Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BALAGHAH AL-BAYAN

‫المجاز اللغوي‬

Dosen Pengampu : Mustar, M. Pd

Oleh: Kelompok 6
Robby Ariny Manasikaka 202190101
Zainuddin 202190092
Anni Iswati 202190089

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2021

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ‫ المجاز اللغوي‬tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen kami Bapak Mustar, M.Pd
pada mata kuliah Balaghah Al-Bayan di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca dan penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Mustar, M.Pd


selaku dosen mata kuliah Balaghah Al-Bayan. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Jambi, 8 November 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan Makalah ..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Majaz .................................................................................................... 2

2.2 Macam-macam Majaz ............................................................................................ 2

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 8

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Arab khususnya Balaghah mengandung nilai-nilai gaya bahasa yang unik dan
memiliki peran yang sangat penting di dalam berkomunikasi dan mengembangkan
kebudayaan berbahasa. Disamping itu Pelajaran Bahasa Arab juga dapat membumikan
sastra berbahasa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan hidup umat manusia. Manusia
sering dikatakan sebagai mahluk yang paling tinggi dibandingkan dengan mahluk
lainnya.
Tingginya harkat dan martabat manusia karena manusia mempunyai akal budi.
dengan adanya akal budilah, manusia mampu menghasilkan kebudayaan yang cenderung
membuat manusia menjadi lebih baik dan lebih maju. Akal budi pun mampu
menciptakan dan melahirkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan keseluruhan yang
dihasilkan akal budi tersebut dapat dikelola untuk menghasilkan produk-produk yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia guna menuju peradaban yang modern.
Seiring dengan berkembangnya wawasan manusia akan lebih dapat memilah-milah
bagian-bagian yang positif dan negative untuk diri pribadi dan orang lain. Dengan
peradaban berbahasa manusia yang semakin modern maka pola pikir manusia akan lebih
berkembang. Bergitu juga dalam berbahasa kadang arti dalam kata atau kalimat
mempunyai maksud dan makna tertentu, dimana maksud atau makna tersebut sudah
menjadi hal yang lazim dan dipahami dalam Kebudayaan arab. Majas merupakan salah
satu dari bagian balaghah yang berhubungan dengan pemaknaan kata atau kalimat yang
di gunakan untuk menyatakan maksud dan tujuan berkomunikasi. Dengan kalimat yang
mengandung majas ini menambah keunikan dalam Bahasa Arab.

1.2 Rumusan Masalah


Apa pengertian Majaz?
Bagaimana macam-macam Majaz?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Untuk mengetahui pengertian dari Majaz.
Untuk memahami berbagai macam Majaz.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Majaz

‫المجاز هو اللفظ المستعمل في غير ما وضع له لعالقة مع قرينة مانعة من إرادة‬


.‫المعنى السابق‬
Majaz adalah adalah lafadz yang di gunakan pada arti bukan semestinya karena ada
hubungan beserta adanya qarinah (petunjuk) yang mencegah dari arti yang lalu (asli).

Dalam kitab ‫ البالغة الميسرة‬karangan Syekh Abdul Aziz bin Ali Al Hazby, bahwa
pengertian majaz yakni

. ‫ زيد أسدا‬: ‫ كأسد في قولك‬, ‫ لفظ استعمال في غير معناه االصلي‬: ‫المجاز هو‬
‫ ومن قرينة تمنع من ارادة المعنى‬, ‫والبد من عالقة بين المعنى االصلي والمجا زي‬
.‫االصلي‬
Hubungan antara makna hakiki dan makna majazi itu kadang-
kadang musyabahah (keserupaan) dan kadang-kadang lain dari itu (ghairu
musyabahah).

2.2 Macam-macam majaz


Majaz pada garis besarnya ada dua jenis, yaitu majaz lughowi dan majaz ‘aqli :

2.2.1 Majaz lughowi.


Majaz lughowi adalah salah satu jenis majaz yang ‘illahnya didasarkan pada aspek
bahasa. Majaz ini terbagi kepada dua jenis, yaitu majaz isti’arah dan majaz mursal.

1. Majaz isti’arah

‫ فعالقتها المشابهة‬,‫ وهي تشبيه خدف أحد طرفيه‬, ‫اإلستعارة من المجاز اللغوي‬
‫دائما‬
Isti’aroh adalah satu bagian dari majaz lughowi. Isti’aroh adalah tasybih yang
dibuang salah satu thorf-nya. Oleh karena itu hubungan antara makna haqiqi dengan
makna majazi adalah musyabahaah selamanya.

