BOOK OF AVES
Disusun Oleh
Pendidikan Biologi B
2018
TERIMA KASIH
Biofera
Pendidikan Biologi B 2018
Semangat Ujiannya!!!
-BIOSISTEMATIKA HEWAN-
HANDBOOK
AVES
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biosistematika Hewan
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
BANDUNG
2020
BIOSISTEMATIKA HEWAN 1
DAFTAR ISI
BIOSISTEMATIKA HEWAN 2
1. ORDO STRUTHIONIFORMES
BIOSISTEMATIKA HEWAN 3
Contoh Spesies
Struthio camelus
Regnum : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Struthioniformes
Familia : Struthionidae
Genus : Struthio
Spesies : Struthio camelus
BIOSISTEMATIKA HEWAN 4
Deskripsi Umum
Burung unta (Struthio camelus), adalah spesies burung besar yang tidak dapat
terbang, yang berasal dari daerah besar tertentu di Afrika. Ini adalah salah satu dari
dua spesies burung unta yang masih ada, satu-satunya anggota genus Struthio yang
hidup dalam urutan burung. Yang lainnya adalah burung unta Somalia (Struthio
molybdophanes), yang diakui sebagai spesies berbeda oleh BirdLife International
pada tahun 2014 yang sebelumnya dianggap sebagai subspesies burung unta yang
sangat khas.
Burung unta biasanya memiliki berat 63 hingga 145 kilogram (139–320 lb), atau
sebanyak dua manusia dewasa.
Burung unta Masai dari Afrika Timur (S. c. Massicus) rata-rata 115 kg (254 lb)
pada pria dan 100 kg (220 lb) pada wanita, sedangkan subspesies yang dicalonkan,
burung unta Afrika Utara (S. c. Camelus), adalah ditemukan rata-rata 111 kg (245
lb) pada orang dewasa yang tidak diekseksi. Burung unta jantan luar biasa (dalam
subspesies yang dinominasikan) dapat memiliki berat hingga 156,8 kg (346 lb).
Pada saat kematangan seksual (dua hingga empat tahun), burung unta jantan dapat
mencapai tinggi 2,1 hingga 2,8 m (6 kaki 11 hingga 9 kaki 2), sementara burung
unta biasa betina berkisar antara 1,7 hingga 2,0 m (5 kaki 7 hingga setinggi 6 kaki
7 in. Anak baru berwarna coklat kekuningan, dengan bintik-bintik cokelat gelap.
Selama tahun pertama kehidupan, anak ayam tumbuh sekitar 25 cm (9,8 in) per
bulan. Pada usia satu tahun, burung unta biasa memiliki berat sekitar 45 kilogram
(99 lb). Umur mereka hingga 40-45 tahun.
Deskripsi Khusus
Memiliki ekor walau tidak terlalu jelas.
Habitat
burung unta biasa hidup di wilayah padang savanna di benua bagian Africa.
Persebaran
Burung unta biasa dulunya menduduki Afrika di utara dan selatan Sahara,
Afrika Timur, Afrika di selatan sabuk hutan hujan, dan sebagian besar Asia Kecil.
Saat ini burung unta biasa lebih menyukai tanah terbuka dan merupakan tanaman
asli dari sabana dan Sahel Afrika, baik utara maupun selatan zona hutan
BIOSISTEMATIKA HEWAN 5
khatulistiwa. Di Afrika barat daya mereka menghuni semi-gurun atau gurun sejati.
Burung unta biasa yang diternakkan di Australia telah membentuk populasi liar.
BIOSISTEMATIKA HEWAN 6
Struthio molybdophanes
Regnum : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Struthioniformes
Familia : Struthionidae
Genus : Struthio
Spesies : Struthio molybdophanes
BIOSISTEMATIKA HEWAN 7
habitat juga merupakan ancaman lebih lanjut. Tidak ada tindakan konservasi dan
saat ini ada.
Deskripsi khusus
Meskipun umumnya mirip dengan burung unta lainnya, kulit leher dan paha
burung unta Somalia berwarna biru (bukan merah muda), menjadi biru cerah pada
jantan selama musim kawin. Leher tidak memiliki cincin putih luas khas, dan bulu
ekor berwarna putih. Betina sedikit lebih besar dari jantan dan lebih coklat di bulu
daripada burung unta betina lainnya.
Habitat
Spesies ini sering ditemukan sendirian atau berpasangan di berbagai habitat
termasuk padang rumput semi-kering dan kering, semak berduri lebat dan hutan.
Mereka sebagian besar memberi makan dengan menjelajah.
Persebaran
Spesies ini ditemukan di Afrika timur laut, dengan jangkauannya yang tumpang
tindih antara Ethiopia, Somalia, Djibouti dan Kenya.
Makanan
Terutama herbivora, mengambil rumput, biji dan daun; tanaman sekulen
sangat penting di daerah kering, dan juga makan hewan serangga.
Tingkat kepunahan
Sebuah laporan kepada IUCN pada tahun 2006 menunjukkan bahwa burung
unta Somalia adalah hal biasa di wilayah tengah dan selatan Somalia pada tahun
1970-an dan 1980-an. Namun, setelah disintegrasi politik negara itu dan kurangnya
konservasi satwa liar yang efektif, jumlah dan jumlahnya di sana telah menyusut
sebagai akibat perburuan yang tidak terkendali untuk daging, produk obat-obatan
dan telur , dengan burung yang menghadapi pemberantasan di Tanduk Afrika. Di
Kenya diternakkan untuk daging, bulu, dan telur.
BIOSISTEMATIKA HEWAN 8
2. ORDO RHEIFORMES
BIOSISTEMATIKA HEWAN 9
8. Anggotanya tersebat di padang rumput Amerika, terdiri atas dua spesies dari
genera yang berbeda dengan tinggi masing-masing 1,5 dan 1 meter.
BIOSISTEMATIKA HEWAN 10
Contoh Spesies
Rhea americana
Regnum : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Rheiformes
Familia : Rheidae
Genus : Rhea
Spesies : Rhea americana
Bulu bagian
bawah berwarna
putih
BIOSISTEMATIKA HEWAN 11
dan bantuan dalam berbelok. Mereka juga membuat tampilan untuk calon pasangan
atau pesaing.
Meskipun jantan dan betina dewasa tidak jauh berbeda dalam tinggi atau berat
badan, betina cenderung tumbuh dan berkembang pada tingkat yang lebih cepat.
Jantan dewasa cenderung memiliki tinggi 1,34 hingga 1,70 meter dan berat 26
hingga 36 kilogram. Betina rata-rata tingginya 1,35 meter dan berat sekitar 32
kilogram. Bentang sayap mereka belum dilaporkan.
Deskripsi Khusus
Ekor tidak ada. Tidak ada retrices. Pada bagian bawah bulunya berwarna putih.
Habitat
Rhea americana hidup di tanah dan biasa ditemukan di padang rumput.
Persebaran
Rhea americana ditemukan di wilayah Neotropical. Jangkauan umum mereka
adalah wilayah tenggara Amerika Selatan. Mereka berkisar sejauh utara sebagai
wilayah selatan-tengah Brasil dan sejauh selatan ke titik selatan Argentina.
Jangkauan mereka mencapai garis pantai timur Amerika Selatan dan sejauh barat
hingga perbatasan barat Argentina.
Makanan
Rhea americana yang lebih besar adalah omnivora. Mereka terutama memakan
tanaman liar dan budidaya. Mereka memakan rumput, tanaman polongan, dan biji-
bijian pertanian. Tumbuhan dan biji-bijian ini merupakan 99% dari makanan mereka.
Rhea juga akan mengkonsumsi vertebrata kecil seperti burung kecil, ikan, dan ular, dan
terkadang juga memakan serangga. Hewan-hewan ini merupakan sisa satu persen dari
makanan mereka. Rhea juga bersifat coprophagous dan kadang-kadang mengonsumsi
feses segar dari rhea lainnya. Rhea juga menelan batu-batu kecil untuk membantu
ampela mereka menggiling makanan mereka. Pada musim semi, ketika ketersediaan
vegetasi tinggi, burung-burung menunjukkan ketertarikan terutama pada kacang-
kacangan. Di musim dingin, ketika ketersediaan rendah, mereka akan makan rumput,
gandum, dan semua jenis tanaman berbunga.
Tingkat Kepunahan
Menurut IUCN, Rhea americana termasuk hewan yang hampir
terancam (near threatened)
BIOSISTEMATIKA HEWAN 12
Rhea pennata
Regnum : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Rheiformes
Familia : Rheidae
Genus : Rhea
Spesies : Rhea pennata
Ujung bulunya
berwarna putih
BIOSISTEMATIKA HEWAN 13
Habitat
Rhea pennata hidup di tanah dan biasa ditemukan di padang rumput atau
semak belukar yang terbuka.
Persebaran
Rhea pennata hidup secara eksklusif di dataran terbuka Amerika Selatan, di
daerah semak belukar terbuka, seperti di puna di dataran Andes, dan juga di daerah
padang rumput yang membentang di lereng timur Andes dan ke dataran rendah
Patagonia. Rhea pennata lebih suka berada di dekat danau, sungai, atau rawa untuk
berkembang biak, meskipun habitatnya cukup gersang.
Makanan
Makanan Rhea pennata terdiri dari berbagai jenis bahan nabati, termasuk akar,
buah, biji, dan daun. Sejumlah kecil bahan hewani juga dikonsumsi, termasuk
serangga dan vertebrata kecil. Minum sedikit air, karena sebagian besar kebutuhan
cairan dipenuhi oleh tanaman. Itu juga menelan kerikil. Itu tidak harus banyak
bergerak untuk makanan, karena kelimpahan vegetasi di habitatnya berarti ia
umumnya memiliki sumber daya yang cukup sepanjang tahun.
Tingkat Kepunahan
Rhea pennata banyak diburu untuk bulunya, daging, telur dan bagian tubuh
lainnya. Habitatnya dihancurkan oleh pertanian. Menurut IUCN, hewan ini
termasuk hampir punah (near threatened).
BIOSISTEMATIKA HEWAN 14
Rhea tarapacencis
Regnum : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Rheiformes
Familia : Rheidae
Genus : Rhea
Spesies : Rhea tarapacencis
Sebagian besar
bulu berwarna
coklat atau
lebih gelap
BIOSISTEMATIKA HEWAN 15
segar dari rheas lainnya. Rheas juga menelan batu-batu kecil untuk membantu
ampela mereka menggiling makanan mereka.
Tingkat Kepunahan
Menurut IUCN, hewan ini termasuk hampir punah (near threatened).
BIOSISTEMATIKA HEWAN 16
3. ORDO CASUARIIFORMES
BIOSISTEMATIKA HEWAN 17
3. Casuarius
Spesies:
a. †Casuarius lydekkeri
b. Casuarius casuarius
c. Casuarius unappendiculatus
d. Casuarius bennetti
BIOSISTEMATIKA HEWAN 18
Bulu berwarna
coklat
Kaki panjang
Leher biru /
oranye
BIOSISTEMATIKA HEWAN 19
5. Ekor dan bulu ekor pada Casuariiformes tidak dapat dibedakan;
BIOSISTEMATIKA HEWAN 20
13. Burung-burung muda mencapai kedewasaan dalam waktu 2 tahun;
14. Burung Casuariiformes merupakan herbivor: kasuari memakan buah-buahan
dan emu memakan biji-bijian atau rumput-rumputan;
15. Baik kasuari maupun emu digunakan sebagai bahan makanan primer bagi
suku Aborigin di Australia dan New Zealand;
16. Bagi para pendatang, emu kadang dianggap sebagai hama karena sering
memakan tanaman pangan.
BIOSISTEMATIKA HEWAN 21
Contoh Spesies
Casuarius casuarius
BIOSISTEMATIKA HEWAN 22
Casque
Pial sepasang
berwarna merah
BIOSISTEMATIKA HEWAN 23
Tempurung kepala kasuari berpori, bagian tengah lembut dengan bagian luar
yang relative keras ditutupi oleh material berkeratin. Tempurung kepala dapat
tumbuh berkelanjutan, terkadang berbentuk melengkung seiring bertambahnya usia
burung. Sebagai contoh tempurung kepala dapat digunakan untuk mengidentifikasi
burung secara individual.
Kasuari dapat hidup hingga berusia 40 tahun di alam liar. Pada beberapa burung
yang ditangkap dapat hidup lebih lama hingga 60 tahun.
Spesies ini mungkin merupakan yang anggota yang terbesar diantara anggota
family Casuariidae lainnya can memiliki hubungan dengan burung terberat kedua
di bumi. Pada ukuran maksimumnya dapat mencapai berat 85 kg dan tinggi sekitar
190 cm. Normalnya spesies ini memiliki tinggi 127-170 cm (Davies, 2003). Tinggi
normal pada betina sekitar 150-180 cm dengan berat sekitar 58.5 kg, sedangkan
jantan rata-rata memiliki berat 29-34 kg.
BIOSISTEMATIKA HEWAN 24
jantan membuat sarang di tanah, mengerami, dan menjaga anak-anak yang baru
menetas (Davies, 2003).
Spesies ini dapat mencerna buah yang beracun bagi hewan lain. Kasuari tidak
memiliki lidah sehingga mereka perlu memanipulasi makanan dalam paruhnya
dengan cara mendorong makanan ke kerongkongan.
Habitat dan Persebaran
BIOSISTEMATIKA HEWAN 25
diproses terlebih dahulu dalam system pencernaan kasuari selatan untuk membantu
proses perkecambahannya. Kotoran kasuari selatan berukuran besar dan sering
mengandung ratusan bahkan ribuan biji-bijian. Berperan sebagai fertilizer, kotoran
membantu banyak spesies biji-bijian untuk tumbuh. Tikus ekor putih, tikus semak,
melomys, dan kangguru tikus musky terkadang memakan biji-bijian yang dikeluarkan
burung kasuari selatan, membantu penyebaran biji yang lebih jauh.
Tingkat Kepunahan
BIOSISTEMATIKA HEWAN 26
Casuarius unappendiculatus
BIOSISTEMATIKA HEWAN 27
Casque
1 pial berwarna
kuning terang
BIOSISTEMATIKA HEWAN 28
Bulu kasuari utara muda berwarna coklat dan berubah hitam seiring
bertambahnya usia, ketika mencapai usia 3 tahun. Kasuari ini hanya memiliki 1
pial.
Deskripsi Khusus
Hanya memiliki 1 pial. Kasuari muda memakan feses ‘ayahnya’
untuk bertahan hidup.
Habitat dan Persebaran
BIOSISTEMATIKA HEWAN 29
atau anjing. Kasuari utara memakan hampir 19 liter buah-buahan dan sekitar 1
liter sumber protein dalam sehari (Judson, 2013; Romagnano, 2012).
Tingkat Kepunahan
BIOSISTEMATIKA HEWAN 30
Casuarius bennetti
Casque
BIOSISTEMATIKA HEWAN 31
Casuarius bennetti sering disebut sebagai kasuari kerdil, kasuari Bennett,
kasuari kecil, kasuari gunung (Davies, 2003). Kasuari kerdil merupakan spesies
paling kecil dama order Casuariidae. Tinggi kasuari kerdil hanya sekitar 99-135 cm
jika diukur dari ujung kepalanya dan berat sekitar 18 kg. Bulu kasuari kerdil
berwarna hitam dan kasar, penampakannya serupa bristle yang terkulai. Kasuari
kerdil memiliki sayap yang tereduksi sehingga tidak memungkinkan untuk terbang.
Kepala dan leher tidak tertutupi bulu, berwarna biru dan merah. Bagian atas
kepalanya nampak suatu bagian serupa tanduk yang disebut casque, yang mirip
seperti helm tulang. Kasuari kerdil, tidak seperti saudara-saudaranya yang lain,
tidak memiliki pial berwarna yang tersusun dari daging yang menjutai di bagian
lehernya. Kaki kasuari kerdil tidak tertutupi oleh bulu, tersusun padat dan kuat.
Kasuari kerdil memiliki 3 jari kaki dan pada jadi bagian dalamnya terdapat
perbesaran cakar yang ukurannya dapat mencapai panjang 10 cm. Betina lebih
besar dibandingkan jantan.
Deskripsi Khusus
Kasuari kerdil berbeda dibandingkan kerabat kasuari lainnya dalam family
Casuariidae yakni tidak memiliki pial dan bertubuh paling kecil.
Habitat dan Persebaran
BIOSISTEMATIKA HEWAN 32
kasuari, kasuari kerdil juga tinggal di dataran rendah (Davies, 2003). Rentang luas
daerah yang ditempati oleh populasi mencapai 258.000 km2.
Makanan
Kasuari kerdil pada umumnya memakan buah-buahan yang terjatuh atau buah-
buahan yang dipetik dari semak-semak. Kasuari kerdil juga menggunakan
tempurung yang ada di kepalanya untuk menyingkirkan sampah daun-daunan dan
mendapatkan sumber makanan yang ada seperti jamur, serangga, jaringan
tumbuhan, dan vertebrata kecil termasuk kadal dan kodok.
Tingkat Kepunahan
BIOSISTEMATIKA HEWAN 33
Dromaius novaehollandiae
BIOSISTEMATIKA HEWAN 34
Gambar 3.20 Paruh, kepala, dan leher emu (Dromaius novaehollandiae)
(William Warby, 2012)
Dromaius novaehollandiae atau Emu merupakan burung hidup terbesar kedua
setelah burung unta (Frank dan James, 2009). Burung ini merupakan endemic
Australia dimana di sana merupaka burung asli terbesar dan merupakan anggota
genus Dromaius yang masih ada hingga sekarang. Emu memiliki bulu berwarna
coklat dan lembut, tidak dapat terbang dengan leher dan kaki yang panjang, dan
tingginya dapat mencapai 1.9 m. Emu dapat berpergian dalam jarak yang cukup
jauh dan jika diperlukan, emu dapat berlari 50 km/jam.
BIOSISTEMATIKA HEWAN 35
Gambar 3.22 Jari kaki emu (Dromaius novaehollandiae)
(FunkMonk, 2007)
Kaki emu hanya memiliki 3 jari dan beberapa tulang tereduksi yang berasosiasi
denga otot-otot. Otot panggul emu berkontribusi dalam total proporsi tital massa
tubuh sebagaimana burung otot sayap pada burung yang dapat terbang (Baldwin
dan Patak, 1998). Ketika berjalan, emu dapat melangkah sejauh 100 cm, tetapi jika
dalam kekuatan penuh 1 langkah emu dapat mencapai 275 cm. Kakinya tidak
berbulu dan kaki bagian bawahnya tebal dan memiliki bantalan. Seperti kasuari,
emu memiliki cakar tajam pada jari-jarinya yang berfungsi sebagai alat pertahanan
dan digunakan untuk berkelahi untuk membuat luka pada musuhnya melalui
tendangan. Total ukuran panjang jari dan cakar adalah 15 cm (Eastman, tanpa
tahun). Paruh emu cukup pendek, berukuran sekitar 5.6-6.7 cm dan bertekstur
lembut, berfungsi untuk merumput (Davies, 2002). Emu memiliki penglihatan dan
pendengaran yang baik, yang memudahkan untuk mendeteksi ancaman dari jarak
yang jauh.
Deskripsi Khusus
Emu memiliki bulu berwarna coklat yang relative lebih lembut, berbeda dengan
spesies kasuari yang lain. Emu merupakan burung yang unik karena memiliki otot
gastrocnemius di bagian belakang kaki bagian bawah dan memiliki 4 perut yang
mana biasanya hanya memiliki 3.
Habitat dan Persebaran
BIOSISTEMATIKA HEWAN 36
Gambar 3.24 Peta persebaran spesies Dromaius novaehollandiae. Warna merah
gelap adalah daerah yang diketahui terdapat populasi spesies tersebut. (Semhur,
2007)
Keberadaan emu tercatat pada pantai timur Australia, tapi sekarang emu sudah
jarang keberadaannya di sana. perkembangan agrikultur dan ketentuan mengenai
stok air di kontinen meningkatkan ruang lingkup emu pada tempat yang kering.
Emu menempati berbagai macam habitat di Australia baik di pedalaman maupun
dekat pantai. Emu umum ditemukan di area hutan kayu savanna dan hutan sklerofil,
dan paling tidak umum terdapat populasi besar di distrik dan area kering dengan
presipitasi musiman kurang dari 600 milimeter (Bruce, 1999; Davies, 2002). Emu
lebih sering berpergian secara berpasangan, dan emu dapat membentuk kawanan
besar. Hal ini merupakan perilaku sosial yang tidak biasa yang umum untuk
mencari sumber makanan yang baru (Davies, 2002). Emu tercatat sudah berpergian
pada jarak yang jauh hingga mencapai area dengan sumber makanan yang
melimpah. Di Australia bagian barat, pergerakan emu mengikuti pola perbedaan
musim – utara musim panas dan selatan musim dingin, Pada pantai timur, emu
tampak berkelana dengan pola yang lebih random dan tidak menunjukkan
mengikuti suatu pola yang pasti (Davies, 1976).
Makanan
Makanan umum emu adalah buah-buahan, biji-bijian, serangga, dan hewan-
hewan kecil. Emu juga akan memakan feses hewan lain, dan tidak akan memakan
daun-daunan dan rumput kering. Emu tidak memiliki crop untuk menyimpan
BIOSISTEMATIKA HEWAN 37
makanan yang telah dicerna, tetapi memiliki esophagus termodifikasi yang dapat
menyimpan makanan hingga 30 menit sebelum masuk ke lambung. Karena emu
mungkin mengalami kelaparan selama berminggu-minggu, emu dapat menyimpan
makanan berupa lemak dalam jumlah yang besar untuk persediaan. Emu dapat
kehilangan setengah massa tubuhnya dalam keadaan kelaparan yang
berkepanjangan. Hal ini merupakan adaptasi yang memungkinkan emu jantan
untuk mengerami tanpa butuh makanan.
Tingkat Kepunahan
BIOSISTEMATIKA HEWAN 38
4. ORDO APTERYGIFORMES
Order Apterygiformes terdiri dari burung yang tidak bisa terbang yang hidup di
tanah dengan sayap vestigial, paruh yang panjang, dan mata kecil. Perwakilan paling
terkenal dari ordo ini adalah spesies endemik Selandia Baru (Burung Kiwi). Sebagian
besar jenis burung dalam ordo ini adalah burung yang terkait dengan kepunahan di
Australia dan Selandia Baru.
Kiwi memiliki tubuh kecil, dan berbentuk seperti buah pir. Salah satu fitur
menonjol mereka adalah keberadaan lengan dan kaki yang kuat. Sebagian besar sayap
dari spesies dari ordo ini telah tereduksi sekitar 4-5 cm. Sayap kiwi memiliki struktur
yang unik, setiap sayap memiliki cakar yang tersembunyi di bulu. Ciri khas lain dari
kiwi Selandia Baru adalah paruh panjang dan fleksibel dengan lekukan ke bawah di
ujungnya. Burung-burung dari ordo ini memiliki berbagai warna bulu : merah muda,
coklat, dan abu-abu.
Famili dan Genus yang ada pada Ordo Apterygiformes
Ordo Apterygiformes terdiri dari 1 Famili, yaitu Apterygidae. Hanya genus
Apteryx yang terapat pada Ordo ini. Species dari genus Apteryx ada 5, yaitu Apteryx
rowi, Apteryx mantelli, Apteryx haastii, Apteryx australis dan Apteryx owenii
1. Species Apterygiformes : Apteryx mantelli (North Island Brown Kiwi)
Deskripsi Umum
Kingdom : Animalia Burung besar ini berwarna cokelat atau keabu-
Phylum : Chordata abuan dengan bulu-bulu seperti rambut dan
Class : Aves paruh panjang.
Order : Apterygiiformes
BIOSISTEMATIKA HEWAN 39
Family : Apterygidae Kiwi jantan berbobot 2,0 kg hingga 2,2kg,
Genus : Apteryx sedangkan Kiwi betina berboot 2,7 kg hingga
Species : Apteryx mantelli 3 kg.
(Bartlett, 1851) Kiwi jantan mengeluarkan suara serak "kiwi"
yang berulang 15-25 kali, sementara pada kiwi
betina hanya terjadi pengulangan 10-20 kali.
Deskripsi Khusus :
Hewan ini termasuk ke dalam kelompok hewan nocturnal dan biasanya
menghabiskan hari di liang, rongga pohon atau di bawah vegetasi yang lebat.
Burung Kiwi ini meletakkan 1 hingga 2 telur di liang atau di bawah pohon dan
diinkubasi selama lebih dari dua bulan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa 95% kiwi coklat Pulau Utara muda
tidak akan bertahan hingga dewasa tanpa adanya pengendalian hama hewan.
Dampak hama terhadap kiwi tidak begitu jelas, tetapi mereka dianggap memiliki
dampak yang signifikan, terutama di dataran yang lebih rendah
Persebaran
Populasi kiwi coklat Pulau Utara diperkirakan mencapai 25.000 burung
pada tahun 2008; sekitar 1.000 di Semenanjung Coromandel, dan sisanya terbagi
rata antara bentuk Northland, Eastern, dan Western
Makanan
Cacing, serangga, laba-laba, krustasea, beri (dan akan meninggalkan bekas lubang
yang dalam di tanah)
Habitat
Kiwi coklat Pulau Utara (A. mantelli) adalah jenis kiwi yang paling
umum, hanya ditemukan di Pulau Utara Selandia Baru. Apteryx australis
mencakup populasi di Pulau Stewart (A. lawryi) dan Pulau Selatan (A. australis),
termasuk populasi dalam kisaran Haast dan dataran tinggi. Populasi dalam kisaran
Haast (Haast tokoekas) dapat mewakili spesies yang berbeda juga. (Baker, et al.,
1995)
Tingkat Kepunahan (Rentan)
BIOSISTEMATIKA HEWAN 40
Dikategorikan oleh International Union for Conservation of Nature
sebagai kemungkinan terancam punah kecuali keadaan yang mengancam
kelangsungan hidup dan reproduksinya meningkat. (IUCN Red List of Threatened
Species)
2. Species Apterygiformes : Apteryx australis
BIOSISTEMATIKA HEWAN 41
Deskripsi Khusus
BIOSISTEMATIKA HEWAN 42
komunikasi dengan pasangan. Pasangan seringkali berduet, saling bersaut-sautan
setelah beberapa detik dari siulan pertama (Robertson, 2013).
Persebaran
Burung ini tersebar di pulau selatan (South Island) dan Pulau Stewart, Selandia
Baru. Di South Island, mereka tersebar di Fiordland dan Westland. Pada tahun
1996, ada 27.000 spesies yang tersebar di wilayah seluas 9.800 km2.
Persebarannya di South Island terancam dengan adanya pemangsa telur seperti
Trichosurus vulpecula dan Mustela erminea yang memangsa Apteryx australis
muda. Spesies dewasanya juga terancam oleh predator seperti anjing, ferret
(Mustela), dan possum ekor sikat (Trichosurus vulpecula). Sedangkan di Pulau
Stewart lebih stabil karena minim pemangsa (Bird Life International, 2016).
Makanan
Apteryx australis termasuk hewan karnivora dengan mengonsumsi berbagai jenis
invertebrata, seperti cacing tanah, larva kumbang, siput, laba-laba, kaki seribu,
dan serangga kelompok orthoptera. Bentuk paruhnya yang kecil dan memiliki
nostril yang sensitif terhadap bau-bauan membantu spesies ini untuk mencari
makanan yang berada di tanah. Bisa dibilang indra pembaunya lebih sensitif
dibandingkan indra penglihatan dan pendengarannya. Lambungnya cukup lemah,
ini dikarenakan tidak terspesialisasi untuk mencerna bagian tubuh tumbuhan yang
kaya serat. Tetapi, usus buntunya cukup panjang dan ramping untuk membantu
pencernaannya (Davies, 2003).
Habitat
Apteryx australis hanya bisa ditemukan di Selandia baru. Mereka tersebar di
wilayah yang dengan iklim sedang, hutan subtropis, padang rumput, dan sabana.
Spesies ini menyukai habitat dengan vegetasi yang lebat untuk membuat sarang
(Davies, 2003). Penyebaran spesies ini di Pulau Stewart juga teramati di gurun
pasir (Bird Life International, 2016).
BIOSISTEMATIKA HEWAN 43
Gambar 4.4. Peta Persebaran Apteryx australis
(Wills, 2012)
Tingkat Kepunahan
Pada tahun 2000, IUCN mengumumkan spesies ini sebagai spesies yang terancam
punah. Kini populasinya hanya ada 19.900 individu. Spesies ini juga tercatat tidak
terlibat dalam hewan peliharaan/pajangan/budidaya baik secara lokal, nasional,
maupun internasional (Bird Life International, 2013).
BIOSISTEMATIKA HEWAN 44
Deskripsi Umum
Deskripsi Khusus
Spesies ini merupakan spesies kiwi terbesar. Jantannya bisa memiliki
tinggi 45 cm sedangkan betinanya setinggi 50 cm. Panjang paruhnya bisa
sepanjang 9-12 cm. Sedangkan beratnya berkisar antara 1,2 hingga 2,6 kg untu
jantan, sedangkan betinanya bisa memiliki berat 1,5 hingga 3,3 kg (Davies, 2003).
Tubuhnya berbentuk serupa pir. Berbeda dengan spesies lainnya yang memiliki
nostril di ujung paruh, spesies ini memiliki nostril di ujung paruh yang masih
menempel dengan kepala (Reiland, 2008).
Matanya kecil dan kemampuan melihatnya sangat rendah tetapi memiliki
kemampuan membau yang efektif. Kakinya pendek dan hanya memiliki 3 jari di
setiap kakinya. Warna bulunya berkisar antara abu arang hingga coklat muda
(Reiland, 2008). Spesies ini memiliki ‘kumis’ atau vibrissae di sekitar paruhnya
dan tidak memiliki ekor serta hanya memiliki tulang pygostyle yang kecil (Davies,
2003).
Spesies ini tergolong monogami dengan pasangan yang bertahan hingga
20 tahun. Sarangnya berada dalam galian. Waktu bertelur dimulai dari Juli hingga
Desember. Pengeraman dilakukan bergantian dan jantan biasanya seringkali
menjaga sarang terlama serta pergantian pengeraman dilakukan saat malam hari.
Masa kawin dimulai dari Juli hingga Februari (Robertson, 2013).
BIOSISTEMATIKA HEWAN 45
Persebaran
BIOSISTEMATIKA HEWAN 46
Padang rumpul, savannah, hutan, dan daratan terrestrial (BirdLife International,
2016).
Tingkat Kepunahan
IUCN menyatakan bahwa spesies ini termasuk ke dalam kelompok terancam.
Sebanyak 14,500 individu menempati 8,500 km2. Pemangsa biasanya dari bangsa
anjing, babi, possum berekor sikat, kucing domestikasi, dan mamalia karnivora
lainnya. (BirdLife International, 2016). Hal lainnya yang mengancam keberadaan
spesies ini adalah kegiatan manusia yang merusak habitat dan membuka lahan
untuk pertambangan (Reiland, 2008)
BIOSISTEMATIKA HEWAN 47
Deskripsi Khusus
Betina spesies ini bisa bertelur hingga 3 telur di 3 sarang yang berbeda.
Pengeraman telur dilakukan bergantian antara betina dan jantan, pergantian di
malam hari. Berat telur bisa sebesar 20% berat betina seperti kiwi lainnya. Spesies
ini juga bersifat monogami (New Zealand Department of Conservation (DOC),
2013).
Apteryx rowi bertelur dari Juli hingga Januari. Sarangnya bisa berupa galian, lubang
di dasar pohon, atau di lubang pohon yang telah tumbang. Telurnya berwarna hijau
pucat. Spesies jantan bisa mengeluarkan siulan bernada tinggi dengan ulangan 15-25,
sedangkan spesies betina bisa mengeluarkan siulan dengan nada yang lebih rendah,
pelan, dan serak dengan ulangan siulan 10-20 kali. Masa kawin spesies ini dimulai
dari Juli hingga April. Masa inkubasi telur berisar antara 70-80 hari. Spesies ini bisa
hidup hingga 34-48 tahun.(Robertson, 2013).
Persebaran
BIOSISTEMATIKA HEWAN 48
Makanan
Spesies ini mengonsumsi invertebrata, terutama cacing dan larva kumbang,
cicada, ngengat, laba-laba, jangkrik, dan crayfish air tawar. Buah dan daun kecil
yang ada di tanah juga dikonsumsi. Sama seperti kiwi lainnya, spesies ini juga
memiliki lambung yang lemah. Spesies ini bisa berpindah hingga radius 5 km
(Robertson, 2013).
Habitat
Spesies ini bisa ditemukan di hutan dataran rendah di Okarito, namun kini bisa
ditemukan juga di Mana, Pulau Blumine sebagai program konservasi ex-situ
(Robertson, 2013).
Tingkat Kepunahan
IUCN mengumumkan bahwa spesies ini tergolong ke spesies terancam karena
habitat yang berkurang luasnya dan adanya spesies invasif yang menjadi predator,
stoat (mamalia karnivora) (BirdLife International, 2017). Kini, telah ada program
konservasi dengan mengamankan telur dan menetaskannya di tempat konservasi
untuk melindungi telur dan anak burung dari preadi stoat (New Zealand
Department of Conservation (DOC), 2013).
5. Species Apterygiformes : Apteryx owenii
BIOSISTEMATIKA HEWAN 49
Order : Apterygiformes memiliki kaki dan jari kaki yang juga berwarna
Family : Apterygidae pucat (Robertson, 2013).
Genus : Apteryx
Species : Apteryx owenii
(Gould, 1847)
Deskripsi Khusus
Jantan dari spesies ini bisa membuat siulan, sedangkan betinanya bersiul dengan
vokal yang lebih pelan, rendah, dan ulangan siulan jantan-betina sebanyak 25-35
kali per sekuens. Masa kawin dimulai dari Juli hingga Februari. Sarangnya
berbentuk galian, pohon yang sudah tumbang, atau di vegetasi yang lebat.
Betinanya bisa bertelur hingga 2 telur dengan warna telur putih polos. Masa
bertelur dimulai dari Juli hingga Januari. Hal yang unik dari spesies ini adalah
pengeraman dilakukan sepenuhnya oleh jantan. Spesies ini bisa hidup hingga 33
tahun. Jarak yang bisa ditempuh spesies ini seluas 3,5 km. Jantan dan betina yang
berpasangan akan melakukan panggilan yang bersaut-sautan untuk menandai
wilayah. Kegiatan menjaga wilayah bisa berakhir saling serang antar spesies
dengan cakar mereka yang tajam. (Robertson, 2013).
Tinggi spesies ini berkisar antara 35 hingga 45 cm dengan jantan seberat 0,88
hingga 1,36 kg dan betina seberat 1 hingga 1,95 kg (Folch, 2018). Di dekat paruh
ada vibrissae untuk mendeteksi mangsa.
Persebaran
BIOSISTEMATIKA HEWAN 50
Pada awalnya, spesies ini tersebar di hutan dan dataran di sebelah utara South
Island. Setelah munculnya pemukiman Eropa di sebelah utara pulau South Island,
spesies ini perlahan menghilang, hingga hanya ditemukan di D’Urville Island
(Robertson, 2013).
Makanan
Spesies ini mengonsumsi invertebrata kecil seperti cacing tanah, larva serangga,
kumbang dewasa, laba-laba, ngengat dan lalat, serta buah kecil dan daun yang ada
di tanah (Robertson, 2013).
Habitat
Spesies ini hidup di ekologi dengan kontur dataran rendah bervegetasi lebat,
hutan, dan padang rumput.
Tingkat Kepunahan
Spesies ini dilaporkan IUCN mendekati terancam dengan jumlah individu dewasa
sebanyak 1400 individu dan tren populasi yang meningkat (BirdLife
International, 2016)
BIOSISTEMATIKA HEWAN 51
5. ORDO GALLIFORMES
Galliformes adalah kelompok besar dan beragam yang terdiri dari sekitar 70
genera dan lebih dari 250 spesies. Taxa dalam Galliformes biasanya disebut sebagai
'burung gallinaceous' (artinya seperti ayam) atau burung buruan (karena banyak
spesies diburu). Ada banyak diskusi yang sedang berlangsung tentang jumlah
keluarga yang diakui dalam Galliformes. Daftar Lengkap Burung-Burung Dunia
Howard dan Moore (2003) : Megapodiidae (scrub fowl, kalkun kalkun, unggas
mallee), Cracidae (guans, chachalacas, curassows), Numididae (Guineafowl),
Odontophoridae (Quails Dunia Baru) dan Phasianidae (belibis, kalkun, burung dan
ayam hutan).
Burung Gallinaceous terlihat seperti ayam, dengan tubuh kecil hingga besar dan
sayap tumpul. Pewarnaan bulu berkisar dari samar hingga gelap hingga berwarna
cerah. Beberapa burung gallinaceous memiliki ornamen kepala dan leher yang rumit
termasuk pial dan casques. Beberapa terutama arboreal dan yang lainnya terestrial.
Kelompok sosial dapat berkisar dari penghuni tunggal hingga pasangan yang
dikawinkan hingga kawanan yang suka berteman. Sistem kawin berkisar dari
monogami hingga poligini hingga poliginandri. Megapode, juga dikenal sebagai
pembangun gundukan, mengubur telurnya, yang diinkubasi oleh panas dari vegetasi
yang membusuk, pasir yang dihangatkan oleh sinar matahari, atau sumber panas
bumi. Cracid dapat memainkan peran penting dalam ekosistem hutan sebagai
pemangsa dan penyebar benih. Beberapa fasianoid galliform telah didomestikasi dan
disimpan sebagai tanaman hias atau dibiakkan dan dibesarkan untuk konsumsi
manusia. (Campbell dan Lack, 1985; Dickinson, 2003; Dyke, et al., 2003; Johnsgard,
1999; Madge dan McGowan, 2002; Sibley dan Ahlquist, 1990)
Familia dan Genus Pada Ordo Galliformes
Fosil yang ditemukan sebagai pendahulu atau ancestor dari Galliformes ini
ditemukan melalui fosil dari masa Eocene, pada 50 sampai 60 juta tahun yang lalu.
Pengklasifikasian Galliformes ini bermacam, ada yang mengklasifikasikannya
menjadi 2. Craci yang meliputi Megapodes, guans, curassows dan chachalas. Ada
pula Phaisani yang termasuk didalamnya ada Kalkun, New World quails, grouse,
pheasants, patridges dan guinea fowl. Kedua grup dikategorikan dari hallux (Grzimet
et al. 2004).
BIOSISTEMATIKA HEWAN 52
Ada pula pengklasifikasian yang diketahui, menurut Myers et al. (2006) dan
Grzimek et.al (2004) dapat diketahui 5 famili dari Ordo Galliformes :
1. Family Numididae (guineafowl)
2. Family Odontophoridae (New World quails)
3. Family Phasianidae (turkeys, grouse, pheasants, and partridges)
4. Family Cracidae (chachalacas, curassows, and guans)
5. Family Megapodiidae (megapodes)
Ada juga pembagian family dari ordo Galliformes menjadi 8 Family
diantaranya:
1. Family: Numididae (guineafowl)
2. Family: Odontophoridae (New World quails)
3. Family: Phasianidae (junglefowl, including the wild form of the domestic
chicken, as well as partridges, pheasants, quail, and allies.)
4. Family: Cracidae (chachalacas, curassows, and guans)
5. Family: Megapodiidae (megapodes—mound-builders)
6. Family: Tetraonidae (grouse)
7. Family: Meleagrididae (turkeys)
8. Family: Mesitornithidae
Pada familia Numididae diketahui terdapat 4 Genus dan 6 Spesies (Myers, 2020)
genus dari familia ini diantaranya :
1. Arcyllium
2. Agelastes
3. Guttera
4. Numida
Contoh spesies dari pada Genus Acryllium adalah Acryllium vulturinum
BIOSISTEMATIKA HEWAN 53
Gambar 5.1 Bagian atas tubuh Acryllium
vulturinum (Werner, 2008)
Contoh spesies pada genus Agelastes adalah Agelastes niger.
BIOSISTEMATIKA HEWAN 54
Yang terakhir adalah genus Numida contoh spesies dari genus ini adalah
Numida Meleagris
BIOSISTEMATIKA HEWAN 55
1. SPESIES GALLIFORMES: Gallus gallus
Deskripsi Umum
Dikenal juga sebagai ayam hutan merah,
Kingdom : Animalia yang memiliki bulu berwarna emas,
Phylum : Chordata merah, coklat, merah gelap, oranye,
Class : Aves dengan sedikit hijau metalik dan abu-
Order : Galliformes abu. Spesies ini dapat dibedakan dengan
Family : Phasianidae burung lainnya karena jarak terbangnya
Genus : Gallus yang pendek, memiliki bercak putih
Species : Gallus gallus seperti telinga di kedua sisi kepalanya
(Linnaeus, 1758) dan kakinya yang berwarna keabu-
abuan.
Deskripsi Khusus
Gallus gallus adalah burung berukuran sedang yang mampu terbang dengan jarak
pendek. Spesies ini panjangnya bisa mencapai 70 cm, dengan panjang ekor
mencapai 28 cm. Gallus gallus menunjukkan perbedaan morfologi di antara
kedua tipe kelamin (dimorfisme seksual). Ayam jantan lebih atraktif, berukuran
lebih besar, memiliki jalu panjang, berjengger lebih besar, dan bulu ekornya
panjang. Ayam betina relatif lebih kecil, jalu pendek atau nyaris tidak terlihat,
berjengger kecil, dan bulu ekor pendek.
Selama bulan Juni hingga Oktober, G. gallus berganti bulu menjadi eclipse
plumage/bulu gerhana. Bulu gerhana, pada jantan, merupakan bulu panjang hitam
BIOSISTEMATIKA HEWAN 56
di bagian tengah punggungnya dan bulu merah jingga ramping di seluruh
tubuhnya. Bagi betina, bulu gerhana tidak dapat dibedakan, tetapi mereka juga
berganti bulu.
Makanan
Gallus gallus termasuk ke dalam kelompok herbivora dan insektivora. Ayam hutan
merah ini memakan jagung, kedelai, cacing, rumput, dan berbagai jenis biji-bijian
yang ditemukan di tanah. Mereka tidak bisa mendeteksi rasa manis. Mereka dapat
mendeteksi garam, tetapi sebagian dari mereka tidak menyukainya.
Habitat
Gallus gallus hidup di hutan sekunder yang lebat atau belukar yang subur. Di pagi
atau sore hari, ayam itu dapat ditemukan di area terbuka, tempat di mana ayam
hutan merah mencari makanan. Terkadang G. gallus dapat dilihat di perkebunan
kelapa sawit.
Tingkat Kepunahan
Ayam hutan merah sebagian besar telah dikawinkan secara genetik dengan ayam
domestik dan liar, seperti yang ditunjukkan oleh survei terhadap 745 spesimen
museum. Tanda genotip liar murni untuk G. gallus adalah, pada jantan, eclipse
plumage. Bulu ini hanya terlihat pada populasi di bagian barat dan tengah rentang
geografis. Dipercaya bahwa G. gallus telah menghilang dari Asia Tenggara dan
Filipina. Studi ini didukung oleh koleksi ilmiah yang dibuat pada tahun 1860.
Pada 1960-an, penelitian di India timur laut mengungkapkan populasi ayam hutan
merah yang memperlihatkan bulu gerhana. Kemurnian spesies ini dalam bahaya
karena populasi manusia yang padat di wilayah itu, yang ayam peliharaannya
dapat terus mengganggu G. gallus secara genetik.
BIOSISTEMATIKA HEWAN 57
2. SPESIES GALLIFORMES: Numida meleagris
Deskripsi Umum
Numida meleagris termasuk burung
Kingdom : Animalia
yang berukuran besar, tubuh membulat
Phylum : Chordata
atau hampir oval, dan kepala yang kecil.
Class : Aves
Bulunya berwarna abu-abu – hitam
Order : Galliformes
dengan bintik putih. Spesies ini memiliki
Family : Numididae
kepala tanpa bulu. Ciri khas spesies ini
Genus : Numida
adalah dihiasi dengan kenop bertulang
Species : Numida meleagris
kuning atau kemerahan, dan kulit dengan
(Linnaeus, 1758)
warna merah, biru, atau hitam.
Deskripsi Khusus
Numida meleagris memiliki tubuh membulat dengan panjang 53-58 cm dan berat
sekitar 1,3 kg. Burung jantan dan burung betina memiliki kesamaan, dengan bulu
keseluruhan hitam atau abu-abu dan banyak pola bintik putih. Pada sayapnya yang
pendek, terdapat juga bintik-bintik yang memanjang. Numida meleagris memiliki
leher panjang berwarna hitam keabu-abuan dan kepala dengan kulit berwarna biru
dengan pial merah terang di dasar paruh. Mahkota atasnya dengan "helm"
berwarna kecoklatan atau oranye-coklat dengan bentuk tanduk segitiga. Spesies
ini memiliki kaki tebal dan berwarna abu-abu.
Persebaran
Jangkauan asli Numida meleagris mencakup semua habitat di Afrika sub-Sahara,
tetapi mereka telah berhasil diperkenalkan di banyak wilayah di seluruh dunia,
BIOSISTEMATIKA HEWAN 58
termasuk Yaman barat, Prancis selatan, Australia, Karibia, dan Madagaskar.
Burung yang melarikan diri dari kawanan ternak yang dijinakkan atau eksotik
dapat dilihat hampir di mana saja dan dapat membentuk populasi liar kecil.
Makanan
Numida meleagris termasuk hewan omnivora di antaranya memakan biji,
serangga, akar, siput, reptil, biji-bijian, buah, dan bunga. Karena makanannya
yang sangat bervariasi, hal ini membantu burung-burung tinggal dalam kisaran
yang sama sepanjang tahun dan beradaptasi dengan habitat yang berbeda di mana
makanan yang tersedia berbeda.
Habitat
Numida meleagris lebih suka padang rumput kering dan habitat sabana dengan
pohon-pohon yang tersebar atau tutupan semak belukar, dan mereka juga sering
ditemukan di daerah pertanian serta taman atau kebun di pinggiran kota. Numida
meleagris biasanya menghindari habitat padat seperti hutan lebat atau rawa-rawa,
dan mereka juga absen dari gurun paling sederhana.
Tingkat Kepunahan
Numida meleagris tidak terancam atau tidak hampir punah, dan pada
kenyataannya jumlah dan jumlah populasi mereka meningkat secara keseluruhan
seiring dengan berkembangnya area pertanian dan menyediakan habitat yang
lebih cocok. Namun, spesies ini rentan diburu untuk dimakan atau diserang oleh
anjing dan kucing, dan mereka kadang-kadang diburu oleh petani yang
menganggap mereka sebagai pemakan tanaman biji-bijian.
BIOSISTEMATIKA HEWAN 59
3. SPESIES GALLIFORMES: Colinus virginianus
Deskripsi Umum
Deskripsi Khusus
Colinus virginianus adalah burung Galliformes yang kecil (140-170 gram) dengan
sayap membulat dan ekor persegi. Panjangnya berkisar antara 20,3-24,7 cm
dengan lebar sayap mulai dari 9-12 cm.
Sama seperti pada spesies Gallus gallus, Colinus virginianus juga menunjukkan
perbedaan morfologi di antara kedua tipe kelamin (dimorfisme seksual) berkenaan
dengan warna wajah dan tenggorokan, penutup sayap, dan warna paruh. Jantan
dewasa dibedakan dengan garis-garis putih pada kepala dan tenggorokan, berbeda
dengan warna pada betina dan muda. Sayap jantan memiliki tanda hitam yang sangat
kontras pada bulu, sedangkan sayap betina tidak memiliki perbedaan warna bulu.
Pangkal mandibula berwarna hitam pada jantan dan kuning pada betina.
BIOSISTEMATIKA HEWAN 60
Persebaran
Colinus virginianus dapat ditemukan dari Ontario tenggara ke Amerika Tengah.
Kepadatan populasi tertinggi terdapat di Amerika Serikat bagian timur dan
Meksiko. Colinus virginianus juga dapat ditemukan di seluruh Kuba. Populasi
terpisahkan ada di Washington, Oregon, Idaho, dan barat laut Meksiko.
Makanan
Pada dasarnya makanan Colinus virginianus tidak hanya mengandung biji-bijian,
tetapi termasuk juga daun, buah, dan invertebrata. Sekitar 85% dari makanannya
adalah dedaunan atau biji-bijian, dan 15% lainnya adalah hewani. Namun
terkadang jumlah relatifnya musiman.
Habitat
Hewan ini dapat ditemukan di lahan pertanian, padang rumput, daerah hutan
terbuka, bahkan jalanan. Habitat Colinus virginianus harus mengandung
keanekaragaman invertebrata, benih, dan tanaman herba. Selain itu, penting pula
tempat yang tersedia penutupnya sehingga memberikan perlindungan dari
pemangsa, cuaca, dan juga menyediakan bahan bersarang.
Tingkat Kepunahan
Populasi Colinus virginianus menurun. Hilangnya habitat, terutama karena
peningkatan pertanian skala besar dan pengurangan baris pagar dan plot habitat
yang cocok dianggap sebagai faktor utama dalam penurunan. Satu subspesies,
Colinus virginianus ridgwayi, dianggap terancam punah. Colinus virginianus
terdaftar sebagai hampir terancam oleh IUCN.
BIOSISTEMATIKA HEWAN 61
4. SPESIES GALLIFORMES: Alectura lathami
Deskripsi Umum
Kingdom : Animalia
Alectura lathami dikenal juga dengan
Phylum : Chordata
nama Australian brushturkey. Spesies ini
Class : Aves
memiliki ekor yang menonjol dan indah
Order : Galliformes
seperti kipas, bulu-bulu yang sebagian
Family : Megapodiidae
besar berwarna hitam, dan dengan
Genus : Alectura
kepala merah, serta pial berwarna kuning
Species : Alectura lathami
di tenggorokan.
(J. E. Gray, 1831)
Deskripsi Khusus
Alectura lathami memiliki panjang total sekitar 60-75 cm (23,5-29,5 in) dan lebar
sayap sekitar 85 cm (33 in). Hewan ini memiliki bulu yang sebagian besar berwarna
hitap, kepala merah, dan pial berwarna kuning di tenggorokan. Pada jantan, pial
akan menjadi lebih besar selama masa kawin. Selain itu, kepala dan pial juga akan
tampak lebih terang selama musim kawin dan bersarang. Bagian bawah tubuh,
terdapat bulu berwarna putih, dan akan lebih jelas ketika sudah tua.
Alectura lathami tidak dapat terbang jauh sehingga disebut ‘clumsy flier’ atau
penerbang kikuk. Mereka hanya dapat terbang hanya terbang ketika terancam oleh
predator atau untuk bertengger di pohon.
BIOSISTEMATIKA HEWAN 62
Seperti pada reptil, suhu inkubasi pada saat pengeraman Alectura lathami pun
memengaruhi rasio jenis kelamin. Rasio jenis kelamin adalah sama yaitu pada suhu
inkubasi 34°C, tetapi menghasilkan lebih banyak jantan ketika lebih dingin, dan
lebih banyak betina ketika lebih hangat
Persebaran
Penyebaran Alectura lathami ini terbatas hanya di Australi, tepatnya di Australia
Timur.
Makanan
Australian brushturkey ini memakan serangga, biji-bijian, dan buah-buahan yang
jatuh ke tanah, yang terpapar dengan serasah daun atau kayu yang lapuk.
Habitat
Alectura lathami mendiami hutan hujan dan hutan sklerofil basah, tetapi dapat juga
ditemukan daerah terbuka. Di bagian utara jangkauannya, brushturkey Australia
paling umum di ketinggian yang lebih tinggi, tetapi pindah ke daerah dataran rendah
di musim dingin. Di bagian selatan, umum di daerah pegunungan dan dataran
rendah.
Brushturkeys sekarang umum di lingkungan perkotaan dan dapat ditemukan di
Brisbane dan Sydney.
Tingkat Kepunahan
Alectura lathami termasuk kategori hewan beresiko rendah (least concern).
BIOSISTEMATIKA HEWAN 63
6. ORDO GRUIFORMES
Gruiform, (Ordo Gruiformes) salah satu dari 12 famili dari burung yang secara
general sering disebutkan memunyai kekerabatan tetrapu sebenarnya mempunyai
perbedaan yang luas dari berbagai aspek. Gruiformes merupakan grup yang bisa
dibilang purba yang dapat banyak ditemukan fossil dari ordo ini, tetapi banyak dari
hewan dari ordo ini hanya terdapat pada daerah-daerah tertentu dan jumlah yang
sudah dapat dihitung, anggota dari ordo ini banyak yang endemic bagi berbagai
daerah tetapi ada beberapa anggota yang persebarannya mendunia seperti Rallidae
(rails, gallinules, and coots) dengan 138 spesies, Crane dapat ditemukan disetiap
benua kecuali di Amerika selatan, tetapi keanyakan dari 15 spesies hanya memiliki
populasi yang sangat sedikit, bahkan sebagian dari mereka terancam punah. The
bustards (Otididae), dengan jumlah 26 spesies, memiliki persebaran yang luas tetapi
karena adanya aktivitas industrial manusia dan agricultural modern menyebabkan
populasi dari Otididae ini menurun jumlahnya. The mesites (Mesitornithidae), dapat
ditemukan di Madgaskar dan Kagu (Rhynochetus jubatus) dapat ditemukan di pulau
di New Caledonia, ada juga ordo-ordo yang kecil dan terbagi lagi menjadi beberapa
su-ordo seperti Hemipodes, or button quails (Turnicidae), Aramidae, Psophiidae,
Heliornithidae, Eurypygidae, Cariamidae, Pedionomidae pada dahulunya
dikategorikan pada Gruiformes tetapi sekarang dikategorikan kedalama
Charadiformes. Burung dari ordo gruiformes mempunyai range ukuran yang
variatif dari yang kecil sekitar 15 cm seperti button quails sampai ukuran yang
terbilang besar seperti sarus crane yang mencapai sekitar 1.6
BIOSISTEMATIKA HEWAN 64
1. Spesies Gruiformes : Grus Japonensis (Burung Bangau Jepang)
Deskripsi Umum :
BIOSISTEMATIKA HEWAN 65
Deskripsi Khusus
Burung bangau ini memiliki badan dengan bulu berwarna putih dan pada
ujung sayap dan pada lehernya terdapat warna hitam, mereka dinamai
bangau mahkota merah karena terdapat lingkaran merah pada kepala
burung tersebut yang sebenarnya adalah kulit dari burung tersebut yang
berwarna kemerahan.
BIOSISTEMATIKA HEWAN 66
lain ("International Crane Foundation, Crane Species, Red Crowned
Crane", 2001; Smirenski, 2000).
BIOSISTEMATIKA HEWAN 67
("International Crane Foundation, Crane Species, Red Crowned
Crane", 2001; Meine and Archibald, 2004)
Gambar 6.7 Anak Induk Jantan dan Gambar 6.8 Induk Betina Grus
Betina Grus Japonensis japonensis Memberi Makan Anaknya
(Singh, 2019) (Singh, 2019)
Persebaran
Grus japonensis merupakan burung dengan peringkat ke-2 dalam hal
kelangkaan di dunia. Burung ini dapat ditemukan di Sungai Amur di timur
Negara Russia dan di daerah Asia Tenggara termasuk Jepang China.
Mereka merupakan spesies yang melakukan migrasi, dan mereka
melakukan migrasi untuk menghabiskan musim semi dan panas di daerah
Asia timur pada daerah yang basah, pada musim dingin menghabiskan
waktu di perairan asin dan tawar di daerah Chin dan Japan dan Peninsula
BIOSISTEMATIKA HEWAN 68
Korea. Ada juga beberapa spesies yang tidak melakukan migrasi mereka
menetap di daerah Hokkaido, Jepang. ("Threatened Birds of Asia: The
BirdLife International Red Data Book", 2001; Collar, et al., 1988;
"International Crane Foundation, Crane Species, Red Crowned Crane",
2001; Plemons, 2001; Smirenski, 2000).
Makanan
BIOSISTEMATIKA HEWAN 69
biji yang ada pada lahan pertanian atau agricultural. Di kebun binatang
biasanya mereka diberi makan dengan makanan untuk bangau yang berupa
pellets sebanyak 500gr per hari dan biasanya diberi makan juga dengan
serangga. Paruh dari burung ini meruncing dan tajam, dan mereka
menggunakannya seperti tombak. Bentuknya yang seperti itu
memudahkan burung ini untuk mengumpulkan dan mendapatkan makanan
dan burung dari spesies ini dapat mengambil makanan pada di dalam air
karena menggunakan teknik walk and peck. (Collar, et al., 1988;
"International Crane Foundation, Crane Species, Red Crowned Crane",
2001; "IUCN Red List of Threatened Species", 2003; Plemons, 2001;
Smirenski, 2000)
Habitat
Bangau Mahkota Merah membuat sarang dan mencari makan pada rawa-
rawa dengan air yang dalam, tetapi habitat ini jarang dipilih oleh
kebanyakan bangau, biasanya mereka membuat sarang di daerah dengan
perairan yang cukup dangkal dan juga mereka membuat sarang harus
dengan adanya tumbuhan-tumbuhan yang sudah mati, tak jarang Bangau
Mahkota Merah ini hidup di daerah pertanian. (Collar, et al., 1988; Meine
and Archibald, 2004; Plemons, 2001; Smirenski, 2000).
Tingkat Kepunahan
Banyak factor yang mempengaruhi tingkat kepunahan, seperti kemajuan
ekonomi khsuusnya perluasan pada bidang agrikulutural, pembuatan rumah
pada bantaran sungai, penebangan hutan dan juga pembuatan jalan membuat
kerusakan terhadap habitat di daerah Hokkaido, Jepang yang mana daerah ini
asalnya mensustansi hampir dari seperempat dari populasi Bangau Mahkota
Merah hal yang sama juga terjad pada daerah-daerah yang menjadi endemic
dari burung ini, dan banyak pihak yang sudah menyuarakan unutk menjaga
habitat dari burung yang merupakan salah satu burung yang paling langka di
dunia. Sudah ada penelitian lebih lanjut mengenai tempat yang akan dijadikan
tempat migrasi oleh burung ini dan sudah dilakukan perjanjian unutk menjaga
wilayah yang akan ditempati oleh burung-burung tersebut ketika nanti
melakukan migrasi untuk
BIOSISTEMATIKA HEWAN 70
meminimalisir tingkat kepunahan. Banyak pihak yang sudah
mengembangkan fasilitas unutk membantu pemberian makan pada burung
ini agar bisa bertahan pada musim dingin. Seperti dilansir pada IUCN
status konservasi dari burung ini berupa Terancam punah karena berbagai
hal yang sudah disebutkan diatas, selain menjaga habitat upaya untuk
menjaga keberadaan burung ini dengan melakuakn penangkaran dan
penangkaran dan pengembang biakkan burung ini sudah lama dilakukan
oleh manusia terhitung sejak tahun 1861. ("Threatened Birds of Asia: The
BirdLife International Red Data Book", 2001; Collar, et al., 1988;
"International Crane Foundation, Crane Species, Red Crowned Crane",
2001; "IUCN Red List of Threatened Species", 2003; Meine and
Archibald, 2004)
2. Spesies Gruiformes : Balearica regulorum (Grey Crowned Crane)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Gruiformes
Familia : Gruidae
Genus : Balearica
Deskripsi umum .
BIOSISTEMATIKA HEWAN 71
morfologi umum pada struktur yang ditandai dengan leher panjang dan
tipis, kaki sangat panjang, serta paruh lurus.
Gambar 6.13
(Aminals. 2018)
BIOSISTEMATIKA HEWAN 72
Deskripsi khusus
Gambar 6.15.
(Bygott, david. 2020)
BIOSISTEMATIKA HEWAN 73
Gambar 6.16.
(Kee, Lip. 2012)
Persebaran
BIOSISTEMATIKA HEWAN 74
burung), dan Afrika Selatan (4.000-5.000 burung) (Johnsgard, 1983 ;
Walkinshaw, 1964 ; Walkinshaw, 1973 ; del Hoyo, et al., 1996).
Makanan
Habitat
BIOSISTEMATIKA HEWAN 75
Kelimpahan distribusi makanan dan tempat bersarang yang cocok
adalah faktor ekologis utama yang menentukan ukuran wilayah jelajah
spesies ini serta luasnya pergerakan populasi lokal dan musiman. Habitat
Spesies ini mendiami lahan basah seperti rawa-rawa, wajan dan bendungan
dengan tumbuh-tumbuhan tinggi, tepi sungai, hutan sungai terbuka, dataran
banjir dangkal dan kolam sementara dengan padang rumput yang
berdekatan, sabana terbuka, ladang tanama, padang rumput, ladang dab
daerah irigasi.
Tingkat kepunahan
BIOSISTEMATIKA HEWAN 76
3. Spesies Pada Ordo Gruiformes : Grus Americana (Whooping Crane)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Gruiformes
Family : Gruidae
Genus : Grus
Deskripsi umum
Dengan tinggi hampir 5 kaki (1,5 m), derek rejan adalah burung
tertinggi di Amerika Utara. Mereka memiliki lebar sayap 7,5 kaki (2,3 m).
Derek rejan berwarna putih dengan bercak berwarna karat di bagian atas dan
belakang kepala, tidak memiliki bulu di kedua sisi kepala, mata kuning, dan
kaki yang panjang dan hitam. Bulu sayap utama mereka berwarna hitam
tetapi hanya terlihat saat terbang.
Derek rejan bereproduksi setahun sekali dari akhir April hingga Mei.
Pada masa-masa kekeringan, tempat bersarang bisa menjadi tidak lagi cocok
untuk digunakan. Biasanya dua telur diletakkan dan masa inkubasi adalah 30
hingga 35 hari. (Hughes, 2008 ; Kuyt, 1980 ; Lewis, 1995 ; Spalding, et al.,
2009 ). Diperkirakan umur derek rejan liar adalah 22 hingga
BIOSISTEMATIKA HEWAN 77
lebih dari 30 tahun. Di penangkaran, burung-burung itu diperkirakan hidup
sampai 35 hingga 40 tahun. Kekeringan selama musim kawin menghasilkan
kematian yang lebih besar bagi rejan muda, karena mereka harus melakukan
perjalanan lebih jauh untuk sumber makanan dan berisiko diserang oleh
predator darat. (Forrester, et al., 1978 ; Lewis, 1995).
Deskripsi khusus
Gambar 6.18.
(Cephas. 2009)
Derek rejan dewasa adalah burung besar berkaki panjang dengan leher
panjang berukuran 130 hingga 160 cm, dan memiliki lebar sayap 200 hingga
230 cm. Mereka berwarna putih dengan bulu sayap utama dan kaki panjang
mereka berwarna hitam, sedangkan jari-jari kaki mereka berwarna keabu-
abuan. Area mahkota, lore, dan malar adalah kulit telanjang yang warnanya
bervariasi dari merah terang hingga hitam. Kulitnya ditutupi bulu hitam pendek
yang padat di sekitar tepi kulit. Mereka memiliki mata kuning dan paruh
berwarna merah muda di bagian dasarnya, tetapi sebagian besar berwarna abu-
abu atau zaitun. Kedua jenis kelamin mirip satu sama lain, namun rejan jantan
lebih berat. Jantan dewasa dan betina dewasa memiliki berat rata-rata masing-
masing 7,3 kg dan 6,4 kg. Anak burung derek rejan muda berwarna kayu manis
atau cokelat di sepanjang punggung dan abu-abu kusam atau cokelat di
perutnya. Seruan nyaring dan seperti terompet.Bangau rejan remaja memiliki
kepala yang tertutup bulu dan bulu putih yang bernoda kayu manis atau cokelat.
Area mahkota yang menjadi
BIOSISTEMATIKA HEWAN 78
kulit telanjang memiliki bulu pendek.( "Cranes", 2003 ; Hughes, 2008 ;
Johnsgard, 1983 ; Lewis, 1995 ).
Persebaran
Makanan
BIOSISTEMATIKA HEWAN 79
lainnya termasuk: kerang, biji, siput, belalang, tikus, tikus dan, ular. Pada
migrasi persinggahan melalui Amerika Serikat pusat dan Saskatchewan,
crane rejan memakan umbi tanaman dan biji-bijian limbah di bidang
pertanian. Mereka memakan hewan mamalia, amfibi, reptile, ikan,
serangga, Mollusca, cacing terrestrial, dan crustaceae air.
Habitat
Derek rejan saat musim dingin berada di dataran garam dan rawa-
rawa Aransas National Wildlife Refuge seluas 22.500 hektar. Padang
rumput di daerah itu yang dihiasi oleh sengkedan dan kolam. Musim panas
mereka bersarang di lahan basah dengan drainase buruk di Wilayah Barat
Laut Kanada di Taman Nasional Wood Buffalo.
Tingkat kepunahan
BIOSISTEMATIKA HEWAN 80
Ancaman terbesar terhadap derek rejan adalah buatan manusia: kabel listrik,
perburuan ilegal, dan hilangnya habitat. Karena Gulf International
Waterway melewati daerah habitatnya, crane rentan terhadap tumpahan
bahan kimia dan kontaminasi terkait minyak bumi lainnya. Ada sejumlah
cara di mana pemulihan derek rejan telah dipromosikan. Ini termasuk
perlindungan melalui undang-undang seperti, Undang-Undang Burung
Migrasi Amerika Serikat. Ada juga upaya penangkaran yang intens dan
pengenalan kembali.
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Gruiformes
Family : Gruidae
Genus : Grus
Deskripsi umum
BIOSISTEMATIKA HEWAN 81
Siklus reproduksi memiliki banyak tahapan. Pertama, ada periode
bertelur tiga sampai lima bulan, sedangkan periode non-pembibitan jauh lebih
lama. Bermigrasi di antara tempat berkembang biak dan tempat musim dingin,
ketika di musim kawin, burung-burung ini bersarang di padang rumput.
Biasanya sarangnya ada di tanah kosong yang terdiri dari beberapa ranting dan
kerikil. Rata-rata, ukuran kopling derek Demoiselle memiliki telur yang
berwarna kuning kehijauan dengan bintik-bintik lavender. Setelah telur
menetas, periode terbang berlangsung selama lima puluh lima hingga enam
puluh hari daerah dataran tinggi. Ini adalah periode fledging terpendek dari
semua crane lainnya. Sampai musim kawin berikutnya, selama delapan hingga
sepuluh bulan crane yang tidak dewasa tetap bersama orang tua mereka. Setelah
crane Remaja meninggalkan orang tua mereka, mereka berkumpul ke dalam
kawanan yang tidak berkembang biak dan bersifat nomaden, menempa
makanan dan tempat bertengger selama musim kawin orang dewasa yang
matang secara seksual.
Deskripsi khusus
BIOSISTEMATIKA HEWAN 82
yang memanjang dari sudut mata merah mereka, ke bagian belakang kepala
mereka. Dengan area abu-abu berbulu mulai dari mahkota hingga tengkuk,
burung memiliki bagian bawah yang gelap, dengan kaki dan jari kaki hitam.
Beradaptasi untuk berjalan di habitat padang rumput, jari-jari kaki telah
berevolusi menjadi lebih pendek, karena itu dapat menempa makanan secara
lebih efisien di daerah dataran tinggi. Panjang dan posisi trakea juga dapat
membedakan crane Demoiselle dari crane lainnya. Demoiselles memiliki
trakea yang membuat sedikit lekukan pada tulang dada.
Persebaran
Gambar 6.22.
(Alexander Kürthy, 2019)
BIOSISTEMATIKA HEWAN 83
Ada enam lokasi utama populasi Grus virgo. Populasi yang stabil /
menurun dari 70 hingga 100.000 individu terletak di Asia Timur. Di Asia
Tengah, ada populasi yang stabil dan terus bertambah dari 100.000 individu.
Kalmykia adalah populasi timur ketiga, yang terdiri dari 30 hingga 35.000
individu, dan jumlah ini saat ini stabil. Afrika Utara memiliki populasi
menurun sebanyak lima puluh individu di Atlas Plateau. Populasi sekitar
500 individu di dekat Laut Hitam menurun, dan di Turki, ada populasi
berkembang biak kecil kurang dari 100 individu. Derek Demoiselle
merupakan spesies kosmopolitan yang ditemukan dalam jangkauan luas di
wilayah Ethiopia, Palearctic, dan Oriental. Karena demoisel adalah burung
yang bermigrasi, habitat musim dingin mereka termasuk yang dari Afrika
Timur Laut, Pakistan,( "Demoiselle Crane", 2000 ; Meine and Archibald,
1996 ).
Makanan
Dengan tagihan dan jari kaki yang lebih pendek serta efisien untuk
mencari makan di dataran tinggi yang kering, lahan pertanian, dan padang
rumput, burung-burung ini berburu dengan kepala ditundukkan untuk
mematuk tanah. Selain itu, derek Demoiselle adalah omnivora,
mengonsumsi berbagai macam bahan tanaman sepanjang tahun, dan
memakan hewan. Mereka memakan seperti daun, kacang-kacangan, buah-
BIOSISTEMATIKA HEWAN 84
buahan, mamalia kecil,burung,serangga,cacing,siput,belalang, kumbang ,
ular , kadal , dan hewan pengerat .
Habitat
Tingkat kepunahan
BIOSISTEMATIKA HEWAN 85
pendidikan yang melibatkan spesies juga telah dimulai di Ukraina (Meine
dan Archibald 1996).
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Gruiformes
Family : Gruidae
Genus : Rallus
Deskripsi umum
BIOSISTEMATIKA HEWAN 86
untuk mengomunikasikan minat atau agresi kawin. Saat mengejar pasangan,
R. elegans jantan mungkin merunduk rendah ke tanah, memegang ekor
secara vertikal. Janttan juga berjongkok untuk menangkal pengganggu
wilayah dan pada akhirnya akan menyerang ancaman yang terus-menerus.
(Raja Rail, Sejarah Hidup, 2011 ;Poole, et al, 2005. )
Deskripsi khusus
BIOSISTEMATIKA HEWAN 87
sisinya. . Rallus elegans yang berwarna memungkinkannya untuk
menyamar dengan baik dari predator.
Persebaran
Gambar 6.24.
(Cephas. 2018)
Makanan
Predasi pada Elegans Rallus sebagian besar dimangsa selama telur dan
remaja tahap kehidupan. Predator telur dan muda termasuk rubah merah
BIOSISTEMATIKA HEWAN 88
, musang , cerpelai , kucing liar, dan coyote. ( "King Rail", 2001 ; "King
Rail, Life History", 2011 ; Poole, et al., 2005).
Habitat
Tingkat kepunahan
BIOSISTEMATIKA HEWAN 89
7. GAVIIFORMES
• Ciri Umum :
BIOSISTEMATIKA HEWAN 90
- Spesies : Gavia immer
1. Gavia immer
a. Deskripsi umum:
Secara umum spesies ini sangat melimpah di Kanada dan juga Amerika
Serikat Utara. Gavia immer atau biasa disebut juga Loon dapat berkembang biak
di danau dan juga di daerah perairan. Jika tiba musim dingin, Loon bermigrasi ke
habitat laut pesisir yang dangkal. Mereka cenderung lebih menyukai berada di
area laut lepas, pula – pula di area pantai juga bukit terapung vegetasi.
b. Deskripsi khusus:
Loon memiliki tubuh panjang , jika berada pada musim kawin, maka
kepala akan menghitam dengan kalung putih dan hitam juga terdapat suatu pola
kotak – kotak pada bagian punggungnya. Hewan jantan dan betina secara kasat
mata terlihat hampir mirip , meskipun jantan seharusnya berukura lebih besar
dibandingkan dengan betina. Perbedaan antara Loon muda dan dewasa terlihat
dari bulu pada area kepala dan punggung yang lebih banyak berwarna putih. Bulu
ketika mereka peralihan dari muda ke dewasa digunakan untuk pertahanan diri
pada musim panas. (Mclntyre dan Barr, 1997; “Field guide to the birds of North
America, Second Edition”, 1987; Peterson and Peterson, 2002; Robbins, et al.,
2001).
BIOSISTEMATIKA HEWAN 91
c. Persebaran:
d. Makanan:
Loon ini merupakan hewan pemakan ikan juga hewan air lainnya salah
satu contohnya yaitu crustaceae. Jika masih masa pertumbuhan, makanan terbaik
untuk membantu proses tumbuh kembangnya berupa ikan kecil. Gavia immer
termasuk jenis predator visual, karena mereka akan menangkap ikan dengan cara
melihat terlebih dahulu lalu menyelam kemudian ditangkap. Pada umumnya,
jarak menyelam mereka untuk mendpatkan mangsa sekitar 2 – 4 meter.
Loon minum dengan cara mengambil air seperti halnya mengambil air
menggunakan gayung lalu kepalanya dimiringkan membantu proses penelanan air
tersebut. ( Mclntyre dan Barr, 1997 ).
BIOSISTEMATIKA HEWAN 92
e. Habitat:
f. Tingkat kepunahan :
BIOSISTEMATIKA HEWAN 93
2. Gavia stellata (Loon leher merah)
a. Deskripsi umum
Red-throated loon (Gavia stellata) adalah burung penyelam yang paling
kecil dan paling ringan. Tingginya 53-69 cm., Dan rentang sayapnya antara
106-116 cm. Selama musim kawin, tubuh bagian atasnya berwarna coklat
gelap pekat. Kepala dan leher bagian atas berwarna keabu-abuan, dengan
tambalan besar berwarna mengkilap di bagian depan. Tubuh bagian bawahnya
berwarna putih dan ekornya berwarna gelap.
Di musim dingin, wajah dan leher bagian depan berwarna putih bersih,
dan bagian atas berwarna cokelat gelap. Red-throated loon jantan memiliki
ukuran badan rata-rata sedikit lebih besar dari betina, dan memiliki kepala
juga paruh yang lebih berat. Lehernya tebal, dan lubang hidungnya sempit
juga memanjang, sebagai adaptasi untuk menyelam. Iris berwarna kemerahan,
terutama pada burung dewasa selama musim kawin. Tubuhnya dirancang
untuk berenang, dengan kaki pendek dan kuat terletak jauh di belakang. Kaki
sangat sempurna untuk bergerak di air, meskipun bentuk kaki yang seperti ini
membuatnya susah berjalan di darat. Tiga jari kaki depan berselaput, dan
burung ini memiliki ekor yang pendek dan jelas.
Mereka dapat memvariasikan daya apungnya agar tetap di bawah air,
dengan seluruh tubuh terendam dan hanya mata dan paruh yang terlihat di atas
permukaan. Loon dewasa melepaskan bulu-bulu terbang mereka secara
bersamaan pada akhir musim kawin dan akibatnya, mereka tidak dapat
BIOSISTEMATIKA HEWAN 94
terbang selama beberapa minggu. Bulu-bulu tubuh hanya berganti pada awal
musim semi dan awal musim gugur. (del Hoyo, Elliot, dan Sargatal, 1992)
b. Deskripsi khusus
Meskipun loon umumnya sangat canggung di darat, loon merah telah
diketahui melakukan perjalanan jauh di darat. Ketika sangat terganggu,
mereka bahkan mungkin pindah ke kolam baru dengan anak-anak mereka.
Loon leher merah merupakan spesies dari genus Gavia yang paling ringan dan
gesit serta memiliki amplitudo ketukan sayap terbesar, dan hanya loon merah
yang bisa lepas landas dari tanah, atau turun langsung di atasnya.
Setelah berkembang biak, Loon leher merah ini pindah ke perairan pantai,
dan kadang-kadang berkumpul dalam kawanan besar di daerah yang terdapat
banyak makanan. Di lokasi seperti itu, burung-burung bertengger dan makan
bersama. Perilaku agresif dapat diamati di sini, tetapi tidak berkembang.
Mereka menghabiskan waktu berjam-jam merawat bulu-bulu mereka, dan
praktik mandi rumit mereka melibatkan guncangan sayap yang keras, bergulir,
menyelam, dan jungkir balik. Loon leher merah lebih sering bertengger di atas
air, namun terkadang mereka bertengger di darat selama musim kawin.
Mereka dengan mudah menetap di hamparan air yang tenang mulai dari
kolam kecil hingga danau besar dan dalam, dan kadang-kadang bahkan
bersarang di pantai terlindung. Loon leher merah bersifat monogami,
membentuk ikatan pasangan jangka panjang. Pasangan yang bertemu dari
musim sebelumnya mungkin tetap bersama sepanjang musim dingin.
Kopulasi terjadi di tanah kering dan sering diulang. Ini mungkin dimulai pada
hari kedatangan mereka di sarang dan berlanjut sampai semua telur
diletakkan. Jantan memilih tempat untuk sarang. (Ivory, 1999)
BIOSISTEMATIKA HEWAN 95
c. Persebaran
Gavia stellata memiliki persebaran yang sangat luas, burung ini tersebar
hampir diseluruh bagian utara bumi. Burung ini tersebar di negara-negara
Eropa, Rusia, Amerika utara, dan beberapa negara di Asia seperti China,
Korea, Taiwan, dan beberapa negara lainnya.
d. Makanan
BIOSISTEMATIKA HEWAN 96
Loon leher merah lebih suka mencari makan di perairan laut dan tidak
pernah mencari makan di kolam bersarangnya, tidak seperti loon lain. (Eberl
dan Picman, 1993)
Loon leher merah mendapatkan sebagian besar makanannya di dalam air,
dalam penyelaman 2-9 meter, dan rata-rata dalam waktu 1 menit. Mangsa
terletak secara visual, sehingga loon ini menyukai perairan jernih untuk
mencari makan, dan mereka tidak mencari makan di malam hari. Mangsa
terdiri dari ikan berukuran kecil atau sedang, termasuk ikan cod, herring, sprat,
sculpin, dan terkadang krustasea, moluska, katak, ikan bertelur dan serangga.
Makanan biasanya ditelan sebelum loon kembali ke permukaan.
Kerongkongan mereka relatif elastis, tetapi beberapa burung loon mati lemas
setelah menelan ikan yang terlalu besar. (del Hoyo, Elliot and Sargatal, 1992)
e. Habitat
Loon leher merah seringkali berkembang biak di air tawar, di lahan yang
terbuka, dan dapat menempati hamparan air dari hampir semua ukuran. Sering
ditemukan bersarang di kolam kecil. Kadang-kadang ke daratan saat musim
dingin. (Ivory, 1999)
f. Tingkat kepunahan
Spesies ini memiliki kisaran yang sangat besar, dan oleh karena itu spesies
ini tidak mendekati ambang batas untuk Rentan di bawah kriteria ukuran
kisaran (Luas Kejadian <20.000 km2 dikombinasikan dengan ukuran kisaran
menurun atau berfluktuasi, luas / kualitas habitat, atau ukuran populasi dan
sejumlah kecil lokasi atau fragmentasi parah). Terlepas dari kenyataan bahwa
tren populasi tampaknya menurun, penurunan tersebut tidak diyakini cukup
cepat untuk mendekati ambang batas untuk Rentan berdasarkan kriteria tren
populasi (> 30% penurunan selama sepuluh tahun atau tiga generasi). Ukuran
populasi sangat besar, dan karenanya tidak mendekati ambang batas untuk
Rentan berdasarkan kriteria ukuran populasi (<10.000 individu dewasa
dengan penurunan berkelanjutan diperkirakan>
BIOSISTEMATIKA HEWAN 97
10% dalam sepuluh tahun atau tiga generasi, atau dengan struktur populasi
tertentu). Untuk alasan ini, spesies ini dievaluasi sebagai Least Concern.
(BirdLife International, 2018)
3. Gavia arctica
BIOSISTEMATIKA HEWAN 98
bagian belakang leher berwarna abu-abu. Setengah bagian depan leher
memiliki garis hitam tebal dengan garis-garis putih vertikal yang panjang dan
tipis di kedua sisi leher. Biasa disebut sebagai "black-throated loons" karena
garis hitam di tenggorokannya. Selama musim non-kawin, mahkota dan
tengkuk menjadi gelap, seperti halnya bagian belakang yang kehilangan
pelindung putih. Wajah, leher, dan dada menjadi sangat putih dan tidak
bercorak. Spesies ini sangat mirip dengan loon Pasifik (Gavia pacifica) tetapi
dapat dibedakan dengan petak sisi putih yang luas yang terdapat pada bulu
unggas dan bulu musim dingin. Loon Arktik betina dan jantan memiliki
kemiripan dalam penampilan fisiknya dan memiliki mata merah tua yang
khas. Loon arktik remaja sangat mirip dengan loon arktik dewasa pada musim
dingin, tetapi warnanya lebih abu-abu kehitaman dan dapat menunjukkan pola
skala samar di punggung dan sayap mereka. (Sjolander, 1978)
b. Deskripsi khusus
Loon Arktik bersifat monogami, artinya mereka menjalani seluruh hidup
mereka hanya dengan satu jodoh. Pasangan itu tetap bersama selama migrasi
musim dingin. Pasangan baru menggunakan sejumlah gerakan serempak
termasuk mencelupkan paruh, menyelam dan berlari di bawah air. Perkawinan
terjadi di tepian air dan sering terjadi tepat setelah burung tiba di area
pengembangbiakan. Spesies ini menunjukkan kesetiaan tempat yang kuat dan
sering menggunakan tempat bersarang yang sama untuk setiap musim kawin.
Gavia arctica akan terus menggunakan tempat ini untuk waktu yang singkat
setelah kawin. (Petersen, 1979; Sjolander dan Agren, 1972)
Pada musim semi mereka bermigrasi dari tempat musim dingin mereka.
Setelah sarang selesai, betina akan bertelur 1 hingga 3 telur. Telur biasanya
berwarna coklat zaitun dengan bintik-bintik cokelat gelap. Inkubasi
membutuhkan waktu 27 hingga 29 hari diikuti oleh periode pertumbuhan vital
9 hingga 10 minggu. Ketika anak-anak berusia sekitar dua bulan, mereka
memperoleh kemampuan untuk terbang atau "menjadi dewasa".
BIOSISTEMATIKA HEWAN 99
Mereka mencapai kematangan seksual dalam 2 hingga 3 tahun. (Sjolander,
1978)
Loon Arktik dianggap sebagai burung yang berumur panjang. Namun,
hanya ada sedikit informasi yang tersedia berkaitan dengan umur mereka.
Loon Arktik liar tertua yang tercatat berumur 28 tahun. (Elliott, 1992; Russell,
2010)
c. Persebaran
e. Habitat
Loon Arktik berkembang biak di danau air tawar yang dalam, produktif,
atau kolam yang luas dengan pulau-pulau di sekitarnya, semenanjung, dan
f. Tingkat kepunahan
Spesies ini memiliki kisaran yang sangat besar, dan oleh karena itu spesies
ini tidak mendekati ambang batas untuk Rentan di bawah kriteria ukuran
kisaran (Luas Kejadian <20.000 km2 dikombinasikan dengan ukuran kisaran
menurun atau berfluktuasi, luas / kualitas habitat, atau ukuran populasi dan
sejumlah kecil lokasi atau fragmentasi parah). Terlepas dari kenyataan bahwa
tren populasi tampaknya menurun, penurunan tersebut tidak diyakini cukup
cepat untuk mendekati ambang batas untuk Rentan berdasarkan kriteria tren
populasi (> 30% penurunan selama sepuluh tahun atau tiga generasi). Ukuran
populasi sangat besar, dan karenanya tidak mendekati ambang batas untuk
Rentan berdasarkan kriteria ukuran populasi (<10.000 individu dewasa
dengan penurunan berkelanjutan diperkirakan> 10% dalam sepuluh tahun
atau tiga generasi, atau dengan struktur populasi tertentu). Untuk alasan ini,
spesies ini dievaluasi sebagai Least Concern. (BirdLife International, 2018)
4. Gavia pacifica (Loon Pasifik)
b. Deskripsi khusus
c. Persebaran
d. Makanan
Loon pasifik utamanya memakan ikan kecil. Penangkapan ikan dilakukan
di bawah permukaan tempat mereka memanfaatkan kantung udara yang
dikembangkan dengan baik, yang memungkinkan mereka mengejar
mangsanya dalam waktu lama. (Herbst, 1999)
e. Habitat
Loon pasifik sebagian besar tinggal di sepanjang pantai timur Samudra
Pasifik dan Samudra Arktik di sepanjang perbatasan utara Kanada. Mereka
juga dapat ditemukan di perairan pedalaman dan bahkan danau yang terjadi
di selama migrasi mereka. Mereka peka terhadap gangguan, terutama yang
diciptakan oleh manusia. Sarang mereka ditemukan tepat di sepanjang garis
f. Tingkat kepunahan
Spesies ini memiliki kisaran yang sangat besar, dan oleh karena itu spesies
ini tidak mendekati ambang batas untuk Rentan di bawah kriteria ukuran
kisaran (Luas Kejadian <20.000 km2 dikombinasikan dengan ukuran kisaran
menurun atau berfluktuasi, luas / kualitas habitat, atau ukuran populasi dan
sejumlah kecil lokasi atau fragmentasi parah). Terlepas dari kenyataan bahwa
tren populasi tampaknya menurun, penurunan tersebut tidak diyakini cukup
cepat untuk mendekati ambang batas untuk Rentan berdasarkan kriteria tren
populasi (> 30% penurunan selama sepuluh tahun atau tiga generasi). Ukuran
populasi sangat besar, dan karenanya tidak mendekati ambang batas untuk
Rentan berdasarkan kriteria ukuran populasi (<10.000 individu dewasa
dengan penurunan berkelanjutan diperkirakan> 10% dalam sepuluh tahun
atau tiga generasi, atau dengan struktur populasi tertentu). Untuk alasan ini,
spesies ini dievaluasi sebagai Least Concern. (BirdLife International, 2018)
5. Gavia adamsii
d. Makanan
Gavia adamsii merupakan karnivora yang memakan ikan berukuran kecil
hingga sedang dengan panjang sekitar 25 cm. Mereka jarang memakan
invertebrata dan tumbuh-tumbuhan. Mereka lebih suka danau air jernih dan
sungai untuk menangkap mangsa mereka karena mereka adalah pemangsa
visual dan diurnal. Di perairan laut, mereka memakan sculpin staghorn Pasifik
(Leptocottus armatus), sculpin, tomcod Pasifik (Microgadus proximus),
isopoda, dan udang. Di danau air tawar, di sepanjang Delta Sungai Colville di
Alaska, mereka makan stickleback ninespine (Pungitius pungitius) dan
blackfish Alaska (Dallia pectoralis). Di Rusia, mereka makan stickleback dan
salmon. Gavia adamsii juga terkadang memakan gastropoda dan laba-laba.
Loon ini memiliki wilayah makan yang jauh lebih kecil selama musim panas
daripada di musim dingin. Mereka juga harus menyelam lebih dalam di musim
panas. Wilayah makan yang lebih besar dan kedalaman penyelaman yang
lebih pendek dibandingkan dengan penyelaman musim panas menunjukkan
bahwa ada lebih banyak makanan berlimpah di daerah pesisir selama musim
dingin. (Elphick, et al., 2001; McIntyre, 1978; Utara, 1994b)
e. Habitat
Gavia adamsii hidup di daerah tundra dataran rendah di sepanjang garis
pantai air tawar dan air asin. Pilihan habitat mereka sangat tergantung pada
keselamatan mereka dari pemangsa, perlindungan dari kerusakan telur dan
sarang yang disebabkan oleh ombak yang kuat dan ketersediaan makanan.
Mereka paling sering ditemukan di garis pantai karena mereka lebih suka
berburu ikan di perairan dangkal dan bersarang di sepanjang garis pantai.
(Bissonette, 1989; Utara, 1994a)
f. Tingkat kepunahan
Spesies ini memiliki populasi kecil dan diduga mengalami penurunan
populasi yang cukup cepat karena panen subsisten yang tidak berkelanjutan.
Namun, survei lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengukur tingkat panen saat
ini. Oleh karena itu, secara hati-hati, spesies ini terdaftar sebagai Hampir
Terancam. (BirdLife International, 2018)
Famili Podicipedidae
(Sumber: ebird.org)
Phyllum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Podicipediformes
Familia : Podicipedidae
Genus : Aechmophorus
a. Deskripsi Umum
Aechmophorus occidentalis adalah grebe terbesar di Amerika Utara,
panjangnya 56-74 cm memiliki leher dan paruh yang panjang, kaki berada jauh di
bagian belakang tubuh dengan ekornya yang pendek. (Pease, M. 2001)
a b
b. Deskripsi Khusus
Kepala, leher dan tubuh Aechmophorus occidentalis berwarna coklat
kehitaman dari atas, dan putih dari bawah. Grebe barat ini memiliki paruh kuning
kusam atau zaitun dan mata merah dikelilingi oleh warna gelap. Ketika terbang,
daris sayap terbuka. Jenis kelaminnya monomorfik (satu bentuk) sepanjang tahun.
(Pease, M. 2001)
d. Makanan
Aechmophorus occidentalis adalah karnivora. Sebagian besar pemakan
ikan, tetapi juga pemakan serangga, moluska, dan krustasea. Grebe barat adalh
pemburu yang agresif, ia menyelam dibawah air dan menombah ikan dengan
paruh panjang. (Pease, M. 2001)
f. Tingkat Kepunahan
Aechmophorus occidentalis tidak terancam punah atau terancam. Namun
A. occidentalis dipengaruhi atau terancam oleh tumpukan minyak dan insektisida
yang ditemukan dalam makanan mereka. Insektisida mempengaruhi pembiakan
mereka. Habitat dari A. occidentalis berkurang karena danau dan rawa diambil
alih oleh perkembangan manusia. Pada saat ini A. occidentalis belum banyak
terpengaruh oleh ancaman ini. (Pease, M. 2001)
b. Deskripsi Khusus
Bulu bagian belakang dan samping Podiceps cristatus berwarna coklat.
Bagian belakang leher berwarna coklat gelap, bagian depan leher dan bagian
bawah leher berwarna putih. Mereka memiliki leher panjang dan bulu berwarna
jingga kemerahan dengan ujung hitam diatas kepala mereka. Bulu-bulu ini hanya
ada ketika musim kawin, mereka mulai berkembang di musim dingin dan
sepenuhnya berkembang di musim semi. Mereka juga memiliki puncak hitam
tegak pada mahkota yang berada dikepalanya yang ada sepanjang tahun. (Huxley,
1968)
c. Habitat
Podiceps cristatus dapat ditemukan di berbagai habitat peraira, termasuk
danau, badan air buata, sungai yang mengalir lambat, rawa, teluk, dan laguna.
Habitat perkembangiakaan terdiri dari perairan dangkal terbuka atau air payau,
juga harus ada tempat vegetasi pada tepian dan di air untuk menyediakan lokasi
d. Makanan
Makanan utama dari Titihan jambul terdiri dari ikan besar, tetapijuga
termasuk serangga, krustasea, moluska, amphibi dewasa dan kecebong, dan larva
invertebrata. Makanan kesuakaan mereka termasuk ikan roach (Rutilus rutilus),
ikan kakap putih (Perca fluviatillis), dan ikan smelt eropa (Osmerus eperlanus).
Titihan jambul menangkap mangsanya dengan cara menyelam di bawah
permukaan air. Mereka mencari makanan paing banyak saat fajar dan senja,
mungkin karena pada waktu inilah mangsa dekat dengan permukaan air. Ini
membuat ikan lebih mudah didekteksi secara visual dan juga mengurangi jaral
selam. (Birdlife Internasional, 2013; Piersma, dkk. 1988; Simmons, 1974)
f. Tingkat Kepunahan
Populasi global Podiceps cristatus diperkirakan 920.000 hingga
1.400.000. Titihan Jambul (Podiceps cristatus) berdasarkan sejarah diburu untuk
dikonsumsi dagingnya di Selandia baru dan digunakan bulunya di Inggris. Mereka
tidak terancam lagi oleh perburuan, tetapi mungkin terancam oleh dampak
manusia mengambil alih habitatnya seperti modifikasi danau, pembangunan
perkotaan, persaingan antar spesies, predator, jaring ikan, tumpahan minyak, dan
flu burung. Namun, mereka saat ini memiliki status konservasi Least Concern
menurut IUCN. (Arkive, 2013; BirdLife International, 2013)
Sumber: Calphotos.berkeley.edu
Regnum : Animalia
Phyllum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Podicipediformes
a b
b. Deskripsi Khusus
Pada musim kawin, rumpun Pied-billed Grebe memiliki bulu berwarna
kecoklatan yang gelap di bagian atas dan bulu ke abu-abuan di sisi leher dan
panggul. Mereka memiliki bercak hitam di leher bagian depan dari tenggorokan
mereka dengan garis keputihan; warna hitam meluas. Mereka memiliki cincin
putih mencolok di sekitar mata.
Paruh memiliki kait kecil yang sangat berbeda ketika musim kawin
berwarna putih kebiruan dengan garis vertikal hitam yang berbeda. Perut dan
sayap bagian bawwah berwarna keputihan seperti halnya dibawah penutup ekor.
(Godfrey, 1986)
c. Habitat
Selama musim kawin, Pied-billed Grebe berada di kolam air tawar atau
danau di perairan yang cukup payau. Mereka biasanya tinggal di daerah dengan
perairan yang menyediakan lokasi-lokasi sarang yang baik. Di musim dingin,
mereka menggunakan tipe habitat yang sama selama airnya tidak beku. (Muller
dan Storer, 1999)
d. Makanan
Pied-billed Grebe memakan makanan yang ukurannya tidak terlalu besar
dari ukuran paruhnya. Biasanya mereka makan ikan kecil, krustasea (khususnya
udang karan), dan serangga air dan larvanya. Contoh item makanan potensial
termasuk udang karang, kumbang, ikan kecil, lintah, ikan stickleback, dan mola-
mola. Titihan ini menelan makanannya dengan mencelupkan adonan manakannya
kedalam air, kemudian menundukan kepalanya ke belakang (Ehrlich, dkk. 1988)
e. Persebaran
Pied-billed Grebe berkembangbiak di pantai Alaska, dan di seluruh
Kanada da Amerika Serikat. Hewan ini juga berkembang biak di beberapa daerah
di Karibia, seperti Bbermuda dan Hindia Barat dan di Amerika Selatan ke Chili
tengah dan Argentina Selatan (American Ornithologists ‘Unio, 1998; Mc Laren,
1998)
f. Tingkat Kepunahan
Degradai dan perusakan habitat lahan basah, mengancam populasi Pied-
billed Grebe. Jumlah populasinya juga dipengaruhi oleh pestisida dan kontaminan
lainnya yang dapat meracuni Pied-billed. Sumber penyebab kematian lain
termasuk terjerat dalam tali pancing, penembakan tidak sengaja ketika mereka
dikira sebagai bebek, dan tertabrak dengan benda buatan manusisa seperti menara
televisi.
a. Deskripsi Umum
Hoary-headed Grebe merupakan anggota keluarga Grebe yang
banyak ditemukan di Australia.
a b
c. Habitat
Hoary-headed Grebe berhabitat di perairan payau atau air tawar yang jauh
dari dari garis pantai. (BirdsinBackyard, 2012)
d. Makanan
Hoary-headed Grebe memakan arthropoda air, sebagian ditangkap dengan
cara menyelam ke kedalam. Mencari makan pada siang hari, dan ketika cahaya
redup atau buruk mencari makan hanya pada permukaan air. (Pizzey, G. dan
Knight, F. 1997)
e. Persebaran
Hoary-headed Grebe ditemukan di semua negara bagian dan teritori
Autralia, Tasmania, dan Selandia Baru. (BirdsinBackyard, 2012)
f. Tingkat Kepunahan
Hoary-headed Grebe atau Poliocephalus poliochepalus dengan poplasi
sekitar 500.000 ekor, dengan rentang persebaran yang masih luas dan tidak ada
bukti penurunan populasi yang signifikan, status konservasi spesies ini adalah
Least Concern. (IUCN, 2012)
(Sumber: hbw.com)
Regnum : Animalia
Phyllum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Podicipediformes
Familia : Podicipedidae
Genus : Rollandia
b. Deskripsi Umum
Titihan yang tidak dapat terbang tetapi penyelam yang sangat baik. Grebe
ini menghabiskan waktunya dengan tenggelam di bawah air untuk berburu ikan.
d. Habitat
Rollandia mictroptera atau Titicaca Grebe ditemukan di danau dataran
tinggi dan badan air sekitarnya. Habitat vegetasi di perairan dangkal. (Birdlife
Internasional, 2017)
e. Makanan
Titicaca Grebe merupakan pemakan ikan. (Birdlife Internasional, 2017)
f. Persebaran
Mayoritas populasi ditemukan di Danau Titicaca, sebuah danau dataran
tinggi yang mengangkangi Bolivia dan Peru. Tetapi dapat juga ditemukan di
sekitar sungai, dan Danau Umayo, Arapa, UruUru, Poopo, dan Sungai Danau
Jahuira. (Birdlife Internasional, 2017)
g. Tingkat Kepunahan
Pada suatu waktu ada perkiraan jumlah Rollandia mictroptera sebanyak
10.000 ekor. Tetapi, ini mengalami penurunan selama setidaknya dua dekade
terakhir dikarenakan ancaman terbesar bagi Rollandia mictroptera adalah
penggunaan jaring insang panjang di danau. Grebe ini sering terjebak dalam jaring
dan tenggelam, panen alang-alang, perahu wisata dan kontaminasi dari limbah
kota dan tambang lokal yang sangat berdapak pada spesies ini. Untuk perkiraan
jumlah saat ini adalah 2.000 ekor, karena itu Rollandia mictroptera terdaftar
sebagai Endangered (Terancam Punah) oleh IUCN. (Birdlife Internasional, 2017)
(Sumber: ebird.org)
Regnum : Animalia
Phyllum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Podicipediformes
Familia : Podicipedidae
Genus : Tachybaptus
Spesies : Tachybaptus novaehollandiae
a. Deskripsi Umum
Satu anggota Grebe terkecil dari keluarga Grebe yang ada di Australia.
Sering terlihat berenang sendirian atau berpasangan.
b. Deskripsi Khusus
Titihan Australia adalah burung air kecil dengan dua fase bulu yang
berbeda. Buu-bulu jantan dan betina yang tidak sedang dalam musim kawin
bewarna abu-abu gelap diatas dan sebagian besar berwarna perak abu-abu
dibawahnya, dengan bercak putih oval pada kulit di dasar paruh. Selama musim
kawin, kedua jenis kelamin ini memiliki kepala hitam mengkilap dan garis wajah
kastanye yang melimpah membentang dari tepat belakang mata hingga pangkal
leher. Pada saat ini, mata menjadi lebih gelap dan irisnya jingga. Warna kuning
pucat di pangkal paruhnya dengan warna putih di ujung paruh. (Pizzey, G. dan
Knight, F. 1997)
c. Habitat
Titihan Australia berhabitat di danau, kolam air tawar dan sungai air tawar.
(BirdLife International, 2013)
d. Makanan
Makanan dari Titihan Australia sebagian besar terdiri dari ikan dan
serangga. (BirdLife International, 2013)
• Persebaran
Titihan Australia ini tersebar di seluruh wilayah Australia, lalu Selandia
baru, Papua New Guinea dan Kepulauan Pasifik. (BirdLife International, 2013)
• Tingkat Kepunahan
Diperkirakan jumlah individunya sekitar 500.000 ekor, maka di
kateorikan dalam status Least Concern oleh IUCN. (BirdLife
International, 2013)
• Anggotanya adalah burung aquatik yang berukuran kecil sampai sedang (22-60
cm),menyelam untuk mencari makanan yang terdiri atas tumbhan dan
invertebrata. 2. Plumage mengkilap seperti satin,dengan pola warna hitam,putih
berselang-seling 3. sayap tajam berukuran sedang.
• Kaki pendek dan lletaknya sangat posterior,tarsi menekan ke arah lateral. Tiga
jari ke arah depan agak berlekuk,dengan cakar gepeng, jari samping vestigial.
• Sayap pendek dan bundar,terbang lemah dan sering mendarat. Namun beberapa
species dapat bermigrasi; danbeberapa lainya sepat berkoloni di danau buatan.
• Palatum schizognathous
• Sarang dibuat dari bahan-bahan yang dapat mengapung di air biasanya dari
ranting-ranting,jumlah telur biasanya 3=-9 berwarna putih.
• Contoh : Podiceps
• Kaki pendek dan lletaknya sangat posterior,tarsi menekan ke arah lateral. Tiga
jari ke arah depan agak berlekuk,dengan cakar gepeng, jari samping vestigial.
• Sayap pendek dan bundar,terbang lemah dan sering mendarat. Namun beberapa
species dapat bermigrasi; danbeberapa lainya sepat berkoloni di danau buatan
e. Persebaran
Titihan Australia ini tersebar di seluruh wilayah Australia, lalu Selandia baru,
Papua New Guinea dan Kepulauan Pasifik. (BirdLife International, 2013)
f. Tingkat Kepunahan
b. Familia
• Familia Jacanidae
Meliputi burung sepatu yang merupakan burung air yang
kecil yang tersebar di seluruh kawasan tropis. Penampilan mirip
dengan burung ayam-ayaman, namun memiliki jari kaki yang
panjang yang digunakan untuk berjalan di atas tumbuhan air.
Beberapa jenis bersifat poliandri, yakni satu betina kawin dengan
lebih dari satu ekor pejantan (MacKinnon dkk., 2010).
• Familia Rostratulidae
Meliputi burung berkik yang memiliki tanda jelas berupa
setrip menyala pada kepala dan bahu. Memiliki paruh yang panjang
dan sedikit melengkung. Betina berukuran lebih besar dan berwarna
daripada pejantan. Selain itu, betina bersifat poliandri dan pejantan
yang bertugas mengerami telurnya. Burung berkik terbiasa hidup di
dasar rumpun-rumpun buluh (MacKinnon dkk., 2010).
• Familia Haematopidae
Regnum : Animalia
Phyllum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Charadriiformes
Familia : Scolopacidae
Genus : Numenius
Species : Numenius phaeopus
a. Deskripsi Umum
Familia Scolopacidae memiliki ukuran tubuh kecil sampai
sedang, mempunyai kaki yang panjang, serta paruh yang ramping
dan panjang, sayap meruncing panjang. Mata pada anggota familia
Scolopacidae lebih kecil bila dibandingkan dengan anggota familia
Charadridae.
e. Habitat
Gajahan penggala menyukai gosong lumpur, muara pasang surut,
daerah berumput dekat pantai, payau dan pantai berbatu. Burung ini
biasanya hidup dalam gugusan kecil sampai besar, dan sering barbaur
dengan burung perancah lainnya. Gajahan penggala memakan tumbuhan
maupun hewan, tergantung ketersediaan pakan.
Bersarang di permukaan tanah, dengan jumlah telur 3-4 butir
berwarna kehijauan dengan bercak kecoklatan. Telur dierami secara
bergantian oleh kedua induk selama 28 hari. Telur menetas secara
bersamaan karena pengeraman dimulai setelah keluarnya telur terakhir.
Anakan bersifat nidifogus (Segera meninggalkan sarang setelah menetas)
dan mampu mencari makan sendiri, mereka mulai belajar terbang setelah
berumur 40 hari untuk kemudian menjadi burung muda yang mandiri
seutuhnya. Saat fase berbiak dan menjaga anak, induk mampu terbang dan
melabrak pengganggu yang datang (gagak, serigala, manusia) dalam jarak
ratusan meter dari sarang. Mereka mengusir pengganggu dengan berlaku
agresif dan meneriakan suara peringatan secara konstan.
f. Tingkat Kepunahan
Menurut BirdLife International and Handbook of the Birds of the
World (2016), tingkat populasi Numenius phaeopus mengalami penurunan
secara global.
Regnum : Animalia
Phyllum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Charadriiformes
Familia : Charadriidae
Genus : Vanellus
a. Deskripsi Umum
Familia Charadriidae merupakan burung perencah dengan ciri khas
berparuh lurus, terdapat penebalan pada ujungnya. Tungkai panjang yang
kuat, sebagian besar tidak memiliki jari belakang. Sayap agak panjang
dengan ekor pendek. Warna tubuh dari familia Charadriidae kebanyakan
coklat, hitam dan putih.
Trulek jawa (Vanellus macropterus) adalah salah satu burung
langka yang hanya terdapat (endemik) di Jawa. Burung
dari suku Charadriidae ini pada tahun 1994 pernah
dinyatakan punah (Extinct) oleh IUCN, tetapi sejak tahun 2000 statusnya
direvisi menjadi Kritis. Meskipun begitu, hingga kini keberadaan jenis ini
masih misterius karena tidak ada bukti fotografi atau spesimen baru yang
b. Deskripsi Khusus
c. Habitat
d. Makanan
Burung endemik ini hidup dari memakan antara lain kumbang air,
siput, larva serangga, dan biji-bijian tumbuhan air.
e. Persebaran
Persebaran dari burung Trulek Jawa pada daerah tropis dan subtropis
pernah hingga pulau Sumatera dan Timor, namun lebih banyak berada di
daerah pulau Jawa. Pada Pulau Jawa ada beberapa daerah yang dilaporkan
menjadi tempat tinggal dari burung Trulek Jawa, yaitu hutan Sawangan,
hutan Gunung Ungaran, Taman Nasional Meru Betiri, serta pegunungan
Halimun. Burung ini biasanya tinggal didaerah yang basah dan terbuka
seperti delta sungai, rawa-rawa, dan daerah pesisir pantai.
3. Little auk
Little auk memiliki nama sebutan lainnya yaitu Alle alle ( Sea Dove )
maupun Dovekie. Spesies ini memiliki panjang tubuh sekitar 20cm; berat tubuh
sekitar 140 – 190 gram; biasanya berada di sekitar pulau di daerah arktik. Auk
kecil berupa burung laut dengan tubuh berukuran mungil sekilas ada sedikit
kemiripan dengan burung jarak. Warna kombinasi antara hitam di bagian atas
dan warna putih di daerah bawah. Namun, jika keadaan terbang bagian
bawahnya terlihat berwarna gelap. Spesies ini memiliki paruh yang cukup lebar
berwarna hitam, memiliki leher yang pendek dan memiliki ekor.
b. Deskripsi khusus :
Little auk memiliki warna tubuh hitam – putih, ketika berada dalam
musim perkawinan maka seluruh tubuhnya dapat berwarna hitam kecuali
berwarna putih yang terdapat pada bagian bawah. Spesies ini dapat berdiri tegak
ketika berada di atas tanah karena posisi kaki yang berada di bagian belakang
dari tubuhnya. Auk kecil ini dapat ditemukan di sekitar Greenland; Islandia; dan
juga Rusia Utara. Little auk merupakan burung yang senang bermigrasi ketika
berada pada awal musim dingin. Hal ini berkaitan dengan suhu yang cocok
untuk masa perkembangbiakkan juga mencari makanan. Little auk ini dapat
berkembangbiak dan bersarang ketika berada di tanah, namun dalam hal makan
mereka tetap bergantung pada laut. Spesies ini dapat menyelam hingga
kedalaman 115 kaki dengan bantuan daya apung yang alami dan kembali ke
atas (permukaan) dengan pola yang unik yaitu zig-zag sekaligus untuk
menangkap mangsa. Hewan ini memiliki semacam kantong di bagian
tenggorokan yang bersifat elastis ketika ia membawa mangsa ke sarangnya.
c. Makanan :
d. Persebaran :
e. Habitat :
Habitat dari spesies ini terletak di lereng yang cenderung miring dan
menghadap kea rah laut, biasanya memiliki jarak sekitar 11 Km dari pantai atau
lembah atau menghadap ke daerah glister.
f. Kepunahan :
Regnum : Animalia
Phyllum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Charadriiformes
Familia : Laridae
Genus : Larus
a. Deskripsi Umum
Familia Laridae meliputi burung Camar dan Dara laut yang tersebar
luas di dunia, burung ini merupakan kelompok burung pemakan ikan dan
bangkai sebagian besar warna tubuhnya putih dengan warna ujing sayap
yang hitam.
Penampilan burung dewasa mirip dengan camar barat dengan kepala
putih, punggung dan sayap berwarna gelap, dan paruh kuning tebal. Kakinya
kuning, meskipun burung musim dingin pertama memang menampilkan kaki
merah muda seperti camar barat. Burung ini memiliki bulu penuh pada usia
tiga tahun.
b. Deskripsi Khusus
c. Habitat
Habitat Estuarine burung Camar Kaki kuning adalah laguna, Mulut
sungai / sungai pasang surut, Teluk / suara, Dataran datar / pantai. Habitat
Terestrial di pasir / bukit pasir.
e. Persebaran
Persebaran dari burung Larus livens yang merupakan burung laut endemik di
California, Amerika Serikat.
f. Tingkat Kepunahan
Spesies ini memiliki kisaran yang sangat besar oleh karena itu tidak
mendekati ambang batas untuk Rentan di bawah kriteria ukuran kisaran
(Luas Kejadian <20.000 km2 dikombinasikan dengan ukuran kisaran
menurun atau berfluktuasi, luas / kualitas habitat, atau ukuran populasi dan
sejumlah kecil populasi. lokasi atau fragmentasi parah). Tren populasi
tampak stabil, berdasarkan kriteria tren populasi (> 30% menurun selama
sepuluh tahun atau tiga generasi). Berdasarkan kriteria ukuran populasi
(<10.000 individu dewasa dengan penurunan berkelanjutan diperkirakan>
Regnum : Animalia
Phyllum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Charadriiformes
Familia : Jacanidae
Genus : Irediparra
a. Deskripsi Umum
Burung pantai dari famili Jacanidae mempunyai ukuran tubuh kecil
hingga sedang. Memiliki jari dan kuku yang panjang, fungsinya adalah
untuk mempermudah berjalan di atas tumbuhan terapung. Selain itu,
anggota famili Jacanidae juga mempunyai pergelangan kaki yang panjang,
b. Deskripsi Khusus
Irediparra gallinacea memiliki mahkota hitam dan terdapat
jengger diatas kepalanya yang berwarna merah, lalu di bagian wajah dan
tenggorokannya berwarna putih, bagian bawah tubuhnya berwarna putih
dan bagian bawahnya berwana hitam atau coklat, kakinya panjang dengan
jari kaki yang juga sangat panjang. Ukuran jantan lebih kecil daripada
betina, jantan ukuran panjangnya sekitar 20-22 cm dan berat 68-84 gram
sedangkan betina panjang 24-27 cm dan beratnya 120-150 gram. Rentang
dayap dari 39-46 cm.
c. Habitat
d. Makanan
e. Persebaran
f. Tingkat Kepunahan
Spesies ini memiliki kisaran yang sangat besar, dan karenanya tidak
mendekati ambang batas untuk Rentan di bawah kriteria ukuran kisaran
(Tingkat Keberadaan <20.000 km2 dikombinasikan dengan ukuran
kisaran menurun atau berfluktuasi, luas / kualitas habitat, atau ukuran
populasi dan sejumlah kecil lokasi atau fragmentasi parah). Tren
populasi tidak diketahui, tetapi populasi tidak diyakini menurun cukup
cepat untuk mendekati ambang batas berdasarkan kriteria tren populasi
(> 30% menurun selama sepuluh tahun atau tiga generasi). Ukuran
populasi mungkin cukup kecil hingga besar, tetapi tidak diyakini
mendekati ambang batas untuk Rentan berdasarkan kriteria ukuran
populasi (<10.000 individu dewasa dengan penurunan berkelanjutan
diperkirakan> 10% dalam sepuluh tahun atau tiga generasi, atau dengan
struktur populasi tertentu). Untuk alasan ini, spesies dievaluasi sebagai
Least Concern.
