Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH IPA TERPADU

MODEL PEMPELAJARAN THREADED

Dosen Pengampu :
Dr. Upik Yelianti, M.S
Kelompok 6
Risma Hesy Amrulia
P2A519001
Ria Septiana
P2A19009

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA


UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas anugrah-Nya penulisan
Makalah Ipa Terpadu dengan judul Model Threaded ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya
penulisan paper ini hingga bisa tersusun dengan baik. Kami juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada Ibu Dr. Upik Yelianti., M.s selaku Dosen Pengampu.

Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari beberapa sumber
Buku dan Media dengan harapan orang yang membaca dapat memahami tentang Model
Pembelajaran Threaded.

Akhirnya, kami menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan agar
tulisan ini dapat diperbaiki kedepannya.

Jambi, Oktober 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara


sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan
arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep - konsep yang
mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang mengubungkan antar konsep
dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih
menekankan keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap siswa memerlukan bekal pengetahuan dan
kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh melalui
pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin
memberikan bekal siswa dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut
kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas hanya sebanding dengan keterampilan.

Model pembelajaran terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan


perkembangannya secara holistic dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran
baik fisik maupun emosinya. Untuk itu aktivitas yang diberikan meliputi aktif mencari,
menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan yang holistic, bermakna, dan otentik
sehingga siswa dapat menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang
nyata di dalam kehidupan sehari-hari.
Integrated atau terpadu bisa mengacu pada integrated curricula (kurikulum terpadu)
atau integrated approach (pendekatan terpadu) atau integrated learning (pembelajaran terpadu).
Seperti ditegaskan Prabowo (2000:1) bahwa “Pembelajaran terpadu adalah suatu proses
pembelajaran dengan melibatkan/ mengaitkan berbagai bidang studi”.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu strategi pembelajaran
berdasarkan pendekatan yang bertujuan untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran
secara relevan dan bermakna bagi anak. Selanjutnya pembelajaran terpadu dalam
pelaksanaannya anak dapat diajak berpartisipasi aktif dalam mengekplorasi topic atau kejadian,
siswa belajar proses dan isi (materi) lebih dari satu bidang studi pada waktu yang sama.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara
terpisah-pisah, tetapi merupakan satu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai
dengan kebutuhan perkembangan siswa. Oleh karenanya pembelajaran terpadu menurut Prabowo
(2000:2) mempunyai beberapa ciri: berpusat pada anak, proses pembelajaran mengutamakan
pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.
Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu
proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat yang luwes, pembelajaran terpadu memberikan
hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih
menekankan keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap siswa memerlukan bekal pengetahuan dan
kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh melalui
pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin
memberikan bekal siswa dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut
kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas hanya sebanding dengan keterampilan.

Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembelajaran terpadu model threaded merupakan
model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang
berpotongan dengan inti materi subjek. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem
solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian dari problem
solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung,
mengantisipasi sebuag bacaan, hipotesis laboratorium dan sebagainya. Keterampilan-
keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam
model ini disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud model threaded itu ?

2. Seperti apa model threaded itu ?

3. Gambaran seperti apakah model threaded itu ?

4. Apa kelebihan dari model threaded itu ?

5. Apa kekurangan dari model threaded itu ?

6. Bagaimana cara penggunaan model threaded itu ?


1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian model threaded

2. Untuk mengetahui model threaded

3. Untuk mengetahui gambaran model threaded

4. Untuk mengetahui kelebihan model threaded

5. Untuk mengetahui kekurangan model threaded

6. Untuk mengetahui cara penggunaan model threaded


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Threaded

Ketrampilan berpikir (thinking skills), ketrampilan sosial (social skills), ketrampilan


belajar, grafis organizer, teknologi, dan kecerdasan ganda (multiple intelligence skills) yang
terdapat dalam semua disiplin ilmu dapat dilakukan dengan pendekatan untaian.
Model Threaded adalah model bersambungan atau model integrasi yang memfokus pada
metakurikulum yang merupakan jantung dari semua pokok bahasan. Misalnya, perkiraan
(prediction) adalah suatu ketrampilan yang digunakan untuk memperkirakan sesuatu yang ada
pada bidang ilmu matematika, memperkirakan peristiwa masa sekarang, atau mengantisipasi
peristiwa yang ada dalam sebuah novel, dan proses membuat berbagai macam dugaan di
laboratorium IPA. Strategi mencari kesepakatan juga digunakan untuk menyelesaikan konflik
dalam segala situasi permasalahan. Ketrampilan ini pada intinya akan dihubungkan melalui isi
standar kurikulum yang ada.

