Anda di halaman 1dari 18

PENGENALAN BACAAN QIRA’AT RIWAYAT IMAM

QALUN AN-NAFI’
(Studi Ilmu Qira’at)

Diajukan Sebagai Tugas Dalam Mata Kuliah Ilmu Qira’at Pada


Jurusan Ushuluddin Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hidayah Bogor

Disusun Oleh :
1. Adelah Eka Putri (202031002)
2. Ulfa Muallifah (202031029)

Dosen Pengampu :
Apud Saputra, S.Th.I., M.Pd.I

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


JURUSAN USHULUDDIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL HIDAYAH BOGOR
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah ‫ﷻ‬, yang
telah memberikan dan melimpahkan rahmat, hidayat dan inayahnya kepada penulis
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.

Mengingat kurangnya kemampuan dan keterbatasan penulis dalam


menyelesaikan makalah ini, penulis meyakini bahwa tugas ini tidak dapat
terselesaikan tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Atas bimbingan
dan bantuan tersebut tiada yang dapat penulis ucapan salain ucapan terima kasih,
kepada :

1. Allah ‫ ﷻ‬yang telah memberikan nikmat, sehat dan segala keberkahan


yang bisa kita rasakan sampai saat ini.

2. Dosen Pembimbing.

Demikian penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun dan bermanfaat bagi kita semua. Semoga makalah ini dapat kita ambil
manfaatnya bersama, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Bogor, 03 Maret 2023

Penulis,

Adelah & Ulfa

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

A. Biografi ............................................................................................. 3
B. Manhaj Riwayat Imam Qalun An-Nafi’ ........................................... 6

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 13

A. Kesimpulan ....................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Qira’at dianggap asing oleh masyarakat Melayu Islam karena ia tidak
dimasyhurkan di negara kita, sedangkan ia berkembang luas pada zaman
Rasulullah ‫ ﷺ‬dan selepasnya. Sebenarnya Ilmu Qira’at bukannya satu ilmu yang
asing bagi umat Islam khususnya di Indonesia dan maupun di seluruh dunia.
Bahkan Al Qur’an yang dibaca sekarang adalah Qira’at tetapi masyarakat
Muslim kita belum mengetahuinya. Sebagaimana Al Qur’an dalam Qira’at
adalah satu kombinasi yang tidak dapat dipisahkan, begitu juga pada Ilmu
Tajwid. Ini bermakna Qira’at dan tajwid itu adalah bagian dari Al Qur’an.
Pada zaman Rasulullah ‫ﷻ‬, ia membacakan kepada sahabat-sahabatNya
dengan tujuh huruf. Maka berlaku keberagaman dalam bacaan setiap para
sahabat dan bertebaranlah para sahabat di dalam menyebarkan kalimah tauhid
ini di seluruh pelosok dunia. Disebabkan keberagaman inilah, maka generasi
tabi’in juga mengalami perkara yang sama hasil dari penyebaran para sahabat
Nabi ‫ ﷻ‬bacaan-bacaan tersebut. Begitulah seterusnya sehingga sampai ke
zaman imam-imam yang agung dan mereka telah menyusun semula ilmu qiraat
dan mengembangkannya dengan lebih tersusun.
Riwayat Qalun merupakan cara baca al-Qur’an yang banyak beredar dalam
masyarakat Indonesia dengan berbagai perbedaan yang ada. Sayangnya
masyarakat tidak begitu familiar dengan beragam cara baca al-Qur’an, bahkan
jika mereka mendengar bacaan al-Qur’an yang berbeda dari kebiasaan, akan
menilai hal itu sebagai sesuatu yang asing. Dari fenomena ini perlu dijelaskan
kepada masyarakat tata cara bacaan al-Qur’an riwayat Qalun, sehingga tidak
akan muncul rasa curiga ketika mendengar car abaca al-Qur’an yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Imam Qalun An-Nafi’ ?
2. Bagaimana Manhaj Riwayat Imam Qalun An-Nafi’ ?

