adalah membacanya pelan-pelan, jelas setiap hurufnya, tanpa berlebihan.

Menurut Mujam Al-Ghani makna tartil adalah:

ِ ‫ َوأَدَا ٍء ُمتَ َواتِ ٍر يَ ْختَلِفُ ع‬، ‫س ٍن‬


‫َن‬ َ ‫ت َح‬ َ ِ‫ يُ َؤدِّي َها بِتِالَ َو ٍة ُمنَغَّ َم ٍة َوب‬: -: ً‫يم ت َْرتيال َجيِّدا‬
ٍ ‫ص ْو‬ ِ ‫الح ِك‬ ِّ ‫ت‬
َ ‫الذ ْك ِر‬ ِ ‫يُ َرتِّ ُل آيَا‬
‫الت َّْج ِوي ِد‬ .

Artinya: Mentartil ayat Al-Quran dengan tartil yang baik. Yakni, membaca Al-
Quran dengan bacaan yang pelan dan suara bagus dan melakukan mutawatir yang
berbeda dari tajwid.

Dalam Syarah Mandhumah Al-Jazariyah, hlm. 13 dinyatakan bahwa Ali bin Abi
Thalib menjelaskan makna tartil dalam ayat tersebut sebagai “Mentajwidkan
huruf-hurufnya dengan mengetahui tempat-tempat berhentinya”.

Jalaluddin Al-Suyuti dalam Al-Durr Al-Mantsur, hlm. 8/314, mengutip pendapat


Sahabat Ibnu Abbas:

‫إذا قرأت القرآن فرتله ترتيال وبينه تبيينا‬

4
Artinya: Jika engkau membaca Al-Quran, maka baca dengan tartil yakni dibaca
dengan jelas setiap hurufnya.

Dalam Lisan al-Arab, 11/265 dikutip pernyataan Abu Ishaq yang mengatakan
bahwa makna tartil adalah:

‫ وإنما يتم التبيين بأن يُبيِّن جميع الحروف ويوفيها حقها من اإلشباع‬،‫والتبيين ال يتم بأن يعجل في القرآة‬

Artinya: Membaca dengan jelas tidak mungkin bisa dilakukan jika membacanya
terburu-buru. Membaca dengan jelas hanya bisa dilakukan jika dia menyebut
semua huruf, dan memenuhi cara pembacaan huruf dengan benar.

Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir, 8/250 menjelaskan:

‫ فَإِنَّهُ يَ ُكونُ ع َْونًا َعلَى فَ ْه ِم ا ْلقُ ْرآ ِن َوتَ َد ُّب ِر ِه‬،‫ ا ْق َر ْأهُ َعلَى تَ َم ُّه ٍل‬:‫ي‬
ِ َ‫ { َو َرتِّ ِل ا ْلقُ ْرآنَ ت َْرتِيال} أ‬:ُ‫َوقَ ْولُه‬

Artinya: Dan firman-Nya: ‘dan bacalah Al Qur’an dengan tartil‘, maksudnya


bacalah dengan pelan karena itu bisa membantu untuk memahaminya dan
berangan-angan dengan kandungannya.

Imam Thabari dalam Tafsir Ath Thabari, 23/680 menjelaskan:

‫ وترسل فيه ترسال‬،‫ وبين القرآن إذا قرأته تبيينا‬:‫ ( َو َرت ِِّل ا ْلقُ ْرآنَ ت َْرتِيال) يقول ج ّل وع ّز‬:‫وقوله‬

Artinya: Dan firman-Nya: ‘dan bacalah Al Qur’an dengan tartil‘, maksudnya


Allah ‘Azza wa Jalla mengatakan: perjelaslah jika engkau membaca Al Qur’an
dan bacalah dengan tarassul (pelan dan hati-hati).

