Anda di halaman 1dari 132

PENERAPAN METODE AL-MIFTAH LIL ULUM

DALAM PEMBELAJARAN MAHARAH QIROAH


DI MADRASAH BANI ZAWAWI ASSUNNIYYAH
AL-JAUHARI KENCONG JEMBER
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI
Diajukan kepada Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyyah
Kencong Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab

Oleh:
Muhammad Bahrul Ula
NIMKO: 2017.4.044.0002.1.000079

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-FALAH AS-SUNNIYYAH
KENCONG - JEMBER
AGUSTUS 2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PENERAPAN METODE AL-MIFTAH LIL ULUM


DALAM PEMBELAJARAN MAHARAH QIROAH
DI MADRASAH BANI ZAWAWI ASSUNNIYYAH
AL-JAUHARI KENCONG JEMBER
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyyah


Kencong Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab

Di setujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Khumaidi. M.Hum. Ahmad Mizan Rosyadi M.Pd.


NIDN : 9921000158 NIDN :2103057401

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN METODE AL-MIFTAH LIL ULUM


DALAM PEMBELAJARAN MAHARAH QIROAH
DI MADRASAH BANI ZAWAWI ASSUNNIYYAH
AL-JAUHARI KENCONG JEMBER
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab

Hari :Selasa
Tanggal :08 September 2020

Tim Penguji
1. Ust Mizan Rosyadi, M.Pd.I ( )
NIDN. 2103057401
2. Asni Furoidah, M.Pd. ( )
NIDN. 2113049102

Ketua Sekretaris

Rijal Mumazziq Z.M.H.I. Ahmad Moh Naseh, S.H.


NIDN. 2130048401 NIDN.

Menyetujui
Rektor INAIFAS Kencong Jember

Rijal Mumazziq Z.M.H.I.


NIDN. 2130048401
iii
MOTTO

)٢( ‫ك ْم تَ ْع ِقلُو َن‬


ُ َّ‫إِنَّا أَنْ َزلْنَاهُ قُ ْرآنًا َع َربِيًّا ل ََعل‬

Artinya: “sesungguhnya kami menurunkanya berupa al-


Qur’an berbahasa Arab, agar kamu mengerti1”.
(Q.S. yusuf : 2)

1
Al-Qur’an 12 :2.
iv
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Yang tercinta Ayahanda Abdul Wahid dan Ibunda Siti Romlah yang telah

mendidikku dengan kasih sayang dan air mata dalam panjatan do’a

disepanjang hidupku.

2. Keluarga besarku yang tersayang dan tercinta: Kakek, Nenek, Paman, Bibi,

serta Adek-adekku khususnya yang senasib seperjuangan untuk

menyelesaikan kuliahnya juga yang selalu memberi bantuan serta

dukungan baik moril maupun spiritual, sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi ini.

3. Segenap pengasuh PP. Assunniyyah yang telah memberikan curahan ilmu

ruhani serta mendidik saya menjadi insan yang mulia.

4. Para pengurus PP.Assunniyyah Al-Jauhari dan Ustadz-Ustadz Madrasah

Bani Zawawi.

5. Ustadz-ustadz dan dosenku, yang telah memberikan cahaya ilmu

pengetahuan padaku.

6. Almamater Kebanggaanku Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyyah

lautan ilmu perubah hidupku.

7. Sahabat-sahabat santri PP. Assunniyyah yang selalu memberiku semangat

di kalah aku dalam keadaan malas. Khususnya Prodi PBA INAIFAS 2016

semoga kita bisa lulus bersama.

v
Ya Allah terima kasih telah engkau hadirkan orang-orang di sekelilingku

senantiasa memberiku ilmu, cinta, perhatian, arti kehidupan yang butuh

perjuangan serta nasehat dan do’a tiada henti. Kepada merekalah saya

persembahkan Skripsi ini. Teriring do’a jazakumullahu ahsanal jaza’

amin.

vi
KATA PENGANTAR

‫بسم الله الرحمن الرحيم‬


Puji syukur kehadirat Allah SWT dzat maha pemberi anugerah,
sholawat dan salam senantiasa terhaturkan kepada Nabi Muhammad SAW
insan sempurna contoh baik untuk seluruh umatnya.
Selanjutnya Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

1. KH. Ahmad Sadid Jauhari selaku pengasuh PP. Assunniyyah dan ketua
Yayasan Institut Islam Al-Falah As-Sunniyyah (INAIFAS) yang selalu
mencurahkan waktunya untuk mendidik semua santrinya termasuk
penulis.

2. Bapak Rijal Mumazziq Zionis, M.HI selaku Rektor INAIFAS Kencong


Jember yang selalu memberikan segala fasilitas yang memadai selama
kami menuntut ilmu di INAIFAS Kencong - Jember.

3. Bapak Fina Aunul Kafi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Arab (PBA) INAIFAS Kencong Jember yang selalu memberikan
arahannya dalam program perkuliahan yang kami tempuh.

4. Bapak Drs. Khumaidi, M.Hum selaku Dosen Pembimbing I skripsi yang


selalu memberikan arahan dan bimbingan serta meluangkan waktunya
demi kelancaran penulisan skripsi ini.

5. Bapak Mizan Rosyadi, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II skripsi yang


selalu memberikan arahan dan bimbingan serta meluangkan waktunya
pula demi kelancaran penulisan skripsi ini.

vii
Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah Bapak berikan kepada

penulis mendapat balasan yang baik dari Allah SWT.

Jember, 15 Agustus 2020

Penulis

viii
ABSTRAK

Muhammad Bahrul Ula, 2020. Penerapan metode Al-Miftah Lil Ulum dalam
pembelajaran Maharah Qiro’ah di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al -
Jauhari Kencong - Jember Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi, Jurusan Tarbiyah,
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Institut Agama Islam Al-Falah As-
Sunniyyah (INAIFAS) Kencong Jember. Pembimbing I: Drs Khumaidi M.Hum,
Pembimbing II: Ahmad Mizan Rosyadi M.Pd.

Kata Kunci: Metode Al-Miftah Lil Ulum, Maharah Qiro’ah.


Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al-Jauhari adalah Madrasah Diniah
yang mengedepankan cara baca kitab klasik. Namun, masih kesulitan menemukan
karakteristik diri karna tidak adanya Metode pembelajaran yang terstruktur
dengan baik serta banyaknya santri yang belum menguasai ilmu Nahwu dan
Shorof. Akhirnya, ditemukan Metode baru yang praktis, sistematis dan menarik
yang diberi Nama Al-Miftah Lil Ulum dari Sidogiri sebagai metode pembelajaran
Maharah Qiroah Di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al-Jauhari. Oleh karna
itu, peneliti ingin meneliti bagaiman penerapan Al-Miftah Lil Ulum di Madrasah
tersebut.
Fokus masalah dalam penelitian ini adalah: (1)Bagaimana penerapan
metode Al-Miftah Lil Ulum dalam pembelajaran Maharah Qiroah di Madrasah
Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari kencong jember (2) Bagaimana tentang
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi pembelajarannya.

Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mendeskripsikan penerapan metode


Al-Miftah Lil Ulum dalam pembelajaran Maharah Qiroah di Madrasah Bani
Zawawi Assunniyyah al - Jauhari Kencong - Jember. Sedangkan tujuan
khususnya adalah: Untuk mendeskripsikan Perencanaan, Pelaksanaan, dan
Evaluasi pembelajaran.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif
subjektif dalam penelitian ini yaitu satu orang tenaga pengajar Al-Miftah Lil
Ulum. Sedangkan objek penelitian ini adalah Penerapan metode Al-Miftah Lil
Ulum serta teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat di ketahui. (1) Perencanaan
pembelajaran yang dilakukan ustadz mulai mempersiapkan perencanaan
pembelajaran berbentuk jurnal yang mengacu pada buku Al-Miftah Lil Ulum
bukan dalam bentuk RPP. (2) Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari kegiatan
awal pembukaan, do’a dan mengulang materi sebelumnya dengan nadzom.
Kegiatan inti menjelaskan materi yang terdapat dalam buku Al-Miftah Lil Ulum
berupa jilid mulai 1 sampai 4. Kegiatan akhir melakukan penilaian dengan
memberi pertanyaan yang berkaitan dengan materi dan sebelumya. (3) Evaluasi
pembelajaran yang digunakan dalam bentuk tes lisan dan tulisan.

ix
DAFTAR ISI

SAMPUL........................………..………………...…………………………….…i
PERSETUJUAN PEMBIMBING….……...………………………………...….ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI…….……………...…….……………………iii
MOTTO……………………………….…..…………..……………………........iv

PERSEMBAHAN……………………....………………………………………..v
KATA PENGANTAR……………….…….…...……………..……………..…vii
ABSTRAK……………………………...….…….………………………………ix
DAFTAR ISI…………………………………..….……….………………...........x
DAFTAR TABEL……………………………………......………………..........xii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………..…..……………...xiv

SURAT PERYATAAN KEASLIAN……………...…………………………...xv


PEDOMAN TRANSLITERASI………………………………………………xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………..…………………………….........1
B. Fokus Penelitian……………………...………………………….…5
C. Tujuan Penelitian………………………..…………………………6

D. Manfaat Penelitian…………………………..……………………..7
E. Definisi Istilah…………………………………...…………………8
F. Sistematika Pembahasan…………………………….……………12

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN


A. Penelitian Terdahulu……………….…………………………….13
B. Kajian Teori……………………………..………………………..17

BAB III METODEPENELITIAN


A. Pendekatan dan Jenis Penelitian…………….……………………44
B. Lokasi Penelitian…………………………………………………45
C. Subyek Penelitian………………………………….……………..45
x
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………….…………47

E. Analisis Data……………………………………………….…….50
F. Keabsahan Data………………………………………………..…52
G. Tahap-Tahap Penelitian…………………………………………..52

BABA IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS


A. Gambaran Obyek Penelitian………………………………………55
B. Penyajian Data…………………………………………………….73

C. Analisis Dan Pembahasan Temuan…………………………...…..94

BAB V PENUTUP atau KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan..…………………..………………………….............99
B. Saran-saran………………………………………………………100

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….102
LAMPIRAN - LAMPIRAN

xi
Daftar Tabel

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu……………….……………………………….…15


Tabel 4.1 Lagu Jilid 1…………………………………………………………….59
Tabel 4.2 Lagu Jilid 2…………………………………………………………….60
Tabel 4.3 Lagu Jilid 3…………………………………………………………….61

Tabel 4.4 Lagu Jilid 4………………….…………………………………………62


Tabel 4.5 Ustadz-ustadz………………………………………………………….69
Tabel 4.6 Keadaan Santri……………………………………….………………..71
Tabel 4.7 Daftar Bangunan Madrasah…………………………………………...73
Tabel 4.8 Jurnal Jilid I……………………………………………………………78
Tabel 4.9 Jurnal Jilid II…………………………………………………………..79

Tabel 4.10 Jurnal Jilid III………..……………………………………………….81


Tabel 4.11 Jurnal Jilid IV…………………………..…………………………….82
Tabel 4.12 Jadwal Pembelajaran………..………………………………………..88

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Matrik

Lampiran 2 Blangko Bimbingan

Lampiran 3 Surat Permohonan

Lampiran 4 Surat Bukti Penelitian

Lampiran 5 Jurnal Penelitian

Lampiran 6 Blangko Revisi Skripsi

Lampiran 7 Pernyataan Revisi Skripsi

Lampiran 8 dokumentasi

Lampiran 9 Biodata

xiii
Surat Peryataan Keaslian

xv
PEDOMAN TRANSLITERASI

Pengaliahan huruf Arab-Indonesia dalam naskah ini didasarkan atas surat

keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia. Tanggal 22 Januari 1988, No. 158/1987 dan

1543.B/U/1987 sebagaimana tertera dalam buku pedoman Transliterasi Arab,

INIS Fellow 1992.

‫ا‬ =a ‫غ‬ = gh

‫ب‬ =b ‫ف‬ =f

‫ت‬ =t ‫ق‬ =q

‫ث‬ = ts ‫ك‬ =k

‫ج‬ =j ‫ل‬ =l

‫ح‬ =h ‫م‬ =m

‫خ‬ = kh ‫ن‬ =n

‫د‬ =d ‫و‬ =w

‫ذ‬ = dz ‫ه‬ =h

‫ر‬ =r ‫ء‬ =‘

‫ز‬ =z ‫ي‬ =y

‫س‬ =s Untuk Mad dan Diftong

‫ش‬ = sy ‫آ‬ = a` (a panjang)

‫ص‬ = sh ‫اِي‬ = I` (I panjang)

‫ض‬ = dl ‫اُو‬ = u` (u panjang)

‫ط‬ = th ‫اَي‬ = ay

‫ظ‬ = dh ‫ة‬ = t/h

‫ع‬ =‘ ‫اَو‬ = aw

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, lebih-lebih lagi di lembaga

pendidikan Islam, umat Islam yang merupakan jumlah yang terbanyak dari

penduduk Indonesia sangat mendambakan putra - putrinya kelak dapat tumbuh

dan berkembang menjadi manusia dewasa kepribadian muslim yang beriman

dan bertaqwa kepada allah SWT. cerdas, terampil dan cakap serta menjadi

warga Negara yang baik. Kehadiran lembaga pendidikan dan pelajaran agama

Islam yang terbentuk Madrasah Diniyah merupakan jawaban atas harapan umat

Islam di dalam menyalurkan putra - putrinya untuk dapat lebih banyak

memperoleh pendidikan Islam bagi kehidupan.

Membaca sangatlah penting karna wahyu yang pertama kali turun

kepada Nabi Muhammad SAW. yaitu Q.S Al – Alaq; 1-5:

‫ا‬ َِ ُّ‫)ِاقْ َرأ َْوَرب‬۲(ِ ‫اْلنْ َسا َِن ام ْنِ َعلَ ٍق‬ ‫اقْ رأ اِْبس اِم ربا ِ ا‬
َ ۶)ِ ‫)ِالَّذي َعلَّ َِم اِبلْ َقلَام‬۳(ِ ‫ك ْاْلَ ْكَرُم‬
ِ‫)ِعلَّ َم‬ ‫)ِخلَ َِق ْا‬
َ ۱(ِ ‫ك الَّذي َخلَ َق‬
َ َ ْ َ

‫ْا‬
ِ ِ)۵(ِ‫اْلنْ َسا َِن َما َِلْ يَ ْعلَ ْم‬

Artinya : “bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan (1) dia

menciptakan segumpal darah (2) bacalah, dan Tuhanmulah yang

maha mulia (3 )yang mengajar (manusia) dengan pena (4) dia

mengajarkan apa yang tidak diketahuinya (5)”.(QS. Al – Alaq; 1-

5).1

1
Al-Qur’an 96:1-5
1
2

Membaca adalah kemampuan panca indra dan akal untuk mendapatkan

pengetahuan yang banyak. Membaca adalah mengasa logika atau akal tentang

pengetahuan di dalam otak. Bahwa Maharah Qiroah sebagaimana kesepakatan

ulama pendidikan menyeluruhnya pelajar dalam kemampuan mengolah suatu

kata-kata dan huruf serta bagaimana meredaksikannya kembali apa yang telah

ia baca dan mengucapkan dengan makhroj yang benar juga mengeluarkan

suara dengan yang bisa di dengar setalah melihatnya dan faham maknanya.

Bukanlah membaca itu sebagai alat untuk mengetahui kata ataupun huruf dan

berbicara saja namun lebih dari itu harus faham, menghubungkan dan

menyimpulkan.

Bahasa adalah bagian dari ilmu Islam, meski kedudukannya sebagai

wasilah (perantara) untuk memahami ilmu-ilmu utama dalam agama Islam,

namun bahasa arab mendapat posisi penting diantara ilmu-ilmu wasilah, maka

para ulama’ memberikan perhatian terhadap bahasa Arab.2 Sebagai lembaga

pendidikan yang khas Pondok Pesantren memiliki tradisi keilmuan yang

berbeda dengan lembaga-lembaga pendidikan yang lain di negeri ini. Salah

satu ciri khas yang menjadi pembeda materi yang diajarkan di pesantren,

berupa kitab kuning, kitab-kitab klasik keIslaman yang ditulis oleh ulama’

Islam dari luar dan dalam negeri, menggunakan bahasa Arab atau Pegon, Yang

mana di dalamnya tersimpan segala informasi tentang Islam, baik sejarah

peradaban, hukum islam, teknologi, kedokteran, fisika dan lain sebagainnya.

Tidak diragukan lagi, memang sepantasnya seorang muslim mencintai bahasa


2
Abu Hamzah Yusuf Al-Atsary, Pengantar Mudah Belajar Bahasa Arab, ( Pustaka Adhwa,
2007), 1.
3

Arab dan berusaha menguasainya, salah satunya adalah pengetahuan gramatika

(struktur tata). Ilmu gramatika dalam bahasa Arab menyangkut ilmu-ilmu

seperti Shorof (tata bahasa), nahwu (sintaksis), ma’ani, badi’, lughah, fiqhul

lughah, dan etimologi.3 Allah SWT telah menjadikan bahasa Arab sebagai

bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik yang pernah

ada sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Yusuf; 2:

ِ ِ)٢(ِ‫ِعَربايًّاِلَ َعلَّ ُك ْمِتَ ْع اقلُو َن‬ ‫إاَّنَِّأَنَْزلْنَاهُِقُ ْر ا‬


َ ‫آَّن‬

Artinya: “sesungguhnya kami menurunkanya berupa Al-Qur’an berbahasa

arab, agar kamu mengerti”. (QS. Yusuf; 2).4

Dalam membaca kitab kuning bukanlah hal yang mudah, perlu

ketekunan dan dibutuhkan ilmu-ilmu lain seperti ilmu bahasa, nahwu dan

sharaf serta lain sebagainya. Seseorang dikatakan mampu menerapkan

ketentuan-ketentuan dalam ilmu nahwu dan sharaf. Ilmu nahwu adalah sebuah

bidang ilmu yang mengajarkan cara menulis dan berbicara untuk bahasa

apapun agar terhindar dari salah.5 Dan membahas perubahan yang terjadi pada

sebuah kalimat sedangkan perubahan ilmu sharaf itu berada di sebuah kata.6

Berbagai macam metode diciptakan dan diterapkan sebagai elemen

penting untuk mempelajari dan memahami ilmu nahwu di Pondok Pesantren

Assunniyyah al-Jauhari namun masih saja dianggap kurang cocok untuk santri

3
Fathul Mujib, Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab, (Yogyakarta: PT Bintang 2019),66.
4
Al-Qur’an 12 :2.
5
Amil Badi’ Yakub, Mausuah Nahwu, Sharaf Dan I’rob (Sarang : Al-Maktabah Al-Anwariyah,
)672.
6
M.Afifuddin Dimyati, Madkhol Ilmu Lughah Al-Ijtima’i (Malang : Lisan Arabi, 2016)96.
4

menimbang minimnya waktu belajar diniyah dan banyak terfokuskan untuk

pembelajaran formal di tempat penelitian. Akhirnya, kepala sekolah

mencarikan Metode yang sangat praktis lalu ditemukanlah Metode Al-Miftah

Lil Ulum di Sidogiri sebagai Metode yang diterapkan di Madrasah Bani

Zawawi Assunniyyah al-Jauhari. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti

bagaimana penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum yang telah ada di Madrasah

Bani Zawawi Assunniyyah al-Jauhari.

Tempat yang kami teliti disini adalah Madrasah Bani Zawawi

Assunniyyah al - Jauhari adalah Madrasah yang masih belum mempunyai

corak atau bidang yang menonjol entah dari kitab ataupun dari al-Qur’an.

