Ringkasan Buku
Perilaku merupakan faktor yang ada pada diri manusia yang dapat mendorong atau
menimbulkan prilaku tertentu. Sekalipun demikian, sikap mempunyai segi-segi perbedaan
dengan pendorong lain yang ada dalam diri manusia. Menurut Bimo Walgito (1994), ada
beberapa ciri dan sikap, yaitu sebagai berikut:
a. Selalu menggambarkan antara subjek dan objek. Objek dapat berupa benda, orang,
ideologi, nilai-nilai sosial, lembaga masyarakat dan sebagainya.
b. Tidak dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalama dan
latihan.
c. Karena dapat dipelajari, sikap dari berubah-ubah (meskipun untuk diubah relatif
sulit).
d. Tidak akan hilang meskipun kebutuhan sudah terpenuhi.
e. Tidak hanya satu macam tetapi sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi
pelatihan subjek.
MASYARAKAT
Ringkasan Buku
Abstark Jurnal
Penelitian ini berjudul Pembinaan Perilaku Sosial Remaja Penghuni Yayasan Islam Media
Kasih Kota Banda Yang melatar belakangi penulisan skripsi ini adalah karena adanya
permasalahan perilaku sosial remaja yang kurang baik, seperti kurangnya rasa peduli sesama
temannya, kurangnya rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, kurangnya rasa
menghargai dan menghormati orang lain, dan kurangnya rasa peduli terhadap lingkungan
disekitanya. Dengan rumusan masalah sebagai berikut, bagaimanakah bentuk pembinaan
perilaku sosial ramaja oleh pengurus Yayasan Islam Media Kasih Kota Banda Aceh dan
kendala-kendala apa saja yang dihadapi pihak pengurus Yayasan Islam Media Kasih dalam
membina perilaku sosial remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah
bentuk pembinaan perilaku sosial ramaja oleh pengurus Yayasan Islam Media Kasih terhadap
Penghuni Yayasan Islam Media Kasih dan Untuk mengetahui Kendalakendala apa saja yang
dihadapi pihak pengurus Yayasan Islam Media Kasih dalam membina Perilaku sosial remaja.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 4 orang pengasuh Yayasan Islam Media Kasih Banda
Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan perilaku sosial remaja di Yayasan
Islam Media Kasih Kota Banda Aceh adalah dilakukan dengan memberikan
bimbingan,arahan dan menasehati, dengan memberi contoh yang baik dan positif seperti
menjalin silahturahmi antar sesama, dan kendala-kendala yang dihadapi pihak pengurus
dalam membina perilaku sosial remaja di Yayasan Islam Media Kasih adalah dari latar
belakang keluarga remaja, keterbatasanya tenaga pengurus, kemudian kriteria remaja yang
berbeda. Adapun saran dalam penelitian ini adalah hendaknya pengasuh panti agar segera
menambah tenaga pengasuh yang tinggal dipanti asuhan, guna melancarkan proses
pembinaan perilaku sosial.
Abstrak Jurnal
Ringkasan Buku
Menurut buku teori sosial dalam tiga paradigm ini adalah sosiologi sendiri dikenal sebagai
ilmu berparadigma ganda (Ritzer, 2008, Apendik : 13) perbedaan penting yang telah
melahirkan bermacam-macam paradigm tersebut. Dalam bukunya yang berjudul : Sociology;
A Multiple Paradigma Science (1980) , George Ritzer, telah menjelaskan tiga paradigm yang
dikenal dalam sosiologi selama satu setengah abad terakhir ini (Veeger,1993:23). Ketiga
Paradigma tersebut adalah
1.) Positivistik
3.) Paradigma Kritis Seperti disinggung diatas. Ketiga Paradigma yang disebutkan terakhir
ini karena berbagai alasan sengaja tidak dibahas pada kesempatan ini.
Ringkasan Buku
Selama rentang kehidupan manusia, terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari
mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia
tersebut, salah satu yang paling penting dan paling menjadi pusat perhatian adalah masa
remaja. Para orang tua, pendidik dan para tenaga profesional lainnya mencoba untuk
menerangkan dan melakukan pendekatan yang efektif untuk menangani para remaja ini.
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks,
dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall
(Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan
yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi
berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah
remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.
(ABSTRAK JURNAL)
Perilaku sosial remaja dalam menjalin hubungan interaksi sosial dengan lingkungan perlu
mendapatkan evaluasi dan kontrol dari tokoh masyarakat. Evaluasi dan kontrol penting
dilakukan untuk menindaklanjuti dan membuat gambaran perkembangan masyarakat di
beberapa tahun kedepan. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui dasar perkembangan
perilaku sosial remaja akibat perkembangan budaya digital. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian fenomenologi. Partisipan kualittif
sebanyak 13 partisipan tokoh masyarakat. Wawancara dengan partisipan dilakukan pada 13
partisipan tokoh masyarakat yang diambil dengan purposive sampling dan analisa data
kualitatif menggunakan tehnik indukif-deduktif. Hasil wawancara dengan partisipan
kemudian dilanjutkan dengan analisa data ditemukan empat hal yang melatarbelakangi
perilaku sosial remaja yaitu kontrol pendidikan sosial orang tua, pengabaian nilai sosial
budaya masyarakat, aktivitas pergaulan remaja, dan aktivitas spiritual remaja.
