HASSAN HANAFI
disusun guna memenuhi tugas matakuliah Studi Kitab Tafsir Modern
Dosen pengampu Ahmadiy,S.Th.,.I.M.Hum
Disusun oleh:
DI WONOSOBO
2019
KATA PENGANTAR
Segaja puja dan puji kami haturkan kepada Allah, tuhan semesta alam yang
yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya serta taufik-Nya sehingga kami
dalam keadaan sehat wal-afiyat. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan terhadap gusti kita sebagai madinatul ilmi Nabi Muhamad SAW.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurang baik dalam segi tulisan Maupun kata-kata, oleh karena itu kami mohon
saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini untuk kesempurnaan
terutama ilmu kami.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
D. Manfaat........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya Islam banyak sekali mengalami perubahan-
perubahan dan pembeharuan- pembeharuan yang terjadi. Karena adanya ketidak
relevannya antar masa kasik dan masa berikutnya. Sehingga terjadi suatu
pembeharuan pemikiran yang terjadi, salah satunya tokoh pembaharuan dalam
Islam ialah Hassan Hanafi.
Berkaitan dengan hal tersebut yang perlu dikaji bila membicarkan
mengenai pembeharuan pemikiran seorang tokoh maka yang perlu diperhatikan
adalah kondisi lingkungan dimana dia dibesarkan. Karena kondisi lingkungan
itulah yang pada umumnya melatarbelakangi munculnya gagasan- gagasanya itu.
Fokus penelitian pada pemikiran Hassan Hanafi ini adalah kiri islam,
oksidentalisme, Revolusi tauhid, Revitalisasi khasanah Intelektual klasik dan
Antroposentrisme. Pemikiran Hassan Hanafi tersebut menurut pandangan
pemikir- pemikir Islam lainnya ada beberapa yang mendukung dan adapula yang
mengkritik pemikirannya. Dari beberapa pemikir Islam lainnya sepeti
Fazlurrahman, Mohammad Arkoen, Nurcholish Madjid dan pemikir Islam yang
mengkritik adalah Kuntowijoyo.
Dari perbedan tersebut bukanberarti pemikiran Hassan Hanafi tidak releva
ada beberapa pemikirannya yang cukup relevan untuk dimiliki oleh umat Islam
untuk dijadikan motivasi dan pemikirannya untuk merekontruksi umat Islam. Dan
juga relevan tidaknya dapat dilihat bagaimana menurut sudut pandang dari Al-
Qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Hassan Hanafi ?
2. Apa sajakah karya- karya Hassan Hanafi ?
3. Bagaimana pemikiran Hassan Hanafi ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
semester v yaitu studi kitab tafsir modern
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui biografi Hassan Hanafi.
2. Untuk mengetahui karya- karya Hassan Hanafi.
3. Untuk mengetahui bagimana pemikiran Hassan Hanafi.
ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Hassan Hanafi
Hassan Hanafi lahir pada 13 Februari 1935 di Kairo di dekat Benteng
Salahuddin daerah perkampungan Al-Azhar. Ia dilahirkan odari keluarga musisi.1
Masa kecil Hassan Hanafi berhadapan dengan kenyataan- kenyataan hidup
dibawah penjajahan dan dominasi pengaruh bangsa yang asing. Kenyataan itu
membangkitkan sikap patriotik dan nasionalismenya, sehingga tidak heran
meskipun masih berusia 13 tahun ia telah mendaftarkan diri untuk menjadi
sukarelawan perang melawan Israel. Namun ia ditolak oleh pemuda Muslimin
karena dianggap usianya masih terlalu muda. Namun hal itu tidak menyurutkan
semangatnya sehingga pada umur 16 tahun ia ikut perang gerilya melawan Inggris
di terusan Suez.2
Disamping itu ia juga dianggap bukan berasal dari kelompok Pemuda
Muslimin. Ia kecewa dan segera menyadari bahwa ia di Mesir saat itu telah terjadi
problem persatuan dan perpecahan. Pendidikannya diawali pada tahun 1948
dengan menamatkan pendidikan tingkat dasar dan melanjutkanstudi di Madrasah
Tsanawiyah “Khalil Agha”, Kairo. Sejak sekolah disinilah, Hanafi mulai tertarik
dengan kegiatan-kegiatan intelektual dengan mempelajari pemikiran sayyid Qutb
tentang keadilan dan Islam, dan dengan teman-temannya ia mengikuti diskusi
Ikhwan al-Muslimin. Dengan kegiatan tersebut ia terdorong untuk mendalami
pemikiran agama, revolusi dan perubahan sosial, filsafat teori-teori social. Sejak
tahun 1952 sampai dengan 1956 Hanafi belajar di Universitas Kairo untuk
mendalami bidang filsafat.Di dalam periode ini ia merasakan situasi yang paling
buruk di Mesir. Pada tahun 1954 misalnya, terjadi pertentangan keras antara
kelompok diskusinya Ikhwanul Muslimin dengan gerakan revolusi.
