Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KONTRIBUSI NU TERHADAP PENDIDIKAN

ISLAM DI INDONESIA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:

Mujtahid,M.Ag

Disusun oleh:

M. Faisal Falah Alfayed (18110181)

Sabrina Cahyaningrum (18110182)

Afif Mahmud Syafi’I (18110183)

Lutfia Asyhadi (18110184)

Duwi Lismawati (18110185)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG
2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah
memberi kami nikmat sehat. Sholawat serta salam selalu kami ucapkan kepada nabi
Muhammad saw. Yang telah membawa umatnya dari lembah kejahilan ke lembah
yang terang benderang disertai keimanan. Ucapan terimakasih kami kepada dosen
pembimbing mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang telah mengarahkan kami
dalam penyusunan makalah ini. Juga terimakasih kepada teman-teman satu kelompok
sudah mau bekerja sama dalam penyelesaian makalah ini.

Dengan penulisan makalah Makalah Konsepsi Nu Terhadap Pendidikan Islam di


Indonesia akan dapat lebih membantu proses pembelajaran. Penyajian materi sudah
sangat urut dan cukup lengkap. Bahasa Tulisan yang digunakan dalam makalah ini
juga bahasa yang mudah dipahami. Makalah ini disusun berdasarkan referensi buku
yang khusus membahas makalah ini.

Malang, 6 Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3
A. Sejarah Nahdatul Ulama ...........................................................................6
B. Kontribusi Nahdatul Ulama dalam Pendidikan di Indonesia ...................6
C. Faktor Penghambat Kontribusi Nahdatul Ulama dalam Pendidikan di
Indonesia...................................................................................................6

BAB III PENUTUP ..................................................................................................8


A. Kesimpulan ..............................................................................................8
B. Saran .........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas makalah ini akan membahas tentang :

1. Bagaimana sejarah berdirinya Nahdatul Ulama di Indonesia?

2. Apa saja konstribusi Nahdatul Ulama terhadap pendidikan di Indonesia?

3. Apa saja faktor penghambat konstribusi Nahdatul Ulama terhadap pendidikan di

Indonesia?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Bagaimana sejarah berdirinya Nahdatul Ulama

2. Mengetahui Konstribusi Nahdatul Ulama terhdap pendidikan di Indonesia

3. Mengetahui faktor penghambat konstribusi Nahdatul Ulama terhadap pendidikan di

Indsonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Nahdatul Ulama

NU atau Nahdatul Ulama memiliki arti kebangkita ulama, adalah organisasi massa

islam yang dibentuk dan didirikan oleh para Ulama Nusantara di bawah pimpinan K.H.

Hasyim Asy’ari, NU merupakan salah satu oraganisasi keagamaan yang ada di Indonesia.

Ddirikan di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926 M. Diantara

tokoh yang ikut berperan dalam mendirikan organisasi ini ialah K.H. Hasyim Asy’ari,

K.H. Wahab Hasbulah, K.H. Bisri Syamsuri, K.H. Ma’sum Lasem, dan beberapa kiai

lainnya. NU berakidah islam menurut paham Ahlusunnah Wal Jam’ah dan menganut

empat mazhab, yakni Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali. Asasnya ialah Pancasila, dan

bernuansa Nusantara.

Ada beberapa pendapat , mengenai sebab lahirnya organisasi ini. Antaranya,

menurut Muhammad Thaha Ma’ruf bahwa kelahiran Nahdatul Ulama dilator belakangi

oelh persoalan keagamaan yang mana NU lahir saat umat islam berada dalam suasana

perdebatan akibat munculnya beberapa aliaran baru yang mengusung isumoderisme1.

Pendapat lain berpendapat bahwa oragnisasi ini didirikan untuk mewakili kepentingan –

kepentingan Kiai, visi misi pemirintah dan kaum pembaharu dan menghamabat

perkembangan orgnisasi yang hadir dahulu. Didalam ensiklopedia islam menyatakan

bahwa tujuan didirikannya ialah usaha memperjuangkan berlakunya ajaran islam yang

berarahkan Ahlusunnah Wal Jam’ah dan menganut empat mazhab ditengah – tengah

kehidupan bangsa yang bersaskan Pancasila.. menurut Abu Zahra perbedaan pendapat
1
Moeh Thaha Ma’ruf. Pedoman Pemimpin Pergerakan,(Jakarta: PBNU, 1954), hal. 103,

3
dikalangan kaum muslim pada hakitnya menampak dalam dua bentuk yakni Praktis dan

Teoritis. Perbedaan secara praktis terwujud dalam kelompok seperti kelompok Ali bin Abi

Tholib (Syi’ah), Khawarij dan kelompok Muawiyah. Bentuk kedua dari perbedaan yakni

bersifat ilmiah teoritis seperti yang terjadi dalam masalah aqidah dan furu’(fiqih).

Dengan haluan ideologi ahlu sunnah waljamaah ini lahir dengan alasan yang

mendasar, antara lain: 1. Kekuatan penjajah Belanda untuk meruntuhkan potensi isala dan

melahirkan rasa tanggung jawab Alim Ulama dalam menjaga kemurnian dan keluhuran

ajaran islam. 2. Rasa tanggung jawab Alim Ulama sebagai pemimpin umat untuk

memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari belenggu penjajah, 3. Rasa tanggung jawab

Alim Ulama dalam menjaga ketentraman dan kedamaian Bangsa Indonesia.

Sejak permulaan tahun 1910-an, sebelum didirikan Nahdatul Ulama Kyai Hasyim

As’ari tidak melarang salah seorang muridnya yang cerdas dan cemerlang yaitu K.H.

Wahab Hasbullah untuk mengambil bagian dalam aktifitas-aktifitas sosial pendidikan dan

keagamaan dari kelompok modernisiasi islam. Kelihatanya sampai meninggalnya pendiri

Muhamadiyah, Kyai H. Ahmad Dahlan, dalam tahun 1923, pikiran-pikran islam modern

dari gerakan Muhamadiyah belum menyentuh ideology yang fundamentaldari islam

tradisional. Pada tingkat permulaan gerakan islam modern tersebut, tekanan diletakkan

pada pengaktifan sosial , ekonomi dan polotik. Mungkin itulah sebabnya gerakan tersebut

belu dirasa mengancam kedudukan pemimpin islam tradisional. Pada awal abad XX,

dalam kurun waktu sepuluh tahun Kyai Abdul Wahab Hasbullah, mengorganisir isalam

tradisional dengan dukungan para Kyai dan Ulama, dan beliau aktif didalam Syarikat

Islam (SI) sebuah perkumpulan para saudagar muslim yang didirikan di Surakarta tahun

1912, dan pada tahun 1916, kyai Wahab mendirikan sebuah madrasah yang bernama

Nahdatul Waton yang berpusat di Surabaya yang berpengasuh Kyai Wahab Hasbullah dan

Kyai H.Masmansur.

4
Pertumbuhan yang luar biasa dalam keanggotaan syarikat Islam menjelang akhir

tahunu 1920an terutama disebabkan oleh peranan kyai yang memobilisasikan masa pada

tingkat masyarakat luas dan tidak berarti bahwa pada tubuh syarikat islam belum ada

perbedaan – perbedaan ideology antara mereka yang cendrung untuk tetap

mempertahankan Islam tradisional. Setelah berdirinya gerakan Muhamadiyah 1912 dan

sepeninggalnya Kyai H. Ahmad Dahlan sering terjadi perdebatan antara Kyai-Kyai.

Pemimpin pesantren dan para Ulama yang mendukung gerakan Muhamadiyah yang

mengenai berbagai aspek dalam praktek islam.

Namun umunya, kedua kelompok ini mendukung aktifitas Syarikat Islam, karena

organisasi ini tidak menyentuh soal-soal yang berhubungan dengan pembaruan dalam

konsep – konsep keagamaan. Dikarenakan Syarikat islam lebih tertarik kepada aktifitas

politik dan tujuan umumnya mepersatukan kelompok islam di Indonesia lebih

menekankan agar perbedaan pendapat yang menyangkut detail praktek – praktek

keagamaan bisa dihindari. Sewaktu kongres islam yang ke IV diselenggarakan di Bandung

pada bulan februari tahun 1926 dan kongres tersebut hamper sepenuhnya dikuasai oleh

pemimpin organisasiislam moderen yang mengabaikan usul-usul pemimpin islam

tradisional (diantara 4 madzhab memelihara, pemeliharaan kuburan Nabi dan keempat

sahabatnya di Madinah). Akibatnya para Kiyai dan para ulama-ulama yang dipindah

langsung oleh Kiyai H. Hasyim Asy’ari melancarkan kritik-kritik yang keras kepada kaum

islam moderen dan sejak permulaan pada tahun 1926 membentuk Jami’yah Nahdatul

Ulama yang besar di kalangan Kyai dan Ulama di Jawa Timur dan Jawa Tengah dan kaum

awam. Organisasi ini bertujuan memperkuat kesetian kaum muslimin pada salah satu dari

empat madzhab dan melakukan kegiatan-kegiatan yang member keuntungan para

anggotanya sesuai ajaran agama islam, hal ini diruskan dalam anggaran dasar Nahdatul

Ulama pada tahun 1927. Adapun kegiatan pokok antara lain : 1) memperkuat persatuan

5
antara sesama ulama yang masih setia pada ajaran madhzab, 2) memberikan bimbingan

tentang jenis-jenis kitab yang diajarkan pada lembaga pendidikan islam. 3) penyebaran-

penyebaran ajaran islam yang sesuai dengan tuntunan empat madzhab, 4) memperluas

jumlah madrasah dan memperbaiki organisasinya, 5) membantu pembangunan masjid-

masjid, langgar dan pondok pesantren; 6) membantu anak-anak yatim piatu dan fakir

miskin. Jadi Nahdatul Ulama menetapkan dirinya menjadi pengawas tradisi dengan

mempertahankan keempat madzhab Syafi’I yang dianut oleh kebanyakan umat islam di

seluruh nusantara ini. Selain itu pula NU banyak memberikan perhatian khususnya pada

kegiatan ekonomi, bidang yang berkaitan dengan kehidupan para kyai yang terkadang

adalah pemilik tanah dan pedagang. NU yang menjadi organisasi terbesar di Indonesia

sebenarya komunitas Islam yang semenjak kelairan tujuh puluhan tahun yang lalu

senantiasa berusaha menekankan pentingnya pelestarian dan penghargaan terhadap

khazanah budaya nusantara.

