Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

MAKALAH
KEWIRAUSAHAAN

POKOK BAHASAN 6
MANAJEMEN ORGANISASI

KELAS 5A AKUNTANSI

KELOMPOK 5
NAMA ANGGOTA :
1. LINA ERFIANI (17441353)
2. DITAROHMA WINDY P. (17441379)

FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO


2018

i
KATA PEGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah kelompok 5 dengan materi “Manajemen Organisasi”. Sholawat
serta salam tak lupa penulis haturkan kepada baginda nabi Muhammad SAW.

Dalam penulisan makalah kali ini penulis dapat mengetahui pemahaman tentang
Manajemen dalam Organisasi. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada :
1. Dosen Pengampu mata kuliah Kewirausahaan.
2. Rekan satu kelompok, terimakasih atas kekompakan dalam penyelesaian tugas
makalah ini.
3. Dan berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini berguna dan menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ponorogo, 16 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Sukses Mengolah Bisnis Berarti Sukses Melakukan
Transformasi Kewirausahaan.................................................................... 2
2.2 Entrepreneurship vs Intrapreneurship........................................................ 3
2.3 Bagaimana Mempersiapkan Bisnis........................................................... 3
2.4 Menyusun Struktur Organisasi, Manajemen,
dan Persiapan Sumber Daya Manusia....................................................... 4
2.5 Kunci Jatuh Bangunnya Sebuah Bisnis..................................................... 12
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 14
3.2 Saran ......................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ditengah maraknya bisnis yang berkembang perlunya untuk memahami apa arti
entrepreneur dan intrapreneur, dalam permasalahan dalam keseharian kadang peran dari
keduanya disalahartikan. Kesuksesan dalam mengolah bisnis diawali dengan kesuksesan
bertransformasi untuk menjadi intrapreneur yang bertanggungjawab mengelola dan
megorganisir sebuah usaha.
Tidak hanya itu faktor-faktor lain juga perlu dipertimbangkan untuk dapat
memanajemen organisasi dengan baik seperti, persiapan bisnis, pembuatan struktur
organisasi, manajemen operasional, persiapan sumber daya manusia, serta faktor jatuh
bangunnya sebuah bisnis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Transformasi kewirausahaan.
2. Perbedaan entrepreneur dan intrapreneur.
3. Mempersiapkan bisnis.
4. Faktor-faktor jatuh bangunnya sebuah bisnis.

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk:
1. Menjelaskan bahwa kesuksesan dalam mengelola bisnis diawali dengan kesuksesan
bertransformasi untuk menjadi intrapreneur yang bertanggungjawab mengelola dan
mengorganisir sebuah usaha.
2. Memahami perbedaan entrepreneurship dengan intrapreneurship.
3. Mengetahui cara mempersiapkan bisnis.
4. Membantu menyusun struktur organisasi, manajemen operasional dan persiapan
sumber daya manusia.
5. Memahami faktor-faktor penting jatuh bangunnya sebuah bisnis.
6.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Sukses Mengelola Bisnis Berarti Sukses Melakukan Transformasi Kewirausahaan


Banyak orang sukses melakukan transformasi pola pikir kewirausahaan. Pertama
ketika mereka memutuskan menjadi seorang wirausahawan. Berikutnya mereka
melakukan transformasi pada saat mereka belajar menemukan peluang bisnis. Namun
tidak sedikit juga orang yang gagal melakukan transformasi kewirausahaan, yaitu pada
saat mereka mengubah pola pikir entrepreneur menjadi intrapreneur dalam menjalankan
usahanya. Banyak juga yang sukses melakukan transformasi kewirausahaan Hal itu
disebabkan karena adanya perbedaan dalam pemahaman mengenai paradigma ketika
mereka memulai menjadi pemilik bisnis (entrepreneur) yang tetap membawa paradigma
ini saat ia mengelola bisnisnya (intrapreneur). Inilah faktor kegagalan yang penting untuk
diketahui ketika bisnis sedang berjalan, yaitu transformasi entrepreneurship menjadi
intrapreneurship. Faktor-faktor kegagalan seorang wirausahawan ketika ia menjadi
pengelola bisnis (intrapreneur) adalah sebagai berikut:

