Disusun Oleh :
NIM : 204102010048
FAKULTAS SYARI’AH
PRODI HUKUM KELUARGA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan kesempatan
pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas Rahmat dan Hidayah-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah berjudul Tokoh Rasyidi tepat waktu. Makalah disusun guna
memenuhi tugas UAS Ibu dosen Siti Muslifah, S.H.I., M.S.I. selain itu saya juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi saya dan juga teman-teman yang lain.
Jember,28,Desember.2020
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover.......................................................................................................................
Kata pengantar.........................................................................................................
Daftar isi..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................................
B. Rumusan masalah........................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1 Kesimpulan..................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam perkembangannya Islam banyak sekali mengalami perubahan-perubahan
dan pembaharuan-pembaharuan yang terjadi. Karena adanya ketidak relevannya
antara masa klasik dan masa berikutnya. Sehingga terjadi suatu pembaharuan
pemikiran yang terjadi, salah satunya tokoh pembaharuan dalam Islam ialah Hasan
Hanafi.
Berkaitan dengan hal tersebut yang perlu dikaji bila membicarakan mengenai
pembaharuan pemikiran seorang tokoh maka yang perlu di perhatikan adalah kondisi
lingkungan dimana dia dibesarkan. Karena kondisi lingkungan itulah yang pada
umumnya melatarbelakangi munculnya gagasan-gagasannya itu.
Fokus penelitian pada pemikiran Hassan Hanafi ini adalah kiri Islam,
Oksidentalisme, Revolusi tauhid, Revitalisasi Khasanah Intelektual Klasik, dan
Antroposentrisme. Pemikiran Hassan Hanafi tersebut menurut pandangan pemikir-
pemikir Islam lainnya ada beberapa yang mendukung dan adapula yang mengkritik
pemikirannya. Dari beberapa pemikir Islam lainnya seperti Fazlurrahman,
Mohammad Arkoen, Nurcholish Madjid dan pemikir Islam yang mengkritik adalah
Kuntowijoyo.
Dari perbedaan tersebut, bukan berarti pemikiran Hassan Hanafi tidak relevan,
ada beberapa pemikirannya yang cukup relevan untuk dimiliki oleh umat Islam untuk
dijadikan motivasi dan pemikirannya untuk merekonstruksi umat Islam. Dan juga
relevan tidaknya dapat dilihat bagaimana menurut sudut pandang dari al-Quran.
1
M. Ridlwan hanbali, “Hassan Hanafi: dari Islam Kiri, Revitalisasi Turats hingga Oksidentalisme” dalam M. Aunul Abied
(ed).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Hasan Hanafi?
2. Apa saja karya-karyanya?
3. Bagaimana pemikiran yang ia berikan pada umat Islam
4. Bagaimana pembaruan hasan hanafi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana biografi Hasan Hanafi.
2. Untuk mengetahui apa saja karya-karyanya.
3. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran yang ia berikan pada umat Islam
4. Untuk mengetahui pembaruan hasan hanafi
BAB II
PEMBAHASAN
Meskipun Hanafi menolak dan mengkritik Barat, namun ide-ide Barat telah
mempengaruhi pemikirannya. Oleh karena itu Kazuo Shimogaki dalam bukunya ”Kiri
Islam” mengatakan bahwa Hanafi adalah seorang modernis-liberal, seperti Luthfi
Asy-Sayyid, Taha 2Husain, dan Al-Aqqad. Salah satu keprihatinan Hanafi adalah
bagaimana melanjutkan proyek yang didesain untuk membuat dunia Islam bergerak
menuju pencerahan yang menyeluruh. Hanafi melihat umat Islam pada masa itu
berada dalam ketidakbebasan, keprihatinan dan berada dalam bayang-bayang negara
Barat.[5] (Fuad Hasan, 2018).
Karier Hanafi di dunia intelektual dimulai pada tahun 1967 ketika diangkat
menjadi Lektor, kemudian Lektor Kepala (1973), Profesor filsafat (1980) pada
jurusan Filsafat Universitas Kairo serta diserahi jabatan sebagai ketua Jurusan Filsafat
pada universitas yang sama. Selain itu, ia juga aktif dibeberapa negara dan perguruan
tinggi internasional sebagai dosen tamu, seperti di Perancis (1969), Belgia (1970),
Temple University Philadelpia AS (1971-1975) Universitas Kuwait (1979), dan
Universitas Fez Maroko (1982-1984). Selanjutnya diangkat sebagai guru besar pada
Universitas Tokyo (1984-1985), di Persatuan Emirat Arab (1985) dan menjadi
penasihat program di Universitas PBB di Jepang (1985-1987).
