المجاز اللغوي
Oleh: Kelompok 6
Robby Ariny Manasikaka 202190101
Zainuddin 202190092
Anni Iswati 202190089
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul المجاز اللغويtepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen kami Bapak Mustar, M.Pd
pada mata kuliah Balaghah Al-Bayan di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca dan penulis.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kitab البالغة الميسرةkarangan Syekh Abdul Aziz bin Ali Al Hazby, bahwa
pengertian majaz yakni
. زيد أسدا: كأسد في قولك, لفظ استعمال في غير معناه االصلي: المجاز هو
ومن قرينة تمنع من ارادة المعنى, والبد من عالقة بين المعنى االصلي والمجا زي
.االصلي
Hubungan antara makna hakiki dan makna majazi itu kadang-
kadang musyabahah (keserupaan) dan kadang-kadang lain dari itu (ghairu
musyabahah).
1. Majaz isti’arah
فعالقتها المشابهة, وهي تشبيه خدف أحد طرفيه, اإلستعارة من المجاز اللغوي
دائما
Isti’aroh adalah satu bagian dari majaz lughowi. Isti’aroh adalah tasybih yang
dibuang salah satu thorf-nya. Oleh karena itu hubungan antara makna haqiqi dengan
makna majazi adalah musyabahaah selamanya.
2
a) Tashrihiyyah yaitu isti’aroh yang musyabbah bih-nya disebutkan.
Contoh: كتاب أنزلناه إليك لتخرج الناس من الظلمات إلى النّور (ابراهيم
)1 :
Kata الظلماتdigunakan untuk makna kesesatan. Dan
kata النّورdigunakan untuk makna hidayah dan iman. Hubungan
antara makna hakiki dan makna majazi adalah musyabahah.
Qarinahnya adalah haliyah.
b) Makniyyah yaitu isti’aroh yang musyabbah bih-nya
dibuang. Contoh: ربّ إنّي وهن العظم منّي واشتعل الرأس شيبا
)4:(مريم
Kata ( الرأسkepala) diserupakan dengan bahan bakar. Qarinahnya
adalah menyandarkan kata “menyala” pada “kepala”.
3
b) Gharibah yaitu isti’arah yang sulit dimengerti sisi perpaduannya.
Isti’arah gharibah dibagi menjadi beberapa bentuk, diantaranya:
Kedua ujungnya hissi dan wajhu syabahnya hissi
Contoh: )88 : فأخرج لهم عجال جسدا له خوار) طه
Semua ujungnya hissi dan wajhu syabahnya aqli(abstrak).
Contoh:وأية لهم الليل نسلخ منه النهار
Semua ujungnya hissi dan wajhu syabahnya
berbeda(ikhtilaf).
Contoh:رأيت شمسا وأنت تريد إنسانا كالشمس
Semua ujungnya aqli(abstrak, dan wajhu syabahnyapun aqli.
Contoh:من بعثنا من مرقدنا
Musta’ar minhu hissi, dan musta’ar lah aqli. Sedangkan
wajhu syabahnyapun aqli.
Contoh:فاصدع بما تؤمر
Musta’ar minhunya aqli, dan musta’ar lahnya hissi,
sedangkan wajhu syabahnya aqli.
Contoh:إنّا ل ّما طغى الماء
Isti’arah tamtsiliyah
اإلستعارة التمثيلية تركيب أستعمل في غير ما وضع له لعالقة المشابهة مع قرينة من إرادة المعنى األصلي
Isti’arah tamtsiliyah adalah suatu susunan kalimat yang digunakan bukan pada
makna aslinya karena ada hubungan keserupaan ( antara makna hakiki dan makna
majazi) disertai adanya qarinah yang menghalangi pemahaman terhadap kalimat
tersebut dengan maknanya yang asli.
4
2. Majaz mursal
Hubungan makna asli dan makna majazi dalam majaz mursal antara lain:
1. As- sababiyah, yaitu menyebutkan sebab sedangkan yang dimaksud adalah
musabbab.
Contoh: أي النبات,رعت الماشية الغيث
2. Al- musabbabiyah, yaitu menyebutkan musabbab sedangkan yang dimaksud
adalah sabab.
ّ
Contoh: المطر يسبّب الرزق: ) أي13:(وينزل لكم من السّماء رزقا) ( المؤمن
3. Al-kulliyah, yaitu menyebutkan keseluruhan sedangkan yang dimaksud adalah
sebagian.
Contoh: )أي أناملهم19 (يجعلون أصابعهم في اذانهم) (البقرة
4. Al-juz’iyah, yaitu menyebutkan sebagian sedangkan yang dimaksud adalah
seluruhnya.