2. PENGERTIAN AL QUR’AN

Alquran merupakan salah satu kitab Allah yang diturunkan sebagai


penyempurna dari kitab lain yang sudah diturunkan sebelumnya. Alquran
sendiri memiliki definisi yang diartikan dari segi bahasa, menurut istilah,
serta pengertian dari para ahli. Adapun definisi dan pengertian Alquran
menurut bahasa adalah bentuk jamak dari kata benda atau masdar yang
5
berasal dari kata kerja qara-a – yaqra’u – qur’anan dan bisa diartikan
sebagai bacaan atau sesuai yang dibaca berulang-ulang. Alquran bisa
diartikan sebagai kitab suci bagi umat islam yang berisi firman-firman
Allah SWT dan diturunkan kepada Rasullullah SAW sebagai mukjizatnya.
Alquran disampaikan dengan jalan mutawatir dari sang pencipta melalui
malaikat Jibril kepada nabi Muhammad SAW dan bernilai ibadah jika
seseorang membacanya. Di dalam Alquran terdapat isi yang memuat
berbagai jenis aturan mengenai kehidupan manusia.
adapun pengertian Alquran menurut para ahli seperti yang berikut ini :

1. Menurut Muhammad Ali Ash-Shabumi


Alquran merupakan firman Allah SWT yang tidak ada saingannya,
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para nabi dan rasul
dengan menggunakan malaikat Jibril, ditulis pada mushaf-mushaf yang
disampaikan kepada kita secara mutawatir. Mempelajari dan membaca
Alquran merupakan ibadah dan Alquran dimulai dari surah al-Fatihah dan
ditutup dengan surah An-Nas.

2. Syekh Muhammad Khudari Beik


Alquran merupakan firman Allah SWT yang berbahasa Arab, diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW untuk dipahami isinya, disampaikan kepada
kita dengan cara mutawatir, ditulis dalam mushaf yang dimulai dari surat Al
Fatihah dan diakhiri dengan surat An Nas.

3. Subhi As-Salih
Menurut Dr.Subhi As-Shalih Al-quran merupakan kalam Allah SWT yang
merupakan mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw yang
ditulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya
bernilai ibadah.
Definisi dan pengertian Alquran penting diketahui, terutama bagi Anda
yang juga merupakan umat muslim. Alquran sendiri diturunkan secara

6
berangsur-angsur yakni selama 22 tahun 2 bulan serta 22 hari. Alquran
memuat aturan-aturan kehidupan manusia di dunia dan bisa dijadikan
sebagai petunjuk bagi mereka yang beriman serta bertaqwa.
Bagi Anda yang membutuhkan jasa percetakan Alquran terbaik, Anda bisa
segera menghubungi Gema Risalah Press. Kami merupakan percetakan
Alquran yang menyediakan berbagai pilihan Alquran & Buku-buku Islam
untuk kebutuhan sekolah hingga pengajian dan jamaah. Untuk keperluan
wakaf, kami juga mampu menyediakan cetakan Alquran maupun buku yang
Anda butuhkan.

3.PENGERTIAN TAJWID
Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada-yujawwidu-tajwidan
yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Adapun menurut
istilah, tajwid adalah:
"Ilmu yang berfungsi untuk mengetahui bagaimana cara memberikan hak
setiap huruf dan mustahaqnya baik yang berkaitan dengan mad dan lainnya,
seperti tarqiq (tipis) dan tafkhim (tebal) dan selain dari keduanya."

Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat yang senantiasa menempel
pada huruf, seperti al-jahr, isti'la, dan lain-lain. Sedangkan mustahak huruf
adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa,
idgham, dan lain-lain.

- Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid

Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah untuk menjaga lidah agar terhindar
dari kesalahan dalam membaca Al-Qur'an. Ada 2 jenis kesalahan dalam
membaca Al-Qur'an, yaitu:

Kesalahan yang jelas (lahnul jaly) yaitu salah dalam pengucapan lafazh
sehingga merusak teori bacaan, baik merusak makna maupun tidak, seperti
berubahnya huruf atau harakat. Ulama tajwid sepakat bahwa kesalahan jaly
7
ini hukumnya haram. Kesalahan ini disebut jaly (jelas) karena setiap orang
yang mengetahui huruf Al-Qur'an dan dapat membacanya pasti mengetahui
bahwa bacaan itu salah.

