Anda di halaman 1dari 12

Materi Pembelajaran

2.3.1 Hewan Vertebrata


Hewan Vertebrata adalah hewan yang mempunyai tulang belakang. Tulang belakang

adalah tulang yang beruas-ruas dan berderet dari leher sepanjang punggung sampai ekor.

Sumsum tulang belakang yang terdapat dalam ruas-ruas tulang belakang dan otak merupakan

susunan saraf pusat. Kelompok vertebrata pada umumnya masuk dalam Phylum Chordata, tetapi

ada juga Phylum chordata yang masuk dalam invertebrata. Hewan vertebrata memiliki suatu

susunan tertentu yang merupakan tempat berkumpulnya sel-sel saraf dan mempunyai

perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah

memiliki sistem kerja sempurna peredaran darah yang berpusat di organ jantung dengan

pembuluh-pembuluh yang menjadi salurannya.Berikut ini merupakan gambar hewan vertebrata.

Gambar 2.1 Beberapa Contoh Hewan Vertebrata (http/sumberbelajar.kemendikbud.go.id,2011)

Berdasarkan penutup tubuh, alat gerak dan cara berkembang biak

hewan Vertebrata dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu :

a. Pisces (Ikan)
Pisces merupakan hewan yang hidup di dalam air. Ada yang hidup di air tawar, air payau,

dan ada juga yang hidup di air laut. Untuk memudahkan geraknya, tubuh ikan diselimuti oleh

sisik yang berlendir. Ikan bergerak dengan menggunakan sirip. Sirip terdiri atas sirip punggung,

sirip dada, sirip perut, sirip belakang, dan sirip ekor. Selain itu, ikan juga mempunyai gurat sisi

yang berfungsi untuk mengetahui tekanan air. Ikan bernapas dengan insang yang dilindungi oleh

tutup insang yang disebut operkulum. Karena jantung ikan hanya memiliki satu ventrikel

sehingga berdarah dingin dan suhu tubuhnya dapat berubah-ubah tergantung pada suhu luarnya

atau disebut poikiloterm.Pada umumnya ikan berkembang biak dengan bertelur dan

pembuahannya terjadi di dalam air, di luar tubuh induknya. Pembuahan di luar tubuh induk

disebut dengan pembuahan eksternal.Dari semua jenis ikan yang ada sekarang, ikan (Pisces)

dapat digolongkan menjadi 3 kelas yaitu, kelas Agnatha, kelas Condrichthyes, dan

kelas Osteichthyes.

1. Kelas Agnatha / Cyclostomata

Agnatha berasal dari bahasa Yunani, yaitu “a” yang berarti tidak dan “gnathos” yang

berarti rahang. Agnatha meliputi ikan-ikan yang tidak berahang, memiliki mulut bulat, yang

berada di ujung anterior. Tanpa sirip, namun beberapa jenis Agnatha memiliki sirip ekor dan

sirip punggung. Notokorda tetap ada selama hidup, secara tidak sempurna dan diselubungi

kartilago. Agnatha hidup di air tawar atau air laut dan mendapatkan makanan dengan mengisap

tubuh ikan lain dengan mulutnya.

Agnatha sudah memiliki alat indra berupa lubang hidung tunggal, dua mata, telinga

dalam, dan organ perasa. Pada tahap larva, Agnatha memiliki gonad hermafrodit. Ketika dewasa

menjadi kelenjar kelamin betina atau jantan, dan menjadi hewan berumah dua (diesius).
Fertilisasi secara internal.Contoh kelas Agnatha, Myxine sp (ikan hantu, ikan hag), Petromyzon

sp (lamprey, belut laut).

2. Kelas Chondrichthyes

Chondrichthyes berasal dari bahasa Yunani, yaitu “condros” yang berarti tulang rawan

dan “ichthyes” yang berarti ikan. Semua jenis ikan yang termasuk dalam

kelas Chondrichthyes memiliki tulang rawan, mulut dan lubang hidungnya ventral. Celah-celah

pharyngeal yang terlihat dari luar berjumlah 5 atau lebih dan jantungnya hanya memiliki satu

ventrikel. Memiliki rahang, mulut di bagian ventral. Kulitnya tertutup sisik placoid (berasal dari

kombinasi mesoderm dan ectoderm). Sirip dada dan sirip perut berpasangan, sedangkan sirip

punggung, sirip ekor, dan sirip dubur tidak berpasangan.

