Anda di halaman 1dari 7

ANGGOTA KELOMPOK 5 :

1. Miftakhul Mu'minin (2108056034)


2. Alief Aulia Azzarin (2108056039)
3. Nur Hidayatul karomah (2108056046)
4. Layla Asyrotun Ni'mah (2108056056)
5. Latifatul Hana (2108056058)

KECERDASAN SPIRITUAL

A. Pengertian Kecerdasan Spiritual


Kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient) adalah kecerdasan jiwa yang membantu
seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan
untuk menerapkan nilai-nilai positif.
Kecerdasan Spiritual merupakan fasilitas yang membantu seseorang untuk
mengatasi persoalan dan mencari solusi dari persoalan tersebut. Ciri utama dari
Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kesadaran seseorang untuk menggunakan
pengalamannya sebagai bentuk penerapan nilai dan makna.
Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan ditandai dengan
kemampuan seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu
menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mampu mengambil pelajaran yang berharga dari
suatu kegagalan, mampu mewujudkan hidup sesuai dengan visi dan misi, mampu melihat
keterkaitan antara berbagai hal, mandiri, serta pada akhirnya membuat seseorang
mengerti akan makna hidupnya.

B. Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual


Menurut Zohar dan Marshall (2007), kecerdasan spiritual terdiri dari beberapa aspek,
yaitu kemampuan bersikap fleksibel, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kemampuan
untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, kemampuan untuk menghadapi dan
melampaui rasa takut, kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai, keengganan
untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu, berpikir secara holistik, kecenderungan
untuk bertanya, serta menjadi pribadi mandiri.
1. Kemampuan Bersikap Fleksibel
Kemampuan bersikap fleksibel merupakan salah satu aspek dari kecerdasan
spiritual. Kemampuan bersikap fleksibel adalahkemampuan individu untuk bersikap
adaptifsecara spontan dan aktif serta memiliki pertimbangan yang dapat
dipertanggungjawabkan di saat menghadapi beberapa pilihan (Zohar dan Marshall,
2007).
2. Tingkat Kesadaran Diri
Tingkat kesadaran yang tinggi juga adalah aspek dari kecerdasan spiritual.
Tingkat kesadaran yang tinggi diartikan sebagai kemampuan individu
untukmengetahui batas wilayah yang nyamanuntuk dirinya, yang mendorong
individuuntuk merenungkan apa yang dipercayaidan apa yang dianggap bernilai,
berusaha untuk memperhatikan segala macam kejadian dan peristiwa dengan
berpegang pada agama yang diyakininya (Zohar dan Marshall, 2007).
3. Kemampuan Untuk Menghadapi dan Memanfaatkan Penderitaan
Yaitu kemampuan individu dalam menghadapi penderitaan dan menjadikan
penderitaan yang dialami sebagai motivasi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik di kemudian hari (Zohar dan Marshall, 2007).
4. Kemampuan Untuk Menghadapi Dan Melampaui Rasa Takut
Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa takut juga merupakan aspek
dari kecerdasan spiritual. Kemampuan ini diartikan sebagai kemampuan individu
dimana pada saat mengalami takut, ia akan menyadari keterbatasan dirinya, dan
menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan yakin bahwa hanya Tuhan yang akan
memberikan kekuatan (Zohar dan Marshall, 2007).
5. Kualitas Hidup yang Diilhami oleh Visi Nilai- Nilai
Kualitas hidup yang diilhami oleh visi nilai- nilai juga merupakan aspek
kecerdasan spiritual. Kualitas hidup individu yang didasarkan pada tujuan hidup yang
pasti dan berpegang pada nilai-nilai yang mampu mendorong untuk mencapai tujuan
tersebut (Zohar dan Marshall, 2007).
6. Keengganan untuk Menyebabkan Kerugian yang Tidak Perlu
Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu juga merupakan salah
satu aspek kecerdasan spiritual. Individu yang mempunyai kecerdasan spiritual tinggi
mengetahui bahwa ketika dia merugikan orang lain, maka berarti dia merugikan
dirinya sendiri sehingga mereka enggan untuk melakukan kerugian yang tidak perlu
(Zohar dan Marshall, 2007).
7. Berpikir Secara Holistik
Berpikir secara holistic adalah kecenderungan individu untuk melihat keterkaitan
berbagai hal.
Kecenderungan untuk bertanya adalah seberapa jauh individu mencari jawaban-
jawaban mendasar atas pertanyaan-pertanyaan hidup yang sedang dihadapi (mengapa
dan bagaimana). menjadi pribadi mandiri adalah kemampuan individu yang memiliki
kemudahan untuk bekerja melawan konvensi dan tidak tergantung dengan orang lain.

Selain aspek-aspek di atas, tiga aspek utama kecerdasan spiritual (SQ) ialah sebagai
berikut.
1. Mengidentifikasi bahwa ada kekuatan spiritual yang lebih tinggi
Aspek yang pertama dari tiga aspek utama kecerdasan spiritual (SQ)
adalah mengindentifikasi bahwa ada kekuatan spiritual yang lebih tinggi. Artinya
bahwa kecerdasan spiritual percaya bahwa ada kekuatan spiritual yang lebih
tinggi dari apapun yang mengatur alam semesta beserta isinya. Mengatur
keseimbangan hidup antara manusia dengan alam semesta. Mengatur hubungan
manusia dengan sesama manusia, sesama makhluk hidup lainnya dan mengatur
hubungan manusia dengan alam semesta. Memiliki kecerdasan spiritual (SQ)
yang tinggi artinya manusia menggunakan jiwa spiritualnya untuk bisa berbagi
dan menyatu dengan sesama manusia, makhluk hidup maupun alam semesta.
2. Memahami hukum sebab akibat
Aspek yang kedua dari tiga aspek utama kecerdasan spiritual (SQ) adalah
memahami hukum sebab akibat. Kecerdasan spiritual (SQ) mengajarkan pada
Anda untuk bertanggungjawab terhadap setiap perbuatan yang Anda lakukan.
Anda adalah pencipta dan penanggungjawab kehidupan Anda sendiri. Anda harus
menanggung setiap akibat dari perbuatan Anda. Segala sesuatu yang berasal dari
batin, jiwa, pikiran, perasaan, asumsi maupun keyakinan Anda yang
mempengaruhi tingkah laku Anda sehari-hari harus dapat Anda
pertanggungjawabkan pada diri Anda sendiri.
3. Tidak terikat
Aspek yang terakhir dari tiga aspek utama kecerdasan spiritual (SQ)
adalah kemampuan untuk tidak terikat. Kecerdasan spiritual (SQ) berasal dan
bersumber dari batin dan jiwa seseorang. Ini akan berbeda dari satu orang dengan
orang yang lain. Kecerdasan spiritual tidak terikat oleh bentuk dan hasil.
Kecerdasan spiritual (SQ) lebih mengutamakan kedamaian dan kesejahteraan
batin.

C. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual


1. Faktor Pembawaan (Internal)
Sejak lahir setiap manusia sudah dibekali dengan akal dan kepercayaan terhadap
suatu zat yang mempunyai kekuatan untuk mendatangkan kebaikan atau
kemudharatan.
2. Faktor Lingkungan (Eksternal)
Disini yang dimaksud menurut Syamsu Yusuf yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat akan dapat memberikan dampak positif bagi anak, termasuk dalam
pembentukan jiwa keagamaan dalam diri anak.
a) Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi setiap
anak, tentunya dalam hal ini orang tua menjadi orang yang paling bertanggung
jawab dalam menumbuh kembangkan kecerdasan beragama dan pengalaman
agama dalam diri anak-anak secara nyata dan benar.
b) Lingkungan Masyarakat
Selain faktor keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat yang juga turut
mempengaruhi perkembangan kecerdasan spiritual pada anak. Lingkungan
masyarakat yang dimaksud meliputi lingkungan rumah sekitar anak tempat
bermain, televisi, serta media cetak seperti buku cerita maupun komik yang
paling banyak digemari oleh anak-anak. Menurut Syamsu Yusuf, lingkungan
masyarakat adalah situasi atau kondisi interaksi sosial dan sosiokultural yang
secara potensial berpengaruh terhadap perkembangan fitrah beragama atau
kesadaran beragama individu.
c) Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah sebuah lembaga formal yang juga mempengaruhi
kecerdasan spiritual anak. Karena disekolah ini anak banyak memperoleh
pengetahuan. Tak hanya pengetahuan tapi juga nilai. Jika guru memberi nilai
kehiduan yang baik, maka itu akan membuat kecerdasan spiritual anak akan
baik. Sehingga anak mampu memaknai hidupnya dengan baik.
Disampng itu semua pihak sekolah bekerja sama dalam memberikan
pengetahuan yang mampu meningkatkan kecerdasan anak.

