PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Intelegensi merupakan sesuatu yang menghubungkan atau menyatukan satu sama lain.
Bakat adalah anugerah yang tidak boleh disia-sikan dan harus dikembangkan secara
maksimal. Setiap manusia terlahir dengan memiliki bakat-bakat tertentu. Bakat adalah
sesuatu yang dimiliki secara alamiah,yang mutlak memerlukan latihan untuk membangkitkan
dan mengembangkannya. Seperti halnya bakat, kreativitas yang dimiliki oleh seseorang juga
merupakan anugerah yang harus dipergunakan secara tepat sasaran.
2. Rumusan Masalah
1.2.1 Konsep dan Teori intelegensi, bakat dan kreativitas ?
1.2.2 Faktor yang mempengaruhi dan menentukan intelegensi, bakat dan kreativitas ?
1.2.3 Jenis tes dan pengukuran intelegensi dan bakat ?
1.2.4 Penerapan intelegensi, bakat dan kreativitas dalam keperawatan ?
3. Tujuan
Untuk memenuhi tugas kuliah Ilmu Keperawatan Dasar II dan menambah wawasan
serta pengetahuan tentang intelegensi, bakat dan kreativitas.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep dan Teori Intelegensi
1. Konsep Intelegensi
Kata inteligensi berasal dari bahasa Inggris, yaitu intelgencei. Secara harfiah artinya
kecerdasan. Kecerdasan artinya pemahaman dan penyelesaian masalah secara tepat. Pada
mulanya kecerdasan hanya berfokus pada kemampuan pikiran, akal atau aspek-aspek kognitif
saja. Dalam perkembangan selanjutnya, kecerdasan bukan hanya mencakup kecerdasan
intelektual tetapi berkembang pada aspek-aspek psikis lainnya seperti emosional dan
spiritual. Sehingga, muncul kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.2).p.157
Menurut Solovery, seperti yang dikutip oleh Goleman 1996 memberikan ciri-ciri
kecerdasan emosional dalam lima wilayah :
1. Mengenali diri
Mengenali diri artinya mengenal perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Ini merupakan dasar
kecerdasan emosi yaitu kemampuan memantau perasaan dari waktu ke waktu. Kesadaran
orang akan emosinya sendiri yang memiliki makna waspada terhadap suasana hati.
2. Mengelola emosi
Kemampuan menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat. Tergantung kepada
kesadaran sendiri seperti kemampuan untuk menghadapi badai emosi juga dapat
memperkirakan beberapa lama emosi berlangsung.2).P.160
3. Memotivasi diri sendiri
Kemampuan menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan, yaitu kemampuan menahan
diri.
2 Teori Intelegensi
Terdapat beberapa teori Intelegensi, antara lain :
1. Teori Daya (Faculty theories)
Teori ini dipengaruhi oleh psikologi daya yang dikemukakan oleh Thorndike. Menurut
Thorndike bahwa dalam otak manusia terdapat daya-daya jiwa khusus. Teori ini
menyebutkan bahwa “ Intelegensi adalah integrasi daya-daya jiwa yang khusus ”. oleh karena
itu, pengukuran intelegensi dilakukan dengan cara menukur daya-daya jiwa khusus,
misalnya: daya mengamati, daya memproduksi, daya berpikir, daya fantasi, dan daya
penalaran.
2. Teori Pragmatis
Dikemukakan oleh Boring, yang mengatakan bahwa “ Intelegensi adalah hal yang diuji
oleh tes intelegensi “.
3. Teori Faktor
a) Two Factor Theories, dikembangkan oleh Spearman, dengan menyelidiki dan mencari
sifat hakekat intelegensi menggunakan teknik analisis faktor, yang mengatakan bahwa
kecakapan intelektual manusia dimungkinkan karena adanya dua faktor, yaitu:
- Faktor Umum/kecakapan umum (general factor/general ability, dilambangkan dengan
faktor “g”).
- Faktor Khusus/kecakapan khusus (special factor/special ability, dilambangkan dengan
faktor “s”).
Faktor “g” dan “s” tersebut, bekerja sama menjadi satu kesatuan. Kemampuan seseorang
bertindak dalam setiap situasi sangat bergantung pada kemampuan umum (faktor “g”)
maupun kemampuan khusus (faktor “s”), yang memberi sumbangan pada setiap tingkah laku
yang intelegen. Pada tingkah laku yang berbeda, fungsi faktor “g” yang ditambah faktor “s”
yang khusus untuk tingkah laku yang bersangkutan. Ternyata, faktor “g” berkaitan dengan
herediter, sedangkan faktor “s” dipengaruhi oleh lingkungan (pengalaman dan pendidikan).
b) Multiple Factor Theories, dikembangkan oleh thorndike, yang menyatakan bahwa
“Intelegensi ada pertalian aktual dan potensial yang khusus antara stimulus dan respons”. ada
empat atribut intelegensi, yaitu : tingkatan, rentang, daerah dan kecepatan.
4. Primary Mental Ability Theory
Teori ini dikembangkan oleh Thurston, yang mengatakan bahwa “Intelegensi tidak terdiri dari
dua faktor maupun multifaktor, tetapi terdiri dari sejumlah kecakapan-kecakapan mental yang
primer. Faktor primer dari intelegensi adalah kemampuan verbal, kefasihan kata-kata, faktor
bilangan, relasi ruang, faktor ingatan, kecepatan persepsi, dan faktor induksi.
5. Teori Struktur Intelek (structur of intellect model)
Teori ini dikembangkan oleh Guilford, yang mengatakan bahwa “Intelegensi memiliki 3
dimensi, yang masing-masing terdiri dari kecakapan intelek,yaitu: operasi, isi, dan produk.
a) Dimensi isi atau materi kegiatan intelektual (figural,simbolik,semantik,dan behavioral).
b) Dimensi operasi atau tindakan (kognitif, memori, berpikir divergen, berpikir konvergen,
dan evaluasi).
c) Dimensi produk (satuan, kelas, hubungan, sistem, transformasi, dan implikasi).
