Anda di halaman 1dari 8

HAKIKAT DAN MAJAZ DALAM ILMU BALAGHOH SERTA

ANALISISNYA DALAM AL QUR’AN SURAT AL-BAQARAH

Oleh:
Haula Alfikri I (2020080005)
Mario Wahyu R (2020080011)
Maghfirotus Sa’adah (2020080021)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir
Fakultas Syari’ah Dan Hukum
Universitas Sains Al-Qur’an Jawa Tengah Wonosobo

Abstrack

Hakikat dan majaz adalah dua kata yang selalu berdampingan, keduanya selalu menjadi
pokok bahasan dalam disiplin ilmu manapun, khususnya dalam bahasa arab dan kajian
Al-Qur’an. Didalam Al-Qur’an sendiri tidak sedikit ayat yang mengandung majaz, dengan
berbagai bentuk dan maknanya. Hal itu terjadi karena beberapa faktor, yang dapat
mempengaruhi pergeseran sebuah lafadz dari makna hakikat (harfiah) ke makna majaz
(metaforis). Kedudukan hukum antara hakikat dan majaz yaitu majaz merupakan cabang,
dan hakikat adalah pokoknya. Karena itu majaz tidak bisa ditetapkan menjadi sebuah
hukum kecuali adanya kesulitan ketika menggunakan hakikat. Dan perlu diketahui, Al-
Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan dengan menggunakan bahasa
Arab, yang sangat jelas dan terang. Untuk memahami Alquran dengan baik, tentulah
seseorang itu harus menguasai bahasa Arab dengan baik pula. Al-Qur’an itu sendiri
dalamnya memiliki berbagai macam cara dalam penyampaian makna, yang disebut
dengan gaya bahasa Al Qur’an. Salah satu gaya bahasa Al-Qur’an tersebut yaitu Hakikat
dan Majaz. Nah, pada kesempatan ini, kami akan membahas pokok bahasan dari gaya
bahasa al-Qur`an tersebut yaitu Haqiqah dan Majaz.

Kata kunci : Al-Qur’an, Majaz, Hakikat

Abstract

The essence and majaz are two words that are always side by side, both of which
have always been the subject of discussion in any scientific discipline, especially in
Arabic and the study of the Qur'an. In the Qur'an itself there are not a few verses
that contain majaz, with various forms and meanings. This happens because of
several factors, which can affect the shift of a lafadz from the meaning of essence
(literally) to the meaning of majaz (metaphorical). The legal position between
essence and majaz is that majaz is a branch, and essence is the point. Therefore
majaz cannot be established as a law unless there are difficulties when using the
essence. And keep in mind, the Qur'an is the holy book of Muslims that was

1
revealed using Arabic, which is very clear and bright. To understand the Qur'an
well, of course one must master the Arabic language well. The Qur'an itself has
various ways of conveying meaning, which is called the style of the Qur'anic
language. One of the language styles of the Qur'an is Hakikat and Majaz. Well, on
this occasion, we will discuss the subject matter of the language style of the Qur'an,
namely Haqiqah and Majaz.

