MAKALAH
KEWIRAUSAHAAN
POKOK BAHASAN 6
MANAJEMEN ORGANISASI
KELAS 5A AKUNTANSI
KELOMPOK 5
NAMA ANGGOTA :
1. LINA ERFIANI (17441353)
2. DITAROHMA WINDY P. (17441379)
FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
i
KATA PEGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah kelompok 5 dengan materi “Manajemen Organisasi”. Sholawat
serta salam tak lupa penulis haturkan kepada baginda nabi Muhammad SAW.
Dalam penulisan makalah kali ini penulis dapat mengetahui pemahaman tentang
Manajemen dalam Organisasi. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada :
1. Dosen Pengampu mata kuliah Kewirausahaan.
2. Rekan satu kelompok, terimakasih atas kekompakan dalam penyelesaian tugas
makalah ini.
3. Dan berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini berguna dan menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Sukses Mengolah Bisnis Berarti Sukses Melakukan
Transformasi Kewirausahaan.................................................................... 2
2.2 Entrepreneurship vs Intrapreneurship........................................................ 3
2.3 Bagaimana Mempersiapkan Bisnis........................................................... 3
2.4 Menyusun Struktur Organisasi, Manajemen,
dan Persiapan Sumber Daya Manusia....................................................... 4
2.5 Kunci Jatuh Bangunnya Sebuah Bisnis..................................................... 12
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 14
3.2 Saran ......................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk:
1. Menjelaskan bahwa kesuksesan dalam mengelola bisnis diawali dengan kesuksesan
bertransformasi untuk menjadi intrapreneur yang bertanggungjawab mengelola dan
mengorganisir sebuah usaha.
2. Memahami perbedaan entrepreneurship dengan intrapreneurship.
3. Mengetahui cara mempersiapkan bisnis.
4. Membantu menyusun struktur organisasi, manajemen operasional dan persiapan
sumber daya manusia.
5. Memahami faktor-faktor penting jatuh bangunnya sebuah bisnis.
6.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
Untuk itu, perlu dilakukan pengaturan pola pikir (mindset) yang jelas antara
pemilik bisnis dengan pengelola bisnis. Dalam proses pengelolaan usaha dan
manajemen organisasi bisnis, seorang wirausahawan dengan pola pikir yang ingin tetap
meniadi pemilik sekaligus harus bisa melakukan pola pikir pikir pengusaha (transformasi
pola pikir wirausaha), yaitu menjadi wirausahawan saat menjadi pemilik dalam
perjanjian kepemilikan saham dan menjadi intrapreneur (profesional) saat menjadi
pemimpin organisasi. Kendala ini sering terjadi pada jenis struktur bisnis:
1. Kepemilikan tunggal (sole proprietorship).
2. Persekutuan (partnership) yang tidak melakukan legalisasi persekutuan bisnis.
3. Perusahaan (corporation) yang diawal membangun dan mengelola bisnis hanya
berdasarkan komitmen tanpa legalisasi struktur organisasi dan kepemilikan di notaris.
Entrepreneur Intrapreneur
No. Uraian
(pemilik & pendiri) (Pengelola)
1. Fokus penting dalam bekerja Leadership Manajerial
2. Risiko bisnis yang ditanggung 100% Tidak
Pelaksana visi &
3. Tanggungjawab utama Penentu visi & misi
misi
Terhadap
4. Profesionalisme Terhadap bisnis
organisasi
5. Jabatan Komisaris Direksi
6. Posisi dalam organisasi Luar organisasi Dalam organisasi
3
c. Sarana komunikasi, seperti telepon, mesin fax, e-mail, website, dan lain-lain.
d. Mempersiapkan kebutuhan furniture.
e. Alat, mesin, peralatan, perlengkapan yang mendukung sistem produksi berjalan
dengan baik.
f. Mempersiapkan kebutuhan sumber daya bukan SDM, seperti listrik, air dan lain-
lain.
g. Membuat nomor urut dan sistem administrasinya agar rapi dan teratur sehingga
bisa terdokumentasi dengan baik.
h. Mempersiapkan komputer, printer, mesin absensi, dan lain-lain.
i. Merencanakan dan membuat struktur organisasi yang dibahas oleh direl dan
pemilik bisnis.
