Anda di halaman 1dari 13

i

HASSAN HANAFI
disusun guna memenuhi tugas matakuliah Studi Kitab Tafsir Modern
Dosen pengampu Ahmadiy,S.Th.,.I.M.Hum

Disusun oleh:

1. Siti Hanimatun Ni’mah (2017080018)


2. Reza Ary Aryani (2017080019)

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM (FSH)

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)

DI WONOSOBO

2019
KATA PENGANTAR

 Segaja puja dan puji kami haturkan kepada Allah, tuhan semesta alam yang
yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya serta taufik-Nya sehingga kami
dalam keadaan sehat wal-afiyat. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan terhadap gusti kita sebagai  madinatul ilmi Nabi Muhamad SAW.

Syukur Al-hamdulillah kami panjatkan atas suksesnya penyusunan makalah


ini. Makalah disusun sebagai tugas mata kuliah Studi Kitab Tafsir Modern.
Karena itu kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang terkait, terutama
dosen pembimbing, orang tua kami dan sahabat yang telah berpartisipasi demi
terselenggaranya makalah ini sehingga penyusunan makalah ini berjalan dengan
lancar selasai tepat waktu.

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurang baik dalam segi tulisan Maupun kata-kata, oleh karena itu kami mohon
saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini  untuk kesempurnaan
terutama ilmu kami.

Wonosobo,18 November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................1

C. Tujuan..........................................................................................................1

D. Manfaat........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Biografi Hassan Hanafi......................................................................................2

B. KaryaKarya Hassan Hanafi................................................................................4

C. Pemikiran Hassan Hanafi...................................................................................5

BAB III PENUTUP

A. Simpulan................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya Islam banyak sekali mengalami perubahan-
perubahan dan pembeharuan- pembeharuan yang terjadi. Karena adanya ketidak
relevannya antar masa kasik dan masa berikutnya. Sehingga terjadi suatu
pembeharuan pemikiran yang terjadi, salah satunya tokoh pembaharuan dalam
Islam ialah Hassan Hanafi.
Berkaitan dengan hal tersebut yang perlu dikaji bila membicarkan
mengenai pembeharuan pemikiran seorang tokoh maka yang perlu diperhatikan
adalah kondisi lingkungan dimana dia dibesarkan. Karena kondisi lingkungan
itulah yang pada umumnya melatarbelakangi munculnya gagasan- gagasanya itu.
Fokus penelitian pada pemikiran Hassan Hanafi ini adalah kiri islam,
oksidentalisme, Revolusi tauhid, Revitalisasi khasanah Intelektual klasik dan
Antroposentrisme. Pemikiran Hassan Hanafi tersebut menurut pandangan
pemikir- pemikir Islam lainnya ada beberapa yang mendukung dan adapula yang
mengkritik pemikirannya. Dari beberapa pemikir Islam lainnya sepeti
Fazlurrahman, Mohammad Arkoen, Nurcholish Madjid dan pemikir Islam yang
mengkritik adalah Kuntowijoyo.
Dari perbedan tersebut bukanberarti pemikiran Hassan Hanafi tidak releva
ada beberapa pemikirannya yang cukup relevan untuk dimiliki oleh umat Islam
untuk dijadikan motivasi dan pemikirannya untuk merekontruksi umat Islam. Dan
juga relevan tidaknya dapat dilihat bagaimana menurut sudut pandang dari Al-
Qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Hassan Hanafi ?
2. Apa sajakah karya- karya Hassan Hanafi ?
3. Bagaimana pemikiran Hassan Hanafi ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
semester v yaitu studi kitab tafsir modern
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui biografi Hassan Hanafi.
2. Untuk mengetahui karya- karya Hassan Hanafi.
3. Untuk mengetahui bagimana pemikiran Hassan Hanafi.

ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Hassan Hanafi
Hassan Hanafi lahir pada 13 Februari 1935 di Kairo di dekat Benteng
Salahuddin daerah perkampungan Al-Azhar. Ia dilahirkan odari keluarga musisi.1
Masa kecil Hassan Hanafi berhadapan dengan kenyataan- kenyataan hidup
dibawah penjajahan dan dominasi pengaruh bangsa yang asing. Kenyataan itu
membangkitkan sikap patriotik dan nasionalismenya, sehingga tidak heran
meskipun masih berusia 13 tahun ia telah mendaftarkan diri untuk menjadi
sukarelawan perang melawan Israel. Namun ia ditolak oleh pemuda Muslimin
karena dianggap usianya masih terlalu muda. Namun hal itu tidak menyurutkan
semangatnya sehingga pada umur 16 tahun ia ikut perang gerilya melawan Inggris
di terusan Suez.2
Disamping itu ia juga dianggap bukan berasal dari kelompok Pemuda
Muslimin. Ia kecewa dan segera menyadari bahwa ia di Mesir saat itu telah terjadi
problem persatuan dan perpecahan. Pendidikannya diawali pada tahun 1948
dengan menamatkan pendidikan tingkat dasar dan melanjutkanstudi di Madrasah
Tsanawiyah “Khalil Agha”, Kairo. Sejak sekolah disinilah, Hanafi mulai tertarik
dengan kegiatan-kegiatan intelektual dengan mempelajari pemikiran sayyid Qutb
tentang keadilan dan Islam, dan dengan teman-temannya ia mengikuti diskusi
Ikhwan al-Muslimin. Dengan kegiatan tersebut ia terdorong untuk mendalami
pemikiran agama, revolusi dan perubahan sosial, filsafat teori-teori social. Sejak
tahun 1952 sampai dengan 1956 Hanafi belajar di Universitas Kairo untuk
mendalami bidang filsafat.Di dalam periode ini ia merasakan situasi yang paling
buruk di Mesir. Pada tahun 1954 misalnya, terjadi pertentangan keras antara
kelompok diskusinya Ikhwanul Muslimin dengan gerakan revolusi.

Kemudian ia melanjutkan ke Universitas Sorbonne Perancis dengan


konsentrasi kajian pemikiran Barat modern dan pra-modern pada tahun 1956
sampai 1966. Selama di Perancis, Hanafi mendalami berbagai disiplin ilmu. Ia

1
Rozak,A., & Anwar R, Ilmu Kalam, CV Pustaka Setia,( Bandung: 2014)
2
Soepomo,Kritik Hassan Hanafi Tentang Sufisme, At tahrir, vol.9, No.2.

ii
juga mendalami beberapa metode berfikir, mulai dari pemikiran fenomenologi
Husserl (1859-1938) yang mengakui kebenaran empiris, kebenaran teoritis (akal)
dan kebenaran nilai. Kemudian ia juga mendalami pemikiran pembaruan dan
sejarah filsafat Jean Guitton (1901-1999), sampai analisis kesadaran Paul Ricouer
(1913-2005), pemikiran Louis Massignon (1883-1962) dalam bidang pembaruan.
Perjalanan Ilmiah Hanafi selama di Perancis berlangsung selama kurang lebih 10
tahun yang membuatnya memiliki kesan abadi pada perkembangan intelektualnya
yang membuatnya berucap “itulah barat yang aku pelajari, aku cintai, aku kritik
dan akhirnya aku benci.3 Namun, walaupun dikemudian hari ia mengkritik dan
bahkan menolak barat, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa ide-ide liberalisme
barat, demokratisasi, rasionalisme, dan pencerahannya telah merasuk dan
mempengaruhi pemikiran-pemikiran hanafi.

Meskipun Hanafi menolak dan mengkritik Barat, namun ide-ide Barat


telah mempengaruhi pemikirannya. Oleh karena itu Kazuo Shimogaki dalam
bukunya ”Kiri Islam” mengatakan bahwa Hanafi adalah seorang modernis-liberal,
seperti Luthfi Asy-Sayyid, Taha Husain, dan Al-Aqqad. Salah satu keprihatinan
Hanafi adalah bagaimana melanjutkan proyek yang didesain untuk membuat
dunia Islam bergerak menuju pencerahan yang menyeluruh. Hanafi melihat umat
Islam pada masa itu berada dalam ketidakbebasan, keprihatinan dan berada dalam
bayang-bayang negara Barat.