Kemudian madrasah ini memiliki inovasi baru untuk memfokuskan dalam

bidang baca kitab untuk anak yang sudah bisa membaca al-Qur’an dengan

lancar. Oleh sebab Itu, kami tertarik untuk menulusuri lebih lanjut mengenai

perkembangan Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari untuk

menemukan jati dirinya yang akhir-akhir ini sudah muncul Metode baru yang

digunakan oleh Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari untuk

meningkatkan mutu belajar siswa khususnya dalam bidang membaca kitab

yang berasal dari Sidogiri yaitu Al-Miftah Lil Ulum terdengar sangat menarik

karna variasi materi juga sistematikannya yang baik serta mampu memberi

pendobrak keilmuan di tempat asal Metode ini yaitu Pondok Pesantren Sidogiri

Pasuruan. Bagaimanakah peneraapan Metode Al-Miftah Lil Ulum sendiri

untuk meningkatkan Mahara Qiro’ah khususnya dalam bidang membaca kitab

kuning dan apakah sesuai dengan apa yang diharapkan kepala sekolah
5

Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari tersebut. Serta memandang

siswa yang di didik di Madrasah Bani Zawawi adalah mayoritas anak formal

yang banyak waktunya terkuras untuk memahami LKS yang tidak berkaitan

dengan kitab kuning ataupun bahasa arab dan waktu KBM Madrasah Bani

Zawawi Assunniyyah al - Jauhari hanya 5 hari dalam seminggu serta waktunya

pun singkat hanya 1 jam setengah diwaktu malam bukan pagi atau siang. Oleh

sebab itu, Penelti memilih lokasi di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al -

Jauhari untuk menjadi tempat penelitian dengan banyaknya kendala,

mampukah Al-Miftah Lil Ulum untuk diterapkan bagi semua lembaga

pendidikan yang formal ataupun yang non formal serta bagaimana

penerapannya Al-Miftah Lil Ulum di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al -

Jauhari. Itulah, judul yang kami angkat dalam penelitian kami kali ini.

B. Fokus Penelitian
1. Fokus penelitian

Bagaimana Penerapan metode Al-Miftah Lil Ulum dalam

Pembelajaran Maharah Qiroah Di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al -

Jauhari Tahun Pelajaran 2019/2020?

2. Sub Fokus Penelitian:

a. Bagaimana perencanaan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran

Maharah Qiro’ah di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari

Tahun Pelajaran 2019/2020?


6

b. Bagaimana Pelaksanaan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran

Maharah Qiroah di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari

Tahun Pelajaran 2019/2020 ?

c. Bagaimana Evaluasi Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran

Maharah Qiroah di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari

Tahun Pelajaran 2019/2020?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang dituju

dalam melakukan penelitian.7 Sesuai dengan rumusan masalah yang

dirumuskan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Untuk mendeskripsikan bagaimana Penerapan Metode Al-Miftah

Lil Ulum untuk Maharah Qiro’ah di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al

- Jauhari Tahun Pelajaran 2019/2020.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mendeskripsikan perencanaan Pembelajaran Metode Al-Miftah Lil

Ulum Dalam Pembelajaran Maharah Qiroah di Madrasah Bani Zawawi

Assunniyyah al - Jauhari Tahun Pelajaran 2019/2020.

7
Tim Penyusus INAIFAS, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Kencong, INAIFAS PRESS,
2018),54.
7

b) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan Pembelajaran Metode Al-Miftah Lil

Ulum Dalam Pembelajaran Maharah Qiroah di Madrasah Bani Zawawi

Assunniyyah al - Jauhari Tahun Pelajaran 2019/2020.

c) Untuk mendeskripsikan penilaian Pembelajaran Metode Al-Miftah Lil

Ulum Dalam Pembelajaran Maharah Qiroah di Madrasah Bani Zawawi

Assunniyyah al - Jauhari Tahun Pelajaran 2019/2020.

D. Manfaat Penelitian
1. Teori

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan

tentang penggunaan dan pemilihan metode pembelajaran Maharah Qiro’ah

sehingga mampu meningkatkan keilmuan siswa.

2. Praktis

a. Bagi lembaga dan ustadz dapat memberi masukan dalam upaya

meningkatkan kualitas pembelajaran para siswa sehingga dapat

mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

b. Bagi siswa dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar melalui

pembelajaran aktif, menarik dan meyenangkan.

c. Bagi peneliti sebagai calon ustadz dapat memberi pengalaman dalam

penggunaan metode pembelajaran sehingga tujuan yang di harapkan

dapat tercapai.
8

E. Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kesalah pahaman sekaligus mempermudah memahami

skripsi ini, maka perlu adanya penjelasan berbagai istilah yang ada pada judul

skripsi ini:

1. Penerapan

Penerapan berasal dari kata terap yang berarti terukur. Sedangkan

menurut beberapa ahli, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktikkan

suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk

suatu kepentingan yang di inginkan oleh suatu kelompok atau golongan.

CBSA adalah satu istilah yang bermakna cara belajar mengajar yang

mengoptimalkan keaktifan siswa. Di dalam ilmu mmengajar konsep ini

bukanlah konsep baru. Dalam setiap kegiatan pelajaran sebenarnya tidak

pernah ada siswa yang sama sekali tidak aktif, keaktifan berbeda-beda

antara satu proses pelajaran dibandingkan dengan pelajaran yang lain.

Konsep CBSA hanya bermaksud mengoptimalkan keaktifan siswa tersebut.8

2. Metode Al-Miftah Lil Ulum

Metode adalah cara atau teknik penyampaian materi pembelajaran

yang harus dikuasai oleh guru. Metode ditetapkan berdasarkan tujuan dan

materi pembelajaran.9 Dalam kegiatan belajar dan mengajar sangat penting

bagi seorang ustadz untuk mempunyai berbagai metode. Ia harus

mempunyai wawasan yang luas tentang bagaimanakah kegiatan belajar-

8
Ahmad Tafsir, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), 145.
9
Jumantan Hamdayana, Metodologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016),94.
9

mengajar itu terjadi, dan langkah-langkah apakah yang harus ia tempuh

dalam kegiatan tersebut. Jika seorang ustadz tidak mempunyai metode

dalam mengajar apalagi tidak menguasai materi yang hendak disampaikan,

maka kegiatan belajar mengajar tersebut tidak akan maksimal, bahkan

cenderung gagal.10 Pengertiaan lain mengenai Metode adalah seperangkat

cara yang digunakan oleh seorang ustadz dalam menyampaikan ilmu atau

transfer ilmu kepada anak didiknya yang berlangsung dalam proses belajar

mengajar atau proses pembelajaran. Dari ungkapan tersebut dapat diambil

sebuah kesimpulan umum yaitu ketika seorang ustadz semakin menguasai

metode pembelajaran, maka semakin baik pula ia dalam menggunakan

metode tersebut. Ketika penguasaan tersebut berjalan dengan baik maka

semakin baik pula target pembelajaran yang ingin dicapai. Sedangkan,

Metode Al-Miftah Lil Ulum adalah metode belajar membaca kitab klasik

oleh Batartama (Badan Tarbiyah Wa Ta’lim Madrasah) Pondok Pesantren

Sidogiri. Disusun oleh A. Qusyairi dan Tim Al-Miftah Lil Ulum karna ada

kemunduran dari segi kemampuan membaca kitab dari santri Sidogiri dan

juga ada perintah dari pengasuh.11

Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum merupakan sebuah usaha

yang di lakukan ustadz dalam bidang pelajaran bahasa Arab dengan tujuan

untuk menjaga mempermudah santri dalam keterampilan membaca

(maharah Qiro’ah) sesuai dengan kaidah-kaidah nahwu dan sharaf dengan

10
Ulin Nuha, Ragam Metodologi dan Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Diva Press:
2016), 145.
11
Nanda Khafita Sari, Analisis Metode Al-Miftah Lil Ulum Sebagai Mediator Membaca Kitab
Klasik, (Malang: HMJ UIN Malang, 2018), 80.
10

Metode Al-Miftah Lil Ulum bertujuan agar mempermudah pemahaman

serta menarik bagi siswa supaya tidak jenuh karna ilmu ini termasuk ilmu

yang baku yang tak bisa untuk dirubah atau diperbarui. Oleh karena itu,

jalan satu-satunya adalah memilih Metode pembelajarannya yang baru.

Sedangkan Metode sendiri ialah cara yang dipergunakan ustadz dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran.

3. Maharah Qiro’ah

Maharah secara bahasa yaitu kecakapan.12 Sedangkan Qiro’ah

sendiri artinya adalah membaca. Jadi, Maharah Qiro’ah menurut Izzan ialah

ustadz menyajikan suatu bacaan kepada siswanya yang nantinya akan

dibacakan siswa yang dikoreksi oleh ustadz sebagai latihan.13 Atau

pembelajaran membaca yang sasarannya agar siswa dapat membaca dengan

benar dan memahami apa yang dibaca.

4. Madrasah

Madrasah merupakan isim makan dari “darasa” yang berarti tempat

duduk untuk belajar. Istilah madrasah ini sekarang telah menyatu dengan

istilah sekolah atau perustadzan (terutama perustadzan Islam) madrasah

sebagai lembaga pendidikan Islami mulai didirikan dan berkembang di

dunia Islam sekitar abad V H atau abad X-XI M.

Madrasah merupakan tempat untuk mencerdaskan para peserta didik,

menghilangkan kebodohan, serta melatih keterampilan mereka sesuai

12
Adib Bisri, Kamus Al-Bisri, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1999), 698.
13
Mulyanto Sumardi, Pedoman pelajaran Bahasa Arab Pada perguruan Tinggi Agama
Islam,(Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama RI, 1976), 168.
11

dengan bakat, minat dan kemampuannya. Pengetahuan dan keterampilan

seseorang akan cepat usang selaras dengan percepatan kemajuan Iptek dan

perkembangan zaman, sehingga madrasah pada dasarnya sebagai wahana

untuk mengembangkan kepekaan intelektual dan informasi, serta

memperbarui pengetahuan, sikap dan keterampilan secara berkelanjutan,

agar tetap up to date dan tidak cepat usang. 14 Madrasah yang dimaksud

disini adalah Madrasah Bani Zawawi Pondok Pesantren Assunniyyah Al-

Jauhari Kecamatan Kencong Kabupaten Jember Tahun Pelajaran

2019/2020. Sedangkan yang dimaksud madrasah disini adalah madrasah

non formal yang tidak bernaungan pada pemerintah dan dinas terkait. tapi

didirikan atas doa restu dari Kiai untuk mendorong dalam mengetahui ilmu

agama khususnya bahasa arab yang terfokuskan pada kaidh Nahwu dan

Sharaf untuk Maharah Qiroah yaitu tentang bagaimana cara membaca

kitab yang benar dan baik yang sesuai dengan aturan-aturan bahasa Arab

itu sendiri, di samping itu juga di ajarkan bidang ilmu yang lain sebagai

pendukung yaitu akhlak, aqidah, dan fiqh.

Jadi peneliti disini akan meneliti sebuah Pembelajaran Maharah

Qiroah dengan Metode Al-Miftah Lil Ulum milik Sidogiri yang diterapkan

di Madarasah Bani Zawawi Assunniyyah Al-Jauhari Kencong Jember

Tahun Pelajaran 2019/2020.

14
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agam Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2012),
184.
12

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah memahami skripsi ini, peneliti akan memaparkan

sistematika pembahasannya. Skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu:

Bab I yaitu pendahuluan. Bab ini berisi tentang gambaran dari

keseluruhan skripsi yang meliputi latar belakang, fokus penelitian, tujuan

penelitian, definisi istilah (penerapan, Metode al-Miftah, Maharah Qiroah dan

madrasah) dan sistematika pembahasan.

Bab II yaitu kajian pustaka. Bab ini terdiri atas penelitian terdahulu dan

kajian teori untuk menunjukkan sejauh mana keorisinilan penelitiannya.

Sedangkan kajian teori membahas tentang tinjauan pustaka: penerapan,

perencanan, pelaksanaan dan evalusi serta dari bidang Maharah Qiroah

Meliputi: pengertian, pembagian, tujuan, aspek-aspek Maharah Qiroah dan

evaluasi Maharah Qiroah yang dijadikan landasan dalam pembahasan pada

bab selanjutnya.

Bab III yaitu metode penelitian. Bab ini membahas tentang pendekatan

dan jenis, lokasi, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data,

keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

Bab IV yaitu penyajian data dan analisis. Bab ini membahas secara

empiris tentang laporan hasil penelitian yang berisi profil Al-Miftah Lil Ulum,

visi dan misi, tujuan serta gambaran obyek penelitian meliputi (ustadz, sarana,

dan sejarah), peyajian data, analisis dan pembahasan temuan.

Bab V yaitu penutup atau kesimpulan. Bab ini berisi tentang kesimpulan

dari (perencanaan, pelaksanan, evaluasi) hasil penelitian dan saran-saran.


13

BAB II

Kajian Kepustakaan

A. Penelitian Terdahulu

Dalam kajian terdahulu ini peneliti memaparkan beberapa penelitian

terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak di lakukan oleh peneliti

pada saat ini, dengan tujuan untuk melihat sejauh mana orisinalitas dan posisi

penelitian yang hendak di lakukan. Adapun penelitian tersebut diantaranya:

1. Moh. Abdullah Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Tahun 2018 dengan

Judul Tesis : “Studi Komparasi Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum Dan

Nubdatul Bayan Dalam Meningkatkan Kompetensi Baca Kitab Kuning di

Ma’had Tibyan Li Al-Shibyan Miftahul Ulum Panyeppen Palengan

Pamekasan dan PP. Maktab Nubdzatul Bayan (MAKTUBA) AL-Majdiyah

Palduding Pagantenan Pamekasan”. Dalam pandangan peneliti, penelitian

tersebut memaparkan mengenai Studi Komparasi Metode Al-Miftah Lil

Ulum Dan Nubdatul Bayan. Ada kesamaan mengenai metode yang

digunakan yaitu Metode Al-Miftah Lil Ulum. Namun, peneliti sendiri

memfokuskan pada Metode Al-Miftah Lil Ulum itu sendiri agar supaya

maksimal untuk menerapkannya serta dikaitkan langsung ke lapangan.

Metode yang di gunakan adalah metode kualitatif dengan hasil yang sangat

memuaskan.15

15
Moh.Abdullah, Studi Komperasi Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum Dan Nubdatul Bayan
Dalam meningkatkan Kompetensi Baca Kitab Kuning di Ma’had Tibyan Li Al-Shibyan Miftahul
13
14

2. Raditya Amirul Mu’min Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas

Tarbiyah di Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2015/2016

dengan Judul Skripsi “Problematika Siswa dalam Pembelajaran Maharah

Qiro’ah Kelas X Ipa 1 di MA Negeri Klaten Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Kesamaan dari sisi pembahasan Maharah Qiro’ah. Namun, Penelitian kami

terfokuskan mengenai Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Maharah Qiro’ah

dengan metode kualitatif deskriptif serta telah menemukan beberapa kendala

yang menghambat perkembangan Maharh Qiro’ah.

3. Burhan Masyafak Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas

Tarbiyah di Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2015 dengan

Judul Skripsi: “Pembelajaran Maharah Qiroah dengan Sistem Sorogan Di

Pondok Pesantren Al-Fitroh Jejeran Wonokromo Pleret Bantul”. Penelitian

kami lebih umum karna pembahasan Metode Al-Miftah Lil Ulum

mengandung unsur sorogan untuk Maharah Qiroah Dan kami membahasa

mengenai suatu penerapan metode di suatu lembaga. Dengan menggunakan

Metode kualitatif deskriptif. Penerapan sesuai prosedur sorogan mampu

menghasilkan pencapaian Maharh Qiroah.

Ulum Panyeppen Palengan Pamekasan dan PP. Maktab Nubdzatul Bayan (MAKTUBA) AL-
Majdiyah Palduding Pagantenan Pamekasan, (Surabaya:UIN Sunan Ampel,2008),168.
15

Tabel 2.1

Pebendingan penelitian terdahulu dengan penelitian penulis.

No Judul Peneliti Persamaan Perbedaan

1 Studi Moh Sama Sama Menggunakan Al-

Komparasi Abdullah Membahas Miftah Lil Ulum

Penerapan Tentang Dan

Metode Al- Metode Al- MetodeNubdatul

Miftah Lil Miftah Lil Bayan Serta Tak

Ulum Dan Ulum. Mengkaitkan Ke

Nubdatul Suatu Lembaga.

Bayan Dalam Sedangkan Peneliti

Meningkatkan Disini Khusus

Kompetensi Membahas Metode

Baca Kitab Al-Miftah Lil Ulum

Kuning. Dan Menerapkan

Langsung Pada

Suatu Lembaga

Tertentu.

2. Problematika Lebih focus ke


R Aditya
Siswa Dalam Perasamaannya Maharah tidak
Amirul
16

Pembelajaran Mu’min Dari Segi membahas

Maharah Pembahasan mengenai Metode

Qiroah Kelas Maharah Al-Miftah Lil Ulum,

X IPA 1 Di Qiroah sedangkan kami

MA Negeri meneliti mengenai

Klaten Tahun Metode Al-Miftah

Pelajaran dalam Maharah

2015/2016. Qiroah.

3. Pembelajaran Membahas
Burhan Sistem dan metode
Maharah Maharah
Masyafak yang digunakan
Qiroah Dengan Qiroah
untuk pembelajaran
Sistem Dengan Sistem
Maharah Qiroahnya
Sorogan Di Takror
Adalah Sorogan tapi
Pondok
penelitian kami
Pesantren Al-
tidak hanya fokus
Fitroh Jejeran
pada sorogan saja.
Wonokromo

Pleret Bantul
17

B. Kajian Teori

1 Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum


Pada pembelajaran metode Al-Miftah Lil Ulum ini menggunakan

metode pembelajaran CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). CBSA adalah satu

istilah yang bermakna cara belajar mengajar yang mengoptimalkan

keaktifan siswa. Di dalam ilmu mmengajar konsep ini bukanlah konsep

baru. Dalam setiap kegiatan pengajaran sebenarnya tidak pernah ada siswa

yang sama sekali tidak aktif, keaktifan berbeda-beda antara satu proses

pengajaran dibandingkan dengan pengajaran yang lain. Konsep CBSA

hanya bermaksud mengoptimalkan keaktifan siswa tersebut.16

Indikator yang paling utama yang menandai siswa dalam suatu

proses pengajaran ialah bila siswa selalu mengikuti proses pengajaran

langkah demi langkah secara psikis. Isi pengajaran setiap langkah di pahami

oleh siswa. Bila seorang siswa mengalami sedikit saja kekaburan di tengah-

tengah proses pengajaran ia pun segera menginterupsi proses agar

diulangi,bila siswa terus dapat mengikuti proses maka ia akan diam saja.

Akhir dari indikator ini ialah siswa menguasai apa yang diajarkan secara

sempurna.

16
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
145.
18

Namun Metode Al-Miftah Lil Ulum memiliki karakteristik yang bisa

ditemukan dalam setiap jilidnya pada metode ini diantaranya:

1) Jilid I

a) Membedakan kalimat isim, fi’il fan huruf.

b) Menentukan isim antara mabni dan mu’rob.17

2) Jilid II

Menentukan isim antara:

a) Nakirah dan ma’rifat.

b) Mudzakkar dan muannast.

c) Jamid dan musytaq.18

3) Jilid III

Menentukan fi’il antara:

a) Mabni dan mu’rob.

b) Mujarrad dan mazid.

c) Lazim dan muta’addi.

d) Ma’lum dan majhul.

e) Shohih dan mu’tal.19

4) Jilid IV

a) Isim-isim yang dibaca rofa’ (Al-Marfu’at).

b) Isim-isim yang dibaca nashob (Al-manhsubat).

17
Batartama, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab Jilid1, (Pasuruan: pustaka
Sidogiri.2018)
18
Batartama, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab Jilid II, (Pasuruan: pustaka
Sidogiri.2018)
19
Batartama, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab Jilid III, (Pasuruan: pustaka
Sidogiri.2018)
19

c) Isim-isim yang dibaca jer (Al-makhfudhat).20

5) Nadzom

Berbeda dengan nadzom yang lain nadzom disini disesuaikan

dengan jilid yang ada dalam kitab serta menggunakan Bahasa

Indonesia juga dengan lagu-lagu yang menari serta popular di

kalangan siswa. Sebagai pelengkap materi yang isinya diambilkan dari

Al-Fiyyah Ibn Al-Malik dan Nadzom Al-‘Imrithi. Ditambah lagu

Metode Al-Miftah Lil Ulum yang disesuaikan dengan materi.

6) Tashrif

Sebagai pendamping Metode Al-Miftah Lil Ulum Jilid tiga

yang pembahasannya khusus seputar kalimat fi’il. menampilkan

sembilan wazan penting yang sering dijumpai di kitab-kitab salaf.21

Gambaran Implementasi metode Al-Miftah Lil Ulum dapat terlihat

dari kegiatan-kegiatan yang terjadi selama pembelajaran di kelas. Baik

kegiatan yang dilakukan oleh guru, maupun oleh peserta didiknya.