1
3. Tujuan Pembahasan

1. Untuk Mengetahui Biografi Imam Qalun An-Nafi’.


2. Untuk Mengetahui Manhaj Riwayat Imam Qalun An-Nafi’.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi
1. Imam Nafi’
Beliau adalah Abdurrahman Al laitsi al-Madani. Beliau adalah imam
penduduk madinah dalam membaca Al-Qur’an dan termasuk salah satu dari
imam qira’at tujuh. Lahir tahun 70 H dan wafat tahun 169 H.
Beliau berasal dari Isfahan atau Esfahan. Pada masa lampau juga ditulis
sebagai Ispahan,bahasa Persia Kuna Aspadana, adalah sebuah kota yang
terletak di wilayah Iran sekarang. Posisinya terletak sekitar 340 km selatan
kota Teheran. Kulit beliau berwarna hitam, wajah beliau cerah dan berseri
dan memiliki akhlak yang sangat mulia.
Imam Nafi’ mengajarkan Al-Qur’an dalam waktu yang cukup lama
yaitu lebih dari 70 tahun, sehingga beliau dianggap sebagai tokoh qira’at
terpenting pada masanya di kota Madinah. Abu Ubaid berkata: para
penduduk kita Madinah membaca Al-Qur’an dengan qira’at Nafi’. Mereka
berpegang teguh kepada qira’at tersebut sampai hari ini. Beliau termasuk
Imam tsiqah yang berasal dari Ashbahan. Beliau belajar qira’at dari Abi
Ja’far Yazid bin Al-Qa’qa’ Al-Madani, Ibnu Hurmuz Al-A’raj, dan Muslim
bin Jundub. Semua guru Imam Nafi’ ini mempelajari qira’at dari sahabat
Nabi ‫ ﷻ‬seperti Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Ubay, dan Az-Zubir bin Al-
Awwam.
Imam Nafi’ juga membaca dan belajar Al Qur’an kepada sejumlah
Tabi’in yang berdiam di kota Madinah. Antara lain adalah Syaibah bin
Nashah,Yazid bin Ruman, Shalih bin Khawwat, al-Asbagh bin Abdul Aziz
al-Nahwi, Abdurrahman bin Qasmi bin Muhammad bin Abi Bakar Shiddiq
dan al-Zuhri. Bahkan Imam Nafi’ sendiri pernah berkata: Aku belajar Al
Qur’an kepada tujuh puluh 70 orang Tabi’in.
Banyak pelajar muslim yang belajar Al-Qur’an kepada Imam Nafi’ yang
datang dari berbagai wilayah Islam pada masa itu. Mereka itu antara lain
adalah: Ismail bin Ja’far, Isa bin Wardan, Sulaiman bin Muslim bin

3
Jammaz, Malik bin Anas, Ya’qub bin Ja’far, Abdurrahman bin Abi al-
Zanad, Isa bin Mina (Qalun), Sa’ad bin Ibrahim dan saudaranya yang
bernama Ya’qub, Muhammad bin Umar al-Waqidi, Al-Zubair bin Amir,
Khalaf bin Waddah, Abu al-Zikr Muhammad bin Yahya, Abu al-Ijlan, Abu
Ghassan Muhammad bin Yahya bin Ali, Shafwan, Muhammad bin
Abdullah bin Ibrahim bin Wahb yang semuanya merupakan penduduk kota
madinah.
Imam Nafi’ bila berbicara akan terciumlah bau harum dari mulutnya.
Maka beberapa orang bertanya kepada beliau, apakah selalu menggunakan
minyak wangi jika ingin mengajarkan Al-Qur’an kepada umat? Imam Nafi’
menjawab: Aku tidak pernah menyentuh minyak wangi. Akan tetapi hal itu
disebabkan oleh mimpiku, di mana aku bertemu dengan Rasulullah Saw
yang membacakan Al Qur’an dimulutku. Sejak saat itu selalu keluar dari
mulutku bau harum setiap berbicara dan membaca Al-Qur’an.
Ketika Imam Nafi’ akan meninggal dunia, anak- anak beliau berkata
kepadanya: wahai ayah, berikan kami wasiat, Imam Nafi’ kemudian berkata
dengan membaca ayat Al-Qur’an: ittaqullah wa ashlihu zata bainikum wa
athi’ulaha warasulahu in kuntum mu’minin. Imam Nafi’ wafat pada tahun
169 H dan ada pula yang mengatakan tahun 170 H.