Karier Hanafi di dunia intelektual dimulai pada tahun 1967 ketika diangkat
menjadi Lektor, kemudian Lektor Kepala (1973), Profesor filsafat (1980) pada
jurusan Filsafat Universitas Kairo serta diserahi jabatan sebagai ketua Jurusan
Filsafat pada universitas yang sama. Selain itu, ia juga aktif dibeberapa negara dan
perguruan tinggi internasional sebagai dosen tamu, seperti di Perancis (1969),
Belgia (1970), Temple University Philadelpia AS (1971-1975) Universitas
Kuwait (1979), dan Universitas Fez Maroko (1982-1984). Selanjutnya diangkat
sebagai guru besar pada Universitas Tokyo (1984-1985), di Persatuan Emirat
Arab (1985) dan menjadi penasihat program di Universitas PBB di Jepang (1985-
1987). 

3
 M. Ridlwan hanbali, “Hassan Hanafi: dari Islam Kiri, Revitalisasi Turats hingga
Oksidentalisme” (Bandung: Mizan, 2001), hlm. 218.

ii
Di samping menggeluti dunia akademik, Hanafi juga aktif dalam
organisasi kemasyarakatan, seperti Persatuan Masyarakat Filsafat Mesir sebagai
sekretaris umum, anggota Ikatan Penulis Asia-Afrika, dan wakil presiden
Persatuan Masyarakat Filsafat Arab. Pemikirannya tersebar di dunia Arab dan
Eropa. Tahun 1981, ia memprakarsai sekaligus menjadi pimpinan redaksi Jurnal
Ilmiah al-Yasar al-Islami (Kiri Islam). Pemikirannya dalam jurnal tersebut
memancing reaksi keras dari penguasa Mesir saat itu, Anwar Sadat (1918-1981),
sehingga menyeret Hanafi mendekam dalam penjara. Sejak saat itu, jurnal al-
Yasar al-Islami tidak pernah terbit lagi. Namun pemikiran al-Yasar al-Islami tidak
pernah hilang dikalangan umat Islam, bahkan menjadi kajian yang menarik dan
layak untuk diteliti dan dikembangkan.

Meskipun di negaranya sendiri (Mesir) ia kurang diterima bahkan dikecam


oleh kelompok Islam konservatif-skripturalis, tapi ia selalu menyempatkan diri
menulis beberapa karya ilmiah yang menekankan pada pentingnya tradisi dan
pembaruan (al-Turats wa Tajdid) dalam upaya membebaskan dunia Timur (Islam)
dari pengaruh Barat, sehingga tercipta kesetaraan antara al-ana yakni dunia Timur
dan al-akhar yakni dunia Eropa atau Barat.4

Bagi kelompok konservatif, Hasan Hanafi bahkan para revolusioner Islam


lainnya dianggap justru telah meremehkan Islam dan melemahkan posisi Islam
didalam kehidupan umat manusia, dan ajaran-ajaran mereka telah terpengaruh
oleh kepentingan-kepentingan dunia Barat. Dengan dalil-dalilnya, aliran
konservatif telah mengkafirkan ajaran-ajaran modernis Islam.

Disamping dunia akademik, Hanafi juga aktif dalam organisasi ilmiah dam
kemsyarakatan. Aktif sebagai sekretaris umum Persatuan Masyarakat Filsafat
Mesir, anggota Ikatan Penulis Asia-Afrika, anggota Gerakan Solidaritas Asia-
Afrika dan menjadi wakil presiden Persatuan Masyarakat Filsafat Arab.
Pemikirannya tersebar di dunia Arab dan Eropa. Tahun 1981 memprakarsai dan
sekaligus sebagai pimpinan redaksi penerbitan jurnal ilmiah Al-Yasar al-
Islami. Pemikirtannya yang terkenal dalam jurnal ini sempat mendapat reaksi keras
dari penguasa Mesir saat itu, Anwar Sadat, sehingga menyeretnya dalam penjara.