2
M. Ridlwan hanbali, “Hassan Hanafi: biografi.
umum, anggota Ikatan Penulis Asia-Afrika, dan wakil presiden Persatuan Masyarakat
Filsafat Arab. Pemikirannya tersebar di dunia Arab dan Eropa. Tahun 1981, ia
memprakarsai sekaligus menjadi pimpinan redaksi Jurnal Ilmiah al-Yasar al-Islami
(Kiri Islam). Pemikirannya dalam jurnal tersebut memancing reaksi keras dari
penguasa Mesir saat itu, Anwar Sadat (1918-1981), sehingga menyeret Hanafi
mendekam dalam penjara. Sejak saat itu, jurnal al-Yasar al-Islami tidak pernah terbit
lagi. Namun pemikiran al-Yasar al-Islami tidak pernah hilang dikalangan umat Islam,
bahkan menjadi kajian yang menarik dan layak untuk diteliti dan dikembangkan.
Meskipun di negaranya sendiri (Mesir) ia kurang diterima bahkan dikecam oleh
kelompok Islam konservatif-skripturalis, tapi ia selalu menyempatkan diri menulis
beberapa karya ilmiah yang menekankan pada pentingnya tradisi dan pembaruan (al-
Turats wa Tajdid) dalam upaya membebaskan dunia Timur (Islam) dari pengaruh
Barat, sehingga tercipta kesetaraan antara al-ana yakni dunia Timur dan al-
akhar yakni dunia Eropa atau Barat.
Disamping dunia akademik, Hanafi juga aktif dalam organisasi ilmiah dam
kemsyarakatan. Aktif sebagai sekretaris umum Persatuan Masyarakat Filsafat Mesir,
anggota Ikatan Penulis Asia-Afrika, anggota Gerakan Solidaritas Asia-Afrika dan
menjadi wakil presiden Persatuan Masyarakat Filsafat Arab. Pemikirannya tersebar di
dunia Arab dan Eropa. Tahun 1981 memprakarsai dan sekaligus sebagai pimpinan
redaksi penerbitan jurnal ilmiah Al-Yasar al-Islami. Pemikirtannya yang terkenal
dalam jurnal ini sempat mendapat reaksi keras dari penguasa Mesir saat itu, Anwar
Sadat, sehingga menyeretnya dalam penjara.
2. Karya-karya
Karya karya hanafi dapat diklasifikasiakan menjadi tiga priode, yaitu : Priode
pertama berlangsung pada tahun 60-an; periode kedua pada tahun 70-an, dan periode
ketiga dari tahun 80-an sampai dengan 90-an. Analisis tentang perkembangan
pemikiran Hanafi akan di dasarkan perkembangan perpriode dari karya karya
tersebut. Masing masing priode terdapat perkembangan pemikiran hanafi dan
dinamika politik di Mesir mempunyai pengaruh besar pada pemikirannya. Pada awal
dasawarsa 1960-an pemikiran Hanafi dipengaruhi oleh faham-faham dominan yang
berkembangan di Mesir, yaitu nasionalistik-sosialistik populistik yang juga
dirumuskan sebagai ideologi Pan Arabisme, dan oleh situasi nasional yang kurang
menguntungkan setelah kekalahan Mesir dalam perang melawan Israel pada tahun
1967. Salah satu karya monumentelnya adalah min’al-aqidah ila al tasawrah (dari
akidah ke revulusi)
Usahanya untuk melakukan rekonstruksi pemikiran Islam, ketika ia berada di
Perancis ia mengadakan penelitian tentang, metode interpretasi sebagai upaya
pembaharuan bidang ushul, dan tentang fenomenologi sebagai metode untuk
memahami agama dalam konteks realitas kontemporer. Ketiga, usaha untuk
menginterprestasikan realitas umat islam dalam kerangka baru. Penelitian itu
sekaligus merupakan upayanya untuk meraih gelar doktor pada Universitas Sorbonne,
dan ia berhasil menulis disertasi tentang Metode Penafsiran yang mendapat
penghargaan sebagai karya ilmiah terbaik di Mesir pada tahun 1961.
Awal periode 1970-an, Hanafi juga memberikan perhatian utamanya untuk
mencari penyebab kekalahan umat Islam dalam perang melawan Israel tahun 1967.