Isti’aroh terbagi menjadi:

Ditinjau dari musyabbah bih

2
a) Tashrihiyyah yaitu isti’aroh yang musyabbah bih-nya disebutkan.
Contoh: ‫كتاب أنزلناه إليك لتخرج الناس من الظلمات إلى النّور (ابراهيم‬
)1 :
Kata ‫ الظلمات‬digunakan untuk makna kesesatan. Dan
kata ‫ النّور‬digunakan untuk makna hidayah dan iman. Hubungan
antara makna hakiki dan makna majazi adalah musyabahah.
Qarinahnya adalah haliyah.
b) Makniyyah yaitu isti’aroh yang musyabbah bih-nya
dibuang. Contoh: ‫ربّ إنّي وهن العظم منّي واشتعل الرأس شيبا‬
)4:‫(مريم‬
Kata ‫( الرأس‬kepala) diserupakan dengan bahan bakar. Qarinahnya
adalah menyandarkan kata “menyala” pada “kepala”.

Ditinjau dari segi lafalnya

a) Ashliyyah yaitu apabila kata benda yang dijadikan isti’aroh berupa


ّ ‫يا شمس‬
isim jamid. Contoh: ‫ وإن المنى فيك السها والفراقداحبّك‬# ‫الزمان وبدره‬
Aku cinta kamu, wahai matahari dan bulan zaman ini, sekalipun
bintang-bintang yang samar dan yang jauh mencaci-makiku
karena menyukaimu.
b) Taba’iyyah yaitu apabila lafadz yang dijadikan isti’aroh berupa
isim musytaq atau fi’il (kata kerja).
Contoh: )154 : ‫ول ّما سكت عن موسى الغضب أخذ األلواح ( األعراف‬

Ditinjau dari segi pengertian yang menghimpun keduanya

a) Murasysyahah yaitu isti’arah yang disertai penyebutan kata-kata


yang relevan dengan musyabbah bih. Contoh:
)16 : ‫أولئك الذين اشتروا الضاللة بالهدى فما ربحت تجارتهم (البقرة‬
b) Mujarradah isti’arah yang disertai dengan penyebutan kata yang
relevan dengan musyabbah. Contoh:
‫كان فالن أكتب الناس إذا شرب قلمه من دواته أو غنى فوق قرطاسه‬
c) Muthlaqah yaitu isti’arah yang tidak disertai penyebutan kata-kata
yang relevan dengan musyabbah bih maupun musyabbah atau
disebutkan kedua-duanya. Contoh:
‫كأن سطور السرو حسنا سطورها‬ ّ ‫[ وقد كتبت أيدى الربيع صحائفا‬4]
)27 : ‫ينقضون عهد هللا (البقرة‬

Ditinjau dari wajhu syabah

a) Qaribah yaitu isti’arah yang mudah dimengerti sisi perpaduannya.


Contoh: ‫رأيت أسدا يخطب‬

3
b) Gharibah yaitu isti’arah yang sulit dimengerti sisi perpaduannya.
Isti’arah gharibah dibagi menjadi beberapa bentuk, diantaranya:
Kedua ujungnya hissi dan wajhu syabahnya hissi
Contoh: )88 : ‫فأخرج لهم عجال جسدا له خوار) طه‬
Semua ujungnya hissi dan wajhu syabahnya aqli(abstrak).
Contoh:‫وأية لهم الليل نسلخ منه النهار‬
Semua ujungnya hissi dan wajhu syabahnya
berbeda(ikhtilaf).
Contoh:‫رأيت شمسا وأنت تريد إنسانا كالشمس‬
Semua ujungnya aqli(abstrak, dan wajhu syabahnyapun aqli.
Contoh:‫من بعثنا من مرقدنا‬
Musta’ar minhu hissi, dan musta’ar lah aqli. Sedangkan
wajhu syabahnyapun aqli.
Contoh:‫فاصدع بما تؤمر‬
Musta’ar minhunya aqli, dan musta’ar lahnya hissi,
sedangkan wajhu syabahnya aqli.
Contoh:‫إنّا ل ّما طغى الماء‬

