Disusun oleh:
Dosen Pengampu:
2021
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 4
BAB II ............................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 5
A. PENGERTIAN FIIL TSULATSI MAZID ....................................................................................... 5
Wazan Tsulasi Mazid ................................................................................................................................ 5
B. MACAM-MACAM WAZAN FI’IL TSULASI MAZID BIHARFIN ............................................. 6
A. Tsulatsi Mazid Biharfin (1 Huruf) ................................................................................................ 6
BAB III ............................................................................................................................................................ 9
PENUTUP ....................................................................................................................................................... 9
A. KESIMPULAN ................................................................................................................................. 9
B. SARAN ............................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa Arab merupakan Bahasa Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menjadi
pedoman umat Islam dan juga menjadi bahasa pemersatu umat Islam didunia.Akan tetapi
tidak bisa dipungkiri saat ini kebanyakan orang sudah tidak peduli lagi akan pentingnya
mempelajari Bahasa Arab, sebagian beranggapan bahwa Bahasa Arab merupakan bahasa
yang paling sulit dipelajari, oleh karena itu pendidik dituntut untuk menggunakan media
yang lebih efisien dan sesuai dengan tuntutan zaman, agar peserta didik lebih termotivasi
dan antusias dalam mempelajari Bahasa Arab, sehingga tercipta sebuah sistem
pembelajaran Bahasa Arab yang lebih inovatif, dan interaktif.
Sharaf atau dibaca shorof merupakan satu cabang ilmu tata bahasa Arab. Secara
bahasa shorof diartikan sebagai “Perubahan”. Perbuhan kata ini dalam
perakteknya disebut tashrif. Mengetahui sharaf atau mengkaji bentuk perkataan adalah
sangat penting dalam mempelajari bahasa Arab karena dalam perubahan
bentuk atau “Sighat‟ suatu perkataan, maka arti perkataan itu akan berubah. Jika dalam
bahasa indonesia kita akan menemukan contoh perubahan kata tulis menjadimenulis -
tulisan - ditulis. Maka ilmu sharaf juga akan membahas bentuk perubahansuatu kata dasar
menjadi kata yang lain.
Menurut Hidayatullah (2012: 54) dalam istilah linguistik ilmu ṣarf dikenal dengan
morfologi. Morfologi atau tata bentuk kata merupakan bagian dari tata bahasa yang
mempelajari bentuk-bentuk kata dari segala hal proses pembentukannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Fi’il Tsulatsi Mazid?
2. Apa macam-macam Wazan Fi’il Tsulasi Mazid?
BAB II
PEMBAHASAN
Wazan tsulasi mazid memiliki pola yang jauh berbeda di setiap babnya. Tidak
seperti wazan tsulatsi mujarrad yang mempunyai bentuk hampir serupa. Sehingga sulit
diformulasikan seperti:
ِ ض ٍّ ّى َكس َْرت
َان َ ٍَّان | َكس ُْر فَتْح
َ ض ُّى ِ ض ٍّ ّى فَتْ ُح َكس ٍّْر فَتْ َحت
َ فَتْ ُح
Meski demikian, kami tetap berusaha mengemas materi ini dengan sedemikian rupa agar
mudah dipelajari dan dimengerti pemula. Lebih jauh lagi mengenai ini, penjelasan
masing-masing wazan tsulasi mazid adalah sebagai berikut.
Sebuah catatan penting yang mesti diperhatikan, bahwa mashdar fi’il tsulatsi mazid
hukumnya adalah qiyasi (menggunakan rumus baku untuk setiap babnya). Dan tidak
semua jenis kata kerja tsulasi mujarrod bisa diikutkan wazan tsulasi mazid dengan
menganut secara keseluruhan polanya.
Mengapa demikian? Karena transisi bentuk wazan tsulasi mazid adalah sama’i, artinya
mengikuti apa yang berlaku dari masyarakat Arab. Coba perhatikan contoh fi’il tsulatsi
mazid berikut:
Pada contoh tersebut, kiranya untuk lafadz alima-ya’lamu “ َي ْعهَ ُى- ” َع ِه َىhanya memiliki dua
wazan tsulasi mazid saja, yaitu allama-yu’allimu “يُعَ ِهّ ُى-” َعهَّ َى, dan ta’allama-
yata’allamu “ َيتَ َعهَّ ُى-”ت َ َعهَّ َى. Ini merupakan contoh fi’il tsulatsi mazid yang umum berlaku di
tengah masyarakat Arab. Sekarang bandingkan dengan contoh berikut:
يَ ْست َ ْس ِه ُى-سهَّ ُى | ِإ ْست َ ْسهَ َى
َ َ يَت-سهَّ َى
َ َ يُ ْس ِه ُى | ت-سا ِن ُى | أَ ْسهَ َى َ | س ِهّ ُى
َ ُي-سانَ َى َ ُي-سهَّ َى
َ | يَ ْسهَ ُى-س ِه َى
َ
Salima-yaslamu | Sallama-yusallimu | Saalama-yusaalimu | Aslama-yuslimu | Tasallama-
yatasallamu | Istaslama-yastaslimu
Dari contoh di atas bisa kita lihat bahwa wazan tsulasi mazid untuk fi’il salima-
yaslamu “يَ ْسهَ ُى-س ِه َى
َ ” lebih banyak polanya di masyarakat Arab dibandingkan dengan fi’il
sebelumnya. Kendati demikian, bukan berarti fi’il tsulasi alima “ ” َع ِه َىtidak bisa mengikuti
selain kedua wazan tsulasi mazid di atas.