Keywords : Metaphor and The Truth in the Quran

A. PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah ta’ala kepada umat islam
sebagai petunjuk. Al-Qur’an turun dengan bahasa arab yang sangat terang dan jelas ,
sebagaimana dalam firman Allah Q.S.Yusuf 12:2
. َ‫ ع ََربِيًّا لَّ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُوْ ن‬B‫اِنَّٓا اَ ْن َز ْل ٰنهُ قُرْ ٰانًا‬
Artinya : “sesungguhnya kami menurunkannya berupa al-Qur’an dengan berbahasa arab agar
kalian memahaminya”.
Maka dari itu, untuk memahami al-qur’an , sesorang harus pandai berbahasa arab, bila
tidak, ia tidak akan mampu memahami al-Qur’an dengan baik dan benar. Hal ini akan
semakin ditekankan kepada seorang mufasir, yang akan menafsirkan al-Qur’an. Syarat ini
merupakan syarat yang mutlak yang harus dimiliki oleh seorang mufasir, sebab al-Qur’an
menggunakan bahasa arab.
Dalam makalah singkat ini kami akan mencoba memberikan sedikit penjelasan
tentang bagaimana kita mengunakan dan memperlakukan suatu lafadz menurut maknanya,
karena pada makalah-makalah sebelumnya kita telah disuguhi pembahasan tentang
penyerupaan dan perumpamaan (tasybih) dan salah satu cara untuk menyatakan maksud
dengan pernyataan yang kata katanya kurang dari sebagaimana mestinya (ijaz). Dan semoga
makalah singkat ini bisa bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Hakikat
Secara bahasa Hakikat berasal dari kata ‫ َحق‬yang berarti nyata, kenyataan, dan
jelas. Sedangkan menurut istilah Hakikat adalah kata yang digunakan sebagaimana
pertama kali dipergunakan dalam konteks kebahasaan1. Menurut Ibnu Subkhi menyatakan

1
Hafidz Abdurrahman, Ulumul Qur’an (Bogor, 2004), 125.

2
bahwa hakikat adalah lafaz yang digunakan untuk apa lafaz itu ditentukan pada mulanya.
Ibnu Qudamah mendefinisikannya sebagai lafaz yang digunakan untuk sasarannya semula.
Sementara Al-Sarkhisi berpendapat bahwa hakikat adalah setiap lafaz yang ditentukan
menurut asalnya untuk hal tertentu2. menurut ulama ushul, hakikat adalah :
‫هى كل لفظ أريد به ما وضع له فى االصل لشىء معلوم أو ألتصال معنوى‬
“setiap lafad yang menghendaki makna asal (wad’i) karena ada hal-hal yang telah di
ketahui”.3
Berdasarkan istilah-istilah diatas, maka bisa disimpulkan bahwa definisi haqiqah
adalah sebuah kata dalam ayat Alquran yang digunakan seperti makna semulanya yang
telah
ditentukan, dan memiliki tujuan tertentu.

2. Klasifikasi Hakikat
Hakikat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu :
a. Hakikat lughowiyyah Wadh’iyyah
Adalah kata yang menunjukan arti yang hakiki berdasarkan dari konteks
penggunaan asal kata tersebut. contoh kata ‫ ال َر ُج ُل‬yang digunakan untuk menyebut laki-
laki dewasa.
b. Hakikat Lughowiyyah Manqulah
Adalah kata yang menunjukan arti yang hakiki setelah mengalami
transformasi atau perubahan makna. Perubahan ini dilakukan oleh ahli bahasa, atau
syari’at. Hakikat Lughowiyyah Manqulah ini terbagi menjadi 2, yaitu :
1) ‘Urfiyyah, yaitu kata yang mengalami perubahan makna asalnya oleh kelompok
atau halayak umum. Contoh : kata ٌ‫ دآبَّة‬yang memiliki arti hewan melata, hewan
berkaki
empat saja sehingga makna awalnya ditinggalkan.

2
Miftahul Arufin dan A. Faisal Haq, Ushul Fiqih : Kaidah-Kaidah Pentapan Hukum Islam, Cet. I. (Surabaya: Citra
Media, n.d.), 175.
3
Firdaus dan Meirison, “HAKIKAT DAN MAJAZ DALAM AL-QUR’AN DAN SUNNAH,” JURNAL KAJIAN DAN
PENGEMBANGAN UMAT 1 (2018): 44.