Oleh karena itu, tulisan-tulisannya lebih bersifat populis. Di awal periode 1970-an, ia
banyak menulis artikel di berbagai media massa, seperti Al Katib, Al-Adab, Al-Fikr
al-Mu’ashir, dan Mimbar Al-Islam. Pada tahun 1976, tulisan-tulisan itu diterbitkan
sebagai sebuah buku dengan judul Qadhaya Mu’ashirat fi Fikrina al-Mu’ashir
Kemudian, pada tahun 1977, kembali ia menerbitkan Qadhaya Mu `ashirat fi
al Fikr al-Gharib. Buku kedua ini mendiskusikan pemikiran para sarjana Barat untuk
melihat bagaimana mereka memahami persoalan masyarakatnya dan kemudian
mengadakan pembaruan.
Sementara itu Dirasat Islamiyyah, yang ditulis sejak tahun 1978 dan terbit tahun 1981,
memuat deskripsi dan analisis pembaruan terhadap ilmu-ilinu keislaman klasik,
seperti ushul fikih, ilmu-ilmu ushuluddin, dan filsafat. Dimulai dengan pendekatan
historis untuk melihat perkembangannya, Hanafi berbicara tentang upaya rekonstruksi
atas ilmu-ilmu tersebut untuk dise¬suaikan dengari realitas kontemporer. Periode
selanjutnya, yaitu dasawarsa 1980-an sampai dengan awal 1990-an, dilatarbelakangi
oleh kondisi politik yang relatif lebih stabil ketimbang masa-masa sebelumnya.
Dalam periode ini, Hanafi mulai menulis Al-Turats wa al-Tajdid yang terbit pertama.3
kali tahun 1980. Buku ini merupakan landasan teoretis yang memuat dasar-
dasar ide pembaharuan dan langkah-langkahnya. Kemudian, ia menulis Al- Yasar Al-
lslamiy (Kiri Islam), sebuah tulisan yang lebih merupakan sebuah "manifesto politik"
yang berbau ideologis, sebagaimana telah saya kemukakan secara singkat di atas.
Buku Min Al-Aqidah ila Al-Tsaurah (5 jilid), yang ditulisnya selama hampir sepuluh
tahun dan baru terbit pada tahun 1988. Buku ini memuat uraian terperinci tentang
pokok-pokok pembaruan yang ia canangkan dan termuat dalam kedua karyanya yang
terdahulu. Oleh karena itu, bukan tanpa alasan jika buku ini dikatakan sebagai karya
Hanafi yang paling monumental. Selanjutnya, pada tahun-tahun 1985-1987, Hanafi
menulis banyak artikel yang ia presentasikan dalam berbagai seminar di beberapa
negara, seperti Amerika Serikat, Perancis, Belanda, Timor Tengah, Jepang, termasuk
Indonesia. Kumpulan tulisan itu kemudian disusun menjadi sebuah.buku yang
berjudul Religion, Ideology, and Development yang terbit pada tahun 1993. Beberapa
artikel lainnya juga tersusun menjadi buku dan diberi judul Islam in the Modern
World (2 jilid). Bapak tiga anak ini menulis sedikitnya 20 buku dan puluhan makalah
ilmiah. Karyanya yang populer di Indonesia antara lain Al-Yasar al-Islami (Kiri
Islam), Min al-`Aqidah ila al-Thawrah (Dari Teologi ke Revolusi), Turath wa Tajdid
(Tradisi dan Pembaharuan), Islam in The Modern World (1995), dan lainnya. Hasan
Hanafi bukan sekedar pemikir revolusioner, tapi juga reformis tradisi intelektual
Islam klasik.
3
prof dr yunan yusuf, jl tambra raya No. 23 rawamangun, Jakarta.
3. Pemikiran kalam hasan hanafi
Hasan al-hanafi mempunyai banyak sekali pemikiran dalam dunia islam. Ada
hasil pemikiran beliau dalam hal “politik” yang sangat terkenal yaitu Kiri Islam dan
dalam bidang tafsir karyanya adalah Hermeneutika Al-quran. Ada juga tentang
oksidentalisme. Disini akan coba di jelaskn beberapa inti pemikiran dari Hasan
Hanafi.
2) . Rekontruksi Teologi
Untuk memfungsikan teologi menjadi ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi
masa kini.Hasan Hanafi melakukan kontruksi dan revisi serta membangun kembali
epistemology lama yang rancu dan palsu menuju epistemology baru yang sahih dan
lebih signifikan.Tujuan rekontruksi teologi hanafi adalah menjadikan teologi tidak
sekedar dogma-dogma keagamaan yang kosong,melainkan menjelma sebagai ilmu
tentang pejuang social,yang menjadikan keimanan-keimanan memiliki fungsi
secara actual sebagai landasan etik dan motivasi manusia.