1. la mempertahanan status kepemilikannya dalam aspek pengelolaan keuangan yang


sering tidak memisahkan wewenang dan tanggung jawab keuangan antara uang
pribadi dengan uang perusahaan. Pemilik perusahaan gagal melakukan transformasi
pola pikirnya dalam memahami dan menjalankan profesionalisme di bidang
keuangan. Kebangkrutan usaha biasanya diawali dari masalah ini
2. Pemilik yang juga sebagai pemimpin perusahaan tidak mengetahui bahwa ia harus
bisa mengubah 'ego' pribadinya dalam menghadapi konflik dengan karyawannya.
Tidak memisahkan diri antara sebagai pemilik dan bos dari sebuah perusahaan yang
lalu semena-mena memecat karyawan yang potensial dan mempertahankan
personelnya yang tidak kompeten hanya dikarenakan masalah suka atau tidak suka
(like or dislike). Hal ini yang perlu dihindari.
3. Salah satu partner yang juga merupakan pemilik bisnis menjadi bawahan dari pemilik
lainnya. Hal ini sering menimbulkan terjadinya konflik kepentingan antara kedua
belah pihak, khususnya bila pengelola keuangan tidak diserahkan oleh profesional.
Konflik ini bisa berujung pada masalah perselisihan yang akan dibawa saat rapat
pemegang saham.
4. Pemimpin perusahaan yang bertanggung jawab dalam mengelola bisnis harus
bersikap profesional. Pemisahan antara tanggung jawab pengawasan bisnis yang
terdiri dari pemilik (terkadang dipimpin oleh seorang profesional) sebagai komisaris
utama yang berfungsi sebagai pengawas dan pengendali usaha dilakukan dengan
profesonal. Hal ini harus dibedakan antara tanggung jawab direksi selaku pelaksana
dalam mengelola usaha yang bertujuan dan berusaha untuk mewujudkan rencana
bisnis yang telah ditetapkan oleh pemilik usaha, dalam hal ini adalah wirausaha itu
sendiri. Semuanya harus jelas.

2
Untuk itu, perlu dilakukan pengaturan pola pikir (mindset) yang jelas antara
pemilik bisnis dengan pengelola bisnis. Dalam proses pengelolaan usaha dan
manajemen organisasi bisnis, seorang wirausahawan dengan pola pikir yang ingin tetap
meniadi pemilik sekaligus harus bisa melakukan pola pikir pikir pengusaha (transformasi
pola pikir wirausaha), yaitu menjadi wirausahawan saat menjadi pemilik dalam
perjanjian kepemilikan saham dan menjadi intrapreneur (profesional) saat menjadi
pemimpin organisasi. Kendala ini sering terjadi pada jenis struktur bisnis:
1. Kepemilikan tunggal (sole proprietorship).
2. Persekutuan (partnership) yang tidak melakukan legalisasi persekutuan bisnis.
3. Perusahaan (corporation) yang diawal membangun dan mengelola bisnis hanya
berdasarkan komitmen tanpa legalisasi struktur organisasi dan kepemilikan di notaris.

2.2 Entrepreneurship Vs Intrapreneurship


Masalah perusahaan muncul pada saat bisnis mulai semakin besar atau pada saat
bisnis belum menguntungkan dan sedang jatuh. Bisnis yang sukses harus dikelola
dengan benar dan profesional di mana pemimpinnya tidak berpikir itu sebenarnya salah
satu dari pemilik atau pemilik perusahaan tunggal. Untuk itu, seorang pemimpin bisnis
dalam menjalankan bisnisnya harus berpikir dengan konsep kewirausahaan organisasi
(organizational entrepreneurship) yang disebut intrapreneurship dengan tidak membawa
pola pikir kewirausahaan masuk ke dalam operasional bisnis. Perbedaan yang jelas
antara kewirausahaan dan intrapreneurship adalah sebagai berikut:

Entrepreneur Intrapreneur
No. Uraian
(pemilik & pendiri) (Pengelola)
1. Fokus penting dalam bekerja Leadership Manajerial
2. Risiko bisnis yang ditanggung 100% Tidak
Pelaksana visi &
3. Tanggungjawab utama Penentu visi & misi
misi
Terhadap
4. Profesionalisme Terhadap bisnis
organisasi
5. Jabatan Komisaris Direksi
6. Posisi dalam organisasi Luar organisasi Dalam organisasi

2.3 Bagaimana Mempersiapkan Bisnis


Hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh seorang wirausaha dalam proses transformasi agar
seorang penanggung jawab dapat melaksanakan tugasnya dengan baik adalah:
1. Penunjukan dan pengangkatan orang yang bertanggung jawab untuk mengelola
bisnis. Bila struktur bisnisnya adalah pemilik tunggal maka dirinyalah yang menjadi
penanggung jawab bisnis (entrepreneursip transformation business concept to
become an intrapreneurship management concept).
2. Menentukan, merencanakan, dan mempersiapkan lokasi kantor.
3. Mempersiapkan tempat kerja dan pelengkap kantor, yaitu:
a. Alat tulis kantor.
b. Dokumen-dokumen usaha, seperti kop surat, kartu nama karyawan, surat jalan,
kuitansi, faktur, dan lain-lain.

3
c. Sarana komunikasi, seperti telepon, mesin fax, e-mail, website, dan lain-lain.
d. Mempersiapkan kebutuhan furniture.
e. Alat, mesin, peralatan, perlengkapan yang mendukung sistem produksi berjalan
dengan baik.
f. Mempersiapkan kebutuhan sumber daya bukan SDM, seperti listrik, air dan lain-
lain.
g. Membuat nomor urut dan sistem administrasinya agar rapi dan teratur sehingga
bisa terdokumentasi dengan baik.
h. Mempersiapkan komputer, printer, mesin absensi, dan lain-lain.
i. Merencanakan dan membuat struktur organisasi yang dibahas oleh direl dan
pemilik bisnis.
4. Mempersiapkan SDM, seperti proses seleksi, sistem perekrutan, kriteria kebutub
SDM, dan posisi yang ada dalam struktur organisasi.
5. Perencanaan peraturan dan proses mengambil keputusan yang bersifat:
a. Regular dalam organisasi dilakukan dan diberi wewenang kepada direksi.
b. Regular dalam organisasi dilakukan dan diberi wewenang kepada direksi).
c. Kebijakan bisnis yang telah ditetapakn oleh pemilik dan kebijakan operasional
oleh direksi yang mengacu pada kebijakan bisnis.
d. Merekrut karyawan, manajer, dan personel inti yang harus disepakati antara
pemilik dan direksi.
e. Keputusan dan aturan tentang kebijakan pembelian barang, pengeluaran uang dan
penerimaan uang.
6. Membuat tata tertib perusahaan.
7. Merencanakan prosedur kerja dan standarisasi prosedur sistem mutu.
8. Persiapan dan pembelian material, menentukan pemasok, penetapan harga,
pembelian, dan sumber-sumbernya.
9. Mempersiapkan sarana promosi, seperti brosur, leaflet, contoh produk, data teknis,
data pendukung produk, dan lain-lain.
10. Persiapan pembuatan prosedur dalam pengendalian biaya dan uang sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
11. Penentuan perencanaan dan penyusunan konsep-konsep bisnis yang telah dituangkan
dalam perencanaan bisnis, yaitu:
a. Konsep dan strategi bisnis.
b. Konsep operasional dan produksi.
c. Konsep pemasaran dan strateginya.
d. Konsep keuangan dan strateginya.
e. Konsep Mutu dan sistemnya.

2.4 Menyusun Struktur Organisasi, Manajemen, Dan Persiapan Sumber Daya


Manusia

Jika bisnis dimulai dan dipasarkan, seorang wirausahawan harus mempersipkan


manajemen operasional organisasi dan strukturnya untuk diisi oleh orang-orang yang
tepat. Namun, bagi organisasi yang memulai bisnisnya dari skala kecil, rumahan atau

4
dari ‘nol’, struktur organisasinya sebaiknya dibuat untuk skala organisasi yang kecil
dengan visi jangka panjang sehingga suatu ketika tidak terjadi kendala-kendala
organisasi bila bisnisnya terus tumbuh berkembang menjadi besar.
Struktur organisasi harus bida dikembangkan sesuai dengan waktu dan skala
usahanya. Oleh karena itu, wirausahawan perlu mendukung manajemen operasional dan
organisasi sebelum bisnisnya dipromosikan.

2.4.1 Manajemen Organisasi


Mengapa diperlukan karyawan? Haruskah wirausahawan yang memulai dari
skala usaha kecil menggunakan konsep manajemen dalam mengelola bisnisnya?
Jawabanya adalah Tentu Saja Dibutuhkan jenis dan skala usahanya. Pada bah
sebelumnya telah diuraikan tentang manajemen, manajerial, kepemimpinan, kita
masih perlu menguraikan lebih lanjut tentang aspek manajemen itu sendiri. Ada 3
alasan mengapa manajemen perlu oleh seorang wirausawahan dalam mengelola
bisnis dan usahanya. Ketiga alasan itu adalah:

1. Manajemen sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan organisasi dan
dalam mewujudkan rencana bisnis.
2. Manajemen digunakan untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan
organisasi yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan,
misalkan tujuan pemilik usaha dengan tujuan pengelola usaha, tujuan
pemasaran dengan tujuan produksi dan keuangan, tujuan perusahaan dengan
tujuan perusahaan, tujuan pelanggan dengan tujuan penjualan, tujuan
pembelian dengan pemilihan pemasok.
3. Manajemen digunakan untuk mencapai tujuan organisasi yang efisien dan
efektif di mana tujuan organisasi perlu dinilai kinerjanya dengan cara yang
berbeda dan salah satunya adalah sumber efisiensi dan efektivitasnya.