Keberhasilan sebuah pembelajaran sangatlah ditentukan oleh guru.

Disini guru harus mengetahui beberapa tahapan dalam

mengimplementasi Metode Al-Miftah Lil Ulum. Adapun Implementasi

Metode Al-Miftah Lil Ulum Berdasarakan kajian penerapan memiliki tiga

sub variabel yaitu perencanaan, pelaksanaan dan Evaluasi. Adapun setiap

20
Batartama, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab Jilid IV, (Pasuruan: pustaka
Sidogiri.2018)
21
Batartama, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab Edisi Tasrif, (Pasuruan: pustaka
Sidogiri.2018),5.
20

sub variabel dari kajian teori perencanaan memiliki indikator sebagai

berikut:

a. Pengertian Perencanaan

Perencanaan pembelajaran merupakan perencanaan sistematik dalam

suatu pelajaran yang akan dimanifestasikan bersama peserta didik.

Perencanaan pembelajaran adalah meruntutkan agenda - agenda yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, entah jangka

pendek atau jangka panjang tergantung pembuat perencanaan itu sendiri

dan harus dapat terlaksana secara efesien, praktis dan sesuai target. 22

Sedangkan menurut William H. Newman dalam bukunya Adminitrasi

Action Tecniques Of Organizations and Management: Perencanaan adalah

menentukan apa yang akan dikerjakan. Perencanaan mempunyai unsur

yang luas dan keterangan-keterangan tentang target, menentukan

kebijakan, program, metode - metode dan prosedur serta kegiatan sehari-

hari. Terry berkata bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang

harus di lakukan oleh suatu lembaga pendidikan untuk mencapai target

yang telah menjadi tujuan. Mencakup pengambilan keputusan. Oleh karna

itu, harus mampu memvisualisasikan serta merumuskan untuk masa yang

akan datang. Menurut Banghart dan Trull perencanaan adalah pemulaan

dari pemikiran rasionalisme serta berkeyakinan mencapai tujuan

pembelajaran yang menjawab semua masalah yang akan dihadapinya

22
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kopetensi Ustadz,
(Bandung :PT REMAJA ROSDAKARYA:2016),15.
21

nanti. Menurut Nana Sujdana Perencanaan adalah mensistemkan

pembelajan dalam menangani semua masalah–masalah yang tidak

dibayangkan sebelumnya. Menurut Hadari Nawawi Perencanaan adalah

langkah – langkah persiapan untuk menghadapi problem yang semuanya

difokuskan untuk tercapainya target pembelajaran. Pembahasanya

mencakup tujuan umum (goal) dan tujuan khusus (objektivitas) suatu

lembaga pendidikan. Menurut Madjid perencanaan pembelajaran adalah

proses penyusunan materi pembelajaran, penggunaan media pelajaran,

penggunaan pendekatan, metode pelajaran dan penilaian dalam suatu

alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai

tujuan.23 Dasar perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar

dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini

dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:

1) Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan

perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain

pembelajaran.

2) Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan

sistem.

3) Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang

belajar.

4) Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran ditunjukkan pada

siswa secara perorangan.


23
Ali Musthofa, Hanum Asrohah, Bahan ajar perencanaan pembelajaran, (Surabaya:kompertais,
2010),8.
22

5) Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan

pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran,

dan tujuan pengiring dari pembelajaran.

6) Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya


siswa untuk belajar.

7) Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel


pembelajaran.

8) Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode

pembelajran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Suatu sistem instruksional, mengharuskan kita berfikir mengenai

tiga buah pertanyaan penting yaitu bagaimana cara mendesain suatu

program, struktur program dan pola pelajaran yang di terapkan.24 Oleh

sebab itu, kita perlu tahu mengenai model- model perencanaan yang

dijelaskan berikut ini:

1) PerencanaanVersi PBTE

Menggunakan pendekatan sistemik. Pendekatan ini

mempertimbangkan seluruh komponen dan faktor selanjutnya

pelaksanaan program akan berjalan efesien dan efektif.

2) Perencanaan Sistemis

Suatu model penggunaan pendekatan sistem dalam rangka

mengembangkan course design, adalah sebagai berikut:

a) Identifikasi tugas – tugas.

24
Oemar Hamalik, Perencanaan Pelajaran Berdasarkan Pendekatan System, (jakarta :PT Bumi
Aksara),59.
23

Karena itu perlu dibuat suatu job description secara cermat

dan lengkap. Berdasarkan tuntunan pekerjaan itu, selanjutnya

ditentukan peranan-peranan yang harus dilaksanakan sehubungan

dengan job tersebut.

b) Analisis tugas.

c) Penetapan kemampuan.

d) Spesifikasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

e) Identifikasi kebutuhan dan latihan.

f) Perumusan tujuan.

g) Kriteria keberhasilan program.

h) Organisasi sumber – sumber belajar.

i) Pemilihan strategi pempelajaran.

j) Uji lapangan program.

k) Pengukuran rehabilitasi program.

l) Perbaikan dan penyesuaian program.

m) Pelaksanaan program.

n) Monitoring program.

3) Perencanaan Model DAVIS

Teknik menyusun sistem belajar secara langsung dengan

langkah – langkah sebagai berikut:

a) Menetap status sistem pelajaran.

b) Merumuskan tujuan-tujuan pelajaran.

c) Merencanakan dan melaksanakan evaluasi.


24

d) Mendeskripsikan dan mengkaji tugas.

e) Melaksanakan prinsip-prinsip belajar.

Kesemuanya unsur harus terpenuhi agar tercapai kerangka

yang sempurna karena komponen satu dan yang lain sangat

berhubungan.

4) Prosedur Pengembangan Sistem Instruktur (PPSI)

PPSI adalah suatu pedoman yang disusun oleh ustadz yang

berguna untuk menyusun suatu pembelajaran, PPSI terdiri dari unsur –

unsur berikut ini:

a) Pedoman rumusan tujuan memberikan petunjuk bagi ustadz.

b) Pedoman prosedur pengembangan alat penilaian.

c) Pedoman proses kegiatan belajar siswa.

d) Pedoman program kegiatan ustadz.

e) Pedoman pelaksanaan program.

f) Pedoman perbaikan dan revisi.

b. Pelaksanaan

Langkah – langkah kegiatan pembelajaran mencakup:25

a) Kegiatan awal

Kegiatan pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan

motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian, dan mengetahui apa

yang telah dikuasai siswa yang berhubungan dengan suatu yang

dipelajari. Kegiatan ini bisa diisi dengan:

25
Abdul Majid, PerencanaanPembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya),104.
25

1) Memberi apreasi atau penilian awal. Ini dilakukn supaya

membangkitkan kepercayaan dan kemampuan diri seorang siswa.

2) Menciptakan kondisi awal kegiatan belajar menajar (KBM)

meliputi: upaya menciptakan kesemangatan dan kesiapan belajar

melalui bimbingan ustadz kepada siswa dan menciptakan suasana

pembelajaran demokratis dalam belajar, melalui cara dan teknik

yang digunakan ustadz dalam mendorong siswa untuk berkreatif

dalam belajar dan mengembangkan tingkat bakat dan minatnya.

b) Kegiatan inti

Adalah Kegiatan utama untuk menanamkan, mengembangkan

pengetahuan, sikap dan kemampuan yang berhubungan dengan

materi. Cakupan kegiatan ini sebagai berikut:

1) Penyampaian tujuan pembelajaran.

2) Penyampaian materi/bahan ajar dengan menggunakan pendekatan,

metode, sarana dan alat/media yang sesuai.

3) Pemberian bimbingan bagi pemahaman siswa.

4) Melakukan pemeriksaan/pengecekan tentang pemahaman siswa.

Kegiatan ini bisa mengkelompokkan siswa menjadi tiga:

1) Pembelajaran klasikal yang digunakan apabila materi pembelajaran

lebih bersifat fakta, formatif terutama ditujukan untuk memberikan

informasi atau sebagai pengantar dalam proses pembelajaran


26

sehingga cenderung metode ceramah dan Tanya jawab akan banyak

digunakan.

2) Pembelajaran kelompok digunakan apabila materi pembelajarannya

lebih mengembangkan konsep/sub pokok bahasan yang sekaligus

mengembangkan aktivitas sosial, sikap, nilai, kerjasama, dan

aktivitas dalam pemecahan masalah melalui kelompok belajar

siswa. Tugas ustadz hanya mengawasi dan memantau.

3) Pembelajaran individual maksudnya setiap anak yang belajar di

kelas melakukan aktivitas sendiri - sendiri. Terdapat perbedaan

pembelajarannya karna mereka dituntut mengerjakan tugas sesuai

dengan kemampuan masing-masing. Dampaknya seorang ustadz

harus lebih banyak memberikan perhatiannya kepada siswa.

c) Penutup

Adalah kegiatan yang memberikan penguatan materi, flasback

atau penilaian terhadap materi yang telah diserap. Yang harus

dilakukan sebagai berikut:

1) Melaksanakan penilaian akhir dan mengkaji hasil penilaian

2) Kegiatan tindak lanjut dengan alternatif kegiatan diantaranya

memberikan tugas atau latihan-latihan, menugaskan mempelajari

materi pembelajaran tertentu dan motivasi bimbingan belajar.


27

3) Mengakhiri proses pembelajaran dengan menjelaskan atau

memberitahu materi pokok yang akan di bahas pada pembelajaran

berikutnya.

c. Evaluasi

1) Pengertian Evaluasi

Adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan data

penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat

dalam merencanakan suatu sistem pelajaran. Langkah ini mempunyai

tiga macam model implikasi yaitu:26

a) Evaluasi adalah suatu proses yang terus menerus, bukan hanya pada

akhir pelajaran, tetapi dimulai sebelun dilaksanakannya pelajaran

sampai dengan berakhirnya pelajaran.

b) Proses evaluasi senantiasa diarahkan pada tujuan tertentu, yakni

untuk mendapatkan jawaban–jawaban tentang bagaimana

memperbaiki pelajaran.

c) Evaluasi menuntut penggunaan alat-alat ukur yang akurat dan

bermakna untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan guna

membuat keputusan. Dengan demikian, evaluasi merupakan proses

yang berkenaan dengan pengumpulan data yang memungkinkan kita

menentukan tingkat kemajuan pelajaran dan bagaimana berbuat baik

pada waktu-waktu mendatang. Dari hasil evaluasi tersebut dapat

26
Oemar Hamalik, perencanaan pembelajaran berdasarkan pendekatan system, (jakarta:PT Bumi
Aksara 2009),210.
28

diketahui kompetensi dasar, materi, atau indikator yang belum

mencapai ketuntasan. Dengan mengevaluasi hasil belajar, ustadz

akan mendapatkan manfaat yang besar untuk melakukan program

perbaikan yang tepat. Jika ditemukan sebagian besar siswa gagal,

maka perlu dikaji kembali apakah instrumen penilaianny terlalu sulit,

apakah instrumen penilaiannya sudah sesuai dengan indikatornya,

atau pada cara pembelajarannya (metode, teknik, media) yang

digunakan kurang tepat. Jika ternyata terlalu sulit maka perlu

diperbaiki. Akan tetapi, jika instrumen penilaiannya ternyata tidak

sulit, mungkin pembelajarannya yang diperbaiki dan seterusnya.

Mendiskusikan materi bahasan secara urut sejak perencanaan

sebelum ujian sampai pengoreksian dilaksanakan secara berkala

sebagai berikut :

a) Mengukur, menilai, dan mengevaluasi.

b) Menetapkan fungsi penilaian.

c) Merancang soal bermutu.

d) Melakukan pengukuran dan penilaian.

e) Mengambil keputasan.27

27
Hamzah, Perencanaan Pembelajaran,(jakarta:PT.Bumi Aksara 2009),93.
29

2) Macam – macam Evaluasi

Setelah melakukan pembelajaran selajutnya adalah evaluasi dan

ustadz dapat menggunakan dua macam model evaluasi yaitu:28

a) Tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan proses

pembelajaran.

b) Tes sumatif bertujuan untuk mengetahui peringkat siswa.

3) Tujuan Evaluasi

Evaluasi pada umumnya mengandung fungsi dan tujuan sebagai

berikut:29

a) Untuk menentukan angka kemajuaan atau hasil belajar para siswa.

Angka – angka yang diperoleh dicantumkan sebagai laporan

kepada orang tua siswa, untuk kenaikan kelas, dan penentuan

kelulusan para siswa.

b) Untuk mengajar yang tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan,

minat, dan berbagai karakteristik yang dimiliki oleh para siswa.

c) Untuk mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik, dan

lingkungannya), yang berguna baik dalam hubungan dengan fungsi

kedua maupun untuk menentukan sebab-sebab kesulitan belajar

para siswa. Informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk

memberikan bimbingan dan penyuluhan pendidikan guna

mengatasi kesulitan - kesulitan yang mereka hadapi.

28
Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan agama islam pendekatan Dialektik,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2015),118.
29
Oemar Hamalik, Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (jakarta:PT Bumi
Aksara2009),211.
30

d) Sebagai umpan balik bagi ustadz yang pada gilirannya dapat

digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan

program remedial bagi para siswa.

4) Fungsi Evaluasi

Fungsi evaluasi umumnya banyak terdapat perhatian dalam

pelaksanaan pelajaran sehari-hari. Padahal fungsi-fungsi lainnya tidak

kalah pentingnya, bahkan memegang peranan yang cukup menentukan

terhadap keberhasilan pendidikan para siswa dalam jangka panjang. 30

5) Jenis – jenis Evaluasi

Sehubungan dengan fungsi–fungsi evaluasi di atas maka dapat

ditentukan sejumlah jenis penilaian sebagai berikut:

a) Evaluasi sumatif yakni menentukan angka kemajuan hasil belajar

para siswa.

b) Evaluasi penempatan yakni menempatkan para siswa dalam situasi

belajar mengajar yang serasi.

c) Evaluasi diagnostik untuk membantu para siswa mengatasi

kesulitan-kesulitan belajar yang mereka hadapi.

d) Penilaian formatif yang berfungsi untuk memperbiki proses belajar

mengajar.

30
Oemar Hamalik, perencanaan pelajaran berdasarkan pendekatan system, (jakarta:PT Bumi
Aksara 2009),212.
31

6) Strategi dan Teknik Evaluasi

Masalah evaluasi erat kaitannya dengan masalah kontrol. Pada

strategi kontrol kita merumuskan cara yang akan ditempuh untuk

mengukur hasil–hasil sistem pelajaran. Sedangkan pada strategi

evaluasi kita merumuskan apa dan mengapa kita mengukur. Kedua

keputusan itu harus ditetapkan sejak awal pada waktu mendesain

pelajaran, sebagai langkah awal untuk melakukan tindakan berikutnya.

Langkah ini dimulai dari rumus tujuan pelajaran dan ukuran perilaku

sesuai dengan pekerjaan tertentu, yang terpisah dari perilaku yang

mungkin berkembang melalui prosedur atau kegiatan lainnya. Dengan

demikian proses perencanaan evaluasi harus sejalan dengan proses

desain pelajaran secara keseluruhan. Ada dua teknik yang digunakan

untuk melakukan evaluasi yaitu:31

a) Secara kuantitatif: Hasil evaluasi diberikan dalam bentuk angka

misalnya 6, 7, 8, 80, 90, dan 100.

b) Secara kualitatif: Hasil evaluasi diberikan dalam bentuk

pertannyaan verbal, dan yang sejenis dengan itu. Misalnya baik,

buruk, dan sebagainya.

2 Keterampilan Membaca (Maharah Qiroah)

Berdasarkan kajian Metode Al-Miftah Lil Ulum memiliki satu sub

variabel. Adapun sub kajian teori tersebut mempunyai beberapa indikator

sebagai berikut:
31
Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2015),118.
32

a. Pengertian Maharah Qiroah

Secara bahasa maharah adalah keterampila. Sedangkan secara

Terminologi maharah adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan benar

dan cepat. Sedangkan Qiroah secara bahasa ialah membca. Secara istilah

ialah salah satu keterampilan berbahasa yang tidak mudah dan sederhana,

tidak sekedar membunyikan huruf-huruf atau kata-kata tetapi sebuah

keterampilan yang melibatkan akal dan fikiran.32 kemampuan dari panca

indra, ingatan dan akal untuk menghasilkan banyak pengetahuan atau

mengembalikan logika dan pengetahuan yang ada di dalam akal yang

membentuk suatu rumus dan huruf juga melihat serta memahami isi apa

(dengan melisankan atau hanya dalam hati). Bisa juga diartikan mengeja

atau melafalkan apa yang tertuis.33 Maharah Qiroah yaitu menyajikan

materi pembelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca

yakni ustadz mula-mula membacakan topik – topik bacaan, kemudian

diikuti oleh para siswa.34

b. Pembagian Maharah Qiroah

Maharah Qiroah terbagi menjadi 2 :

1. Membaca nyaring (al-qira’ah al-jahriyah )

Terminologi membaca nyaring di sini adalah jenis bacaan yang

diekspresikan peserta didik dengan suara yang keras (tinggi), sedangkan

pesrta didik yang lain mendengarkan dengan penuh perhatian. Jadi

32
Abdul Hamid, Pembelajaran Bahasa Arab,(malang : UIN-malang press,2008),46.
33
Dep dik.Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka 1990), 62.
34
Syaiful musthofa. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, (malang:UIN maliki
press,2017),163.
33

segala jenis bacaan yang sifatnya keras dan bersuara bisa dikatakan

membaca nyaring. Teknik pembelajaran nyaring ada dua teknik yang

mungkin bisa dilakukan dalam pelajaran membaca, yaitu teknik sintesis

(al-tarkib) dan analisis (al-tahlil).35

a) Teknik sintesis (al-tarkib)

Teknik ini dilakukan dengan mendahulukan huruf dari pada

kata. Teknik ini biasa disebut al-juz/ parsial, sebab pelajaran materi

dimulai dari bagian terkecil (huruf) sampai kepada keseluruhan

(kata). Misalnya mengajarkan kata kerja ‫(علم‬alima).

b) Teknik analisis (al-tahlil)

Teknik ini bisa disebut al-kull total. Sebab pelajaran materi

dimulai dari keseluruhan sampai kepada bagian. Ketentuannya jika

materi yang diajarkan berbentuk kata, maka yang didahulukan

adalah kata lalu huruf. Misalnya mengajarkan kata kerja ‫(علم‬alima).

Yang ditekankan adalah kemampuan membaca dengan menjaga

ketepatan bunyi bahasa Arab, baik dari segi makhraj maupun sifat-

sifat bunyi yang lain, irama yang tepat dan ekspresi yang

menggambarkan perasaan penulis.36 Sedangkan dalam membaca

nyaring ini ditekankkan pada kemampuan membaca antara lain:

1) Menjaga ketepatan bunyi bahasa Arab, baik dari segi makhraj,

harakat maupun sifat-sifat bunyi yang lain.

35
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,(Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA,2014),145.
36
Syaiful musthofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif,(malang:UIN maliki
press,2017),171.
34

2) Irama yang tepat dan ekspresi yang menggambarkan perasaan

penulis.

3) Lancar, tidak tersendat-sendat dan terulang-ulang.

4) Memperhatikan tanda baca atau tanda grafis (pungtuasi).

Membaca nyaring yang juga disebut dengan “membaca

teknis” bagaimanapun juga mengandung aspek artistic, Tidak setiap

orang penutur asli sekalipun punya kemampuan membaca teknis ini

secara efektif. Namun usaha kearah itu dalam pelajaran bahasa harus

terus di lakukan hingga mencapai hasil maksimal.

Membaca nyaring memiliki tujuan tersendiri, yaitu:

a) Medium untuk membangkitkan semangat peserta didik untuk gemar

membaca disamping merasakan nilai sastra dan aspek – aspek yang

berkaitan dengan keindahan.

b) Medium untuk memperbaiki ucapan membenarkan bacaan

mengekspresikan sesuatu yang baik, dan mampu mengungkapkan

huruf-huruf dari makhrojnya.

c) Medium mendidik untuk mengetahui kondisi kelemahan peserta

didiknya, secara individual dalam mengucap serta memberikan

solusi dalam kondisi yang tepat.

d) Medium pendidik untuk mengetahui kesalahan peserta didiknya

sekaligus merupakan standart berhasil tidaknya dalam aktivitas

proses pembelajaran terhadap materi yang telah disampaikan.