Ditinjau dari kedua ujungnya

a) Inadiyah yaitu yang kedua ujungnya tidak bisa bersatu sebab


bertolak belakang (berlawanan), seperti mengisti’arahkan yang
ma’dum pada yang maujud, orang yang mati kepada yang hidup,
seperti: ‫رأيت الميّت في المدرسة‬
Isti’arah inadiyah dibagi menjadi dua macam:
a. Tamlihiyah (agar tampak lucu), seperti:‫رأيت أسدا في المسجد‬
b. Tahakkumiyah ( mengolok-olok), seperti: ‫رأيت أسدا أي تريد جبّانا‬
b) Wifaqiyah yaitu yang kedua ujungnya itu dapat bersatu, seperti
pengisti’arahan penghidupan pada pemberian hidayah[5]. Seperti
firman Allah:‫أومن كان ميتا فأحييناه‬

Isti’arah tamtsiliyah

‫اإلستعارة التمثيلية تركيب أستعمل في غير ما وضع له لعالقة المشابهة مع قرينة من إرادة المعنى األصلي‬

Isti’arah tamtsiliyah adalah suatu susunan kalimat yang digunakan bukan pada
makna aslinya karena ada hubungan keserupaan ( antara makna hakiki dan makna
majazi) disertai adanya qarinah yang menghalangi pemahaman terhadap kalimat
tersebut dengan maknanya yang asli.

Contoh:‫أنت ترقم على الماء‬


" engkau melukis dipermukaan air”. Kalimat ini disampaikan kepada orang
yang menekuni suatu urusan yang tidak mungkin dapat ia capai dengan tuntas.

4
2. Majaz mursal

Majaz mursal adalah:


“majaz mursal adalah kata yang digunakan bukan untuk maknanya yang asli
karena adanya hubungan selain musyabahah, serta adanya qarinah yang menghalangi
pemahaman dengan makna asli.”

Hubungan makna asli dan makna majazi dalam majaz mursal antara lain:
1. As- sababiyah, yaitu menyebutkan sebab sedangkan yang dimaksud adalah
musabbab.
Contoh:‫ أي النبات‬,‫رعت الماشية الغيث‬
2. Al- musabbabiyah, yaitu menyebutkan musabbab sedangkan yang dimaksud
adalah sabab.
ّ
Contoh: ‫ المطر يسبّب الرزق‬:‫ ) أي‬13:‫(وينزل لكم من السّماء رزقا) ( المؤمن‬
3. Al-kulliyah, yaitu menyebutkan keseluruhan sedangkan yang dimaksud adalah
sebagian.
Contoh:‫ )أي أناملهم‬19 ‫(يجعلون أصابعهم في اذانهم) (البقرة‬
4. Al-juz’iyah, yaitu menyebutkan sebagian sedangkan yang dimaksud adalah
seluruhnya.
Contoh: ‫تقرعينها والتحزن‬
ّ ‫فرجعناك إلى أ ّمك كي‬
Kata yang bergaris bawah adalah majaz, karena yang dimaksud bukan hanya mata,
tetapi manusia.
5. I’tibaaru maa kaana, menyebutkan hal yang terjadi sebelumnya namun yang
dimaksudkan adalah hal yang akan terjadi.
Contoh:)2:‫واتوا اليتامى أموا لهم (النساء‬
Kata yang bergaris bawah adalah majaz, karena Allah memerintah untuk memberikan
harta itu pada anak yatim yang telah dewasa. Jadi, yang dimaksud adalah orang-orang
yang justru telah meninggalkan usia yatimnya.
6. I’tibaaru maa yakuunu, yaitu menyebutkan hal yang akan terjadi tapi yang
dimaksud adalah hal yang telah terjadi.
Contoh: ) 27:‫إنّك إن تذرهم يضلّوا عبادك وال يلدوا إال فاجرا كفارا (نوح‬
Kata yang bergaris bawah adalah majaz, karena anak yang baru dilahirkan itu tidak
bisa melakukan maksiat dan tidak dapat berbuat kekufuran tetapi mungkin akan
melakukan itu setelah masa kanak-kanak.
7. Al- mahalliyah, yaitu menyebutkan tempat perbuatan tapi yang dimaksud adalah
yang melakukan perbuatan itu
Contoh: )17: ‫فليدع نادية (العلق‬
Kata yang bergaris bawah adalah tempat berkumpul, akantetapi yang dimaksud adalah
orang-orang yang berkumpul ditempat itu, baik keluarga maupun para pembantunya
8. Al- haliyah, yaitu menyebutkan hal yang menempati suatu tempat namun yang
dimaksud adalah tempatnya.
Contoh:‫ أي الجنّة‬,‫ففي رحمة هللا هم فيها خالدون‬

5
2.2.2 Majaz ‘aqli

Majaz ‘aqli adalah:


‫ لغالقة مع‬,‫ من المتكلم‬,‫ أو مصدر)إلى غير ما هو له في الظاهر‬,‫ أو إسم مفعول‬, ‫ أو ما في معناه (من أسم فاعل‬,‫إسنادالفعل‬
.‫قرينة تمنع من أن يكون اإلسناد إلى ما هو له‬

“ menyandarkan fi’il atau kata yang menyerupainya (isim fa’il, maf’ul, atau masdar)
pada yang tidak sebenarnya, secara dhohir mutakallim karena adanya hubungan dan
disertai qarinah yang menghalangi dipahaminya sebagai penyandaran yang haqiqi.