4. Mempersiapkan SDM, seperti proses seleksi, sistem perekrutan, kriteria kebutub
SDM, dan posisi yang ada dalam struktur organisasi.
5. Perencanaan peraturan dan proses mengambil keputusan yang bersifat:
a. Regular dalam organisasi dilakukan dan diberi wewenang kepada direksi.
b. Regular dalam organisasi dilakukan dan diberi wewenang kepada direksi).
c. Kebijakan bisnis yang telah ditetapakn oleh pemilik dan kebijakan operasional
oleh direksi yang mengacu pada kebijakan bisnis.
d. Merekrut karyawan, manajer, dan personel inti yang harus disepakati antara
pemilik dan direksi.
e. Keputusan dan aturan tentang kebijakan pembelian barang, pengeluaran uang dan
penerimaan uang.
6. Membuat tata tertib perusahaan.
7. Merencanakan prosedur kerja dan standarisasi prosedur sistem mutu.
8. Persiapan dan pembelian material, menentukan pemasok, penetapan harga,
pembelian, dan sumber-sumbernya.
9. Mempersiapkan sarana promosi, seperti brosur, leaflet, contoh produk, data teknis,
data pendukung produk, dan lain-lain.
10. Persiapan pembuatan prosedur dalam pengendalian biaya dan uang sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
11. Penentuan perencanaan dan penyusunan konsep-konsep bisnis yang telah dituangkan
dalam perencanaan bisnis, yaitu:
a. Konsep dan strategi bisnis.
b. Konsep operasional dan produksi.
c. Konsep pemasaran dan strateginya.
d. Konsep keuangan dan strateginya.
e. Konsep Mutu dan sistemnya.
4
dari ‘nol’, struktur organisasinya sebaiknya dibuat untuk skala organisasi yang kecil
dengan visi jangka panjang sehingga suatu ketika tidak terjadi kendala-kendala
organisasi bila bisnisnya terus tumbuh berkembang menjadi besar.
Struktur organisasi harus bida dikembangkan sesuai dengan waktu dan skala
usahanya. Oleh karena itu, wirausahawan perlu mendukung manajemen operasional dan
organisasi sebelum bisnisnya dipromosikan.
1. Manajemen sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan organisasi dan
dalam mewujudkan rencana bisnis.
2. Manajemen digunakan untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan
organisasi yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan,
misalkan tujuan pemilik usaha dengan tujuan pengelola usaha, tujuan
pemasaran dengan tujuan produksi dan keuangan, tujuan perusahaan dengan
tujuan perusahaan, tujuan pelanggan dengan tujuan penjualan, tujuan
pembelian dengan pemilihan pemasok.
3. Manajemen digunakan untuk mencapai tujuan organisasi yang efisien dan
efektif di mana tujuan organisasi perlu dinilai kinerjanya dengan cara yang
berbeda dan salah satunya adalah sumber efisiensi dan efektivitasnya.
1. Perencanaan (Planning)
Menjelaskan bahwa para manajer memikirkan kegiatan-kegiatan apa yang akan
dikerjakan, dilaksanakan, dan dibuat yang didasari pada metode, rencana, dan
konsep. Contoh:
a. Perencanaan struktur organisasi.
b. Perencanaan kriteria SDM yang diperlukan.
c. Perencanaan sistem seleksi.
5
d. Perencanaan uraian tugas dan tanggung jawab (job description).
e. Perencanaan analisis kerja sesuai dengan posisinya (job analysis).
f. Perencanaan pengembangan organisasi, dan lain-lain.
Proses perencanaan sangat penting untuk dilakukan karena menjadi
fondasi dalam konsep manajemen.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Perusahaan yang telah melakukan perencanaan perlu mengelola sumber
daya manusia dan aspek yang lainnya dapat dikoordinasikan dengan baik
sehingga dapat kemungkinan terjadinya konflik dapat diminimalisasikan. Kunci
pengorganisasian sumber daya terletak pada kemampuan untuk menganalisa,
mengatur, dan memanfaatkan sumber daya yang ada dan meningkatkan
kekuatannya dengan cara memotivasi, dan manajer bertanggung jawab terhadap
pengkoordinasian.
