Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Media Pembelajaran

Dosen Pengampu : Rini Herliani, SE., M.Si., Ak / Jabal Ahsan, S.Pd., M.Pd

Oleh :

1. Anggi Fitria Rizkiani (7203142010)

2. Febi Anggraini Dalimunthe (7203342015)

3. Fencen Simbolon (7203142030)

4. Tasya Cosita (7203342032)

KELAS B

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

STAMBUK 2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang masih
memberikan kami kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report
ini tepat waktu. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas KKNI mata kuliah Media
Pembelajaran yang diampu oleh Ibu Rini Herliani, SE., M.Si., Ak dan Bapak Jabal Ahsan,
S.Pd., M.Pd.

Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
menyusun tugas ini. Kami juga berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan
dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan tugas yang lain dan
pada waktu mendatang.

Medan, September 2022

Tim Penyaji

2
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………………………...…1

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….4

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR………………………………………………………...4


B. Tujuan Penulisan CBR………………………………………………………………...4
C. Manfaat CBR…………………………………………………………………………..4
D. Identitas Buku…………………………………………………………………………5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..8

A. Ringkasan Isi Chapter Utama………………………………………………………….8


B. Ringkasan Isi Chapter Pembanding (Pertama)………………………………………...9
C. Ringkasan Isi Chapter Pembanding (Kedua)………………………………………...14

BAB III ANALISIS ISI BUKU…………………………………………………………….17

A. Kelebihan Buku………………………………………………………………………17
B. Kelemahan Buku……………………………………………………………………..18

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………19

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...19
B. Saran………………………………………………………………………………….19

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi Pentingnya CBR

Critical book review merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa karena
mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat beberapa hal
penting sebelum kita mereview buku, seperti menemukan buku yang sesuai dengan topik yang
diangkat, membaca keseluruhan dari isi buku dan mencoba untuk menuliskan kembali dengan
bahasa sendiri pengertian dari chapter tersebut.

Melakukan Critical Book Review pada suatu buku dengan membandingkannya dengan
buku lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui kelebihan
dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadimendapatkan informasi yang
kompeten dengan cara menggabungkan informasi dari bukuyang lain.

B.Tujuan Penulisan CBR

1. Menyelesaikan tugas CBR dari mata kuliah Media Pembelajaran


2. Mempermudah memahami inti dari hasil buku atau chapter
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mereview sebuah buku atau chapter
4. Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai media pembelajaran

C.Manfaat CBR

1. Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang terdapat
dalam suatu buku
2. Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu buku di penerbitan berikutnya

4
D.Identitas Buku

Buku Utama

Judul Buku : Media Pembelajaran

Judul Chapter : Taksonomi Dalam Pendidikan

Penulis : Satrianawati, S. Pd, M.pd

Tahun Terbit : September 2017

Jumlah Halaman : 1159

5
Buku Pembanding (Pertama)

Judul Buku : Media Pembelajaran

Judul Chapter : Penggunaan Media Pembelajaran

Penulis : Andi Kristanto,S.Pd.M.Pd

Tahun Terbit : 2016

Jumlah Halaman : vi+ 129 halaman

ISBN : 978-602-6534-15-6

6
Buku Pembanding (Kedua)

Judul Buku : Media Pembelajaran

Judul Chapter : Klasifikasi Media pembelajaran

Penulis : Andi Kristanto,S.Pd.M.Pd

Tahun Terbit : 2016

Jumlah Halaman : vi+ 129 halaman

ISBN : 978-602-6534-15-6

7
BAB II

PEMBAHASAN

A.Ringkasan Isi Chapter Utama

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tessen yang berarti pengaturan dan nomos yang
berarti ilmu pengetahuan. Taksonomi adalah suatu sistem pengelompokan pembelajaran sesuai
kemampuan. Taksonomi berarti klasifikasi berhierarki dari sesuatu atau prinsip yang
mendasari klasifikasi atau juga dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi.
Taksonomi merupakan suatu tipe sistem klasifikasai yang berdasarkan data penelitian ilmiah
mengenai hal-hal yang digolongkan-golongkan dalam sistematika itu.