35

e) Medium untuk menggembirakan pembaca dan pendengar secara

simultan sehingga keduanya dapat mengadakan internalisasi

terhadap bahan bacaan jika teks tersebut menarik.

2. Membaca Dalam Hati (al-qira’ah al-shamitah)

Terminologi membaca dalam hati adalah jenis bacaan yang

dilakukan peserta didik untuk membaca suatu topik (teks) di dalam hati

Atau secara diam.37 Lebih jauh pengertian ini adalah membaca tanpa

mengeluarkan suara desis atau gerakan bibir bahkan sampai pada pita

suara yang ada di pangkal tenggorokan pembaca tidak bergetar sama

sekali. Dengan demikian, dapat di fahami bahwa membaca dalam hati

adalah membaca pelan-pelan tanpa mengeluarka suara sama sekali

bahkan sampai pada getaran bibir pun tidak ditampakkan membaca

dalam hati secara spesifik memiliki tujuan yaitu pemahaman. Di

samping itu, tegas Guntur membaca dalam hati tujuan utamanya adalah

untuk memperoleh informasi. Dalam kegiatan ini perlu diciptakan

susaana yang kondusif sehingga bisa kosentrasi dengan bacaan.38 Sebab

peserta didik setelah meninggalkan bangku sekolah mayoritas mereka

akan sedikit sekali membaca bersuara, membaca nyaring, walaupun

para ahli berbeda pendapat mengenai jangka (jumlah) waktu yang akan

dipergunakan untuk membaca dalam hati disekolah namun semua

sependapat bahwa lebih banyak waktu harus diberikan untuk itu bila

37
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,(Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA,2014),146.
38
Syaiful musthofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif,(malang:UIN maliki
press,2017),171.
36

para peserta didik meningkat dari kelas rendah kekelas yang lebih

tinggi.

Dari tujuan diats bisa dirumuskan bahwa teknis pembelanjaran

keterampilan membaca dalam hati adalah:

a) Pendidik menyuruh peserta didik untuk membacakan bagian

pembelajaran (teks) secara pelan-pelan tanpa bersuara.

b) Pendidik menentukan waktu secukupnya untuk membacanya,

dengan memerhatikan lamanya, sukarnya memahami isi bacaan

(teks) tersebut.

c) Setelah selesai membaca, pendidik mengajukan beberapa pertanyaan

secara lisan pada peserta didik, dengan tujuan menguji kemampuan

mereka dalam memahami isi bacaan (teks). Hal ini diberikan untuk

kelas yang sudah tinggi.

3. Membaca Intensif (al-Qira’ah al-Mukatsafah)

Terminologi Intensif adalah membaca yang digunakan sebagai

medium pembelajaran kata-kata dan gramatika baru. Sedangkan teks

bacaan yang benar-benar sesuai dengan maksud jenis membaca intensif

diseleksi oleh pendidik, baik dari aspek format maupun dari aspek

kontennya. Adapun tujuan utama dari membaca intensif adalah untuk

memperoleh sukses dalam pemahaman sempurna terhadap argumentasi

yang logis, simultansi retoris ataupun pola-pola teks dan simbolnya,

nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan sosial, format sikap

dan tujuan si pengarang.


37

Dari tujuan di atas, dapat kita simpulkan bahwa membaca

intensif hendaknya dibiasakan secara kontinyu, yang setiap harinya

minimal 4 halaman, di mulai dengan membaca teks - teks pendek. Di

samping itu, dalam membaca intensif ini ada beberapa faktor yang

harus berpartisipasi aktif, yaitu kejelasan teks bacaan, pengenalan

pembaca terhadap isi bacaan. Sebab kita akan lebih mudah memahami

bacaan yang telah kita kenal atau teks yang kita akrabi. Mengacu pada

tinjauan ini, maka akan di paparkan berikut teknik pembelajaran

keterampilan membaca intensif secara rinci:

a) Pendidik mempersiapkan nuansa teks pendek yang telah di seleksi.

Panjang teks tersebut kira-kira 2 - 4 lembar.

b) Teks yang disediakan pendidik tentunya berisikan kata-kata dan pola

kalimat baru.

c) Sebaiknya aktivitas ini di laksanakan didalam kelas.

d) Kemudian pendidik memerintahkan peserta didiknya untuk

membaca bahan teks tersebut secara teliti dan seksama. Waktu yang

dibutuhkan kira-kira 2 menit dari teks yang panjangnya 500 patah

kata. Jadi kurang lebihnya kecepatan membaca 5 kata per detiknya.

4. Membaca Ekstensif (al-Qira’ah al-Muassa’ah)

Terminologi membaca ekstensif ialah jenis membaca yang

sifatnya lebih luas dan menyeluruh, yaitu mencakup bacaan panjang

maupun pendek. Sedangkan tujuannya adalah memotivasi siswa serta

membangkitkan semangat dari apa yang telah dipelajarinya, baik itu


38

berupa kosakata maupun pola kalimat yang diajarkan ketika terjadi

aktivitas membaca intensif. Dari tujuan ini dapat disimpulkan bahwa

membaca ekstensif lebih komperhensif, membutuhkan ketelitian dan

analisis yang tajam serta tenaga ekstra didalam mengkaji nuansa teks

yang di baca.

5. Membaca Cepat (Al-Qiro’ah As-Sariah)

Tujuan utama membaca cepat ialah untuk mendorong dan

melatih siswa agar berani membaca lebih cepat dari pada kebiasaannya.

Kecepatan menjadi tujuan tetapi tidak boleh mengorbankan

pengertian.39

Dalam membaca cepat ini siswa tidak diminta memahami

rincian-rincian isi teks, tetapi cukup dengan pokok-pokoknya saja. Para

ahli membaca cepat melaporkan bahwa membaca cepat tidak hanya

memperbaiki prestasi waktu, tetapi menambah banyaknya informasi

yang dapat di serap oleh pembaca, baik pendalaman bahasa maupun

pengetahuan untuk memperluas wawasan mereka. Hal ini

memungkinkan karena pembaca tidak lagi mempunyai kebiasaan

membaca kata demi kata, tetapi ia dapat menggerakkan matanya dengan

pola-pola tertentu, sehingga pengertiannya dapat di tangkap dengan

efisien. Dilihat dari segi inilah, maka membaca cepat dapat juga disebut

membaca perluasan (ekstensif reading atau Al-Qur’an Al-

Muwassa’ah). Sekalipun membaca cepat ini diperlukan, tetapi harus

39
Syaiful musthofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, (malang:UIN maliki
press,2017),171.
39

diingat bahwa tidak setiap bahan bacaan dapat di jadikan bahan

membaca cepat. Masalahnya adalah bahan bacaan yang cocok untuk

kalian membaca cepat dalam bahasa arb itu tidak mudah di dapat,

namun bukan berarti tidak ada. Para pengajar bahasa Arab hendaknya

aktif menjalin komunikasi dengan jurusan-jurusan sastra arab atau

pendidikan bahasa Arab di berbagai perustadzan tinggi yang ada di

Indonesia. Beberapa diantara jurusan-jurusan itu telah memiliki koleksi

perpustakaan yang relatif lengkap, bahkan ada yang sudah menerbitkan

beberapa kumpulan tulisan dan cerita pendek berbahasa Arab. Dengan

komunikasi itu dapat dilakukan saling tukar bahan ajar.

6. Membaca rekreatif (Al-Qiroah Al-Istimta’iyah )

Jenis membaca ini ada hubunganya dengan jenis membaca

cepat. Tapi tujuan membaca rekreatif bukanlah untuk menambah

jumlah kosa kata, bukan untuk mengajarkan pola - pola baru. Bukan

pula untuk pemahaman teks bacaan sacara rinci, tetapi untuk

memberikan latihan kepada para siswa membaca cepat dan menikmati

apa yang di bacaanya. 40 Tujuannya lebih jauh adalah membina minat

dan kecintaan membaca. Bahkan bacaan dipilihkan yang cukup populer,

baik ditinjau dari segi isi maupun susunan bahasanya. Biasanya berupa

cerita pendek atau novel yang telah di permudah bahasanya sesuai

dengan tingkat pelajar yang menjadi sasaranya. Majalah berbahasa

Arab NADI yang diterbitkan oleh ikatan pengajar Bahasa Arab di


40
Syaiful musthofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, (malang:UIN maliki
press,2017),172.
40

Indonesia. Yang isinya sangat bervariasi, adalah salah satu alternatif

yang bisa digunakan. Saat ini, dengan kemajuan teknologi dan

informasi, berbagai bahan bacaan yang menarik dapat di akses melalui

internet. Membaca cepat maupu membaca rekreatif, biasanya

dilaksanakan di luar kelas, dengan cara penugasan kepada siswa

membaca buku tertentu dan dalam waktu yang ditentukan siswa harus

menyerahkan laporan tentang buku yang telah di baca.

c. Tujuan Maharah Qiroah

Manfaat Maharah Qiroah banyak sekali diantaranya akan kami

ulas kalimat berikut.Tujuan membaca itu ada 7 macam yaitu41

1. Menemukan penjelasan fakta yang dipaparkan penulis.

2. Untuk mengetahui gagasan utama.

3. Untuk menemukan apa yang terjadi pada setiap tulisan.

4. Untuk menemukan dan mengetahui inti persoalan yang dikehendaki

oleh penulis.

5. Untuk menemukan dan mengetahui apa yang biasa dan tidak biasa.

6. Untuk menilai baik buruk yang terdapat dalam tulisan.

7. Untuk menemukan bagian-bagian lalu dibandingkan.

41
Acep hermawan, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab Dengan Pendekatan
Komunikatif-Interaktif, (Bandung:Alfabeta cv,2018),103.
41

Sedangkan menurut Drs. Zulham, M.A. tujuan membaca sangat

bervariatif disebutkan ada 6 macam42.Dari keterangan diatas mungkin

bisa kita simpulkan mengenai tujuan dari pembelajaran membaca sebagai

berikut.

1. Melatih murid untuk mendefinisikan setiap huruf, kata-kata dan

ungkapan yang benar, cepat dan tepat.

2. Melatih murid unuk menyusun skema dengan pemikirannya

menyimpulkan makna dari setiap kata, kalimat dan redaksi.

3. Melatih murid untuk memahami ide pokok dan mentafsilan dengan

cara sebagai berikut :

a) Menyusun antara hakikat.

b) Meneliti dalil

c) Menyimpulkan

d) Membentuk kalimat dari beberapa pendapat.

4. Melatih murid dalam keseimbangan dengan cara sebagai berikut:

a) Menjelaaskan titik keserupaan dan perbedaan antara sebagai pokok

pembahasan yang dibaca.

b) Menghubungkan ide pokok yang di baca dengan berita yang murid

miliki.

5. Melatih murid atas apa yang dibaca untuk mencari solusi di setiap

permasalahan.

42
Zulham, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada,2014),100.
42

6. Melatih murid bagaimana menggunakan kitab-kitab dan suatu yang

ditulis.

7. Melatih murid bagaimana berinteraksi dengan yang di baca.

d. Aspek-Aspek Maharah Qiroah

Adapun aspek-aspek membaca adalah sebagai berikut:

1. Aspek gerak yaitu aspek membaca yang mencakup pengenalan huruf

dalam bacaan, pengenalan unsur bahasa, pengenalan hubungan antar

intonasi dan huruf, serta kecepatan membaca dalam hati.

2. Aspek pemahaman yaitu meliputi kemampuan untuk memahami bacaan

secara sederhana, memahami makna yang tersirat dalam bacaan, dan

penyesuaian tanda baca atau intonasi dengan kecepatan membaca.

Dalam pembelajaran membaca, hendaknya perlu diperhatikan

kemampuan masing-masing peserta didik. Bedasarkan hal tersebut,

kiranya perlu dipetakan tingkatan-tingkatan membaca. Maka kiranya

tingkatan membaca tersebut dibagi dalam lima tingkatan karna

mengacu pada kebutuhan bahan ajar sesuai tingkatan dalam kelas dan

pastinya sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta didik43.

Sedangkan di pandang dari aspek evaluasi Maharah Qiroah sendiri

bertujuan untuk mengetahui batas kemampuan siswa dalam membaca

secara diam karna membaca secara nyaring masuk pada evaluasi Maharah

Kalam. Untuk model Evaluasi Maharah Qiroah sebagai berikut:

43Ulin Nuha, Ragam Metodologi Dan Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta : DIVA press, 2016),103
43

1. Evaluasi Qowaid yaitu mungkin dengan menggunakan teks yang dibaca

untuk mengukur kadar kefahaman siswa beberapa kalimat dari sudut

kaidahnya lalu akan berdampak pada kefahaman makna secara global.

Semisal :

a) Soal yang berhubungan dengan adat yang meyebutkan kata tasniyah

pada teks, ‫ رجالن‬lalu mungkin untuk ditanya berapa jumlahnya laki-

laki.

b) Soal berhubungan dengan makna – makna yang terkandung dalam

huruf wawu qosam dan huruf jer lainya.44

2. Evaluasi mengisi kata yang kosong yaitu mengetahui seberapa faham

siswa mengenai apa yang dibaca dengan mengisi kata-kata yang

dikosongkan disetiap kalimat dengan satu kata yang dikosongkan.

44
Muhammad Ali Al-Kholi, Al-Ikhtibarat Al-Lughowiyah, (Urdun: Darul Falah Press, 2000),124.
44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penilitian kualitatif. Penelitiaan kualitatif

merupakan penelitian yang dilakukan pada kondisi alamiah (naturalistic

setting), Penelitian kualitatif lebih menekankan pada aspek pemahaman

secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan

untuk penelitian generalisasi.45

Denzin dan Lincoln berpendapat Penelitin Kualitatif merupakan

penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan

fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai

metode yang ada.46 Jenis penelitian deskriftif kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau

kejadian. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan

angka-angka. Dari kajian tentang definisi - definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai alamiah.47

45
Erwin Widiasmoro, Mahir Penelitian Pendidikan Modern, (Yogykarta: Araska, 2018), 33.
46
Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2017),
23.
47
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012), 6.
44
45

B. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian menunjukkan dimana penelitian dilakukan. Wilayah

penelitian biasanya berisi tentang (desa, organisasi, peristiwa, teks, dan

sebagainya) dan unit analisis.48

Peneliti memilih yang menjadi obyek penelitian ini adalah Madrasah

Bani Zawawi Pondok Pesantren Assunniyyah al-Jauhari Kecamatan Kencong

Kabupaten Jember Tahun 2020. Jln KH. Jauhari Zawawi 1-3 6878.

C. Subyek Penelitian

Merupakan bagian yang berisi jenis data dan sumber data dalam

penyusunan laporan. Subyek penelitian yang digunakan adalah purposive

sampling yakni teknik penentuan informan dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tau

apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan

memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. 49

Adapun subyek peneliti santri Madrasah Bani Zawawi Pondok

Pesantren Assunniyyah al-Jauhari Kencong Jember. Selain itu pembelajaran

ini bersifat wajib bagi setiap santri Marhalah Tsanawiyyah dan Marhalah

Aliyah tanpa mengenal umur. Data yang akan dikumpulkan peneliti adalah:

1. Data primer yaitu data yang di kumpulkan, di olah dan di sajikan dari

sumber utama. Dengan kata lain data primer adalah sumber data yang

ingin di ambil peneliti melalui wawancara dan observasi. Sumber utama

yang menjadi informasi dalam penelitian ini yang nantinya akan


48
Tim INAIFAS, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (Jember :Inaifas press,2018),66.
49
Sugiyono, MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, (Bandung : Alfabet, 2010), 219.
46

memberikan pengarahan kepada peneliti dalam pengambilan sumber data

adalah:

a. Ustadz Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari

Peneliti ingin menggali tentang bagaimana upaya penerapan Metode

Al-Miftah Lil Ulum di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al -

Jauhari.

b. Santri Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari

Informasi yang ingin peneliti gali lebih dalam adalah bagaimana hasil

yang di peroleh oleh santri Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al -

Jauhari dengan adanya Metode Al-Miftah Lil Ulum.

2. Data sekunder yaitu data pendukung yang di kumpulkan, di olah, dan di

sajikan dari beberapa buku bacaan yang memberikan komentar, analisis,

kritik, dan sejenisnya yang berkaitan dengan data primer.

Data sekunder yang di gunakan penulis dalam penelitian ini, terdiri atas

buku yang berjudul:

a. Al-Miftah Lil Ulum

b. Nadzom

c. Al-Qur’an

d. Maharah Qiro’ah

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang valid tentunya harus menggunakan

metode pengumpulan data yang tepat dan profesional. Terdapat dua hal yang

mempengruhi tingkat pengumpulan data yaitu instrumen penelitian, dan


47

kualitas pengumpulan data.50 Ketetapan dalam memilih metode yang baik

merupakan salah satu syarat untuk keberhasilan penelitian dalam pengumpulan

data yang relevan dengan tujuan-tujuan penelitian yang ingin dicapai. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan metode Observasi, Interview dan

Dokumentasi.

1. Observasi

Observasi merupakan Metode pengumpulan data yang

menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian.51 Menurut S.

Margono observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.Pengamatan

dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau tempat

berlangsungnya peristiwa. Metode observasi sebagai alat pengumpul data,

dapat dikatakan berfungsi ganda, sederhana, dan dapat dilakukan tanpa

menghabiskan banyak biaya. Namun demikian dalam melakukan

Observasi peneliti dituntut memilki keahlian dan penguasaan kompetensi

tertentu.52 Berdasarkan jenisnya Observasi dibagi menjadi dua yaitu

sebagai berikut:

a. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana observer

berada bersama objek yang diteliti.

b. Observasi tidak langsung adalah observasi atau pengamatan yang

dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan

50
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta,2009),137.
51
Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya :Sic,2010), 96.
52
Nurul zuhriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara,2007), 173.
48

diteliti, misalnya dilakukan melalui film, rangkaian slide, atau

rangkaian foto. Dalam penelitian ini observasi yang digunakan yaitu

observasi langsung yang berarti sebuah observasi yang dilakukan

dimana observer berada bersama objek yang di selidiki.

Dengan observasi langsung ini peneliti dapat meneliti langsung

mengenai hal-hal berikut:

1) Struktur organisasi Madrasah Bani Zawawi Pondok Pesantren

Assunniyyah Al-Jauhari Kecamatan Kencong Kabupaten Jember

Tahun Pelajaran 2019/2020.

2) Pelaksanaan pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum di Madrasah

Bani Zawawi Pondok Pesantren Assunniyyah Al-Jauhari Kecamatan

Kencong Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2019/2020.

2. Interview (wawancara)

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digumakan

penelitian untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui

bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat

memberikan keterangan pada si peneliti, wawancara ini dapat dipakai

untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. 53 Wawancara

terbagi menjadi dua macam yaitu:

a. Wawancara tertutup, penelitian fokus pada topik yng sudah di

tentukan yakni mengenai “Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum

53
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta; Bumi Aksara,2008), 64.
49

untuk Maharah Qiroah di Madrasah Bani Zawawi Pondok Pesantren

Assunniyyah Al-Jauhari”.

b. Wawancara terbuka, yaitu peneliti fokus menggali informasi secara

luas dan mendalam yakni mengenai “Penerapan Metode Al-Miftah Lil

Ulum untuk Maharah Qiroah di Madrasah Bani Zawawi Pondok

Pesantren Assunniyyah Al-Jauhari”.

Dengan Interview ini, peneliti dapat memperoleh informasi tentang

data - data yang terkait dengan penelitian ini diantaranya:

1) Perencanaan para ustadz dalam menggunakan Metode Al-Miftah Lil

Ulum di Madrasah Bani Zawawi Pondok Pesantren Assunniyyah Al-

Jauhari Kecamatan Kencong Kabupaten Jember Tahun 2019/2020.

b. Pelaksanaan para ustadz dalam menggunakan Metode Al-Miftah Lil

Ulum di Madrasah Bani Zawawi Pondok Pesantren Assunniyyah Al-

Jauhari Kecamatan Kencong Kabupaten Jember Tahun 2019/2020.

c. Penilaian para ustadz dalam menggunakan Metode Al-Miftah Lil

Ulum di Madrasah Bani Zawawi Pondok Pesantren Assunniyyah Al-

Jauhari Kecamatan Kencong Kabupaten Jember Tahun 2020.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-

barang tertulis. Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data


50

dengan mencatat data-data yang sudah ada. Metode ini lebih mudah jika

dibandingkan dengan metode pengumpulan data yang lain.54

Adapun data-data yang diteliti dengan teknik dokumentasi meliputi:

a. Hal - hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran Metode Al-

Miftah Lil Ulum di Madrasah Bani Zawawi Pondok Pesantren

Assunniyyah Al-Jauhari Kecamatan Kencong Kabupaten Jember Tahun

2019/2020.

b. Dokumen-dokumen yang terkait dengan penilaian dan hasil belajar

Metode Al-Miftah Lil Ulum di Madrasah Bani Zawawi Pondok

Pesantren Assunniyyah Al-Jauhari Kecamatan Kencong Kabupaten

Jember Tahun 2019/2020.

E. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kualitatif deskriptif, yaitu analisis data yang di olah dengan menggambarkan

hasil penelitian secara sistemaitis dan berdasarkan data-data yang sudah

peneliti peroleh dari hasil observasi, wawancara dengan para informasi, dan

dokumentasi. Setelah data yang diperlukan terkumpul, tahap berikutnya

adalah melakukan analisa data.

Analisis data adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau

fokus kajian menjadi bagian-bagian (decomposition) sehingga

susunan/tatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan

54
Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya :Sic, 2010), 96.
51

karenanya bisa secara lebih terang di tangkap maknanya atau lebih mudah

untuk dimengerti kedudukan perkaranya.55 Oleh sebab itu peneliti disini

menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang di gunakan peneliti

mulai awal penelitian yaitu semenjak observasi peneliti analisis, di beri

penjelasan secara sintesis yang selanjutnya di simpulkan sebagai pedoman

penelitian. Berangkat dari analisis data inilah peneliti mampu merumuskan

judul, manfaat dan pemecahan masalah, sehingga tercapainya tujuan akhir

peneltian. Selajutnya data observasi akan dipadukan dengan hasil wawancara

di lapangan beserta dengan hasil dokumentasi. Yang pada akhirnya setelah

semua data terkumpul maka untuk menganalisanya di gunakan teknik analisis

deskriptif artinya peneliti berupaya menggambarkan kembali data-data yang

telah terkumpul mengenai “Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum untuk

Maharah Qiroah di Madrasah Bani Zawawi Pondok Pesantren Assunniyyah

Al-Jauhari kencong jember”.

Analisis data dalam penelitian ini terdiri atas tiga alur kegiatan yang

terjadi yaitu:

1. Reduksi data, yaitu proses pemlihan, penyelesaian, penyimpulan, dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan peneliti di

lapangan.

2. Penyajian data, yaitu menyajikan sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya kessimpulan dan pengambiln tindakan.

55
Djam’an Satori, Aan komariah, “Metodologi Penelitian Kualitatif” (Bandung: Alfabeta, cv
2017), 200.
52

3. Penarikan Kesimpulan, yaitu penganalisis kualitatif melalui data yang telah

di sajikan untuk nantinya di ambil kesimpulan secara menyeluruh

mengenai penelitian ini.

Bertolak dari tujuan penelitian yang telah di rumuskan, analisis data

tersebut di lakukan untuk menemukan dan mendeskripsikan tentang

“Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum untuk Maharah Qiroah di

Madrasah Bani Zawawi Pondok Pesantren Assunniyyah Al-Jauhari”.

F. Keabsahan Data

Dalam keabsahan data ini peneliti menggunakan teknik triangulasi pada

dasarnya triangulasi merupakan pendekatan multi metode yang dilakukan

peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Hal ini didasarkan

pada pemikiran bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik,

sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut

pandang.56

G. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membaginya kedalam tiga

tahapan yaitu: tahap pra lapangan, tahap kegiatan lapangan dan tahap analisis

data. Selanjutnya penjelasan tiap tahap akan dijelaskan secara singkat berikut

ini:

a. Tahap Pra Lapangan

56
Erwin Widiasmoro, Mahir Penelitian Pendidikan Modern (Yogyakarta: Araska, 2018),155.
53

Dalam tahap ini peneliti mengajukan judul dan matrik ke dosen

pembimbing skripsi INAIFAS serta menetapkan subjek yang akan diteliti.

Walaupun masih dalam tahap pra lapangan peneliti sudah melakukan

observasi pendahuluan atau penjajakan awal yang bertujuan untuk

memperoleh gambaran umum, keadaan dilapangan serta memperoleh

kepastian antara judul dengan kenyataan yang ada dilapangan, kemudian

peneliti menulis surat perizinan dan mencari bahan - bahan yang relevan

dengan judul skripsi.

b. Tahap Kegiatan Lapangan

1. Dalam tahap ini, penelitian ini dilakukan yang sesungguhnya. Pertama

kali yang dilakukan adalah mengajukan surat izin penelitian di lampiri

dengan proposal skripsi kepada lembaga yang bersangkutan. Peneliti

belum bisa langsung mengumpulkan data, akan tetapi perlu

memperkenalkan diri terlebih dahulu terhadap subyek atau informan

serta mengadakan observasi di Madrasah Bani Zawawi Pondok

Pesantren Assunniyyah Al-Jauhari Kecamatan Kencong Kabupaten

Jember Tahun Pelajaran 2019/2020.

2. Selanjutnya peneliti mengumpulkan data, mengadakan wawancara

dengan informan, mencatat keterangan-keterangan dari dokumen-

dokumen dan mencatat hal-hal yang sedang diamati. Peneliti berusaha

memperoleh keterangan sebanyak banyaknya tentang penggunaan

Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam meningkatkan kemampuan

Maharah Qiroah santri di Madrasah Bani Zawawi Pondok Pesantren


54

Assunniyyah Al-Jauhari Kecamatan Kencong Kabupaten Jember

Tahun Pelajaran 2019/2020. Hal-hal yang ada kaitannya dengan ysng

diteliti. Sebelum mengadakan wawancara, peneliti menyiapkan

terlebih dahulu daftar pertanyaan, akan tetapi peneliti dapat

mengembangkan pertanyaan-pertanyaan tersebut jika sekiranya di

perlukan.

c. Tahap Analisis Data.

Dalam tahap ini peneliti mengklasifikasi dan mengorganisasikan

data ke dalam suatu pola sehingga menghasilkan suatu deskripsi yang

jelas, terperinci dan sistematis. Sebagai mana telah dijelaskan di muka

bahwa analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data.

Untuk memeriksa keabsahan data peneliti tidak hanya memperoleh

keterangan dari informan saja, tetapi perlu juga memperoleh keterangan

dari informan lain sebagai pembanding, sehingga tidak menutup

kemungkinan didapatkan data baru yang lebih absah.

d. Menarik kesimpulan.

Setelah data analisis, langkah-langkah selanjutnya adalah penarikan

kesimpulan. Kesimpulan diambil sesuai dengan data yang telah dianalisis.


55

BAB IV

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Tentang dua istilah ini terdapat perbedaan pendapat dari para ahli yang

pertama keduanya sama makna sedangkan pendapat yang lain mengatakan

mengolah data adalah mengubah data mentah ke data yang bermakna pada

kesimpulan.57

A. Profil Metode dan Lokasi

1. Profil Metode Al-Miftah Lil Ulum

Metode Al-Miftah Lil Ulum adalah suatu metode baca kitab yang

berisikan qoidah nahwu dan sharaf untuk tingkat dasar. Hampir

keseluruhan isinya bersandar pada kitab jurumiyah dan ditambah beberapa

keterangan dari Al-fiyah ibn malik dan nadzom Al-imrity. Istilah yang

digunakan dalam materi hampir sama dengan kitab-kitab nahwu yang

banyak digunakan di pesantren. Jadi, metode ini sama sekali tidak

merubah istilah-istilah dalam nahwu. Yang menarik dari metode ini adalah

metode ini disampaikan dengan bahasa Indonesia, kesimpulan dan

rumusan yang sederhana serta praktis. Di lengkapi dengan tabel, skema

dan model latihan sistematis. Desainnya di rancang sedemikian menarik.

Materinya dikombinasikan dengan lagu-lagu yang cocok untuk usia anak-

anak memudahkan bagi mereka.58

57
suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:PT Rineka
Cipta.2010),53.
58
Tim penyusun, Al-Miftah Lil Ulum Pondok Pesantren Sidogiri, (pasuruan : Batartama
PPS,2017),9.
55
56

a. Sejarah Metode Al-Miftah Lil Ulum

Pada tahun 2010 pendidikan di Sidogiri dirasa mengalami

kemunduran khususnya dalam bidang baca kitab kuning yang berdampak

pada bidang ilmu yng lain. Hal ini menurut Batartama untuk berfikir keras

mengatasi permasalahan tersebut. Hingga kemudian ada instruksi langsung

dari majlis keluarga untuk tanggap dan sigap menangani permasalahan ini.

Respon cepat batartama menanggapi permasalahan tersebut adalah dengan

membuat konsep dasar kurikulum dan sistem pendidikan baru yang

sasarannya adalah santri dan murid baru, sebagai bentuk penanganan

terhadap minimnya santri dan murid yang mampu membaca kitab kuning

dengan baik dan benar. Langkah awal yang dilakukn adalah studi banding

ke pesantren dan lembaga pendidikan Islam lain untuk mencari referensi

menciptakan metode dan materi baru. Dengan melalui pertimbangan dan

penggodokan yang matang, lahirlah metode belajar membaca kitab kuning

dengan mudah dan menarik yang disusun oleh Tim Batartama Pondok

Pesantren Sidogiri. Metode ini diberi nama Al-Miftah Lil Ulum dengan

jargon “mudah belajar membaca kitab”. Metode ini dirancang khusus bagi

pemula, utamanya anak-anak kecil dan dibuat sedemikian rupa

menyenangkan dan mudah bagi mereka untuk mempelajarinya. 59

59
Tim penyusun, Al-Miftah Lil Ulum Pondok Pesantren Sidogiri, (pasuruan : Batartama
PPS,2017),9.
57

b. Visi dan Misi Metode Al-Miftah Lil Ulum

Visinya adalah untuk menghidupkan kembali semarak belajar dan

mengaji kitab kuning sedangkan misinya adalah mencetak murid-murid

yang handal membaca kitab kuning dan bisa mengaplikasikannya dalam

kehidupan sehari-harinya. Dengan target pencapaian bisa memahami

kaidah nahwu dan sharaf dan mampu membaca kitab fathul qorib dengan

baik dan benar.

Metode Al-Miftah Lil Ulum terdiri dari empat jilid dilengkapi

dengan nadzom dan tashrif dengan komposisi sebagai beruikut:

1) Jilid I

a) Membedakan kalimat isim, fi’il fan huruf.

b) Menentukan isim antara mabni dan mu’rob.60

2) Jilid II

Menentukan isim antara:

c) Nakirah dan ma’rifat.

d) Mudzakkar dan muannast.

e) Jamid dan musytaq.61

3) Jilid III

Menentukan fi’il antara:

a) Mabni dan mu’rob.

b) Mujarrad dan mazid.

60
Batartama, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab Jilid1, (Pasuruan: pustaka
Sidogiri.2018)
61
Batartama, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab Jilid II, (Pasuruan: pustaka
Sidogiri.2018)
58

c) Lazim dan muta’addi.

f) Ma’lum dan majhul.

g) Shohih dan mu’tal.62

4) Jilid IV

a) Isim-isim yang dibaca rofa’ (Al-Marfu’at).

b) Isim-isim yang dibaca nashob (Al-manhsubat).

c) Isim-isim yang dibaca jer (Al-makhfudhat).63

5) Nadzom

Berbeda dengan nadzom yang lain nadzom disini disesuaikan

dengan jilid yang ada dalam kitab serta menggunakan Bahasa

Indonesia juga dengan lagu-lagu yang menari serta popular di

kalangan siswa. Sebagai pelengkap materi yang isinya diambilkan dari

Al-Fiyyah Ibn Al-Malik dan Nadzom Al-‘Imrithi. Ditambah lagu

Metode Al-Miftah Lil Ulum yang disesuaikan dengan materi sebagai

berikut perincian nadzom Metode Al-Miftah Lil Ulum:

62
Batartama, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab Jilid III, (Pasuruan: pustaka
Sidogiri.2018)
63
Batartama, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab Jilid IV, (Pasuruan: pustaka
Sidogiri.2018)
59

Tabel.4.1
Daftar lagu jilid 1.64

No. Judul Lagu Al-Miftah Asal Lagu Vocal/Ket

1 Rukun Kalam Aku Yang Dulu Tegar

2 Mu’rob Dan Mabni Kisah Sang Rosul Habib Syekh

3 Huruf Jer Tinggal Kenangan Gaby

4 Defenisi Isim Mu’rob Indung-Indung Lagu Daerah

5 Tanda I’rob Isim Mu’rob Shalatullah Salamullah Wali Band

Lagu Nusa
6 Macam-Macam Ilat Caca Marica
Tenggara

Wazan Isim Ghoiro


7 Naik Delman Istimewa Trio Kwek-Kwek
Munsharif

64
Batartama, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab Nadzom,(Pasuruan: pustaka
Sidogiri.2018),28-33.
60

Tabel 4.2

daftar lagu jilid 2.65

No Judul Lagu Al-Miftah Asal Lagu Vocal/Ket

1 Isim makrifat Tombo ati Opick

Trio kwek-
2 Isim mausul Sayonara
kwek

3 Dhorof Insya allah Maher zain

4 Isim isyarah Nggak laku-laku Wali band

Kalimat yang menjadi


5 Diobok-obok Joshua
dhorof

6 Tanda perempuan Buleh nekah reng Lagu

7 Isim ‘adad Aku anak Joshua

8 Isim musytaq Baju baru Dhea ananda

9 Wazan isim musytaq Tol jaenak Koes plus

65
Batartama, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab Nadzom, (Pasuruan: pustaka
Sidogiri.2018),34-43.
61

Tabel 4.3

daftar lagu jilid 366

No Judul Lagu Al-Miftah Asal Lagu Vocal/Ket

Shalatullah
1. Fi’il mu’rob dan mabni Wali band
salamullah

Lagu
2. Amil nashob Selamat ulang tahun
nusantara

3. Amil jazem Muhammad-ku Haddad alwi

4. Fiil lima Balonku ada lima A.T Mahmud

5. Huruf-huruf ilat Caca marica Lagu nusa

66
Batartama, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab Nadzom, (Pasuruan: pustaka
Sidogiri.2018),44-47.
62

Tabel 4.4

daftar lagu jilid 467

No Judul Lagu Al-Miftah Asal Lagu Vocal/Ket

1 Isim yang rafa’ dan nashob Serpihan kayu Alm.Ust.jefri

2 Mubtada’ boleh nakirah Children of word Yusuf Islam

3 Amil nawasikh Allah-Allahu Habib syekh

Aku punya anjing


4 Arti kalimat dhorof Chika kuswoyo
kecil

5 Tam itu apa Aba Ta Tsa Wali band

6 Utawi iku Ya rasulullah Habib syekh

6) Tashrif

Sebagai pendamping Metode Al-Miftah Lil Ulum Jilid tiga yang

pembahasannya khusus seputar kalimat fi’il. menampilkan sembilan

wazan penting yang sering dijumpai di kitab-kitab salaf.sebelum.68

67
Batartama, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab Nadzom, (Pasuruan: pustaka
Sidogiri.2018),48-57.
68
Batartama, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab Edisi Tasrif, (Pasuruan: pustaka
Sidogiri.2018),5.
63

c. Tujuan Metode Al-Miftah Lil Ulum

Metode Al-Miftah Lil Ulum menitik beratkan agar santri dapat

memahami dasar-dasar kaidah nahwu dan sharaf pada tingkat dasar dan

mampu membaca kitab fathul qorib dengan baik dan benar. Namun dalam

pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum tujuan yang ingin di capai

hanya terbatas pada mampu membaca kitab saja.Tidak sampai pada tahap

mengkaji dan mengulas makna dalam konteks. Hal tersebut disebabkan

adanya Metode Al-Miftah Lil Ulum dikhususkan bagi para pemula nahwu

yang hanya diberikan bekal dalam bentuk ringkasan materi secara umum

dan diajarkan dengan mengakusisi waktu tertentu.Sehingga jika santri

ingin memahami kitab fathul qorib atau kitab karangan salafus sholih

lainnya dalam hal selain dari pada membaca maka dibutuhkan materi

lanjutan ditingkat yang lebih tinggi.


64

2. Profil Madrasah

a. Sejarah berdirinya Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari.

Secara geografis Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari.

Terletak selenggarakan berada di Jl. KH. Jauhari Zawawi No. 3 Desa

Kencongt Kecamatan Kencong Kabupaten Jember tepatnya sebelah

selatan dari pusat Kecamatan Kencong Kabupaten Jember, adapun letak

geografis pedesaan yang berjarak 2 km dari kota kecamatan, 36 km dari

kota kabupaten dan tepatnya di bagian barat kota kabupaten jember.

b. Visi dan Misi

a. Visi

Visi yang dipakai Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al -

Jauhari adalah “membentuk santri berilmu dan berakhlaqul karimah”

b. Misi

Sedangkan misi yang di pakai Madrasah Bani Zawawi

Assunniyyah al - Jauhari adalah:

1) Membentuk santri yang faham baca tulis al-Qur’an.

2) Membentuk budi pekerti yang luhur.

c. Profil Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari

Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari Kencong

Kabupaten Jember akan ditempatkan dilingkungan Komplek Pondok

Pesantren dibawah naungan Yayasan Assunniyyah Al-Jauhari Kecamatan

KencongKabupaten Jember yang berlokasi di:


65

1) Nama lembaga : Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah

Al-Jauhari

2) Propinsi : Jawa Timur

3) Kabupaten : Jember

4) Kecamatan : Kencong

5) Desa : Kencong

6) Jalan : Jl. KH. Jauhari Zawawi No.3

7) Telp : 082334371944

8) Kode pos : 68167

9) Tahun berdiri : 2012

10) KBM : 07.00 WIB Ba’da Isyak

11) Bangunan : Milik PP Assunniyyah Al-Jauhari Kencong

12) Lokasi : Di komplek PP. Assunniyyah Kencong

Lokasi ini cukup strategis dan kondusif untuk Kegiatan Belajar

Mengajar, lokasinya cukup sejuk dan kemungkinan besar bebas bencana

alam. Di lokasi ini pun sudah tersedia berbagai fasilitas pendukung

kegiatan Belajar Mengajar yang cukup memadai.


66

d. Struktur Kepengurusn Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al – Jauhari.69

e. Ustadz

Ustadz merupakan orang yang memberikan pembelajaran kepada

siswanya. Dalam hal ini, seorang ustadz harus siap lahir batin untuk

melaksanakan tugasnya. Selain itu latar belakang pendidikan ustadz harus

sesuai dengan pembelajaran yang diajarkan. Karena kesiapan dan latar

belakang seorang ustadz sangat mempengaruhi terhadap proses

69
Sumber data : dokumentasi Madrasah Bani Zawawi Assunniyah al-Jauhari tahun 2019/2020.
67

pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, dapat diketahui

bahwa ustadz yang mengajar Metode Al-Miftah Lil Ulum terutama ustadz

yang bersangkutan peneliti teliti secara langsung yaitu Ustadz Qusyairi,

selain sebagai ustadz Metode Al-Miftah Lil Ulum. beliau juga sebagai

Penanggung Jawab atau Koordinator Metode Al-Miftah Lil Ulum di

Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari Kencong - Jember. Pada

saat melakukan pembelajaran beliau selalu terlihat siap saat melakukannya.

Hal ini tentu sebelum pembelajaran di mulai, beliau juga sudah merencakan

segala sesuatunya dengan matang dari memahami materi yang akan

diajarkan terlebih dahulu hingga memperhitungkan waktu yang cukup

untuk menberikan materi pada siswa saat pembelajaran. Semua itu beliau

lakukan dengan cukup baik Untuk mendapatkan itu semua tentu

memerlukan pengalaman yang cukup dalam mengajarkan Metode Al-

Miftah Lil Ulum agar pembelajarannya dapat lebih dimaksimalkan. Selain

faktor pengalaman yang menentukan kemampuan beliau dalam

mengajarkan Metode Al-Miftah Lil Ulum, ada satu hal lagi menurut

peneliti yaitu faktor pendidikan.