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan


pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya
organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan ( James
A.F. Stoner. Management. New York : Pretice Hall International, Inc. Englewood
Clief, 1982, p. 8 )

Proses-proses yang ada dalam konsep manajemen dapat membahas lebih


singkat, yaitu:

1. Perencanaan (Planning)
Menjelaskan bahwa para manajer memikirkan kegiatan-kegiatan apa yang akan
dikerjakan, dilaksanakan, dan dibuat yang didasari pada metode, rencana, dan
konsep. Contoh:
a. Perencanaan struktur organisasi.
b. Perencanaan kriteria SDM yang diperlukan.
c. Perencanaan sistem seleksi.

5
d. Perencanaan uraian tugas dan tanggung jawab (job description).
e. Perencanaan analisis kerja sesuai dengan posisinya (job analysis).
f. Perencanaan pengembangan organisasi, dan lain-lain.
Proses perencanaan sangat penting untuk dilakukan karena menjadi
fondasi dalam konsep manajemen.

2. Pengorganisasian (Organizing)
Perusahaan yang telah melakukan perencanaan perlu mengelola sumber
daya manusia dan aspek yang lainnya dapat dikoordinasikan dengan baik
sehingga dapat kemungkinan terjadinya konflik dapat diminimalisasikan. Kunci
pengorganisasian sumber daya terletak pada kemampuan untuk menganalisa,
mengatur, dan memanfaatkan sumber daya yang ada dan meningkatkan
kekuatannya dengan cara memotivasi, dan manajer bertanggung jawab terhadap
pengkoordinasian.

3. Pengarahan (Directing)
Selama proses pengorganisasian dan pengkoordinasian yang berjalan,
maka diperlukan pengarahan, memimpin (lead) dan memengaruhi (how to
motivate) para bawahan oleh seorang manajer agar efisiensi kerja dan hasil bisa
terwujud sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Mengarahkan
bukan hanya memerintah bawahan saja, tetapi juga lebih pada aspek
memotivasi orang. Jadi, seorang manajer juga seorang motivator yang handal.

4. Pengawasan (Controlling)
Berhasil atau tidaknya proses manajemen terletak pada aspek
pengawasannya sehingga pergerakan proses perencanaan, pengorganisasian,
dan pengarahan bisa berjalan dengan baik. Tanpa aspek pengawasan yang
tepat, baik, dan benar maka tujuan perusahaan sulit dicapai. Karena itu, dalam
proses pengawasan dibutuhkan improvisasi dan perbaikan sistem secara terus-
menerus agar menjadi lebih baik.
Tingkatan-tingkatan dalam manajemen suatu organisasi adalah sebagai
berikut :

Manajer
Puncak
(Presiden
Direktur,
Wakil
Manajemen Direktur,
Menengah
dll)
(Kepala
Departemen, Manajer cabang,
Kepala bagian, Kepala pengawas,
dll)

Manajemen lini pertama (Mandor, Kepala


buruh, dll)

Karyawan Operasional-Nonmanajerial (Tenaga penjualan,


staf, karyawan, dll)