(ABSTRAK JURNAL)
Masa remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa. Tubuhnya tampak
sudah “dewasa”, akan tetapi bila diperlakukan seperti orang dewasa remaja gagal
menunjukan kedewasaannya. Pengalamannya mengenai alam dewasa masih belum banyak
karena ia sering terlihat pada remaja adanya kegelisahan, pertentangan, kebingungan, dan
konflik pada diri sendiri. Bagaimana remaja memandang peristiwa yang dialami akan
menentukan perilakunya dalam menghadapi peristiwa-peristiwa tersebut.
Tidak mudah untuk mendefinisikan remaja secara tepat, karena banyak sekali sudut pandang
yang dapat digunakan dalam mendefinisikan remaja. Kata “remaja” berasal dari bahasa Latin
adolescene berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984, Rice, 1990 dalam Jahja,
2011). Banyak tokoh yang memberikan definisi remaja, seperti DeBrun mendefinisikan
remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanakkanak dan dewasa. Papalia dan Olds
tidak memberikan pengertian remaja secara eksplisit melainkan secara implisit melalui
pengertian masa remaja (adolescence). Menurut Papalia dan Olds, masa remaja adalah masa
transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai
pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluh
tahun. Sedangkan Anna Freud,5 berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses
perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan
psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita
mereka, di mana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa
depan.
Ringkasan Buku
Menurut buku ini pengertian Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi
alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.
Kesatuan ruang maksudnya semua yang disebutkan di atas berada dalam ruang/atau tempat
yang sama dan bersamasama membentuk satu sistem. Jadi dalam kesatuan ruang itu masing-
masing saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan
istilah “lingkungan” sering kali digunakan secara bergantian dengan istilah
“lingkungan hidup”.
Kedua istilah tersebut meskipun secara harfiah dibedakan, tetapi pada umumnya digunakan
dengan makna yang sama, yaitu lingkungan dalalm pengertian yang
luas, yang meliputi lingkungan fisik, kimia, maupun biologi (lingkungan hidup manusia,
lingkungan hidup hewan dan lingkungan hidup tumbuhan). Lingkungan hidup juga
memiliki makna yang berbeda dengan ekologi, ekosistem, dan daya dukung lingkungan.
Kendati demikian, ketiga hal yang disebutkan terakhir tidak dapat dipisahkan dari pengertian
lingkungan atau lingkungan hidup.
Ringkasan Buku
Rehabiliasi merupakan salah satu upaya pemulihan dan pengembalian kondisi bagi
penyalahguna maupun korban penyalahguna narkotika agar dapat kembali melaksanakan
fungsionalitas sosialnya yaitu dapat melaksanakan kegiatan dalam masyarakat secara normal
dan wajar.
Sistem terapi yang diterapkan adalah Abstinentia Totalis (blok total), yaitu menghentikan
secara total penggunaan narkoba dengan prinsip “Berobat dan Bertobat”. Intervensi agama
diberikan sesudah seorang pasien narkoba selesai
kondisi para pecandu narkoba menjadi sehat secara fisik, psikologik, sosial dan spiritual,
yang dilaksanakan selama 3-6 bulan
CJR TUGAS 1 & 2 (MEGA HAFNI SIREGAR)
Abstak Jurnal
Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Namun saat ini banyak sekali yang terjadi
pada diri remaja, seperti narkoba dan genk motor. Hal ini merupakan masalah yang sudah
tidak asing lagi. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-
norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Banyak sekali faktor internal dan eksternal
penyebab kenakalan remaja yang perlu diperhatikan. Untuk mengatasinya maka bimbingan
dari orang tua dan juga lingkungan yang baik bisa menjadi penentu bagi perkembangan
remaja tersebut.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi
dapat dikatakan sebagai kanakkanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat
dikatakan dewasa.
Abstrak Jurnal
Kenakalan remaja merupakan hal yang dirasa sudah biasa di kalangan anak muda saat ini.
kenakalan remaja disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor dari remaja itu sendiri (internal)
dan dari luar (eksternal). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor
yang memengaruhi kenakalan remajadi SMP A. Desain penelitian menggunakan
rancangandeskriptif,kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah remaja yang melakukan
pelanggaran dan bersedia menjadi responden dengan jumlah populasi 50 orang dan
sample yang digunakan sebanyak 16 responden. Metode sampling yang digunakan adalah
“Purposive Sampling”. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Data yang terkumpul
kemudian ditabulasikan secara manual. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pada faktor
krisis identitas tidak memengaruhisebanyak 9 responden (56%), factor control diri lemah
tidak memengaruhi sebanyak 10 responden (63%), faktor keluarga/perceraian tidak
memengaruhi sebanyak 11 responden (69%), faktor teman sebaya memengaruhi
sebanyak 9 responden (56%), dan faktor informasidan teknologi memengaruhi sebanyak
8 responden (50%). Diantara faktor-faktor tersebut, faktor yang paling memengaruhi
kenakalan remaja di SMP Ayaitu pengaruh teman sebaya sebanyak 9 responden (56%).
Hal ini dapat disebabkan karena sebagian besar responden memiliki komunitas yang kurang
baik. Karena itu kepada setiap orang tua, diharapkan tetap mengontrol komunitas dari anak
remajanya.