ISLAM DI INDONESIA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Mujtahid,M.Ag
Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah
memberi kami nikmat sehat. Sholawat serta salam selalu kami ucapkan kepada nabi
Muhammad saw. Yang telah membawa umatnya dari lembah kejahilan ke lembah
yang terang benderang disertai keimanan. Ucapan terimakasih kami kepada dosen
pembimbing mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang telah mengarahkan kami
dalam penyusunan makalah ini. Juga terimakasih kepada teman-teman satu kelompok
sudah mau bekerja sama dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Indonesia?
C. Tujuan
Indsonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
NU atau Nahdatul Ulama memiliki arti kebangkita ulama, adalah organisasi massa
islam yang dibentuk dan didirikan oleh para Ulama Nusantara di bawah pimpinan K.H.
Hasyim Asy’ari, NU merupakan salah satu oraganisasi keagamaan yang ada di Indonesia.
Ddirikan di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926 M. Diantara
tokoh yang ikut berperan dalam mendirikan organisasi ini ialah K.H. Hasyim Asy’ari,
K.H. Wahab Hasbulah, K.H. Bisri Syamsuri, K.H. Ma’sum Lasem, dan beberapa kiai
lainnya. NU berakidah islam menurut paham Ahlusunnah Wal Jam’ah dan menganut
empat mazhab, yakni Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali. Asasnya ialah Pancasila, dan
bernuansa Nusantara.
menurut Muhammad Thaha Ma’ruf bahwa kelahiran Nahdatul Ulama dilator belakangi
oelh persoalan keagamaan yang mana NU lahir saat umat islam berada dalam suasana
Pendapat lain berpendapat bahwa oragnisasi ini didirikan untuk mewakili kepentingan –
kepentingan Kiai, visi misi pemirintah dan kaum pembaharu dan menghamabat
bahwa tujuan didirikannya ialah usaha memperjuangkan berlakunya ajaran islam yang
berarahkan Ahlusunnah Wal Jam’ah dan menganut empat mazhab ditengah – tengah
kehidupan bangsa yang bersaskan Pancasila.. menurut Abu Zahra perbedaan pendapat
1
Moeh Thaha Ma’ruf. Pedoman Pemimpin Pergerakan,(Jakarta: PBNU, 1954), hal. 103,
3
dikalangan kaum muslim pada hakitnya menampak dalam dua bentuk yakni Praktis dan
Teoritis. Perbedaan secara praktis terwujud dalam kelompok seperti kelompok Ali bin Abi
Tholib (Syi’ah), Khawarij dan kelompok Muawiyah. Bentuk kedua dari perbedaan yakni
bersifat ilmiah teoritis seperti yang terjadi dalam masalah aqidah dan furu’(fiqih).
Dengan haluan ideologi ahlu sunnah waljamaah ini lahir dengan alasan yang
mendasar, antara lain: 1. Kekuatan penjajah Belanda untuk meruntuhkan potensi isala dan
melahirkan rasa tanggung jawab Alim Ulama dalam menjaga kemurnian dan keluhuran
ajaran islam. 2. Rasa tanggung jawab Alim Ulama sebagai pemimpin umat untuk
Sejak permulaan tahun 1910-an, sebelum didirikan Nahdatul Ulama Kyai Hasyim
As’ari tidak melarang salah seorang muridnya yang cerdas dan cemerlang yaitu K.H.
Wahab Hasbullah untuk mengambil bagian dalam aktifitas-aktifitas sosial pendidikan dan
Muhamadiyah, Kyai H. Ahmad Dahlan, dalam tahun 1923, pikiran-pikran islam modern
tradisional. Pada tingkat permulaan gerakan islam modern tersebut, tekanan diletakkan
pada pengaktifan sosial , ekonomi dan polotik. Mungkin itulah sebabnya gerakan tersebut
belu dirasa mengancam kedudukan pemimpin islam tradisional. Pada awal abad XX,
dalam kurun waktu sepuluh tahun Kyai Abdul Wahab Hasbullah, mengorganisir isalam
tradisional dengan dukungan para Kyai dan Ulama, dan beliau aktif didalam Syarikat
Islam (SI) sebuah perkumpulan para saudagar muslim yang didirikan di Surakarta tahun
1912, dan pada tahun 1916, kyai Wahab mendirikan sebuah madrasah yang bernama
Nahdatul Waton yang berpusat di Surabaya yang berpengasuh Kyai Wahab Hasbullah dan
Kyai H.Masmansur.