6
2.4.2 Perencanaan Organisasi
Perencanaan organisasi sangat dibutuhkan oleh seorang wirauasaha untuk
dijadikan sebagai pijakan awal seperti acuan kerja, arah, dan sistem komunikasi
dalam bekerja bagi dirinya (Direksi) dan para bawahannya termasuk aspek
pertanggungjawabannya. Sebuah organisasi adalah pola hubungan atau banyak
hubungan yang saling terkait, terjalin secara teratur, baik, simultan, serta menjadi
peta jalan bagi orang dalam bekerja dengan pengarahan dari manajernya untuk
mencapai sasaran bersama. Dalam hal ini, sasaran tersebut adalah proses
pembuatan keputusan. Untuk itu, organisasi juga disebut kerangka kerja yang
stabil dan dapat dipahami sebagai landasan bagi mereka dalam bekerja sama ke
arah sasaran organisasi.
Perorganisasian adalah proses manajerial yang berkelanjutan dengan strategi
yang dapat berubah arah serta lingkungan organisasi yang selalu berubah. Ada 4
langkah dasar ketika seorang wirausahawan akan membuat struktur organisasinya
pada saat ingin memulai operasiona bisnisnya, yaitu:
1. Bagilah seluruh beban kerja (pekerjaan) menjadi banyak tugas yang secara
wajar dan nyaman untuk dijalankan oleh individu atau kelompok. Inilah yang
disebut dengan pembagian pekerjaan.
2. Gabungkan tugas ini secara logis dan efisien. Pengelompokan karyawan dan
tugas lain biasa disebut dengan departementalisasi.
3. Menetapkan siapa yang memberi laporan dan kepada siapa laporan itu
diberikan dalam sebuah organisasi. Hubungan ini akan menghasilkan hierarki
organisasi.
4. Menetapkan mekanisme yang menyatukan aktivitas departemen menjadi satu
kesatuan untuk memonitor keefektivan dari integrasi tersebut. Proses ini
disebut koordinasi.

2.4.2.1 Desain Organisasi


Desain organisasi adalah proses pembuatan keputusan oleh seorang
wirausahawan yang menginginkan bisnisnya berjalan dengan baik. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, ada 4 langkah dalam pembuatan
organisasi yang berdasarkan pada pekerjaan, departementalisasi, hierarki,
dan koordinasi. Untuk itu ada beberapa pendekatan di dalam desain
organisasi, yaitu :
1. Pendekatan Klasik
Menciptakan struktur organisasi yang dapat dipakai dalam segala
situasi. Max Webber, Frederick Taylor, dan Henry Fayol merupakan
kontributor yang berperan. Mereka percaya organisasi yang paling
efisien dan efektif yang memiliki struktur hierarki. Menurut Max
Webber, organisasi seperti ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Spesialisasi jelas dalam tugasnya.


b. Penunjukan tugas berdasarkan penilaian pekerjaan.
c. Menyediakan kepada karyawan peluang untuk meniti karir.
d. Mencerminkan rutinitas dari aktivitas organisasi.
e. Menciptakan iklim organisasi yang rasional.

7
Konsep seperti ini sering disebut sebagai birokrasi (James A. F
Stoner, R. Coward Freeman, Daniel. R. Gilbert Jr. Manajemen, New
York: Prentice Hall Inc., 1995).

2. Pendekatan Tugas Teknologi


Pendekatan organisasi dengan konsep tugas-teknologi yang
mengacu pada aspek teknologi produksi, teknologi komunikasi dan
teknologi lainnya yang berhubungan dengan pembuatan jenis produk
yang berbeda.

3. Pendekatan Lingkungan
Lingkungan Organisasi dapat digunakan untuk mendesain
organisasi. Misalnya, berdasarkan lingkungan ekonomi, budaya, sosial,
dan lain-lain.

2.4.2.2 Tipe Struktur Organisasi


Struktur yang berdasarkan departemen organisasi secara formal dapat
dilakukan dengan 3 cara pokok, yaitu:
1. Menurut Fungsinya
Organisasi sesuai fungsi dapat menyatukan semua orang yang
terlibat dalam suatu aktivitas atau beberapa aktivitas berkaitan disebut
fungsi dalam satu departemen. Contoh, struktur organisasi berdasarkan
fungsi-fungsi pekerjaan, seperti produksi, pemasaran, penjualan, dan
personalia. Sekarang telah terjadi perubahan dalam desain struktur
organisasi menurut fungsinya yang dahulu dibagi secara berimbang
proporsinya antarfungsinya dan saat ini menjadi lebih fokus pada
desain organisasi berdasarkan kepuasan konsumen dan pemasaran
sebagai fungsi pengendalinya. Contoh struktur organisasi sesuai
fungsinya:

Presiden Direktur

Wakil Wakil Wakil Wakil


Presiden Presiden Presiden Presiden
Direktur Pemasaran Keuangan SDM

Struktur organisasi berdasarkan fungsinya adalah suatu bentuk


organisasi berdasarkan departementalisasi di mana setiap orang yang
terlibat dalam satu aktivitas fungsional masing-masing.

2. Menurut Pasar atau Produk


Struktur organisasi berdasarkan pada produk adalah pendekatan
perencanaan struktur organisasi berdasarkan jenis produk yang dijual

8
kepada konsumen berdasarkan organisasinya dalam menentukan
departementalisasi dari proses produksi, pemasaran, dan distribusinya.

PRESIDEN DIREKTUR

WAPRES WAPRES WAPRES WAPRES WAPRES


R&D PRODUKSI PEMASARAN KEUANGAN SDM

Manajer Manajer Manajer Manajer


Produksi Produksi Produksi Produksi
produk A produk B produk C produk D

Struktur organisasi berdasarkan pendekatan pasar adalah


perencanaan organisasi yang membagi beberapa proses produksi
hingga pemasaran dan distribusi berdasarkan pasarnya masing-masing.

3. Bentuk Matriks
Struktur organisasi yang menggunakan di mana setiap karyawan
melapor ke manajer fungsional atau manajer divisinya apakah manajer
proyek sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Sistem organisasi matriks ini sering disebut sistem
komando berganda, karena merupakan komposit dengan
menggabungkan kekuatan dari tipe organisasi fungsional dan produk
atau pasarnya. Akibatnya seorang karyawan akan mempunyai dua
orang atasan. Hal ini berarti karyawan bekerja berdasarkan dua mata
rantai komando, yaitu:

a. Komando secara vertikal,yaitu fungsional atau divisional.


b. Komando pengaturan horizontal yang merupakan penggabungan
karyawan-karyawan dari berbagai departemen divisional atau
fungsional ke dalam sebuah proyek atau tim bisnis yang dipimpin
oleh manajer proyek atau kelompok yang ditugaskan untuk
menjadi ketua tim. Jika proyek tersebut selesai, maka karyawan
akan kembali ke tugas dan fungsinya masing-masing.

9
Ketua Dewan

Presiden

Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer


Pemasaran Produksi R&D SDM Keuangan

Ketua
Proyek
1

Ketua
Proyek
2

Ketua
Proyek
3

2.4.2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia


Sukses sebagai wirausahawan pasti tidak luput juga dari keberhasilan
memilih, merekrut, menyeleksi, dan mengendalikan sumber daya
manusianya. Mengapa Karena sema perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan, dan pengendalian organisasi serta proses untuk
mewujudkan tujuan perusahaan tergantung pada faktor kualitas sumber
daya manusia. Proses manajemen sumber daya manusia memiliki beberapa
aktivitas dasar, yaitu:

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia


Perencanaan sumber daya manusia Memastikan sumber daya
manusia yang diperlukan akan selalu terpenuhi secara memadai. Hal
ini dapat diselesaikan dengan dua analisis faktor penting, yaitu: faktor-
faktor internal, seperti kebutuhan akan keterampilan yang ada sekarang
dan yang diharapkan, lowongan yang meningkatkan dan program
peningkatan departemen serta rencana peningkatan karyawan. Faktor-
faktor eksternal, seperti Lingkungan perusahaan, pasar tenaga kerja,
kualitas lulusan, dan tingkat kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas
2. Perekrutan
Guna memperoleh sumber daya yang tepat, berkualitas, dan
sesuai dengan kebutuhan organisasi, perekrutan dapat dilakukan secara
eksternal dan internal perusahaan. Secara eksternal dapat dilakukan
melalui media iklan, lembaga perekrutan, dan yang sejenisnya. Untuk
perekrutan secara internal dapat dilakukan melalui rekomendasi dari
orang-orang yang ada dalam perusahaan. Proses perekrutan yang
berkualitas sangat sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan, sistem
perekrutan, media yang dipilih, proses tes, dan wawancara serta
penawaran gaji diterima dan tunjangan.
3. Seleksi
Proses seleksi adalah kelanjutan dari proses perekrutan dan hasil
dari proses seleksi akan ditentukan oleh kulitas hasil proses seleksi.
Alat-alat yang sering digunakan dalam proses seleksi adalah formulir

10
lamaran, daftar riwayat hidup, proses wawancara, psikotes, pengujian
sikap (kepribadian), pengujian keterampilan, dan evaluasi hasil
perekrutan
4. Sosialisasi (Orientasi)
Proses sosialisasi dilakukan setelah proses penyeleksian. Setelah
proses sosialisasi dilakukan maka dilanjutkan dengan proses yang
didesain untuk membantu orang yang dipilih dapat menyesuaikan diri
dengan pekerjaan, tempat, lingkungan, kenyamanan dan keamanan
dalam bekerja.
5. Pelatihan (Trainning) dan Pengembangan
Kedua, aspek ini untuk meningkatkan kemampuan bagi para
karyawan dalam memberikan konstribusi pada efektivitas organisai.
Pelatihan dirancang untuk meningkatkan keterampilan dalam bekerja
atau pekerjaan yang sekarang diberikan dan dipersiapkan untuk jenjang
karirnya.
6. Penilaian Prestasi Kerja
Membandingkan prestasi kerja seseorang dengan standar atau
tujuan kompetisi yang akan dikembangkan untuk posisi tersebut.
Melakukan evaluasi bila prestasi kerja dilakukan lebih rendah dari yang
diharapkan dapat ditingkatkan dan diperbaiki.
7. Promosi, Transfer, Demosi dan PHK
Nilai dan hasil kerja dari seorang karyawan bagi organisasi perlu
ditindaklanjuti. Karyawan yang memilki Prestasi kerja yang bagus dan
kemauan yang tinggi dipromosikan, ditransfer jika berhasil membantu
bagian lain untuk mengembangkan keterampilan karyawan lain karena
keterampilannya yang baik. Didemosikan (penurunan jabatan atau
jabatan) bila prestasi kerja rendah yang kemudian ditempatkan di
bagian yang kurang penting atau bahkan di-PHK (Pemutu Hubungan
Kerja). Apapun pilihannya pasti akan memengaruhi perencanaan SDM

2.4.3 Manajemen Pengawasan


Pengawasan menurut Robert J. Mockler adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan tujuan-tujuan perencanaan , merancang sistem
informasi, umpan balik, dan membandingan kegiatan nyata dengan standar yang
telah ditetapkan. Masalah yang banyak terjadi dalam proses manajemen dan
operasional tidak terselesaikannya suatu penugasan atau tidak ditepatinya waktu
penyelesaian (deadline) pekerjaan, anggaran yang berlebihan, dan kegiatan-
kegiatan lain yang menyimpang dari rencana.
Untuk itu, perlu dilakukan pangawasan yang baik agar kegiatan perusahaan
sesuai dengan yang dilakukan. Ada beberapa fungsi pengawasan, yaitu:

1. Mengevaluasi (evaluating)
2. Menilai hasil kerja (appraising)
3. Mengoreksi (correcting)

Apa arti manajemen pangawasan? Manajemen pengawasan dapat


didefinisikan sebagai proses untuk menjamin dan memastikan bahwa tujuan-tujuan

11
organisai dan manajemen dapat tercapai. Proses pengawasan dilakukan sejak awal
proses perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personel, pengarahan, dan
pengendaian.
Pengawasan disesuaikan dengan proses kegiatannya. Ada 3 tipe dasar
pengawasan, yaitu:
1. Pengawasan pendahuluan. Pengawaan yang dilakukan sebelum kegiatan
dilakukan.
2. Pengawasan concurrent atau pengawasan yang melekat; Biasanya untuk
menentukan 'ya-tidak atau' berhenti-terus. Pengawasan ini dilakukan pada saat
kegiatan perusahaan sedang dilaksanakan.
3. Pengawasan feeback atau pengawasan umpan balik. Pengawasan ini
dilakukan setelah kegiatan selesai dilakukan dengan melihat umpan balik dan
mengukurnya.

2.5 Kunci Jatuh Bangunnya Sebuah Bisnis

Sudah pasti, jika perusahaan yang didirikan di atas 'tanah atau fondasi yang lemah
maka akan mudah jatuh dan jika dibangun di atas fondasi yang kuat akan membuat
bisnisnya perlahan-lahan semakin berkembang. Seorang wirausahawan harus berpikir
strategis dalam mengelola bisnisnya agar bisa tumbuh dengan baik. Kewirausahaan
(entrepreneurship) berintikan pada kekuatan manajemen strategi selain kreativitas dan
yang lainnya. Banyak wirausahawan yang belum memahami kunci jatuh bangunnya
sebuah bisnis khusus di 3 tahun awal bisnisnya. Konsep manajemen strategi apa yang
harus diketahui dan dipahami oleh seorang wirausahawan? Berikut ini adalah kiat sukses
dalam membangun sebuah bisnis yang berfokus pada strategi dengan menggunakan teori
7S dari McKinsey, yaitu:
1. Elemen Perangkat Keras (Hardware)
a. Strategi (strategy)
Membangun bisnis harus diawali dari fondasinya, yaitu berpikir strategis
untuk meminimalisir risiko dan risiko yang mungkin terjadi.
b. Struktur (structure)
Bentuklah struktur organisasi yang tepat agar struktur bisnis yang di
bentuk bisa sejalan dengan visi-misinya. Selain struktur organisasi ada beberapa
hal yang perlu diketahui oleh seorang wirausahawan dalam memulai bisnis,
yaitu struktur biaya, struktur harga, struktur modal dan struktur gaji, dan lain-
lain.
c. Sistem (system)
Sistem dibuat setelah struktur organisasi dibuat. Jelas, bahwa sebuah
sistem itu diibaratkan pagar pada sebuah organisasi. Sistem adalah batasan-
batasan bagi karyawan dalam bekerja dan yang akan diizinkan oleh perusahaan.
Contohnya adalah sistem pemasok, prosedur mutu, kebijakan mutu, prosedur
kerja, instruksi kerja, tata tertib, peraturan perusahaan, dan lain-lain.

12
2. Elemen Perangkat Lunak (Software)
a. Staf (Staff)
Setelah elemen perangkat keras (hardware) dilakukan seperti struktur
organisasi, maka perusahaan perlu mencari staf untuk mengisi bagian-bagian
organisasi tersebut lalu diseleksi dan dilatih sehingga akan mendapatkan orang
yang tepat dan cocok untuk mengisi struktur organisasi yang telah dibentuk.
b. Keterampilan (Skill)
Keterampilan merupakan faktor penting yang menunjang produktivitas
kerja yang berujung pada kinerja perusahaan.
c. Nilai Bersama (share value)
Kebersamaan, kepercayaan, kepentingan, dan kenyamanan dalam bekerja
menjadi faktor penting dari jatuh bangunya sebuah bisnis karena akan berujung
pada kepuasan konsumen dan kepuasan internal perusahaan, yaitu:
 Kepuasan karyawan
Setelah memberikan kontribusi untuk perusahaan, karyawan akan
mendapatkan imbalan (reward) untuk meningkatkan kesejahteraannya.
 Kepuasan pendukung internal perusahaan
Bagian-bagian yang mendukung dukungan perusahaan seperti pemasok,
konsultan, Bank, dan subbagian juga harus dipuaskan karena mereka juga
membuat bisnis perusahaan yang berjalan dengan baik.
 Kepuasan pendukung pemasaran
Bila jenis bisnisnya adalah distribusi, kepuasan penyalur harus diperhatikan.
d. Gaya (style)
Gaya kepemimpinan dari seorang wirausahawan dan penanggungjawab
yang ditunjuk olek pemilik untuk mengelola bisnisnya sangat penting. Hal ini
karena setiap orang mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda dengan yang
lainnya. Oleh sebab itu, menentukan gaya kepemimpinan dalam sebuah
organisasi perlu dibahas dan digariskan dalam rencana bisnis atau dilakukan
pelatihan tentang kepemimpinan yang efektif bagi seluruh staf dan direksi
(Thomas J. Peter dan Robert H. Waterman Ir. In Seacrh of Excellent: Lesson
from America's Best Run Companies. Harper & Row Publisher: 1992).

13
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk mencapai kesuksesan dalam membangun bisnis diawali dengan kesuksesan
bertransformasi untuk menjadi intrapreneur yang bertanggungjawab mengelola dan
mengorganisir sebuah usaha.
Perbedaan entrepreneur (pemilik) dan intrapreneur (pengelola) harus diketahui
sehingga perannya dalam membangun sebuah bisnis dapat berjalan sesuai dengan
alurnya.
Sebelum membangun sebuah bisnis harusnya perlu adanya persiapan-persiapan
yang harus dilakukan seperti, penunjukan dan pengangkatan orang yang
bertanggungjawab dalam mengelola bisnis, lokasi kantornya seperti apa dan dimana,
persiapan sumber daya manusia, adanya peraturan dan tata tertib, prosedur kerja dan
sebagainya.
Struktur organisasi, manajemen operasional dan persiapan sumber daya manusia
sangat perlu diperhatikan untuk memperjelas peran serta adanya pengelolaan yang
sesuai di dalam organisasi, sehingga jalanya organisasi dapat diawasi dan dievaluasi.
Sebagai seorang wirausaha perlu memperhatikan 7s atau kiat sukses dalam
membangun sebuah bisnisnya.

3.2 Kritik dan Saran


Sebagai pelajar yang peduli akan ilmu. Langkah yang telah dipelajari ini dapat
digunakan sebagai pegangan dalam berwirausaha yang sukses, mampu menerima dan
membuka pemikiran tentang ilmu-ilmu baru dan menerapkan di bisnisnya sekarang
maupun bisnisnya yang masih dibentuk di masa yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ir. Hendro, M.M. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.

15

Anda mungkin juga menyukai