Adapun faktor pendidikan dan pengalaman beliau dalam

mengajarkan Metode Al-Miftah Lil Ulum yakni sebagai berikut:

a) Pendidikan Ustadz

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, dapat

diketahui bahwa beliau merupakan alumni dari Madrasah Assunniyyah


68

dan melanjutkan pendidikan ke ma’had Aly Assuniyyah. Selain itu

beliau juga mengikuti pelatihan Metode Al-Miftah Lil Ulum di Pondok

Pesantren Sidogiri pada bulan ramadhan tahun 1440 H/2020 M dengan

mengambil pelatihan ustadz menunjukkan beliau sudah punya bekal

materi ilmu nahwu yang beliau dapatkan saat menimba ilmu Pondok

Pesantren Assuniyyah Kencong Jember. Yang ia butuhkan dalam

pelatihan ustadz tersebut di sidogiri adalah sebagai pematangan diri

serta mengetahui strategi-strategi dalam mengajarkan Al-Miftah Lil

Ulum nanti di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari

Kencong Jember. Sebagai mana pernyataan beliau saat kami

wawancara mengenai sejarah pendidikannya.

“Saya alumni Madrasah Assunniyyah dan melanjutkan ke


Ma’had Aly Assunniyyah. Yang Kebetulan juga saya
sebagai Penanggung Jawab atau Koordinator Metode Al-
Miftah Lil Ulum di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al
- Jauhari Kencong Jember. Saya mengikuti Training/
Pelatihan cara mengajar Metode Al-Miftah Lil Ulum yaitu
metode baca kitab kuning pada bulan ramadhan tahun 1440
H/2019 M, terus saya terapkan di Madrasah Bani Zawawi
Assunniyyah al - Jauhari Kencong Jember ini pada tahun
Pelajaran baru di bulan syawal.”70

b) Pengalaman Ustadz

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, dapat

diketahui bahwa beliau mengikuti pelatihan Metode Al-Miftah Lil

Ulum pada tahun 2019 dan pada saat itu sebagai Penanggung

Jawab atau Koordinator Metode Al-Miftah Lil Ulum di Madrasah

Bani Zawawi Assunniyyah al-Jauhari Kencong Jember. Yang

70
Ustadz Qusyairi, Wawancara, 21 juli 2020
69

kemudian beliau terapkan di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah

al-Jauhari jadi tidak diragukan lagi pengalaman beliau sebab beliau

mengajarkan Metode Al-Miftah Lil Ulum ini dari tahun 2019

sampai sekarang masih aktif mengajar jadi sudah satu tahun lebih

beliau mengajarkan Metode Al-Miftah Lil Ulum ini.

c) Nama – Nama Ustadz.

Tabel 4.5
Nama – Nama Ustadz.71
No Nama – Nama Ustadz

1 Gus M.Yasin

2 Ustadz Taufiq

3 Ustadz Azmil Wafi

4 Ustadz Qusyairi

5 Ustadz Syafi’i

6 Ustadz Bahrul Ula

7 Ustadz Fadlun Rahman

8 Ustadz Abi Yazid

9 Ustadz Aniq Taufani

71
Sumber data : dokumentasi Madrasah Bani Zawawi Assunniyah al-Jauhari tahun 2019/2020.
70

10 Ustadz Ihsan Marzuqi

11 Ustadz Ridwan

12 Ustadz Hanafi

13 Ustadz Anas Malik

14 Ustadz Mu’id

15 Ustadz Musthofah

16 Ustadz Muslim

f. Keadaan Santri Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari

Pada Tahun Pembelajaran 2019/2020 Madrasah Bani Zawawi

Assunniyyah al - Jauhari berjumlah 90 yang terbagi menjadi 3 kelas.

Secara rinci dapat di lihat pada tabel di bawah ini.


71

Tabel 4.6

Keadaan Santri Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al – Jauhari.72

No Kelas Banyak Siswa

1 I 30

2 II 30

3 III 30

g. Jadwal Belajar Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari

Waktu penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan setiap

hari sabtu sampai kamis kecuali malam selasa dan jum’at. Masuk kelas

dimulai setelah magrib sampai pukul 09.00 wib. Sebelum pembelajaran,

siswa membaca nadzom Metode Al-Miftah Lil Ulum dan do’a sebelum

belajar yang dibimbing oleh wali kelas masing-masing.

h. Sarana dan Prasarana

Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam

proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak

agar pencapaian tujuan pendidikan berjalan dengan lancar, teratur, efektif,

dan efisien73. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara

tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti: halaman,

72
Sumber data : dokumentasi Madrasah Bani Zawawi Assunniyah al-Jauhari tahun 2019/2020.
73
Admin Padamu, Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan, diakses dari
https://www.padamu.net/pengertian-sarana-dan-prasarana-pendidikan/,pada tangga l 25 mei 2020.
72

kebun atau sekolah, tata tertib sekolah, dan sebagainya. Dalam

pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum banyak sekali ditemukan

sarana dan prasarana penunjang dalam pembelajaran Seperti tersedianya

tempat belajar yang memadai berupa kelas yang kondusif, perpustakaan

yang memiliki banyak buku dan kitab-kitab yang menunjang proses

belajar mengajar Metode Al-Miftah Lil Ulum, seperti Nahzom,

Jurumiyah, buku Metode Al-Miftah Lil Ulum dan Fathul Qorib. Adapun

untuk jadwal peminjaman buku di perpustakaan tersebut setiap hari

kecuali hari libur yaitu hari jum’at buka setelah makan siang, shalat

jamaah ashar dan setelah takror. Sarana dan prasarana merupakan salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu

pembelajaran. Tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap seperti

adanya perpustakaan, Mushalla, dan ruang kelas yang memadai dapat

membuat proses belajar mengajar menjadi lancar dan lebih baik. Jumlah

bangunan Infrastruktur sebagai sarana penunjang Kegiatan Belajar Siswa

yang bersifat Umum seperti jalan, tempat parkir, lapangan upacara dan

kamar kecil sudah tersedia meskipun masih memerlukan perbaikan dan

penambahan sarana. Sedangkan kesiapan infrastruktur yang relevan

dengan program Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari sebagai

berikut:
73

Table 4.7

Daftar Bangunan di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al – Jauhari.74

No Jenis Bangunan Keterangan

1 Ruang Kepala Sekolah 1

2 Ruang Ustadz 1

3 Ruang Kelas 5

4 Kamar Mandi 4

5 Gudang 2

6 Aula 1

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan,

dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki di Madrasah

Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari sangat memadai. Selain

mempunyai ruang belajar yang cukup besar dan fasilitas yang cukup

lengkap.

B. Penyajian Data

Penyajian data adalah bagian yang mengungkapakan data-data hasil

penelitian sesuai dengan prosedur penelitian yang di gunakan. Dalam penyajian

data ini di kemukakan untuk memperoleh hasil data penerapan Metode Al

74
Sumber data : dokumentasi Madrasah Bani Zawawi Assunniyah al-Jauhari tahun 2019/2020.
74

Miftah Lil Ulum untuk meninggkatkan Maharah Qiroah di Madrasah Bani

Zawawi Assunniyyah al - Jauhari dalam bentuk uraian, bedasarkan data yang

telah didapatkan dalam penelitian yang dimulai dari tanggal 1 juni sampai 1

juli ini baik melalui wawancara, observasi, maupun dokumentasi data tersebut

diuraikan secara deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini di uraikan bedasarkan fokus penelitian yang

mengacu dari pertanyaan pada Bab I yaitu bagaimana pelaksanaan Metode Al-

Miftah Lil Ulum di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari.

1. Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum Di Madrasah Bani Zawawi

Assunniyyah Al – Jauhari Kencong Jember Tahun Pelajaran

2019/2020.

Metode Al-Miftah Lil Ulum yang di terapkan Madrasah Bani

Zawawi Assunniyyah al - Jauhari ini bertujuan Maharah Qiro’ah pada

para santri dengan lebih cepat pada umumnya. Hal ini berdasarkan hasil

wawancara kepada Ustadz azmil wafi selaku kepala sekolah di Madrasah

Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari. Alasan dasar dipilihnya Metode

Al-Miftah Lil Ulum di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari

karena sabagai tuntunan untuk mempercepat perkembangan Maharah

Qiro’ah. Itu ada beberapa metode sebagai pilihan seperti metode teori

dasar dari PP Al-bidayah dan Amtsilati dari jepara namun nampaknya

Metode Al-Miftah Lil Ulum yang paling tepat. Apalagi Metode Al-Miftah

Lil Ulum lebih singkat pembelajarannya.


75

Al-Miftah Lil Ulum pertama kali dilaksanakan di Madrasah Bani

Zawawi Assunniyyah al - Jauhari Kencong Jember pada tahun 2019. Di

mana pada saaat itu Metode Al-Miftah Lil Ulum di Madrasah Bani

Zawawi Assunniyyah al - Jauhari Kencong Jember cukup banyak

mengalami perbaikan hingga sampai saat ini. Diantaranya sistem yang

awalnya di masukkan sebagai bagian dari sebuah kurikulum Madrasah

Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari Kencong Jember karna dianggap

tidak efektif dan efisien akhirnya diputuskan di buatkanlah kelas khusus

untuk santri Al-Miftah Lil Ulum agar anak-anak lebih fokus lagi dengan

pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum itu sendiri serta memilih santri

yang punya intelektual tinggi juga kemauan yang tinggi pula sebab

pembelajaran akan di fokuskan hanya pada Metode Al-Miftah Lil Ulum.

Mungkin nantinya membuat anak menjadi jenuh atau malas maka

dipilihan santri-santri khusus yang boleh mengikuti kelas Al-Miftah Lil

Ulum. Lalu dengan adanya kelas Khusus ini diharapkan memunculkan

bibit muda generasi pencinta kitab kuning. Hal ini berdasarkan hasil

wawancara bersama Kepala Sekolah Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah

al - Jauhari Kencong Jember yaitu Ustadz Azmi wafi sebagai berikut

ungkapanya.

“Al-Miftah Lil Ulum ini mulai dilaksanakan pada tahun 2019.


Sebelumnya kita pernah mengikuti pelatihan yang ada di Sidogiri
pada bulan ramadhan tahun 1440 H. mengutus 4 ustadz Al-Miftah
Lil Ulum yang nantinya akan menjadi ustadz pengajar Al-Miftah
Lil Ulum di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari
Kencong Jember kemudian pada tahun Tahun pelajaran Baru
bulan syawal sudah kita terapkan seadanya kemudian pada tahun
2019/2020 kita perbaiki metodenya kemudian sampai sekarang.
76

Jadi tahun 2019/2020 ini merupakan tahun kedua Metode Al-


Miftah Lil Ulum ini serta dengan sistem dan strategi yang berbeda
pula karna mengevaluasi hasil belajar santri pada tahun kemarin,
akhirnya. Dibentuklah kelas khusus Al-Miftah Lil Ulum Agar
memberikan kosentrasi penuh untuk santri dalam
mengembangkan Maharah Qiro’ahnya khususnya Dalam
menentukan kedudukan kalimat dalam kitab kuning.”75

Al-Miftah Lil Ulum diterapkan pada kelas Khusus di Madrasah

Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari Kencong Jember dan dalam

pembelajarannya memiliki 4 jilid. Terdapat satu buku yang dikhususkan

untuk Nazam dari semua jilid. Pada setiap akhir jilid, terdapat soal-soal

latihan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mempelajari Metode

Al-Miftah Lil Ulum. Yang dipelajari dalam Metode Al-Miftah Lil Ulum

ini adalah memperdalam ilmu Nahwu dan Shorof sehingga siswa lebih

mudah mengetahui kedudukan dari kalimat dalam kitab kuning

khususnya kitab Fathul Qorib. Sebagai yang di jelaskan sendiri oleh

ustadz ahli Al-Miftah Lil Ulum Yaitu Ustadz Qusyairi sebagai berikut:

“Pelaksanaan pembelajaran kitab kuning di Madrasah Bani


Zawawi Assunniyyah al - Jauhari Kencong Jember dengan
menggunakan sebuah metode yang diambil dari Pondok Pesantren
Sidogiri, yaitu Metode Al-Miftah Lil Ulum yang di situ isinya
adalah pembelajaran membaca kitab kuning. Adapun
pelaksanaanya pada kelas-Kelas Khusus saja karna mengoreksi
dari pembelajaran sebelumnya yang mana kurang maksimalnya
waktu KBM Metode Al-Miftah Lil Ulum itu sendiri di Madrasah
Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari Kencong Jember di
karnakan terlalu singkatnya waktu serta 2 pertemuan dalam 1
minggu sedangkan pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum itu
sendiri di butuhkan untuk terus menerus berkesinambungan tidak
boleh ada jarak agar santri masih ingat dengan materi
sebelumnya.”76

75
Ustadz Azmil Wafi, Wawancara, 20 juli 2020
76
Ustadz Qusyairi, Wawancara, 21 juli 2020.
77

Proses yang ditempuh selama proses kegiatan belajar mengajar

yang di lakukan di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari

Kencong Jember menggunakan Metode Al-Miftah Lil Ulum ada

beberapa tahapan pembelajaran yang terdiri dari persiapan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

a. Perencanaan pembelajaran

Perencanaan adalah tahap awal yang harus dilakukan setiap

kali akan melakukan proses pembelajaran. Seorang ustadz harus

mempersiapkan segala sesuatunya agar proses pembelajaran dapat

berjalan lancar dan tujuan pembelajaran akan tercapai sesuai dengan

apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

Kegiatan belajar mengajar merupakan tindakan nyata dari

persiapan yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan hasil

observasi yang peneliti lakukan dilapangan terkait dengan

pelaksanaan Metode Al-Miftah Lil Ulum yang ada di Madrasah Bani

Zawawi Assunniyyah al - Jauhari Kencong Jember ini adalah terdiri

dari ustadz yang mengajar Metode Al-Miftah Lil Ulum, yaitu Ustadz

terlebih dahulu mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran,

namun dalam hal ini pada pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum

di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari Kencong Jember,

ustadz yang bersangkutan tidak membuatnya dalam bentuk RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), melainkan hanya berbentuk

jurnal yang mengacu langsung kepada buku Metode Al-Miftah Lil


78

Ulum perjilidnya yang dilaksanakan biasa 3-4 lembar setiap pertemua

adapun bentuk tabel jurnal sebagai berikut :

Tabel 4.8
Jurnal jilid I77

No Dari Sampai

1. Rukun Kalam, 6 I’rob, 21

2. Isim Mufrod, 22 Jamak Muannats Tsalim, 30

3. Jamak Taksir, 31 Latihan,42

4. Isim Ghoiru Munshorif, 38 Latihan, 47

Praktik Isim, Fiil Dan Huruf Praktik Isim, Fiil Dan Huruf

Isim mufrod, tasniyah, Isim mufrod, tasniyah,


5.
Jama’ mudzakar salim Jama’ mudzakar salim

Jama’ muannats salim Jama’ muannats salim

6. Praktik Jama’ Taksir Praktik Jama’ Taksir

7. Praktik Jama’ Taksir Praktik Asmaul Khomsah

8. Praktik Isim Ghoiru munshorif Praktik Isim Ghoiru munshorif

Isim maqsur, Isim manqush, Isim maqsur, Isim manqush, Isim yang
9.
Isim yang mudhaf mudhaf

10. Tes tulis Tes tulis

11. Tes lisan Tes lisan

77
Sumber data : dokumentasi Madrasah Bani Zawawi Assunniyah al-Jauhari tahun 2019/2020.
79

Keterangan:
a. Jurnal ini sebagai acuan dalam meyelasaikan materi
b. Jurnal ini sebagai evaluasi belajar-mengajar
c. Dalam jurnal Ditargetkan satu jilid satu bulan, namun dalam realiatanya
bisa lebih cepat atau lebih lambat mengikuti perkembangan peserta.
d. Dalam jurnal ini 50% materi, 40% praktik, dan 10% tes kenaikan.

Tabel 4.9
Jurnal Jilid II78

No Dari Sampai

1. Nakirah, 5 Praktik Isim dhomir, 16

2. Tabel Isim dhomir, 11 Praktik isim dhomir, 16

3. Isim mausul, 17 Praktik isim maushul, 22

4. Isim isyrah, 23 Praktik isim isyarah, 27

5. Praktik Idhafah, 29 Praktik idhafah, 30

6. Mudzakar/muannats salim Keterangan,37

7. Jamid/musytaq, 31 Praktik Masdar Ghoiru mim, 37

8. Wazan Masdar mim, 45 Praktik Wazan isim fail, 53

9. Wazan isim maful, 55 Praktik Wazan isim maful, 60

10. Wazan isim alat, 61 Isim zaman & makan, 62

11. Isim tasghir, 64 Sighat mubalagha, 67

Praktik nakirah, makrifat Al, dan Praktik nakirah, makrifat Al, dan
12.
isim alam isim alam

13. Praktik isim dhomir Praktik isim dhomir

78
Sumber data : dokumentasi Madrasah Bani Zawawi Assunniyah al-Jauhari tahun 2019/2020.
80

14. Praktik isim dhomir Praktik isim dhomir

Praktik isim mausul, isyarah dan Praktik isim mausul, isyarah dan
15.
idhofah idhofah

Praktik isim mausul, isyarah dan Praktik isim mausul, isyarah dan
16.
idhofah idhofah

Praktik mudazkar/muanats dan Praktik mudazkar/muanats dan


17.
isim adad isim adad

Praktik jamid dan masdhar ghoiru Praktik jamid dan masdhar


18.
mim ghoiru mim

Praktik isim, masdhar mim, isim Praktik isim, masdhar mim, isim

19. maful, zaman, makan, (yang lebih maful, zaman, makan, (yang lebih

tiga huruf) tiga huruf)

Praktek zaman/makan dari tiga Prktek zaman/makan dari tiga


20.
huruf, isim alat huruf, isim alat

Praktik zaman/makan dari tiga Praktik zaman/makan dari tiga


21.
huruf, isim alat huruf, isim alat

22. Praktik Isim tasghir, isim tafdhil Praktik Isim tasghir, isim tafdhil

23. Tes tulis Tes tulis

24. Tes lisan Tes lisan


81

Tabel 4.10
Jurnal Jilid III79

NO Dari Sampai

1. Tanda fiil madhi, 7 Tasrif lughowi, 12

2. Latihan mujarrad/majid, 13 Tasrif fiil mudhore’, 20

I’rob fiil mudhori’ shohih


3. I’rob fiil mudhori’ mu’tal, 24
akhir, 21

4. I’rob fiil lima 25 Amil Khusus fiil mudhori’, 30

Amil Khusus fiil mudhori’, Contoh amil jazem sering digunakan,


5.
30 36

6. Fiil amar, 38 Bentuk Fiil amar,44

7. Lazim/muta’addi, 45 Lazim/muta’addi, 48

8. Lazim/muta’addi, 48 Lazim/muta’addi, 48

9. Maklum majhul, 49 Maklum majhul, 49

10. Maklum majhul, 49 Maklum majhul, 52

11. Shahih/mu’tal 53 Shahih/mu’tal 53

12. Shahih/mu’tal 53 Shahih/mu’tal 53

Praktik Mabni fiil madhi dan


13. Praktik Mabni fiil madhi dan amar
amar

14. Praktik I’rob fiil mudhori’ Praktik I’rob fiil mudhori’

15. Praktik mujarrad/mazid Praktik mujarrad/mazid

16. Praktik maklum/majhul Praktik maklum/majhul

79
Sumber data : dokumentasi Madrasah Bani Zawawi Assunniyah al-Jauhari tahun 2019/2020.
82

17. Praktik mu’tal/shahih Praktik mu’tal/shahih

18. Tes tulis Tes tulis

19. Tes lisan Tes lisan

Tabel 4.11
Judul Jilid IV80

No Dari Sampai

1. Isim yang dibaca rofa’, 7 Praktik Naibul fail, 14

2. Mubtada’, 15 Kbobar ada 2, 18

3. Khobar ghoiru mufrod, 20 Praktik khobar, 25

4. Amil nawasikh, 26 Praktik Amil Nawasikh, 30

5. Isim yang ikut, 31 Naat Sababi, 45

6. Taukid, 36 Badal, 38

7. Isim yang di baca nashob, 39 Maful mutlak, 42

8. Maful lah, 43 Maful ma’ah, 45

9. Hal, 46 Tamyiz 48

10. Isimnya la, 49 Praktik istisna’ 53

11. Munada, 54 Isim yang di baca jer, 57

12. setoran: ‫ئ ٍِء‬


ِْ ‫فِِاذ ِْك اِرِ َِش‬
ِْ ‫صلِِا‬
ِْ َ‫ِف‬ setoran: ‫ئ ٍِء‬
ِْ ‫فِِاذ ِْك اِرِ َِش‬
ِْ ‫صلِِا‬
ِْ َ‫ِف‬