3
2) syar`iyyah, yaitu kata yang mengalami perubahan makna asalnya yang digunakan
oleh pembuat syari`at erdasarkan dalil syari’at. contohnya ‫ ال ُك ْفر‬, ‫يَام‬B‫ ص‬, ‫الَة‬B‫ص‬
َ dan
sebagainya.4
3. Pengertian Majâz
majâz menurut bahasa berasal dari fi’il madi ‫وز‬B‫ يج‬-‫از‬B‫ ج‬yang berarti lewat atau
keluar. Sedangkan secara terminologis para ulama banyak yang mendefinisikannya
sebagai berikut:5
a. Ibn Qutaibah mendefinisikannya sebagai bentuk gaya tutur, atau seni bertutur.
b. Sibawayh mendefinisakannya dengan seni bertutur yang memungkinkan terjadinya
perluasan makna.
c. Al-Qaadhy ‘Abd al-Jabbaar mengatakan bahwa majaz adalah peralihan makna dari
makna dasar atau leksikal ke makna lainnya, yang lebih luas
d. Al-Jurjaany berpendapat bahwa majaz adalah peralihan makna dasar ke makna
lainnya, karena alasan tertentu, atau pelebaran medan makna dari makna dasarnya.
Dari berbagai definisi para ulama diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
majas adalah lafaz yang menunjukan arti dari makna denotatif kepada makna konotatif
karena ada alasan-alasan tertentu.

4. Klasifikasi Majaz Dalam Alquran


a. Majaz Mufrad
Majaz mufrad yaitu penggunaan lafaz yang tidak sesuai dengan makna asalnya
karena adanya suatu petunjuk kebahasaan. Majaz ini juga disebut dengan majaz
lughawi. Majaz mufrad terbagi ke dalam beberapa macam, diantaranya :6
1) Al-hadzfu atau an-naqsu, yaitu majaz yang menitikberatkan pada lafadz yang
tersembunyi. Contohnya dalam QS. Al-Baqarah: 58
..… َ‫َواِ ْذ قُ ْلنَا ا ْد ُخلُوْ ا ٰه ِذ ِه ْالقَرْ يَة‬
Artinya
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman, “Masuklah ke negeri ini (Baitulmaqdis)…”

4
Abdurrahman, Ulumul Qur’an, 125–126.
5
Abdullah As-Sudais, “Al-Majaaz ’Inda Al-Usuliyyin Bain Al-Mujiiziin Wa AlMaani’iin” (Al-Maktabah Asy-Syaamilah,
n.d.), 7.
6
Al-Hâfizh Jalâl ad-Dîn Abd Ar-Rahmân As-Suyûthi, Al-ItqÉn Fi UlËm Al-QurÉn, jilid 1. (Beyrut: al-Maktabah
al-‘Ashriyyah, 2003), 122–128.

