Anda di halaman 1dari 14

HAL-HAL YANG MENGOTORI AQIDAH

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tauhid

Dosen pembimbing : Nur Fajriyah M. Pd

Disusun oleh :

1. Niswah Azzahrah 23020220020

2. Sahrul Bagus Saputra 23020220030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb.

Segala puja dan puji Syukur kami serahkan kepada kehadirat Allah swt, yang selalu
melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Ilmu Tauhid yang di ampu oleh Nur Fajriyah M. Pd dengan tepat
waktu.

Sholawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
saw, yang syafa’atnya kami nantikan di yaumul akhir. Makalah yang berjudul Hal-hal yang
mengototori akidah yang kami susun bertujuan uantuk memberikan pemahaman kepada
pembaca mengenai hal-hal yangdapat mengotori akidah. Makalah ini kami susun berdasarkan
dari bebagai sumber informasi, buku, jurnal, dan artikel.

Kami sadar bahwa makalah yang kami susun jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang luas bagi teman-teman sekalian. Kami
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nur Fajriyah M. Pd. sekalu Dosen pengampu mata
kuliah Ilmu Tauhid yang telah memberikan tugas ini, karena menambah pengetahuan dan
wawasan kepada kita.

Wassalamua’alaikum Wr. Wb.

Salatiga ,7 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

B. Rumusan masalah ........................................................................................................ 1

C. Tujuan penulisan ......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2

A. Pengertian Akidah dan Hati ........................................................................................ 2

B. Hubungan antara Akidah dan Hati .............................................................................. 3

C. Hal-hal yang Mengotori Akidah ................................................................................. 4

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 9

A. Kesimpulan.................................................................................................................. 9

B. Saran ............................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 9

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian Akidah Secara etimologis aqidah berakar dari kata ‘aqida-ya’qidu ’aqdan-
aqidatan. Kaitan antara arti kata “aqdan” dan “aqidah” adalah keyakinan itu tersimpul
dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Jadi aqidah
adalah sesuatu yang diyakini oleh seseorang. Namun secara terminologi, Akidah adalah
beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman
jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keraguan-keraguan.

Salah satu ciri orang yang beriman adalah memiliki Akidah yang baik dan kuat.
Karena, jika seseorang memiliki akidah yang baik maka orang itu pasti memiliki
komitmen yang utuh kepada Allah SWT. Ciri-ciri orang yang memiliki Akidah yang baik
adalah, punya rasa takut terhadap Allah menjauhkan diri dari kegiatan yang sia-sia,
tawakal, sabar dan masih banyak lagi.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian akidah dan hati?
2. Bagaimana hubungan anatar akidah dan hati?
3. Apa saja hal-hal yang mengotori akidah?

C. Tujuan penulisan
1. Memahami pengertian akidah dan hati
2. Mengetahui hubungan antara akidah dan hati
3. Mengetahui hal-hal yang merusak akidah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akidah dan Hati

Pengertian akidah Secara etimologis berakar dari kata ‘aqida-ya’qidu-‘aqdan-‘aqidatan.


Kaitan antara arti kata “aqdan” dan “aqidah” adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh
di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Jadi aqidah adalah sesuatu yang
diyakini oleh seseorang.1 Makna akidah secara bahasa akan lebih jelas jika dikaitkan dengan
pengertian secara terminologis.

Akidah juga merupakan perbuatan hati yaitu tentang kepercayaan hati dan pembenaran
terhadap sesuatu. 2 Akidah sebagai dasar ajaran islam yang bersumber pada Al-qur'an dan
sunnah Rasul. Akidah mengikat seorang muslim sehingga dia akan patuh dan taat dengan
segala aturan hukum islam. Oleh karena itu, menjadi seorang muslim berarti meyakini dan
melaksanakan segala sesuatu terhadap apa yang diyakininya, seluruh hidupnya didasarkan
pada sumber ajaran islam

Secara terminologis terdapat beberapa defenisi akidah, antara lain:

a. Menurut Hasan Al-Banna ‘Aqaid (bentuk plural dari akidah) adalah beberapa perkara
yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa,
menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
b. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran
itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya
secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ulama diatas bahwa arti akidah adalah keyakinan
yang dimiliki seorang muslim dan dijadikan pacuan dalam bertingkah laku untuk mengetahui
baik dan buruknya sesuatu.

