Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 2 ILMU PENDIDIKAN

STUDI KASUS TENTANG SISWA/SISWI SMP MUHAMMADIYAH 02


KEKURANGAN FASILITAS KOMPUTER
DOSEN PENGAMPU : Dr. Hj. Nur’aini,M.S
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 5 :
1. Ainnur Fitriya : (1203351004)
2. Irma Afriani Nasution : (1203351024)
3. Mega Hafni Siregar : (1203351020)
KELAS : BK REGULER C

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TA/TP 2021-2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr,Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“Siswa/Siswi SMP Muhammadiyah 02 Kekurangan Fasilitas Komputer”. Dari makalah ini
semoga dapat memberikan informasi kepada kita semua.

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Hj. Nur’aini, M.S
selaku dosen mata kuliah yang bersangkutan, dan semua pihak yang telah membantu sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami menyadari atas kekurangan kemampuan
penulis dalam pembuatan makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi
penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya
akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif.

Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ilmiah ini bermanfaat bagi semua
pihak dan pembelajaran sehingga dapat membuka wawasan ilmu serta akan menghasilkan yang
lebih baik di masa yang akan datang.

Terimakasih

Wassalamu’alaikumWr,Wb

Medan, 23 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................................................
BAB I : JUDUL PENELITIAN
A. PENDAHULUAN ...........................................................................................................
1. Latar Belakang Masalah ...........................................................................................
2. Rumusan Masalah .....................................................................................................
3. Tujuan Penelitian ......................................................................................................
4. Manfaat Penelitian ....................................................................................................
B. ALAT-ALAT PENDIDIKAN.........................................................................................
1. Pengertian Fasilitas....................................................................................................
2. Pengertian Sekolah ....................................................................................................
3. Pengertian Siswa dan Siswi.......................................................................................
C. METODELOGI PENELITIAN ....................................................................................
1. Jenis penelitian ..........................................................................................................
2. Sumber Data/Subjek Penelitian ................................................................................
3. Pengumpulan Data ....................................................................................................
4. Analisis Data .............................................................................................................
D. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................
1. Hasil Penelitian .........................................................................................................
2. Pembahasan ...............................................................................................................
E. PROJECT DAN REKAYASA IDE ..............................................................................
1. Project .......................................................................................................................
2. Rekayasa Ide .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ……………………….............…………….....................................
BAB I

STUDI KASUS TENTANG ANAK MUDA YANG MERESAHKAN WARGA

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Seorang anak remaja perempuan yang berasal dari Kecamatan Medan Perjuangan yang
bersekolah di SMP Muhammadiyah 02 Medan mengalami kasus disekolahnya yaitu : Mengalami
fasilitas kekurangan komputer di sekolahnya saat ia ingin menggunakannya untuk UNBK (Ujian
Nasional Berbasis Komputer). Anak perempuan itu berkata pada tahun 2016 saat dia ingin
menjalankan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) ia kekurangan fasilitas komputer di
sekolahnya. Namun karena sekolah mengalami fasilitas komputer yang sangat terbatas sehingga
pihak sekolah SMP Muhammadiyah 02 Medan menumpang kesekolah terdekat dari SMP
Muhammadiyah tersebut yang sudah menjalankan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer)
terlebih dahulu.

Sementara itu sekolah lainnya pada saat itu menjalankan UNBK (Ujian Nasional
Berbasis Komputer) secara serentak dan bersamaan pada sekolah-sekolah lainnya. Hanya saja
karena SMP Muhammadiyah 02 Medan mengalami keterbatasan fasilitas komputer disekolah,
sekolah tersebut melaksanakan ujian dengan secara bergantian dan berjadwal, yang dimana
siswa/siswi tersebut dipisah ada yang melaksanakan ujiannya di sekolahnya sendiri namun ada
juga yang melaksanakan ujian sekolahnya di SMP lain yang untuk menumpang tersebut.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas maka fokus permasalahan pada makalah
ini yaitu “Siswa/Siswi SMP Muhammadiyah 02 Kekurangan Fasilitas Komputer” dan bagaimana
solusi yang diberikan untuk menyelesaikan masalah jika sekolah tersebut mengalami fasilitas
kekurangan computer di sekolahnya. Serta bagaimana langkah-langkah merehabilitasnya? Apa
saja rekaya ide yang didapatkan?