Dengan menggunakan ide yang ada dalam metakurikulum dapat ditargetkan serangkaian
ketrampilan berpikir tertentu untuk memasukkan prioritas isi pembelajaran yang ada. Misalnya
dengan akan menggunakan kurikulum berkelompok (cluster curriculum), pengajar (tim)
mungkin akan memilih kelompok ketrampilan analysis untuk memasukkan esensi ketrampilan
berpikir dari masing-masing kemampuan yang ada: IPA (pengelompokkan/classify), IPS
(perbandingan dan pembedaan/ compare and contrast), bahasa dan seni (menunjukkan/attribute),
matematika (mengurutkan/sequence). Demikian juga ketrampilan social (social skills) dan
kecerdasan ganda (multiple intelligence) lainnya akan disambungkan melalui berbagai macam
disiplin ilmu.

Dalam model Threaded, ketrampilan berpikir atau ketrampilan sosial akan digiring
kearah bagian isi, dan guru akan memberikan beberapa pertanyaan: “Bagaimana menurutmu hal
itu?”, “Ketrampilan berpikir yang bagaimanakah yang menurut anda paling berguna?”,
“Seberapa baikkah kerja kelompokmu hari ini?“, “Sudahkan kamu menggunakan kemampuan
bakat musikmu hari ini?”. Beberapa pertanyaan biasanya sangat berlawanan dengan pertanyaann
kognitif lainnya seperti, “Jawaban apa yang anda dapatkan?”, dan “Berapa banyak yang setuju?”
(Kadangkala beberapa pertanyaan tadi layaknya pertanyaan begitu saja diajukan ke anak-anak
dan seolah guru sedang “membuang waktu”. Maka siswapun akan mengatakan: “Baiklah,
sesungguhnya apa yang harus kami lakukan?”).

B. Bentuk dari Model Threaded

Menggunakan ide kurikulum meta, tingkat kelas atau tim antardepartemen menargetkan
satu set keterampilan berpikir untuk menanamkan ke dalam prioritas konten yang ada. Misalnya
dengan menggunakan "kurikulum klaster", tim mahasiswa dapat memilih cluster analisis
kemampuan berpikir untuk menanamkan ke dalam setiap konten: science (mengklasifikasikan),
IPS (membandingkan dan kontras), seni bahasa (atribut), matematika (squence). Demikian juga,
keterampilan sosial dan kecerdasan ganda dapat berulir melalui berbagai disiplin ilmu.

C. Gambaran Model Threaded

Sebagai kemampuan berpikir atau keterampilan sosial yang berulir ke dalam isi guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti: "bagaimana Anda berpikir tentang hal itu?", "Apa
keterampilan berpikir yang Anda temukan paling bermanfaat?", "Seberapa baik melakukan kerja
kelompok kita hari ini? ", dan" harus Anda menggunakan kecerdasan musikal Anda hari ini? ".
Pertanyaan pengolahan ini kontras tajam dengan pertanyaan kognitif biasa seperti, "apa jawaban
yang Anda dapatkan?", "Berapa banyak setuju?" (Kadang-kadang, pertanyaan-pertanyaan di atas
metakognitif suara untuk anak-anak seperti guru adalah: membuang-buang waktu "Siswa akan.
sering mengatakan, "OK, apa yang Anda benar-benar ingin kita lakukan?")

D. Kelebihan Model Threaded

Manfaat dari model Threaded ini akan berjalan seiring dengan manfaat adanya
metakurikulum. Metakurikulum adalah semacam kesadaran dan kontrol atas ketrampilan dan
strategi pemikiran, serta pembelajaran yang melebihi bahan pembahasan. Para guru akan lebih
menekankan pada aspek perilaku metakognitif sehingga siswa akan belajar bagaimana
seharusnya mereka belajar. Dengan membuat siswa sadar akan proses pembelajaran yang mereka
lakukan maka transfer masa depan akan mudah dilakukan. Yang paling utama untuk diingat
bahwa model integrasi yang ada tak akan berdiri sendiri sebagai satu disiplin ilmu murni, tetapi
siswa akan belajar mendapatkan manfaat dari jenis pemikiran hebat yang intinya adalah
pemindahan ketrampilan hidup.

E. Kekurangan Model Threaded

Kekurangan atau kelemahan model Threaded ini masih diperlukan adanya tambahan
kurikulum “lainnya”. Hubungan isi atau makna dalam lintas bidang studi sama sekali tak
ditujukan dengan jelas/gamblang. Permukaan metakurikulum tetapi mata pelajaran tetap statis.
Hubungan antara dan diantara berbagai pokok kajian materi sama sekali tidak ditekankan. Juga,
dalam rangka menyusupkan metakurikulum melalui isi, semua guru memerlukan suatu
pemahaman ketrampilan dan strateginya.

F. Cara Penggunaan Model Threaded

a) Fungsi Model Pembelajaran Threaded

Model threaded digunakan untuk mengintegrasikan kurikulum ketika metakurikulum


menjadi fokusnya. Model ini cocok digunakan sebagai salah satu langkah alternatif menuju
integrasi mata pelajaran yang lebih intensif. Model tersebut merupakan model yang aktif untuk
yang mendorong guru menjaga isi pelajaran tetap utuh, dan memasukkan keterampilan berfikir,
bekerja sama, dan kecerdasan multiple dalam isi mata pelajarannya. Pada model ini, pendekatan
metakurikuler digunakan untuk mencapai beberapa keterampilan dan tingkatan logika para siswa
dengan berbagai mata pelajaran. Misalnya, guru mempunyai target untuk membuat prediksi
dalam percobaan di laboratorium Matematika, IPA, Bahasa, yang pada saat bersamaan, guru IPS
mempunyai target dalam peramalan kejadian-kejadian saat ini, di mana keseluruhan kegiatan
tersebut membentuk suatu untaian keterampilan (membuat ramalan) yang bersumber dari lintas
berbagai mata pelajaran.

b) Ketepatan Penerapan Model Threaded

Model ini sangat sesuai jika digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menuju
penyatuan pokok bahasan. Oleh karena model Threaded ini merupakan model yang utama
digunakan oleh guru jika ingin memasukkan pemikiran, kerjasama, dan berbagai macam
kecerdasan dalam isi pembelajaran.
c) Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Model Threaded

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran terpadu


model Threaded yakni :

1. Menetapkan keterampilan yang diuntaikan dalam pembelajaran ketrampilan

2. Memilih mata pelajaran yang cocok untuk dipadukan dengan model ini

3. Mencocokkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dapat diuntaikan

4. Merumuskan indikator pembelajaran secara terpadu

5. Menetapkan ketrampilan berpikir yang akan diuntaikan

Langkah-langkah dalam membuat model threaded menurut Fogarty

1. Berpikir kembali: Mendesain ulang

Berpikir kembali ke unit anggota tim baru-baru ini diajarkan. Mengidentifikasi beberapa
keterampilan metacurricular yang tampaknya meningkatkan fokus konten.

2. Berpikir ke depan: desain

Berpikir ke depan sebagai anggota tim merencanakan topik dan unit mereka untuk
semester berikutnya. Menargetkan beberapa meta keterampilan untuk benang melalui isi.