a. Analisis Bahasa
Bahasa serta Istilah-Istilah dalam teologi tradisional adalah warisan nenek
moyang dibidang teologi yang merupakan bahasa Khas yang seolah-olah menjadi
ketentuan sejak dulu.teologi tradisional memiliki istilah-istilah khas seperti
Allah,Iman,Akhirat.Menurut Hanafi semua ini sebenarnya meyingkapkan sifat-
sifat dan metode keilmuan,ada yang empiric-rasional seperti iman,amal dan
imamah,dan ada yang historis seperti nubuwah serta adapula yang metafisik seperti
Allah dan Akhirat.
b. Analisis Realitas
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang historis-sosiologis
munculnya teologi dimasa lalu,mendeskripsikan pengaruh-pengaruh nyata bagi
kehidupan masyarakat dan bagaimana ia mempunyai kekuatan mengarahkan terhadap
perilaku para pendukungnya.analisis realitas ini berguna untuk
menentukan stressing kearah mana teologi kontemporer harus diorientasikan
4
Https://www.scribd.com/doc/39806219/pemikiran-pemikiran kalam
Hasan hanafi (di akses pada tanggal 29, desember,2020 jam 19:50)
4. Pembaruan hasan hanafi
Pembaruan Hasan Hanafi baru sebatas menyandingkan antara yang Qodim (tuhan)
Dengan yang Jadid(alam). gagasannya juga baru sebatas saling memberikan warna
serta pengaruh antara kedua dimensi tersebut dan belum menampaki ranah takwil
yang memungkinkan terjadinya pembaruan yang sesungguhnya seperti yang
diinginkan Dr. Nasr. Meskipun demikian Dr Nasr juga memuji ide Hasan Hanafi
setelah menjelaskan "kelemahan sekaligus kegagalannya" namun upaya Hasan Hanafi
dengan mengubah ketuhanan menjadi kemanusiaan Wahyu menjadi pemikiran dan
pengalaman manusia menurut Dr Nasr belum cukup untuk sampai kepada pengertian
majazi dari setiap informasi Al Qur'an.
Masih berkenaan dengan Hasan Hanafi , Dr Nasr menilai langkahnya penuh
dengan keraguan dan baru sebatas memuluskan komunikasi antara unsur sakral dan
profane. Proyek"kiri Islam" yang di gagas Hasan Hanafi menurut Dr Nasr telah
bergeser dari tujuan semula yaitu pembangunan kembali keilmuan Islam (i'adatul
bina) menjadi haknya sebagai pewarnaan kembali (i'adat uttila) dari perbedaan yang
telah usang. Begitu pula perubahan gerakan pembaharuan menjadi upaya
menyandingkan antara yang lama dengan yang baru sebuah usaha yang baru memberi
warna dan belum menerapkan konsep takwil sebagai bentuk dari sebuah bangunan
yang baru tetapi kekurangan ini tidak menghancurkan seluruh proyek Hasan Hanafi
Karena banyak penemuan berharga yang perlu di ungkapkan. Di antara keberhasilan
Hasan Hanafi adalah upayanya yang serius untuk menyaksikan akidah terutama
akidah ketuhanan agar tidak berada di luar alam aqidah yang di yakini sebagai sesuatu
yang sempurna dan kuat dalam bentuk nya yang sangat ideal telah menjadi sesuatu
yang profane dan manusiawi.5
5
, dr.mohammed emarah Jl tambora raya No. 23,rawamangun, Jakarta13220
BABIII
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hasan hanafi merupakan seorang tokoh pemikir modern dan penggerak dalam
dunia islam Ia mempunyai berbagai pemikiran yang reformis dan revolusioner dalam
pembaharu pemikiran Islam Hasan Hanafi dengan pemikirannya mampu menjadi
tokoh berpengaruh pada masanya dengan ilmu dan pengalamannya Ia melahirkan
banyak kerya tidak terkecuali karyanya yang populer di indonesia seperti Al yasar al
islami (kiri islam) Selain itu hasan hanafi pernah melakukan pembaharuan Meski
pembaharuan itu belum menampaki ranah takwil yg memungkinkan terjadinya
pembaharuan sesungguhnya Gagasan itu mendapatkan pujian dari Dr Nasr saat hasan
hanafi menjelaskan kelemahan sekaligus kegagalannya
DAFTAR PUSTAKA
M. Ridlwan hanbali, “Hassan Hanafi: dari Islam Kiri, Revitalisasi Turats hingga
Oksidentalisme
Https://www.scribd.com/doc/39806219/pemikiran-pemikiran kalam
Hasan hanafi (di akses pada tanggal 29, desember,2020 jam 19:50)
dr.mohammed emarah