B. Kontribusi Nahdotul Ulama dalam Pendidikan di Indonesia

Setiap masa, perkembangan pemikiran keagamaan Nahdatul Ulama menunjukkan

fenomena yang unik dan menarik. Mereka mempunyai gagasan keagamaan progresif

dalam merespon modernitas dengan menggunakan basis pengetahuan yang dimiliki.

Nahdatul Ulama mempunyai dasar dan kekayaan intelektual yang senantiasa diwariskan

dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui lembaga pesantren sekaigus mempunyai

lembaga pendidikan yang cukup mapan sebagai transisi keilmuan. Pesantren terbukti

mampu mengembangkan pendidikan keagamaan di Indonesia.

Dalam masa inilah Nahdatul Ulama dituntut memiliki lima kekuatan utama yang

dapat dimanfaatkan dengan baik dan akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Kekuatan

pertama adalah para kyai, santri, dan para alumni yang menjadi sumber moralitas dan

kebijakan bagi masyarakat. Kedua, para intelektual Nahdatul Ulama yang mempunyai

6
keahlian dalam berbagai bidang keilmuan. Ketiga, para pengusaha Nahdatul Ulama yang

semakin banyak. Keempat, para birokrat yang latar belakangnya Nahdatul Ulama, dan

yang terakhir adalah banyaknya para politikus dari berbagai partai di Indonesia.2

Dalam bidang pendidikan, Nahdatul Ulama merupakan manifestasi modern dari

kehidupan beragama, sosial, dan budaya dari para kyai. Pesantren, Nahdatul Ulama, dan

para kyai merupakan sentral yang selalu mengaitkan diri dalam membentuk masyarakat.

Dalam membentuk masyarakat yang demikian, maka kekompakan itu dibutuhkan agar

semakin kuat dalam mengembangkan perkembangan islam dan mampu meningkatkan

kualitas sumber daya manusia melalui institusi pendidikan.

Pertama, pendidikan islam memberikan pengaruh terhadap sosio-kultur dalam arti

memberikan wawasan filosofi, arah pandangan motivasi perilaku, dan pedoman perubahan

sampai terbentuknya suatu realitas sosial yang baru. Kedua, pendidikan islam dipengaruhi

oleh perubahan sosial dan lingkungan sosio-kultural dalam penentuan sistem pendidikan

pesantren. Pesantren tumbuh di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang belum

mengenal sekolah dan universitas atau bisa juga sebaliknya. Secara kultural, pesantren

merupakan embrio pendidikan Nahdatul Ulama, akan tetapi komunitas pesantren masih

memiliki keterbelakangan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan

pesantren harus dilakukan dengan langkah-langkah berikut:3

1. Intropeksi diri atas pemahaman teologi aswaja

2. Pengasuh pesantren menjadi pioner dalam mengembangkan pendidikan

pesantren

3. Masyarakat pesantren harus melakukan transformasi nilai kepesantrenan

seperti keikhlasan dan kemandirian

2
Yuni Eka Khalifatuzzuhro, ”Kontribusi Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah Terhadap Perkembangan
Pendidikan Islam”, 2017, hlm. 29.
3
Ibid.,

7
4. Adanya hubungan timbal balik yang baik antara komunitas pesantren dengan

aparatur negara dari berbagai bidang.

Adapun kontribusi Nahdatul Ulama dalam pendidikan adalah sebagai berikut:4

a. Memberikan tenaga kependidikan dari kader-kader Nahdatul Ulama

b. Materinya juga bersumber dari Ahli Sunnah Wal Jama’ah

c. Peserta didik diajarkan sholawatan

d. Generasi muda diperbantukan disekolah-sekolah Negeri

e. Memberikan materi keaswajaan di seluruh sekolah yang kecuali yang non-muslim.

C. Faktor Penghambat Kontribusi Nahdatul Ulama dalam Pendidikan di Indonesia

Faktor-faktor yang menjadi penghambat kontribusi Nahdatul Ulama dalam pendidikan

adalah sebagai berikut:5

a. Sumber dana utama yang tidak tetap

b. Banyaknya masyarakat awam yang masih setia mengikuti ajaran nenek moyang.

c. Kader-kader Nahdatul Ulama yang kurang terorganisir, juga belum ada report

terhadap kontribusi pada lembaga kependidikan.

4
Ani Jayanti, “Analisis Kritis Kontribusi Nahdatul Ulama dalam Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam”,
Vol. 2, No. 1, 2017, hlm. 5-6.
5
Ibid., hlm. 8-9.

8
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN

9
DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai