Oleh :
Lutfiah Firdaus Ramadhanti
NIM : 202031016
Ulfa Muallifah
NIM : 202031029
Dosen Pengampu :
Dr. Sujian Suretno, S.Th.I., M.M.
Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah ﷻ, yang
telah memberikan dan melimpahkan rahmat, hidayat dan inayahnya kepada penulis
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.
2. Dosen Pembimbing.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Insecure adalah perasaan tidak percaya diri dengan diri sendiri dan
cenderung minder, bisa juga diartikan sebagai rasa takut akan sesuatu yang
dipicu oleh; rasa tidak puas dengan realitas keadaan diri dan tidak yakin akan
kapasitas diri sendiri (Mu'awanah, 2017).
Seseorang yang mempunyai rasa percaya diri cenderung lebih tenang
dibandingkan dengan mereka yang kurang yakin akan kemampuan dirinya.
Mereka tampak tidak gugup menghadapi persoalan atau perubahan lingkungan,
sebab mereka merasa cukup dapat menguasai persoalan atau lingkungan
tersebut Orang yang senang akan hal-hal baru banyak memperoleh pelajaran,
baik dalam keberhasilannya maupun kegagalannya. Orang semacam ini tidak
menganggap kegagalan sebagai sesuatu yang menyedihkan, memalukan dan
mematahkan semangat melainkan menjadi tahap untuk memulai langkah
berikutnya ke arah keberhasilan (Al-Irsyad, 2022).
Melanie Greenberg menyatakan 3 penyebab umum seseorang merasa
insecure, yaitu: Histori kegagalan atau penolakan, kurangnya rasa percaya diri
karena kecemasan sosial, dan dorongan rasa perfeksionisme (Greenberg, 2015).
Adapun di antara hal yang memicu merebaknya gejala insecure pada
seseorang adalah hilangnya rasa bersyukur atas apa yang dimiliki. Kehidupan
seseorang sering kali terpengaruh oleh orang- orang yang ada di sekitar mereka
sehingga disadari atau tidak, sudah membuat kita jauh dari rasa bersyukur
dengan kodrat yang diberikan Tuhan kepada kita (Sayekti, 2020).
Perasaan insecure yang berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Oleh karena itu, di perlukan sebuah pemahaman dan wawasan tentang ayat-ayat
yang berkaitan dengan insecure. Agar terhindar dari segala perbuatan yang
tidak di sukai oleh Allah ﷻ.
Dalam Al-Qur’an terdapat isyarat-isyarat yang merujuk kepada makna dari
insecure, yakni bersikap lemah merasa tidak berdaya atau tidak percaya diri,
1
bersedih terhadap apa yang menjadi takdir kita, putus asa, cemas dan juga
khawatir (Tripathy, 2018).
Seperti pada surat al-Baqarah ayat 38:
ٌ ْ َ َ َ َ َ ُ َ َ ْ َ َ ً ُ ْ ُ ََّ ْ َّ َ ً َ َ ْ ْ ُ ْ َ ْ ُ
قلنا اه ِبطوا ِمنها ج ِم ْيعاۚ ف ِاما َيأ ِتينكم ِم ِني هدى فمن ت ِبع هداي فلا خوف
ْ
َ ُ ْ َ ُ َ ََ
عل ْي ِه ْم َولا ه ْم يح َزن ْون
Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga! Lalu, jika benar-benar
datang petunjuk-Ku kepadamu, siapa saja yang mengikuti petunjuk-Ku tidak
ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih hati.”
Kata khoufun (takut atau khawatir) dan yahzanun (bersedih hati) pada ayat
tersebut mengisyaratkan makna insecure dalam Al-Quran. Seperti halnya di
Qur’an Surat Ali ‘Imran ayat 139 :
َ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َْ ُ ْ َ َ ُ َ َ
َولا ت ِهن ْوا َولا تح َزن ْوا َوانت ُم الاعل ْون ِان كنت ْم ُّمؤ ِم ِن ْين
“Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal
kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.”