Hubungan majaz aqli diantaranya:

1. Penyandaran kepada waktu fi’il


Contoh: ‫سره زمن ساءته أزمان‬ ّ ‫من‬
Kejelekan dan kebaikan disandarkan pada zaman, padahal zaman bukanlah
pelakunya.
2. Penyandaran kepada tempat
Contoh: ‫وجعلنا األنهار تجرى من تحتهم‬
Mengalir disandarkan kepada sungai, padahal yang dimaksud adalah airnya
yang mengalir.
3. Penyandaran kepada sebab
Contoh: ‫بنت الحكومة كثيرا من المدارس‬
Pemerintah tidak membangun sekolah-sekolah dengan tangan mereka sendiri,
tetapi mereka memerintah.
4. Penyandaran kepada masdar
Contoh: ‫سيذكرني قومي إذا جدّ جدّهم‬
Bersungguh-sungguh disandarkan pada kesungguhan, tetapi yang dimaksud
adalah menyandarkan pada orang yang bersungguh-sungguh,
5. Penyandaran isim mabni fa’il kepada maf’ulnya
Contoh: ‫العاصم اليوم من أمر هللا إالّ من ّرحم‬
Yang dimaksud adalah isim maf’ul yaitu ‫معصوم‬
6. Penyandaran isim mabni maf’ul kepada fa’ilnya
Contoh: (‫اإلسراء‬45 :)‫وإذا قرأت القران جعلنا بينك وبين الذين اليؤمنون باالخرة حجابا مستورا‬
Yang dimaksud adalah isim fa’ilnya yaitu‫[ ساترا‬7]

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Majaz secara garis besar ada dua yaitu majaz lughawi dan majaz aqli. Majaz
lughawi adalah penggunaan lafazh bukan untuk makna sebenarnya karena adanya
‘alaqah baik musyabahah maupun ghair musyabahah. Sedangkan majaz aqli adalah
penisbatan kata kerja (fi’il) atau yang semakna dengannya kepada lafadz yang bukan
sebenarnya karena adanya ‘alaqah.
Majaz lughowi terbagi kepada dua, yaitu majaz isti’arah dan majaz
mursal. Isti’arah adalah majaz yang ‘alaqah-nya musyabahah (keserupaan). Sedangkan
mursal adalah majaz lughowi yang ‘alaqah –nya ghair musyabahah.
Macam-macam isti’arah:
a. Ditinjau dari musyabbah bih: Tashrihiyyah dan Makniyah
b. Ditinjau dari segi lafal: asliyah dan taba’iyah
c. Ditinjau dari segi pengertian yang menghimpun keduanya: murasyahah,
mujarradah dan muthlaqah.
d. Ditinjau dari wajhu syabah: qaribah dan gharibah.
e. Ditinjau dari kedua ujungnya: inadiyah dan wifaqiyah.
f. Isti’arah tamtsiliyah.
Macam- macam ‘alaqah majaz mursal: sababiyah, musababiyah, kulliyah ,juz’iyah,
i’tibaaru maa kaana, i’tibaaru maa yakuunu, mahaliyah, dan haliyah.
Macam-macam hubungan majaz aqli:penyandaran kepada waktu fi’il, tempat,
masdar, sebab,isim mabni maf’ul kepada fa’ilnya,isim mabni fa’il kepada maf’ulnya.

7
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hasyimi As-Sayyid Al-Marhum Ahmad, Jawahir Al-Balaghoh, Haromain.
Akhdhori Imam, Jauharul Maknun, terjemahan: Abdul Qadir Hamid, Surabaya, Al- Hidayah.
Al-Jarim Ali & Musthafa Amin. 2010. Al-Balaghatul Waadhihah. Surabaya:Toko Kitab Al-
Hidayah.
Dayyab Hifni bek. 1991. Qowaid AlLughoh Al Arabiyah,terjemahan: DRS.H. Chatibul
Umam. Jakarta:Darul U lum.

Anda mungkin juga menyukai