Chondrichthyes tidak memiliki gelembung renang. Ikan hiu mempunyai ciri, celah insang di

tepi tubuh, sedangkan ikan pari, celah insangnya di bagian bawah tubuh.

Chondrichthyes memiliki anggota jantan dan betina. Fertilisasi dapat secara eksternal ataupun

internal. Ada yang ovipar, ada pula yang ovovivipar. Contoh kelas Chondrichthyes adalah ikan

hiu hiu (Galeocerda sp.), Ikan Gergaji, Ikan Martil dan Ikan pari (Dasyatis sp.)

3. Kelas Osteichthyes

Osteichthyes berasal dari bahasa Yunani, yaitu “osteon” yang berati tulang

dan “ichthyes” yang berarti ikan. Semua jenis ikan yang termasuk dalam kelas

Osteichthyes memiliki sebagian tulang keras, mulut dan lubang hidungnya ventral, celah-celah

pharyngeal tertutup (tidak terlihat dari luar) dan jantungnya hanya memiliki satu

ventrikel. Osteichthyes melakukan reproduksi dengan cara fertilisasi eksternal. Telur dan sperma

keluar dari tubuh kemudian terjadi pembuahan. Mulutnya memiliki rahang. Sisik bertipe ganoid,

sikloid, atau stenoid, yang semuanya berasal dari mesodermal. Insang di lengkapi operculum
(tutup insang). Contoh kelas Osteichthyes adalah Ameiurus melas (ikan lele), Scomber scombrus

(ikan tuna), Onchorhynchus sp (ikan salmon), Sardinops coerulea (ikan sarden), ikan bandeng

dan ikan gurame.

Di dalam ekosistemnya, ikan berperan sangat besar. Bagi manusia, ikan memiliki nilai

ekonomi tinggi, menjadi sumber makanan berkadar protein tinggi. Beberapa jenis ikan yang

banyak dikonsumsi manusia dan bernilai ekonomi, di antaranya ikan emas, gurame, lele, kerapu,

tongkol, sarden, tuna, dan bandeng. Banyak pula ikan bernilai ekonomi sebagai ikan hias dan

peliharaan, misalnya ikan arwana, louhan, koi, dan diskus.

b. Amphibia (Amfibi)

Amphibia berasal dari kata “amphi” = dua, “bios” = hidup. Jadi, Amfibi berarti hewan yang

hidup di dua alam. Ketika masa larva hidup di air tawar, setelah dewasa hidup di

darat. Amphibia, seperti pada ikan, adalah hewan poikiloterm. Artinya, suhu tubuhnya dapat

beradaptasi dengan lingkungannya.

Amfibi adalah kelompok hewan yang melakukan pembuahannya secara eksternal dan

internal. Bagi kelompok katak, telur yang telah dibuahi, dikeluarkan dan disimpan di dalam

kantung penuh jeli. Telur ini dapat dibuahi saat jantan menaruh spermanya dekat betina. Bagi

kelompok salamander, pembuahan berlangsung secara internal.

Tubuh ditutupi kulit yang selalu basah dan tidak bersisik. Sebagian besar Amfibi mengalami

metamorfosis, fase larva bernapas dengan insang dan hidup di air, setelah dewasa bernapas

dengan paru-paru dan kulit, dan hidup di darat. Jantungnya beruang tiga, terdiri dua atrium

(serambi) dan satu ventrikel (bilik).

1. Ordo Caudata (Urodela)


Caudata bentuknya seperti kadal, berekor, bernapas dengan paru-paru, sebagian ada yang

bernapas dengan insang. Tubuhnya jelas terbagi dalam bagian kepala, badan, dan ekor. Kaki-

kaki sama besar. Contoh: Megalobatrachus japonius (salamander raksasa).

2. Ordo Salientia (Anura)

Anura adalah bangsa katak, tidak berekor, pandai melompat. Hewan dewasa bernapas

dengan paru-paru. Kepala dan tubuh hewan ini bersatu, tanpa leher. Kaki depannya pendek, kaki

belakang besar dan kuat untuk melompat. Anura memiliki selaput renang pada jari-jari kaki.

Mengalami metamorfosis, fertilisasi eksternal. Contoh Bufo terrestris (katak bangkong), Rana

pipiens (katak hijau).