3. Pikirkan lagi: menghaluskan

Berpikir lagi sebagai anggota tim garis unit tambahan studi dengan meta keterampilan
yang sesuai untuk benang melalui isi mata pelajaran.

d) Ikhtisar Meta Kurikulum

1) Ikhtisar Ketrampilan Berpikir (Thinking Skills)

Untaian kurikulum ketrampilan bepikir

(the cluster curriculum of thinking skills)


Untaian ketrampilan berpikir kreatif
Untaian ketrampilan berpikir
kritis (critical thinking skill clusters)
(creative thinking skills cluster)
Untaian penunjukan (attribute cluster) Untaian tanggapan (perception cluster)

1. Penggolongan (classifying) 1. Penemuan (inventing)

2. Pengurutan (sequencing) 2. Prakiraan/meramalkan (predicting)

3. Membandingkan dan 3. Hipotesa (hypothesizing)


membedakan (comparing & contrasting)
Merenungkan (imaging)
Menunjukkan (attributing)
Untaian urutan (sequence cluster) Untaian kesimpulan (inference cluster)

1. Memprioritaskan (prioritizing) 1. Prakiraan/meramalkan (predicting)

2. Menemukan sebab akibat (finding 2. Hipotesa (hypothesizing)


cause & effect)
3. Memberlakukan secara
3. Menarik kesimpulan (drawing umum (generalizing)
conclusions)
Menyimpulkan/menduga (inferring)
Mengurutkan (sequencing)
Untaian analisa (analysis cluster) Untaian pemecahan masalah (problem
solving cluster)
1. Menganalisa kesalahan (analyzing for
bias) 1. Menyimpulkan/menduga (inferring)

2. Menganalisa 2. Membuat analogi (making analogies)


asumsi/pendapat (analyzing for
assumption) 3. Berhadapan dengan kerancuan dan
gejala (dealing with ambiguity and
3. Menarik kesimpulan (drawing paradox)
conclusions)
Pemecahan masalah (problem solving)
menganalisa (analyzing)
Untaian evaluasi (evaluating cluster) Untaian pengungkapan (brainstorm
cluster)
1. Menganalisa
asumsi/pendapat (analyzing for 1. Perwujudkan (personifying)
assumption)
2. Penemuan (inventing)
2. Menganalisa kesalahan (analyzing for
bias) 3. Visualisasi (visualizing)

3. Analogi pemecahan (solving 4. Menghubungkan (associating)


analogies)
Pengungkapan
4. Membuat keputusan (decision pendapat (brainstorming)
making)

Mengevaluasi (evaluating)
Pemecahan masalah (problem solving)

Pengambilan keputusan (decision making)

Ide kreatif (creative ideation)


Untaian Ketrampilan evaluatif dan Untaian Ketrampilan produktif dan
analitis (analytical and evaluative skill generatif (generative and productive skill
cluster) cluster)

Seimbangkan aneka pilihanmu dari keduanya yang kritis dan pemikiran kreatif,
memilih suatu ketrampilan mikro, suatu kumpulan ketrampilan, atau dua kumpulan yang akan
bekerja bersama sebagai departemen atau tingkatan nilai/kelas untuk unit, semester, atau tahun.

2) Ikhtisar Ketrampilan Sosial (Social Skills)

Memilih ketrampilan sosial yang tepat ke target sebagai tingkatan nilai/kelas, departemen, atau
kelompok antar cabang ilmu pengetahuan.

IKHTISAR KETRAMPILAN SOSIAL


KETRAMPILAN SOSIAL
TAHAPAN
Komunikasi ( C), Kepercayaan ( T), Kepemimpinan ( L), Resolusi
Konflik ( CR)
Pembentukan

untuk Menggunakan suara (C) Memimpin bersama-sama (C)


mengorganisir
kelompok dan Mendengarkan tetangga (C) Melakukan pekerjaannya (L)
menetapkan
petunjuk perilaku Tinggal dengan kelompok (C) Tolong menolong (L)

Norma
Meliputi semua anggota (L) Semua berkesempatan partisi-
untuk melengkapi
yang di-tugaskan pasi (L)
dan membangun
Mendorong orang lain (L) yangMenghargai pendapat orang lain (T)
hubungan
efektif
Mendengar dengan focus (T) Tetap pada tugas (L)
Penyelarasan

untuk Memperjelas (C) Memeriksa perbedaan (CR)


mempromosikan
pe-mikiran kritis Menafsirkan gagasan (C) Menghasilkan alternatif (CR)
dan memak-
simalkan semua Memberikan contoh (C) Mencari kesepakatan (CR)
mata pe-lajaran
Pendapat

Nada perasaanuntuk
(C) berfungsi Melihat poin semua pandangan(CR)
secara efektif dan
memungkinkan Menyetujui gagasan orang (CR) Mencoba untuk setuju (CR)
pekerjaan secara
beregu Membuka pikiran (T) Mendukung gagasannya (L)
Melakukan

untuk membantu Menguraikan gagasan (C) Meluaskan gagasan (C)


perkem-bangan
ke tingkat yang Mengintegrasikan gagasan (L) Menyatukan bentuk (L)
le-bih tinggi
tentang ketram- Membenarkan gagasan (CR) Jangkauan kesepakatan (CR)
pilan berpikir,
kreativitas, dan
intuisi
Perbaikan ulang Mulai siklus dari setiap kali ketrampilan sosial :

untuk
menerapkan keDibentuk kelompok baru
lain kurikulum
dan memindah-Anggota baru bergabung dengan kelompok
kan ke dalam
kehidupan di luarAnggota tidak ada dari kelompok
kelas
Tugas baru diberikan

Merindukan terjadinya ketidakhadiran


1) Ikhtisar Ketrampilan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligence Skills)

Pilih salah satu atau satu kelompok kecerdasan untuk memusatkan pada suatu unit studi atau
pelajaran tunggal.

Sembilan Jalan
Mengetahui
Penjelasan
Kecerdasan
Ganda
kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata
secara efektif baik secara oral maupun tertulis seperti
Kecerdasan
dimiliki para pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan,
Linguistik
sastrawan, pemain sandiwara, orator, yang berkaitan dengan
penggunaan dan pengembangan bahasa secara umum.
kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan
Kecerdasan bilangan dan logika secara efektif dimiliki matematikus,
Matematis- saintis, programmer, dan logikus, termasuk di dalamnya
Logis adalah kepekaan pada pola logika, abstraksi, kategorisasi,
dan perhitungan.
kemampuan menangkap dunia ruang-visual secara tepat,
dipunyai para pemburu, arsitek, navigator, dan decorator,
termasuk kemampuan mengenal bentuk dan benda secara
Kecerdasan
tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikiran dan
mengenali perubahan itu, menggambarkan suatu hal dalam
Ruang Visual
pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata serta
mengungkapkan dalam suatu grafik, suatu keseimbangan
relasi,warna, garis, bentuk dan ruang.
kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk
Kecerdasan
mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti pada actor,
Kinestetik-
atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah, termasuk ketrampilan
Badani
koordinasi dan fleksibilitas tubuh.
kemampuan untuk mengembangkan, mengekpresikan, dan
Kecerdasan
menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, termasuk
kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi, kemampuan
Musikal
menyanyi, kemampuan mencipta lagu, kemampuan
menikmati lagu, musik dan nyanyian.
kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri
sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif
berdasar pengenalan diri itu, termasuk kemampuan
Kecerdasan
berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran akan gagasan
Interpersonal
yang tinggi, mampu ambil keputusan pribadi, sadar akan
tujuan hidup, dapat mengatur perasaan sehingga terlihat
tenang.
kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri
sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif
berdasar pengenalan diri itu, termasuk kemampuan
Kecerdasan
berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran akan gagasan
Intrapersonal
yang tinggi, mampu ambil keputusan pribadi, sadar akan
tujuan hidup, dapat mengatur perasaan sehingga terlihat
tenang.
kemampuan untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan
baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam
Kecerdasan alam natural, kemampuan untuk memahami dan menikmati
Lingkungan alam dan menggunakan kemampuan itu secaraproduktif
dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan
akan alam.
menyangkut kemampuan dan kepekaan seseorang untuk
menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau
Kecerdasan
keberadaan manusia. Orang yang tidak puas hanya
Eksistensial
menerima keadaan, keberadaannya secara otomatis, tetapi
mencoba menyadari dan mencari jawaban terdalam.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Ketrampilan berpikir (thinking skills), ketrampilan sosial (social skills), ketrampilan belajar,
grafis organizer, teknologi, dan kecerdasan ganda (multiple intelligence skills) yang terdapat
dalam semua disiplin ilmu dapat dilakukan dengan pendekatan untaian.
Model Threaded adalah model bersambungan atau model integrasi yang memfokus pada
metakurikulum yang merupakan jantung dari semua pokok bahasan.

2. Menggunakan ide kurikulum meta, tingkat kelas atau tim antardepartemen menargetkan satu
set keterampilan berpikir untuk menanamkan ke dalam prioritas konten yang ada.

3. Manfaat dari model Threaded ini akan berjalan seiring dengan manfaat adanya
metakurikulum. Metakurikulum adalah semacam kesadaran dan kontrol atas ketrampilan
dan strategi pemikiran, serta pembelajaran yang melebihi bahan pembahasan. Para guru
akan lebih menekankan pada aspek perilaku metakognitif sehingga siswa akan belajar
bagaimana seharusnya mereka belajar. Dengan membuat siswa sadar akan proses
pembelajaran yang mereka lakukan maka transfer masa depan akan mudah dilakukan. Yang
paling utama untuk diingat bahwa model integrasi yang ada tak akan berdiri sendiri sebagai
satu disiplin ilmu murni, tetapi siswa akan belajar mendapatkan manfaat dari jenis pemikiran
hebat yang intinya adalah pemindahan ketrampilan hidup.

4. Kekurangan atau kelemahan model Threaded ini masih diperlukan adanya tambahan
kurikulum “lainnya”. Hubungan isi atau makna dalam lintas bidang studi sama sekali tak
ditujukan dengan jelas/gamblang. Permukaan metakurikulum tetapi mata pelajaran tetap
statis. Hubungan antara dan diantara berbagai pokok kajian materi sama sekali tidak
ditekankan. Juga, dalam rangka menyusupkan metakurikulum melalui isi, semua guru
memerlukan suatu pemahaman ketrampilan dan strateginya.

5. Model ini sangat sesuai jika digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menuju penyatuan
pokok bahasan. Oleh karena model Threaded ini merupakan model yang utama digunakan
oleh guru jika ingin memasukkan pemikiran, kerjasama, dan berbagai macam kecerdasan
dalam isi pembelajaran.

6. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran terpadu


model Threaded yakni :

1. Menetapkan keterampilan yang diuntaikan dalam pembelajaran ketrampilan

2. Memilih mata pelajaran yang cocok untuk dipadukan dengan model ini.
3. Mencocokkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dapat diuntaikan

4. Merumuskan indikator pembelajaran secara terpadu

5. Menetapkan ketrampilan berpikir yang akan diuntaikan

B. Saran

Sebagai seorang guru kita harus menerapkan pembelajaran kreatif dan inovatif supaya
para siswa mempunyai keterampilan unutk hidup di masa depan. Demikian makalah yang dapat
kami buat dengan semaksimal mungkin. Apabila ada kesalahan dari penulisan, penyajian materi,
dan kejelasannya kami mohon maaf. Terimakasih bagi pembaca karena telah membaca makalah
ini. Dan semoga apa yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada gading yang tak
retak, tiada hal yang sempurna. Kritik dan saran diperlukan dalam penyempurnaan makalah
ini. Keberhasilan pembaca dalam memahami isi dari makalah ini perlu dirayakan karena usaha
dan kerja keras para pembaca sangat berharga dan perlu diberi penghargaan maka rayakanlah
dan bergembiralah.
DAFTAR PUSTAKA

Indrawati. 2009. Model Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Pengembangan
Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)
Untuk Program BERMUTU..

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta. Prestasi Pustaka
Publisher.

Asep, Novi, Dkk. 2011. Pembelajaran Terpadu Di SD. Banten. Universitas Terbuka.

Fogarty R. 1991. The Mindfull School: How To Integrate The Curricula. Palatine, illinois:
IRI/Skylight Publishing. Inc.

Anda mungkin juga menyukai