2. Imam Qalun An-Nafi’


Qalun, nama lengkapnya Abu Musa Isa bin Mina az-Zarqa, penguasa
Bani Zahrah. Lahir pada tahun 120 H dan meninggal tahun 220 H. Beliau
seorang Qari’ penduduk Madinah dan sekitarnya. Ia lebih dikenal dengan
panggilan “Qalun”, yang berarti baik atau bagus dalam bahasa Romawi.
Panggilan “Qalun” ini merupakan apresiasi seorang guru, Imam Nafi’
kepada Imam Qalun atas prestasi dan keindahan bacaannya.
Dalam bidang ilmu qira’at, ada dua perawi termasyhur yang
meriwayatkan bacaan Imam Nafi’ hingga sampai kepada kita, yaitu Imam
Warsy dan Imam Qalun. Jika Imam Warsy adalah perawi yang dari luar
Madinah, yakni dari Mesir, maka Imam Qalun adalah perawi dari dalam
Madinah. Selain sebagai perawi, Imam Qalun sekaligus sebagai anak tiri

4
dari Imam Nafi’. Dari Imam Nafi’, ia mendapatkan pendidikan yang baik,
bernafaskan qur’ani sehingga ia menjadi seorang qari’ yang mutqin dan baik
bacaannya.
Pada tahun 150 H masa kekhalifahan Al-Mansur, ia belajar Al-Qur’an
dan qira’atnya kepada Imam Nafi’. Ia mulazamah (selalu bersama) Imam
Nafi’ selama puluhan tahun, bahkan tak terhitung berapa kali ia
menghatamkan bacaan Al-Qur’an dan qira’atnya kepada Imam Nafi’.
Ketika ditanyakan kepadanya berapa kali membaca Al-Qur’an kepada
gurunya, ia menjawab, “Tak terhitung jumlahnya, bahkan setelah rampung
pun saya masih mulazamah dengannya selama dua puluh tahun, hingga
Imam Nafi’ berkata kepadaku. “Sungguh banyak kamu membaca dan
menghatamkan Al-Qur’an kepadaku, duduklah di tiang pojok itu sehingga
saya kirim santri untuk mengaji kepadamu.”
Bacaan yang dipelajari Imam Qalun dari Imam Nafi’ tidak lain
merupakan bacaan yang diriwayatkan dari Imam Ja’far Al-Qa’qa’ disertai
bacaan atas pilihannya sendiri, yaitu penggabungan antara bacaan Imam
Abi Ja’far dan bacaan Imam Nafi’. Sebagaimana dijelaskan pada edisi yang
lalu bahwa Imam Nafi’ memiliki banyak guru, salah satunya adalah Imam
Abi Ja’far Al-Qa’qa’, Al-A’raj, Syaibah bin Nashshah, Muslim bin Jundub
dan Az-Zuhri. Dari beberapa guru ini, Imam Nafi’ melakukan seleksi
bacaan, yaitu mengambil bacaan yang sama di antara guru-gurunya, dan
meninggalkan bacaan yang berbeda. Hasil dari penyeleksian inilah
kemudian dijadikan kaidah tersendiri oleh Imam Nafi’, yang kemudian
dikenal luas oleh para generasi berikutnya sebagai qira’ah Imam Nafi’.
Selain belajar kepada Imam Nafi’, ia juga belajar kepada Imam Isa bin
Wardan; salah satu perawi Imam Ja’far Al-Qa’qa’.
Dalam bidang hadits, selain meriwayatkan dari Imam Nafi’, ia juga
meriwayatkan dari Muhammad bin Ja’far bin Abi Katsir, dan Abdurrahman
bin Abi Ziyad. Ia termasuk hamba Allah yang diberikan panjang umur
sehingga dapat mengajarkan dan melestarikan bacaan Imam Nafi’–sebagai
perawinya–sehingga menjadi masyhur keindahan suaranya.

