Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MANAJEMEN DIRI

KECERDASAN MANUSIA (EMOSIONAL DAN POWER SPIRITUAL)

Disusun Oleh
Nama : Moch Akbar Adhi Zakaria
NIM : 19540097

PROGRAM STUDI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2021

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini orang mulai sadar bahwa tidak hanya keunggulan
intelektual saja yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan tetapi juga
diperlukan sejenis keterampilan lain yang untuk menjadi yang terdepan.
Keterampilan lain yang perlu dimiliki manusia adalah pengetahuan tentang
tempramen, mengatur suasana hati, mengendalikan perasaan orang lain,
mengontrol emosi dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan kecerdasan
lain yang terutama menekankan pada bagaimana mengolah emosi dengan
baik dan dapat digunakan secara selaras dengan nalar (Noermijati dan
Catarina, 2011).
Salah satu bentuk kecerdasan lain yang saat ini tengah popular
adalah kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual memungkinkan sesorang
untuk berpikir kreatif, berwawasan jauh, membuat atau mengubah aturan,
yang membuat orang tersebut dapat bekerja lebih baik. Telah banyak
penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
terhadap kepuasan kerja dan kinerja. Serta kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual yang ada pada setiap individu merupakan suatu
kemampuan yang dapat membantu seseorang untuk mengembangkan
dirinya secara utuh, sehingga dapat menerapkan nilai-nilai positif
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kecerdasan manusia secara emosial dalam
manajemen diri?
2. Apa yang dimaksud kecerdasan manusia secara spiritual dalam
manajemen diri?
1.3 Tujuan
1. Apa yang dimaksud kecerdasan manusia secara emosial dalam
manajemen diri?
2. Apa yang dimaksud kecerdasan manusia secara spiritual dalam
manajemen diri?
2. PEMBAHASAN

2.1 Kecerdasan Emosional


a. Pengertian Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional (Emotional Quotient) dipopulerkan oleh Daniel
Goleman pada tahun 1990an. Kecerdasan emosional diartikan sebagai
kemampuan seseorang dalam menyadari perasaan milik sendiri dan
memahami perasaan milik orang lain. Menurut Coper dan Sawaf (2002)
menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan,
memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi
sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh manusia.
Pendapat lain mengenai kecerdasan emosional disampaikan oleh Carter
(2010) bahwa orang yang memiliki soft competency sering disebut
memiliki kecerdasan emosional atau emotional intelligence adalah
kemampuan menyadari emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Emosi
mempengaruhi tingkah laku seseorang, seperti memperkuat atau
melemahkan semangat, menganggu konsentrasi belajar, dan
mempengaruhi penyesuaian sosial serta sikap seseorang.
b. Dimensi Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosi dapat dibangun dari beberapa aspek-aspek yang ada.
Goleman (2009) mengemukakan lima dimensi yang dapat membangun
kecerdasan emosi, yaitu :
a. Self awareness, merupakan kemampuan seseorang untuk
mengetahui perasaan dalam dirinya dan efeknya serta
menggunakannya untuk membuat keputusan bagi diri sendiri,
memiliki tolak ukur yang realistis, atau kemampuan diri dan
mempunyai kepercayaan diri yang kuat lalu mengaitkannya dengan
sumber penyebabnya.
b. Self Management, yaitu merupakan kemampuan menangani
emosinya sendiri, mengekspresikan serta mengendalikan emosi,
memiliki kepekaan terhadap kata hati, untuk digunakan dalam
hubungan dan tindakan sehari-hari.
c. Motivation, motivasi adalah kemampuan menggunakan hasrat
untuk setiap saat membangkitkan semangat dan tenaga untuk
mencapai keadaan yang lebih baik serta mampu mengambil
inisiatif dan bertindak secara efektif, mampu bertahan menghadapi
kegagalan dan frustrasi.
d. Empati (Social awareness), empati merupakan kemampuan
merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami
perspektif orang lain, dan menimbulkan hubungan saling percaya
serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu.
e. Relationship management, merupakan kemampuan menangani
emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan
menciptakan serta mempertahankan hubungan dengan orang lain,
bisa mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan
perselisihan dan bekerja sama dalam tim
c. Komponen Kecerdasan Emosional
Menurut Lenaghan, et al (2007), empat komponen kecerdasan emosi
yaitu:
a. Persepsi, yaitu kemampuan untuk meyadarkan diri mengenai emosi
dan mampu menunjukkan kebutuhan emosional seseorang.
b. Asimilasi, yaitu kemampuan seseorang untuk membedakan
diantara emosi yang berbeda-beda yang mungkin mereka rasakan
dan memprioritaskan yang mempengaruhi proses pemikiran
mereka.
c. Pemahaman, yaitu kemampuan untuk memahami emosi yang
rumit, seperti misalnya perasaan yang muncul bersama-sama
tentang kesetiaan dan penghianatan
d. Manajemen, yaitu kemampuan untuk menghubungkan atau tidak
menghubungkan emosi, tergantung pada kegunaan pada beberapa
situasi
2.2 Kecerdasan Power Spiritual
a. Pengertian Kecerdasan Power Spiritual
Kecerdasan spiritual (spiritual intelligence) merupakan
kemampuan untuk mengakses makna, nilai, tujuan yang tidak akan pernah
hilang yang lebih tinggi, dan aspek-aspek yang tanpa disadari diri serta
melekatkan makna, nilai dan tujuan tersebut dalam kehidupan yang lebih
baik dan kreatif. Ciri-ciri kecerdasan emosi antara lain: kemampuan untuk
berpikir out of the box, kerendahan hati, dan mengakses energi yang
berasal bukan dari ego. Kecerdasan spiritual merupakan ultimate
intelligence seorang pemimpin
b. Indikator Kecerdasan Spiritual
Menurut Badie et al. (2010) terdapat 4 indikator yang digunakan
untuk mengukur kecerdasan spiritual seseorang, yaitu:
1. Keyakinan, yaitu keyakinan dan kepercayaan terhadap Tuhan.
2. Kemampuan menghadapi masalah, yaitu bagaimana
menyelesaikan masalah yang berlandaskan kebaikan
3. Kebijakan moral, yaitu bagaimana seseorang bersikap berdasar
nilai-nilai moral.
4. Kesadaran diri, yaitu kemampuan untuk menilai diri sendiri
agar selalu bersyukur dan bertanggungjawab atas setiap
tindakan.