َ ْ ُ َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َّ ََّ ْ ْ ُ َْ َ
واب ِشروا ِبالجن ِة ال ِتي كنتم توعدون
2
mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta
bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
ُ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ََّ َ َْ ََ ُ َ َ َ َ ُ َ َ ُ ْ َ ْ َّ َ َ
است ْي َٔـ ُس ْوا ِمنه خلص ْوا ِنج ًّياۗقال ك ِب ْي ُره ْم ال ْم تعل ُم ْوْٓا ان ا َباك ْم قد اخذ عل ْيك ْم فلما
َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ ْ ُ ْ ْ ُّ ْ َّ َ َ ُ ْ َ ْ َ َّ ْ ً َ ه
ْض َح هتى َيأ َذن ِل ْ ْٓي ا ِب ْٓي اّٰلل و ِمن قبل ما فرطتم ِفي يوسف فلن ابرح الار ِ مو ِثقا ِمن
َْ ْٰ ُْ َ َ ُ َ ْ َُْ َْ ُ َ ه
او يحكم اّٰلل ِليۚ وهو خير الح ِك ِمين
Maka, ketika mereka telah berputus asa darinya (putusan Yusuf terhadap
permintaan mereka membebaskan adiknya) mereka menyendiri (sambil
berunding) dengan berbisik-bisik. Yang tertua di antara mereka berkata,
“Tidakkah kamu ketahui bahwa ayah kamu telah mengambil sumpah dari kamu
dengan (nama) Allah dan sebelum ini kamu telah menyia-nyiakan Yusuf? Oleh
karena itu, aku tidak akan meninggalkan negeri ini (Mesir) sampai ayahku
mengizinkanku (untuk kembali) atau Allah memberi putusan terhadapku. Dia
adalah pemberi putusan yang terbaik.”
ُ َ َ ْ ُْ َ ه ْ َ َّ ُ َ َ ْ ْ ْ ُ ْ َ َ ُ َّ َ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ َ ُ
اّٰلل ِب ٖه والمنخ ِنقة
ِ الخن ِزي ِر ومآْ ا ِهل ِلغي ِر
ِ ح ِرمت عليكم الميتة والدم ولحم
ُ ُّ َ َ َ ُ ُ ْ َّ َ َّ َّ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َّ َ ُ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ ُ ْ ْ َ
الس ُب ُع ِالا َما ذكيت ْمۗ َو َما ذ ِبح على النص ِب وال َموقوذة وال ُمتر ِدية والن ِطيحة ومآْ اكل
َ َ ُ َ َ َ ْ َّ َْ ٌ ُ ٰ َْ َ ْ ْ َ
ُ َوا ْن تَ ْس َت ْقس
امۗ ذ ِلك ْم ِف ْسقۗ ال َي ْو َم َيى َِٕس ال ِذين كف ُر ْوا ِم ْن ِد ْي ِنك ْم فلا
ِ لز اال بِ اوم ِ
3
ُ َ ُ َ ُ ُ َ ْ َ َْ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ
ُاخ َش ْون ال َي ْو َم اك َم ْل ُت لك ْم د ْي َنك ْم َوا ْت َم ْم ُت َع َل ْيك ْم ن ْع َمت ْي َو َرض ْي ُت لكمتخشوهم و
ِ ِ ِ ِ ِۗ
ُ َ َ ْ َ َّ ه َ َ َ َ َْ ُ ْ َ ً ْ َ ْ
اّٰلل غف ْو ٌر َّر ِح ْي ٌم ال ِا ْسل َام ِديناۗ ف َم ِن اضطَّر ِف ْي مخ َمص ٍة غ ْي َر ُمتجا ِن ٍف ِل ِاث ٍمٍۙ ف ِان
ٰ ْ َّ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ُ ْ َّ ْ َ ُ َ َ َ َّ َ ََّ َ َ
قالا ربنآْ ِاننا نخاف ان يفرط علينآْ او ان يطغى
Keduanya berkata, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir dia akan
segera menyiksa kami atau akan makin melampaui batas.”
4
Kebanyakan orang lebih memilih melakukan hal-hal yang sifatnya duniawi
seperti mendengarkan musik atau sekedar jalan-jalan keluar atau healing
sebagai jalan keluar untuk mengatasi perasaan insecure dan kadang justru
bertentangan dengan Al-Qur’an seperti contoh fatalnya sampai bunuh diri.
Penulis ingin menunjukkan bahwa setiap permasalahan yang ada di dunia pasti
Allah berikan solusinya di dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Seperti firman Allah ﷻ
dalam surat Al-Baqarah ayat 2 :
َ َّ ْ ً ُ َ ٰ ْ َ ٰ
ٍۙذ ِلك ال ِكت ُب لا َر ْي َبۛ ِف ْي ِهۛ هدى ِلل ُمت ِق ْين
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Insecure dan Solusinya dalam Al-Qur’an ?
2. Apa Saja yang Menjadi Faktor-faktor Terjadinya Insecure dalam Diri
Seseorang?
5
3. Apa Pandangan Mufassir Terhadap Ayat-ayat yang Berkaitan dengan
Insecure.
D. Batasan Masalah
1. Penelitian ini fokus membahas konsep insecure beserta solusinya dalam Al-
Qur’an dengan pendekatan tafsir maudhu’i.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2023 sampai dengan 31
Agustus 2023 dalam rentang waktu selama 6 (enam) bulan.
3. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kampus STAI Al-Hidayah Bogor, Kel.
Margajaya.
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk Menjelaskan Insecure dan Solusinya dalam Al-Qur’an.
2. Untuk Menganalisis Faktor-faktor Terjadinya Insecure dalam Diri
Seseorang.
3. Untuk Menjelaskan Pandangan Mufassir Terhadap Ayat-ayat yang
Berkaitan dengan Insecure.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian di atas, maka penelitian ini dapat memiliki manfaat
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan mengenai insecure dan
solusinya dalam Al-Qur’an.
b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk penelitian
selanjutnya, tentang insecure dan solusinya dalam Al-Qur’an.
2. Manfaat Praktis
a. Menambah wawasan penulis tentang insecure dan solusinya dalam Al-
Qur’an.
b. Penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat dan penulis sendiri dalam
menangani insecure sesuai dengan ajaran Al-Qur’an.
6
G. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Berdasarkan hasil tinjauan penulis, beberapa karya-karya yang berkaitan
dengan pembahasan insecure dan solusinya dalam Al-Qur’an diantaranya :
Judul Tahun
Nama Hasil
No Peneliti Peneliti Persamaan Perbedaan
Peneliti Penelitian
an an
Nur Penanga 2022 Penjelasan Penelitian Penanganan
Adilla nan insecurity ini tidak insecurities
Insecuri sendiri mengkaji ini dapat
ties yang ayat-ayat ditangani
Menurut meliputi Al-Qur’an melalui
Pendeka pengertian, dalam pendekatan
tan faktor, mengatasi ibadah
Psikoter tanda-tanda insecurity seperti
1 api dari dan fokus dzikir,
Islam insecurity. menjadikan membaca
psikologi Al-Qur’an,
islam puasa dan
sebagai sholat.
sumber
utama
penelitian.
Judul Tahun
Nama Hasil
No Peneliti Peneli Persamaan Perbedaan
Peneliti Penelitian
an tian
Arif Insecure 2021 Pembahasan Penelitian Al-Qur‘ān
Rahmad dalam insecure, ini memberi
Hakim Ilmu makna menjelaska solusi dalam
Psikolog insecure n mengatasi
i dalam Al- insecureber perasaan
ditinjau Qur'an dan dasarkan insecure
dari penjelasan tinjauan yakni
Perspekt mufassir psikologi dengan
2 if Al- mengenai shalat.
Qur'an ayat-ayat Shalat
Al-Qur'an memiliki
yang banyak
berkaitan manfaat
dengan psikologi
insecure dimulai dari
whudu‘,
gerakan
7
shalat dan
dzikir.
H. Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif yaitu
merupakaan sebuah cara memecahkan masalah dengan melihat gambaran objek
penelitian sebagaimana adanya (Hadari, 1995). Metode Deskrtiptif yang
digunakan adalah dengan menjelaskan pandangan ulama tafsir ayat-ayat
tertentu dalam Al-Qur’an yang mengisyaratkan kepada makna insecure. Jadi
8
penulis mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang insecure dan diberikan
penjelasan tafsir ayatnya.
Adapun karena dalam penelitian ini mencari jawaban dalam referensi-
referensi yang ada, maka metode yang digunakan adalah studi kepustakaan
yaitu penelitian dengan mengumpulkan data-data melaui buku-buku baik fisik
maupun digital.
Sumber penelitian yang digunakan dalam penilitian ini yaitu sumber primer
dan sumber sekunder. Sumber primer atau sumber utama yang dirujuk untuk
penelitian ini adalah Al-Qur’an dan penjelasan mufassir pengenai ayat-ayat
yang berkaitan dengan insecure. Sedangkan sumber sekunder yang penulis
ambil sebagai rujukan pendukung penelitian ini adalah jurnal dan buku-buku
yang membahas tentang insecure.