Ordo Ciconiformes merupakan ordo burung besar dan menunjukan burung yang
berukuran besar dan bentuknya yang bervariasi diantaranya blekok, ibis, dan flamingo.
Ordo ini tidak dapat diklasiikasikan kedalam burung aquatik seutuhnya atau tidak terlalu
aquatik karena kebanyakan tinggal di tepian air atau di rawa-rawa, kecuali flamingo yang
sebagian besar anggotanya bersarang di pohon tinggi dan jauh dari air serta harus
mengasuh anaknya yang altricial dan lambat berkembang (Soesilowati,2012). Ordo
Ciconiformes terdiri dari 6 famili yaitu :
A. Famili Ardeidae
Famili Ardeidae merupakan burung rawa yang memiliki bulu sedikit jarang
dengan ukuran tubuh sedang hingga besar. Sebagian besar tubuhnya langsing dan
leher panjang ; paruh biasanya panjang, lurus, dan tajam; ukuran kaki sedang sampai
panjang, tibiae bawah tidak berbulu, mencakar dengan pectinate jari kaki tengah
(yaitu dengan tepi bagian dalam, seperti sisir) jari kaki belakang sejajar dengan jari
kaki depan. Pada Ardeidae dewasa, panjangnya sekitar 28-142 cm (11-56 inchi).
Terdapat 19 genus dengan 60 spesies. Genus yang terdapat pada family Ardeidae
yaitu:
1. Zonerodius, terdiri dari satu spesies yaitu Zonerodius heliosylus atau biasa
dikenal dengan nama Forest Bittern.
3. Anastomus, genus ini terdiri dari dua spesies yaitu Anastomus oscitans dan
Anastomus lamelligerus.
D. Famili Scopidae
Hammer head atau hamerkop merupakan julukan dari famili ini dengan tubuh
yang beswar dan kekar, selain itu memiliki leher yang relatif panjang dan ekor yang
pendek. Paruh besar, lebar, dan pipih dengan ujung yang seperti kait pada bagian
mandibula atas. Memiliki kaki yang panjang jari kaki memiliki ukuran yang sama
dengan cakar pada jari tengah memiliki sedikit pektinat. Bulu berwarna agak muram.
Memiliki ukuran tubuh sekitar 117 cm (46 inci) (Thomson, 2014) . Memiliki hanya
satu genus yaitu:
1. Genus Scopus
a. Scopus umbretta
E. Famili Threskiornithidae
Famili Threskiornithidae merupakan famili yang memiliki hubungan dekat
dengan bangau , namun dengan ukuran badan yang sedikit lebih kecil dengan lebih
sesuai untuk menusuk-nusuk di dalam air atau lumpur daripada untuk mejepit
mangasnya. Mendeteksi mangsa lebih mengandalkan indra peraba dibandingkan
dengan indra penglihatan. Kaki sebagian berselaput hampir semua jenis dapat terbang
dengan kepakan sayap perlahan dengan ketinggian yang relatif rendah.
(Thomson,2014) terdiri dari 4 genus yaitu:
1. Genus Platalea, memiliki ukuran tubuh sekitar 80 cm. Memiliki paruh panjang
dan pipih, melebar pada ujungnya . Berbulu putih, melebar pada ujungnya.
c. Platalea alba
3. Genus Plegadis, memiliki ukuran tubuh palingkecil sekitar 60 cm. Tubuh lebih
ramping dengan paruh panjang, tidak terlalu runcing dan sedikit membengkok.
Ke bawah pada ujungnya. Bulu berwarna ungu mengkilap. Contohnya:
Deskripsi Umum:
Ardea alba atau kuntul merupakan burung yang memiliki panjang tubuh
sekitar 1 meter jika diukur dari paruh sampai ekor. Tingginya mencapai 1 meter dan
memiliki lebar sayap 1,5 meter dengan berat tubuh sekitar 912-1140 gram. Ukuran
jantan biasanya lebih besar daripada betina. Bulu mereka benar-benar putih dengan
paruh panjang dan kaki abu-abu gelap. Selama terbang, leher mereka biasanya
membentuk kurva ‘S’. mereka adalah burung yang sangat elegan karena memiliki
bulu menyerupai renda (Gough, et al,. 1998)
Ciri Khas:
Kuntul dapat berkomunikasi melalui ritual kawin yang rumit. Sebagian besar
cara burung ini berkomunikasi diilustrasikan oleh tarian kawin yang rumit dan
teritorialitas. Saat mempertahakan wilayah mereka, mereka mungkin akan melompat,
atau menusuk “penyusup” dengan paruhnya (Chischolm, 2001; Oregon Zoo, 2002)
Persebaran:
Ardea alba ditemukan di Nearctic sebelah selatan Texas, negara pantai teluk,
dan Florida di pantai Atlantik ke Maine dan Kanada Selatan dan Barat (Connecticut
Departement of Enviromental Protection, 2000).
Makanan:
Makanan khas kuntul adalah katak, ular, udang karang, ikan, tikus, jangkrik,
serangga air, belalang, dan serangga lainya. Sesama kuntul yang makanannya sama
Deskripsi Umum:
Jabiru ,ycteria dapat tumbuh setinggi 1,15 m dengan berat mencapai 8 kg.
lebar sayap rata-rata 2,6m. paruhnya terbalik, hitam, dan dapat mencapai 30 cm.
bulunya berwarna putih di kepala dan leher tidak berbulu dan berwarna hitam. Di atas
kepala ada seberkas rambut perak. Dibagian bawah leher terdapat kulit pita sepanjang
75 mm. Ketika Jabiru inactive, pita ini akan berwarna pink tua. Ketika pita tersebut
teriritasi, akan berwarna merah tua. Jabiru juga memiliki kantong merah berbulu
dibagian bawah leher. Ukuran tubuh jantan lebih besar daripada betina (Grosset,
2005; Kahl, 1971)
Deskripsi Umum:
Plegadis falcinellus merupakan Ibis berukuran sedang. Memiliki ukuran
panjang tubuh sekitar 48-66 cm. Dengan rata-rata ukuran 59,4 cm denagn bentang
sayap 80-105 cm. Memiliki berat tubuh sebesar 485 hingga 970 gram. Plegadis
falcinellus memiliki memiliki tubuh coklat kemerahan dengan warna mengkilap
seperti botol hijau pada sayapnya. Dengan paruh yang hitam kecoklatan, dan wajah
gelap kobalt dan kaki berwarna merah kecoklatan. (Linnaeus, 1766)
Ciri Khas:
Memiliki tubuh agak gelap dengan sayap yang bila terkena cahaya matahari
akan mengkilp hijau, memilikiparuh yang panjang dan melengkung. (Linnaeus, 1766)
Persebaran:
Plegadis falcinellus hampir tersebar luas di seluruh kawasanhangat di daerah
Eropa, Asia, Afrika, Australia, dan Kawasan Atlantik maupun Karibia di Ameriaka.
(Linnaeus, 1766)
Makanan:
Jabiru memakan banyak ikan, moluska, serangga dan amfibi. Mereka juga
memakan reptile dan mamallia kecil. Selama musim kemarau, mereka diketahui
memakan bangkai dan ikan mati. Mereka memberi makan dalam kelompok dan
biasanya mencari makan dengan menggarungi air dangkal (Linnaeus, 1766)
2. Chauna
a. Chauna chavaria (Northern Screamer)
Spesies ini ditemukan pada daratan rendah berawa di Kolombia utara dan
barat laut Venezuela yang ekstrem. Spesies ini Chauna torquata, tetapi
memiliki pita leher hitam yang lebih tebal.
C. Famili Anatidae
Anatidae adalah familia yang mencakup bebek (duck) dan angsa (swan dan
goose). Sejauh ini, familia Anatidae merupakan familia terbesar di ordo
Anseriformes (Rafferty, 2018). Anatidae tersebar luas hampir di seluruh dunia selain
Antartika. Habitat mereka di perairan seperti danau, kolam, aliran sungai, dan rawa-
rawa. Beberapa golongan menghuni laut di luar musim kawinnya (Howard, 2003).
Familia Anatidae memiliki beberapa genus yaitu:
1. Aix
a. Aix sponsa
Bebek hutam adalah burung yang umunya hidup di hutan berawa dan rawa
air tawar. Tubuh dan mata spesies ini beradaptasi dengan habitat huta. Tubuh
langsungnya memungkinkan penggunaan Drocopus pileatus untuk bersarang,
dan mata besarnya membantu untuk menghindari cabang-cabang kanopi
pohon ketika terbang
3. Amazonetta
Deskripsi umum :
Itik colvert adalah itik liar atau semidomestik. Ia adalah nenek
moyang sebagian besar itik domestik yang hidup saat ini. Seperti itik
lainnya, ia memiliki kaki berselaput dan berjalan melenggak-lenggok.
Ia menangkap ikan dengan menungging, ekor di atas dan kepala
menyusup ke dalam air. Itik jantan dan betina dapat diberakan dengan
mudah. Itik jantan memiliki bulu berwarna-warni, terutama pada kepala
dan lehernya. Bulu itik betina berwarna cokelat berbintik yang tidak
menyolok sehingga ia tidak terlihat pemangsa saat sedang mengerami
telur. Sarang itik colvert terbuat dari rumput dan daun diantara
gerumbulan tumbuhan lebat. Itik betina adalah ibu yang hebat karena
menghabiskan waktunya untuk memastikan bahwa anak-anaknya tetap
mengikutinya dan tidak terpisah-pisah. Jika muncul ancaman, ia akan
berteriak dengan suara serak dan berusaha menyelamatkan anak-
anaknya dari bahaya. (Becker, 2006)
Ciri Khusus : Ciri khas colvert adalah terbang
dalam kelompok besar dan
membentuk formasi segitiga di
udara. Kepala dan lehernya lurus ke
depan, kepakan sayapnya pendek dan
5. Anser
a. Anser albifrons (Greater White-fronted Goose)
Spesies adalah burung yang berasal dari holarctic yang bermigrasi menuju
tepian utara Neotropics selama musim dingin. Tubuh spesies ini sebagian
besar berwarna coklat dengan paruh berwarna oranya merah muda, dan bulu-
bulu putih di sepanjang dasar paruh, bulu htam di perut, dan garis-garis di
sayap putihnya.
d. Cygnus buccinator
e. Cygnus cygnus
f. Cygnus columbianus
19. Dendrocygna
a. Dendrocygna arborea
b. Dendrocygna arcuata
c. Dendrocygna autumnalis
d. Dendrocygna bicolor
e. Dendrocygna eytoni
f. Dendrocygna guttata
g. Dendrocygna javanica
23. Lophodytes
a. Lophodytes cucullatus
24. Lophonetta
a. Lophonetta specularioides (Crested Duck/Bebek Jambul)
Bebek ini umum di daerah Amerika Selatan, dari Peru Selatan hingga
bagian selatan dari Amerika Selatan, dan Kepulauan Falkland. Memiliki
lambang khas dan bentuk topeng di sekitar mata (Bulgarella, 2014).
Membawahi dua subspecies, yakni L. specularioides alticola (Andean crested
duck) and L. specularioides specularioides (Patagonian crested duck)
(Boldsystem, 2014).
Berikut ini adalah contoh – contoh Species dari berbagai Genus di atas:
Gambar 12.16
Bulweria bulwertii
(Barlow, 2015)
Bulu kepalanya
berwarnaa putih
Tubenoses
Hydrobates Oceanodroma
Persebaran
Populasi yang sedikit mengakibatkan
distribusi dari species ini terbatas. Species ini
berdistribusi di Samudra Pasifik Timur Laut,
di California: mayoritas berkembang biak di
Farallon Is tenggara, tetapi juga di San
Miguel I., Santa Cruz I., Anacapa I., San
Celmente I. dan Islas Los Coronados
Gambar 13.1.
Phaenthon rubricauda
Mila Zinkova, 2002.
2. Fregatidae
Terdiri dari 1 genus yaitu genus Fregata dan 5 spesies.
a. Ciri genus Fregata :
1) Panjang tubuh 75-112 cm.
2) Panjang sayap 176-230 cm.
3) Betina lebih besar daripada jantan.
4) Bewarna gelap, yakni hitam atau cokelat.
5) Sayap panjang dan runcing
6) Pada bagian leher tidak berbulu.
7) Tidak memiliki nostril
Gambar 13.4.
Fregata ariel
Aviceda, Tanpa tahun.
3. Pelecanidae
Terdiri dari 1 genus Pelecanus dan 7 spesies.
a. Ciri genus Pelecanus :
1) Panjang tubuh sekitar 105-188 cm dengan berat 1,7-15 kg.
2) Burung air yang berukuran besar- sangat besar.
3) Memiliki kantung pada bagian paruh bawah yang beruuran besar.
4) Terdapat selaput yang menghubungkan keempat jari kaki.
5) Ordo Pelecanidae
Tubuhnya bewarna
cokelat
Gambar 13.5.
Pelecanus occidentalis
Michael Nolan, 2016.
Gambar 13.9.
Pelecanus onocrotalus
Michael Nolan, 2019.
b. Makanan : Ikan
Gambar 13.10.
Cyphornis magnus
Jose Carlos, 2008.
5. Pelagornithidae (punah)
Anggota ordo ini sudah punah. Contohnya :
Gambar 13.11.
Pelagornis chilensis
Daniel Martinez, 2014.
6. Sulidae
Terdiri dari tiga genus yaitu genus Sula (Ganneth) terdiri dari 4 spesies dan
Papasula (Boobies) terdiri dari 7 spesies.
a. Ciri genus Sula/ Morus :
1) Bewarna putih dengan ujung sayap yang bewarna hitam.
Gambar 13.12.
Sula nebouxii
Chris Caldicott, 2016.
Gambar 13.13.
Morus bassana
Fabrice Chanson, 2015.
Gambar 13.14.
Sula variegate
Cyril Ruoso, 2015.
Gambar 13.16.
Morus serrator
Michael Nolan, 2013.
Gambar 13.17.
Elopteryx sp.
Dinosaurus Picture,
Tanpa Tahun.
8. Anhingidae
Terdiri dari 1 yaitu genus Anhinga.
a. Ciri genus Anhinga :
1) Panjang tubuh sekitar 90 cm.
2) Memiliki tubuh yang ramping.
3) Burung air yang mempunyai leher yang panjang.
4) Bagian punggung bewarna hitam atau cokelat tua, bagian dada bewarna
5) cokelat dan putih (tergantung spesies).
Gambar 13.18.
Anhinga rufa
Michael Nolan, 2019.
Gambar 13.19.
Anhinga melanogaster
Michael Bereau, 2015.
b. Makanan : Ikan.
c. Habitat : Danau dan sungai.
d. Persebaran : Daerah tropis dan daerah dengan daratan yang hangat kecuali
Eropa.
9. Phalacrocoracidae
Terdiri dari satu genus yaitu Phalacrocorax terdiri dari 30
spesies. a. Ciri genus Phalacrocorax :
1) Memiliki paruh yang ujungnya berbentuk kait.
2) Terdapat kandung tenggorokan yang kecil.
3) Panjang tubuh sekitar 100 cm.
4) Memiliki pipi yang bearna putih.
5) Tubuh biasanya tertutup oleh bulu bewarna hitam.
Gambar 13.22.
Phalacrocorax aristotelis
Jean-Paul Chatagnon, 2015.
Gambar 13.23.
Phalacrocorax harrisi
Michael Nolan , 2013.
Gambar 13.24.
Phalacrocorax magellanicus
Jean-Paul Chatagnon, 2015.
Gambar 13.26.
Pseudodontornis tenuirostris
Wikivisually, Tanpa tahun.
Ordo ini hanya terdiri dari satu famili yaitu Spheniscida dan terdiri dari 6
genus yaitu Aptenodytes, Eudyptes, Megadyptes, Pygoscelis, Spheniscus dan
Eudyptula dan memiliki 17 spesies. Masing-masing spesies dibedakan berdasarkan
kekhasan pada bulunya. Berikut merupakan contoh spesies dari ordo
Sphenisciformes :
1. Aptenodytes forsteri
Penguin ini merupakan jenis yang terbesar. Berwarna mencolok, dengan
bulu-bulu hitam pekat di punggung, termasuk kepala, dagu, tenggorokan,
punggung, bagian punggung sayap (sirip), dan ekor. Warna gelap ini memudar
menjadi warna kecoklatan saat bulan Desember dan Februari. Perutnya berwarna
putih. Penguin dewasa memiliki berat 22 hingga 37 kg dan tinggi badan 115 cm
(Williams, 1995).
Ciri khusus spesies ini adalah garis kuning samar pada bagian lehernya dan
bercak berwarna kuning cerah di kepalanya.
(Guardiola, 2008)
Penguin kaisar tidak dianggap terancam punah dan saat ini tidak dilindungi
oleh hukum internasional atau regional. Di daerah-daerah di mana jumlah
populasi yang dapat dipercaya telah dilakukan, bukti menunjukkan bahwa
populasi stabil. Namun, beberapa koloni belum dipantau secara konsisten dan
gangguan manusia dapat mengakibatkan penurunan populasi pemuliaan.
Perkiraan ukuran populasi (per 1995) adalah 195.400 pasangan pembibitan, atau
total ukuran populasi 400.000 hingga 450.000 (Dewey, 2005).
2. Eudyptes chrysocome
Penguin ini berukuran panjang sekitar 55 sentimeter dan beratnya sekitar
2,5 kilogram. Burung-burung ini berdiri tegak dengan dua kaki pendek. Kaki
mereka diatur jauh ke belakang pada tubuh. Mantel tahan air, terdiri dari bulu-
bulu yang rata-rata panjangnya 2,9 cm, berwarna putih di bagian bawah dan hitam
kebiruan di bagian atas. Sayapnya kuat, kaku, sempit, dan seperti sirip.
Ciri khas spesies ini adalah kepala memiliki bulu kuning cerah di alis; bulu
kuning memanjang di sepanjang sisi. Bagian atas kepala memiliki bulu hitam
Bulu kuning
cerah
Tersebar di daerah selatan tepatnya New Zealand. Penguin ini hidup di garis
pantai berbatu atau di rerumputan tinggi yang disebut tussocks, mereka membuat
liang dan sarang disitu. Mereka makan krill (Euphausiacea) dan juga makan cumi-
cumi dan crustacea lainnya. Mereka melakukan perjalanan harian ke laut untuk
mencari makan (Phelan, 1999).
Diperkirakan bahwa penguin rockhopper telah mengalami penurunan lebih
dari 30% dalam ukuran total populasi mereka selama 30 tahun terakhir. Karena
alasan ini, mereka diklasifikasikan sebagai rentan oleh IUCN. Jika penurunan
berlanjut, mereka mungkin akan terancam punah dalam waktu dekat. Ancaman
terhadap populasi penguin rockhopper termasuk penangkapan ikan komersial,
yang mengurangi jumlah mangsa yang tersedia, dan tumpahan minyak.
(Bingham, 2002; BirdLife International, 2004; Ryan dan Cooper, 1991).
3. Megadyptes antipodes
Pinguin mata kuning (Megadyptes antipodes) atau Hoiho adalah
penguin endemik Selandia Baru. Seperti kebanyakan penguin lainnya, penguin
ini merupakan piscivora. Spesies ini berkembang biak di sekitar South Island
di Selandia Baru, begitu juga pulau-pulau Stewart, Auckland, dan Campbell.
Spesies ini hanya dapat ditemukan di sepanjang pantai tenggara Selandia Baru
dan pulau-pulau terdekatnya (Nur cahya, 2012).
Ciri Khusus penguin ini bermata kuning paling mudah diidentifikasi oleh
pita bulu kuning pucat yang mengelilingi matanya dan melingkari bagian
belakang kepalanya. Ini adalah penguin terbesar yang hidup untuk berkembang
biak di daratan Selandia Baru. Tingginya 62–79 sentimeter (24-31 in) dan berat
3-8,5 kilogram (6,6-18,7 lb). Berat badan bervariasi sepanjang tahun, dengan
penguin paling berat sesaat sebelum moulting, di mana mereka bisa kehilangan 3-
4 kilogram beratnya. Pria (5,5 kg) lebih berat daripada wanita (5,25 kg).
Ciri khusus penguin ini bertubuh ramping berat pinguin 2,2-3,5 kg.
panjangnya 60-70 cm. Memiliki warna merah muda khas dari kulit atas mata dan
masker wajah hitam. Bagian tubuh atas hitam dan tajam.
Masker Warna
wajah hitam merah
muda
dibagian
kulit atas
mata
5. Pygoscelis Papua
Jenis penguin ini paling dekat hubungannya dengan penguin Adeliae.
Nama lainnya adalah ‘Gentoo’ berasal dari istilah Anglo-India untuk
membedakan Hindu dan Muslim. Di mana bercak putih yang ada di kepalanya
dianggap mirip sorban (Syahid, 2015)
Ciri khusus Penguin gentoo dikenali dari paruhnya yang berwarna orange
menyala dan bulu putih menyolok di kepalanya. Tinggi penguin gentoo rata-rata
76 cm dengan berat 5,5 kg. Tak heran jika penguin gentoo menduduki posisi
penguin terbesar ketiga di dunia, setelah penguin kaisar dan penguin raja. Hewan
ini hidup berkelompok. Dalam satu kelompok, anggotanya bisa mencapai ribuan
penguin. Penguin gentoo juga punya kebiasaan yang unik. Ketika mengerami
telur, pasangan penguin akan bergantian menjaga telur dan mencari makan.
Mereka juga membangun sarang dari batu, rumput, lumut, dan bulu.
Saat ini penguin gentoo dinyatakan sebagai hewan yang terancam punah.
Mereka sering diburu untuk diambil minyak dan kulitnya.
Falconiformes salah satu Ordo dari Aves yang tergolong kelompok burung cepat
dan burung yang dikenal sebagai burung pemangsa. Meskipun keberadaanya tidak terlalu
melimpah, Falconiformes tersebar luas, hidup di berbagai habitat hampir di seluruh dunia.
Mereka berukuran besar dan mencolok yang dapat menarik perhatian dari burung kecil.
Semua spesies Falconiformes aktif di siang hari, meskipun beberapa ada yang terbang
pada waktu pagi dan sore hari. Burung yang termasuk Ordo ini termasuk burung pemakan
daging hewan lain, dengan cara memangsanya hidup-hidup atau memangsa hewan yang
ditemukan telah mati (bangkai). Beberapa burung yang berada di garis lintang akan
bermigrasi, tetapi sebagian besar tidak bermigrasi. (Brown dkk, 2016)
Sayap, ekor, paruh dan kaki dari Falconiformes bervariasi sesuai dengan metode
berburu, jenis mangsa dan habitatnya.