1
Rozak,A., & Anwar R, Ilmu Kalam, CV Pustaka Setia,( Bandung: 2014)
2
Soepomo,Kritik Hassan Hanafi Tentang Sufisme, At tahrir, vol.9, No.2.
ii
juga mendalami beberapa metode berfikir, mulai dari pemikiran fenomenologi
Husserl (1859-1938) yang mengakui kebenaran empiris, kebenaran teoritis (akal)
dan kebenaran nilai. Kemudian ia juga mendalami pemikiran pembaruan dan
sejarah filsafat Jean Guitton (1901-1999), sampai analisis kesadaran Paul Ricouer
(1913-2005), pemikiran Louis Massignon (1883-1962) dalam bidang pembaruan.
Perjalanan Ilmiah Hanafi selama di Perancis berlangsung selama kurang lebih 10
tahun yang membuatnya memiliki kesan abadi pada perkembangan intelektualnya
yang membuatnya berucap “itulah barat yang aku pelajari, aku cintai, aku kritik
dan akhirnya aku benci.3 Namun, walaupun dikemudian hari ia mengkritik dan
bahkan menolak barat, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa ide-ide liberalisme
barat, demokratisasi, rasionalisme, dan pencerahannya telah merasuk dan
mempengaruhi pemikiran-pemikiran hanafi.
Karier Hanafi di dunia intelektual dimulai pada tahun 1967 ketika diangkat
menjadi Lektor, kemudian Lektor Kepala (1973), Profesor filsafat (1980) pada
jurusan Filsafat Universitas Kairo serta diserahi jabatan sebagai ketua Jurusan
Filsafat pada universitas yang sama. Selain itu, ia juga aktif dibeberapa negara dan
perguruan tinggi internasional sebagai dosen tamu, seperti di Perancis (1969),
Belgia (1970), Temple University Philadelpia AS (1971-1975) Universitas
Kuwait (1979), dan Universitas Fez Maroko (1982-1984). Selanjutnya diangkat
sebagai guru besar pada Universitas Tokyo (1984-1985), di Persatuan Emirat
Arab (1985) dan menjadi penasihat program di Universitas PBB di Jepang (1985-
1987).
3
M. Ridlwan hanbali, “Hassan Hanafi: dari Islam Kiri, Revitalisasi Turats hingga
Oksidentalisme” (Bandung: Mizan, 2001), hlm. 218.
ii
Di samping menggeluti dunia akademik, Hanafi juga aktif dalam
organisasi kemasyarakatan, seperti Persatuan Masyarakat Filsafat Mesir sebagai
sekretaris umum, anggota Ikatan Penulis Asia-Afrika, dan wakil presiden
Persatuan Masyarakat Filsafat Arab. Pemikirannya tersebar di dunia Arab dan
Eropa. Tahun 1981, ia memprakarsai sekaligus menjadi pimpinan redaksi Jurnal
Ilmiah al-Yasar al-Islami (Kiri Islam). Pemikirannya dalam jurnal tersebut
memancing reaksi keras dari penguasa Mesir saat itu, Anwar Sadat (1918-1981),
sehingga menyeret Hanafi mendekam dalam penjara. Sejak saat itu, jurnal al-
Yasar al-Islami tidak pernah terbit lagi. Namun pemikiran al-Yasar al-Islami tidak
pernah hilang dikalangan umat Islam, bahkan menjadi kajian yang menarik dan
layak untuk diteliti dan dikembangkan.
Disamping dunia akademik, Hanafi juga aktif dalam organisasi ilmiah dam
kemsyarakatan. Aktif sebagai sekretaris umum Persatuan Masyarakat Filsafat
Mesir, anggota Ikatan Penulis Asia-Afrika, anggota Gerakan Solidaritas Asia-
Afrika dan menjadi wakil presiden Persatuan Masyarakat Filsafat Arab.
Pemikirannya tersebar di dunia Arab dan Eropa. Tahun 1981 memprakarsai dan
sekaligus sebagai pimpinan redaksi penerbitan jurnal ilmiah Al-Yasar al-
Islami. Pemikirtannya yang terkenal dalam jurnal ini sempat mendapat reaksi keras
dari penguasa Mesir saat itu, Anwar Sadat, sehingga menyeretnya dalam penjara.
B. KARYA KARYA
4
Listiyono Santoso dkk, Epistemologi Kiri, (Ar-Ruzz Press Yogyakarta, 2003), Hlm.270
ii
Adapun Karya karya hanafi adalah sebagai berikut:
1. Kiri Islam
Makna kata “kiri” disini adalah nama ilmiah, sebuah istilah ilmu politik yang
berarti resistensi dan kritisisme dan menjelaskan jarak anatara realitas dan
idealitas. Ia juga istilah ilmu-ilmu kemanusiaan secara umum. Kata Kiri Islam
sendiri muncul secara spontan. Penamaan itu pun setelah meliahat realitas yang
berkembang dalam masyarakat khususnya umat islam yang kehidupannya
terkotak-kotak seperti antara penguasa dan rakyat, kaya dengan yang miskin,
atasan dengan bawahan, dll. Kiri Islam berada pada posisi yang dikuasai, si
miskin, terpinggirkan.Kiri Islam berada pada pihak yang terkotak-kotak di bawah,
mengambil hak-hak kaum miskin yang terenggut oleh orang-orang kaya,
memperkuat orang-orang yang lemah menjadi umat yang super, menjadikan
manusia tidak hidup terkotak-kotak menjadikan manusia sama tingginya. Dalam
bahasa ilmu politik, kiri berarti perjuangan dan kritisisme.5
Kiri islam bertopang pada tiga pilar dalam rangka mewujudkan kebangkitan
islam, revolusi islam (revolusi tauhid), dan kesatuan umat.
5
Munir ,Hasan Hanafi, Kiri Islam dan Proyek Al Turats wa Al Tajdid.
ii
adalah keniscayaan untuk kemajuan dan kesejahteraan muslim serta untuk
memecahkan situasi kekinian di dalam dunia islam.
2. Perlunya menantang peradaban Barat. Ia mengingatkan tentang bahayanya
imperalisme kultural barat yang cenderung membasmi kebudayaan
bangsa-bangsa yang secara kesejahteraan kaya.
3. Analisis terhadap realitas dunia Islam. Ia mengkritik metode tradisional
yang bertumpu pada teks (nash), dan mengusulkan suatu metode tertentu
agar realitas dunia Islam dapat berbicara pada dirinya sendiri.
2. Rekonstruksi Teologi
2. Pentingnya teologi baru ini bukan semata pada sisi teoritisnya, melainkan
terletak kepada kepentingan praktis untuk secara nyata mewujudkan ideologi
sebagai gerakan dalam sejarah, salah satu kepentingan praksis ideologi Islam
(dalam teologi) adalah memecahkan kemiskinan dan keterbelakangan di negara-
negara Muslim.
3. Kepentingan teologi yang bersifat praksis, yaitu secara nyata diwujudkan dalam
realitas melalui realisasi tauhid dalam dunia Islam.7
6
Syarifuddin. (2012). Konsep Teologi Hasan Hanafi. Jurnal Substantia, vol 14.
7
Ibid, vol 14.
ii
3. Pemikiran Tentang Oksidentalisme
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasan hanafi adalah tokohpemikiran modern dan penggerak dalam
dunia Islam. Ia mempunyai berbagai pemikiran yang revormis dan
revolusioner dalam pembaharuan, pemikiran- pemikiran Islam. Ide- ide
pemikiran ini berada pada berbagai bidang, tetapi hanya beberapa
pemikiran beliau yang sangat fenomenal dan sangat berpengaruh hingga
sekarang.
Teori ini ingin menghapus adanya sekat- sekat yang ada dalam
realitas masyarakat seperti tuan dengan hambanya, atasan dengan
bawaanya, si kaya dan si miskin. Inti pemikiran yang kedua yaitu tentang
hermeneutika Al-Qur’an. Pemikirian mengkritik tentang model penafsiran
klasik yag hanya berkutat menafsirkan yang berhubungan dengan
teosentris saja tanpa saja pengaruh terhadap realita kehidupan.
Ia juga memberikan model- model penafsiran yang berhubungan
keadaan sekarang. Pemikiran yang ketiga adalah tentang oksidentalisme.
Pemikiran ini muncul sebagai reaksi dia terhadap Hegemoni bangsa barat
yang selalu mendominasi setiap unsur kehidupan.
ii
DAFTAR PUSTAKA
ii