Dosen Pengampu :
Silmi Novita Nurman, S.Th.I.,M.Ag.
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Silmi Novita Nurman, S.Th.I.,M.Ag
yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga
kepada teman-teman seperjuangan yang telah membantu kami sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pemikiran Hassan Hanafi ?
2. Apa saja pemikiran Mohammad Arkoun ?
3. Apa saja pemikiran Fatimah Mernissi ?
4. Apa saja pemikiran Nasr Hamid Abu Zayd ?
5. Apa saja pemikiran Badiuzzaman Said Nursi ?
C.Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pemikiran dari tokoh filsafat kontemporer yaitu :
1. Hassan Hanafi
2. Mohammad Arkoun
3. Fatimah Mernissi
4. Nasr Hamid Abu Zayd
5. Badiuzzaman Said Nursi
BAB II
PEMBAHASAN
Fatimah Mernissi lahir di Maroko pada tahun 1940, di kota Fez (Harem).
Ia dibesarkan dalam keluarga yang demikian patuhberpedoman pada adat dan
tradisi yang membedakan antara priadan wanita. Perbedaan tersebut digambarkan
dalam hak-hak yang melingkupi dunia pria dan wanita. Pria berhak bebas
menikmati dunia kehidupan di luar rumah, mendengar kabar dan berita,
mengadakan transaksi bisnis, sedangkan kaum wanita sama sekali tidak
memperoleh hak sebagaimana kaum pria. Fatimah Mernissi menggambarkan
keadaan di sekitarnya:
Nasr Hamid Abu Zayd (selanjutnya disebut Nasr Hamid) adalah seorang
tokoh kontroversial di abad 21. Begitu banyak pandangannya tentang Islam yang
memancing reaksi keras dari kalangan ulama-ulama muslim
(konservatif/fundamentalis). Pandangannya dianggap jauh melenceng dari prinsip-
prinsip ajaran Islam. Karena itu, bagi sebagian ulama mesir menganggap Nasr
Hamid sudah keluar dari Islam/kafir.1Namun, di sisi lain, bagi kalangan
akademisi (baik insider dan outsider) Nasr Hamid dianggap sebagai cendekiawan
revolusioner/pembaharu dalam Pemikiran Islam, terkhusus dalam Qur‟anic
Studies. Nasr hamid mencoba untuk menawarkan sebuah metodologi/pembacaan
baru terhadap al-Qur‟an. Hal ini bisa dikatakan sebagai sebuah upaya
merekonstruksi metode ulama-ulama terdahulu yang cenderung atomistis kepada
sebuah pengkajian yang lebih menyeluruh (holistic of method).
Karena melihat bakat yang luar biasa dari Nasr Hamid, pengurus jurusan
itu menetapkannya untuk menjadi asisten dosen dengan mata kuliah pokok “Studi
Islam” pada tahun 1982, dan mendapat kehormatan sebagai “professor penuh”
pada tahun 1995 di bidang yang sama. Pada tahun 1975-1977 mendapat bantuan
dana beasiswa dari Ford Foundation Fellowship untuk studi di Universitas
Amerika Kairo. Selanjutnya ia juga mendapat beasiswa pada tahun 1978 sampai
1979 untuk belajar di Center For Middle East Studies Karirnya semakin menanjak
ketika ia juga diangkat menjadi Profesor Tamu di Osaka University of Foreign
Studies Jepang pada tahun 1985 sampai 1989 dan di Universitas Leiden
Netherlands pada tahun 1995 sampai 1998. Di antara sejumlah pemikir
kontemporer, Nasr Hamid tergolong paling artikulatif dalam mengelaborasikan
isu keterciptaan al-Qur‟an. Ia berargumen, sekali diwahyukan kepada Nabi
Muhammad, al-Qur‟an memasuki sejarah manusia dan menjadi teks, seperti teks
lainnya. penafsiran tentang al-Qur‟an yang dikembangkan oleh Nasr Hamid Abu
Zayd berangkat dari pemahaman tentang hakikat teks Al-Qur‟an.
Badiuzzaman Sa‟id Nursi lahir di desa Nurs, wilayah Bitlis yang terletak
di sebelah timur Anatolia. Sebuah kampung yang di kelilingi gunung-gunung
yang menjulang tinggi dengan salju abadi yang selalu menutupi puncak-
puncaknya, desa yang berpayung langit biru dengan udara yang terkenal bersih
dan terbebas dari polusi. Perkampungan ini luar biasa kaya akansayur-mayur, dan
beragam pepohonan hijau seperti walnūt, poplar. Badiuzzamān Sa‟id Nursi lahir
saat menjelang fajar terbit pada tahun 1877 M. Di tanah dinasti Ottoman, Sa‟id
Nursi tumbuh remaja melalui dekade-dekade terakhir dari kekuasaan tua tersebut.
Dibuat untuk merealisasikan impian lama untuk menyatukan orang-orang Turki di
bawah satu bendera, Dinasti Ottoman mempertahankan kekuasaannya selama
lebih dari enam abad dari 1299 hingga 1923 M. Wilayah-wilayahnya menyebar
dari Asia Kecil ke Timur Tengah, Afrika Utara, dan Eropa tenggara. Ia beroperasi
melalui sebuah sistem Negara dengan provinsi-provinsi yang berbeda yang terdiri
dari orang-orang yang berbeda agama dan ras.
Guru-guru beliau juga takjub pada Said Nursi. Ilmu yang semestinya
dipelajari selama 15 tahun mampu ia kuasai dalam waktu tiga bulan. Kecerdasan
Sa‟id Nursi terkenal luar biasa, ia mampu menghafal semua yang diajarkan
gurunya dalam waktu singkat. Setelah dari Tag, ia belajar di desa Pirmis, lalu
madrasah Syeikh Abdul Rahman di desa Nursin, Kugak, Geyda, Arvas, madrasah
Syaikh Muhammad Emin Effendi di Bitlis, Madrasah Mir Hasan Wali di Mukus,
Gevas dan Beyazid. Said Nursi adalah anak yang terkenal cerdas. Bahkan
pemahaman Said mengungguli teman yang lebih dahulu masuk madrasah
tersebut. Pemikiran dan tindakan Said Nursi tidak terlepas dari seorang ayah yang
beraliran Naqsyabandiah. Adapun misi yang dibawa aliran Naqsyabandiah adalah
:
A. Kesimpulan
B. Saran
Mernissi Fatima, The Forgotten Queens of Islam, Terj. Rahmani Astuti dan Enna
Hadi, Ratu Islam yang Terlupakan (Bandung : Mizan, Cet. I, 1994)
Zayd, Nasr Hamid. Mafhum al-Nas, terj. Khoiron Nahdyyin. Yogyakarta: LKIS,
2005
Nursi, Said Badiuzzaman, terj. Fauzi Faisal Bahreisy. Kumpulan Mukjizat Nabi
Muhammad SAW. Banten: Risalah Nur Press, 2014