13. setoran: ‫ئ ٍِء‬


ِْ ‫فِِاذ ِْك اِرِ َِش‬
ِْ ‫صلِِا‬
ِْ َ‫ِف‬ setoran: ‫ئ ٍِء‬
ِْ ‫فِِاذ ِْك اِرِ َِش‬
ِْ ‫صلِِا‬
ِْ َ‫ِف‬

80
Sumber data : dokumentasi Madrasah Bani Zawawi Assunniyah al-Jauhari tahun 2019/2020.
‫‪83‬‬

‫‪14.‬‬ ‫ئ ٍِء ‪setoran:‬‬


‫فِِاذ ِْك اِرِ َِش ِْ‬
‫صلِِا ِْ‬
‫ِفَ ِْ‬ ‫ئ ٍِء ‪setoran:‬‬
‫فِِاذ ِْك اِرِ َِش ِْ‬
‫صلِِا ِْ‬
‫ِفَ ِْ‬

‫‪15.‬‬ ‫اْلََِو ا ِ‬
‫ان‪setoran :‬‬ ‫صلِِِفاِْي َِم َِْ‬
‫اِيِرُِمِ اِم َِنِ ِْ‬
‫ُ‬ ‫ِِفَ ِْ‬ ‫ان‪setoran :‬‬ ‫صلِِِفاِْي َِم َِْ‬
‫اِيِرُِمِ اِم َِنِ ِْ‬
‫اْلََِو ا ِ‬ ‫ُ‬ ‫ِِفَ ِْ‬

‫‪16.‬‬ ‫اْلََِو ا ِ‬
‫ان‪setoran :‬‬ ‫صلِِِفاِْي َِم َِْ‬
‫اِيِرُِمِ اِم َِنِ ِْ‬
‫ُ‬ ‫ِِفَ ِْ‬ ‫ان‪setoran :‬‬ ‫صلِِِفاِْي َِم َِْ‬
‫اِيِرُِمِ اِم َِنِ ِْ‬
‫اْلََِو ا ِ‬ ‫ُ‬ ‫ِِفَ ِْ‬

‫‪17.‬‬ ‫اْلََِو ا ِ‬
‫ان‪setoran :‬‬ ‫صلِِِفاِْي َِم َِْ‬
‫اِيِرُِمِ اِم َِنِ ِْ‬
‫ُ‬ ‫ِِفَ ِْ‬ ‫ان‪setoran :‬‬ ‫صلِِِفاِْي َِم َِْ‬
‫اِيِرُِمِ اِم َِنِ ِْ‬
‫اْلََِو ا ِ‬ ‫ُ‬ ‫ِِفَ ِْ‬

‫اك‪18. setoran :‬‬ ‫الِِأَِلَاِةِِاْ اِ‬


‫لسَِو اِ‬ ‫اسِتا ِْع َِم اِ‬ ‫صلِِا ِْ‬
‫فِ ِْ‬ ‫ِِفَ ِْ‬ ‫اك‪setoran :‬‬ ‫الِِأَِلَاِةِِاْ اِ‬
‫لسِو اِ‬ ‫َ‬ ‫اسِتا ِْع َِم اِ‬ ‫صلِِا ِْ‬
‫فِ ِْ‬ ‫ِِفَ ِْ‬

‫اك‪19. setoran :‬‬ ‫الِِأَِلَاِةِِاْ اِ‬


‫لسَِو اِ‬ ‫اسِتا ِْع َِم اِ‬ ‫صلِِا ِْ‬
‫فِ ِْ‬ ‫ِِفَ ِْ‬ ‫اك‪setoran :‬‬ ‫الِِأَِلَاِةِِاْ اِ‬
‫لسِو اِ‬ ‫َ‬ ‫اسِتا ِْع َِم اِ‬ ‫صلِِا ِْ‬
‫فِ ِْ‬ ‫ِِفَ ِْ‬

‫اك‪20. setoran :‬‬ ‫الِِأَِلَاِةِِاْ اِ‬


‫لسَِو اِ‬ ‫اسِتا ِْع َِم اِ‬ ‫صلِِا ِْ‬
‫فِ ِْ‬ ‫ِِفَ ِْ‬ ‫اك‪setoran :‬‬ ‫الِِأَِلَاِةِِاْ اِ‬
‫لسِو اِ‬ ‫َ‬ ‫اسِتا ِْع َِم اِ‬ ‫صلِِا ِْ‬
‫فِ ِْ‬ ‫ِِفَ ِْ‬

‫‪21.‬‬ ‫‪Praktik setoran‬‬ ‫‪Praktik setoran‬‬

‫‪22.‬‬ ‫‪Tes tulis‬‬ ‫‪Tes tulis‬‬

‫‪23.‬‬ ‫‪Tes lisaan‬‬ ‫‪Tes lisaan‬‬


84

Sedangkan fungsi Jurnal tersebut adalah sebagaimana yang di

jelaskan oleh salah satu tenaga pengajar Al-Miftah Lil Ulum ketika di

wawancarai sebagai berikut peryataanya:

“Jurnal tersebut digunakan untuk memudahkan ustadz dalam


menentukan materi pembelajaran mana yang akan diajarkan dan
sampai materi mana pembelajaran itu diakhiri pada setiap
pertemuan. Berfungsi sebagai pengontrol Ustadz Metode Al-
Miftah Lil Ulum dalam mengajar dan mengetahui perkembangan
santri dalam belajar. Meskipun tidak selengkap sebuah RPP
dalam merencanakan sebuah pembelajaran, jurnal ini sudah
cukup membantu bagi ustadz yang akan mengajarkan Metode Al-
Miftah Lil Ulum di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al -
Jauhari Kencong Jember ini.” 81

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran yang efektif dan bermakna akan tercipta ketika

ustadz mampu memberdayakan tujuan pembelajaran. Berkaitan

dengan hal-hal yang harus mampu diperdayakan oleh ustadz agar

tercapainya tujuan, meliputi:

1) Kegiatan Pembelajaran

a) Kegiatan Awal

sebelum memulai pembelajaran siswa diarahkan oleh

ustadz mengucapkan salam, memberikan motivasi agar semangat

siswa bias tumbuh.82 dan memulai pembelajaran tersebut dengan

bersama-sama membacakan surah Al-Fatihah sebagai tanda

bahwa pembelajaran sudah siap untuk dilaksanakan. Sebelum

memasuki materi yang akan diajarkan, ustadz memberikan

81
Ustadz Qusyairi, Wawancara, Kencong 21 juli 2020
82
Emulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung : PT
Rosdakarya,2014),101.
85

arahan kepada siswanya untuk mengulang materi sebelumnya

menggunakan irama lagu yang ada dalam buku Nadzom. Pada

saat itu irama yang dipakai ialah lagunya Tegar dengan judul

“Aku yang dulu” pada materi Kalam tentang Rukun-Rukun

Kalam di halaman 6 pada jilid pertama.

b) Kegiatan Inti.

Kegiatan inti yang dilakukan terdiri dari materi yang

diajarkan pada saat itu yakni adalah materi tentang Isim yakni

mengenai tanda-tanda Isim pada halaman 7 di jilid pertama.

Materi tersebut diajarkan secara klasikal seperti pada

pembelajaran seperti biasanya, kemudian setelah itu barulah

dilanjutkan dengan Tanya jawab yang dilakukan ustadz

kepada para siswanya. Selama pembelajaran berlangsung,

ustadz juga menggunakan gerakan tangan dalam penyebutan

tentang materi, yang dimaksudkan untuk memudahkan dalam

menghafal dan memahami materi. Setiap materi yang

disebutkan memiliki gerakan tangan yang berbeda.83

Metode Al-Miftah Lil Ulum ini juga terdapat

kegiatan praktik dilakukan dengan cara ustadz membacakan

dan siswa mengikuti, setelah dirasa cukup kemudian praktik

dilanjutkan lagi dengan antar siswa. Praktik antar siswa ini

dilakukan dengan cara ustadz membagi siswa dalam

83
Hasil Observasi Yang Peneliti Lakukan Pada Tanggal 12 Juli 2020.
86

beberapa kelompok di mana dalam satu kelompok terdapat 2

siswa yang saling berhadapan. Mereka melemparkan

pertanyaan dan kemudian dijawab oleh temannya maupun

sebaliknya secara bergantian antar siswa dalam satu

kelompok yang telah dibentuk tersebut.84

c) Kegiatan Akhir

pada kegiatan akhir ustadz membimbing siswa

membuat rangkuman materi, serta melakukan penugasan

dan penilaian lalu kemudian menutup pembelajaran

tersebut dengan mengucap hamdalah.85

2) Strategi Pembelajaran

Pengaturan, penyusunan dan gaya mengajar sangat

tergantung pada ustadz serta keterampilannya dalam mengelola

kelas. Selain pengelolaan kelas, juga sangat dipengaruhi oleh

perbedaan situasi, kondisi dan kakteristik siswa.86 sehingga

penggunaan strategi dalam pelaksanaan pembelajaran sangat

perlu diperhatikan.

pada dasarnya Metode Al-Miftah Lil Ulum merupakan

sebuah metode yang memiliki cara tersendiri dalam penyampaian

pembelajarannya. Namun ustadz masih perlu menggunakan

84
Berdasarkan Hasil Observasi Yang Dilakukan Peneliti Pada Tanggal 12 Juli 2020.
85
Berdasarkan Hasil Observasi Yang Dilakukan Peneliti Pada Tanggal 12 Juli 2020.
86
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metodedan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang:
UIN-Maliki Press, 2012),67.
87

strategi-strategi yang mendukung untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Adapun strategi tersebut haruslah mampu

membuat siswa memiliki keterampilan dalam pola belajar

mandiri. Dengan siswa menguasai keterampilan pola belajar

mandiri, tidak hanya sebatas di Al- Miftah Lil Ulum saja,

dipembelajaran umum seperti biasanya pun akan sangat

berpengaruh sekali terhadap prestasi belajar siswa. Dalam

Metode Al- Miftah Lil Ulum penggunaan strategi tersebut

bertujuan agar siswa secara mandiri aktif untuk saling tukar

pikiran, menghafal, tanya jawab, demonstrasi, dan dalam

melaksanakan penugasan dari ustadz.87

3) Waktu Pembelajaran

Pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum di Madrasah

Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari Kencong Jember, yakni

dilakukan setelah isya’ Dan waktu yang dibutuhkan siswa dalam

menyelesaikan semua jilid Metode Al-Miftah Lil Ulum sekitar 8

bulan bagi siswa yang pandai, dan 10 bulan untuk siswa yang

kurang pandai. Hal ini sebagaimana yang di terangkan oleh

ustadz pengajar Al-Miftah Lil Ulum sendiri dari interviewnya

peneliti :

“Jadi proses pelaksanaan Metode Al-Miftah Lil Ulum di


Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al - Jauhari
Kencong Jember ini adalah waktunya tidak mengambil
waktu formal artinya mereka masih berkewajiban

87
Berdasarkan Hasil Observasi Yang Peneliti Lakukan Pada Tanggal 12 Juli 2020.
88

mengikuti pembelajaran kurikulum pemerintah. Jadi


mengambilnya pada waktu setelah Isya’ yaitu 1 jam dan
digunakan hanya 5 kali dalam 1 minggu dan itu hasilnya
akan sudah kelihatan dua bulan bahkan 2 bulan 3 bulan 4
bulan sudah kelihatan anak-anak itu usia 10 tahun sampai
13 tahun. Sudah ada dasar-dasar membaca kitab kuning
yaitu dengan tolak ukur kitab Fiqh Fathul Qorib.”88

untuk mempermudah pemahaman tentang waktu

pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum dapat dilihat dari tabel

berikut ini:

Tabel 4.12
Jadwal Pembelajaran Madrasah Bani Zawawi.89
Kelas
No. Jam Malam
1 2 3
1. Setelah Isya’ – 21.00 Sabtu   
2. Setelah Isya’ – 21.00 Minggu   
3. Setelah Isya’ – 21.00 Senin   
4. Setelah Isya’ – 21.00 Rabu   
5. Setelah Isya’ – 21.00 Kamis   
6. - Selasa Libur Libur Libur
7 - Jum’at Libur Libur Libur

c. Evaluasi Pembelajaran

Penilaian berfungsi untuk memonitor keberhasilan proses

belajar mengajar dan juga berfungsi memberikan perbaikan dan

mengembangkan proses belajar mengajar lebih lanjut. Sebagai alat

penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pelajaran evaluasi harus

dilakukan secara terus-menerus, karena evaluasi berfungsi untuk

menentukan tingkat keberhasilan belajar dan juga umpan balik bagi

proses belajar mengajar, maka kemampuan ustadz dalam menyusun

88
Ustadz Muslim Maulana, Wawancara, kencong 23 juli 2020.
89
Sumber data : dokumentasi Madrasah Bani Zawawi Assunniyah al-Jauhari tahun 2019/2020.
89

alat penilaian dan melaksanakan evaluasi merupakan kemampuan

menyelenggarakan proses belajar mengajar secara keseluruhan.

Evaluasi yang dilakukan pada pembelajaran Metode Al-Miftah Lil

Ulum di laksanakan pada setiap akhir pembahasan dan akhir jilid.

Evaluasi yang di laksanakan setiap akhir jilid adalah bertujuan untuk

kenaikan jilid terhadap siswa pada jilid 1-3 dan juga untuk tes

kelulusan untuk siswa yang berada di jilid 4. Pada tes yang digunakan

untuk kenaikan jilid, juri yang memberikan tes tersebut adalah dari

pihak Madrasah sendiri. Sedangkan pada tes kelulusan, juri yang

memberikan tes didatangkan langsung dari Pondok Pesantren

Sidogiri di mana metode ini berasal atau lembaga sendiri membawa

anak didiknya ke Sidogiri untuk mengikuti tes kelulusan tersebut.

Setiap kegiatan belajar mengajar Metode Al-Miftah Lil Ulum

bagi Tenaga Pendidik wajib (1) Menyampaikan dan menjelaskannya

(2) Mengevaluasi dengan cara tanya jawab standar Metode Al-Miftah

Lil Ulum. Selain itu evaluasi juga lewat ujian-ujian tertulis dan

dilanjutkan ujian lisan. Selanjutnya hasilnya akan dilaporkan setiap

pekan di Manajemen pusat Sidogiri secara online untuk dievaluasi

kembali apabila ada kendala yang tidak dapat dipecahkan baik

lembaga penerap maka team pusat akan membantu dan membimbing

langsung. Adapun Standar nilainya menggunakan evaluasi tertulis

dan tes lisan. maka tes tertulis pada setiap jilid jadi 4 jilid ( jilid 1,

jilid 2, jilid 3, jilid 4) kemudian jika tidak lulus tes tertulis dan tes
90

lisan maka tidak naik ke jilid selanjutnya. Adapun standar atau nilai

KTM nya menggunakan nilai standar pusat sekitar 85 sampai 90.

Setelah tes tertulis lulus dilanjutkan dengan tes lisan yaitu dengan

KKM yaitu dengan standar nilai sekitar 90an tersebut, baru

dilanjutkan ke jilid berikutnya sampai jilid 4 setelah jilid 4 itu

tahapannya masuk ke taklif. Taklif itu memperdalami membaca kitab

Fathul Qorib dengan tanya jawab ilmu alatnya yaitu menggunakan

Metode Al-Miftah Lil Ulum Setelah di nyatakan lulus kemudian

masuk tahassus yaitu memperdalam terjemah serta tahmil kitabnya,

pemahaman kitabnya secara mendalam setelah itu baru di wisuda

dalam jangka antara 8 bulan sampai 12 bulan. Sebagaimana yang

dituturkan salah satu ustadz pengajar Madrasah Bani Zawawi

Assunniyyah al - Jauhari kencong - jember yaitu Ustadz Syafi’i.

“Setelah melangsung proses pembelajaran sesuai yang


dirancangkan di awal hingga akhir pembelajaran tinggal
menyelesaiakan ujian untuk mengukur seberapa banyak
materi yang telah diserap oleh santri saar KBM (kegiatan
belajar mengajar) serta melakukan evaluasi terhadap hasil
tersebut untuk memperbaiki kekurangan, masalah dan
kebingungan saat KBM atau memberikan ide suatu gagasan
baru yang mungkin untuk di tiru oleh ustadz yang lain.”90

90
Ustadz Syafi’i, Wawancara, kencong 24 juli 2020.
91

Adapun tes yang dimaksud berbentuk lisan dan tertulis yakni

sebagai berikut:

1) Lisan

Tes lisan yang dilakukan oleh ustadz dengan cara siswa

ditanya satu persatu dari awal sampai akhir materi yang sudah di

ajarkan. Tes lisan dilaksanakan setelah siswa menyelesaikan tes

tertulisnya, selanjutnya siswa dapat melanjutkan ke tes lisannya.

Tes lisan berbentuk kalimat- kalimat bahasa Arab sesuai dengan

tingkatan jilid siswatersebut.

Contoh soal tes lisan jilid 1.91

91
Sumber Data : Dokumentasi Madrasah I’dadiyah PP. Sidogiri pasuruan 2020
92

2) Tertulis

Tes tertulis berjumlah 20 soal di mana terdiri dari 10

berbentuk soal Essay. Siswa bisa lulus dari tes tertulis ini jika

mendapatkan nilai minimal 85 sampai 90, apabila nilai kurang dari

85 maka siswa tersebut harus mengulang kembali tes tertulisnya

dan belum bisa melanjutkan ke tes lisannya. Akan tetapi ada

pengecualian bagi siswa yang tidak mampu mencapai target. nilai

minimal 85 setelah dilakukan pengulangan beberapa kali dan

masih belum bisa lulus.