Klasifikasi
Ordo Falconiformes sekarang hanya terdiri dari satu familia yaitu, Familia Falconidae
yang terdiri dari dua subfamilia yaitu, Polyborinae dan Falconinae. Awalnya, ordo
Accipitriformes adalah salah satu bagian dari ordo ini, tetapi sebuah studi DNA yang
diterbitkan pada tahun 2008 menunjukkan bahwa falcon (elang) tidak terkait erat dengan
Accipitriformes. Sejak itu, pemisahan dan penempatan urutan taksonomi baru ini telah
rilis oleh American Ornithological Society's South American Classification
Karakteristik Species
1. Falco peregrinus
2. Daptrius ater
Regnum : Animalia
Phyllum :Chordata
Classis : Aves
Ordo : Falconiformes
Familia : Falconidae
Genus : Daptrius
Species : Daptrius ater
Wajahnya
berwarna oranye
Kaki berwarna
oranye
Regnum : Animalia
Phyllum :Chordata
Classis : Aves
Ordo : Falconiformes
Familia : Falconidae
Genus : Micrastur
Species :Micrastur semitorquatus
Sayap pendek
membulat
Ekor panjang
4. Herpetotheres cachinnans
Regnum : Animalia
Phyllum :Chordata
Classis : Aves
Ordo : Falconiformes
Familia : Falconidae
Genus : Herpetotheres
Berwarna putih
bagian atas kepala
Berwarna hitam
disekitar mata
Spesies ini ditemukan dari kedua lereng pantai Meksiko melalui Amerika
Tengah dan Selatan ke selatan ke Amazon Peru dan wilayah Amazon Bolivia, hampir
semua Brasil, dan Argentina utara dan Paraguay. Spesies ini menempati beragam
habitat, biasanya termasuk setidaknya pohon yang tersebar; lebih suka daerah lembab
daripada yang kering dan cenderung menghindari hutan tertutup. Biasanya tidak
bermigrasi, meskipun di beberapa daerah mungkin membuat gerakan musiman.
Spesies ini memakan terutama ular, termasuk yang berbisa seperti ular karang,
dan juga kadal, dan, pada tingkat lebih rendah, tikus kecil, kelelawar dan kelabang.
(Jiménez, 2003). Menurut IUCN Saat ini, Herpetotheres cachinnans berada pada
peringkat paling tidak memperhatikan (Least Concern) status konservasi.
Regnum : Animalia
Phyllum :Chordata
Classis : Aves
Ordo : Falconiformes
Familia : Falconidae
Genus : Microhierax
Species : Microhierax melanoleucos
Ekor berwarna
hitam dengan garis
putih dari bawah.
Berwarna hitam
dengan bintik
berwarna putih
Warna putih di
bagian dada, leher Warna coklat
dan perut dibagian atas dan
sisi gelap yang
menutupi mata
Kaki yang
berwarna abu
pucat dan bersisik
2. Gampsonyx swainsonii
Regnum: Animalia
Length: 20-28 cm
Wingspan: 45-55 cm
Weight: 94-120 g
Pearl kite ras yang dinominasikan memiliki bagian atas kehitaman dan
bagian bawah keputihan dengan paha tebal dan bercak hitam di sisi dada. Sayap
memiliki garis tepi putih. Di kepala, mahkota berwarna kehitaman. Dahi dan
pipinya kekuning-kuningan sampai berwarna oranye. Dagu dan tenggorokan
berwarna putih, seperti kerah nuchal yang dibatasi di bawah oleh pita rufous yang
gelap.
3. Nisaetus bartelsi
Regnum : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Acciptriformes
Familia : Acciptridae
Genus : Nisaetus
Spesies : Nisaetus bartelsi
(Stresemann, 1924)
Jambul
Bulu berwarna
coklat
4. Haliaeetus albicilla
Familia : Accipitridae
Genus : Haliaeetus
Species : Haliaeetus albicilla
(Linnaeus,1758)
Elang ekor putih (Haliaeetus albicilla) adalah spesies elang laut yang
sangat luas yang tersebar di seluruh Eurasia yang beriklim sedang. Seperti halnya
semua elang, ia adalah anggota keluarga Accipitridae (atau accipitrids)
Paruh kuning
Kaki kuning
Ekor Putih
Dok Neotropical.birds.cornell.edu
Regnum : Animalia
Phyllum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Accipitriformes
Familia : Cathartidae
Genus : Cathartes
Dok.
Neotropical.birds.cornell.edu
Tanda coklat,
putih, dan abu
3. Ninox rufa
Kepala berwarna
coklat
Garis halus
Kaki
berwarna
4. Tyto longimembris
Leher kecoklatan
Ekor Pendek
5. Nyctea scandiaca
Regnum : Animalia
Phyllum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Strigiformes
Familia : Strigidae
Genus : Nyctea
Species : Nyctea scandiaca / B. scandiacus
(Linnaeus, 1758)
binatang buruan. Predator lain termasuk rubah, jaeger, dan mungkin anjing,
serigala dan predator burung lainnya.Jantan mempertahankan sarang dengan
Tubuh coklat
keabuan
2. Columba argentina
3. Geopelia striata
4. Columbina inca
Kepala kecil
Bulu kecoklatan
Pola sisik
5. Columba argentina
Familia : Raphiidae
Genus : Raphus
Species : Raphus cucullatus
(Linnaeus, 1758)
Pengetahuan kita saat ini tentang apa yang tampak seperti dodo didasarkan
pada beberapa sumber. Ada catatan dari buku harian dan tulisan para pelaut dan
kapten yang mendarat di Mauritius pada abad ke 16 dan 17, gambar dari beberapa
manusia yang dapat menyaksikannya hidup-hidup (walaupun, bahkan tidak dapat
dibuktikan bahwa semua seniman yang membuat dodo benar-benar melihat satu).
Ada beberapa fosil yang digali dari pulau, yang disimpan di British Museum, dan
satu kaki dan paruh yang dilestarikan di Oxford, tetapi tidak ada spesimen isian
lengkap (model di museum didasarkan pada sisa-sisa sebagian). Dari catatan-
catatan dan gambar-gambar ini, para ilmuwan dan ahli ornitologi telah
menyatukan sebuah gabungan dodo yang cukup rinci.
Dodo adalah burung besar dan montok tertutup bulu abu-abu yang lembut,
dengan bulu putih di ekornya. Itu memiliki sayap kecil yang terlalu lemah untuk
mengangkat dodo dari tanah. Karena tidak bisa terbang, mereka yang melihat
burung itu sering mengira burung itu tidak memiliki sayap yang sebenarnya,
menggambarkannya sebagai "sayap kecil." Studi tentang kerangka
mengungkapkan, bahwa dodo memang memiliki sayap yang sama sekali tidak
digunakan untuk terbang, seperti sayap penguin. Kaki dodo pendek dan gemuk
dan berwarna kuning. Di ujung kakinya ada empat jari kaki, tiga di depan dan satu
bertindak sebagai ibu jari di belakang, semua dengan cakar hitam tebal. Kepala
itu berwarna abu-abu lebih terang dari tubuhnya, dengan mata kecil berwarna
kuning. Banyak kata telah dikhususkan untuk paruh panjang, bengkok dan
bengkok, yang berwarna hijau muda atau kuning pucat dan merupakan salah satu
fitur yang paling menonjol dari dodo. Mereka yang melihatnya, kagum pada
bentuk dan ukuran yang unik. Seorang saksi bahkan menggambarkannya sebagai
aneh. (Strickland dan Melville, 1848;)
Pada ordo Psittaciformes hanya terdiri dari 2 Famili saja, yaitu Psittacidae
dan Cacatuidae.
1. Famili Pssitacidae
a. Electus roratus
Electus roratus (Nuri Bayan) merupakan salah satu species dari Famili
Pssitacidae. Rata-rata berukuran 105-133mm dengan berat 500-600gram
rentang sayamnya adalah 228mm dan 247 mm.
Ciri khas: Electus roratus adalah dimorfik seksual berarti perbedaan
sistematik luar antara betina dan jantan dalam satu spesies. (Camero, 2012)
Jantan didominasi oleh warna hijau dengan kilauan merah dibawah
sayap, sisi kiri dan sisi kanan. Memiliki warna kaki abu-abu, dengan paruh
berwarna jingga. Sedangkan untuk betina didominasi oleh warna merah dan
warna biru pada bagian leher, dengan paruh berwarna merah. Perbedaan
jantan dan betina sudah terlihat semenjak anak burung berumur lima
minggu. Paruh pendek dan kuat ujung paruh bagian atas runcing Selain itu
burung betina dianggap polyandrous yang berarti betina memiliki banyak
pasangan. Betina dan jantan akan kawin di daerah yang aman dan berlimpah
makanan. Daya tarik pasangan biasanya berupa membungkuk, mengepakan
sayap dan lain-lain (Heinsohn, 2008).
Taksonomi
b. Nestor Notabilis
Nestor Notabilis (Kea) merupakan salah satu spesies dari Famili
Pssitacidae. Berukuransekitar 48cm saat dewasa. Mereka memiliki kepala
berwarna hijau kecoklatan dan bagian bawah dengan tepi kehitaman. Tubuh
mereka memiliki warna hijau kekusaman, dan bagian bawah berwarna orange,
permukaan atas ekor berwarna hijau dan bagian bawah berwarna kuning
kusam.
Ciri khas: Kea memiliki culmen yang sangat melengkung dan pada saat remaja
memiliki mahkota dan cere yang berwarna ke kuningaan. (Bond, 1991)
Taksonomi Disekeliling
mata berwarna
Kingdom : Animalia kuning
Familia : Psittacidae
Genus : Nestor
Taksonomi
Kingdom : Animalia
Familia : Psittacidae
Genus : Strigops
2. Family Cacatuidae a.
Cacatua sulphurea
Cacatua sulphurea salah satu species dari Famili Cacatuidae.
Burung ini merupakan burung berparuh bengkok. Memiliki bulu berwarna
putih, bulu dibawah sayap dan ekor berwarna kuning. Cincin mata berupa
kulit yang berwarna kebiru-biruan. Warna iris juga dapat menjadi
pembeda antara jantan dan betina, pada betina warna iris keabu0abuan
pada usia 5-6 bulan dan akan berubah kecoklatan pada usia 7 bulan. Berat
rata-rata sekitar 350 gram, panjang tubuh 330mm, panjang rentang sayap
211-245 mm, panjang ekor 98-115mm, panjang tungkai 21-25 mm.
(O’brien 2007)
Ciri khas: memiliki bulu pipi dan jambul yang melengkung
berwarna kuning ketika dinaikkan berwarna jingga.
Cacatua sulphurea bersarang dipohon, beberapa keunrungan bersrang
pada lubang pohon adalah memberikan perlindungan diri dari predator,
perlindungan dari cuaca esktrim dan memberikan iklim mikro yang stabil.
(Cameron, 2007). Burung kakatua tidak dapat menggali lubang sendiri, namun
ia tinggal memilih dari lubang pohon yang tersedia di alam. Pemilihan lubang
sebagai tempat tinggal dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran lubang, kondisi
lingkungan di sekitar lubang termasuk ketersediaan sumber pakan dan air.
Proses perkembang biakan kakatua memakan waktu cukup lama, yatitu dari
bulan November-Februari. Perkawinan ditandaia dengan proses pemilihan
pasangan , kemudian proses kawin yang sangat lama, kakatua akan saling
menelisik pasangannya dengan menegakkan jambulnya. Biasanya mereka
akan bermasin di sekitar pohon sarang untuk
Taksonomi
Memiliki
Kingdom : Animalis
jambul
Phyllum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Psittaciformes
Familia : Cacatuidae
Genus : Cacatua
b. Nymphicus hollandicus
Nymphicus hollandicus merupakan salah satu spesies daei Famili
Cacatuidae. Memiliki berat rata-rata 80gram dengan tubuh yang ramping.
Memiliki ekor dengan panjang sekitar 15cm, pada ssat terbang bulu-bulu
ekor ini menyebar menjadi kipas yang lebar. Pada burung jantan memiliki
bulu berwarna coklat keabu-abuan dengan bercak putih pada daerah sayap.
Pada burung betina tidak memiliki bercak putih, bulu bagain bawah
cenderung memiliki variasi warna.
Ciri khas:Memiliki bercak berwarna orange pada pipinya, yang
termodifikasi untuk melindungi pendengarannya. (Allen, 1981)
Taksonomi
Memiliki
Kingdom : Animalis bercak
orange
Phyllum : Chordata pada
pipnya
Classis : Aves
Ordo : Psittaciformes
Familia : Cacatuidae
Genus : Nymphicus
1. Phaenicophaeus calyorhynchus
Burung ini termasuk burung endemik Sulawesi bagian utara dengan
nama lokal Kadalan Sulawesi atau Burung Bantik, burung ini termasuk
insectivora atau pemakan serangga, Panjang tubuh kisaran 51-53 cm. Paruh
tebal dan kokoh.(Coates, 2000).
Ciri khusus spesies ini adalah warna kuning cerah pada paruh atasnya
dan hitam pada paruh bawahnya dengan bulu pada bagian wajah berwarna
merah yang terlihat seperti memakai topeng.
Burung ini juga kadang disebut burung monyet karena sering terlihat
berdampingan dengan rombongan monyet, dengan berdampingan dengan
monyet, burung ini memanfaatkan keberadaan monyet untuk memangsa
serangga yang tersingkir selagi rombongan monyet lewat. (Tabba, 2011).
(Rahman, 2012)
2. Cuculus crassirostris
Cuculus crassirostris atau nama lokalnya Kangkok Sulawesi
merupakan salah satu jenis kangkok endemik Sulawesi yang habitatnya
berada di hutan dataran tinggi, burung ini memiliki panjang tubuh sekitar
49-52 cm (Payne, 1973) .
Ciri khas spesies ini adalah bulu pada bagian atas tubuh atau
punggung berwarna gelap sedangkan bulu pada bagian dada hingga ekor
memiliki warna putih pada pangkal bulunya dan hitam pada ujung bulunya,
kadang ujung bulunya yang berwarna hitam akan tersusun rapi sehingga
akan terlihat seperti garis. (Payne , 1973).
3. Centropus nigrorufus
Ciri Khusus burung ini adalah bulu badannya yang berwarna hitam
keunguan yang mencolok namun pada bulu sayapnya berwarna merah api
yang bergradasi.
Burung ini salah satu jenis burung endemik yang terancam yang
diakibatkan oleh habitatnya yaitu hutan mangrove yang semakin berkurang
karena dijadikan pemukiman atau tempat wisata menurut Daftar Merah
IUNC sejak 1994. Karena hal ini, pemerintah Indonesia kemudian
membangun suaka margasatwa Muara Angke sebagai tempat konservasi
dari burung ini.
4. Crotophaga ani
Ciri khusus burung ini adalah bulunya yang hitam gelap namun agak
sedikit abu-abu pada bagian dada, paruh atas besar dengan tekstur paruh
halus.
(Foncesa, 2006)
5. Tapera naevia
Ciri khusus burung ini yaitu pada bulunya yang berwarna abu-abu
kehijauan bergaris hitam dengan bagian pangkal bulu bagian dada berwarna
agak putih, ekornya panjang, dan memiliki bulu di bagian kepala yang
berdiri terlihat seperti jambul.
(Danzenbaker, 2005)
Jambul
Ekor panjang
Ordo ini hanya terdiri dari 6 spesies dalam 1 familia yaitu Coliidae (Austin,
2020). Spesies-spesies itu di antaranya Colius striatus, Colius castanotus, Colius
colius, Colius leucocephalus, Urocolius macrosaurus, dan Urocolius indicus.
Namun yang akan dibahasa pada tulisan ini hanya lima spesies, berikut
penjelasannya.
Kurangnya
orbital abu-abu
Warna merah
pada punggung
Paruh berwarna
merah-hitam
Tengkuk
berwarna biru
Berwajah merah
Panjang burung ini sekitar 34 cm (13 inci) dengan ekor lebih dari
panjang tubuhnya (Newman, 2010). Kepala berjambul dengan paruh hingga
sekitar mata berwarna merah (pada dewasa) sedangkan pada remaja
berwarna hijau. Mereka makan buah-buahan, beri, daun, biji, dan nektar
(Newman, 2010).
Kelompok burung ini dicirikan dengan paruh yang panjang kuat dan leher
serta kaki yang pendek. Mereka umumnya memiliki kaki tipe syndactyl dengan tiga
jari kaki mengarah depan (jari kaki ke-3 dan ke-4 menyatu pada dasar pangkal
jarinya), meskipun pada burung raja udang salah satu jarinya tereduksi. Bulu
umumnya berwarna cerah. Sarang seringkali ditemukan di lubang pohon (membuat
lubang sendiri) atau di tepi sungai (digali sendiri). Contoh jenis burung yang
termasuk ordo ini adalah semua jenis raja udang, tengkek, dan kirik-kirik.
1. Alcedo atthis
Burung ini berasal dari family alcedinidae, genus Alcedo. Alcedo
atthis ini ditemukan di seluruh Eropa dan Asia, Jepang. Mereka juga
ditemukan di Afrika, selatan Sahara. Alcedo atthis atau Common Kingfisher
sepanjang tahun berada di habitat mereka, di selatan. Sementara populasi
yang berada di utara melakukan perjalanan ke selatan selama musim dingin
untuk menghindari air yang membeku. Alcedo atthis adalah satu-satunya
spesies kingfisher di kebanyakan wilayah Eropa. (Tan, 2001 dalam Gardner,
R. 2006)
Paruh panjang
dan kuat
2. Todus subulatus
Burung ini termasuk family todidae, genus Todus. Terdistribusi di
daerah Amerika Utara, tepatnya di Hispaniola termasuk juga Gonâve.
Habitatnya di semak belukar terbuka dan semi-gurun di dataran rendah,
umumnya lebih banyak di Republik Dominika daripada di Haiti. Terdapat
di hutan yang masih alami atau hutan dengan pertumbuhan kedua kalinya,
termasuk pinus, semak belukar, perkebunan kopi yang teduh, dan beberapa
hutan bakau (Raffaele et al. 1998). Habitat ini seringkali menimbulkan
percampuran dengan spesies Todus angustrirostris atau Narrow-billed
Tody. (Latta dan Wunderle 1996 dalam Overton, L. C. 2011)
The Broad-Billed Tody adalah yang terbesar dari kelima spesies
Tody, bahkan ia lebih kuat dari Narrow-billed Tody (Kepler, 1977 dalam
Overton, L. C. 2011). Paruhnya kira-kira dua kali lebih lebar dari Narrow-
billed Tody.
Permukaan
paruh yang luas
3. Eumomota superciliosa
Burung ini termasuk family momotidae, genus Eumomota.
Turquoise-browed Motmot (Eumomota superciliosa) umumnya tersebar di
seluruh Amerika Tengah. Dari Meksiko selatan di utara, ke barat laut Kosta
Rika di selatan. Di sepanjang Karibia mereka biasanya ada di Semenanjung
Yucatan dan lembah yang dikelilingi gunung di barat laut Guatemala dan
Honduras. Di dekat Pasifik, mereka sering berada di Teluk Nicoya di Kosta
Rika. (Skutch, 1947 dalam Johnson, C. 2011)
Turquoise-browed Motmot menempati kawasan dataran rendah hutan
semi-kering yang terbuka, hutan belukar, dan padang rumput di jangkauan
mereka. Di bagian semi-gurun yang kering di Lembah Motagua di Guatemala
mereka menjadi salah satu spesies burung paling. Turquoise-browed Motmot
juga hadir di daerah tropis, tetapi tidak begitu banyak. Mereka umumnya tidak
berada di hutan hujan lebat. Bergantung pada perbedaan lokasi mereka, ada
sebagian yang lebih suka bersarang di celah-celah dan gua-gua batu berpori,
dan ada juga yang di sepanjang tepi berpasir
Motif pirus
pada bagian alis
Bagian tengah
ekor yang
menghilang
4. Coracias benghalensis
Burung ini merupakan salah satu bagian dari family coraciidaae,
genus Coracias. Persebaran global Indian Roller (Coracias benghalensis)
tersebar di India, Bangladesh, Myanmar, Pakistan, dan Sri Lanka. Burung
ini sering berada di area terbuka, di kabel listrik, di hutan gugur yang terang,
juga di area pertanian. (Fry, H. dan G. M. Kirwan, 2020)
Rictal bristle di
bawah paruh
5. Merops apiaster
Spesies satu ini berasal dari family meropidae, genus Merops.
European Bee-eaters (Merops apiaster) tersebar luas, meliputi sebagian
besar Eropa dan Afrika dengan perkiraan jangkauan hingga 11.000.000
km2. Burung-burung ini dapat bermigrasi hingga utara Finlandia dan
berkisar sejauh selatan Afrika Selatan, membentang ke timur ke beberapa
negara Asia juga. Biasanya, European Bee-eaters akan berkembang biak
dan bersarang di Eropa, lalu bermigrasi ke selatan selama musim gugur dan
musim dingin. (BirdLife International 2009, 2009; White, et al., 1978 dalam
Petroelje, T. 2011)
European Bee-eaters umumnya ditemukan di dekat ekosistem air
tawar dan menghuni berbagai jenis habitat seperti hutan, sabana, semak
belukar, padang rumput, dan daerah pertanian. European Bee-eaters juga
ditemukan menggali lubang langsung ke tanah. Ketersediaan makanan
dapat menentukan habitat yang ditempati oleh pemakan lebah Eropa.
Banyak bidang pertanian menggunakan sarang lebah untuk penyerbukan
dan burung ini akan sering mengunjungi daerah-daerah tersebut. (BirdLife
Paruh tegak,
panjang, dan
sedikit melengkung
di ujungnya
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Trogoniformes
Family : Trogonidae
Genus : Harpactes
Gambar 23.1 Harpactes duvaucelii
Spesies : Harpactes duvaucelii
(Sumber: www.hbw.com)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Trogoniformes
Family : Trogonidae
Genus : Apalharpactes
Spesies : Apalharpactes reinwardtii
(Temminck, 1822)
Gambar 23.2 Apalharpactes reinwardtii
(Sumber: alamendah.org)
Burung luntur Jawa memiliki panjang tubuh mencapai 34 cm. Warna bulu
bagian atas hijau mengkilap kebiruan, bagian perut berwarna kuning, sayap berwarna
hitam disertai bercak putih dan garis putih di tepi sayapnya, dan yang paling unik adalah
warna lingkar mata yang dihiasi warna biru dan hijau. Status konservasi dari burung
luntur Jawa seperti yang dilansir dari The IUCN Red List of Threatened Species
menyatakan bahwa burung ini berada dalam status Vulnerable (VU) atau rentan
terancam punah. Burung luntur Jawa yang kita kenal, kini hanya dapat dijumpai di
daerah hutan pegunungan bagian Jawa Barat (Alamendah, 2014).