Taksonomi ini mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan menjadi tiga domain,
yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Setiap ranah tersebut dijabarkan kembali ke dalam
pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya. Beberapa nama lain yang juga
menunjukkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut yang secara konvensional istilah
itu sudah dikenal dan sesuai dengan taksonomi tujuan pendidikan yaitu aspek cipta, rasa, dan
karsa. Selain itu, juga dikenal istilah lain penalaran, penghayatan dan pengamalan. Taksonomi
Bloom dalam Pendidikan

1. Prinsip Belajar yang Melandasi Taksonomi Bloom Prinsip belajar sebagai dasar dalam
upaya pembelajaran ini, meliputi:
a. Kematangan Jasmani dan Rohani Kematangan jasmani ini, telah sampai pada
batas minimal umur serta kondisi fisiknya cukup kuat untuk melakukan
kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani yaitu telah memiliki
kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar seperti
kemampuan berpikir, ingatan dan sebagainya.
b. Kesiapan Kesiapan ini harus dimiliki oleh seorang yang hendak melakukan
kegiatan belajar yaitu kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun
perlegkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki tenaga cukup dan memiliki
minat dan motivasi yang cukup. Dalam pembelajarannya terbukti adanya
semangat yang tinggi.
c. Memahami Tujuan Setiap orang yang belajar harus memahami apa dan ke mana
arah tujuannya serta manfaat apa bagi dirinya. Dengan mengetahui tujuan
belajar akan dapat mengadakan persiapan yang diperlukan, baik fisik maupun

8
mental, sehingga proses belajar yang dilakukan dapat berjalan lancar dan
berhasil dan memuaskan.
2. Tujuan Taksonomi Bloom
Dalam Pendidikan Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran. Mau kemana peserta didik dibawa, kompetensi apa yang harus dimiliki
oleh peserta didik, seperti apa bentuk keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta
didik, itu semua tergantung pada tujuan yang pembelajaran yang ingin kita capai.
Tujuan ibarat jantungnya tubuh manusia. Manusia tidak akan bisa hidup kalau tidak ada
jantung, tetapi manusia tetap hidup walaupun tak punya tangan, kaki ataupun telinga.
Jadi pendidikan akan mati kalau tujuan tidak ada dan tidak jelas.

Landasan Konsep Taksonomi Dalam Pendidikan

Taksonomi dalam pendidikan muncul salah satunya karena ada suatu teori dan teori
tersebut mampu mempengaruhi hasil dari tujuan pembelajaran dan teori yang melandasi
taksonomi dalam pendidikan adalah:

1. Teori Belajar yang Melandasi Konsep Taksonomi Bloom Teori belajar merupakan
serangkaian prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah
fakta atau penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar.
a. Teori Belajar Behavioristik (Tingkah Laku)
b. Teori Belajar Kognitif
c. Teori Belajar Humanistik

B.Ringkasan Isi Chapter Pembanding (Pertama)

➢ Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan


pengalaman yang bermakna bagi siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat
mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit.

Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran akan memberi kontribusi


terhadap efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran. Berbagai hasil penelitian pada intinya
menyatakan bahwa berbagai macam media pembelajaran memberikan bantuan sangat besar
kepada siswa dalam proses pembelajaran. Namun demikian peran guru itu sendiri juga
menentukan terhadap efektivitas penggunaan media dalam pembelajaran. Peran tersebut
tercermin dari kemampuannya dalam memilih media yang digunakan.

9
Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran perlu mempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu:

1. Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk semua tujuan. Suatu media hanya
cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk
pembelajaran yang lain.
2. Media adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa media
bukan hanya sekedar alat bantu mengajar guru saja, tetapi merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari proses pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan
komponen lain dalam perancangan pembelajaran. Tanpa alat bantu mengajar mungkin
pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa media itu tidak akan terjadi.
3. Media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk memudahkan
belajar siswa. Kemudahan belajar siswa haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan
penggunaan suatu media.
4. Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedar
selingan/pengisi waktu atau hiburan, melainkan mempunyai tujuan yang menyatu
dengan pembelajaran yang berlangsung.
5. Pemilihan media hendaknya objektif, yaitu didasarkan pada tujuan pembelajaran, tidak
didasarkan pada kesenangan pribadi guru.
6. Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan siswa. Penggunaan
multimedia tidak berarti menggunakan media yang banyak sekaligus, tetapi media
tertentu dipilih untuk tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.
7. Kebaikan dan kekurangan media tidak tergantung pada kekonkritan dan
keabstrakannya saja. Media yang konkrit ujudnya, mungkin sukar untuk dipahami
karena rumitnya, tetapi media yang abstrak dapat pula memberikan pengertian yang
tepat.
➢ Pola Pembelajaran Bermedia

Media mempunyai peranan penting dalam proses penyampaian materi pembelajaran.


Media juga dapat mendukung terjadinya komunikasi dua arah, artinya media membantu guru
melakukan interaksi dengan siswa sehingga terjadi pembelajaran interaktif. Siswa akan
memberikan respon tentang apa yang disampaikan oleh guru, dan terjadi pembelajaran aktif.
Jadi, dalam proses pembelajaran kedudukan media perlu diperhatikan agar terjadi
pembelajaran yang efektif dan efisien. Menurut Morris, ada lima pola dasar pembelajaran yang
dapat diorganisasikan, yaitu:

10
1. Pola pembelajaran tradisional
Pola pertama merupakan pola tradisional dalam bentuk tatap muka guru dengan siswa.
Dalam pola ini, guru bertindak selaku komponen Sistem Instruksional merupakan satu-
satunya sumber informasi.

2. Pola pembelajaran tradisional, guru dengan media


Pola kedua merupakan guru dengan alat bantu untuk membantu kegiatan pembelajaran.
Pola ini masih tetap memandang guru sebagai Komponen Sistem Instruksional yang
utama dengan sumber belajar lain (seperti bahan pelajaran, perangkat keras, dsb.) yang
digunakan sebagai tambahan.

3. Pola pembelajaran guru dan media


Pola instruksional yang ketiga mengandung pemanfaatan sistem instruksional yang
lengkap, meliputi pembelajaran bermedia dimana guru terlibat dalam merancang dan
menilai serta menyeleksi, maupun berperan dalam fungsi pemanfaatan untuk hal-hal
yang belum tercakup dalam sistem instruksional.

4. Pola pembelajaran bermedia


Pola instruksional keempat meliputi penggunaan sistem instruksional lengkap yang
hanya terdiri dari pembelajaran bermedia, dimana guru tidak berperan langsung dalam
proses pembelajaran.

11
5. Pola pembelajaran kombinasi
Pola kombinasi merupakan gabungan dari pola kesatu sampai keempat. Pola ini
merupakan pola yang sangat kompleks karena semua unsur baik guru, sumber belajar,
dan media ada dalam satu sistem pembelajaran.

➢ Langkah-Langkah/Strategi Penggunaan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang telah dipilih agar dapat digunakan secara efektif dan efisien perlu
menempuh langkah-langkah secara sistematis. Menurut Arif Sadiman (2012) ada tiga langkah
yang pokok yang dapat dilakukan yaitu persiapan, pelaksanaan/penyajian, dan tindak lanjut.
Di bawah ini akan dijelaskan masing-masing langkah sebagai berikut:

1) Persiapan
Persiapan maksudnya kegiatan dari seorang guru yang akan mengajar dengan
menggunakan media pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan tenaga
guru pada langkah persiapan diantaranya:
• membuat rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan sebagaimana bila
akan mengajar seperti biasanya. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran/
perkuliahan mencantumkan media yang akan digunakan
• mempelajari buku petunjuk atau bahan penyerta yang telah disediakan

12
• menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan agar dalam
pelaksanaannya agar tidak terburu-buru dan mencari-cari lagi serta siswa dapat
melihat dan mendengar dengan baik
2) Pelaksanaan/penyajian
Guru pada saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran perlu mempertimbangkan seperti:
• Yakinkan bahwa semua media dan peralatan telah lengkap dan siap untuk
digunakan
• Jelaskan tujuan yang akan dicapai
• Jelaskan lebih dahulu apa yang harus dilakukan oleh siswa selama proses
pembelajaran
• Hindari kejadian-kejadian yang sekiranya dapat mengganggu perhatian/
konsentrasi, dan ketenangan siswa.
3) Tindak lanjut
Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memantapkan pemahaman siswa tentang materi
yang dibahas dengan menggunakan media. Disamping itu kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang telah dilakukannya. Kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan diantaranya diskusi, eksperimen, observasi, latihan dan tes.

Langkah-langkah yang dijelaskan di atas adalah strategi penggunaan media secara


umum. Untuk penggunaan media secara lebih spesifik, seperti penggunaan media audio, video,
komputer multimedia, e-learning, dan lain sebagainya detail langkah-langkah atau strategi
penggunaannya dapat dibuat sendiri oleh guru yang disesuaikan dengan karakteristik media
masing-masing.

C.Ringkasan Isi Chapter Pembanding (Kedua)

Taksonomi adalah sebuah kerangka pikir khusus. Dalam taksonomi pendidikan


mengklasifikasikan tujuan adalah sebuah rumusan untuk tercapainya sebuah tujuan
pendidikan, yaitu dengan menggunakan kata kerja atau kata benda, kata kerjanya biasanya
mendeskripsikan pengetahuan yang dimaksudkan dikuasai atau dikonstruksi oleh peserta didik.
Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom, bersama
dengan tim pengembangnya dia adalah seorang psikolog bidang pendidikan beserta dengan tim
pengembangnya. Sehingga pada tahun 1956, terciptalah karya “Taxonomy of Educational
Objective Cognitive Domain”, dan kemudian pada tahun 1964 membuat karya “Taxonomy of

13
Educataional Objectives, Affective Domain”, dan selanjutnya Bloom membuat buku yang
berjudul “Handbook on Formative and Summatie Evaluation of Student Learning” pada tahun
1971 serta karyanya yang lain “Developing Talent in Young People” (1985). Taksonomi ini
mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan menjadi tiga domain, yakni kognitif,
afektif, dan psikomotor. Setiap ranah tersebut dijabarkan kembali ke dalam pembagian yang
lebih rinci berdasarkan hierarkinya.

Taksonomi berguna untuk memfasilitasi proses mental terutama untuk memperoleh dan
mencapai tujuan atau dengan kata lain sebagai alat belajar berfikir. Taksonomi memecahkan
bagian manjadi unit-unit yang berhubungan dengan unit lainnya secara kemprehensif.
Taksonomi beranjak dari kata mengerti, memahami, dan mengimplementasikannya.
Taksonomi bermaksud untuk bukan hanya mengerti saja atau paham saja, tetapi juga harus
sesuai dengan perbuataannya, karena pembuktian belajar adalah implementasinya.

Taksonomi Bloom Dalam Pendidikan

1) Prinsip Belajar yang Melandasi Taksonomi Bloom Prinsip belajar sebagai dasar dalam
upaya pembelajaran ini, meliputi :
a. Kematangan Jasmani dan Rohani Kematangan jasmani ini, telah sampai pada
batas minimal umur serta kondisi fisiknya cukup kuat untuk melakukan
kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani yaitu telah memiliki
kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar seperti
kemampuan berpikir, ingatan dan sebagainya.
b. Kesiapan Kesiapan ini harus dimiliki oleh seorang yang hendak melakukan
kegiatan belajar yaitu kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun
perlegkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki tenaga cukup dan memiliki
minat dan motivasi yang cukup. Dalam pembelajarannya terbukti adanya
semangat yang tinggi.
c. Memahami Tujuan Setiap orang yang belajar harus memahami apa dan ke mana
arah tujuannya serta manfaat apa bagi dirinya. Dengan mengetahui tujuan
belajar akan dapat mengadakan persiapan yang diperlukan, baik fisik maupun
mental, sehingga proses belajar yang dilakukan dapat berjalan lancar dan
berhasil dan memuaskan. Tujuan pendidikan merupakan alat kedua untuk
menjelaskan kategori-kategori dimensi pengetahuan dan dimensi proses
kognitif.

14
d. Memiliki Kesungguhan Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan
belajar agar hasil yang diperoleh memuaskan dan penggunaan waktu dan tenaga
tidak terbuang percuma yaitu lebih efisien.
e. Ulangan dan Latihan Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam
otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Versi lain dalam buku
Belajar dan Pembelajaran oleh Dimyati dan Mudjiono menyebutkan prinsip
belajar antara lain perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta
perbedaan individual.

Tujuan Taksonomi Bloom Dalam Pendidikan

Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Mau
kemana peserta didik dibawa, kompetensi apa yang harus dimiliki oleh peserta didik, seperti
apa bentuk keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik, itu semua tergantung pada
tujuan yang pembelajaran yang ingin kita capai. Tujuan ibarat jantungnya tubuh manusia.
Manusia tidak akan bisa hidup kalau tidak ada jantung, tetapi manusia tetap hidup walaupun
tak punya tangan, kaki ataupun telinga. Jadi pendidikan akan mati kalau tujuan tidak ada dan
tidak jelas.

Tujuan harus bersifat stasioner artinya telah mencapai atau meraih segala yang
diusahakan. Dalam ajaran Islam, seluruh aktivitas manusia bertujuan meraih tercapainya insane
yang beriman dan bertaqwa. Dengan demikian, apabila anak didik telah beriman dan bertakwa
artinya telah tercapai tujuannya. Apabila dikaitkan dengan pendidikan Islam yang bertujuan
mencetak anak didik yang beriman, wujud dari tujan itu adalah akhlak anak didik. Adapun
akhlak anak didik itu mengacu pada kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan yang
dilaksanakan di berbagai lembaga, baik lembaga pendidikan formal maupun nonformal.

Kegunaan Taksonomi Bloom Dalam Pendidikan

Tujuan pendidikan yang diformulasikan secara eksplisit diharapkan dapat dicapai


sebagai suatu perubahan melalui pembelajaran. Artinya, mereka akan merasakan berbagai
tindakan sebagai hasil belajar. Perubahan dapat terjadi pada siswa sebagai akibat pengalaman
belajar, akan tapi karena terdapat faktor lain seperti sumber-sumber daya sekolah terbatas,
maka kemungkinan hanya sebagian saja bisa diwujudkan. Oleh karena itu, sangat penting
dalam penetapan tujuan utama dari sekolah atau unit pembelajaran diidentifikasi secara jelas
agar waktu dan usaha tidak akan menjadi sia-sia. Dengan demikian perencanaan perlu

15
dirancang sesuai dengan sumber daya sekolah. Perumusan tujuan dan sasaran pembelajaran
merupakan pilihan sadar para guru, berdasarkan pada pengalaman sebelumnya dengan bantuan
pertimbangan jenis data tertentu. Secara utuh, perumusan tujuan dan sasaran tidak dapat
terlepas dari filosofi pendidikan dan pemanfaatan teor-teori belajar.

Tujuan pendidikan berhubungan dengan psikologi belajar, dalam persoalan ini sekolah
harus mempertimbangkan faktor-faktor yang memungkinkan keterlibatan siswa dalam belajar.
Penggunaan psikologi pembelajaran, memungkinkan sekolah untuk menentukan penempatan
urutan belajarn yang sesuai tujuan. Kejelasan tidak semata-mata tujuan kurikulum dan
pembelajarn materi, akan tetapi tujuan harus memberika spesifikasi terperinci untuk
rekonstruksi dan penggunaan teknik evaluasi. Sebuah tes prestasi siswa merupakan ujian,
mengenai sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

16
BAB III

ANALISIS ISI BUKU

A.Kelebihan Buku

Kelebihan buku utama yaitu:

1. Cover buku yang bagus sehingga dapat menarik pembaca untuk membacanya
2. Di dalam buku ini juga memberikan cakupan peran pengukuran dan penilaian yang
sangat luas
3. Buku ini juga dapat digunakan oleh para tenaga pengajar agar lebih memahami
bagaimana strategi dan media dalam suatu pembelajaran

Kelebihan buku pembanding (pertama) yaitu:

1. Dari segi penulisan mudah di pahami pembaca, sudah memiliki ISBN sehingga mudah
untuk di dapat dan dicari
2. Dalam penyajian, penulis menggunakan bahasa formal dengan pemilihan ukuran huruf,
margin sesuai dengan jenjang usia dan sasaran pembaca sehingga memudahkan
pembaca dalam memahami isi buku

Kelebihan buku pembanding (kedua) yaitu:

1. Buku ini dapat ditemukan di internet dengan mudah, dan mudah di download
2. Buku ini memiliki soal latihan, jadi para pembaca tidak hanya membaca, namun dapat
memecahkan masalah dari isi buku ini
3. Terdapat banyak peta konsep disetiap pembahasan nya, yang menjadikan pembaca
dengan mudah memahami isi buku tersebut
4. Dilengkapi referensi atau daftar pustaka disetiap bab

17
B.Kelemahan Buku

Kelemahan buku utama yaitu:

Dalam chapter taksonomi, kurang dijabarkan mengenai manfaat, contoh, klasifikasi,


dan langkah-langkah dalam media pembelajaran itu seperti apa.

Kelemahan buku pembanding (pertama) yaitu:

Dalam menjelaskan skema pola pengajaran tidak begitu mendetail, sehingga


menjadikan kebingungan bagi pembaca. Dengan beberapa kekurangan diatas bukan berarti
buku ini tidak layak untuk dikonsumsi, buku ini sangat bagus dipelajari bagi para pendidik
dan calon peserta didik.

Kelemahan buku pembanding (kedua) yaitu:

Buku tersebut kurang menerapkan pembelajaran media tentang aspek aspek yang
ditinjau dari segi keagamaan. Isinya memanglah representatif namun untuk segi keagamaannya
nya tidak tercantum.

18
BAB IV

KESIMPULAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa critikal book
merupakan kegiatan untuk mengkritisi buku untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan
dalam buku, baik dalam sistematika penulisan, penggunaan bahasa, isi materi dan tampilan
buku. Hal tersebut dilakukan agar buku yang di kritik dapat direvisi agar menjadi buku yang
lebih baik.

B.Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan, sebagai calon pendidik harus selalu menggali
potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat dilakukan salah satunya dengan
cara mempelajari materi-materi yang ada pada buku yang kita baca sebagai referensi belajar.
Dan untuk pengarang ataupun penulis setiap buku yang diterbitkan, semoga kedepannya agar
lebih baik lagi dan mudah dipahami pembaca pembahasaannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Toshiba/Downloads/Buku%20medpem%20.pdf

2021-07-27_Buku monograf_ Media_andi k.pdf

file:///C:/Users/Toshiba/Downloads/Buku%20media%20pembelajaran.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai