Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASPEK IBADAH,LATIHAN,SPIRITUAL,DAN AJARAN MORAL DALAM ISLAM

DI SUSUN OLEH:

1. Andita arya seta putra


2. Legi taufik akbar

DOSEN PEMBIMBING :RIRINGUSTI,M.Pd.

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Salam serta salawat tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan alam nabi besar
muhammad SAW, seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju
jaman yang terang benerang seperti yang kita rasakan sepertti saat-saat sekarang ini.

Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada ibu RIRINGUSTI,M.Pd.I yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah danmenjelaskan megenai

”ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM ISLAM ” makalah ini kami buat untuk
memperdalam ilmu kita tentang ilmu pendidikan agama islam.Kami menyadari dalam
makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki, namun demikian banyak pula
pihak yang telah membantu kami dengan menyediakan sumber informasi, memberikan
masukan pemikiran, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dan kesempurnaan makalah ini diwaktu yang akan datang, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan orang banyak supaya mengetahui apa-apa yang ada dalam
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam.

Bengkulu 25 November 2019


Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan...............................................................................................................
1.1  Latar Belakang.....................................................................................................
1.2  Rumusan Masalah.................................................................................................
1.3  Tujuan...................................................................................................................
1.4  Manfaat..................................................................................................................
BAB II Pembahasan ..............................................................................................................

BAB III Penutup......................................................................................................................


3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................................................................................

ANDITA ARYA SETA PUTRA


PEMBAHASAN

2.1 Aspek ibadah latihan spiritual dan moral

Dalam Islam ibadahlah yang memberikan latihan rohani yang diperlukan manusia itu
sendiri. Semua ibadah yang ada dalam Islam seperti salat, puasa, haji, dan zakat bertujuan
membuat roh manusia supaya senantiasa tidak lupa dengan Tuhan, bahkan senantiasa dekat
pada-Nya. Keadaan senantiasa dekat pada Tuhan sebagai Zat yang mahasuci dapat
mempertajam rasa kesucian seseorang. Rasa kesucian yang kuat akan menjadi rem bagi hawa
nafsu untuk melanggar nilai-nilai moral dalam rangka memenuhi keinginannya. Diantara
ibadah islam, salatlah yang membawa manusia terdekat dengan kepada Tuhan. Didalam
shalat terdapat dialog antara manusia dan sang pencipta. Dalam shalat seseorang melakukan
hal-hal berikut: menuju ke MahaSucian Tuhan, menyerahkan diri kepada Tuhan, Memohon
supaya dilindungi dari godaan syaitan, memohon diberi petunjuk kepada jalan yang benar
dan dijauhkan dari kesesatan dan perbuatan tidak baik.

Puasa juga merupakan penyucian roh. Didalam berpuasa seseorang harus menahan
hawa nafsu, makan, minum dan menahan rasa amarah keinginan mengatai orang, bertengkar
dan perbuatan kurang baik lainnya. Di bulan puasa dianjurkan pula supaya orang banyak
bersalawat dan membaca Al-Qur’an, yaitu hal-hal yang membawa kedekatan kepada tuhan.
Latihan jasmani dan rohan disini bersatu dalam usaha menyucikan roh manusia. Latihan ini
disempurnakan dengan pernyataan kasih sayang kepada anggota masyarakat yang lemah
kedudukan ekonominya dengan mengeluarkan zakat fitrah bagi mereka.

Ibadah Haji juga merupakan penyucian roh. Dalam mengerjakan haji di mekkah,
orang berkunjung ke Baitullah ( Rumah Tuhan dalam arti rumah peribadatan yang pertama
didirikan atas perintah Tuhan di dunia ini). Bacaan-bacaan yang diucapkan sewaktu
mengerjakan haji itu merupakan dialog antara manusia dengan Tuhan. Usaha penyucian roh
disini disertai oleh latihan jasmani dalam bentuk pakaian, makanan dan tempat tinggal
sederhana. Selama mengerjakan haji perbuatan-perbuatan tidak baik harus dijauhi. Didalam
haji terdapat pula latihan rasa persaudaraan antara sesama manusia, tiada beda antara kaya
dan miskin, raja dan rakyat biasa, besar dan kecil.

Kemudian zakat, zakat itu mengambil bentuk mengeluarkan sebagian dari harta untuk
menolong fakir-miskin dan sebagainya juga merupakan penyucian roh. Disini zakat melatih
agar manusia menjauhi kerakusan pada harta, dan memupuk rasa persaudaraan, rasa kasihan,
dan suka menolong anggota masyarakat yang berada dalam kekurangan.

Ibadah dalam islam sebenarnya bukan bertujuan supaya Tuhan disembah. Tuhan
disembah dalam arti penyembahan yang terdapat dalam agama-agama primitif. Pengertian
serupa ini merupakan pengertian yang tidak tepat,

ANDITA ARYA SETA PUTRA


dalam ayat 56 dari surah Az-Zariat mengatakan:

‫لِيَ ْعبُدُونِِإاَّل َواِإْل ْن َس ْال ِجنَّ َخلَ ْقتُ َو َم‬

Yang artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku”

Kemudian, tujuan ibadah dalam islam bukanlah menyembah tetapi mendekatkan diri
kepada Tuhan agar dengan demikian roh manusia senantiasa di ingatkan kepada hal-hal yang
bersih lagi suci sehingga akhirnya rasa kesucian seseorang menjadi kuat dan tajam. roh yang
suci membawa kepada budi pekerti baik dan luhur. Dengan demikian itu, ibadah disamping
merupakan latihan spiritual juga merupakan latihan moral.

Puasa dekat hubungannya dengan latihan moral. Ayat 183 dari surah Al-Baqarah
mengatakan:

‫تَتَّقُونَلَ َعلَّ ُك ْمقَ ْبلِ ُك ْم ِم ْنالَّ ِذينَ َعلَى ُكتِبَ َك َماالصِّ يَا ُم َعلَ ْي ُك ُم ُكتِبَآ َمنُواالَّ ِذينََأيُّهَايَا‬

Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Bertakwa artinya menjauhi perbuatan-perbuatan jahat dan melakukan perbuatan-perbuatan


baik. Hadist- hadist Nabi juga mengaitkan puasa dengan perbuatan perbuatan tidak baik.
Salah satu hadist mengatakan:

Jadi puasa yang tidak menjauhkan manusia dari ucapan dan perbuatan tidak baik tidak ada
gunanya. Orang yang demikian tidak perlu menahan diri dari makan dan minum, karena
puasanya tak berguna. Dengan demikian berpuasa bukanlah hanya menahan dari makan dan
minum, tetapi menahan diri dari ucapan-ucapan tidak baik lagi kotor.

Mengenai haji, ayat 197 dari Surah Al-Baqarah:

‫ق َواَل ِجدَا َل فِي ْال َحجِّ ۗ َو َما تَ ْف َعلُوا ِم ْن خَ ي ٍْر يَ ْعلَ ْمهُ هَّللا ُ ۗ َوتَ َز َّودُوا‬ َ َ‫ض فِي ِه َّن ْال َح َّج فَاَل َرف‬
َ ‫ث َواَل فُسُو‬ ٌ ‫لحجُّ َأ ْشهُ ٌر َم ْعلُو َم‬
َ ‫ات ۚ فَ َم ْن فَ َر‬ َ
ْ ‫َأْل‬ ‫ُأ‬ ُ ْ
ِ ‫فَِإ َّن َخ ْي َر ال َّزا ِد التَّق َو ٰى ۚ َواتَّقو ِن يَا ولِي ا لبَا‬
‫ب‬

Artinya:

(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. Siapa yang memastikan dirinya untuk
berhaji di bulan-bulan itu, maka tidak boleh berbicara kotor, berbuat fasik, dan berbantah-
bantahan saat berhaji. Dan kebaikan apa saja yang kalian kerjakan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah (untuk berhaji), tetapi sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah
takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.]

Menerangkan bahwa sewaktu mengerjakan haji orang tidak boleh mengeluarkan ucapan
ucapan tidak senonoh, tidak boleh berbuat hal-hal tidak baik dan tidak boleh bertengkar.

ANDITA ARYA SETA PUTRA


Tentang zakat ayat 103 dari Surah At-Taubah:

‫ك َس َك ٌن لَهُ ْم ۗ َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن َأ ْم َوالِ ِه ْم‬


َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُزَ ِّكي ِه ْم بِهَا َو‬
َ ‫ص ِّل َعلَ ْي ِه ْم ۖ ِإ َّن‬
َ َ‫صاَل ت‬

Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.

Menjelakan bahwa diambil dari harta untuk membersihkan dan menyucikan pemiliknya.

Semua ibadah itu dekat hubungannya dengan pendidikan moral, seperti yang
dijelaskan oleh hadist dibawah ini. Pernah orang bertanya kepada Nabi:

Jadi sebagai dijelaskan hadist diatas orang yang kuat sembahyang, berpuasa dan
bersedekah, tetapi lidahnya menyakiti tetangga, akan masuk neraka. Dan orang yang sedikit
ibadat sembahyang, puasa dan sedekah, tetapi tidak menyakiti hati tetangga, akan masuk
surga.

Hadist berikut menjelaskan Bahwa orang yang berdusta, tidak menepati janji dan berkhianat
adalah munafik, sungguhpun ia mengaku dirinya orang Islam, mengerjakan shalat, berpuasa,
haji dan umrah.

Hadist berikutnya

Ada hal yang lebih tinggi derajatnya dari shalat, puasa dan sekedah. Ketika para sahabat
mengatakan ingin mengetahui halitu, Nabimenjawab: Memperbaiki tali persahabatan.

Hadist dibawah ini menjelaskan bahwa sifat pemurah membuat orang dekat pada Tuhan dan
syurga, sedang sifat bakhil membuat orang jauh dari Tuhan dan surga. Dan begitu terpujinya
sifat pemurah sehingga orang jahil(tidak tahu) tetapi pemurah lebih dikasihi Tuhan dari orang
yang banyak beribadah tapi bakhil.

Demikianlah Al-Qur’an dan hadist menjelaskan bahwa ibadah sebenarnya merupakan latihan
spiritual dan moral dalam usaha Islam membina manusia agar tidak kehilangan
keseimbangan hidup, lagi berbudi luhur.

Disamping latihan spritual dan moral, Al-Qur’an dan hadist juga membawa ajaran ajaran atau
norma-norma moral yang harus dilaksanakan dan dipegang setiap orang islam

Ayat 58 dari Surah An-Nisa:

َ‫اس َأ ْن تَحْ ُك ُموا بِ ْال َع ْد ِل ۚ ِإ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه ۗ ِإ َّن هَّللا َ َكان‬ ِ ‫ِإ َّن هَّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأ ْن تَُؤ ُّدوا اَأْل َمانَا‬
ِ َّ‫ت ِإلَ ٰى َأ ْهلِهَا َوِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن‬
‫صيرًا‬
ِ َ‫َس ِميعًا ب‬

ANDITA ARYA SETA PUTRA


Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Mengajarkan supaya manusia mengetahui hak orang lain dan bersikap ikhlas terhadap hak
itu. Ayat ini memerintahkan supaya amanat (hak yang dipercayakan kepada seseorang)
diteruskan kepada yang berhak.

Ayat dibawah ini juga mengajarkan supaya manusia bersikap adil, ayat 90 dari Surah
An-Nahl:

Disamping mengandung perintah supaya manusia bersikap adil, berbuat baik kepada orang
dan menolong keluarga juga mengandung larangan berbuat tidak baik dan jahat.

Lebih lanjut mengajarkan hal-hal berikut: janganlah mencemoohkan orang lain, karena
mungkin lebih baik dari kita sendiri; jangan mencela orang lain; jangan memberi nama
julukan tidak baik; jangan berburuk sangka, karena sebagian buruk snagka merupakan dosa;
jangan mencari-cari kesalahan orang dan jangan mengumpat orang. Semua ini adalah
perbuatan-perbuatan tidak baik yang harus dijauhi.

Selain dari ajaran ajaran akhlak, Al-Qur’an bahkan mengandung ajaran-ajaran


bagaimana seharusnya tingkah laku seseorang dalam kehdupan sehari-Hari.

Ayat 27-28 dari surah An-Nur:

‫) فَِإ ْن لَ ْم‬27( َ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَ ْد ُخلُوا بُيُوتًا َغ ْي َر بُيُوتِ ُك ْم َحتَّى تَ ْستَْأنِسُوا َوتُ َسلِّ ُموا َعلَى َأ ْهلِهَا َذلِ ُك ْم خَ ْي ٌر لَ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون‬
28( ‫تَ ِجدُوا فِيهَا َأ َحدًا فَال تَ ْد ُخلُوهَا َحتَّى يُْؤ َذنَ لَ ُك ْم َوِإ ْن قِي َل لَ ُك ُم ارْ ِجعُوا فَارْ ِجعُوا هُ َو َأ ْز َكى لَ ُك ْم َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َعلِي ٌم‬

Artinya:

Selanjutnya mengajarkan agar sebelum memasuki ruang tertutup, orang harus meminta izin
terlebih dahulu, dengan mengetuk pintu 3 kali walaupum bagi anak yang belum dewasa
sekalipun.

Demikianlah pentingnya budi pekerti luhur dan tingkah laku sehari-hari dalam islam,
sehingga hal-hal itu disebut tuhan dalam Al-Qur’an. Dan Nabi Muhammad sendiri
mengatakan bahwa beliau diutus kedunia ini untuk menyempurnakan ajaran-ajaran tentang
budi pekerti luhur. Beliau juga menerangkan: Tuhan telah menentukan Islam sebagai
agamamu, maka hiasilah agama itu dengan budi pekerti baik dan hati pemurah

Berkata benar dan tidak berdusta adalah norma moral yang penting. Nabi mengatakan “Kalau
benar menimbulkan ketenangan tetapi dusta menimbulkan kecemasan”. Seorang mukmin,
kata Nabi, boleh bersifat penakut dan bakhil, tetapi sekali-kali tak boleh berdusta. Tiga
macam orang, kata Nabi, yang tidak akan masuk surga, orang tua yang berzina, Imam yang
berdusta, dan kepala yang bersifat angkuh. Mengenai kejujuran Nabi mengatakan: “Tidak
terdapat iman dalam diri orang tidak jujur dan tidaklah beragama orang yang tak dapat
berpegang janjinya”. Nabi juga mengatakan bahwa orang yang suka mencaci dan hatinya
berisi rasa dengki akan masuk neraka. Selanjutnya orang yang kuat kata Nabi, bukanlah
orang yang tak dapat dikalahkan fisiknya, tetapi ialah orang yang dapat menahan amarahnya.
Lebih lanjut lagi Nabi mengatakan bahwa derajat yang tinggi diberikan Tuhan kepada orang
yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang tak menghargainya, dan tetap bersahabat
dengan orang yang memutuskan tali persaudaraan dengan dia.

Demikianlah hadist-hadist Nabi banyak menyebut norma-norma akhlak mulia dan Nabi
sendiri dikenal sebagai orang yang budi pekertinya luhur. Tegasnya, Islam sebagai halnya
dengan agama-agama lain, amat mementingkan pendidikan spritual dan moral. Dsinilah
sebenarnya terletak intisari sesuatu agama. Intisari ajaran ajaran islam, memang berkisar
sekitar soal baik dan buruk.

Ancaman yang berupa neraka dan janji yang berupa surga diakhirat, juga erat hubungannya
dengan soal baik dan buruk ini. Yang dimaksud disini dengan perbuatan baik bukan hanya
yang merupakan ibadah, tetapi juga perbuatan baik duniawi yang setiap hari dilakukan
manusia dalam hubungannya dengan manusia, bahkan juga dengan makhluk lain, terutama
binatang-binatang. Demikian pula yang dimaksud dengan perbuatan buruk adalah perbuatan
buruk yang dilakukan manusia terhadap sesama manusia dan makhluk lain didunia.

Jelas bahwa dalam islam soal baik dan buruk disamping soal ketuhanan menjadi dasar agama
yang penting. Ini demikian, karena yang ingin dibina Islam ialah manusia baik yang menjauhi
perbuatan-perbuatan buruk didunia ini. Manusia serupa inilah sebenarnya yang dimaksud
dengan mukmin, muslim, dan muttaqin(orang yang bertakwa).

Mukmin ialah orang yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai sumber yang
bersifat absolut. Muslim ialah orang yang menyerahkan diri dan tunduk pada Tuhan.
Muttaqin ialah orang yang memelihara diri dari hukuman Tuhan di akhirat, yaitu orang yang
patuh pada Tuhan, dalam arti patuh menjalankan perintah-perintah-Nya dan patuh menjauhi
larangan-Nya

Dengan demikian,yang dimaksud dengan mukmin, muslim, dan muttaqin sebenarnya


adalah orang yang bermoral tinggi dan berbudi luhur. Tidak mengherankan jikalau soal
akhlak dan budi pekerrti luhur memang merupakan ajaran penting dalam Islam. Dan soal itu
demikian pentingnya sehingga bukan hanya ibadah sh alat, puasa, zakat serta haji saja,
tetapi juga hukum fikih dan konsep-konsep iman, islam, surga, serta neraka, kesemuanya
dilihat atas erat hubungannnya dengan perbuatan baik dan buruk manusia. Tujuan dasar dari
semua ajaran-ajaran islam memanglah untuk mencegah manusia dari perbuatan-perbuatan
buruk dan selanjutnya untuk mendorong manusia kepada perbuatan baik. Dari manusia-
manusia baik dan berbudi pekerti luhurlah masyarakat baik dapat diwujudkan.

ANDITA ARYA SETA PUTRA


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
  
tujuan ibadah dalam islam bukanlah menyembah tetapi mendekatkan diri kepada
Tuhan agar dengan demikian roh manusia senantiasa di ingatkan kepada hal-hal yang bersih
lagi suci sehingga akhirnya rasa kesucian seseorang menjadi kuat dan tajam. roh yang suci
membawa kepada budi pekerti baik dan luhur. Dengan demikian itu, ibadah disamping
merupakan latihan spiritual juga merupakan latihan moral.

 Saran

1. Untuk dapat memahami ASPEK IBADAH,LATIHAN,SPIRITUAL,DAN AJARAN MORAL DALAM ISLAM


2. , selain membaca dan memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet,
dan lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita
sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat
3. Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam penyusunan makalah ini, diharapkan kepada
pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran yang membangun.

ANDITA ARYA SETA PUTRA


Daftar Pustaka

Anwar, Husnel. 2017. Islam Kaffah. Medan: Perdana Publishing.


Anwaiz. 2016. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Menurut Pandangan Islam.
Madri. 2015. Makalah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Seni dalam Islam.
Sudarmanto, Agus. 2011.  Ilmu Pengetauan dan Teknologi dalam Pandangan Islam.
Tendrianhye, Andhy. 2015. Kewajiban Menuntut Ilmu Mengembangkan. 

ANDITA ARYA SETA PUTR

TERIMA KASIH KAMI TIDAK MENYURUH AUDEAN UNTUK BERTANYA

23

Anda mungkin juga menyukai