c. Aspek Kecerdasan Spiritual


Menurut Zohar dan Marshall  (2010), aspek-aspek kecerdasan
spiritual mencakup hal-hal berikut:
a. Kemampuan bersikap fleksibel. Kemampuan individu untuk
bersikap adaptif secara spontan dan aktif, memiliki
pertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan di saat
menghadapi beberapa pilihan.
b. Tingkat kesadaran diri yang tinggi. Kemampuan individu
untuk mengetahui batas wilayah yang nyaman untuk dirinya,
yang mendorong individu untuk merenungkan apa yang
dipercayai dan apa yang dianggap bernilai, berusaha untuk
memperhatikan segala macam kejadian dan peristiwa dengan
berpegang pada agama yang diyakininya.
c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan. Kemampuan individu dalam menghadapi
penderitaan dan menjadikan penderitaan yang dialami sebagai
motivasi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di
kemudian hari.
d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit.
Kemampuan individu dimana di saat dia mengalami sakit, ia
akan menyadari keterbatasan dirinya, dan menjadi lebih dekat
dengan Tuhan dan yakin bahwa hanya Tuhan yang akan
memberikan kesembuhan.
e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai- nilai. Kualitas
hidup individu yang didasarkan pada tujuan hidup yang pasti
dan berpegang pada nilai-nilai yang mampu mendorong untuk
mencapai tujuan tersebut.
f. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu.
Individu yang mempunyai kecerdasan spiritual tinggi
mengetahui bahwa ketika dia merugikan orang lain, maka
berarti dia merugikan dirinya sendiri sehingga mereka enggan
untuk melakukan kerugian yang tidak perlu.
g. Berpikir secara holistik. Kecenderungan individu untuk
melihat keterkaitan berbagai hal.
h. Kecenderungan untuk bertanya mengapa dan bagaimana jika
untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar Menjadi
pribadi mandiri. Kemampuan individu yang memilki
kemudahan untuk bekerja melawankonvensi dan tidak
tergantung dengan orang lain.
3. KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa ecerdasan


adalah kemampuan seseorang dalam menyadari perasaan milik sendiri dan
memahami perasaan milik orang lain. Dimensi kecerdasan emosional
diantaranya adalah Self awareness, Self Management, motivasi, empati,
dan Relationship management. Komponen kecerdasan emosional
diantaranya yaitu persepsi, asimilasi, pemahaman, dan manajemen.
Kecerdasan spiritual merupakan kemampuan untuk mengakses
makna, nilai, tujuan yang tidak akan pernah hilang yang lebih tinggi.
Indikator dari kecerdasan spiritual diantaranya adalah keyakinan,
kemampuan, kebijakan moral, dan kesadaran diri. Sementara aspek-aspek
dari kecerdasan emosional yaitu kemampuan bersikap yang fleksibel,
tingkat kecerdasan yang tinggi, kemampuan menghadapi sesuati,
kemmapuan melampaui rasa sakit, kualitas hidup yang tinggi, enggan
menyebabkan kerugian, berpikir secara holistic, dan cenderung kritis
terhadap sesuati.
DAFTAR PUSTAKA

Badie, et al. 2010. Development and Reliability and Validity of the


Spiriritual Intelligence Scale. Tabriz: Universitas Payemee Noor.
Carter, Philip. 2009. Tes IQ dan Tes Kepribadian. Jakarta: PT Indeks.
Cooper, Robert dan Ayman, Sawaf. 2002. Executive EQ: Kecerdasan
Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Goleman, Daniel. 2009. Kecerdasan Emosional : Mengapa EI lebih penting
daripada IQ. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Lenaghan, Janet A., Buda, Richard, and Eisner, Alan B. 2007. An
examination of the role of emotional intelligence in work and family
conflict. Journal of Managerial Issues. Vol 19(1): 76-94.
Noermijati dan Catarina, D. 2011. Peran Kepemimpinan Transformasonal
dan Kecerdasan Emosional dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan
Proyek K.E. Batubara PT.X di Gresik.
 Zohar, D. & Marshall, I. 2007. SQ: Spiritual Intelligence The Ultimate
Intelligence. Alih Bahasa Rahmani

Anda mungkin juga menyukai