KECERDASAN SPIRITUAL
Selain aspek-aspek di atas, tiga aspek utama kecerdasan spiritual (SQ) ialah sebagai
berikut.
1. Mengidentifikasi bahwa ada kekuatan spiritual yang lebih tinggi
Aspek yang pertama dari tiga aspek utama kecerdasan spiritual (SQ)
adalah mengindentifikasi bahwa ada kekuatan spiritual yang lebih tinggi. Artinya
bahwa kecerdasan spiritual percaya bahwa ada kekuatan spiritual yang lebih
tinggi dari apapun yang mengatur alam semesta beserta isinya. Mengatur
keseimbangan hidup antara manusia dengan alam semesta. Mengatur hubungan
manusia dengan sesama manusia, sesama makhluk hidup lainnya dan mengatur
hubungan manusia dengan alam semesta. Memiliki kecerdasan spiritual (SQ)
yang tinggi artinya manusia menggunakan jiwa spiritualnya untuk bisa berbagi
dan menyatu dengan sesama manusia, makhluk hidup maupun alam semesta.
2. Memahami hukum sebab akibat
Aspek yang kedua dari tiga aspek utama kecerdasan spiritual (SQ) adalah
memahami hukum sebab akibat. Kecerdasan spiritual (SQ) mengajarkan pada
Anda untuk bertanggungjawab terhadap setiap perbuatan yang Anda lakukan.
Anda adalah pencipta dan penanggungjawab kehidupan Anda sendiri. Anda harus
menanggung setiap akibat dari perbuatan Anda. Segala sesuatu yang berasal dari
batin, jiwa, pikiran, perasaan, asumsi maupun keyakinan Anda yang
mempengaruhi tingkah laku Anda sehari-hari harus dapat Anda
pertanggungjawabkan pada diri Anda sendiri.
3. Tidak terikat
Aspek yang terakhir dari tiga aspek utama kecerdasan spiritual (SQ)
adalah kemampuan untuk tidak terikat. Kecerdasan spiritual (SQ) berasal dan
bersumber dari batin dan jiwa seseorang. Ini akan berbeda dari satu orang dengan
orang yang lain. Kecerdasan spiritual tidak terikat oleh bentuk dan hasil.
Kecerdasan spiritual (SQ) lebih mengutamakan kedamaian dan kesejahteraan
batin.
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall mengungkapkan beberapa faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu:
a) Sel Saraf Otak
Otak menjadi jembatan antara kehidupan batin dan lahiriah kit. Ia mampu
menjalankan semua ini karena bersifat kompleks, luwes, adaptif dan mampu
mengorganisasikan diri.
b) Titik Tuhan (God Spot)
Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya bagian dalam otak,
yaitu lobustemporal yang meningkat ketika pengalaman religius atau spiritual
berlangsung. Dia menyebutnya sebagai titik tuhan atau god spot. Titik tuhan
memainkan peran biologis yang menentukan dalam pengalaman spiritual.
Namun demikian, titik tuhan bukan merupakan syarat mutlak dalam
kecerdasan spiritual. Perlu adanya integrasi antara seluruh bagianotak,
seluruh aspek dari dan seluruh segi kehidupan.
D. Tanggapan Kelompok
Pertanyaan dari Kelompok 6
1. Bagaimana contoh secara konkret dari faktor pembawaan (internal)?
Jawab : Contoh secara konkret dari faktor pembawaan (internal) dimana setiap
manusia telah diberi akal dan kepercayaan terhadap suatu zat yang mempunyai
kekuatan untuk mendatangkan kebaikan atau kemudharatan ialah adanya kemampuan
berpikir seseorang secara alamiah untuk membedakan mana hal yang baik serta mana
yang buruk. Selain itu, adanya sifat naluriah manusia untuk membantu orang lain
yang kesulitan tanpa memandang latar belakang orang tersebut. Dengan demikian,
contoh contoh itulah yang mempengaruhi kecerdasan spiritual pada manusia.
3. Dalam kecerdasan spiritual kan terdiri dari beberapa aspek, yaitu kemampuan
bersikap fleksibel, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kemampuan untuk menghadapi
dan memanfaatkan penderitaan, kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa
takut, kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai, keengganan untuk
menyebabkan kerugian yang tidak perlu, berpikir secara holistik, kecenderungan
untuk bertanya, serta menjadi pribadi mandiri. Nah, jika seseorang tidak memiliki
salah satu aspek itu apakah orang tersebut tetap memiliki kecerdasan spritual?
Jawab : Ya, seseorang tersebut masih memiliki kecerdasan spiritual karena dalam
aspek2 tersebut menyebutkan tentang hal² yang memicu pridadi yakni bisa
disimpulkan bahwa Hidup yang berimbang adalah kondisi ketika seseorang bisa
melaksanakan kehidupan mereka sesuai dengan porsinya. Saat bekerja, mereka
memberikan segenap kemampuan yang dimiliki. Saat bersama dengan orang-orang
yang dicintai, mereka mencurahkan dengan sepenuh hati. Saat sendiri, mereka bisa
berdialog dengan batin untuk tetap fokus menjalani kehidupan yang berguna bagi
sesama. Maka dari itu bisa disebutkan bahwa seseorang tersebut masih memiliki
kecenderungan spiritual