Kesalahan yang samar (lahnul khafiy) yaitu salah dalam pengucapan lafazh
sehingga merusak teori bacaan, tetapi tidak sampai merusak makna, seperti
meninggalkan ghunnah, kurang panjang dalam membaca mad wajib, mad
lazim, dan lain-lain. Kesalahan ini disebut khafiyy (samar) karena hanya
orang yang telah menguasai ilmu tajwid dan peka pendengarannya yang
dapat mengetahui kesalahan tersebut.

-Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid


Hukum mempelajari ilmu tajwid sebagai disiplin ilmu adalah Fardhu
Kifayah atau merupakan kewajiban kolektif. Ini artinya mempelajari ilmu
tajwid secara mendalam tidak diharuskan bagi setiap orang, tetapi cukup
diwakili oleh beberapa orang saja. Namun jika dalam suatu kaum tidak ada
seorangpun yang mempelajari ilmu tajwid, berdosalah kaum itu.
Adapun hukum membaca Al-Qur'an dengan tajwid adalah Fardhu 'Ain atau
merupakan kewajiban pribadi. Membaca Al-Qur'an sebagai sebuah ibadah
haruslah dilaksanakan sesuai ketentuan. Ketentuan itulah yang terrangkum
dalam ilmu tajwid. Dengan demikian, memakai ilmu tajwid dalam membaca
Al-Qur'an hukumnya wajib bagi setiap orang, tidak bisa diwakili oleh orang
lain. Apabila seseorang membaca Al-Qur'an tidak memakai tajwid,
hukumnya berdosa.

4.PENGERTIAN SIKAP DISIPLIN

Di antara ajaran mulia yang sangat ditekankan dalam Islam adalah disiplin.


Disiplin merupakan salah satu pintu meraih kesuksesan. Kepakaran dalam bidang
ilmu pengetahuan tidak akan memiliki makna signifikan tanpa disertai sikap
disiplin.

8
Sering kita jumpai orang berilmu tinggi tetapi tidak mampu berbuat banyak
dengan ilmunya, karena kurang disiplin. Sebaliknya, banyak orang yang tingkat
ilmunya biasa-biasa saja tetapi justru mencapai kesuksesan luar biasa, karena
sangat disiplin dalam hidupnya.

Tidak ada lembaga pendidikan yang tidak mengajarkan disiplin kepada anak
didiknya. Demikian pula organisasi atau institusi apapun, lebih-lebih militer, pasti
sangat menekankan disiplin kepada setiap pihak yang terlibat di dalamnya. Semua
pasti sepakat, rencana sehebat apapun akan gagal di tengah jalan ketika tidak
ditunjang dengan disiplin. 
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disiplin adalah ketaatan atau
kepatuhan terhadap peraturan. Ketaatan berarti kesediaan hati secara tulus untuk
menepati setiap peraturan yang sudah dibuat dan disepakatibersama. Orang hidup
memang bukan untuk peraturan, tetapi setiap orang pasti membutuhkan peraturan
untuk memudahkan urusan hidupnya. 
Analoginya sederhana. Kita bisa perhatikan pentingnya peraturan itu dalam lampu
lalu lintas. Ketaatan setiap pengendara terhadap isyarat lampu lintas jelas
membuat kondisi jalan menjadi tertib dan aman. Bayangkan ketika masing-
masing pengendara mengabaikan peraturan berupa isyarat lampu lalu lintas itu.
Pasti kondisi jalan akan kacau, macet, dan bahkan memicu terjadinya kecelakaan.

Contoh di atas tentu bisa ditarik ke dalam ranah kehidupan yang lebih


luas. Tegasnya, disiplin sangat ditekankan dalam urusan dunia, dan lebih-lebih
urusan akhirat. Tidak heran jika Allah memerintahkan kaum beriman untuk
membiasakan disiplin. Perintah itu, antara lain, tersirat dalam Al-Qur’an surat Al-
Jumuah,ayat,9-10.