3. Tujuan Penelitian
1. Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan
2. Mengetahui lebih dalam banyaknya tentang Ilmu Pendidikan
4. Manfaat Penelitian
1. Menambah ilmu pengetahuan baik bagi pembaca maupun pendengar

B. ALAT-ALAT PENDIDIKAN
1. Pengertian Fasilitas (Irma Afriani Nasution)
Menurut Youti (2010:12) fasilitas adalah segala sesuatu baik benda maupun jasa yang
menyertai pelayanan yang diberikan oleh perusahaan baik perusahaan jasa, dagang maupun
perusahaan industri. Fasilitas dapat juga diartikan sebagai sarana dan prasarana yang tersedia
dilingkungan maupun di dalam kantor perusahaan, dimaksudkan untuk memberikan pelayanan
maksimal agar konsumen atau pelanggan merasakan nyaman dan puas. Fasilitas merupakan
factor penunjang utama dalam kegiatan suatu produk.

Raharjani (2005) menyatakan bahwa apabila suatu perusahaan jasa mempunyai fasilitas
yang memadai sehinggga dapat memudahkan konsumen dalam menggunakan jasanya dan
membuat nyaman konsumen dalam menggunakan jasanya tersebut tersebut maka akan dapat
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian jasa. Perusahaan yang memberikan
suasana menyenangkan dengan desain fasilitas yang menarik akan mempengaruhi konsumen
dalam melakukan pembelian. Artinya bahwa salah satu faktor kepuasan konsumen dipengaruhi
oleh fasilitas yang diberikan oleh penjual yang dimanfaatkan oleh konsumen sehingg
mempermudah konsumen dalam proses pembelian. Apabila konsumen merasa nyaman dan
mudah mendapatkan produk atau jasa yang ditawarkan oleh penjual, maka konsumen akan
merasa puas.

Menurut Kertajaya (2010) pemberian fasilitas yang memadai akan membantu


meningkatkan empati konsumen terhadap setiap kondisi yang tercipta pada saat konsumen
melakukan pembelian. Sehingga secara psikologis mereka akan memberikan suatu pernyataan
bahwa mereka puas dalam melakukan pembeliannya. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam
fasilitas jasa antara lain (1) kelengkapan, kebersihan dan kerapihan fasilitas yang ditawarkan, (2)
kondisi dan fungsi fasilitas yang ditawarkan, (3) kemudahan penggunaan fasilitas yang
ditawarkan, (4) kelengkapan alat yang digunakan fasilitas merupakan sarana penunjang yang
digunakan perusahaan dalam usaha untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

2. Pengertian Sekolah (Ainnur Fitriya)

Menurut Abullah (2011), kata Sekolah berasal dari bahasa Latin, yaitu skhhole, scola,
scolae atau skhola yang berarti waktu luang atau waktu senggang. Sekolah adalah kegiatan di
waktu luang bagi anak-anak di tengah kegiatan mereka yang utama, yaitu bermain dan
menghabiskan waktu menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang ialah
mempelajari cara berhitung, membaca huruf-huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti)
dan estetika (seni). Untuk mendamping dalam kegiatan sekolah anak-anak didampingi oleh
orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatankesempatan
yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai
pelajarannya.

Menurut Sunarto dalam buku yang ditulis boleh Abdullah (2011) juga, pada saat ini kata
sekolah telah berubah artinya menjadi bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta
tempat memberi dan menerima pelajaran. Setiap sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah
dan kepala sekolah dibantu oleh wakilnya. Bangunan sekolah disusun secar meninggi untuk
memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang lain. Ketersediaan sarana
pada suatu sekolah memiliki peranan penting dalam terlaksananya proses pendidikan