3. Pengarahan (Directing)
Selama proses pengorganisasian dan pengkoordinasian yang berjalan,
maka diperlukan pengarahan, memimpin (lead) dan memengaruhi (how to
motivate) para bawahan oleh seorang manajer agar efisiensi kerja dan hasil bisa
terwujud sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Mengarahkan
bukan hanya memerintah bawahan saja, tetapi juga lebih pada aspek
memotivasi orang. Jadi, seorang manajer juga seorang motivator yang handal.
4. Pengawasan (Controlling)
Berhasil atau tidaknya proses manajemen terletak pada aspek
pengawasannya sehingga pergerakan proses perencanaan, pengorganisasian,
dan pengarahan bisa berjalan dengan baik. Tanpa aspek pengawasan yang
tepat, baik, dan benar maka tujuan perusahaan sulit dicapai. Karena itu, dalam
proses pengawasan dibutuhkan improvisasi dan perbaikan sistem secara terus-
menerus agar menjadi lebih baik.
Tingkatan-tingkatan dalam manajemen suatu organisasi adalah sebagai
berikut :
Manajer
Puncak
(Presiden
Direktur,
Wakil
Manajemen Direktur,
Menengah
dll)
(Kepala
Departemen, Manajer cabang,
Kepala bagian, Kepala pengawas,
dll)
6
2.4.2 Perencanaan Organisasi
Perencanaan organisasi sangat dibutuhkan oleh seorang wirauasaha untuk
dijadikan sebagai pijakan awal seperti acuan kerja, arah, dan sistem komunikasi
dalam bekerja bagi dirinya (Direksi) dan para bawahannya termasuk aspek
pertanggungjawabannya. Sebuah organisasi adalah pola hubungan atau banyak
hubungan yang saling terkait, terjalin secara teratur, baik, simultan, serta menjadi
peta jalan bagi orang dalam bekerja dengan pengarahan dari manajernya untuk
mencapai sasaran bersama. Dalam hal ini, sasaran tersebut adalah proses
pembuatan keputusan. Untuk itu, organisasi juga disebut kerangka kerja yang
stabil dan dapat dipahami sebagai landasan bagi mereka dalam bekerja sama ke
arah sasaran organisasi.
Perorganisasian adalah proses manajerial yang berkelanjutan dengan strategi
yang dapat berubah arah serta lingkungan organisasi yang selalu berubah. Ada 4
langkah dasar ketika seorang wirausahawan akan membuat struktur organisasinya
pada saat ingin memulai operasiona bisnisnya, yaitu:
1. Bagilah seluruh beban kerja (pekerjaan) menjadi banyak tugas yang secara
wajar dan nyaman untuk dijalankan oleh individu atau kelompok. Inilah yang
disebut dengan pembagian pekerjaan.
2. Gabungkan tugas ini secara logis dan efisien. Pengelompokan karyawan dan
tugas lain biasa disebut dengan departementalisasi.
3. Menetapkan siapa yang memberi laporan dan kepada siapa laporan itu
diberikan dalam sebuah organisasi. Hubungan ini akan menghasilkan hierarki
organisasi.
4. Menetapkan mekanisme yang menyatukan aktivitas departemen menjadi satu
kesatuan untuk memonitor keefektivan dari integrasi tersebut. Proses ini
disebut koordinasi.
7
Konsep seperti ini sering disebut sebagai birokrasi (James A. F
Stoner, R. Coward Freeman, Daniel. R. Gilbert Jr. Manajemen, New
York: Prentice Hall Inc., 1995).
3. Pendekatan Lingkungan
Lingkungan Organisasi dapat digunakan untuk mendesain
organisasi. Misalnya, berdasarkan lingkungan ekonomi, budaya, sosial,
dan lain-lain.
Presiden Direktur
8
kepada konsumen berdasarkan organisasinya dalam menentukan
departementalisasi dari proses produksi, pemasaran, dan distribusinya.
PRESIDEN DIREKTUR
3. Bentuk Matriks
Struktur organisasi yang menggunakan di mana setiap karyawan
melapor ke manajer fungsional atau manajer divisinya apakah manajer
proyek sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Sistem organisasi matriks ini sering disebut sistem
komando berganda, karena merupakan komposit dengan
menggabungkan kekuatan dari tipe organisasi fungsional dan produk
atau pasarnya. Akibatnya seorang karyawan akan mempunyai dua
orang atasan. Hal ini berarti karyawan bekerja berdasarkan dua mata
rantai komando, yaitu:
9
Ketua Dewan
Presiden
Ketua
Proyek
1
Ketua
Proyek
2
Ketua
Proyek
3
10
lamaran, daftar riwayat hidup, proses wawancara, psikotes, pengujian
sikap (kepribadian), pengujian keterampilan, dan evaluasi hasil
perekrutan
4. Sosialisasi (Orientasi)
Proses sosialisasi dilakukan setelah proses penyeleksian. Setelah
proses sosialisasi dilakukan maka dilanjutkan dengan proses yang
didesain untuk membantu orang yang dipilih dapat menyesuaikan diri
dengan pekerjaan, tempat, lingkungan, kenyamanan dan keamanan
dalam bekerja.
5. Pelatihan (Trainning) dan Pengembangan
Kedua, aspek ini untuk meningkatkan kemampuan bagi para
karyawan dalam memberikan konstribusi pada efektivitas organisai.
Pelatihan dirancang untuk meningkatkan keterampilan dalam bekerja
atau pekerjaan yang sekarang diberikan dan dipersiapkan untuk jenjang
karirnya.
6. Penilaian Prestasi Kerja
Membandingkan prestasi kerja seseorang dengan standar atau
tujuan kompetisi yang akan dikembangkan untuk posisi tersebut.
Melakukan evaluasi bila prestasi kerja dilakukan lebih rendah dari yang
diharapkan dapat ditingkatkan dan diperbaiki.
7. Promosi, Transfer, Demosi dan PHK
Nilai dan hasil kerja dari seorang karyawan bagi organisasi perlu
ditindaklanjuti. Karyawan yang memilki Prestasi kerja yang bagus dan
kemauan yang tinggi dipromosikan, ditransfer jika berhasil membantu
bagian lain untuk mengembangkan keterampilan karyawan lain karena
keterampilannya yang baik. Didemosikan (penurunan jabatan atau
jabatan) bila prestasi kerja rendah yang kemudian ditempatkan di
bagian yang kurang penting atau bahkan di-PHK (Pemutu Hubungan
Kerja). Apapun pilihannya pasti akan memengaruhi perencanaan SDM
1. Mengevaluasi (evaluating)
2. Menilai hasil kerja (appraising)
3. Mengoreksi (correcting)
11
organisai dan manajemen dapat tercapai. Proses pengawasan dilakukan sejak awal
proses perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personel, pengarahan, dan
pengendaian.
Pengawasan disesuaikan dengan proses kegiatannya. Ada 3 tipe dasar
pengawasan, yaitu:
1. Pengawasan pendahuluan. Pengawaan yang dilakukan sebelum kegiatan
dilakukan.
2. Pengawasan concurrent atau pengawasan yang melekat; Biasanya untuk
menentukan 'ya-tidak atau' berhenti-terus. Pengawasan ini dilakukan pada saat
kegiatan perusahaan sedang dilaksanakan.
3. Pengawasan feeback atau pengawasan umpan balik. Pengawasan ini
dilakukan setelah kegiatan selesai dilakukan dengan melihat umpan balik dan
mengukurnya.
Sudah pasti, jika perusahaan yang didirikan di atas 'tanah atau fondasi yang lemah
maka akan mudah jatuh dan jika dibangun di atas fondasi yang kuat akan membuat
bisnisnya perlahan-lahan semakin berkembang. Seorang wirausahawan harus berpikir
strategis dalam mengelola bisnisnya agar bisa tumbuh dengan baik. Kewirausahaan
(entrepreneurship) berintikan pada kekuatan manajemen strategi selain kreativitas dan
yang lainnya. Banyak wirausahawan yang belum memahami kunci jatuh bangunnya
sebuah bisnis khusus di 3 tahun awal bisnisnya. Konsep manajemen strategi apa yang
harus diketahui dan dipahami oleh seorang wirausahawan? Berikut ini adalah kiat sukses
dalam membangun sebuah bisnis yang berfokus pada strategi dengan menggunakan teori
7S dari McKinsey, yaitu:
1. Elemen Perangkat Keras (Hardware)
a. Strategi (strategy)
Membangun bisnis harus diawali dari fondasinya, yaitu berpikir strategis
untuk meminimalisir risiko dan risiko yang mungkin terjadi.
b. Struktur (structure)
Bentuklah struktur organisasi yang tepat agar struktur bisnis yang di
bentuk bisa sejalan dengan visi-misinya. Selain struktur organisasi ada beberapa
hal yang perlu diketahui oleh seorang wirausahawan dalam memulai bisnis,
yaitu struktur biaya, struktur harga, struktur modal dan struktur gaji, dan lain-
lain.
c. Sistem (system)
Sistem dibuat setelah struktur organisasi dibuat. Jelas, bahwa sebuah
sistem itu diibaratkan pagar pada sebuah organisasi. Sistem adalah batasan-
batasan bagi karyawan dalam bekerja dan yang akan diizinkan oleh perusahaan.
Contohnya adalah sistem pemasok, prosedur mutu, kebijakan mutu, prosedur
kerja, instruksi kerja, tata tertib, peraturan perusahaan, dan lain-lain.
12
2. Elemen Perangkat Lunak (Software)
a. Staf (Staff)
Setelah elemen perangkat keras (hardware) dilakukan seperti struktur
organisasi, maka perusahaan perlu mencari staf untuk mengisi bagian-bagian
organisasi tersebut lalu diseleksi dan dilatih sehingga akan mendapatkan orang
yang tepat dan cocok untuk mengisi struktur organisasi yang telah dibentuk.
b. Keterampilan (Skill)
Keterampilan merupakan faktor penting yang menunjang produktivitas
kerja yang berujung pada kinerja perusahaan.
c. Nilai Bersama (share value)
Kebersamaan, kepercayaan, kepentingan, dan kenyamanan dalam bekerja
menjadi faktor penting dari jatuh bangunya sebuah bisnis karena akan berujung
pada kepuasan konsumen dan kepuasan internal perusahaan, yaitu:
Kepuasan karyawan
Setelah memberikan kontribusi untuk perusahaan, karyawan akan
mendapatkan imbalan (reward) untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Kepuasan pendukung internal perusahaan
Bagian-bagian yang mendukung dukungan perusahaan seperti pemasok,
konsultan, Bank, dan subbagian juga harus dipuaskan karena mereka juga
membuat bisnis perusahaan yang berjalan dengan baik.
Kepuasan pendukung pemasaran
Bila jenis bisnisnya adalah distribusi, kepuasan penyalur harus diperhatikan.
d. Gaya (style)
Gaya kepemimpinan dari seorang wirausahawan dan penanggungjawab
yang ditunjuk olek pemilik untuk mengelola bisnisnya sangat penting. Hal ini
karena setiap orang mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda dengan yang
lainnya. Oleh sebab itu, menentukan gaya kepemimpinan dalam sebuah
organisasi perlu dibahas dan digariskan dalam rencana bisnis atau dilakukan
pelatihan tentang kepemimpinan yang efektif bagi seluruh staf dan direksi
(Thomas J. Peter dan Robert H. Waterman Ir. In Seacrh of Excellent: Lesson
from America's Best Run Companies. Harper & Row Publisher: 1992).
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk mencapai kesuksesan dalam membangun bisnis diawali dengan kesuksesan
bertransformasi untuk menjadi intrapreneur yang bertanggungjawab mengelola dan
mengorganisir sebuah usaha.
Perbedaan entrepreneur (pemilik) dan intrapreneur (pengelola) harus diketahui
sehingga perannya dalam membangun sebuah bisnis dapat berjalan sesuai dengan
alurnya.
Sebelum membangun sebuah bisnis harusnya perlu adanya persiapan-persiapan
yang harus dilakukan seperti, penunjukan dan pengangkatan orang yang
bertanggungjawab dalam mengelola bisnis, lokasi kantornya seperti apa dan dimana,
persiapan sumber daya manusia, adanya peraturan dan tata tertib, prosedur kerja dan
sebagainya.
Struktur organisasi, manajemen operasional dan persiapan sumber daya manusia
sangat perlu diperhatikan untuk memperjelas peran serta adanya pengelolaan yang
sesuai di dalam organisasi, sehingga jalanya organisasi dapat diawasi dan dievaluasi.
Sebagai seorang wirausaha perlu memperhatikan 7s atau kiat sukses dalam
membangun sebuah bisnisnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15