5
Diriwayatkan bahwa Imam Qalun memiliki pendengaran yang tidak baik,
sampai-sampai tidak bisa mendengar bunyi petir. Namun di balik
kekurangan itu, Allah mengistimewakan pendengarannya dengan mampu
mendengar Al-Qur’an secara jelas.
Setiap santri yang menyetor atau membaca Al-Qur’an kepadanya, ia
mampu memperbaiki dan membenarkan kesalahan yang dilakukan oleh
sang murid dengan melihat gerak lisannya. Sebagian riwayat menceritakan
bahwa kekurangan yang dimiliki Imam Qalun ini ada sejak lahir, namun ada
pula yang menyatakan bahwa karena faktor usia. Walhasil, bagaimana pun
keadaannya, ia adalah kekasih Allah yang diberikan keistimewaan atas
ketulusan dan keluasan ilmunya.
Setelah guru sekaligus bapak tirinya wafat, Imam Qalun melanjutkan
estafet pengajaran Al-Qur’an dan qira’atnya di Madinah sehingga banyak
yang membaca dan belajar kepadanya, baik dari dalam Madinah maupun
dari luar Madinah. Imam Qalun dengan pengabdiannya yang tidak ternilai
sehingga melahirkan generasi yang bermanfaat kepada seluruh umat, karya-
karyanya utuh dan sempurna, yaitu generasi yang melanjutkan estafet
bacaannya hingga sampai kepada kita. Setelah pengabdiannya berkhidmah
kepada Al-Qur’an yang cukup lama, ia dipanggil ke hadirat-Nya pada tahun
220 H pada masa pemerintahan Khalifah Al-Makmun.

B. Manhaj Imam Qalun An-Nafi’


a. Basmalah Baina Surotaini
Membaca Basmalah antara dua surah, kecuali antara surah al-Anfal dan at-
Taubah.

Dalil asy-Syathibi dalam Bab Basmalah :


ِ ‫وبسمل بني سورتني‬
‫(ب) سنة‬
Adapum cara washal Al-anfal dan Baro’ah ada tiga:

• Waqof : ‫عليم (وقف) براءة‬

• Saktah : ‫عليم (السكت) براءة‬

6
• Washal : ‫عليم براءة‬
ٌ
b. Pada kalimat ) ‫ ( مالك‬di dalam surah al-Fatihah, Qalun menghazafkan alif

menjadi ) ‫( ملك‬.
Dalil asy-Syathibi dalam Bab Ummul Qur’an:

‫ومالك يوم ال ّدين ( ر ) اويه ( ن ) اصر‬


c. Mim Jama’
Membaca dengan silah mim jama’ ketika wasal (bersambung) sahaja
dengan dua wajah. Wajah pertama biasa (sukun) dan wajah yang kedua

(silah). Contoh: (‫ )عليكم‬di baca dengan ( ‫) عليكموا‬. Sekiranya selepas mim

jama’ ada huruf hamzah Qata’ (‫)ء‬ maka riwayat Qalun akan membaca

silah mim jama’ dengan 2 dan 4 harakat. Contoh: ( ‫ ) عليهم ءأنذرهتم‬dibaca

dengan ) ‫) عليهموﺁءأنذرهتم‬.
Dalil asy-Syathibi dalam Bab Ummul Quran:

‫وصل ضم اجلمع قبل حمرك دراك ( و قالون ) بتخيريه جل‬


d. Muttasil Munfasil
• Pada hukum mad munfasil, Qalun membaca dengan dua wajah. Wajah

pertama dibaca dengan ‫( قصر‬2 harakat) dan wajah yang kedua dengan

‫( توسط‬4 harakat).
Dalil mad munfasil dalam Bab Mad Wal Qasr:

‫اذا ألف أو ايءها بعد كسرة أو الواو بعد ضم لقي اهلمز طول‬

• Pada hukum mad muttasil, Qalun membaca dengan ‫( توسط‬4 harakat).

Dalil mad muttasil dalam Bab Mad Wal Qasr:

7
‫خبلفهما‬ ‫فأذا ينفصل فالقصر ( ب ) ادره طالبا‬
Mad wajib muttashil dibaca 4 harakat (tawassuth), Mad Jaiz Munfashil
dibaca 2 harakat / 4 harakat (qoshr atau tawassuth) pilih salah satu, dan
harus konsisten. Ketika membaca qoshr maka qoshr terus sampai akhir
pembacaan.

e. Pada satu kalimat yang mempunyai 2 huruf hamzah Qata’ ( ‫) ء‬, maka Qalun

akan membaca dengan tashil pada huruf hamzah Qata’ yang kedua dan

idkhal pada huruf hamzah Qata’ yang pertama. Contoh: ( ‫ ( أءنذا‬,) ‫( ءأنذرهتم‬

dan ( ‫) أءنبّئك‬
Dalil tashil dalam Bab Hamzataini Min Kalimah :