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Trogoniformes
Family : Trogonidae
Genus : Apalharpactes
Spesies : Apalharpactes mackloti
(Muller,
1835)
Gambar 23.3 Apalharpactes mackloti
(Sumber: alamendah.org)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Trogoniformes
Family : Trogonidae
Genus : Pharomachrus
Spesies : Pharomachrus mocinno
(Llave, 1832)
Gambar 23.4 Pharomachrus mocinno
(Sumber: discoverlife.org)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Trogoniformes
Family : Trogonidae
Ciri dari burung ini adalah paruh pendek dan bahu dengan “rambut-rambut
bahu” pada pangkalnya, kaki kecil dan lunak, bulu-bulu berwarna cerah seringkali
berwarna hijau. Habitatnya di daerah hutan, makanannya serangga atau buah-buahan.
Tingkat kepunahan hampir terancam punah (Nurrijal, 2009).
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Trogoniformes
Family : Trogonidae
Genus : Trogon
Spesies : Trogon elegans
(Gould, 1834)
Paruh pendek dan kuat, dengan bulu pada pangkalnya, kaki kecil dan lemah
bulu berwarna hijau, lemas, termasuk bulu yang berbulu indah, biasanya bertengger,
pemakan serangga dan buah-buahan. Burung berkenaan dengan burung gereja dekat
dalam keluarga Trogon. Ini breeds dari Arizona tenggara di Amerika Serikat untuk
Ciri khas Psilopogon pyrolophus (Takur Api) pada bagian leher terdapat
kalung kuning yang tampak cantik. Pada kedua pipinya juga berwarna kelabu, serta
paruhnya berwarna hijau pupus dengan garis vertikal warna hitam. Yang paling unik
yaitu keberadaan bulu–bulu kecil yang ada di atas paruhnya, yang jarang dijumpai pada
jenis burung kicauan yang lainnya. Ciri khas burung takur api selanjutnya yaitu pada
kepalanya berhiaskan dengan warna hitam, hijau, abu-abu, dan juga warna ungu
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Piciformes
Familia : Megalaimidae
Genus : Megalaima
Spesies : Megalaima haemacephala
3. Galbula ruficauda
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Piciformes
Familia : Galbulidae
Genus : Galbula
Spesies : Galbula
Galbula ruficauda adalah burung yang elegan dan berwarna cerah dengan ekor
yang panjang. Panjangnya 25 cm dengan paruh hitam panjang 5 cm. Burung ini
berwarna hijau metalik di atas, dan bagian bawahnya sebagian besar berwarna oranye,
termasuk undertail, tetapi ada pita payudara hijau. Burung jantan memiliki tenggorokan
putih, dan betina cenderung memiliki bagian bawah pucat. Galbula ruficauda memiliki
punggung berwarna tembaga pada kedua jenis kelamin.
Galbula ruficauda adalah burung yang hampir punah, burung ini dapat di
temukan di daerah tropis di selatan Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan
sejauh selatan ke selatan Brasil dan Ekuador.
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Piciformes
Familia : Bucconidae
Genus : Malacoptila
Spesies : Malacoptila panamensis
(Horsfield, 1821)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Piciformes
Familia : Capitonidae
Genus : Eubucco
Spesies : Eubucco bourcierii
(Lafresnaye, 1845)
Eubucco bourcierii atau Barbet Berkepala Merah adalah baret kecil hutan
pegunungan berwarna cerah. Kepala merah jantan dan dada yang kontras dengan
bagian atas hijau dan paruh berwarna tanduk. Betina tidak memiliki warna merah, dan
memiliki pipi berwarna biru keabu-abuan. Barbet Berkepala Merah pemakan buah-
buahan, tetapi juga mengambil artropoda, yang kadang-kadang dikumpulkan dengan
mencari melalui kelompok daun mati. Sarangnya adalah rongga pelatuk yang
diperbesar atau lubang yang digali sendiri di pohon yang membusuk.
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Apodiformes
Family : Apodidae
Genus : Collocalia
Species : Collocalia fuciphaga
Gambar 25.1 Collocalia fuciphaga
(Thunberg, 1812)
(Sumber: www.hbw.com)
Secara umum walet merupakan burung yang berukuran kecil. Tubuh memiliki
panjang 12 cm, ekor sedikit menggarpu tubuh bagian bawah (ventral) berwarna abu-
abu muda kecokelatan. Tubuh bagian atas (dorsal). Walet memiliki mata lebar dan
berwarna gelap. Bentuk mata lebar menunjukkan bahwa walet mampu melihat obyek
secara tajam. Walet memiliki paruh melengkung pendek berwarna hitam. Sayap
mempunyai panjang 10 cm dan berat tubuh 7 g. Kaki dan cakar juga berwarna hitam.
Kedua jenis kelamin pada burung ini sulit dibedakan, memiliki bobot tubuh 8,7-14,8
gram (Dunning, 2008) dan bentang sayap 110-118 mm (Campbell dan Lack, 1985).
Secara alami burung walet merupakan penghuni gua batu kapur yang dikelilingi
hutan yang lebat (MacKinnon, 1992). Burung tersebut menggunakan
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Apodiformes
Family : Apodidae
Genus : Hirundapus
Species :Hirundapus caudacutus
Gambar 25.2 Hirundapus caudacutus
(Latham, 1802)
(Sumber: omkicau.com)
Burung ini adalah jenis burung pemakan serangga kecil yang memiliki habitat
di hutan, hutan buka. Kapinis-jarum asia memiliki tubuh berukuran besar (20 cm).
Tubuh kehitaman. Punggung kecoklatan, 'pelana' keputih-putihan perak. Dagu dan
kerongkongan putih mempunyai batas tegas. Penutup ekor bawah putih. Sisi leher
berbintik putih. Bercak putih pada bulu tersier. Iris coklat tua, paruh hitam, kaki
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Apodiformes
Family : Hemiprocnidae
Genus : Hemiprocne
Species : Hemiprocne longipennis
(Rafinesque, 1802)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Apodiformes
Family : Trochilidae
Genus : Colibri
Species : Colibri coruscans
(Vigors, 1825)
Kolibri yaitu burung kecil dengan panjang 6,4 cm dan berwarna cerah yang
beberapa besar hidup di Amerika Utara dan Amerika Selatan. Seekor kolibri
mempunyai sekitar seribu bulu yang bergemerlapan sehingga dapat memantulkan dan
memencarkan sinar warna - warni yang dapat berubah ketika burung bergerak seolah-
olah minyak pada air (Kulsum, 1983). Kehadiran lebih dari 300 spesies burung kolibri
hidup di dalam wilayah hutan Amazon, Amerika Selatan. Sedangkan kolibri jenis
Sword Billed, ensifera ensifera hidup di pasangan barat hutan pegunungan Andes.
Karena kolibri terbang sangat cepat, maka dia membutuhkan tenaga yang
cukup besar dan untuk mendapatkan energi yang besar, seekor kolibri membutuhkan
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Apodiformes
Family : Apodidae
Genus : Collocalia
Species : Collocalia vestita
Gambar 25.5 Collocalia vestita
(Ernst Hartert, 1897)
(Paweł, 2006)
1. Caprimulgus prigoginei
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Caprimulgiformes
Family : Caprimulgidae
Genus : Caprimulgus
Gambar 26.1 Caprimulgus prigoginei
Species : Caprimulgus prigoginei
(Sumber: www.hbw.com)
(Loutte, 1990)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Order : Caprimulgiformes
Family : Steatornitidae
Genus : Steatornis
Species : Steatornis caripensis
Gambar 26.2 Steatornis caripensis
(Humboldt, 1817)
(Sumber: www.peruaves.org)
Oilbird atau Guacharo adalah burung nokturnal dengan tubuh sedang dan ramping,
dengan paruh kait yang rata dikelilingi oleh bulu panjang-panjang hingga 5 cm (2,0 inci). Anak
Guancharo dapat memiliki berat yang jauh lebih banyak daripada burung dewasa karena orang
tua mereka memberi banyak buah sebelum mereka terbang. Guacharos memiliki bulu ekor yang
kaku dan kaki kecil dan hampir tidak berguna, selain untuk melekat pada permukaan yang
vertical. Oilbirds adalah burung migrasi musiman yang pindah dari gua pembiakannya untuk
mencari pohon buah. Pada siang hari burung-burung beristirahat di tepian gua dan pergi
mencari makanan di malam hari. Oilbirds adalah salah satu dari sedikit burung, dan satu-
satunya burung nokturnal, yang diketahui dapat bernavigasi dengan ekolokasi dalam kondisi
cahaya yang minim. Mereka menggunakan suara cuitan yang cukup keras untuk ekolokasi. Dan
menghasilkan berbagai suara keras saat berada di dalam gua. Dalam Redlist IUCN burung ini
termasuk species yang sangat rendah resiko kepunahannya.
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Order : Caprimulgiformes
Family : Nyctibiidae
Genus : Nyctibus
Species : Nyctibus grandis
(Gmelin, 1789)
(Sumber: www.flickr.com)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Caprimulgiformes
Family : Caprimulgidae
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Gambar 3.25 BirdLife International (2020) IUCN Red List for birds. [Online]
http://www.birdlife.org diakses pada 27 Maret 2020
Gambar 4.1. Apteryx mantelli
Rudloff, Klaus. (2001). [Online]. Diakses pada 18 Maret 2020 di :
https://www.biolib.cz/en/taxonimage/id176192/?taxonid=169804
Gambar 4.2. Apteryx australis Pulau Stewart
Rees, G. (2015). Southern Brown Kiwi. [Online] diakses dari
https://www.flickr.com/photos/nzsamphotofanatic/
Gambar 4.3. Disected Apteryx australis
Erxleben, J. (1879). Apteryx australis. [Online] diakses dari
http://www.lib.utexas.edu/books/nzbirds/html/txu-oclc-7314815-2-01-p-010.html
Gambar 4.4. Peta Persebaran Apteryx australis
Wills, T. (2012). Southern Brown Kiwi. [Online] diakses dari
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Southern_Brown_Kiwi.png
Gambar 4.5. Apteryx haastii dewasa
Roy, T.D. (2005). Great Spotted Kiwi. [Online] diakses dari https://www.naturepl.com/stock-
photo-apteryx-haastii-nature-image00140120.html
Gambar 4.6. Peta Persebaran Apteryx haastii
VC-s. (2007). A kivi fajok térképének szétbontása 3. [Online] diakses dari
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:418px-NZ-kiwimapApteryx_haastii.png
https://www.flickr.com/photos/allandrewitt/3781565818
Gambar 6.3 Kepala dan Leher Grus japonensis
https://www.flickr.com/photos/allandrewitt/3781565818
Gambar 6.4 Tarian Kawin Grus japonensis
Van den Heever, W. (2016). [Online]. Diakses pada 25 Maret 2020 di :
https://www.naturepl.com/stock-photo-japanese-cranes-grus-japonensis-in-courtship-
dance--hokkaido-japan-image01529745.html
Gambar 6.5 Telur Grus japonensis
Nesnad. (2019). [Online]. Diakses pada 25 Maret 2020 di : https://en.wikipedia.org/wiki/Red-
crowned_crane#/media/File:Grus_japonensis-tokyosealifepark-egg-2019-1-8.jpg
Gambar 6.6 Anak, Induk Jantan dan Betina Grus japonensis
Singh, A. (2019). [Online]. Diakses pada 25 Maret 2020 di : https://besgroup.org/2019/08/22/red-
crowned-crane-grus-japonensis/cranerc-amarsingh-1/
Gambar 6.7 Induk Betina Grus japonensis Memberi Makan Anaknya
Singh, A. (2019). [Online]. Diakses pada 25 Maret 2020 di : https://besgroup.org/2019/08/22/red-
crowned-crane-grus-japonensis/cranerc-amarsingh-7/
Gambar 6.8 Anak Grus japonensis
Singh, A. (2019). [Online]. Diakses pada 25 Maret 2020 di : https://besgroup.org/2019/08/22/red-
crowned-crane-grus-japonensis/cranerc-amarsingh-4/
Gambar 6.9 Peta Persebaran Grus japonensis
Dibird.com. (2020). [Online]. Diakses pada 25 Maret 2020 di :
https://dibird.com/species/redcrowned-crane/
Gambar 6.10 Formasi Migrasi Grus japonensis
Andrews, M. (2008). [Online]. Diakses pada 25 Maret 2020 di :
https://www.hbw.com/ibc/photo/red-crowned-crane-grus-japonensis/red-crowned-
crane-two-family-groups-migration-south
Gambar 6.12. Balearica regulorum
Rod Waddington . 2015. Crested Crane, Bunyonyi, Uganda. Crested Crane, Bunyonyi, Uganda.
Diakses dari https://www.flickr.com/photos/rod_waddington/16444133003/
Gambar 6.13. Balearica regulorum
https://www.iucnredlist.org/species/22697829/131942584#geographic-range
Gambar 7.5. Gavia stellata memangsa ikan untuk makanannya.
Alex Mani, 2019. [Online]. Diakses dari : https://www.flickr.com/photos/alexmani/48070178486/
Gambar 7.6. Gavia arctica.
Martii, 2016. [Online]. Diakses dari :
https://www.flickr.com/photos/marttiperamaki/27832817025/in/photostream/
Gambar 7.7. Morfologi Gavia arctica.
Martti Peramaki, 2016. [Online]. Diakses dari :
https://www.flickr.com/photos/marttiperamaki/28153714876/
Gambar 7.8. Peta Persebaran Gavia arctica.
BirdLife International, 2016. [Online]. Diakses dari :
https://www.iucnredlist.org/species/22697834/132606505
Gambar 7.9. Gravia pasifica.
Andrew, 2019. [Online]. Diakses dari :
https://www.flickr.com/photos/seaotter/47266703242/in/photostream/
Gambar 7.10. Gavia pasifica yang sedang kawin.
Gery Lackie, 2018. [Online]. Diakses dari :
https://www.flickr.com/photos/alaskafreezeframe/30694765757/
Gambar 7.11. Peta Persebaran Gavia pasifica.
BirdLife International, 2016. [Online]. Diakses dari :
https://www.iucnredlist.org/species/22697839/132607134
https://www.flickr.com/photos/76929746@N04/35840746682/
Gambar 7.14. Peta Persebaran Gavia adamsii.
BirdLife International, 2016) [Online]. Diakses dari :
https://www.iucnredlist.org/species/22697847/132607949
Gambar 8.1. Podicipediformes Ilustrasi Podicipediformes [Online] diakses dari:
https://alamy.com diakses pada 21 Maret 2020
Gambar 8.2. Induk dan anak Aechmophorus occidentalis.
Christeen, N. 2017. Western Grebe. [Online] diakses dari https://ebrid.org/species diakses pada
21 Maret 2020
Gambar 8.3. Aechmophorus occidentalis
a. Dewasa Modinow, S. 2009. Western Grebe. [Online] diakses dari: https://ebrid.org/species
diakses pada 21 Maret 2020
b. Remaja Ruby, L. 2017. Western Grebe. [Online] diakses dari: https://ebrid.org/species diakses
pada 21 Maret 2020
Gambar 8.4. Peta Persebaran Aechmophorus occidentalis
BirdLifeInternasional. 2020. Aechmophorus occidentalis. [Online] diakses dari: https://
http://datazone.birdlife.org/species/factsheet/ diakses pada 21 Maret 2020
Gambar 8.5. Podiceps cristatus
Harris, K. & Gary. Titihan Jambul. [Online] diakses dari: https://ebrid.org/species diakses pada
21 Maret 2020
Gambar 8.6. Podiceps cristatus
a. Dewasa Seitz. 2016. Titihan Jambul. [Online] diakses dari: https://ebrid.org/species diakses
pada 21 Maret 2020
b. Dewasa Muda Davies, I. 2013. Titihan Jambul. [Online] diakses dari: https://ebrid.org/species
diakses pada 21 Maret 2020
c. Remaja Chapman, P. 2012. Titihan Jambul. [Online] diakses dari: https://ebrid.org/species
diakses pada 21 Maret 2020
https://es.wikipedia.org/wiki/Merganetta_armata#/media/Archivo:Merganetta_armata_( Pato_de_torrentes)_-
https://www.hbw.com/ibc/photo/speckled-mousebird-colius-striatus/close-head pada 23
Maret 2020.
Gambar 21.3 Colius castanotus
Carol Petterson. Tanpa Tahun. Red-backed Mousebird (Colius castanotus). (Online) . Diakses
dari https://www.pinterest.com/pin/530158187373013368/ pada 23 Maret 2020.
Gambar 21.4. Colius leucocphalus
Mount Slavation Salton Sea. Tanpa Tahun. White-headed Mousebird. (Online). Diakses dari :
https://www.pinterest.ie/pin/434315957808840814/ pada 23 Maret 2020.
Maret 2020
Flickr. (2014). Rhea pennata [Online]. https://www.flickr.com/photos/hen-
magonza/15197037665 Diakses pada 20 Maret 2020
hbw.com. (2018). Rhea pennata [Online] https://www.hbw.com/species/puna-rhea-rhea-
tarapacensis#Taxonomy Diakses pada 20 Maret 2020
Clements, J (2007)
Davies, S.J.J.F. (2003). "Cassowaries". In Hutchins, Michael (ed.). Grzimek's Animal Life
Encyclopedia. 8 Birds I Tinamous and Ratites to Hoatzins (2nd ed.). Farmington Hills,
Michigan: Gale Group. pp. 75–80. ISBN 0-7876-5784-0
Order Casuariiformes / Emus & Cassowaries, dalam Bio Explorer.
Tersedia:
https://www.bioexplorer.net/order-casuariiformes/ Diakses pada 21 Maret 2020
Southern Cassowary, dalam Queensland Government Department of Environment and Science.
Tersedia: https://environment.des.qld.gov.au/wildlife/threatened-
species/endangered/cassowary#toc-4 Diakses pada 22 Maret 2020\
Casuarius unappendiculatus Northern Cassowary, dalam Animal Diversity Web. Tersedia:
https://animaldiversity.org/accounts/Casuarius_unappendiculatus/ Diakses pada 23
Maret 2020
Family Cassowaries, Emus (Casuariidae) Northern Cassowary (Casuarius unappendiculatus),
dalam handbook of the birds of the world. Tersedia:
Parker, T. Jeffrey. 1900. A Manual of Zoology. New York, NY: The MacMillan Company Mikko's
Phylogeny Archive [1] Haaramo, Mikko (2007). "PALEOGNATHIA- paleognathous
modern birds". Diakses pada 22 Maret 2020
Paleofile.com (net, info) "Archived copy". Archived from the original on 2016-01-11. Retrieved
2015-12-30.. "Taxonomic lists- Aves". Archived from the original on 11 January 2016.
Diakses pada 22 Maret 2020
Archived 2016-10-05 at the Wayback Machine Perron, Richard (2010). "Taxonomy of the Genus
Casuarius". Archived from the original on 5 March 2016. Diakses pada 22 Maret 2020
"Southern Cassowary Species account" dalam Animal Life Resource. Diakses pada 22 Maret 2020
Burnie, D; Wilson, DE (2005). Animal: The Definitive Visual Guide to the World's Wildlife. DK
Adult. ISBN 0789477645
Clements, James (2007). The Clements Checklist of the Birds of the World (6th ed.). Ithaca, NY:
Cornell University Press. ISBN 978-0-8014-4501-9
BirdLife International (2018). "Casuarius casuarius". IUCN Red List of Threatened Species.
IUCN. 2018: e.T22678108A131902050. Diakses pada 22 Maret 2020
BirdLife International (2020) IUCN Red List for birds. Tersedia: http://www.birdlife.org. Diakses
pada 22 Maret 2020
“Casuarius unappendiculatus" (On-line), Animal Diversity Web. Tersedia:
https://animaldiversity.org/accounts/Casuarius_unappendiculatus/ Diakses pada 22
Maret 2020
Jones, S. (2006). "Casuarius bennetti" (On-line), Animal Diversity Web. Tersedia:
https://animaldiversity.org/accounts/Casuarius_bennetti/ Diakses pada 23 Maret 2020
Dromaius novaehollandiae (Latham, 1790) (Online) dalam ITIS Report. Tersedia:
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=17
4385#null Diakses pada 24 Maret 2020
Gillespie, James; Flanders, Frank (2009). Modern Livestock & Poultry Production. Cengage
Learning. p. 908. ISBN 978-1-4283-1808-3
Stephen Davies (2002). Ratites and Tinamous. ISBN 978-0-19-854996-3
Kurniawan, Nia., dan Arifianto, Adityas. 2017. Ornitologi: Sejarah, Biologi dan Konservasi.
Malang: UB Press.
Linnaeus. 1766. Plegadis falcinellus. [Online]. Diakses pada
https://bie.ala.org.au/species/urn:lsid:biodiversity.org.au:afd.taxon:fd74a66c-2566-
4a49-b46a-8a2a1699f594 (27 Maret 2020)
McKinley, Andrew. (2006). Jabiru mycteria jabiru. [Online] diakses pada
https://animaldiversity.org/accounts/Jabiru_mycteria/#conservation_status (24 Maret
2020)
Montgomery, Sy. 2018. Magpie Goose. (On-line), Encyloædia Britannica. Terdapat di
https://www.britannica.com/animal/magpie-goose diakses pada 17 Maret 2020.
Neotropical Bird. (Tanpa Tahun). Nothern Screamer (Chauna chavaria). [Online] Neotropical
Birds Online. Diakses pada: https://neotropical.birds.cornell.edu/Species-
Account/nb/species/norscr1/overview (19 Maret2020)
Nunn, G. B. & Stanley, S. E. (1998). Body size effects and rates of cytochrome-b evolution in tube-
nosed seabirds. Molecular Biology and Evolution 15: 1360–1371.
Nunn, G. B., Cooper, J., Jouventin, P., Robertson, C. J. R. & Robertson, G. G. (1996). Evolutionary
relationships among extant albatrosses (Procellariiformes: Diomedeidae) established
from complete cytochrome-b gene sequences. Auk 113: 784–801.
Onley, Derek. dan Paul Scofield. (2007). Field Guide to the Albatrosses, petrels and shearwaters
of the World. London: A&C Black Publishers Ltd, 36 Soho Square.