َ ضافٌ و ُم
َ إضافة ( ُم
ُض اف
َ مdan مض اف إليهadalah penyandaran kata pertama ke kata
yang kedua yang berfungsi untuk menunjukkan kepemilikan. Contoh:
( النعت و المنعوتman’ut+na’at)
Na’at merupakan kata yang memberikan sifat pada kata sebelumnya
(man’ut) man’ut juga disebut dengan maushuf. Na’at akan
menyesuaikan dengan ma’utnya dari 4 sisi, yaitu:
1. Nakirah (attankir) atau ma’rifah (atta’rif)
2. Mudzakkar (attadzkir) atau muanats (attanits)
3. Al I’rab (rafa’, jarr, nashab)
4. Jumlah (al ifrad)
Keempat segi tersebut harus terpenuhi, dan tidak boleh tertinggal salah
satunya.
Dalam suatu kalimat, yang memiliki kedudukan merupakan man’utnya,
karena man’utnya merupakan pokoknya.
Dalam na’at dan man’ut juga ada isim yang dikenal dengan isim
maushul, yaitu alladzi/allatii yang berfungsi untuk menjelaskan sesuatu
dengan perantaraan kalimat sesudahnya.
الجملة الفعلية danالجملة االسمية Jumlah mufidah terdiri atas 2, yaitu
الجملة االسمية = مبتدأ +خبر
الجملة الفعلية = فعل +فاعل +مفعول به