Sedangkan, hati atau dalam bahasa arab disebut ‫ قلب‬atau jantung merupaakan wadah dari
akidah itu sendiri. Menurut Imam al-Ghozali hati merupakan sesuatau yang bersifat halus
(lathifah) dan bersifat ketuhanan (rabbaniyyah). Dari kedua istilah ini menggambarkan

1
Muhammad Amri , La Ode Ismail Ahmad & Muhammad Rusmin .(2018) Aqidah Akhlak
2
Pohan, I. S. (2022). Aqidah Akhlak Pada Madrasah. umsu press.

2
bahwa hakikat manusia dimana hati berfungsi untuk merasai,mengenali dan mengetahui
sesuatu perkara atau ilmu3. Allah SWT berfirman dalam Q.S A’raf : 179
ٰٰۤ ُ ۗ
َ‫ولىِٕك‬ ٌ َ‫ْص ُر ْونَ بِ َه ۖا َولَ ُه ْم ٰاذ‬
‫ان اَّل يَ ْس َمعُ ْونَ بِ َها ا‬ ِ ‫س لَ ُه ْم قُلُ ْوبٌ اَّل يَ ْف َق ُه ْونَ بِ َه ۖا َولَ ُه ْم اَ ْعي ٌُن اَّل يُب‬ ِ ْ ‫َولَقَدْ ذَ َرأْنَا ِل َج َهنا َم َكثِي ًْرا ِمنَ ْال ِج ِن َو‬
ۖ ِ ‫اَّل ْن‬
ٰٰۤ ُ
َ‫ولىِٕكَ ُه ُم ْال ٰغ ِفلُ ْون‬ َ َ ‫ك َْاَّلَ ْنعَ ِام بَ ْل ُه ْم ا‬
‫ض ُّل ۗ ا‬

“Dan sungguh, akan kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia.
Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakanya untuk memahami (ayat-ayat allah) dan
merka memiliki harta (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakanya untuk mendengarkan
(ayat-ayat allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesaat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lengah.” {Q.S A’raf : 179}

Jelas dalam ayat ini menjelaskan bahwa hati merupakan elemnen penting yang perlu
dibangunkan dengan cara melihat dan mendengar dan mengambil pengajaran dari pada apa
yang dilihat dan didengar.

B. Hubungan antara Akidah dan Hati

Akidah merupakan keyakinan yang fundamental yang harus dimiliki oleh seorang
muslim, hubungan antara akidah dan hati tidak dapat dipisahkan, karena keduanya bagaikan
sebuah pohon yang kokoh. Akidah bagaikan akar pohon, sedangkan ranting, batang, daun dan
buah adalah hati. Sebab itu, jika pohon memiliki akar yang rapuh maka pohon tersebut akan
mudah tumbang. Secara filosofis akidah dan hati bagaikan sebuah bangunan, kokoh tidaknya
bangunan ditentukan oleh pondasinya, dalam konteks ini akidah.

Hati atau akhlak merupakan cerminan akidah, semakin baik akidah seseorang semakin
baik pula akhlak orang tersebut. Seperti sabda Nabi ‫ﷺ‬

َ ْ‫أ َ ْك َم ُل ال ُمؤْ ِمنِينَ إِي َمانًا أَح‬


‫سنُ ُه ْم ُخلُقًا‬

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya”(HR.At-Tirmidzi)

Hubunngan antara akidah dan hati tidak hanya mencangkup pada hablu minallah tapi
juga mencangkup pada hablu minannas.3Sebab jika seseorang memiliki hubungan dengan
Allah baik maka seharusnnya hubungan kepada manusia pun juga ikut baik. Konsep akidah

3
Abduloh, A. Y., & Ahyani, H. (2020). Pendidikan Hati Menurut Al-Ghazali (Keajaiban Hati: Penjelasan
Tentang Perbedaan Antara Dua Maqom). Jurnal Tawadhu, 4(2), 1209-1227.

3
disini kiranya tantang mana dan kemana akidah itu nantinya. Akidah bertempat pada hati dan
akal (mana) dan akan menuju (kemana) pada yang namanya perbuatan. Maka akidah
mengatur ketiga aspek yaitu hati, dengan mengatur keyakinanya pada Allah dan merasa
rindu,takut,serta berbakti kepada Allah. Kemudian lisan sebagai ikrar janji bahwa diri akan
berjalan pada jalan yang dilandasi akidah yakni jalan kehidupan yang dicontohkan
Rasulullah. Lalu perbuatan menunjukan bahwa itu semua bukan hanya ucapan kosong
melainkan adalah hakiki dari dalam hati dan perlu adanya dalam penampaknya.

C. Hal-hal yang Mengotori Akidah

Kadar keimanan seseorang tidak dapat diukur dengan menilai tinggi rendahnya keimanan
seseorang, namun yang menjadi indikator keimanan seseorang yaitu tingkah lakunya, serta
akidah yang dimiliki tertanam didalam hati. Bila ketauhidan tertanam dalam jiwanya diikuti
dengan amal ibadah dan ditunjang dengan sikap yang mencerminkan nilai-nilai ketauhidan
maka itulah orang yang dinamakan muttaqin. Bila keimanan seseorang benar-benar tertanam
dalam hatinya maka akan menjadi benteng yang kuat bagi seseorang tersebut. Dengan
memiliki akidah yang benar maka terisilah hati dengan selalu percaya akan dzat dan kuasa
yang Esa.

Ada beberapa sebab atau tindakan yang dapat membuat akidah itu kotor

1. Syirik

Syirik adalah kebalikan (lawan kata) dari tauhid. Jika tauhid merupakan pengesaan Allah
dalam pikiran, hati, ucapan dan perbuatan, maka syirik adalah menyekutukan Allah atau
mengakui banyak tauhid. Jadi syirik adalah sesuatu perbuatan yang benar-benar menyalahi
tauhid4. Karena itu, Allah Swt menegaskan bahwa dosa yang tidak termapuni olehNya adalah
dosa akibat perbuatan syirik, seperti ditegaskan dalam QS An-Nisa ayat 48 :

‫اَّللِ فَقَ ِد ا ْفت ََرى ِإثْ ًما َع ِظي ًما‬


‫ّللاَ ََّل َي ْغ ِف ُر أَن يُ ْش َركَ ِب ِه َو َي ْغ ِف ُر َما دُونَ ذَلِكَ ِل َمن َيشَا ُء َو َمن يُ ْش ِر ْك ِب ا‬
‫ِإ ان ا‬

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”( QS An-Nisa ayat
48)

Syirik Sendiri terbagi menjadI 2 yaitu Syirik Akbar dan Syirik Asghar:

4
Hadis purba & Salamudin (2016) Teologi Islam:Ilmu tauhid. penerbit perdana publishing

4
a) Syirik Akbar

Disebut syirik akbar jika (1) melakukan perbuatan yang jelas-jelas menganggap ada
tuhan-tuhan lain selain Allah Swt dan tuhan-tuhan itu dijadikannya sebagai tandingan di
samping Allah Swt. (2) menganggap ada sesembahan selain Allah Swt. (3) menganggap
Tuhan mempunyai anak atau segala perbuatan yang mengingkari kemahakuasaan Allah Swt.

b) Syirik Asghar

Syirik asghar ialah perbuatan yang secara tersirat mengandung pengakuan ada yang kuasa
di samping Allah Swt. Misalnya, pernyataan seseorang: “Jika seandainya saya tidak ditolong
oleh dokter itu, saya pasti akan mati.” Pernyataan seperti ini menyiratkan seakan-akan ada
pengakuan bahwa ada sesuatu yang berkuasa selain Allah Swt. Seorang mukmin yang baik
dalam peristiwa seperti tersebut di atas akan berkata: “seandainya tidak ada pertolongan
Allah melalui dokter itu, saya pasti akan mati.”

2. Nifak

Nifak adalah suatu perbuatan yang lahir dan batinnya tidak sama. Secara lahiriah
beragama Islam, namun jiwanya atau batinnya tidak beriman. Munafik adalah orang yang
melakukan perbuatan nifak, yaitu orang yang secara lahiriah mengaku beriman kepada Allah,
mengaku beragama Islam, bahkan dalam beberapa hal kelihatan seperti berbuat dan bertindak
untuk kepentingan Islam, tetapi sebenarnya hatinya mempunyai maksud lain yang tidak
didasari iman kepada Allah.5 Allah SWT berfirman dalam Q.S At-Taubah ayat 67 :