Contoh: تقرعينها والتحزن
ّ فرجعناك إلى أ ّمك كي
Kata yang bergaris bawah adalah majaz, karena yang dimaksud bukan hanya mata,
tetapi manusia.
5. I’tibaaru maa kaana, menyebutkan hal yang terjadi sebelumnya namun yang
dimaksudkan adalah hal yang akan terjadi.
Contoh:)2:واتوا اليتامى أموا لهم (النساء
Kata yang bergaris bawah adalah majaz, karena Allah memerintah untuk memberikan
harta itu pada anak yatim yang telah dewasa. Jadi, yang dimaksud adalah orang-orang
yang justru telah meninggalkan usia yatimnya.
6. I’tibaaru maa yakuunu, yaitu menyebutkan hal yang akan terjadi tapi yang
dimaksud adalah hal yang telah terjadi.
Contoh: ) 27:إنّك إن تذرهم يضلّوا عبادك وال يلدوا إال فاجرا كفارا (نوح
Kata yang bergaris bawah adalah majaz, karena anak yang baru dilahirkan itu tidak
bisa melakukan maksiat dan tidak dapat berbuat kekufuran tetapi mungkin akan
melakukan itu setelah masa kanak-kanak.
7. Al- mahalliyah, yaitu menyebutkan tempat perbuatan tapi yang dimaksud adalah
yang melakukan perbuatan itu
Contoh: )17: فليدع نادية (العلق
Kata yang bergaris bawah adalah tempat berkumpul, akantetapi yang dimaksud adalah
orang-orang yang berkumpul ditempat itu, baik keluarga maupun para pembantunya
8. Al- haliyah, yaitu menyebutkan hal yang menempati suatu tempat namun yang
dimaksud adalah tempatnya.
Contoh: أي الجنّة,ففي رحمة هللا هم فيها خالدون
5
2.2.2 Majaz ‘aqli
“ menyandarkan fi’il atau kata yang menyerupainya (isim fa’il, maf’ul, atau masdar)
pada yang tidak sebenarnya, secara dhohir mutakallim karena adanya hubungan dan
disertai qarinah yang menghalangi dipahaminya sebagai penyandaran yang haqiqi.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Majaz secara garis besar ada dua yaitu majaz lughawi dan majaz aqli. Majaz
lughawi adalah penggunaan lafazh bukan untuk makna sebenarnya karena adanya
‘alaqah baik musyabahah maupun ghair musyabahah. Sedangkan majaz aqli adalah
penisbatan kata kerja (fi’il) atau yang semakna dengannya kepada lafadz yang bukan
sebenarnya karena adanya ‘alaqah.
Majaz lughowi terbagi kepada dua, yaitu majaz isti’arah dan majaz
mursal. Isti’arah adalah majaz yang ‘alaqah-nya musyabahah (keserupaan). Sedangkan
mursal adalah majaz lughowi yang ‘alaqah –nya ghair musyabahah.
Macam-macam isti’arah:
a. Ditinjau dari musyabbah bih: Tashrihiyyah dan Makniyah
b. Ditinjau dari segi lafal: asliyah dan taba’iyah
c. Ditinjau dari segi pengertian yang menghimpun keduanya: murasyahah,
mujarradah dan muthlaqah.
d. Ditinjau dari wajhu syabah: qaribah dan gharibah.
e. Ditinjau dari kedua ujungnya: inadiyah dan wifaqiyah.
f. Isti’arah tamtsiliyah.
Macam- macam ‘alaqah majaz mursal: sababiyah, musababiyah, kulliyah ,juz’iyah,
i’tibaaru maa kaana, i’tibaaru maa yakuunu, mahaliyah, dan haliyah.
Macam-macam hubungan majaz aqli:penyandaran kepada waktu fi’il, tempat,
masdar, sebab,isim mabni maf’ul kepada fa’ilnya,isim mabni fa’il kepada maf’ulnya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hasyimi As-Sayyid Al-Marhum Ahmad, Jawahir Al-Balaghoh, Haromain.
Akhdhori Imam, Jauharul Maknun, terjemahan: Abdul Qadir Hamid, Surabaya, Al- Hidayah.
Al-Jarim Ali & Musthafa Amin. 2010. Al-Balaghatul Waadhihah. Surabaya:Toko Kitab Al-
Hidayah.
Dayyab Hifni bek. 1991. Qowaid AlLughoh Al Arabiyah,terjemahan: DRS.H. Chatibul
Umam. Jakarta:Darul U lum.