4
di dalam ayat ini tersimpan lafadz yang tersembunyi setelah lafadz ‫القرية‬
(negeri) yaitu lafadz Baitul maqdis
2) Az-Ziyaadah,yaitu majaz yang menitikberatkan pada adanya lafadz atau hurup
tambahan. Contohnya dalam surat Al-Baqarah: 17
)17 :2/‫ ( البقرة‬١٧ ……ۚ ‫َمثَلُهُ ْم َك َمثَ ِل الَّ ِذى ا ْستَوْ قَ َد نَارًا‬
Artinya :
“Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api”
Sebagian ulama mengatakan bahwa huruf ‫ ك‬di depan lafadz ‫ مثل‬secara makna
muradnya merupakan tambahan.
3) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk lafadz plural (jama') namun yang
dimaksudkan adalah sebagian saja. Contohnya dalam surat Al-Baqarah ayat 19:
ِ ۗ ْ‫ق َح َذ َر ْال َمو‬
)19 :2/‫ ( البقرة‬١٩ ……ۢ ‫ت‬ َّ ‫صابِ َعهُ ْم فِ ْٓي ٰا َذانِ ِه ْم ِّمنَ ال‬
ِ ‫ص َوا ِع‬ َ َ‫يَجْ َعلُوْ نَ ا‬
Artinya :
“Mereka menyumbat telinga dengan jari-jarinya, (menghindari) suara petir itu karena
takut mati……….”(Al-Baqarah/2:19)
Kata ‫ اصابع‬di atas secara leksikal atau makna yang sebenarnya adalah jari-jari.
Kiranya mustahil bagi orang-orang munafik Mekkah menyumbat telinganya dengan
semua jari karena takut bunyi guntur yang mematikan. Tetapi yang dimaksud ‫اصابع‬
dalam ayat tersebut adalah sebagian dari jari-jari, bukan semuanya.
4) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk lafadz khas(khusus), namun yang
dimaksudkan adalah 'aam (makna umumnya).Contohnya dalam surat Al-Baqarah: 42
َّ ‫اط ِل َوتَ ْكتُ ُموا ْال َح‬
)42 :2/‫ ( البقرة‬٤٢ َ‫ق َواَ ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُموْ ن‬ ِ َ‫ق بِ ْالب‬
َّ ‫َواَل ت َْلبِسُوا ْال َح‬
Artinya :
“Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah)
kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.” (Al-Baqarah/2:42)
lafadz ‫( الباطل‬kebatilan) dalam ayat di atas maksudnya adalah kesalahan,
kejahatan, kemungkaran dan sebagainya
5) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk lafadz 'aam(umum), namun yang
dimaksudkan adalah khas (makna khususnya).Contohnya dalam surat Al-Baqarah: 75
٧٥ َ‫وْ ن‬B‫وْ هُ َوهُ ْم يَ ْعلَ ُم‬Bُ‫ا َعقَل‬BB‫ ِد َم‬Bْ‫هٗ ِم ۢ ْن بَع‬Bَ‫ َمعُوْ نَ كَاَل َم هّٰللا ِ ثُ َّم يُ َح ِّرفُوْ ن‬B‫ق ِّم ْنهُ ْم يَ ْس‬ ْ ‫اَفَت‬
ٌ B‫َط َمعُوْ نَ اَ ْن ي ُّْؤ ِمنُوْ ا لَ ُك ْم َوقَ ْد َكانَ فَ ِر ْي‬
)75 :2/‫( البقرة‬

5
Artinya :
“Maka apakah kamu (Muslimin) sangat mengharapkan mereka akan percaya
kepadamu, sedangkan segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka
mengubahnya setelah memahaminya, padahal mereka mengetahuinya?” (Al-
Baqarah/2:75)
lafaz ‫( هم‬orang banyak) dalam ayat di atas dimaksudkan bagi orang-orang
Yahudi di Madinah yang mengubah mengubah isi Taurat terutama mengenai nabi
Muhammad SAW.
b. Majaz At-Tarkiib
Majaz at-tarkiib adalah majaz yang menyandarkan suatu perbuatan atau
kesangsian kepada sesuatu yang tidak memiliki originalitas, dikarenakan adanya
hubungan keterkaitan antara keduanya. Majaz ini disebut juga dengan majaz al-aql dan
majaz al-isnaad7. Majaz ini dibagi menjadi :
1) Penyandaran yang kedua sisnya adalah haqiqat (makna asli). Contohnya dalam surat
Al-Baqarah: 22
‫هّٰلِل‬
ِ ‫ض فِ َرا ًشا وَّال َّس َم ۤا َء بِن َۤا ًء ۖ َّواَ ْن َز َل ِمنَ ال َّس َم ۤا ِء َم ۤا ًء فَا َ ْخ َر َج بِ ٖه ِمنَ الثَّ َم ٰر‬
ِ ‫وْ ا‬BBُ‫ا لَّ ُك ْم ۚ فَاَل تَجْ َعل‬BBً‫ت ِر ْزق‬ َ ْ‫الَّ ِذيْ َج َع َل لَ ُك ُم ااْل َر‬
)22 :2/‫ ( البقرة‬٢٢ َ‫اَ ْندَادًا َّواَ ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُموْ ن‬
Artinya :
“(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap,
dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan)
itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan
tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (Al-Baqarah/2:22)
Penggunaan lafadz ‫( انزل‬memurunkan) dan ‫( ماء‬air) di dalam ayat ini adalah
secara hakikat.
2) Penyandaran yang kedua sisanya adalah majaz.Contohnya dalam surat Al-Baqarah: 16
ٰۤ ُ
ْ ‫كَ الَّ ِذ ْينَ ا ْشت ََر ُوا الض َّٰللَةَ بِ ْاله ُٰد ۖى فَ َما َربِ َح‬Bِ‫ول ِٕٕى‬
)16 :2/‫ ( البقرة‬١٦ ‫ْن‬Bَ ‫ت تِّ َجا َرتُهُ ْم َو َما َكانُوْ ا ُم ْهتَ ِدي‬ ‫ا‬
Artinya :
“Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka perdagangan mereka
itu tidak beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah/2:16)

7
Ibid., 120–121.

6
Penggunaan lafadz ‫ )سثح‬beruntung) dan ‫ )تجبسح‬perniagaan) di dalam ayat ini
adalah secara majaz.

C. KESIMPULAN
Hakikat dan majaz adalah dua kata yang selalu berdampingan dan setiap kata akan
masuk ke dalam salah satu diantaranya. Adapun yang dimaksud dengan hakikat yaitu sebuah
kata dalam ayat Al-Qur’an yang digunakan seperti makna semulanya yang telah ditentukan,
dan memiliki tujuan tertentu. Haqiqah diklasifikasikan ke dalam dua bentuk, yaitu : Haqiqah
Lughawiyyah Wadh`iyyah dan Haqiqah Lughawiyyah Manqulah (Pada bagian ini, hakikat
terbagi kedalam dua bentuk pula, yaitu Haqiqah lughawiyyah `urfiyyah dan Haqiqah
lughawiyyah syar`iyyah).
Sedangkan arti majaz yaitu lafaz yang menunjukan arti dari makna denotatif kepada
makna konotatif karena ada alasan-alasan tertentu. Singkatnya majaz merupakan
 Lafadz itu tidak menunjukkan kepada arti sebenarnya sebagaimana yang dikehendaki
suatu bahasa.
 Lafadz dengan bukan menurut arti sebenarnya itu dipinjam untuk digunakan dalam
memberi arti kepada apa yang dimaksud.
 antara sasaran dari arti lafaz yang digunakan dengan sasaran yang dipinjam dari arti lafadz
itu memang ada kaitannya.
Pemahaman hakikat dan majâz adalah salah satu dari metode yang digunakan para
mujtahid untuk menggali penggunaan lafaz atas suatu makna yang bisa menghadirkan suatu
pengertian di dalam memahami teks dengan melibatkan dalil aqli (rasio) atau dalil naqli
(nash) maupun kebiasaan dari penggunaan bahasa (rasa bahasa).

Daftar Pustaka

Abdurrahman, Hafidz. Ulumul Qur’an. Bogor, 2004.


As-Sudais, Abdullah. “Al-Majaaz ’Inda Al-Usuliyyin Bain Al-Mujiiziin Wa AlMaani’iin.” Al-
Maktabah Asy-Syaamilah, n.d.
As-Suyûthi, Al-Hâfizh Jalâl ad-Dîn Abd Ar-Rahmân. Al-ItqÉn Fi UlËm Al-QurÉn. Jilid 1.
Beyrut: al-Maktabah al-‘Ashriyyah, 2003.

7
Haq, Miftahul Arufin dan A. Faisal. Ushul Fiqih : Kaidah-Kaidah Pentapan Hukum Islam. Cet.
I. Surabaya: Citra Media, n.d.
Meirison, Firdaus dan. “HAKIKAT DAN MAJAZ DALAM AL-QUR’AN DAN SUNNAH.”
JURNAL KAJIAN DAN PENGEMBANGAN UMAT 1 (2018): 1.

Anda mungkin juga menyukai