PENDAHULUAN
1
kesultanan Islam, pemerintahan kolonial Hindia-
Belanda, serta pusat pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Pulau ini berdampak sangat besar terhadap kehidupan
sosial, politik, dan ekonomi Indonesia.
2
Kebudayaan jawa sudah ada setelah abad ke 1
masehi dan apabila kita lihat dari 7 unsur kebudayaan
secara universal, maka dapat kita rumuskan bahwa
kebudayaan Jawa memiliki banyak unsure-unusr budaya.
Dimulai dari system mata pencaharian, masyarakat Jawa
juga memilki sector pariwisata yang luas. Tidak sedikit
dari wisatawan dan para turis mancanegara yang datang
untuk melihat kekayaan budaya Jawa. Kebudayaan Jawa
juga bergerak di bidang pertanian dan perikanan. Selain
itu, kebudayaan Jwa juga memiliki nilai seni yang begitu
tinggi, dimulai dari alat-alat music tradisonal hingga tari-
tarian tradisonal.
3
BAB II
KERANGKA TEORITIS
KERANGKA TEORITIS
4
beberapa teori yang berpendapat bahwa budaya
merupakan perkembangan dari kata budi dan daya.
Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia
dengan belajar.
Mangunsarkoro
Kebudayaan adalah segala yang bersifat hasil kegiatan
manusia dalam arti yang seluas-luasnya.
Mohammad Hatta
Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa.
5
Sidi Gazalba
Kebudayaan adalah cara berfikir dan merasa yang
menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari
segala kegiatan manusia yang membentuk kesatuan
sosial dengan suatu ruang dan suatu waktu.
6
2.2. Teori Masyarakat
Selo Sumardjan
Karl Marx
7
Emile Durkheim
8
dengan kelompok. Institut masyarakat bertanggungjawab
mempertahankan hubungan yang teratur antara individu
dengan individu.
9
BAB III
LAPORAN PERJALANAN
10
Tepat jam 09.30 akhirnya kami berangkat dari aksara
menuju ke pinang baris setelah anggota semua yang akan
pergi sudah datang. Dan di perjalanan menuju pinang
baris yaitu tempat angkutan pemberhentian yang akan
membawa kami menuju tanjung pura. Hanya dengan
waktu kurang lebih satu jam perjalanan akhirnya kami
sampai di pinang baris.
Selanjutnya kami pun menaiki angkutan yang memang
tripnya menuju kea rah tujuan kami. Dan setelah
mendpatkan angkutannya dan sewanya sudah full maka
angkutan pun bergegas menancapkan gasnya. Dan
penglaman baru juga bagi kami menaiki angkutan umum
yang cukup membuat sulit bernafas akibat sempitnya
tempat duduk. Kami menuju pinang baris pada pukul
11.00 wib.
11
di simpang pasar X yang mana salah satu anggota kami
rumahnya berada di daerah tersebut. Jadi kami turun
lebih dahulu dari angkutan umum itu. Lalu berkisar
pukul 12.00 wib. Sesampainya disana kami harus
menunggu teman kami ganda agar bisa berangkat
bersama ke tempat tujuan. meskipun sebenarnya kami
telah berpisah dengan kelompok lain yang tadi berangkat
bersama.
12
Saudaranya bercakap-cakap dengan nenek ganda dengan
menggunakan bahasa jawa yang tentulah pasti tidak
mengerti kecuali ganda karena kami dalam kelompok
tersebut semua suku batak.
13
sekaligus melepas penat kami. Dalam perjalanan menuju
lapangan tersebut kami menemukan ada pengolahan
pabrik batubata yang memang sudah idak tradisional lagi
karena sudah menggunakan tenaga mesin sebagai
pembantu dalam proses pencetakan batubata tersebut.
Sungguh menarik bagi kami melihatnya. Akan tetapi
kami tidak sempat mewawancara para pekerja ataupun
emilik industry tersebut sebab pada saat itu mereka
sedang istirahat.
Selepas itu kami tetap menyusuri jalan menuju ke
arah lapangan. Dan tak beberapa lama kami sampailah di
lapangan. Disana sudah berkumpul anak-anak pramuka
dari ranting-ranting tiap kecamatan.jelaslah organisasi
dalam bidang pendidikan masih tetap dijalankan di
daerah tersebut. Hari sudah menjelang sore kamipun
pulang ke rumah dengan membawa pengetahuan baru
yakni kelompok dan kebersamaan itu akan
mempermudah kita dalam bekerja. Itulah kutipan ilmu
yang kami ambil pelajaran dari pramuka.
14
shalat maghrib. Setelah itu, kami berdiskusi bersama
untuk membuat kerangka etnografi yang kelak besok
kami akan laksanakan. Dan pada pukul 23.00 kami
beranjak tidur.
Mentari terbit di pagi hari menandakan waktu pagi telah
menjelang, sebenarnya kami akan berangkat ke ladang
pada pagi hari namun kami meunda nya hingga waktu
siang tiba. Karena kami ada jadwal lain yaitu pergi ke
kuburan cina untuk melihat cengbebg yang dilakuka oleh
etnis cina sebagai tanda penghormatan terhadap leluhur
maupun kakek nenek mereka. Jam 8 pagi lah kami
beranjak dari rumah dengan menaiki becak meskipun
sempit-sempitan namun tetap menyenangkan karena
bersam teman-teman.
15
dengan bapak keturunan cina yang disitu sebagai pekerja
membersihkan dan menjaga kuburan tersebut. Beliau
menjelaskan tentang sembahyang ceng beng tersebut
secara umum.
Dan waktu sudah menjelang siang sekitar pukul 11.00
kami pun kembali beranjak pergi dari tempat tersebut.
Dan tujuan kami selanjutnya adalah keramat. Yaitu
sebuah batu yang dikeramatkan oleh suku jawa .
menurut mereka batu tersebut mempunyai arti lebih. Dan
biasanya banyak orang yang memberikan sesajen di
tempat batu tersebut karena hajat mereka tercapai.
16
pabrik kue yang ada di sekitar tempat tinggal kami itu.
Ternyata pabrik kue kecil-akecilan itu cukup menjadi
salah satu usaha baru yang cukup menggiurkan. Karena
omsetnya juga cukup memuaskan. Dan tak lupa kami
membeli kue sebagai buah tangan.
17
Dan pada malam harinya setelah sholat isya kami
pergi kembali menuju lapangan untuk melihat api
unggun dan pagelaran serta aksi anak-anak pramuka.
Selang pada jam 22.00 malam maka kami kembali
pulang.
18
BAB IV
SUKU JAWA
19
Koentjaraningrat juga menerangkan bahwa pada
dasarnya banyak sarjana yang membedakan antara
budaya dan kebudayaan, dimana budaya merupakan
perkembangan majemuk budi daya, yang berati daya dari
budi. Namun, pada kajian Antropologi, budaya dianggap
merupakan singkatan dari kebudayaan, tidak ada
perbedaan dari definsi.
20
Dari berbagai definisi diatas, maka penulis menarik
kesimpulan bahwa kebudayaan atau budaya merupakan
sebuah sistem, dimana sistem itu terbentuk dari perilaku,
baik itu perilaku badan maupun pikiran. Dan hal ini
berkaitan erat dengan adanya gerak dari masyarakat,
dimana pergerakan yang dinamis dan dalam kurun waktu
tertentu akan menghasilkan sebuah tatanan ataupun
sistem tersendiri dalam kumpulan masyarakat.
Wujud Kebudayaan
J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000)
membedakan adanya tiga gejala kebudayaan : yaitu :
(1) ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas
oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan
tiga wujud kebudayaan :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks
dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat
21
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil
karya manusia.
Wujud perilaku
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena
menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia
itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan
didokumentasikan karena dalam sistem ssosial ini
22
terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi
dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya
dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam wujud
perilaku dan bahasa.
Wujud Artefak
Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana
seluruhnya merupakan hasil fisik. Sifatnya paling
konkret dan bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan.
Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.
23
bermigrasi dan dominan penduduknya sekarang adalah
suku jawa
24
Kebudayaan yang beragam sangat berpengaruh pada
bahasa yang dipakainya.Contohnya bahasa Inggris,
Jerman, Italia, Sunda, Jawa, dsb. Dari banyak
bahasatersebut kita dapat mempelajarinya untuk
pengetahuan yang lebih luas. Tidakhanya bahasa yang
dipelajari berasal dari bahas luar negri saja, tetapi
bahasadari negri Indonesiapun perlu kita pelajari untuk
melestarikan kebudayaan yangada di Indonesia.
25
pustaka Tamil, disebut dengan nama Sanskerta yvaka
dvpa (dvpa = pulau). Dugaan lain ialah bahwa kata
"Jawa" berasal dari akar kata dalam bahasa Proto-
Austronesia, yang berarti 'rumah'.
26
Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata
dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan
lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh.
Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang
kuat dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa
biasanya sangat sadar akan status sosialnya di
masyarakat. Terdapat tiga bahasa utama di pulau ini,
namun mayoritas penduduk menggunakan bahasa Jawa.
Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu dari 60 juta
penduduk Indonesia, dan sebagian besar penuturnya
berdiam di pulau Jawa. Sebagian besar penduduk adalah
bilingual, yang berbahasa Indonesia baik sebagai bahasa
pertama maupun kedua.
27
Setiap suku kata aksara Jawa mempunyai pasangan,
yakni kata yang berfungsi untuk mengikuti suku kata
mati atau tertutup, dengan suku kata berikutnya, kecuali
suku kata yang tertutup oleh wignyan, cecak dan layar.
Tulisan Jawa bersifat Silabik atau merupakan suku kata.
Sebagai tambahan, didalam aksara Jawa juga dikenal
huruf kapital yang dinamakan Aksara Murda.
Penggunaannya untuk menulis nama gelar, nama diri,
nama geografi, dan nama lembaga. Hanacaraka atau
dikenal dengan nama carakan atau cacarakan adalah
aksara turunan aksara Brahmi yang digunakan untuk
naskah-naskah berbahasa Jawa, bahasa Madura, bahasa
Sunda, bahasa Bali, dan bahasa Sasak.
28
sedemikian kerana lima huruf pertamanya membentuk
sebutan "ha-na-ca-ra-ka". Hanacaraka juga boleh
merujuk kepada kelompok sistem tulisan yang berkait
rapat dengan tulisan Jawa dan menggunakan susunan
abjad yang sama, iaitu tulisan Jawa sendiri, tulisan Bali
dan tulisan Sunda.
2. LOKASI
29
Lokasinya di desa padang rebah kecamatan hinai
kabupaten langkat. Lingkungannya tempat kami teliti
tersebutt berada di dataran rendah dan penduduknya
bercocok tanam.
30
program transmigrasi yang diselenggarakan semenjak
zaman penjajahan Belanda.
3. DEMOGRAFI
31
Indonesia berasal dari etnis Jawa. Walaupun demikian
sepertiga bagian barat pulau ini (Jawa Barat, Banten, dan
Jakarta) memiliki kepadatan penduduk lebih dari 1.400
jiwa/km2.
4. MATA PENCAHARIAN
32
Mata pencaharian para penduduk dominan ialah
petani, kuli bangunan, wirausaha kue serta pekerja di
produksi batu bata.
33
cukup dikenal, karena memegang peranan besar dalam
memasok kebutuhan nasional, seperti padi, tebu, dan
kapas.
34
Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang, Arab Saudi,
Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Taiwan, AS dan Eropa.
35
5. ORGANISASI SOSIAL
36
menggolongkan orang-orang luar, misalkan orang
Indonesia lainnya dan suku bangsa non-pribumi seperti
orang keturunan Arab, Tionghoa, dan India.
37
Organisasi sosial yang berasal dari Jawa sangtalah
beragam. Tapi satu hal yang tak dapat dipungkiri adalah
bahwa ciri khasnya terletak dalam kemampuan luar biasa
kebudayaan Jawa untuk membiarkan diri dibanjiri oleh
gelombang-gelombang kebudayaan yang datang dari
luar, dan dalam banjir itu mempertahankan keasliannya.
Kebudayaan Jawa katanya, justru tidak menemukan diri
dan berkembang kekhasannya dalam isolasi, melainkan
dalam pencernaan masukan-masukan dari luar.
38
ketat aturannya, namun bagi orang jawa hubungan
dengan keluarga jauh tetap penting.
39
Siraman; Upacara mandi bagi calon pengantin
wanita yang dilanjutkan dengan selamatan.
Ijab Kabul (Akad Nikah); Upacara pe
Perrnikahan dihadapan penghulu, disertai orang
tua atau Wali dan saksi-saksi.
Temon (Panggih manten); Saat pertemuan
pengantin pria dengan wanita.
Ngunduh Mantu (ngunduh temanten);
Memboyong pengantin wanita kerumah
pengantin pria yang disertai pesta ditempat
pengantin pria.
42
tingkatan pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan orang-orang disekitarnya
43
pelapisan sosial. Biasanya golongan masyarakat ini
hidup di desa-desa dan bekerja sebagai petani atau
buruh. Golongan wong cilik pun dibagi lagi menjadi
beberapa golongan kecil lain yaitu:
Wong Baku: golongan ini adalah golongan
tertinggi dalam golongan wong cilik, biasanya
mereka adalah orang-orang yang pertama
mendiami suatu desa, dan memiliki sawah,
rumah, dan juga pekarangan.
Kuli Gandok atau Lindung: masuk di dalam
golongan ini adalah para lelaki yang telah
menikah, namun tidak memiliki tempat tinggal
sendiri, sehingga ikut menetap di tempat tinggal
mertua.
Joko, Sinoman, atau Bujangan: di dalam
golongan ini adalah semua laki-laki yang belum
menikah dan masih tinggal bersama orang tua,
atau tinggal bersama orang lain. Namun, mereka
masih dapat memiliki tanah pertanian dengan
cara pembelian atau tanah warisan.
44
Desa-desa di Jawa umumnya dibagi-bagi menjadi
bagian-bagian kecil yang disebut dengan dukuh, dan
setiap dukuh dipimpin oleh kepala dukuh. Di dalam
melakukan tugasnya sehari-hari, para pemimpin desa ini
dibantu oleh para pembantu-pembantunya yang disebut
dengan nama Pamong Desa. Masing-masing pamong
desa memiliki tugas dan perananya masing-masing. Ada
yang bertugas menjaga dan memelihara keamanan dan
ketertiban desa, sampai dengan mengurus masalah
perairan bagi lahan pertanian warga.
6. RELIGI
45
ditemukan pula di antara masyarakat Jawa. Ada pula
agama kepercayaan suku Jawa yang disebut sebagai
agama Kejawen. Kepercayaan ini terutama berdasarkan
kepercayaan animisme dengan pengaruh Hindu-Buddha
yang kuat. Masyarakat Jawa terkenal akan sifat
sinkretisme kepercayaannya. Semua budaya luar diserap
dan ditafsirkan menurut nilai-nilai Jawa sehingga
kepercayaan seseorang kadangkala menjadi kabur.
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha
Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat
yang lebih dan Maha Kuasa. sistem kepercyaan
masyarakat Jawa sangatlah beragam dan memilki banyak
perbedaan yang tetapi masih berdiri di satu dasar
kesatuan. Agama yang dianut umumnya adalah katolik,
Kristen. Buddha, hindu, dan Islam.
46
kepercayaan animisme dengan pengaruh Hindu-Buddha
yang kuat. Masyarakat Jawa terkenal akan sifat
sinkretisme kepercayaannya. Semua budaya luar diserap
dan ditafsirkan menurut nilai-nilai Jawa sehingga
kepercayaan seseorang kadangkala menjadi kabur.
47
3. Selamatan yang berhubungan dengan hari-
hari/bulan-bulan besar Islam.
4. Selamatan yang berhubungan dengan peristiwa
khusus, perjalanan jauh, ngruwat, dan menempati
rumah baru. Jenis selamatan kematian, meliputi:
nelung dina (tiga hari), mitung dina (tujuh hari),
matang puluh dina (empat puluh hari), nyatus
(seratus hari), dan nyewu (seribu hari).
48
Protestan dan Katolik, termasuknya dikawasan luar
bandar, dengan penganut agama Buddha dan Hindu juga
ditemukan dikalangan masyarakat Jawa. Terdapat juga
agama kepercayaan suku Jawa yang disebut sebagai
agama Kejawen. Kepercayaan ini pada dasarnya
berdasarkan kepercayaan animisme dengan pengaruh
agama Hindu-Buddha yang kuat. Masyarakat Jawa
terkenal kerana sifat asimilasi kepercayaannya, dengan
semua budaya luar diserap dan ditafsirkan mengikut
nilai-nilai Jawa.
49
Suku jawa memposisikan diri sebagai suku universal
dan sebagian mengatakan jawa bukanlah sebuah suku
namun dia adalah Jiwa dari setiap individu baik dia
muslim maupun non-muslim sehingga dapat kita lihat
pandangan hidupnya yang mengayomi semua agama dan
muslim sebagai pemimpinnya karena memang sebagai
mayoritas bisa dilihat kesultanan-kesultanan yang
dibangun oleh suku jawa yang bercorakkan islam,
namun tetap menghargai suku jawa non-muslim yang
tidak beragama islam karena agama adalah iman dan
keyakinan pilihan jiwa, dan jika orang jawa
mayoritasnya adalah non muslim maka ia juga
berkewajban mengayomi hak-hak suku jawa yang
beragama lainnya karena memang itu pandangan hidup
yang ditanamkan kepada orang-orang jawa hal sesuai
dengan firman Allah dalam Al-Quran surat Al-
Mumtahanah (80:8).
50
1. Kepercayaan terhadap Nyi roro kidul
2. Kepercayaan kepada hari kelahiran (Wathon)
3. Kepercayan terhadap hari-hari yang dianggap
baik
4. Kepercayaan kepada Nitowong
5. Kepercayaan kepada dukun prewangan
51
Surakarta, upacara ini diperingati dengan Kirab Mubeng
Benteng (arak-arakan mengelilingi benteng keraton).
7. KESENIAN
52
lain sebagainya. Hal tersebut bagian dari khas
yang dimiliki setiap daerahmaupun setiap negara.
Misalnya untuk kesenian musik. Kita bisa
mengetahuidan mencari musik yang khas dari setiap
daerah maupun negara. Contohnyalagu-lagu daerah
ampar-ampar pisang yang berasal dari Kalimantan
Selatanyang menjadi ciri khas dari daerah tersebut.
Seni Bangunan
Rumah adat di Jawa Timur disebut rumah Situbondo,
sedangkan rumah adat di Jawa Tengah disebut Istana
Mangkunegaran. Istana Mangkunegaran merupakan
rumah adat Jawa asli.
Seni Tari
Tarian-tarian di Jawa beraneka ragam di antaranya
sebagai berikut.:
53
b) Tari reog dari Ponorogo. Penari utamanya
menggunakan topeng.
c) Tari serimpi adalah tari yang bersifat sakral
dengan irama lembut.
d) Tari gambyong.
e) Tari bedoyo.
Seni Musik
Gamelan merupakan seni musik Jawa yang terkenal.
Gamelan terdiri atas gambang, bonang, gender, saron,
rebab, seruling, kenong, dan kempul.
Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan yang terkenal adalah wayang, selain itu
juga kethoprak, ludruk, dan kentrung.
54
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga
memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan
psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat
memuaskan.
8. SISTEM PENGETAHUAN
55
dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga
perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
56
9. PERALATAN HIDUP
57
rumah tinggal. Ada beberapa jenis rumah yang dikenal
oleh masyarakat suku Jawa, diantaranya adalah rumah
limasan, rumah joglo, dan rumah serotong. Rumah
limasan, adalah rumah yang paling umum ditemui di
daerah Jawa, karena rumah ini merupakan rumah yang
dihuni oleh golongan rakyat jelata. Sedangkan rumah
Joglo, umumnya dimiliki sebagai tempat tinggal para
kaum bangsawan, misalnya saja para kerabat keraton.
58
10. PERUBAHAN
Perubahan pada masyarakat Jawa mungkin
disebabkan adanya migrasi kedaerah luar Jawa dan
adanya pengaruh dari luar. Sehingga budaya asli Jawa
banyak di abaikan oleh masyarakat aslinya. Seperti
sekarang ini budaya Jawa mulai luntur di daerah
perkotaan. Misalnya dalam berpakaian pada saat ada
suatu acara resmi, masyrakat lebih memilih berpakaian
gaya modern dari pada menggunakan pakaian khas
seperti kebaya, dari uraian ini sudah sangat jelas
perubahan yang terjadi pada masyarakat jawa yang
dulunya sangat konsisten dengan budaya asli sukunya.
59
berkomunikasi juga termasuk dalam suku Jawa,
meskipun tidak secara langsung berasal dari pulau Jawa.
Secara keseluruhan penduduk suku Jawa tersebar
diberbagai penjuru nusantara, bahkan sampai keluar
negeri.
60
merupakan salah satu faktor utama berdirinya
kebudayaan nasional, maka segala sesuatu yang terjadi
pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi budaya
nasional.
BAB III
PENUTUP
61
merupakan etnis Jawa. Selain diketiga propinsi tersebut,
suku Jawa banyak tersebar dan menetap di Lampung,
Banten, Jakarta, dan Sumatera Utara. Di Jawa Barat
mereka banyak ditemukan di Kabupaten Indramayu dan
Cirebon. Suku Jawa juga memiliki sub-suku, seperti
suku Osing, orang Samin, suku Bawean/Boyan, Naga,
Nagaring, suku Tengger dan lain-lain. Suku Jawa hampir
ada disegala penjuru Indonesia, mulai dari daerah
provinsi Sumatra Utara hingga ke wilayah paling timur
Indonesia, yaitu provinsi Papua.
62
Bahasa yang digunakan suku (Jawa) adalah Bahasa
Jawa. Bahasa lisan lebih sering di gunakan oleh suku
kami dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa lisan terbagi
menjadi bahasa boso yang lebih sopan dan bahasa
kasar.
63