Contoh soal tes tulis Jilid 1:92

ِ‫االمتحانِللفصلِالدراسيِمبدرسةِبينِزووى‬
‫مبعهدِالرتبيةِاالسالميةِالسنيةِجاوىِالشرقية‬
Tipe D1 ‫ ِه‬1441:ِ‫السنةِالدراسية‬
_______________ : ‫اإلسم‬
١ ‫ المفتاح للعلوم جلد‬: ‫المادة‬
: ‫الفصل‬
ِ

)3‫أِ~ِجوابلهِفراتايئنِديِبواهِاينِدغانِبنارِ(ِتيافِنومرِبرنيالي‬
‫زيدانِديناماكانِاسمِافاِ؟‬١
‫أ)ِمجعِمذكرِسالِِِِِِِِِب)ِمجعِمؤنثِسالِِِِِِِج)ِاسمِتثنية‬
‫ِبءِحرفِاجلرِايتوِبرمعينِأفاِ؟‬٢
ِ ‫أ)ِساغكيغِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِب)ِكالوانِِِِِِِِِِِِِِِِِِِج)ِدمي‬
‫فروضِديسبوتِمجعِكثرةِاكوتِوزنِفعولِدانِمنوجنوككانِمعينِبرافاِ؟‬٣

92
Sumber Data : Dokumentasi Madrasah I’dadiyah PP. Sidogiri Pasuruan 2020.
‫‪93‬‬

‫أ)ِمعينِساتوِِِِِِِِِِِِِِِب)معينِتيكاِ–ِسفولوهِِِِِِِِِج)سبالسِ–ِسرتوسيا ِ‬
‫‪٤‬أفاِمعينِداريِحرفِاجلريِكافِِ؟‬
‫أ )كاايِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِب)كالوانِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِج)دمي ِ‬
‫‪٥‬معينِداريِحرفِاجلريِأفاكاهِ"ِسغكيغِ"ِ؟‬
‫أ)منِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِب)علىِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِج)ف ِ‬
‫بِ~ِإيسيالهِتبالِديِبواهِإينِدغانِبنار (تيافِكولومِبرنيالي‪)٣‬‬

‫ِ‬
‫جر‬ ‫نصب‬ ‫رفع‬ ‫اسم افا‬ ‫جونتوة‬ ‫النمرة‬

‫‪......‬‬
‫‪............. ......................‬‬
‫‪......‬‬ ‫اَ َّلرا او َيِ ِ‬ ‫اَ َّلرا او ْيِ ِ‬ ‫‪١‬‬
‫‪ِ ..‬‬ ‫‪ِ ............‬‬
‫‪ِ ....‬‬

‫‪......‬‬
‫‪......................‬‬
‫‪...... ِ ............‬‬ ‫ََمَالا ُِ‬
‫س ِ‬ ‫سِ ِ‬ ‫ا‬
‫ََمَال ُ‬ ‫‪٢‬‬
‫‪ِ ............‬‬
‫‪ِ ....‬‬

‫‪......‬‬
‫‪.............‬‬
‫‪......‬‬ ‫‪ِ ............‬‬ ‫اسمِمفرد ِ‬ ‫َك ارْيِ ِ‬ ‫‪٣‬‬
‫‪ِ ...‬‬
‫‪ِ ....‬‬

‫‪............. .............‬‬
‫اهلَُدى ِ‬ ‫‪ِ .................‬‬ ‫اهلَُدى ِ‬ ‫‪٤‬‬
‫‪ِ ...‬‬ ‫‪ِ ...‬‬

‫‪............. ......................‬‬
‫ِ‬ ‫اَْوَراداِ ِ‬ ‫اَْوَر ِاد ِ‬ ‫‪٥‬‬
‫‪ِ ...‬‬ ‫‪ِ ............‬‬
94

ِ )٥‫جِ~ِإيسيالهِفراتايئنِديِبواهِإينِدغانِبنارِ(تيافِنومرِبرنيالي‬

‫افاِاريتِحرفِاجلريِ"ِوهللاِ"ِ؟‬١
ِ‫افاِايغِديِمناكنِاسمِمجعِتكس ِريفاداِلفظِ"رجلون"ِِ؟‬٢
ِ ‫افاِلفظِ"ِغَُرفِ"ِبرافاِمجلةِتواغانِ؟‬٣
‫سراتكانِجونتوهياِ؟‬۲ِ‫افاِايغِدميقصودِاسمِايغِبرمعين‬٤
‫؟‬۱۰-۳ِ‫افاِساجاِوزنِايغِمنوجنزككانِمعين‬٥

C. Analisis dan Pembahasan temuan

dari data yang diperoleh dari penelitian di atas, maka selanjutnya

peneliti akan menganalisis data yang sudah ada. Adapun analisis dan

pembahasan temuan tersebut sebagaimana yang tertuang di bawh ini:

1. Perencanaan Pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran

Maharah Qiroah di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al – Jauhari

kencong jember tahun pelajaran 2019/2020.

Dari pengumpulan data di atas baik interview maupun observasi

dapat di analisis bahwasanya perencanaan mengajar merupakan suatu

prakiraan mengenai apa yang dilakukan ustadz pada waktu mengajar.93

Artinya ustadz harus memperkirakan apa saja yang harus dipersiapkan dan

dibutuhkan dalam pembelajaran. Dari teori tersebut peneliti menyimpulkan

bahwasannya ada keterkaitan dengan perencanaan Metode Al-Miftah Lil

Ululm dalam pembelajaran Maharah Qiroah di Madrasah Bani Zawawi

Assunniyyah al-Jauhari kencong jember tahun pelajaran 2019/2020 yang

93
Nana sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: CV.Sinar Baru: 1998),137.
95

mana para ustadz disini juga melakukan perencanaan meskipun tidak

sepenuhnya merancang perencanaan sendiri beberapa unsur dalam

perencanaan yang sudah diteliti kemukakan seperti: metode, media, jurnal

dan materi. Namun, dari para ustadz tentunya perlu melakukan perencanaan

mandiri ketika akan menjalankan suatu metode, menyiapkan materi dan

memilih media yang sesuai dalam pembelajaran di kelas.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran

Maharah Qiroah di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al – Jauhari

kencong jember tahun pelajaran 2019/2020.

a. Kegiatan awal

Tahap ini adalah merupakan permulaan pembelajaran, ustadz

memberikan Salam, mengajak berdo’a, dan memberi motivasi agar

muncul semangat baru dari siswa.94 Lalu membaca nadzom Al-Miftah

Lil Ulum untuk mengulang materi sebelumnya.

b. Kegiatan inti

Tahap kedua ini adalah tahapan pelajaran, dimana tahap ini ustadz

memberikan bahan pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya

meliputi:

1) Menjelaskan kepada siswa tujuan pelajaran yang harus dicapai

siswa.

2) Menjelaskan pokok materi yang akan dibahas hari ini.

94
Emulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung : PT
Rosdakarya,2014),101.
96

3) Pada setiap materi yang dijelaskan hendaknya ustadz memberikan

contoh konkret kepada siswa.

4) Penggunaan alat bantu pelajaran atau media untuk memperjelas

pembahasan setiap materi sangat diperlukan.

5) Menyimpulkan hasil dari semua pokok materi.95

Berdasarkan teori diatas peneliti menganalisis bahwasannya kegiatan inti

di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al-Jauhari kencong jember tahun

pelajaran 2019/2020 tidak terlalu banyak perbedaan mungkin dari segi

waktu pembelajaran, materi, tugas dan merangkum hasil pembahasan

dari suatu pokok materi.

c. Kegiatan penutup

Menutup pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru

untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Usaha menutup

pembelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran

menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, dan tingkat

keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Menurut Marno dan

Idris keterampilan menutup pembelajaran adalah kegiatan guru untuk

mengakhiri pembelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-pokok

pembelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok

- pokok materi dan hasil yang dipelajari.96 Melihat wawancara dan

dokumentasi, teori ini sangat sesuai dengan kegiatan penutup yang

95
Nana sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : CV SINAR BARU,1989),150.
96
Rizal setiawan, Pengembangan Variasi Keterampilan Dan Menutup Pelajaran Pada Kelas X
Dengan Tema Lident, (Skripsi, Universitas Negri Semarang, 2007),2.
97

dilakukan di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al-Jauhari kencong

jember tahun pelajaran 2019/2020. Disini semua ustadz harus

menyimpulkan materi dan menutup dengan hamdalah.

3. Evaluasi Pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran

Maharah Qiroah di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al – Jauhari

kencong jember tahun pelajaran 2019/2020.

Evaluasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk

mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum. Di samping untuk

mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran,

sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan. Misalnya

apakah proses pembelajaran sudah baik dan dapat dilanjutkan atau masih

perlu perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karna itu, di samping perlu ada

kurikulum yang cocok dan proses pembelajaran yang benar perlu ada

sistem evaluasi yang baik dan terencana.97 Teori ini sangat sesuai dengan

penilaian yang telah dilakukan di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al

– Jauhari kencong jember tahun pelajaran 2019/2020 yang mana penilaian

berfungsi sebagai acuan tentang baik tidaknya sebuah pembelajaran. Bila

peneliti analisis, penilaian yang dipakai di Madrasah Bani Zawawi

Assunniyyah al – Jauhari kencong jember tahun pelajaran 2019/2020

menerapkan 2 jenis yaitu penilaian formatif dan sumatif. Penilaian

formatif adalah penilaian yang dilaksanakan di akhir program belajar

mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu

97
Moh.sahlan, Penilaian Berbasis Kelas, (Jember : Pesona Surya Milenia, 2007),2.
98

sendiri diwujudkan dengan memberikan tugas, hafalan dan penilaian.98

Dan di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al – Jauhari kencong jember

tahun pelajaran 2019/2020 ini menerapkan formatif dan penilaian adalah

penilaian sumatif berarti penilaian yang dilaksanakan di akhir unit

program yaitu caturwulan akhir semester dan akhir tahun. Berdasarkan

penelitian di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al – Jauhari kencong -

jember Tahun Pelajaran 2019/2020 melaksanakan penilaian sumatif

sebanyak dua kali dilaksanakan oleh madrasah sendiri untuk setiap

kenaikan jilid dan satu tahun sekali dengan mengirim siswa keSidogiri

untuk melaksanakan wisuda bersama yang mana acara ini dilakukan satu

tahun sekali oleh koodinator Al-Miftah Lil Ulum Sidogiri.

98
Nana sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : CV SINAR BARU,1989),3.
99

BAB V

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksanaan Metode Al-Miftah Lil

Ulum di Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah Al-Jauhar kencong jember,

dengan ini peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesimpulan Umum

Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam pembelajaran

Maharah Qiroah di Madrsah Bani Zawawi Assunniyyah al-Jauhari Tahun

Pelajaran 2019/2020 menggunakan tahapan pembelajaran berupa

Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi.

2. Kesimpulan Khusus

Bedasarkan pembahasan hasil penelitian dan memperhatikan pada

fokus masalah maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Perencanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang bukan berbentuk RPP. Tapi

hanya berbentuk jurnal yang mengacu pada materi yang ada di buku

Al-Miftah Lil Ulum jilid 1sampai 4.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam

pembelajaran Maharah Qiroah di Madrasah Bani Zawawi

Assunniyyah al-Jauhari Tahun Pelajaran 2019/2020 ini memiliki tiga

tahapan yaitu tahapan pembukaan, kegiatan inti dan penutup. Dan tiga

tahapan ini yang selalu di istiqomahkan dalam pembelajaran tiap hari.

99
100

c. Evaluasi pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam

pembelajaran Maharah Qiroah Di Madrasah Bani Zawawi

Assunniyyah Al-Jauhari Tahun Pelajaran 2019/2020 ini menggunakan

dua metode yaitu dengan tes tulis dan tes lisan diwujudkan dengan

berupa soal tulis dari Sidogiri dan tes tulis dengan lafadz-lafadz

pilihan, dengan menuggunakan tes seperti ini akan mudah di ketahui

mengenai perkembangan teori yang di kuasai serta tingkat

kemampuan dalam keterampilan membaca (Maharah Qiroah).

B. SARAN – SARAN

Dengan adanya penelitian ini yang telah dilakukan, maka banyak

sekali ditemukan kelebihan dan kekurangan. Kenyataan dilapangan di

pandang perlu adanya saran yang nantinya dapat sebagai bahan

pertimbangan saran – saran tersebut yaitu:

1. Untuk Kepala Sekolah

Kepada Bapak Ustadz Azmil Wafi S,H. Selaku kepala sekolah

Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah al-Jauhari diharapkan tetap

mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikan pembelajaran.

Sehingga dapat terus melahirkan generasi pecinta kitab.

2. Untuk Para Ustadz

Diharapkan kepada seluruh ustadz untuk berperan lebih maksimal

terutama menjalan kedisiplinan dan mampu membedakan individual

masing-masing muridnya dari segi psikologi dan intelegensi.


101

3. Untuk Santri Madrasah

Disarankan kepada santri agar sering praktik khususnya kelas fathul

qorib untuk melatih kemampuan membaca dengan baik dan lancar serta

saling tukar pertanyaan dengan sesama teman agar terbiasa dengan

model pertanyaan tes lisan.

4. Untuk Tim Al-Miftah Lil Ulum

Menyediakan buku khusus pedoman guru cara pelajaran yang menarik

mencakup (nada lagu, rumus dan permaian yang cocok dengan materi

serta langkah-langkah pembelajaran yang baik).


102

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Moh. 2008. Studi Komperasi Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum
Dan Nubdatul Bayan Dalam meningkatkan Kompetensi Baca Kitab
Kuning di Ma’had Tibyan Li Al-Shibyan Miftahul Ulum Panyeppen
Palengan Pamekasan dan PP. Maktab Nubdzatul Bayan (MAKTUBA) AL-
Majdiyah Palduding Pagantenan Pamekasan Surabaya: UIN Sunan
Ampel.

Afifah, Dewi. 2007. penggunaan MetodeAl-Miftah, malang: UIN Malang.

Aini, Syarifa. 2018. MetodeMimiry-Memorization (Mim-Mem Method) Dalam


Meningkatkan Penguasaan Mufrodat Peserta Didik Di Madrasah.Palapa:
Jurnal Studi Keislaman Dan Ilmu Pendidikan.

Al-Atsary, Abu hamzah Yusuf. 2007. Pengantar Mudah Belajar Bahasa Arab.
Surabaya: Pustaka Adhwa.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bisri, Adib. 1999 . Kamus Al-Bisri, Surabaya: Pustaka Progresif.

Batartama. 2018. Metode Baca Kitab Al-Miftah Lil Ulum Pondok Pesantren
Sidogiri Pasuruan Jawa Timur, Mudah Belajar Membaca Kitab. Pasuran:
Pustaka Sidogiri.

Bartartama. 2015. Mudah Belajar Membaca Kitab Kuning. Sidogiri: Pustaka


Sidogiri.

Dimyati, Afifudin M. 2016. Madkhol Ilmu Lugha Al-Ijtima’i. Malang: Lisan


Arabi.

Departemen Pendidikan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka.

Departemen Agama RI. 2003. Pondok Pesantren Dan Madrasah Diniyah Dan
Pertumbuhan Dan Perkembangan. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Agama RI. 2014. Al-Qur’an Dan Terjemah. Semarang: Toha Putra.

Https://Sidogiri.net/2017/05/mari-kembalikan-gairah-baca-kitab-di-bumi-
nusantara-bersama-al-miftah-lil-ulum. diakses pada 20 Mei 2020.
103

Https://www.padamu.net/pengertian-sarana-dan-prasarana-pendidikan/, diakses
pada tanggal 25 Mei 2020.

Hamid, Abdul. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Press.

Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pelajaran Berdasarkan Pendekatan.Jakarta:


PT Bumi Aksara.

Izzan, Ahmad. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:


Humaniora.

Komariah, Aan dan Djam’an Sator. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif.


Bandung: Alfabeta.

Mardalis, 2008. MetodePenelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta; Bumi


Aksara.

Muhaimin, H. 2012. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agam Islam. Jakarta:


Rajawali Press.

Mustofa, Bisri dan Abdul Hamid. 2012. Metode dan Strategi Pembelajaran
Bahasa Arab. Malang: UIN-Maliki Press.
Maksudin, 2015. Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam
Pendekatan Dialek.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi


Aksara.

Majid, Abdul. 2016. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Ustadz. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Mustofa, Syaiful. 2017. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang:


UIN Maliki Press.

Mujib, Fathul. 2010. Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab. Yogyakarta: PT


bintang Pustaka Abadi.

Mochtar, M Masyhuri. 1436 H. Dinamika Kajian Kitab Kuning di Pesantren.


Pasuruan: Pustaka Sidogiri.

Mustofa, Izzuddin. 2018. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.
104

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.
Nuha, Ulin. 2016. Ragam Metodologi dan Media Pembelajaran Bahasa
Arab.Yogyakarta: DIVA Press.

Pondok Pesantren Sidogiri. Mari Kembalikan Gairah Baca Kitab Di Bumi


Nusantara Bersama Al-Miftah Lil Ulum, Pasuruan: Batartama.

Riyanto, Yatim. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya: Sic.

Satori, Djam’an dan komariah, Aan 2017 Metodologi Penelitian Kualitatif,


Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D Bandung :


Alfabeta.

Sumardi, Mulyanto, 1976. Pedoman Pelajaran Bahasa Arab Pada Perustadzan


Tinggi Agama Islam. Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan
Agama RI.

Sari, Nanda Khafita. 2018. Analisis Metode Al-Miftah Lil Ulum Sebagai Mediator
Membaca Kitab Klasik, Malang: HMJ UIN Malang.

Tim Penyusun INAIFAS, 2018. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember:


INAIFAS press.

Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Widiasmoro, Erwin. 2018. Mahir Penelitian Pendidikan Modern.Yogyakarta:


Araska.

yakub, Badi’ Amil Dr. Mausuah Nahwu, Sharaf Dan I’rob Sarang : Al-Maktabah
Al-Anwariyah.

Zulhannan. 2014. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif. Jakarta: PT Raja


Grafindo persada.
Matrik Penelitian Kualitatif

Judul Vriabel Sub Variabel Indikator Sumber data Metode Penelitian Fokus Penelitian
Penelitian
1 2 3 4 5 6 7
Penerapan a. Penerapan 1 Penerpan 1. Perencanaan 1. Observasi 1. Pendekatan 1. Fokus
Metode Al Metode Al- 2. Wawancara Deskriptif
Miftah Lil Miftah Lil 2. Pelaksanaan a. Kepala Kuantitatif Bagaimana Penerapan
Ulum Dalam Ulum madrasah 2. Metode Metode Al-Miftah Lil
Pembelajaran 3. Evaluasi b. Ustadz Pengumpulan data Ulum untuk
Maharah c. Santri a. Observasi Meningkatkan Maharah
Qiro’ah di 3. Perpustakaan b. Wawancara Qiro’ah di Madrasah
Madrasah Bani 4. Dokumentasi c. Perpustakaan Bani Zawawi
Zawawi d. Dokumentasi Assunniyyah Al-Jauhari
Assunniyyah 3. Metode Analisis Tahun Pelajaran 2020 ?
Al-Jauhari Data :
Kencong Jember Kualitatif Deskriptif 2. Sub Fokus masalah
Tahun Pelajaran
2019/2020 a. Bagaimana
Perencanaan Metode
Al-Miftah Lil Ulum
di Madrasah Bani
Zawawi Assunniyyah
b. Maharah 2 Maharah 1. Pengertian Al-Jauhari Tahun
Qiroah di Qiro’ah Maharah Pelajaran 2020 ?
Madrasah Qiro’ah b. Bagaimana
Bani Zawawi Pelaksanaan Metode
2. Pembgian Al-Miftah Lil Ulum
Maharah untuk Meningkatkan
Qiro’ah Maharah Qiro’ah di
3. Tujuan Madrasah Bani
Maharah Zawawi Assunniyyah
Qiro’ah Al-Jauhari Tahun
4. Aspek-Aspek Pelajaran 2020 ?
Pembgian c. Bagaimana Penilaiaan
Maharah Metode Al-Miftah Lil
Qiro’ah Ulum untuk
Meningkatkan
Maharah Qiro’ah di
Madrasah Bani
Zawawi Assunniyyah
Al-Jauhari Tahun
Pelajaran 2020 ?
Pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum oleh Tim Al-Miftah dari Sidogiri Tahun 2019.

Wawancara Langsung dengan salah satu Tim pengarang Al-Miftah Lil Ulum ke Sidogiri
Pembelajaran Metode Al-Mifth Lil Ulum di dalam kelas Madrasah Bani Zawawi

Foto Bersama kelas 1 Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah Al-Jauhari


Interview dengan Ustadz Qusyairi guru Metode Al-Miftah Lil Ulum di Madrasah Bani Zawawi

Wawancara dengan Kepala sekolah Madrasah Bani Zawawi Assunniyyah Al-Jauhari yaitu
Bapak Azmil Wafi, S,sy.
Biodata penulis

1. Nama : MUHAMMAD BAHRUL ULA

2. Nim : 2017.4.044.0002.1.000079

3. Tempat, tanggal lahir : jember, 06 April 1997

4. Alamat : Dusun Krajan Desa Glundengan

009/004 Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember

5. Fakultas/Jurusan : Tarbiyah

6. Prodi : PendidikanBahasa Arab (PBA)

7. Riwayat Pendidikan Formal : a. MIMH Glundengan

b. MTs ZAINUL HASAN

c. MA As-Sunniyyah

d. Mahasantri Ma’had Aly Assunniyyah Semester 5

f. Mahasiswa INAIFAS Kencong Jember Semester 8

9. Riwayat Pendidikan Non Formal : a. Madrasah Ibtidaiyah Assunniyyah

b. Madrasah Tsanawiyah Assunniyyah

c. Madrasah Aliyah Assunniyyah

10. Pengalaman Organisasi : a. Ketua HMPS INAIFAS 2019

b. Wakil Kepala sekolah Bani Zawawi 2020

c. Seksi Pendidikan P.P Assunniyyah Al-Jauhari 2019

d. Guru Madrasah Tahsinul Qiroah Assunniyyah 2020

e. Pengurus P.P.Assunniyyah Al-Jauhari 2020

Anda mungkin juga menyukai