َ‫ّللاَ فَنَ ِسيَ ُه ْم ۗ ا اِن ْال ُم ٰن ِف ِقيْن‬ ُ َ‫ف َويَ ْقبِض ُْونَ اَ ْي ِديَ ُه ۗ ْم ن‬
‫سوا ه‬ ٍۘ ‫ض ُه ْم ِم ْۢ ْن بَ ْع‬
ِ ‫ض يَأ ْ ُم ُر ْونَ بِ ْال ُم ْنك َِر َويَ ْن َه ْونَ َع ِن ْال َم ْع ُر ْو‬ ُ ‫ا َ ْل ُم ٰن ِفقُ ْونَ َو ْال ُم ٰن ِف ٰقتُ بَ ْع‬
َ‫ُه ُم ْال ٰف ِسقُ ْون‬

“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama),
mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan
mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka
Allah melupakan mereka (pula)” (Q.S At-Taubah ayat 67)

Nifak sendiri terdiri dari 2 bagian yakni Nifak Akbar dan Nifak Asghar.

a) Nifaq Akbar

5
Puspitaningrum, Y. (2020). 28-41 Konsep Iman, Kufur dan Nifaq. Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam dan Isu-Isu
Sosial, 18(2), 28-41.

5
ketika seseorang menampakkan keimanannya kepada Allah, Rasul, Malaikat, Al-Qur’an
dan Kitab suci, tetapi sebenarnya tidak percaya dan menolak semua hal tersebut.

b) Nifaq Asghar

Ketika seseorang menampakkan secara jelas segala amalamal diatas, hanya saja
sesungguhnya ia tidak seperti itu.

3. Kufur

Kufur adalah perbuatan yang mengingkari Allah SWT dan Rasul-Nya, termasuk di
dalamnya mengingkari nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Hal tersebut
diterangkan pula dalam Q.S Ibrahim ayat 7 yang artinya :

َ َ‫شك َْرت ُ ْم ََل َ ِزيدَ ان ُك ْم ۖ َولَئِن َكفَ ْرت ُ ْم إِ ان َعذَابِى ل‬


ٌ ‫شدِيد‬ َ ‫َوإِذْ تَأَذانَ َربُّ ُك ْم لَئِن‬

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : sesungguhnya jika kamu bersyukur
pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.S Ibrahim ayat 7)

Macam-macam kufur terbagi menjadi 6 diantaranya :

a. Kufr al-Inkar : Pengingkaran terhadap eksistensi Tuhan, Rasul dan ajarannya. Ciri-ciri
orang seperti itu adalah, orang yang hanya fokus terhadap dunia saja
b. Kufr al-Juhud : Pengingkaran terhadap ajaran-ajaran Tuhan dalam keadaan tahu
bahwa yang diingkari adalah kebenaran atau meyakini di dalam hati mengingkari
dengan lidah.
c. Kufr an-Nifaq : Orangnya disebut munafik, yakni pengakuan akan keyakinan kepada
Allah SWT. Dengan lidah tetapi mengingkari dalam hati.
d. Kufr Syiriq : Pelakunya disebut musyrik, yakni mempersekutukan Allah SWT.
Dengan sesuatu yang lain .
e. Kufr Nikmat : Penyalahgunaan atas nikmat yang diperoleh
f. Kufr Riddat : Artinya kembali ke kekafiran setelah beriman. Pada masa Nabi terjadi 3
Riddat :Bani Mudlaj, Bani Hanifah dan Bani Asad.
4. Murtad

Murtad adalah istilah yang diberikan untuk menyebut orang yang keluar dari Islam. Pada
mulanya orang ini beriman kepada Allah dan merupakan muslim, tetapi kemudian ia

6
meninggalkan keimanannya untuk selanjutnya beriman kepada selain Allah atau tidak
beriman sama sekali (atheist).

Apabila seorang muslim menjadi murtad, segala amal ibadah dan kebaikannya di dunia
tidak diperhitungkan lagi di akhirat, semuanya gugur akibat kemurtadannya itu, seperti
ditegaskan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 217 yang berbunyi:

َ‫ّللاِ َو ُكفُ ْر ِب ِه َو ْال َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام َو ِإ ْخ َرا ُج أَ ْه ِل ِه ِم ْنهُ أَ ْكبَ ُر ِعند‬
‫س ِبي ِل ا‬ َ ‫صدُّ َعن‬ َ ‫ش ْه ِر ْال َح َر ِام قِت َا ِل فِي ِه قُ ْل قِت َا ُل فِي ِه َك ِب ٌر َو‬
‫يَ ْسلُونَكَ َع ِن ال ا‬
‫طعُوا َو َمن‬ َ َ‫ت ا ْست‬ ْ ‫ط‬َ ‫ت َوه َُو كَافِ ٌر فَأ ُ ْولَئِ ِبكَ َح ِب‬ ْ ‫ّللاِ َو ْال ِفتْنَةُ أ ْك َب ُر ِمن ْالقَتْ ِل َو ََّل َيزَ الُونَ يُ ْفتِنُونَ ُك ْم َحت اى َي ُردُّو ُك ْم َعن دِي ِن ُك ْم ِإ ِن قي ُم‬
‫ا‬
ْ ‫اآلخ َر ِة َوأُولَيكَ أ‬
ِ ‫ص َحبُ النا‬
َ‫ار ُه ْم ِفي َها َخ ِلد ُون‬ ِ ‫ أ َ ْع َملُ ُه ْم في الدُّ ْن َيا َو‬.‫َي ْرت َ ِدد ٌ ِمن ُك ْم َعن دِي ِن ِه‬

“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah:


"Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan
Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya
dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah, dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya)
daripada membunuh mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup,
barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran,
Maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”( Q.S Al-Baqarah ayat 217)

Murtad sendiri terbagi menjadi 3 bagian, diantaranya adalah :

a) Murtad Akidah (Murtad I’tiqadiyah) Murtad Akidah diperuntukkan oleh orang-orang


yang tidak lagi meyakini Agama Islam, dan tidak lagi meyakini konsep keimanan
yang dianut oleh Agama Islam.
b) Murtad Perbuatan (Murtad Fi’liyah) Diperuntukkan untuk orang yang secara terang-
terangan memperlihatkan bahwa dirinya telah keluar dari Agama Islam seperti,
menyembah berhala, menyembah matahari, menyekutukan Allah dan hal-hal lainnya
yang bukan bagian dari ajaran Agama Islam.
c) Murtad Ucapan (Murtad Qauliyah) Diperuntukkan untuk orang dengan sengaja
mengejek atau menghina agama Islam, Al-Qur’an, menuduh bahwa semua muslim
adalah seorang kafir dan ucapan lainnya yang merendahkan Agama Islam.
5. Munafik

Munafik adalah orang yang lahiriahnya menampakkan sesuatu (ucapan, perbuatan atau
sikap) yang sesungguhnya bertentangan dengan apa yang tersembunyi di dalam hatinya. Ada

7
juga yang mendefinisikan munafik yaitu orang yang melahirkan keimanan dengan mulutnya,
tetapi ingkar (kafir) dalam hatinya. Orang munafik ini, baik dari segi moral apalagi dari sudut
pandang agama Islam sangatlah hina, baik di dunia maupun di akhirat. QS Al-Baqoroh ayat
8-10 :

َ ُ‫َّل أَنف‬
‫س ُه ۡم َو َما‬ ُ ‫) يُ َخ ٰـ ِد‬٨( َ‫اس َمن يَقُو ُل َءا َمناا بِٱ اَّللِ َو ِبٱ ۡليَ ۡو ِم ٱ َۡل َ ِخ ِر َو َما هُم بِ ُم ۡؤ ِمنِين‬
ٓ ‫عونَ ٱ اَّللَ َوٱلاذِينَ َءا َمنُواْ َو َما يَ ۡخدَعُونَ إِ ا‬ ِ ‫ؤ ِمنَ ٱلنا‬
ً ٌ۬ ‫ض َفزَ ادَ ُه ُم ٱ اَّللُ َم َر‬
)١٠( َ‫ضاۖ َولَ ُه ۡم َعذَابٌ أ َ ِلي ْۢ ُم ِب َما كَانُواْ يَ ۡك ِذبُون‬ ٌ ٌ۬ ‫) فِى قُلُو ِب ِهم ام َر‬٩( َ‫يَ ۡشعُ ُرون‬

“Ketika Nabi sudah berkuasa di Madinah, dan berulangkali mendapatkan kemenangan


kemudian banyak orang-orang yang sejatinya tidak beriman namun berpura-pura
beriman yang seperti itu sejatinya hanya hidup menipu Tuhan dan menipu pada orang-orang
mukmin, keinginannya dirinya diakui keislamannya, semisal ada harta jarahan
inginmendapatkan bagian, namun tipuan yang seperti itu sebenarnya merugikan dirinya
sendiri, dirinya tidak menduga bahwa Allah memberikan wahyu kepada baginda Nabi
yang menujukkan bahwa fulan-fulan itu orang-orang munafik, orang-orang yang
sifatnya seperti itudasar sifatnya sudah berpenyakit hatinya, setelah al-Qur’an turun,
penyakitnya bertambah parah” (QS Al-Baqoroh ayat 8-10)

Sikap manusia dalam menerima kebenaran salah satunya adalah mengingkari secara
sembunyi-sembunyi dan menampakkan penerimaan terhadap kebenaran secara terang-
terangan. Sebenarnya sifat munāfiqini termasuk dalam kategori kufr, karena
munāfiqsendiri merupakan sikap kāfiryang terselubung dalam hati. Mereka ingkar
terhadap ajaran Allah dan nabi Muhammad, namun secara terang mereka memakai
jubah keislaman. Hal ini menjadikan sifat munāfiqsebagai sifat yang sangat dibenci
Allah dan mendekati kepada kekafiran. Istilah munāfiqatau nifāqsudah muncul ketika Nabi
masih berada di Mekkah. Fenomena murtad pada sebagian kaum Muslimin akibat dari
penindasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh kāfirQuraisy menunjukkan bahwa
murtad merupakan bagian dari kemunafikan. Hal ini disebabkan oleh lemahnya iman
orang-orang yang menyatakan masuk Islam ketika itu. Meskipun sudah ada gejala
munāfiqdi Mekkah, namun belum begitu kuat dan nyata, sebab jumlah umatIslam saat
itu masih sedikit, demikian juga dakwah Islam masih dalam kondisi lemah dan terbatas.6

6
Al-Qayyim al-Jauziy, Ibnu. 1994. Shifat Al-Munafiqin Alih Bahasa Oleh Jamaluddin Kafie Dengan
Judul “Tragedi Kemunafiqan”.Surabaya: Risalah Gusti.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akidah adalah keyakinan yang dimiliki seorang muslim dan dijadikan pacuan dalam
bertingkah laku untuk mengetahui baik dan buruknya sesuatu, Sedangkan hati merupakan
wadah bagi akidah itu sendiri. Layaknya pohon akidah menjadi akar sedangkan
ranting,daun,buah adalah hati. Jadi ketika akar suatu pohon itu rusak maka ranting,daun,dan
buang dari pohon itu akan ikut rusak. Memiliki akidah yang kokoh bagi umat muslim
sangatlah dianjurkan karena untuk dijadikan pedoman dalam hidup baik itu secara individu
maupun bermasyarakat.

B. Saran

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi
pemahaman tentang hal-hal yang mengotori aqidah .Kami berharap saran-saran yang
disampaikan dapat membantu memperkuat analisis dan argumentasi makalah ini.Dengan
demikian,makalah ini diharapkan dapat mendorong diskusi dan penelitian lebih lanjut
mengenai hal-hal yang mengotori aqidah.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qayyim al-Jauziy, Ibnu. 1994. Shifat Al-Munafiqin Alih Bahasa Oleh Jamaluddin
Kafie Dengan Judul “Tragedi Kemunafiqan”.Surabaya: Risalah Gusti.
Abduloh, A. Y., & Ahyani, H. (2020). Pendidikan Hati Menurut Al-Ghazali (Keajaiban Hati:
Penjelasan Tentang Perbedaan Antara Dua Maqom). Jurnal Tawadhu, 4(2), 1209-
1227.
Hadis purba & Salamudin (2016) Teologi Islam:Ilmu tauhid. penerbit perdana publishing
Muhammad Amri , La Ode Ismail Ahmad & Muhammad Rusmin .(2018) Aqidah Akhlak
Puspitaningrum, Y. (2020). 28-41 Konsep Iman, Kufur dan Nifaq. Ta'dib: Jurnal Pendidikan
Islam dan Isu-Isu Sosial, 18(2), 28-41.
Pohan, I. S. (2022). Akhlak Aqidah Pada Madrasah. umsu press

9
10

Anda mungkin juga menyukai