6. Teori Hierarkis
Teori ini dikembangkan oleh Vernon, yang memadukan faktor umum (“g”) dan faktor
spesifik (”s”) dan faktor “(c)” yang terletak antara faktor “g” dan “s”. Vernon berusaha
menggambarkan skema organisasi faktor-faktor kecakapan intelek dan memberi gambaran
secara hierarkis hubungan antara faktor intelek yang bersifat umum sampai yang bersifat
khusus.
- Penyebab Retardasi Mental yaitu a) Retardasi Mental Primer, kemungkinan faktor keturunan
(Retardasi mental genetik) dan kemungkinan tidak diketahui (Retardasi mental simpleks). b)
Retardasi Mental Sekunder, faktor luar yang diketahui dan memengaruhi otak (prenatal,
perinatal,dan postnatal), misalnya infeksi/intoksikasi, rudapaksa, gangguan metabolisme/gizi,
penyakitotak, kelainan kromosom, prematuritas, dan gangguan jiwa berat.
- Tingkat reterdasi mental menurut kesepakatan asosiasi keterbelakangan mental Amerika
Serikat (American Association of Mental Retardation) seperti dikemukakan oleh Sarwono
Sarlito Wirawan (1999) sebagai berikut :
Pendidikan bagi penderita retardasi mental, yaitu di SLB bagian C (Tuna Mental).
- Tanda-tanda Retardasi Mental
a) Taraf kecerdasannya (IQ) sangat rendah
b) Daya ingat (Memori) lemah
c) Tidak mampu mengurus diri sendiri
d) Acuh tak acuh terhadap lingkungan (Apatis)
e) Minat hanya mengarah pada hal-hal yang sederhana.
f) Perhatiannya mudah berpindah-pindah (Labil)
g) Miskin dan keterbatasan emosi (hanya perasaan takut,marah,senang,benci dan terkejut).
h)kelainan jasmani yang khas.
2) Demensi, kemuduran intelegensi karena kerusakan otak yang sudah tidak dapat
diperbaiki lagi.
4. Pengukuran
Prinsip pengukuran intelegensi adalah membandingkan individu yang dites dengan
norma tertentu. Secara umum, yang dipakai sebagai norma adalah inteligensi kelompok
sebaya. Cara untuk mengetahui inteligensi quatient (IQ) seseorang menurut Binet adalah
dengan membandingkan antara umur kecerdasan (mental age= MA) dengan umur kalender
(cronological age = CA).
Rumus :
Contoh 1 :
Adi berumur 10 tahun (umur kalender). Setelah dites dengan tes intelegensi, ternyata ia dapat
mengerjakan soal-soal untuk anak yang berumur 12 tahun.
X = Jawaban Benar
- = Jawaban Salah
Penyelesaian :
Umur Adi 7 tahun 4 bulan = 7 1/3 tahun (CA), tes untuk usia 6 tahun benar semua = 6 tahun,
untuk 7 tahun benar 5= 5/6 tahun, untuk 8 tahun benar 2 = 2/6 tahun, dan untuk 9 tahun benar
1= 1/6 tahun. MA = 6+ 5/6 +2/6 +1/6 = 7 3/6 tahun.
3.1 Kesimpulan
Inteligensi ini adalah persatuan (kumpulan yang di persatukan) daripada daya-daya
jiwa yang khusus. Jadi peranan Intelegensi atau kecerdasan setiap orang sangat
mempengaruhi kreativitas, bakat , dan prestasi belajarnya. Seseorang yang Tingkat
intelegensinya (IQ) tinggi belum tentu memiliki kreativitas, bakat, dan prestasi belajarnya
tinggi pula karena setiap individu memiliki motivasi yang berbeda. Tetapi individu yang
memiliki IQ lebih tinggi akan lebih mudah berkreativitas dan meraih prestasi belajar yang
tinggi dibandingkan dengan yang memiliki IQ rendah. Bakat adalah kemampuan tertentu
yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Kreativitas adalah istilah yang
mengacu kepada bagaimana seseorang berpikir kreatif. Kreativitas, disamping bermakna
untuk pengembangan diri maupun pembangunan masyarakat, juga merupakan salah satu
kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu
kebutuhan paling tinggi manusia. (Maslow, 1968 ).
faktor yang mempengaruhi intelegensi antara lain faktor bawaan, aktor minat dan
pembawaan yang khas, faktor pembentukan, faktor pematangan, Faktor kebebasan.Peranan
perawak dalam intelegensi, bakat dan kreativitas yaitu dengan memahami teori integelensi,
seorang perawat dapat introfeksi diri, sejauh man intelegensi kreatifitas yang dimiliki dirinya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang memiliki keunikan, intelegensi
dan kreativitas yang berbeda-beda, hendaknya masalah intelegensi dan kreativitas pasien
perlu dipahami agar asuhan keperawatan yang diberikan betul-betul dapat memuaskan
pasien.
3.2 Saran
Penulis sangat berharap adanya berbagai kalangan terutama yang memiliki keahlian
dalam intelegensi, bakat dan kreativitas untuk memberikan saran dan kritik agar kiranya
memperluas pengetahuan kami. Apabila para pembaca masih kesulitan dalam memahami
materi ini dapat ditanyakan kepada ahlinya atau mencari referensi lain, karena penulis
membuat makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
DAFTAR PUSTAKA
Kelas: 1B Keperawatan
Dosen Pembimbing:
Ns.Titin Aprilatutini,S.Kep., M.Pd