BAB I (Muqoddimah)
Fiqh secara bahasa ialah Faham, sedangkan secara istilah adalah Ilmu tentang hukum
syariat yang diambil dari beberapa dalil yang terperinci
Maudi’
Hukum belajar fiqh yakni wajib ain / wajib kifayah
Penulis fiqh : Imam ahli ijtihad, Sebagian imam 4 madhab
Dalil : Al qur’an, Hadits, Ijma’, qiyas
BAB II (Sesuci)
Sesuci secara bahasa ialah Bersih, menurut syara’ yakni menghilangkan hadas dan najis
Alat Sesuci : - Air
- Debu
- Batu
- Kulit yang disamak
Tujuan Sesuci : - Wudhu
- Mandi besar
- Tayamum
- Menghilangkan najis
Pembagian Air :
Air Mutlaq @ air yang suci secara zat nya serta dapat digunakan bersuci. Air Mutlaq
ada 7 : air hujan, air laut, air sungai, air sumur, air sumber, air salju daan air es.
Air Musyammas @ air yang dipanaskan dibawah terik matahari dengan menggunakan
wadah logam kecuali emas dan perak seperti besi dan baja. Hukumnya Suci bisa
menghilangkan hadas dan najis namun makruh apabila digunakan pada tubuh.
Air Musta’mal @ air yang sudah digunakan untuk menghilangkan hadas/najis, ketika
tidak berubah sifatnya dan tidak bertambah materinya. Hukumnya suci.
Air Mutagoyyir @ air yang telah berubah salah satu sifatnya (warna, bau, rasa) karena
telah tercampur oleh sesuatu yang suci dengan perubahan yang mencegah kemutlaqan
air tersebut, missal air sumur tercampur kopi. Hukumnya Suci tapi tidak mensucikan.
Air Mutanajjis @ air yang awalnya suci namun berubah hukumnya menjadi najis
karena tercampur sesuatu yang najis, misal darah, kotoran cicak dsb.
Dihukumi air mutanajis ketika :
o Air mencapai 2 qullah (270 L) kemudian terkena najis dihukumi air mutanajis
apabila berubah salah satu sifatnya.
o Air tidak mencapai 2 qullah emudian terkena najis akan tetap dihukumi air
mutanajis walaupun salah satu sifatnya tidak berubah.
Perubahan taqdiri adalah perubahan yang tidak bisa diraba/dirasakan oleh panca indra dan
hukumnya seperti hukum perubahan secara nyata. Jika sesuatu yang sama sifatnya dengan air
jatuh di air maka hukumnya tafsil diperinci. Jika benda tersebut suci maka diperkirakan lebih
mendekati sifatnya. Seperti : rasanya delima, bau buah yang wangi, warna rasa roti. Jika
benda tersebut najis maka diperkirakan denngan sifat yang paling kuat, seperti : warna tinta,
bau minyak misik, rasa cuka. Karena benda tersebut cocok dengan air yang perubahannya
tidak jelas maka hukumnya dianggap berubah sebagaimana najis hukmiyah.
Bagi laki-laki dan perempuan yang mukallaf diharamkan menggunakan wadah yang terbuat
dari emas dan perak dan barang-barang yang terbuat dari keduanya. Benda yang tidak boleh
digunakan itu juga tidak boleh dibuat dan diperbolehkan memberi hiasan serta melubangi
hidung dan gigi dengan emas dan perak.
Hukum Tambalan :
Tambalan emas itu haram hukumnya secara mutlak. Tambalan emas jika kecil maka halal
tanpa ada kemakruhan hukumnya namun bila ada hajat. Dan jika tambalan itu banyak karena
kebutuhan maka diperbolehkan, tapi disertai hukummakruh karena banyaknya tambalan.
Namun jika tambalannya banyak hanya bertujuan untuk berhias maka hukumnya haram.
o Memakai Siwak
o Membaca tasmiyah ketika membasuh telapak tangan
o Membasuh telapak tangan
o Istinsyaq (Kumur”, Menghirup air ke hidung, mengeluarkan air dari hidung)
o Mengusap Sebagian kepala
o Mengusap kedua telinga baik sisi luar dan dalamnya
o Menyela” jenggot yang tebal
o Menyela” jari tangan dan kaki
o Mendahulukan kanan daripada kiri
o Melakukan 3x
o Memanjangkan/memperlebar tempat mengusap/membasuh
o Membaca doa setelah wudhu
Jima’
Keluar mani
Haid
Melahirkan (setelah melahirkan wajib mandi besar, apabila operasi maka menunggu
saampai kuat untuk mandi )
Nifas
Fardhu Mandi besar : Niat dan meratakan air keselutuh tubuh dan rambut
Sholat
Thowaf
Memegang mushaf
Membawa mushaf
Membaca qur’an
Menetap di masjid