Pada dasarnya, kesamaan unsur huruf pada wazan-wazan tsulasi mazid ini mempunyai
kesamaan dalam akar makna. Contoh mudahnya adalah fi’il yang terbentuk dari huruf
asal و-ل- عmempunyai makna yang tidak jauh dari ilmu pengetahuan, yakni mengetahui
(يَ ْعهَ ُى-) َع ِه َى, mengajarkan (يُعَ ِهّ ُى-) َعهَّ َى, dan mempelajari (يَتَعَهَّ ُى-)تَعَهَّ َى.
Tsulatsi mazid biharfin adalah setiap kalimah atau kata yang tersusun dari 3 huruf asli
dengan satu huruf ziyadah (tambahan). Kelompok tsulasi mazid biharfin ini juga bisa
disebut fi’il ruba’i, karena total hurufnya ada empat, yang memiliki tiga pola wazan,
yaitu:
Bab awal fi’il ruba’i yaitu wazan Af’ala-yuf’ilu “يُ ْف ِع ُم-”أ َ ْف َع َم. Tandanya adalah huruf zaidah
(tambahan) berupa hamzah berharokat fathah di awal kalimahnya. Wazan tsulasi mazid
biharfin ini umumnya memiliki faedah ta’diyah. Artinya merubah fi’il yang semula lazim
(tidak memerlukan ma’mul manshub) menjadi muta’addi (membutuhkan ma’mul
manshub).
Misalnya kata kerja karuma-yakrumu “يَ ْك ُر ُو-( ”ك َُر َوmulia), ketika diikutkan wazan af’ala-
yuf’ilu “يُ ْف ِع ُم- ”أَ ْف َع َمmenjadi akroma-yukrimu (memuliakan). Namun ada juga beberapa fi’il
tsulatsi mujarrad biharfin yang berlaku lazim (tidak butuh ma’mul manshub),
seperti ashbaha-yushbihu “ص ِب ُح ْ َ ( ”أterjaga di waktu pagi).
ْ ُي-صبَ َح
2. Fä’ala-yufä’ilu (يُ َف ِعّ َُل-) َفعَّ ََل
Ini merupakan bab kedua fi’il tsulasi mazid biharfin, yaitu wazan fä’ala-yufä’ilu “-فَعَّ َم
”يُفَ ِعّ ُم. Ciri-cirinya adalah tambahan huruf sejenis di antara fa’ fi’il dan ain fi’il.
Kebanyakan fi’il yang mengikuti wazan ini mempunyai faedah taktsir “”تكثير
(menunjukkan suatu perbuatan yang berulang-ulang).
َ ) َفا
3. Faa’ala-yufaa’ilu (يُ َفا ِع َُل-ع ََل
Bab terakhir dari fi’il ruba’i atau tsulatsi mazid biharfin adalah wazan faa’ala-
yufaa’ilu “يُفَا ِع ُم-”فَا َع َم. Setiap kata yang mengikuti wazan ini ditandai dengan alif zaidah
(tambahan) yang terletak setelah fa’ fi’il. Umumnya berfaedah musyarakah “”يشاركة
(saling melakukan perbuatan).
Seperti kata qatala-yaqtulu “يَ ْقت ُ ُم-( ”قَت َ َمmenghabisi), setelah ditambahkan huruf alif di
antara fa’ fi’il dan ain fi’il menjadi qaatala-yuqaatilu “يُقَاتِ ُم-( ”قَات َ َمsaling menghabisi).
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sharaf atau dibaca shorof merupakan satu cabang ilmu tata bahasa Arab. Secara
bahasa shorof diartikan sebagai “Perubahan”. Perbuhan kata ini dalam
perakteknya disebut tashrif. Mengetahui sharaf atau mengkaji bentuk perkataan adalah
sangat penting dalam mempelajari bahasa Arab karena dalam perubahan
bentuk atau “Sighat‟ suatu perkataan, maka arti perkataan itu akan berubah. Jika dalam
bahasa indonesia kita akan menemukan contoh perubahan kata tulis menjadimenulis -
tulisan - ditulis. Maka ilmu sharaf juga akan membahas bentuk perubahansuatu kata dasar
menjadi kata yang lain.
Tsulasi mazid adalah kelompok fi’il atau kata kerja yang tersusun atas 3 huruf asli
dan sisanya merupakan tambahan. Oleh karenanya ia disebut mazid, artinya yang
ditingkatkan, tambahan, yang lebih atau kelebihan.
Adakalanya tsulasi mazid memiliki 1 huruf, 2 huruf, sampai 3 huruf tambahan. Berangkat
dari sini, dalam ilmu shorof atau tashrif wazan tsulasi mazid ada 3 bab yang secara
keseluruhannya terdapat 12 wazan, dan masing-masing dari wazan tersebut nantinya
disertai spesifikasi dan faedah yang berbeda-beda. Ketiga bab yang dimaksud yaitu:
1. Tsulasi Mazid Biharfin (1 huruf).
2. Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf).
3. Tsulasi Mazid Bitsalatsati Ahrufin (3 huruf).
B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun dan tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga para pembaca
dapat mengerti serta menambah wawasan nya.
DAFTAR PUSTAKA
La’azuddin Abil Fadhoil, Matn Bina Wal Asas, (Surabaya: Umar Haddad).
https://www.maskuns.my.id/2021/08/wazan-tsulasi
mazid.html#:~:text=Tsulatsi%20mazid%20biharfin%20adalah%20setiap,ilu%20(%D8%A3%D9
%8E%D9%81%D9%92%D8%B9%D9%8E%D9%84%D9%8E%2D%D9%8A%D9%8F%D9%
81%D9%92%D8%B9%D9%90%D9%84%D9%8F)