Anda di halaman 1dari 12

TASYBIH DALAM ILMU BALAGHOH DAN ANALISISNYA DALAM

AL QUR’AN SURAT IBRAHIM

Oleh:

Muhammad Yusuf (2020080034)


Aufa Aqiq Filosofi (2020080028)
Velli Ovita Riski A. (2020080022)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir
Fakultas Syari’ah Dan Hukum
Universitas Sains Al-Qur’an Jawa Tengah Wonosobo

ABSTRAK

Salah satu bidang ilmu dalam tata kebahasaan Bahasa Arab adalah ilmu Balaghoh. Di dalamnya
memuat pembahasan tentang tasybih, yaitu ilmu yang menjelaskan perumpamaan atau
penyerupaan. Di dalam Al Qur’an banyak sekali ayat yang mengandung perumpamaan-
permpamaan, maka dari itu, ilmu tasybih sangat penting dipelajari oleh mufasir agar nantinya tidak
ada kesalahan dalam menafsirkan Al Qur’an. Makalah ini memuat pembahasan tentang tasybih
secara lengkap, mulai dari definisi, rukun, pembagian, dan tujuan dari tasybih tersebut. Selain itu,
terdapat contoh analisa tasybih yang kami ambil dari surat Ibrahim. Alasan kami memilih untuk
menganalisa surat ibrahim yaitu karena surat Ibrahim termasuk surat yang tidak terlalu panjang
dan memuat beberapa ayat yang mengandung Tasybih.

Kata Kunci : Ilmu Balaghoh, Tasybih, Surat Ibrahim

ABSTRACT

One of the fields of knowledge in Arabic grammar is Balaghoh science. In it contains a discussion
of tasybih, namely the science that explains parables or likenesses. In the Qur'an there are many
verses that contain parables, therefore, the science of tasybih is very important to be studied by
commentators so that later there will be no mistakes in interpreting the Qur'an. This paper
contains a complete discussion of tasybih, starting from the definition, pillars, division, and
purpose of the tasybih. In addition, there are examples of tasybih analysis that we take from the
Surah Ibrahim. The reason we chose to analyze the Surah ibrahim is because the Surah ibrahim
is a letter that is not too long and contains several verses that contain tasybih.

Key Word : Balaghoh Science, Tasybih, Surah Ibrahim

PENDAHULUAN

Sebagai kitab suci umat Islam, Al-Qur’an merupakan merupakan mukjizat


yang terindah yang Allah Swt turunkan kepada Nabi Muhammad Saw.

1
Susunannya sangat indah dan sarat akan makna. Memahami dan menafsirkannya
pun tidaklah mudah. Salah satu dari sekian disiplin ilmu yang dapat digunakan
untuk memahami makna dan kandungan Al-Qur’an adalah balaghah, karena
balaghah merupakan disiplin ilmu yang mendatangkan makna yang agung dan
jelas dengan ungkapan yang benar lagi fasih, memberi kesan yang mendalam di
hati dan sesuai dengan situasi dan kondisi. Menurut pembagiaanya, balaghah
dibagi menjadi 3 : ilmu bayan, ilmu badi, dan ilmu ma"ani. Sebagai salah satu
cabang ilmu balaghah, Ilmu Bayan merupakan ilmu yang membahas stalistika
atau gaya bahasa Arab. Dengan ilmu ini maka jelaslah apa yang dimaksud oleh
mutakallim. Tasybih juga merupakan salah satu cabang dari pembahasan ilmu ini
yang didalamnya terdapat penjelasan dan perumpamaan. Tasybih merupakan
langkah awal untuk menjelaskan suatu makna dan sarana untuk menjelaskan sifat.
Dengan tasybih, maka kita dapat menambah ketinggian makna dan kejelasannya
serta dapat membuat makna tampak lebih indah. Berikut adalah pembahasan
tentang tasybih dan analisa mengenai tasybih yang terdapat dalam surat Ibrahim.

PEMBAHASAN

A. Definisi Tasybih

Menurut Ahmad al-Hasyimi dalam Maman Dzul Iman,


mengungkapkan pengertian tasybih secara etimologis dan secara
terminologis; secara etimologis pengertian tasybih adalah :

‫التشبيه لغة التّمثي ُل‬

“tasybih secara etimologis adalah penyerupaan”

Adapun secara terminologis pengertian tasybih adalah :

‫أداة‬JJ‫التشبيه اصطالحا "عقد مماثلة بين األمرين أو أكثر قصد اشتراكهما في صفة أو أكثر ب‬
‫لغرض يقصده المتكلّم‬

2
“Tasybih secara terminologis, menyerupakan antara dua perkara
atau lebih yang memiliki kesamaan sifat (satu atau lebih) dengan satu
alat, karena ada tujuan yang dikehendaki oleh pembicara.”1

Sedangkan secara terminologi, tasybih sebagaimana yang dijelaskan


didalam kitab al-Balaghah al-Wadihah diartikan sebagai :

‫ بأدا ٍة هي الكاف أو نح ُوها ملفوظةً أو‬,‫شاركت غيرها في صف ٍة أو أكث َر‬


ْ ّ ُ‫بيان‬
‫أن شيئا أو أشيا َء‬
ً‫ملحوظة‬

Penjelasan bahwa suatu hal atau beberapa hal memiliki kesamaan sifat
dengan yang lain. Penjelasan tersebut menggunakan huruf kaf atau
sejenisnya, baik tersurat maupun tersirat.2

Tasybih menurut ulama Bayan “Menyerupakan sesuatu dengan yang


lain dalam suatu pengertian dengan menggunakan salah satu tasybih baik
di ucapkan atau tidak karena adanya tujuan yang pertama musyabbah,
yang kedua musyabbah bih wajhu syabah dan adat tasybih, contoh :3

‫العلم كالنور في الهداية‬

B. Rukun tasybih ada empat macam:


Al-Hasyimy dalam kitabnya Jawahir al-Balaghah menyebutkan rukun-
rukun atau unsur-unsur yang ada dalam tasybih yaitu sebagai berikut :

‫ أركان التشبيو أربعة‬:


.‫ هو األمر الذي يراد إلحاقه بغيره‬: ‫المشبه‬ 
‫ األمر الذي يلحق به المشبه‬: ‫المشبه به‬ 
‫ هو الوصف المشترك بين الطرفين‬: ‫وجه الشبه‬ 
‫ هو اللفظ الذي يدل على التشبيه‬: ‫أداة التشبيه‬ 

1
https://bahasaarabios.wordpress.com/2019/11/05/kajian-tasybih-dalam-disiplin-ilmu-balaghah-
pembelajaran-bahasa-arab/
2
Ali al-Jarim dan Musthafa Amin, Al-Balaghah al-Wadhihah, (Jakarta : Raudhah Press, 2007),
hlm. 25
3
Sagala, Rumadani 2016, Balaghoh hal 18

3
 Musyabbah adalah sesuatu yang diserupakan.
 Musyabbah bih adalah sesuatu yang diserupakan dengannya.
 Wajh Syabah adalah sifat atau aspek kesamaan yang ada pada
kedua unsur tersebut yaitu pada musyabbah dan musyabbah bih.
 Adat tasybih adalah lafadz yang digunakan untuk menunjukkan
tasybih.

Dalam pembentukan ungkapan tasybih, ada 2 (dua) rukun yang wajib


di sebutkan dan tidak boleh di hilangkan yaitu musyabbah dan musyabbah
bih, jika salah satu dari kedua rukun tersebut tidak di sebutkan maka
ungkapan tersebut tidak dapat disebut tasybih.

Contoh:

ُ‫بحر في السعة‬
ِ ‫ك كا ل‬
َ ‫علم‬
J‫أداة المشبه به وجه الشبه‬ ‫المشبه‬

Ilmumu laksana lautan luasnya”.


Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah bahwa baik wajh syabah
maupun adat tasybih terkadang disebutkan dan adakalanya juga dibuang
salah satunya sebagaimana akan dijelaskan nanti.

C. Pembagian Tasybih

Para ahli balaghah, membagi tasybih ke dalam beberapa bagian


berdasarkan rukun-rukunnya. Pembagian ini di lihat dari beberapa sudut
pandang sehingga bisa saja satu dengan lainnya akan ada perbedaan dan
persamaan dan hal tersebut tidaklah mendasar, karena hal terpenting yaitu
memahami masing-masing bagian tasybih.

4
1. Tasybih Ditinjau Dari Musyabbah dan Musyabbah bih
 Berdasarkan sifat tharfain-nya:
a. Hissiyyâni, adalah tasybih yang musyabbah-nya berbentuk mufrad
dan musyabbah bih-nya dapat dirasakan oleh panca indera, contoh:
‫أوفي كالشمس في الضياء‬ 

(Aufa bagaikan matahari di dalam kegelapan)

b. Aqliyâni, adalah tasybih yang musyabbah-nya berbentuk mufrad dan


musyabbah bih-nya dapat dinyatakan dengan akal. Contoh:
‫العلم كالحياة و الجهل كالموت‬ 

(Ilmu itu seperti orang hidup dan kebodohan itu seperti orang mati).

c. Mukhtalifâni, adalah tasybih yang musyabbah-nya berbentuk hissy


dan musyabbah bih-nya berbentuk aqli. Dan juga sebaliknya,
musyabbah- nya berbentuk aqli dan musyabbah bih-nya berbentuk
hissy.
- Musyabbah ‘akli Musyabbah bihi hissi. Contoh:
‫كالمة فلّي كالعسل‬ 
(perkataan velli seperti madu)
- Musyabbah hissi Musyabbah bihi ‘akli. Contoh:
‫العسل كالكالمة فلّي‬ 
(menyerupakaan madu dengan perkataan veli)

 Berdasarkan mufrod dan murakkab-nya lafadz tharfain-nya


a. Mufrodâni, adalah tasybih yang musyabbah dan musyabbah bih-nya
berbentuk mufrad.
Contoh:
‫وجهك كالقمر‬ 

5
(Wajahmu bagaikan rembulan)
b. Murakkabani adalah tasybih yang musyabbah dan musyabbah bih-
nya berbentuk murakkab.
c. Mukhtalifâni, adalah tasybih yang musyabbah-nya berbentuk mufrad
dan musyabbah bih-nya berbentuk murakkab. Dan sebaliknya.
contoh :
‫الماء المالح كالسم‬ 
(air yang asin itu bak racun)
 Berdasarkan jumlah tharfain-nya
a. Tasybih Malfûf, adalah mendatangkan beberapa musyabbah dengan
sistem athaf, lalu musyabbah bih-nya pun begitu pula.
Contoh: “Hai burung yang basah dan kering, dalam sarangnya
seperti anggur dan kurma yang busuk”.

b. Tasybih Mafrûq, adalah mendatangkan musyabbah dan musyabbah


bih-nya, lalu mendatangkan musyabbah dan musyabbah bih-nya lagi.
Contoh: Harum bau wanita-wanita itu laksana minyak kasturi, muka-
mukanya laksana uang dinar (pada kuning dan bercahayanya) dan
jari tangannya laksana daun dahan kayu yang merah dan halus”.

c. Tasybih Taswiyah, adalah musyabbah-nya ta‟addud (banyak),


sedangkan musyabbah bih-nya hanya satu.
Contoh: “Rambut yang melambai kepada pelipis kekasihku dan
keadaanku kedua-duanya seperti malam”.

d. Tasybih Jama‟, adalah musyabbah bih-nya ta‟addud (banyak),


sedangkan musyabbah-nya hanya satu (kebalikan dari tasybih
taswiyah).
Contoh: “Bila ia tersenyum, gigiinya seperti mutiara yang disusun
atau seperti air hujan es atau seperti rumpuh iqoh (sejenis rumput
yang wangi, daunnya putih dan kembangnya kuning)”.

6
2. Tasybih Ditinjau dari Adat Syabah-nya :

a. Tasybih Mursal adalah tasybih yang adat al-tasybihnya di sebutkan


dalam ungkapan tersebut,
contoh :
‫بحر في السع ِة‬
ِ ‫ك كا ل‬
َ ‫علم‬
J‫أداة المشبه به وجه الشبه‬ ‫المشبه‬

b. Tasybih Muakkad adalah tasybih yang adat al-tasybihnya di


hilangkan.
Contohnya :
‫بحر في السع ِة‬
ِ ‫ك‬ َ ‫علم‬
‫المشبه به وجه الشبه‬ ‫المشبه‬

3. Tasybih Ditinjau dari Wajh Syabah-nya


a. Tasybih Mufashal, adalah tasybih yang disebutkan wajh syabah-nya.
Contoh:
‫بحر في السع ِة‬
ِ ‫ك كا ل‬
َ ‫علم‬
J‫أداة المشبه به وجه الشبه‬ ‫المشبه‬

b. Tasybih Mujmal, adalah tasybih yang tidak disebutkan wajh syabah-


nya, contoh:
‫بحر‬
ِ ‫ك كا ل‬
َ ‫علم‬
‫أداة المشبه به‬ ‫المشبه‬

c. Tasybih Tamtsîl, adalah tasybih yang wajh syabah-nya berupa


gambaran secara menyeluruh, yang diambil dari beberapa hal.
contoh:
‫ثمر‬
ٍ ‫كالشجر بال‬
ِ ‫العل ُم بال عم ٍل‬
Artinya: ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah.

7
Kalau ada suatu pohon namun tidak ada buahnya maka akan terasa
kurang afdol/manfaat begitu pula ilmu yang tidak diamalkan.

d. Tasybih Ghairu Tamtsîl, adalah tasybih yang wajh syabah-nya bukan


berupa gambaran secara menyeluruh. Atau bisa juga disebut sebagai
tasybih mufrad. Contohnya :
Umru’ul-Qais berkata:

َّ ‫البحـر أَرْ َخى ُس ُدوْ لُـه * عل‬


‫ي بأنـواع الهُمـوم لِيـبتـلِي‬ ِ ‫ج‬
ِ ْ‫وليـ ٍل ك َمـو‬
“Beberapa malam bagaikan ombak lautan, menutupkan kelambunya
yang pekat padaku secara beruntun dengan berbagai macam
kesusahan untuk mengujiku”.4

Dalam contoh di atas Umru’ul-Qais menyerupakan kegelapan dan


kengerian malam, kepada ombak laut, dan bahwa malam-malam itu
menutupkan kelambunya disertai berbagai kesusahan dan penderitaan
untuk menguji kesabaran dan kekuatan mentalnya.

Di atas dikatakan bahwa tasybih ghai tamtsil ialah tasybih yang


wajah syibehnya bukan berupa gambaran yang dirangkai dari keadaan
beberapa hal, dalam contoh inipun demikian, wajah syibehnya adalah
gambaran suatu sifat atau beberapa sifat yang hanya dimiliki bersama
oleh dua hal, yakni malam dan laut sama-sama memiliki sifat gelap
dan menakutkan. Kemufradannya itu tidak menutup kemungkinan
berbilangnya sifat yang dimiliki bersama tersebut.

4. Tasybih yang keluar dari kaidah

a. Tasybih Dhimniy, adalah tasybih yang kedua tharafnya (musyabbah dan


musyabbah bihnya) tidak disebut secara gamblang tapi dapat dipahami
secara konteks kalimat. Dan biasanya dalam tasybih dhimni ada dua
kalimat yang berdiri sendiri dan tidak ada kaitan makna secara langsung,
dan kalimat kedua menjadi hujjah atau argumen untuk rasionalisasi
kalimat yang pertama.

4
https://www.ilmuakademika.id/2018/12/tasybih-tamsil-al-quran.html

8
Contohnya :
- “ jangan kau ingkari bila melihat orang dermawan yang tidak memiliki
kekayaan, sebab banjir adalah musuh dari tempat yang tinggi”.5
‫اليبس‬
ِ ّ . ‫ترجُو النّجاةَ و ل ْم تسلُك مسالكها‬
‫إن السفينةَ ال تجريْ علي‬
- Artinya: Engkau mengharap kesuksesan tetapi engkau tidak jalani
jalan menuju keberhasilan itu. Sesungguhnya kapal laut tidak
mungkinn berjalan di atas tanah.
b. Tasybih Baligh adalah tasybih yang tidak menyebutkan „adat al-tasybih
dan wajh al-syibhnya dalam rangkaian sebuah ungkapan.
Contohnya :
‫أنت شمس‬
“ Engkau adalah matahari, Engkau adalah bulan, Engkau adalah cahaya
di atas cahaya”

c.   Tasybih Maqlub

‫قوى وأَظه ُر‬


َ َ‫التشبيهُ المقلوبُ هُ َو َج ْع ُل المشبَّ ِه مشبَّها ً بِ ِه بِا ِّدعَا ِء أَ َّن َوجْ هَ الشبه فِ ْي ِه أ‬

Tasybih maqlub adalah menjadikan posisi musyabbah sebagai


musyabbah bih dengan anggapan wajah syabah pada musyabbah lebih
kuat. Maqlub artinya terbalik, jadi posisi musyabbah menduduki
musyabbah bih dan sebaliknya. Sekarang coba perhatikan contoh yang
sederhana,contoh:

ُ‫َكأ َ َّن النَّ ِس ْي َم فِي ال ِّرقَّ ِة أَ ْخاَل قُه‬

Artinya: Bagaikan angin sepoi-sepoi (semilir) akhlaknya pada


kehalusannya.

Sebelum dijadikan tasybih maqlub, susunan kalimatnya berbunyi.6

‫الرقَِّة‬ ِ ‫أَخاَل قُه َكالن‬


ِّ ‫َّسْي ِم يِف‬ ُ ْ
Artinya: Akhlaknya bagaikan angin sepoi-sepoi pada kehalusannya.

5
Suryaningsih, Iin dan Hendrawanto Ilmu Balaghah: Tasybih dalam Manuskrip “Syarh Fi Bayan
al-Majaz wa al-Tasybih wa al-Kinayah” hal. 5
6
https://hahuwa.blogspot.com/2017/04/macam-macam-tasybih-tamtsil-dhimni-dan.html

9
D. Tujuan Tasybih
Tujuan Tasybih yang kembalinya kepada musyabbah ada enam macam :
1. Menerangkan keadaan Musyabbah.
2. Menerangkan ukuran keadaan Musyabbah. Sifatnya sudah diketahui
tetapi ukurannya belum diketahui.
3. Menerangkan kemungkinan adanya Musyabbah.
4. Menetapkan keadaan Musyabbah.
5. Menghiasi Musyabbah.
6. Menjelekkan Musyabbah.

Tujuan yang kembalinya kepada Musyabbah bihi :

1. Menetapkan bahwa Musyabbah bihi lebih sempurna dan wajhu


syibbihnya lebih kuat dari Musyabbah.
2. Mementingkan Musyabbah bihi dan menampakan yang dimaksud.

E. Analisis Tasybih dalam Surat Ibrahim

‫ف  ۖ اَّل يَ ْق ِدرُونَ ِم َّما‬


ٍ ‫َاص‬ ْ ‫م َك َر َما ٍدٱ ْشتَ َّد‬Jُْ‫َّمثَ ُل الَّ ِذينَ َكفَرُوا بِ َربِّ ِه ْم  ۖ أَ ْعمٰ لُه‬
ِ ‫ت بِ ِه الرِّي ُح فِى يَوْ ٍم ع‬
‫َك َسبُوا ع َٰلى َش ْى ٍء   ٰۚ ذلِكَ ه َُو الض َّٰل ُل ْالبَ ِعي ُد‬

"Perumpamaan orang yang ingkar kepada Tuhannya, perbuatan mereka


seperti abu yang ditiup oleh angin keras pada suatu hari yang berangin kencang.
Mereka tidak kuasa (mendatangkan manfaat) sama sekali dari apa yang telah
mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh."