3. Ordo Gymnophiona (Apoda)

Hewan semacam cacing, tanpa kaki. Kulitnya lunak dan menghasilkan cairan yang

merangsang. Antara mata dan hidung pada terdapat tentakel yang dapat ditonjolkan. Hewan ini

mempunyai mata tanpa kelopak dan ekornya pendek. Hewan jantan memiliki organ kopulasi

yang dapat ditonjolkan. Perkembang-biakannya secara ovipar atau ovovivipar. Hewan-hewan

Anura banyak terdapat di daerah tropis. Contoh: Ichthyosis glutinosus.

C. Reptilia (Hewan Melata)

Nama Reptilia berasal dari bahasa Latin, “repere” yang berarti melata. Cara berjalannya

secara merayap atau melata. Hewan ini tergolong berdarah dingin (poikiloterm) karena suhu

tubuhnya tergantung pada suhu lingkungannya. Reptilia adalah hewan darat yang dapat hidup di

air. Hewan ini bernapas dengan paru-paru. Kulit reptilia sangat keras, kering, dan bersisik. Kulit

reptil yang keras disebabkan adanya zat kapur (zat kitin) seperti pada kura-kura. Hewan ini

bergerak dengan menggunakan perut (melata), seperti ular dan ada juga yang menggunakan

keempat kakinya, seperti buaya, komodo, biawak, kadal, dan penyu. Jantung beruang empat,
terdiri dua atrium (serambi) dan dua ventrikel (bilik). Sekat antara kedua bilik hampir sempurna.

Ginjal bertipe metanefros. Fertilisasi pada Reptilia terjadi secara internal dan pembiakan bersifat

ovipar atau ovovivipar. Jika pembiakannya ovipar, telur-telurnya memiliki cangkang yang keras.

Namun, apabila pembiakannya ovovivipar telurnya mengandung banyak kuning telur, dan telur

berkembang dalam saluran telur hewan betina. Sebagian reptilia telah punah, misalnya,

Dinosaurus dan Pterydactyla (reptilia bersayap).

d. Aves ( Burung )

Dalam kehidupan sehari-hari, Aves kita kenal sebagai kelompok burung. Secara umum

tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Ciri aves yang paling terlihat adalah adanya

bulu yang menutupi seluruh tubuhnya. Bulu-bulu tersebut, selain untuk terbang, juga berfungsi

untuk menghangatkan tubuhnya. Ada tiga jenis bulu yang dimiliki oleh burung, antara

lain: plumae, yaitu bulu yang langsung menempel pada batang bulu. Plumulae, yaitu cabang dari

plumae dan filoplumae, yaitu helaian bulu yang paling halus yang merupakan cabang dari

plumulae. Bulu dan paruh burung terbuat dari keratin. Burung tidak memiliki gigi untuk

mengunyah makanannya, tetapi memiliki tembolok. Lengan depannya mengalami modifikasi

sebagai sayap yang umumnya digunakan untuk terbang. Burung adalah hewan yang suhu

tubuhnya tetap (homoioterm) yang artinya temperatur tubuhnya stabil di berbagai tempat yang

temperaturnya berbeda atau temperatur lingkungan tidak memengaruhi temperatur tubuh. Hal
ini berjaitan dengan jantungnya yang terdiri 4 ruang, dua atrium dan dua ventrikel, dengan sekat

sempurna.

Burung bernapas dengan paru-paru. Selain itu, pernapasan burung dibantu oleh pundi-

pundi udara (Saccus pneumaticus) ketika terbang. Burung berkembang biak dengan bertelur.

Saluran pencernaannya sempurna, memiliki lambung kelenjar dan lambung berotot. Ginjalnya

bertipe metanefros, tanpa kandung kemih. Pembuahan terjadi di dalam induk betinanya

(internal). Setelah pembuahan terjadi, burung akan bertelur dan akan mengerami hingga menetas.

Aves terdiri dua subkelas, yaitu Archaeornithes dan Neornithes. Archaeornithes

merupakan burung purba dan saat ini telah punah. Pada paruhnya terdapat gigi-gigi, ekornya

masih bertulang, serta sayapnya masih bercakar. Contoh Archaeornithes adalah Archaeopteryx

sp. Sedangkan Neornithes merupakan kelompok burung sejati. Tulang metacarpalia bersatu

membentuk carpometacarpus, jari kaki keduanya merupakan jari terpanjang, memiliki 13

vertebrae caudal atau kurang, tulang dada (sternum) dengan atau tanpa carina, dan ekornya

berbulu serta berukuran pendek. Neornithes merupakan kelompok burung modern yang sering

kita temukan saat ini. Kelompok ini terdiri atas berbagai ordo.

1. Ordo Struthioniformes

Contoh hewan Struthioniformes adalah Struthio camelus (burung unta) dan omnivora.

Burung unta tergolong pemakan hewan dan tumbuhan tinggi dapat mencapai 2,5 m, merupakan

pelari ulung, tidak dapat terbang.

2. Ordo Casuariiformes

Contoh Ordo Casuariiformes adalah Dromiceius sp (burung kasuari); tidak dapat terbang,

sayap kecil, kepala dan leher tidak berbulu, tinggi mencapai 1,7 m, banyak terdapat di Australia

dan Papua.
3. Ordo Apterygiformes

Apterygiformes adalah hewan sejenis burung kiwi, paruh panjang, lubang hidung di ujung

paruh, sayap mereduksi, bulu-bulunya seperti rambut. Contoh Apteryx sp (kiwi).

4. Ordo Procellariiformes

Procellariiformes adalah hewan sejenis burung albatros dengan ciri-ciri: lubang hidung

tubular, dalam hidung terdapat kelenjar, paruh berlapis beberapa papan, jari kaki vestigial/

mereduksi, hidup di lautan. Contoh Oceanodroma sp (albatros kecil).

5. Ordo Pelecaniformes

Ordo Pelecaniorfmes adalah hewan sejenis burung pelikan, burung ganet. Paruh besar,

keempat jari dalam satu membran kulit, lubang hidung vestigial, hidup di laut tropis.

Contoh: Pelecanus occidentalis (pelikan putih), Morus bassana (camar).

6. Ordo Ciconiiformes

Ordo Ciconiiformes adalah hewan sebangsa burung blekok, flamengo. Dengan ciri-ciri leher

panjang, kaki panjang, hidup di sawah, berkelompok. Makanannya ikan dan hewan air lainnya.

Contoh: Cosmerodius albus (blekok putih), Ardea herodias (blekok biru), Phoeniopterus

rubber (flamengo).

7. Ordo Anseriformes

Ordo Anseriformes adalah golongan angsa, bebek, entok dengan ciri-ciri paruh lebar tertutup

lapisan yang banyak mengandung organ sensori. Angsa mempunyai kaki pendek, jari dengan

membran kulit, ekor pendek. Hewan muda berbulu seperti kapas. Contoh: Anas sp (bebek

liar), Anser sp (entok), Cygnus sp (angsa).


8. Ordo Falconiformes

Falconiformes merupakan burung karnivor, paruh kuat sekali dengan kait di ujungnya, kaki

dengan kuku-kuku tajam untuk menerkam mangsanya. Sayapnya kuat, mampu terbang dengan

cepat dan melakukan manuver. Ordo Falconiformes meliputi elang, garuda, burung pemakan

bangkai. Contoh: Cathartes aura (kepala merah), Gymnogyps sp (burung kondor), Falcon

sp (elang), Buteo borealis (ekor merah).

9. Ordo Galliformes

Ordo Galliformes meliputi burung berparuh pendek, pemakan padi-padian. Paruh pendek,

kaki untuk berlari dan mengais. Contoh: Gallus varius (ayam hutan), Gallus gallus (ayam

kampung), Pavo cristatus (merak), Melleagris gallopavo (kalkun).

10. Ordo Columbifomes

Ordo Columbifomes mempunyai ciri-ciri paruh pendek, ramping dengan kulit lunak

(sera) pada pangkal paruhnya. Tembolok Columbifomes besar dan dapat memuntahkan isinya

untuk memberi makan anaknya. Keberadaan Columbifomes tersebar di seluruh dunia.

Contoh: Columba livia, Columba fasciata (merpati),Zenaidura macroura (perkutut).

11. Ordo Psittaciiformes

Ordo Psittaciiformes mempunyai ciri-ciri paruh pendek, kuat, bagian pinggir tajam dengan

kait pada ujungnya. Suaranya keras, tempat hidup di hutan, dan pemakan buah-buahan. Contoh:

burung kakatua, betet, burung makao.

12. Ordo Strigiformes

Ordo Strigiformus meliputi burung nocturnal, kepala besar, mata besar. Lubang telinganya

besar, kadang-kadang mempunyai lembaran penutup. Makanannya burung kecil dan Arthropoda.

Contoh: Tyto alba, Bubo sp (Burung Hantu).


Kelompok Aves dikenal melalui telurnya, telur ayam, itik, dan burung unta sangat dikenal

oleh masyarakat sebagai bahan makanan sumber protein tinggi. Dalam ekosistem, burung

memiliki peranan penting, misalnya burung predator.

F. Mamalia ( Hewan Menyusui )


Ciri utama mamalia adalah mempunyai kelenjar susu (Glandula Mamae) yang berguna

untuk menyusui anaknya yang baru lahir. Tubuh mamalia umumnya ditutupi rambut, kulitnya

dilengkapi dengan berbagai kelenjar, dan rahang umumnya dilengkapi dengan gigi.

Gigi Mamalia bermacam-macam bentuknya mulai dari geraham, gigi taring, dan gigi seri.

Jantungnya terdiri empat ruang (dua serambi, dua bilik) dengan sekat yang sempurna. Sebagian

besar hidup di darat meskipun ada juga yang hidup di laut, seperti ikan paus dan lumba-lumba.

Mamalia memiliki volume otak yang lebih besar dibandingkan dengan hewan Vertebrata

lainnya. Suhu badan Mamalia tetap atau tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungan luarnya

(homoioterm). Alat pernapasan Mamalia adalah paru-paru. Mamalia memiliki ginjal bertipe

metanefros, memiliki dua ureter yang mengalirkan urin ke kandung kemih (vesica urinaria).

Mamalia umumnya berkembangbiak dengan beranak atau melahirkan (vivipar). Tetapi

ada juga mamalia yang berteliur (ovipar).Berikut adalah beberapa ordo dari

kelas Mamalia antara lain sebagai berikut.

1. Monotremata
Ordo Monotremata merupakan satu-satunya Mamalia yang bertelur (ovipar). Contoh yang

terkenal adalah Platypus sp. dari Australia, hidupnya di sungai. Sedangkan contoh dari Indonesia

adalah nokdiak atau landak irian (Zaglossus bruijni).

2. Marsupialia

Ordo Marsupialia adalah kelompok hewan mamalia yang mempunyai kantung. Kantung

(marsupium) ini umumnya dijumpai pada hewan betina di bagian ventral tubuh atau

lipatan marsupial di sekeliling puting susu pada abdomen. Umumnya Marsupialia tidak

memiliki plasenta, telurnya dibuahi secara internal, dan mulai berkembang dalam uterus.

Selanjutnya anak-anaknya akan dilahirkan dalam keadaan prematur yang kemudian merambat ke

kantung marsupium. Kantung tersebut merupakan tempat yang sangat dekat dengan puting susu

induknya. Contoh hewan ini adalah kanguru yang hidup di Australia (Macropus sp.). Contoh lain

dari marsupialia adalah Phalanger sp (kuskus), Phascolarctus sp (koala), Didelphia marsupialia

(opossum).

3. Insectivora

Insektivora adalah mammalia pemakan (terutama) serangga, cacing, tunas, dan biji-bijian.

Insektivora memiliki mata tertutup, telapak kaki depan lebar dengan cakar-cakar besar.

Contoh: Scalopus sp, Scapanus sp, Echinosorex albus, Dan tikus cucurut (Suncus marinus).

4. Chiroptera

Ordo Chiroptera merupakan kelompok Mamalia yang dapat terbang. Contoh dari ordo ini

adalah kalong (Pteropus vampyrus), cecudu pisang (Macroglossus maximus), kelelawar coklat

(Myotis spp.) dan kelelawar ekor bebas (Tadarida spp.)


5. Rodentia

Ordo rodentia merupakan jenis mamalia pengerat. Contoh: Sciurus sp (tupai

pohon),Marmota sp (marmut), Rattus sp (tikus), Musmusculus (mencit), Erethyson sp (landak).

6. Carnivora

Ordo Carnivora merupakan mamalia pemakan daging. Kelompok ini terdiri atas hewan-

hewan yang berukuran kecil sampai besar. Jari kaki mereka umumnya 5 atau paling sedikit 4

yang semuanya bercakar. Carnivora memiliki gigi taring. Contohnya adalah anjing

peliharaan (Canis sp.), beruang madu (Helarcos malayanus), harimau (Felis tigris), Felis

catus (tikus rumah), Zalophus sp (singa laut) dan Eumetopias jubata (anjing laut).

7. Proboscidae

Proboscidea meliputi semua jenis gajah. Contoh: Elephas maximus (gajah di India dan

Indonesia), Loxodonta africana (gajah Afrika).

8. Primata

Ordo Primata merupakan mamalia yang matanya stereoskopik menghadap ke depan. Contoh

yang mudah kita temui di Indonesia adalah kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dan orang

utan (Pongo pygmeus).

Anda mungkin juga menyukai