‫وتسهيل أخرى مهزتني بكلمة مسا‬

‫ومدك قبل الفتح والكسر حجة ( ب ) ها‬


Dalil idkhal dalam Bab Hamzataini Min Kalimah :

‫خبلفهما ( ب ) را‬ ‫و مدك قبل الضم ليب حبيبه‬


f. Hamzataini (bertemu dua hamzah)

Apabila bertemu dua huruf hamzah Qata’ (‫)ء‬ dalam dua kalimah yang

sama barisnya, maka Qalun akan membaca sebagai berikut:

• Apabila sama baris atas ( ‫) فتحة‬, contoh: ( ‫ ) جاءَ أحدكم‬maka huruf

hamzah Qata’ ( ‫ ) ء‬yang pertama akan isqot (digugurkan).

• Apabila sama baris bawah ( ‫) كسرة‬, contoh : ( ‫ ( هؤلء ان‬atau sama baris

depan ( ‫) ضمة‬, contoh: ( ‫ ) أولياءُ أُلئك‬maka Qalun akan tashil huruf

hamzah Qata’ ( ‫ ) ء‬yang pertama.


Dalil asy-Syathibi dalam Bab Hamzataini Min Kalimataini:

8
‫ويف غريه كاليا وكاللو او سهل‬ ‫( وقالون ) والبزي يف الفتح وافقا‬

Apabila bertemu dua huruf hamzah Qata’ ) ‫ ( ء‬di dalam dua kalimat yang
berbeda barisnya, maka Qalun akan membaca sebagai berikut:
Contoh:
ِ ‫ و‬,‫ نشاء أَصبنا‬,‫ جاء أمة‬,‫( تفيء اىل‬
) ‫ يشاء اىل‬,‫السماء أو انتنا‬ ُ َ َ
• Jika huruf hamzah ) ‫ ) ء‬yang pertama berbaris atas ) ‫ ) فخخ‬dan hamzah

kedua berbaris bawah ) ‫( كسرة‬ seperti ) ‫( تفيء ايل‬ Maka Qalun akan

membaca dengan tashil huruf hamzah ) ‫ ) ء‬yang kedua.

• Jika huruf hamzah ) ‫ ) ء‬yang pertama berbaris atas ) ‫ ) فخخ‬dan hamzah

kedua berbaris depan ) ‫( ضمة‬ seperti ) ‫( جاءَ أُمة‬ Maka Qalun akan

membaca dengan tashil huruf hamzah ) ‫ ) ء‬yang kedua.

• Jika huruf hamzah )‫) ء‬ yang pertama berbaris depan ) ‫( ضمة‬ dan

hamzah kedua berbaris atas ) ‫ ) فخخ‬seperti ) ‫السفهاء أل‬


ّ ( Maka Qalun
akan membaca dengan ibdal huruf hamzah ) ‫)ء‬ yang kedua dengan

wau ) ‫ ( و‬menjadi ) ‫( السفهاءُ ول‬.

• Jika huruf hamzah )‫)ء‬ yang pertama berbaris bawah ) ‫( كسرة‬ dan

hamzah kedua berbaris atas ( ‫ ) فتحة‬seperti ( ‫) من األمساء أو انتنا‬. Maka

Qalun akan membaca dengan ibdal huruf hamzah (‫)ء‬ yang kedua

dengan ya’ ( ‫ ) ي‬menjadi ( ‫) من األمساء يو انتنا‬.

9
• Jika huruf hamzah ) ‫)ء‬ yang pertama berbaris depan ) ‫ ( ضمة‬dan

hamzah kedua berbaris bawah ) ‫ ( كسرة‬seperti ) ‫ ( يشاء ايل‬Maka Qalun


akan membaca dengan dua wajah:

1) Tashil huruf hamzah ( ‫ ) ء‬yang kedua.

2) Ibdal huruf hamzah ( ‫ ) ء‬yang kedua dengan wau ( ‫ ) و‬menjadi (

‫) يشاء ويل‬
Dalil asy-Syathibi dalam Bab Hamzataini Min Kalimataini:

‫و تسهيل األخري يف اختلفهما ( مسا ) تفىء اىل مع جاء امة انزل‬

‫نشاء اصبنا والسماء او انتنا فنوعان قل كاليا وكالو او سهل‬

‫ونوعان منها أبدل منهما وقل يشاء ايل كالياء أقيس معدل‬

g. Mengidghamkan huruf ( ‫ ) ذ‬pada huruf ( ‫ ) ت‬di dalam kalimat ( ‫) ّاّتذت‬


Contoh:

) ‫اّتت‬
َّ ‫ لئن اّتذت لئن‬, ‫( مث أخذهتا مث أختُّها‬
Dalil asy-Syathibi dalam Bab Huruf Qurubat Makharijiha:

‫اّتذمتوا اخذت ويف الفراد (ع ) اشر ( د ) غفل‬.........


h. Ya Mutakallim
Ya’ mutakallim dibaca fathah apabila bertemu tiga :

• Menghidupkan huruf ya’ idhafah ( ‫) اي الضافة‬ yang mati ( ‫) سكون‬

kepada berbaris atas ( ‫ ) فخخ‬apabila bertemu dengan huruf hamzah

Qata’ ( ‫ ) ء‬sama ada: Huruf hamzah ( ‫ ) ء‬tersebut berbaris atas seperti

( ‫) اين اعلم‬ kepada ( ‫) اين اعلم‬.

10
Dalil asy-Syathibi dalam Bab Ya al-Idafah:
) ‫( سما‬ ‫فتسعون مع همز بفتح وتسعها‬

• Atau huruf hamzah ( ‫ ) ء‬tersebut berbaris bawah ) ‫ ( كسرة‬seperti

) ‫ ( بنايت ان كنتم فاعلني‬kepada ) ‫( بنايتَ ان كنتم فاعلني‬


Dalil asy-Syathibi dalam Bab Ya al-Idofah:

‫وثنتان مع مخسني مع كسر مهزة بفتح ( أ ) وىل حكم‬

• Atau huruf hamzah ) ‫ ) ء‬tersebut berbaris depan ) ‫ ( ضمة‬seperti

) ‫ ( اين أعيذها‬kepada ) ‫( اينَ أعيذها‬


Dalil asy-Syathibi dalam Bab Ya’ al-Idhafah:

‫فعن ( انفع ) فافتح‬ ‫وعشر يليها اهلمز ابلضم مشكل‬

i. Pada kalimat ) ‫ ( النيب‬Qalun akan menambah huruf ) ‫) ء‬ dan membaca

dengan mad muttasil dengan kadar 4 harakat menjadi ) ‫( النيبء‬


Dalil asy-Syathibi dalam Bab Surah al-Baqarah:

‫ومجعا وفردا يف النيبء ويف النبوءة اهلمز كل ( غري انفع ) ابدال‬

j. Mensukunkan huruf ha’ ( ‫ ) ها‬pada setiap kalimat ( ‫ ) هو‬dan ( ‫ ) هي‬apabila

kalimat tersebut didahului oleh huruf lam ( ‫ ) ل‬atau wau ( ‫ ) و‬atau fa’ ( ‫)ف‬
Contoh:

‫َهلَُو‬ dibaca ‫َهل َو‬


Huruf Lam ‫َهلِ َي‬ dibaca ‫َهل َي‬

‫َوُه َو‬ dibaca ‫َوه َو‬


Huruf Wau ‫َوِه َي‬ dibaca ‫َوه َي‬

11
‫فَ ُه َو‬ dibaca ‫فَه َو‬
Huruf Fa’ ‫فَ ِه َي‬ dibaca ‫فَه َي‬

Dalil asy-Syathibi dalam Bab Surah al-Baqarah:

‫وها هي اسكن راضيا ( ب ) ارداحل‬ ‫وها هو بعد الواو والفاء ولمها‬

k. Pada kalimat Taurah ) ‫ ( التورة‬Qalun akan membaca dengan dua wajah


yaitu Fatah dan Taklil.
Dalil asy-Syathibi dalam Bab Surah Ali-Imran:

‫وقلل يف جود وابحللف ( ب ) لل‬ ‫واضجاعك التوراة مارد حسنه‬

l. Pada kalimat ) ‫ ( هأنتم‬riwayat Qalun akan membaca dengan itsbat huruf

alif ) ‫ ( ا‬dan tashil huruf hamzah Qata’ ) ‫) ء‬


Dalil asy-Syathibi dalam Bab Surah Ali-„Imran:

‫وسهل ( أ ) خا محد وكم مبدل جل‬ ‫ول ألف يف ها هأت زكا جنا‬

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nama lengkap Imam Nafi’ adalah Abdurrahman Al laitsi al-Madani. Beliau
adalah imam penduduk madinah dalam membaca Al-Qur’an dan termasuk salah
satu dari imam qira’at tujuh. Lahir tahun 70 H dan wafat tahun 169 H. Beliau
berasal dari Isfahan atau Esfahan. Pada masa lampau juga ditulis sebagai
Ispahan,bahasa Persia Kuna Aspadana, adalah sebuah kota yang terletak di
wilayah Iran sekarang. Posisinya terletak sekitar 340 km selatan kota Teheran.
Kulit beliau berwarna hitam, wajah beliau cerah dan berseri dan memiliki
akhlak yang sangat mulia.
Qalun, nama lengkapnya Abu Musa Isa bin Mina az-Zarqa, penguasa Bani
Zahrah. Lahir pada tahun 120 H dan meninggal tahun 220 H. Beliau seorang
Qari’ penduduk Madinah dan sekitarnya. Ia lebih dikenal dengan panggilan
“Qalun”, yang berarti baik atau bagus dalam bahasa Romawi. Panggilan
“Qalun” ini merupakan apresiasi seorang guru, Imam Nafi’ kepada Imam Qalun
atas prestasi dan keindahan bacaannya. Dalam bidang ilmu qira’at, ada dua
perawi termasyhur yang meriwayatkan bacaan Imam Nafi’ hingga sampai
kepada kita, yaitu Imam Warsy dan Imam Qalun. Jika Imam Warsy adalah
perawi yang dari luar Madinah, yakni dari Mesir, maka Imam Qalun adalah
perawi dari dalam Madinah. Selain sebagai perawi, Imam Qalun sekaligus
sebagai anak tiri dari Imam Nafi’. Dari Imam Nafi’, ia mendapatkan pendidikan
yang baik, bernafaskan qur’ani sehingga ia menjadi seorang qari’ yang mutqin
dan baik bacaannya.

13
Manhaj riwayat Imam Qalun yaitu :
1. Cara membaca Basmalah antara dua surah

2. Cara membaca kalimat ) ‫ ( مالك‬di dalam surah al-Fatihah


3. Cara membaca mim jama’
4. Cara membaca mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil

5. Cara membaca kalimat yang ada hamzah Qata’ ) ‫)ء‬

6. Mengidghamkan huruf ( ‫ ) ذ‬pada huruf ( ‫ ) ت‬di dalam kalimat ( ‫) ّاّتذت‬


7. Menghidupkan huruf ya’ idhafah ( ‫ ) اي الضافة‬yang mati ( ‫) سكون‬
8. Mensukunkan huruf ha’ ( ‫ ) ها‬pada setiap kalimat ( ‫ ) هو‬dan ( ‫ ) هي‬apabila

kalimat tersebut didahului oleh huruf lam ( ‫ ) ل‬atau wau ( ‫ ) و‬atau fa’ ( ‫)ف‬

9. Pada kalimat Taurah ) ‫ ( التورة‬Qalun akan membaca dengan dua wajah yaitu

Fatah dan Taklil

10. Pada kalimat ) ‫ ( هأنتم‬riwayat Qalun akan membaca dengan itsbat huruf

alif ) ‫ ( ا‬dan tashil huruf hamzah Qata’ ) ‫) ء‬

B. Saran
Demikianlah pokok bahasan pada makalah yang dapat kami paparkan.
Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi kami menyadari bahwa
makalah ini tentu masih banyak kekurangan. Oleh karenanya, kritik dan saran
yang membangun buna menjadikan karya tulis kami lebih baik kedepannya
sangat kami harapkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Jamal, Khairunnas, dan Afriadi Putra. "Pengantar Ilmu Qira’at." (2020).


Al-Qadi, ‘Abd al-Fatah. “al-Budur al-Zahirah fi al-Qira’at al- ‘Asyr al-Mutawatirah min
Tariq al-Syatibi wa al-Dur”i. Beirut: Dar al-Kitab al-‘Arabi, 2008.
Al-Zahabi, Abu ‘Abdillah. “Makrifatul Qurra’ Al kibar ‘alat Thabaqat wal A’shar.”
Riyadh: Markaz al-Mulk Faisal lil Buhus wal Dirasatil Islamiyyah, 1997

15

Anda mungkin juga menyukai