B. KARYA KARYA

4
 Listiyono Santoso dkk, Epistemologi Kiri, (Ar-Ruzz Press Yogyakarta, 2003), Hlm.270

ii
Adapun Karya karya hanafi adalah sebagai berikut:

1. Al Katib, Al-Adab, Al-Fikr al-Mu’ashirat


2.  Qadhaya Mu `ashirat fi al Fikr al-Gharib
3.  Dirasat Islamiyyah
4. Al-Turats wa al-Tajdid 
5. Al- Yasar Al-lslamiy 
6.  Min Al-Aqidah ila Al-Tsaurah 
7. Religion, Ideology, and Development 
8. Islam in the Modern World 
B. Pemikiran Hasan Hanafi

Adapun pemikiran Hassan Hanafi adalah sebagai berikut:

1. Kiri Islam
Makna kata “kiri” disini adalah nama ilmiah, sebuah istilah ilmu politik yang
berarti resistensi dan kritisisme dan menjelaskan jarak anatara realitas dan
idealitas. Ia juga istilah ilmu-ilmu kemanusiaan secara umum. Kata Kiri Islam
sendiri muncul secara spontan. Penamaan itu pun setelah meliahat realitas yang
berkembang dalam masyarakat khususnya umat islam yang kehidupannya
terkotak-kotak seperti antara penguasa dan rakyat, kaya dengan yang miskin,
atasan dengan bawahan, dll. Kiri Islam berada pada posisi yang dikuasai, si
miskin, terpinggirkan.Kiri Islam berada pada pihak yang terkotak-kotak di bawah,
mengambil hak-hak kaum miskin yang terenggut oleh orang-orang kaya,
memperkuat orang-orang yang lemah menjadi umat yang super, menjadikan
manusia tidak hidup terkotak-kotak menjadikan manusia sama tingginya. Dalam
bahasa ilmu politik, kiri berarti perjuangan dan kritisisme.5

Isi Pemikiran Kiri Islam

Kiri islam bertopang pada tiga pilar dalam rangka mewujudkan kebangkitan
islam, revolusi islam (revolusi tauhid), dan kesatuan umat.

1. Revitalisasi khazanah islam klasik. Hasan hanafi menekankan bahwa


perlunya rasionalisme untuk revitalisasi khazanah islam. Rasionalisme

5
Munir ,Hasan Hanafi, Kiri Islam dan Proyek Al Turats wa Al Tajdid.

ii
adalah keniscayaan untuk kemajuan dan kesejahteraan muslim serta untuk
memecahkan situasi kekinian di dalam dunia islam.
2. Perlunya menantang peradaban Barat. Ia mengingatkan tentang bahayanya
imperalisme kultural barat yang cenderung membasmi kebudayaan
bangsa-bangsa yang secara kesejahteraan kaya.
3. Analisis terhadap realitas dunia Islam. Ia mengkritik metode tradisional
yang bertumpu pada teks (nash), dan mengusulkan suatu metode tertentu
agar realitas dunia Islam dapat berbicara pada dirinya sendiri.

2.   Rekonstruksi Teologi

Dalam karya besarnya Al-turath wa Al-tajdid, ia ingin membangun “sikap kita


terhadap tradisi lama”, ia merekonstruksi bangunan teologis dalam tradisi klasik
sebagai alat untuk transformasi sosial. Hassan Hanafi menegaskan, rekonstruksi
teologi tidak harus membawa implikasi terhadap hilangnya tradisi-tradisi lama.
Rekonstruksi teologi untuk mengkonfrontasikan ancaman-ancaman baru yang
datang ke dunia dengan menggunakan konsep yang terpelihara murni dalam
sejarah.6

Menurut Hasan Hanafi, untuk melakukan rekonstruksi teologi sekurang


kurangnya dilatarbelakangi oleh tiga hal, sebagai berikut:

1.   kebutuhan akan adanya sebuah ideologi yang jelas di tengah-tengah


pertarungan global antara berbagai Ideologi.

2. Pentingnya teologi baru ini bukan semata pada sisi teoritisnya, melainkan
terletak kepada kepentingan praktis untuk secara nyata mewujudkan ideologi
sebagai gerakan dalam sejarah, salah satu kepentingan praksis ideologi Islam
(dalam teologi) adalah memecahkan kemiskinan dan keterbelakangan di negara-
negara Muslim.

3. Kepentingan teologi yang bersifat praksis, yaitu secara nyata diwujudkan dalam
realitas melalui realisasi tauhid dalam dunia Islam.7

6
Syarifuddin. (2012). Konsep Teologi Hasan Hanafi. Jurnal Substantia, vol 14.

7
Ibid, vol 14.

ii
3.    Pemikiran Tentang Oksidentalisme

Menurut Nurcholis Madjid oksidentalisme adalah “pengetahuan akademik


tentang budaya, bahasa, dan bangsa-bangsa Barat” .Secara umumnya oksidentalis
adalah pengkajian orang-orang timur tentang orang-orang barat dari bahasa,
kebudayaan yang berhubungan dengan Barat.

Hasan Hanafi adalah orang yang digadang-gadang sebagai pencetus


adanya oksidentalisme. Ia merasa tidak setuju dengan lingkungan disekitar yang
sangat dihegemoni oleh bangsa barat, yang seolah-olah barat adalah pusat dari
segalanya. Dengan keadaan yang seperti itu membuat Hanafi mengeluarkan
pemikirannya tentang barat dan ia mempolerkanlah term oksidentalisme.

Beberapa pemikiran hasan hanafi tentang Oksidentalisme. Hasan hanafi


menginginkan seorang oksidentalisme mempunyai tugas untuk merumuskan
tugas-tugas sebagi pengkaji tradisi barat, seperti berikut:

1. Melenyapkan superrioritas Barat dngan menjadikannya sebagai obyek


kajian dan menumbangkan kaum minoritas dengan menjadikannya sebagai
subyek pengkaji. Hal ini bisa di tandai dengan hialngnya dikotomi antara
tuan dengan hamba.
2. Menghapus mitos kebudayaan Barat atau Kosmopolit sebagai kebudayaan
yang harus di adopsi oleh seluruh bangsa. Selama ini kebanyakan orang
menganggap bahwa kebudayaan terbaik adalah kebudayaan barat. Untuk
menghapus mitos ini hanafi menawarkan solusi yaitu dengan ilmu
pengetahuan, ilmu pengetahuan akan mengembalikan Barat pada batas-
batas alamiyahnya.
3. Mengakhiri kontrol eropa terhadap bangsa non Eropa dan memulai babak
baru bagi sejarah manusia. Hal ini dimulai dengan masa pembebasan yang
bertepatan dengan krisis abad 20 di Eropa. Penariakn mundur Eropa ke
batas geografisnya. Melemahnya kebudayaan Barat dan pengaruhnya
terhadap bangsa lain.
4. Meluruskan istilah-istilah yang mengisyaratkan sentrisme sejarah Eropa
untuk kemdian dilakukan penulisan ulang sejarah Dunia dengan kacamata
yang lebih obyektif dan netral serta lebih bersifat adil terhadap andil
seluruh peradaban manusia dalam sejarah dunia.

ii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasan hanafi adalah tokohpemikiran modern dan penggerak dalam
dunia Islam. Ia mempunyai berbagai pemikiran yang revormis dan
revolusioner dalam pembaharuan, pemikiran- pemikiran Islam. Ide- ide
pemikiran ini berada pada berbagai bidang, tetapi hanya beberapa
pemikiran beliau yang sangat fenomenal dan sangat berpengaruh hingga
sekarang.
Teori ini ingin menghapus adanya sekat- sekat yang ada dalam
realitas masyarakat seperti tuan dengan hambanya, atasan dengan
bawaanya, si kaya dan si miskin. Inti pemikiran yang kedua yaitu tentang
hermeneutika Al-Qur’an. Pemikirian mengkritik tentang model penafsiran
klasik yag hanya berkutat menafsirkan yang berhubungan dengan
teosentris saja tanpa saja pengaruh terhadap realita kehidupan.
Ia juga memberikan model- model penafsiran yang berhubungan
keadaan sekarang. Pemikiran yang ketiga adalah tentang oksidentalisme.
Pemikiran ini muncul sebagai reaksi dia terhadap Hegemoni bangsa barat
yang selalu mendominasi setiap unsur kehidupan.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Munir ,Hasan Hanafi, Kiri Islam dan Proyek Al Turats wa Al Tajdid

Rozak,A., & Anwar R, Ilmu Kalam, CV Pustaka Setia,( Bandung: 2014)

Soepomo,Kritik Hassan Hanafi Tentang Sufisme, At tahrir, vol.9, No.2.

Syarifuddin. (2012). Konsep Teologi Hasan Hanafi. Jurnal Substantia, vol 14.

Santoso Listiyono, Epistemologi Kiri, (Ar-Ruzz Press Yogyakarta,


2003), Hlm.270

ii

Anda mungkin juga menyukai