(QS. Ibrahim 14: Ayat 18)

ٌ ِ‫ب هَّللا ُ َمثَاًل َكلِ َمةً طَيِّبَةً َك َش َج َر ٍة طَيِّبَ ٍة أَصْ لُهَا ثَاب‬
‫ فِى ال َّس َمٓا ِء‬J‫ت َوفَرْ ُعهَا‬ َ َ‫أَلَ ْم ت ََر َك ْيف‬
َ ‫ض َر‬

10
"Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan
cabangnya (menjulang) ke langit," (QS. Ibrahim 14: Ayat 24)

ِ ْ‫ق اأْل َر‬


ٍ‫ض َما لَهَا ِم ْن قَ َرار‬ ْ َّ‫َو َمثَ ُل َكلِ َم ٍة َخبِيثَ ٍة َك َش َج َر ٍة خَ بِيثَ ٍة ٱجْ تُث‬
Jِ ْ‫ت ِم ْن فَو‬

"Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah
dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun."

(QS. Ibrahim 14: Ayat 26)

NB : kalimat-kalimat yang bergaris bawah adalah kalimat yang mengandung


Tasybih.

Keterangan :

Ayat-ayat diatas dapat diuraikan bahwa firman Allah tersebut menjelaskan


dua macam perumpamaan yaitu perumpamaan orang yang ingkar kepada
tuhannya (sebagai musyabbah) dengan abu yang ditiup dengan angin kencang
(sebagai musyabbah bih) dan perumpamaan kalimat yang baik dengan pohon
yang baik, begitu pula sebaliknya, perumpamaan kalimat yang buruk dengan
pohon yang buruk. Adapun adat tasybih yang digunakan adalah huruf yaitu kaf.
Sedangkan wajh syibeh-nya tidak disebutkan (malhudz/tersirat). Oleh karena itu
tasybih yang pada ayat-ayat ini tergolong dalam tasybih mursal mujmal, jika
ditinjau dari segi ada tidaknya adat dan wajh syibeh.

KESIMPULAN

Tasybih adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain, hal


yang harus ada dalam tasybih adalah musyabbah (yang diserupakan) dan
musyabbah bihi (yang diserupai). Jika tidak ada musyabbah dan musyabbah bihi,
maka kalimat tersebut tidak dapat disebut dengan Tasybih. Tasybih dapat dibagi
berdasarkan rukun-rukun yang ada dalam tasybih. Pembagian tasybih yaitu

11
berdasarkan wajh al-syibh dan „adat al-tasybih (memuat tasybih mursal, tasybih
muakkad, tasybih mufashal, tasybih mujmal, dan tasybih baligh). Berdasarkan
bentuk wajh al-syibhnya (memuat Tasybih ghair at tamsil dan tasybih at tamsil).
Dan yang terakhir adalah tasybih yang keluar dari kaidah yaitu tasybih dhimmiy.
Keberadaan tasybih dalam ayat-ayat Al Qur’an yaitu untuk memperindah
kebahasaan Al Qur’an. Terdapat 3 tasybih dalam surat Ibrahim, yaitu pada ayat
18, 24, dan 26. Ketiganya merupakan tasybih mursal mujmal jika dilihat dari ada
tidaknya adat dan wajh syibeh.

Daftar Pustaka

Sagala, Rumadani. 2016. Balaghoh

https://bahasaarabios.wordpress.com/2019/11/05/kajian-tasybih-dalam-disiplin-
ilmu-balaghah-pembelajaran-bahasa-arab/, diakses pada 12 Oktober 2021 pukul
12.50

http://ohmakalah.blogspot.com/2015/10/balaghoh-tasybih.html?m=1, diakses
pada 12 Oktober 2021 pukul 13.30

https://hahuwa.blogspot.com/2017/10/contoh-tasybih-dalam-al-quran.html?m=1,
diakses pada 12 Oktober 2021 pukul 13.40

Suryaningsih, Iin dan Hendrawanto. 2017. Ilmu Balaghah: Tasybih dalam


Manuskrip “Syarh Fi Bayan al-Majaz wa al-Tasybih wa al-Kinayah. Jakarta.

Al-Jarim, Ali dan Musthafa Amin, 2007. Al-Balaghah al-Wadhihah. Jakarta :


Raudhah Press.

https://hahuwa.blogspot.com/2017/04/macam-macam-tasybih-tamtsil-dhimni-dan.html

12

Anda mungkin juga menyukai