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall mengungkapkan beberapa faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu:
a) Sel Saraf Otak
Otak menjadi jembatan antara kehidupan batin dan lahiriah kit. Ia mampu
menjalankan semua ini karena bersifat kompleks, luwes, adaptif dan mampu
mengorganisasikan diri.
b) Titik Tuhan (God Spot)
Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya bagian dalam otak,
yaitu lobustemporal yang meningkat ketika pengalaman religius atau spiritual
berlangsung. Dia menyebutnya sebagai titik tuhan atau god spot. Titik tuhan
memainkan peran biologis yang menentukan dalam pengalaman spiritual.
Namun demikian, titik tuhan bukan merupakan syarat mutlak dalam
kecerdasan spiritual. Perlu adanya integrasi antara seluruh bagianotak,
seluruh aspek dari dan seluruh segi kehidupan.

Menurut Ari Ginanjar Agustian mengatakan bahwa faktor-faktor yang


mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah inner value (nilai-nilai spiritual dari
dalam, seperti : keterbukaan, tanggung jawab, kepercayaan, keadilan, dan kepedulian
sosial dan drive, yaitu dorongan dan usaha untuk mencapai kebenaran dan
kebahagiaan.

D. Tanggapan Kelompok
Pertanyaan dari Kelompok 6
1. Bagaimana contoh secara konkret dari faktor pembawaan (internal)?
Jawab : Contoh secara konkret dari faktor pembawaan (internal) dimana setiap
manusia telah diberi akal dan kepercayaan terhadap suatu zat yang mempunyai
kekuatan untuk mendatangkan kebaikan atau kemudharatan ialah adanya kemampuan
berpikir seseorang secara alamiah untuk membedakan mana hal yang baik serta mana
yang buruk. Selain itu, adanya sifat naluriah manusia untuk membantu orang lain
yang kesulitan tanpa memandang latar belakang orang tersebut. Dengan demikian,
contoh contoh itulah yang mempengaruhi kecerdasan spiritual pada manusia.

2. Bagaimana cara menumbuhkan kecerdasan spiritual pada anak yang berkebutuhan


khusus?
Jawab : Cara menumbuhkan kecerdasan spiritual bagi anak yang berkebutuhan
khusus adalah dengan memberi pendekatan yang lebih kepada anak tersebut, dimulai
dari keluarga, sekolahnya, dan masyarakat. Jika anak tersebut diberi motivasi dan
semangat, sedikit demi sedikit kecerdasan spiritualnya akan berkembang walaupun
tidak secepat anak normal biasanya.

3. Dalam kecerdasan spiritual kan terdiri dari beberapa aspek, yaitu kemampuan
bersikap fleksibel, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kemampuan untuk menghadapi
dan memanfaatkan penderitaan, kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa
takut, kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai, keengganan untuk
menyebabkan kerugian yang tidak perlu, berpikir secara holistik, kecenderungan
untuk bertanya, serta menjadi pribadi mandiri. Nah, jika seseorang tidak memiliki
salah satu aspek itu apakah orang tersebut tetap memiliki kecerdasan spritual?
Jawab : Ya, seseorang tersebut masih memiliki kecerdasan spiritual karena dalam
aspek2 tersebut menyebutkan tentang hal² yang memicu pridadi yakni bisa
disimpulkan bahwa Hidup yang berimbang adalah kondisi ketika seseorang bisa
melaksanakan kehidupan mereka sesuai dengan porsinya. Saat bekerja, mereka
memberikan segenap kemampuan yang dimiliki. Saat bersama dengan orang-orang
yang dicintai, mereka mencurahkan dengan sepenuh hati. Saat sendiri, mereka bisa
berdialog dengan batin untuk tetap fokus menjalani kehidupan yang berguna bagi
sesama. Maka dari itu bisa disebutkan bahwa seseorang tersebut masih memiliki
kecenderungan spiritual

Anda mungkin juga menyukai