4
Pertumbuhan yang luar biasa dalam keanggotaan syarikat Islam menjelang akhir
tahunu 1920an terutama disebabkan oleh peranan kyai yang memobilisasikan masa pada
tingkat masyarakat luas dan tidak berarti bahwa pada tubuh syarikat islam belum ada
Pemimpin pesantren dan para Ulama yang mendukung gerakan Muhamadiyah yang
Namun umunya, kedua kelompok ini mendukung aktifitas Syarikat Islam, karena
organisasi ini tidak menyentuh soal-soal yang berhubungan dengan pembaruan dalam
konsep – konsep keagamaan. Dikarenakan Syarikat islam lebih tertarik kepada aktifitas
pada bulan februari tahun 1926 dan kongres tersebut hamper sepenuhnya dikuasai oleh
sahabatnya di Madinah). Akibatnya para Kiyai dan para ulama-ulama yang dipindah
langsung oleh Kiyai H. Hasyim Asy’ari melancarkan kritik-kritik yang keras kepada kaum
islam moderen dan sejak permulaan pada tahun 1926 membentuk Jami’yah Nahdatul
Ulama yang besar di kalangan Kyai dan Ulama di Jawa Timur dan Jawa Tengah dan kaum
awam. Organisasi ini bertujuan memperkuat kesetian kaum muslimin pada salah satu dari
anggotanya sesuai ajaran agama islam, hal ini diruskan dalam anggaran dasar Nahdatul
Ulama pada tahun 1927. Adapun kegiatan pokok antara lain : 1) memperkuat persatuan
5
antara sesama ulama yang masih setia pada ajaran madhzab, 2) memberikan bimbingan
tentang jenis-jenis kitab yang diajarkan pada lembaga pendidikan islam. 3) penyebaran-
penyebaran ajaran islam yang sesuai dengan tuntunan empat madzhab, 4) memperluas
masjid, langgar dan pondok pesantren; 6) membantu anak-anak yatim piatu dan fakir
miskin. Jadi Nahdatul Ulama menetapkan dirinya menjadi pengawas tradisi dengan
mempertahankan keempat madzhab Syafi’I yang dianut oleh kebanyakan umat islam di
seluruh nusantara ini. Selain itu pula NU banyak memberikan perhatian khususnya pada
kegiatan ekonomi, bidang yang berkaitan dengan kehidupan para kyai yang terkadang
adalah pemilik tanah dan pedagang. NU yang menjadi organisasi terbesar di Indonesia
sebenarya komunitas Islam yang semenjak kelairan tujuh puluhan tahun yang lalu
fenomena yang unik dan menarik. Mereka mempunyai gagasan keagamaan progresif
Nahdatul Ulama mempunyai dasar dan kekayaan intelektual yang senantiasa diwariskan
dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui lembaga pesantren sekaigus mempunyai
lembaga pendidikan yang cukup mapan sebagai transisi keilmuan. Pesantren terbukti
Dalam masa inilah Nahdatul Ulama dituntut memiliki lima kekuatan utama yang
dapat dimanfaatkan dengan baik dan akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Kekuatan
pertama adalah para kyai, santri, dan para alumni yang menjadi sumber moralitas dan
kebijakan bagi masyarakat. Kedua, para intelektual Nahdatul Ulama yang mempunyai
6
keahlian dalam berbagai bidang keilmuan. Ketiga, para pengusaha Nahdatul Ulama yang
semakin banyak. Keempat, para birokrat yang latar belakangnya Nahdatul Ulama, dan
yang terakhir adalah banyaknya para politikus dari berbagai partai di Indonesia.2
kehidupan beragama, sosial, dan budaya dari para kyai. Pesantren, Nahdatul Ulama, dan
para kyai merupakan sentral yang selalu mengaitkan diri dalam membentuk masyarakat.
Dalam membentuk masyarakat yang demikian, maka kekompakan itu dibutuhkan agar
memberikan wawasan filosofi, arah pandangan motivasi perilaku, dan pedoman perubahan
sampai terbentuknya suatu realitas sosial yang baru. Kedua, pendidikan islam dipengaruhi
oleh perubahan sosial dan lingkungan sosio-kultural dalam penentuan sistem pendidikan
mengenal sekolah dan universitas atau bisa juga sebaliknya. Secara kultural, pesantren
merupakan embrio pendidikan Nahdatul Ulama, akan tetapi komunitas pesantren masih
pesantren
2
Yuni Eka Khalifatuzzuhro, ”Kontribusi Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah Terhadap Perkembangan
Pendidikan Islam”, 2017, hlm. 29.
3
Ibid.,
7
4. Adanya hubungan timbal balik yang baik antara komunitas pesantren dengan
b. Banyaknya masyarakat awam yang masih setia mengikuti ajaran nenek moyang.
c. Kader-kader Nahdatul Ulama yang kurang terorganisir, juga belum ada report
4
Ani Jayanti, “Analisis Kritis Kontribusi Nahdatul Ulama dalam Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam”,
Vol. 2, No. 1, 2017, hlm. 5-6.
5
Ibid., hlm. 8-9.
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10