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian diseru untuk menunaikan shalat


Jum’at, maka bersegeralah untukmengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.
9
Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.Apabila telah
ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi, dan carilah karunia
Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kalian beruntung.” (QS Al-
Jumuah: 9-10).

Menurut ayat di atas, keberuntungan akan kita raih dengan disiplin memenuhi


panggilan ibadah ketika datang waktunya dan kembali bekerja ketika sudah
menunaikan ibadah. Bukan hanya urusan dagang yang harus ditinggalkan ketika
sudah tiba waktu shalat. Sebab, menurut para mufasir, ungkapan “Tinggalkanlah
jual beli” dalam ayat itu berlaku untuk segala kesibukan selain Allah. Dengan kata
lain, ketika azan berkumandang, maka kaum beriman diserukan untuk bergegas
memenuhi,panggilan,Allah,itu.

Meskipun demikian, bukan berarti kaum beriman harus terus menerus larut


dalam urusan ibadah saja. Ayat di atas juga memerintahkan supaya kaum beriman
segera kembali bekerja setelah menunaikan ibadah. Dengan demikian, disiplin
harus dilakukan secara seimbang antara urusan akhirat dan urusan dunia. Tidak
dibenarkan mementingkan yang satu sambil mengabaikan yang lain. 

Disiplin yang dilakukan secara seimbang antara urusan ibadah dan kerja, akhirat


dan dunia, itulah yang akan mengantarkan kaum beriman kepada kesuksesan.
Perintah untuk menyeimbangkan antara urusan akhirat dan dunia juga dapat
ditemukan dalam Al-Qur’an surat,Al-Qashash,ayat,77.

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan jatahmu dari kenikmatan
dunia, dan berbuat baiklah kamu kepada orang lain sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi.
Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-
Qashash:77).

10
Kita juga bisa cermati ajaran disiplin dalam perintah shalat jamaah. Kewajiban
shalat wajib lima waktu selama sehari semalam sangat dianjurkan untuk
dikerjakan secara berjamaah. Menurut keterangan Rasulullah SAW, nilai pahala
shalat wajib secara berjamaah adalah dua puluh tujuh derajat dibanding shalat
sendirian. Dari,sini,,dapat,dipahami,jika sebagian,ulama kemudian menghukumi s
halat,jamaah,sebagai sunnah muakkadah, sementara sebagian ulama lain
menghukuminya wajib. 
Shalat jamaah jelas membutuhkan disiplin. Karena, umumnya shalat jamaah
dikerjakan bersama-sama di masjid atau langgar tidak lama setelah azan
berkumandang yang diikuti dengan iqamah. Dengan demikian, jika ingin
mengikuti shalat jamaah, maka kita harus segera meninggalkan kesibukan setelah
mendengar azan. Shalat jamaah di masjid atau langgar itu dikerjakan tepat
waktu. Kalau kita masih saja ruwet dengan segala tetek bengek dunia, sementara
azan sudah berkumandang, dipastikan kita akan ketinggalan, atau malah tidak
mendapati shalat jamaah sama sekali.

Belum lagi tradisi i’tikaf atau berdiam diri ketika menunggu shalat jamaah
dimulai. Ditambah tradisi berzikir setelah shalat jamaah selesai. Tanpa disiplin
waktu yang bagus, mustahil kita dapat melakukan semua itu. Membiasakan
disiplin dalam segala urusan secara seimbang itulah yang akan menjadikan hidup
kita indah, tertata, dan diliputiberkah.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/09/04/mskuuv-
pentingnya-disiplin

https://www.kompasiana.com/stwnfajarr/5e9775c3d541df211617ea10/pengantar-
ilmu-tajwid

https://www.gemarisalah.com/definisi-dan-pengertian-alquran/

https://www.artikata.com/arti-327019-fasih.html

http://jonireis.blogspot.com/2015/01/makalah-tentang-al-quran_13.html

12

Anda mungkin juga menyukai