3. Pengertian Siswa/Siswi (Mega Hafni Siregar)

Menurut Nata (dalam Aly, 2008) kata murid diartikan sebagai orang yang menghendaki
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman dan kepribadian yang baik
sebagai bekal hidupnya agar bahagia dunia dan akhirat dengan jalan belajar sungguh-sungguh.
Disamping kata murid dijumpai istilah lain yang sering digunakan dalam bahasa arab, yaitu
tilmidz yang berarti murid ataup elajar, jamaknya talamidz. Kata ini merujuk pada murid yang
belajar di madrasah. Kata lain yang berkenaan dengan murid adalah thalib, yang artinya pencari
ilmu, pelajar, mahasiswa. Mengacu dari beberapa istilah murid, murid diartikan sebagai orang
yang berada dalam taraf pendidikan, yang dalam berbagai literatur murid juga disebut sebagai
anak didik. Sedangkan Dalam Undang-undang Pendidikan No.2 Th. 1989, murid disebut peserta
didik Muhaimin dkk (2005). Dalam hal ini siswa dilihat sebagai seseorang (subjek didik), yang
mana nilai kemanusiaan sebagai individu, sebagai makhluk sosial yang mempunyai identitas
moral, harus dikembangkan untuk mencapai tingkatan optimal dan kriteria kehidupan sebagai
manusia warga negara yang diharapkan.

Menurut Arifin (2000) menyebut “murid”, maka yang dimaksud adalah manusia didik
sebagai makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan atau pertumbuhan menurut
fitrah masing-masing yang memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju
kearah titik optimal yakni kemampuan fitrahnya. Akan tetapi dalam literatur lain ditegaskan,
bahwa anak didik (murid) bukanlah hanya anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dan
pengasihan orang tua, bukan pula anak yang dalam usia sekolah saja. Pengertian ini berdasar atas
tujuan pendidikan, yaitu manusia sempurna secara utuh, untuk mencapainya manusia berusaha
terus menerus hingga akhir hayatnya. Maka dapat disimpulkan, pengertian murid sebagai orang
yang memerlukan ilmu pengetahuan yang membutuhkan bimbingan danar ahan untuk
mengembangkn potensi diri (fitrahnya) secara konsisten melalui proses pendidikan dan
pembelajaran, sehingga tercapai tujuan yang optimal sebagai manusia dewasa yang bertanggung
jawab dengan derajat keluhuran yang mampu menjalankan fungsinya sebagai khalifah di bumi.

C. METODELOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Menurut (Riduwan, 2008 hlm 104) pengertian observasi adalah sebuah teknik dimana
pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti ke lapangan. (Margono, 2009 hlm. 158)
menyatakan observasi yaitu pencatatan dan pengamatan data secara langsung terhadap objek
penelitian.

2. Sumber Data/Subjek Penelitian

Sumber data ini dilakukan oleh seorang siswa/siswi yang benar-benar mengalami kejadian
tersebut, lalu kami melakukan penelitian secara langsung terhadap siswa/siswi yang mengalami
kejadian tersebut.

3. Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode observasi sebagai alat pengumpul data, dari proses
pengamatan kami terhadap salah satu sekolah SMP Muhammadiyah 02 Medan kekurangan
fasilitas disekolah, yang contohnya itu seperti computer, ruang lab, dan perpustakaan yang
tersedia dengan seadanya saja.

4. Analisis Data

Lokasi penelitian ini bertempat di Jl. Pahlawan Medan, Sumatra Utara. Penelitian ini
dilakukan dari bulan Juli 2021. Dimana subjek penelitian merupakan seorang murid yang sedang
bersekolah dan menjalankan Pendidikan SMP nya di sekolah SMP Muhammadiyah 02 Medan
ini, lalu murid tersebut menjelaskan semua fasilitas yang kurang dan terhambat untuk melakukan
hal-hal yang mungkin sudah zaman canggih dan modern pada saat ini, serta sulit untuk
mengikuti ujian karena sekarang ujian sudah menggunakan berbasis komputer, namun terbatas
dan minimnya komputer disekolah tersebut.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Untuk merehabilitasi masalah tersebut diatas adalah sebagai berikut: Adapun ide yang bisa
dilakukan untuk merehabilitasi atau solusi yang diberikan sesuai masalah diatas adalah:

 Bisa lebih mempersiapkan terlebih dahulu komputer yang ada disekolah lalu
mengumpulkan seluruh murid yang bisa untuk berpartisipasi dalam
menyumbangkan laptopnya untuk dipakai semasa ujian berlangsung, dan kepala
sekolah/pihak yang bertugas dalam mengurus ujian sekolah bisa bergegas untuk
meminjam komputer disekolah-sekolah lainnya untuk membantu
berlangsungnya ujian disekolah SMP Muhammadiyah 02 Medan tersebut.
 Bisa bertindak dengan melakukan pengajuan dana kepada pemerintah atau
pihak yang berwajib untuk menambahkan fasilitas komputer, maupun yang
lainnya disekolah SMP Muhammadiyah 02 Medan tersebut.
2. Pembahasan

Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk merehabilitasi atau solusi yang akan
diberikan sesuai masalah diatas adalah:

 Tahap pertama rundingkan bersama rekan-rekan yang sedang menjalankan tugas


untuk mengurus tahap ujian disekolah SMP Muhammadiyah 02 Medan, lalu
berunding dan mencari jalan keluar secara bersama-sama untuk keluar dari
permasalahan yang dihadapi.
 Tahap kedua bisa melakukan kerja sama terhadap pihak sekolah lain untuk
membantu melengkapi kapasitas komputer yang dimiliki, dan bekerja sama
bersama murid-murid yang bersedia untuk memberikan pinjaman laptopnya
kepada pihak sekolah.

E. PROJECT DAN PEMBAHASAN

1. Project

Ruang kelas adalah fasilitas umum yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu, bangunan tersebut harus memenuhi standar kenyamanan dan kekuatan yang
dipersyaratkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.

Untuk memenuhi standar kenyamanan dan keamanan sebagaimana diatur dalam


Permendiknas tersebut, maka dalam proses rehabilitasi/pembangunan ruang kelas harus
memenuhi standar dan spesifikasi yang ditetapkan dalam dokumen pelelangan baik dalam
bentuk gambar bestek maupun spesifikasi teknisnya. Adapun standar rehabilitasi ruang kelas
adalah ukuran ruangan menyesuaikan dengan ukuran ruang kelas yang akan direhabilitasi; tinggi
plafon ruangan minimal 3.50 meter dari lantai; dan kemiringan atap menyesuaikan dengan jenis
penutup atap yang digunakan. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka peningkatan kualitas
layanan pendidikan dasar adalah meningkatkan kualitas sarana prasarana dan fasilitas
pembelajaran di sekolah.

Program rehabilitasi yang dicanangkan pemerintah sekarang ini adalah program


pembangunan yang bertumpu pada masyarakat yang berarti pembangunan dilakukan sepenuhnya
oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat. Oleh sebab itulah di setiap sekolah
perlu membentuk komite sekolah. Komite sekolah yang terdiri dari tokohtokoh masyarakat, guru
dan orang tua murid bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif dalam program rehabilitasi
sekolah dalam hal ini ruang kelas mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, pengawasan,
penyelesaian sampai pada pemeliharaan terhadap gedung atau ruang kelas yang telah
direhabilitasi tersebut.

2. Rekayasa Ide

Pemenuhan sarana pendidikan dalam hal ini ruang kelas yang sesuai Standar Nasional
Pendidikan merupakan salah satu penunjang peningkatan mutu pendidikan SD/SDLB/SMP.
Upaya pemerintah melalui program penuntasan rehabilitasi ruang belajar SD/SDLB/SMP dengan
prioritas rusak berat belum berjalan secara optimal. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya,
jumlah ruang kelas yang direhabilitasi hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan sekolah
berdasarkan hasil pemetaan sekolah oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Hal tersebut perlu
dilakukan mengingat jumlah alokasi dana yang disediakan oleh pemerintah yaitu DAK sangat
terbatas, sehingga belum semua sekolah yang sudah dipetakan untuk direhabilitasi belum
mendapat penanganan.

Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas maka pihak dinas pendidikan
kabupaten/kota dapat mengatur dan mengkondisikan pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas
sehingga proses rehabilitasi ini tidak mengganggu proses belajar mengajar sekolah. Sedangkan
pihak sekolah hendaknya dapat melaksanakan program dan kegiatan ini secara transparan dan
akuntabel, dengan melakukan sosialisasi kepada warga masyarakat. Untuk mengatasi kurangnya
dana, sekolah sebaiknya tidak hanya mengandalkan dana dari pemerintah melainkan
bekerjasama dengan pihak swasta.

Keterlibatan semua pihak/stakeholder pendidikan terutama komite sekolah sangat diharapkan


agar dapat membantu pelaksanaan kegiatan rehabilitasi ruang kelas tersebut sehingga
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan mencapai hasil yang optimal. Kasus yang
telah di bahas yaitu Kurangnya Fasilitas Anak di Sekolah mencaku pelanggaran tentang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.

Untuk mengatasi beberapa permasalahan yang menjadi penyebab adanya pelaksanaan


rehabilitasi ruang kelas yang belum optimal, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan antara
lain:
1) Terkait dengan keterbatasan APBN dan DAK sebenarnya dapat mengupayakan dana dari
sumber lain yang dapat digunakan untuk pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas, misalnya
dana hibah ataupun bantuan sosial dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, dan dana
percepatan pembangunan infrastruktur pendidikan dari pemerintah daerah setempat.
2) Terkait adanya penggunaan DAK yang belum akuntabel dan transparan bisa diupayakan
melalui pemberdayaan komite sekolah untuk melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap penggunaan DAK dan pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas di sekolah masing-
masing. Hal ini dilakukan dengan harapan tidak akan ada lagi penyalahgunaan atau
penyelewengan penggunaan DAK yang memang dikhususkan hanya untuk rehabilitasi
ruang kelas.
3) Sekolah perlu memberdayakan masyarakat sekitar untuk pelaksanaan rehabilitasi ruang
kelas terutama mereka yang memiliki kemampuan professional yang memadai baik
secara teknis sebagai tenaga lapangan maupun sebagai perancang bentuk atau tipe ruang
kelas yang memenuhi standar bangunan pendidikan yang ideal.
4) Sekolah perlu menggalakkan peran aktif komite sekolah baik melalui kegiatan sosialisasi
dan pembagian tugas dalam pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas mulai dari tahap
persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir kegiatan tersebut.
5) Terkait dengan dana pendamping, sekolah dapat mengupayakan melalui jalinan
kerjasama dengan pihak swasta yang benar-benar peduli dengan kemajuan dan
pengembangan pendidikan di daerahnya.
6) Pemerintah pusat perlu melakukan koordinasi dengan pemerintah kota/kabupaten untuk
bersama-sama mensukseskan pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas dengan cara
merencanakan anggaran khusus untuk sekolah-sekolah yang telah diidentifikasi
memerlukan dana tambahan.

Melalui berbagai upaya tersebut diharapkan pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas akan
berjalan dengan optimal, sehingga dengan secepatnya dapat memenuhi kebutuhan ruang
kelas di pendidikan dasar untuk kelancaran proses belajar mengajar. Akan tetapi dalam
realisasinya, penulis menyadari bahwa memang tidak semua upaya dapat dilakukan karena
banyak faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya, misalnya kurang adanya kesadaran
berbagai pihak yang terlibat dalam upaya rehabilitasi ruang kelas. Oleh karena itu, yang
paling penting adalah kesadaran dari semua pihak untuk mensukseskan program rehabilitasi
ruang kelas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Alimi, Olatunji Sabitu, Ehinola, Gabriel Babatunde, Alabi, Festus Oluwole Jenis Sekolah,
Fasilitas dan Kinerja Akademik Mahasiswa di Sekolah Menengah di Ondo State,
Nigeria. International Education Studi 5. 3 (Jun 2012): 44-48
Direktorat tenaga kependidikan. (2007). Manajemen Sarana Prassarana
Pendidikan Persekolah Berbasis Sekolah. Jakarta: Dittendik
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra .2011. Service, Quality dan Satisfaction.
Tomey, A.M. and Alligood.2010. Nursing theorist and their work (7ed). St.
Louis : Mosby Elseveir
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung;
Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai