Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Perkembangan zaman semakin pesat, bangsa Indonesia

diperhadapkan dengan tantangan pembangunan yang kompleks, salah satu

penyebabnya semakin meningkatnya tuntutan dalam memenuhi kebutuhan

serta harapan besar bangsa untuk maju.Oleh karena itu, guna menjawab

tantangan dunia dalam hal ini peningkatan kualitas sumber daya manusia

(SDM) adalah hal yang menjadi prioritas, mengingat pembangunan

Indonesia hanya dapat diwujudkan bila program peningkatan SDM

berhasil dalam membina insan yang berkualitas.

Salah satu upaya meningkatkan SDM yang berkualitas adalah

melalui pendidikan, suatu negara dapat dikatakan maju apabila sistem

pendidikan berlangsung dengan baik dan mampu menjawab tantangan

perkembangan zaman.Pendidikan yang baik dapat membentuk SDM yang

mempunyai inisiatif dan kecakapan dalam upaya meningkatakan

kualitasnya secara berkesinambungan, sebagaimana tercantum dalam

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3

yang berbunyi:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

1
2

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Secara seimbang dan berkesinambungan, sehingga terjadi

sinergitas antar masing-masing kecakapan yang menjadi tujuan pendidikan

tersebut. Dunia pendidikan telah memberikan

perhatian yang sangat besar untuk pengetahuan, namun disisi lain masih

kurang memperhatikan sikap dan perilaku dalam pembelajarannya.”Dalam

al-Qur’an tergambar jelas seruan Allah swt. Tentang perintah mengasihi

orang lain, dan memaafkan kesalahan orang yakni QS Ali Imran/3 :134;

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

...............................................................................................................

Terjemahnya: ’’Yaitu orang-orang yang mendermakan hartanya pada masa


senang dan susah, dan orang-orang Yang menahan kemarahannya, dan
orang-orang Yang memaafkan kesalahan orang dan (ingatlah), Allah
mengasihi orang-orang Yang berbuat perkara-perkara Yang baik.’’[QS.Ali
Imran/3:134]

Menahan amarah, memaafkan kesalahan orang laindan mempunyai

empati padasesama merupakan bagian dari kecerdasan emosional yang

seharusnya dimiliki oleh setiap orang termasuk peserta didik.


3

Goleman mengutip penelitian Ledoux yang menunjukan bahwa “dalam

peristiwa penting kehidupan seseorang, kecerdasan emosional selalu

mendahului intelegensi rasional. Kecerdasan emosional yang baik dapat

menentukan keberhasilan individu dalam belajar, membangun kesuksesan

karir, mengembangakan hubungan kekeluargaan yang harmonis dan dapat

mengurangi agresifitas, khususnya dalam kalangan remaja.”

Selaras dengan hasil temuan Larwrence E. Shapiro (2001:10)

sejumlah ahli terapi anak diseluruh Amerika serikat menunjukan hasil

penelitian dari berbagai kegiatan telah dilakukannya dalam upaya

menerapkan atau menanamkan kecerdasan emosional pada anak, dan dari

hasil penelitian tersebut manunjukan bahwa: “Anak-anak dengan

keterampilan emosional yang Iebih bahagia, Iebih percaya diri dan Iebih

sukses di sekolah, yang juga penting keterampilan ini menjadi pondasi

bagi anak untuk menjadi orang bertanggung jawab, peduli pada orang lain

dan produktif “Orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan

akademis tinggi atau ber-IQ tinggi, mereka cenderung memiliki rasa

gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, dan cenderung menarik

diri dalam pergaulan, serta terkesan dingin dan sulit mengespresikan diri

terhadap kekesalan dan kemarahan.’’

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil permasalahan paper yang

berjudul PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DALAM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.


4

A. Perumusan masalah

Sesuai dengan judul ini, maka perumusan masalah akan di bahas

adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian kecerdasan emosional?

2. Apa ciri-ciri kecerdasan emosional?

3. Bagaimana pengaruh kecerdasan emosional dalam pendidikan

agama islam?

B. Tujuan pembahan

1. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan emosional.

2. Untuk mengetahui ciri-ciri kecerdasan emosional.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kecerdasan emosional

dalam pendidikan agama islam.

C. Metode penulisan

Untuk mempermudah penulisan paper ini penulis mengunakan

metode daftar pustaka yaitu mengkaji dan memahami materi dari

sumber-sumber seperti buku-buku,chat GPT, jurnal dan lain-lain.

D. Sistematika penulisan

Untuk mempermudah pembuatan paper ini, penulis

mengunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

PERSETUJUAN
5

PERYATAAN

KATA PENGATAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

B. Perumusan masalah

C. Tujuan pembahasan

D. Metode penulisan

E. Sistematika penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kecerdsan emosional

B. Ciri-ciri kecerdasan emosional

C. Pengaruh kecerdasan emosional dalam pendidiikan

agama islam

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar belakang masalah


Menurut KBBI (2006:141) pengertian Kecerdasan berasal dari kata

cerdas yang berarti pintar dan cerdik, cepat tanggap dalam menghadapi

masalah dan cepat mengerti jika mendengar keterangan. Kecerdasan

adalah kesempurnaan perkembangan akal budi. Kecerdasan adalah

kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dalam

hal ini adalah masalah yang menuntut kemampuan fikiran. Kecerdasan

atau yang biasa disebut dengan inteligensi berasal dari bahasa Latin

“intelligence” yang berarti menghubungkan atau menyatukan. satu sama

lain (to organize, to relate, to bind together).

Uswah Wardian (2004:159) mengemukakan bahwa kecerdasan

merupakan sebuah konsep yang bisa diamati tetapi menjadi hal yang

paling sulit untuk didefinisikan. Hal ini terjadi karena inteligensi

tergantung pada konteks atau lingkungannya.

Menurut KBBI (2008:262) pengertian kecerdasan emosional adalah

yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antar sesama manusia

makhluk lain, dan alam sekitar. Intelektual kecerdasan yang menuntut

pemberdayaan otak, hati, jasmani, dan pengaktipan manusia untuk

beriteraksi secara fungsional dengan hati. Spiritual kecerdasan yang

berkenaan dengan hati dan kepedulian antar sesama manusia, makhluklain

6
7

dan alam sekitar berdasarkan keyakinan akan adanya Tuhan yang maha

esa.

Menurut Dadang sulaiman (1995:51) meliputi tiga hal yaitu perasaan,

misalnya perasaan takut, misalnya dorongan untuk melarikan diri, dan

persepsi atau pengamatan tentang apa yang membangkitkan emosi. Semua

emosi pada dasarnya merupakan dorongan untuk bertindak rencana

seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara

berangsur-angsur oleh revolusi(Daniel goleman 1999:7).

Demikian juga dikemukakan Royce james E.(1976:223) bahwa emosi

dapat menimbulkan dorongan-dorongan seperti:

a. Sentimen yaitu suatu kelompok dorongan emosi terhadap suatu

objek kebendaan atau manusia. sentimen tersebut bisa berlangsung

lama atau singkat tergantung watak pribadi seseorang.

b. Feeling atau merasakan sesuatuyaitu merasakan keadaan

menyenangkan atau tidak menyenangkan.

c. Mood atau perasaan yang sedangmeluap yang biasanya

berlangsung lebih lama dan acute dari pada seniman.

d. Temperament ialahsuatu watak asli manusia yang berhubungan

dengan perasaan, sedang dalam watak tersebut manusia dapat

diketahui tipe atau karakternya.

e. Affek perasaan yang tegang dalam hidup kejiwaannya, seperti

marah, terkejut, cinta atau benci yang berlebihan dan sebagainya.


8

Kecerdasan emosional ini memang merupakan istilah kesadaran diri,

ketekunan, semangat, motivasi diri, empati dan kecakapan sosial sebagai

dasar-dasar dari kecerdasan emosional merupakan istilah lama yang

essensinya emosi yang ada dalam dirinya sehingga akses dari sikap ini

seseorang dapat dewasa dengan emosi.

Al-qur’an telah menguraikan secara detail mengenai emosi tersebut

diantaranya:

Emosi takut QS.Al-Qasas/28 :21

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

...............................................................................................................

Terjemahnya:”Maka keluarlah dia (musa) dari kota itu dengan rasa takut
waspada (kalau ada yang menyusul atau menangkapnya), dia berdua, “Ya
tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.”(QS.Al-
Qasas/28:21)

Emosi marah QS.Al-A'raf/7:150

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

...............................................................................................................
9

Terjemahnya:’’Dan ketika musa telah kembali kepada kaumnya, dengan


marah dan sedih hati dia berkata”Alangkah buruknya perbuatan yang
kamu kerjakan selama kepergianku. Apakah kamu hendak mendahului
janji Tuhanmu? Musapun melemparkan lauh-lauh (taurat) itu dan
memegang kepala saudaranya (Harun) sambil menarik kearahnya (Harun)
berkata wahai anak ibuku ! kaum ini telah memeganggapku lemah dan
hampir saja mereka membunuhku, sebab itu janganlah engkau menjadikan
musuh-musuh menyoraki melihat kemalanganku dan janganlah engkau
jadikan aku sebagai orang-orang yang dzalim.” (QS.Al-A'raf/7:150)

Perawitasari (1997:2) menyatakan bahwa dalam pengertian umum


emosi sering dikonotasikan sebagai suatu yang negatif atau bahkan pada
beberapa budaya emosi dikait dengan marah. Padahal tidak demikian
halnya emosi-emosi tersebut ketika di arahkan kepada yang baik maka ia
akan berbaik pula bahkan berkat penelitian psikolog terhadap sejumlah
keterampilan-keterampilan bagaimana agar orang memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi sehingga ia dapat memperoleh kebahagiaan dalam
hidupnya.

Terdapat beberapa kecerdasan emosional yang dicetuskannya seraya


memperluas kemampuan ini menjadi 5 wilayah utama:

a. Mengenali emosi diri adalah kesadaran diri mengenali perasaan

semakin perasaan itu terjadi. Pengenalan diri mengenai suatu aspek

lain dari wujud seseorang. Ia tidak berhubungan dengan pengertian

fisik melainkan beruruusan dimensi rohani dari kehidupan

seseorang.
10

Muhammad Ali Shomali (2000:26) menyatakan bahwa:

1. Mengetahui kemampuan diri dan keterbatasan sehingga ia

dapat menghindari kesombongan egosentris dan kurangnya

penilaian diri yang dapat menimbulkan putus asa.

2. Dapat menyadari nilai hawa nafsunya sendiri.

3. Memehami bahwa wujud seseorang terdiri dari dua bagian

yaitu jasad dan ruh.

4. Memahami bahwa manusia bukanlah sekedar suatu produk

kebetulan. Melainkan bahwa setiap orang tercipta untuk suatu

tujuan dan konsekuensinya.

5. Dapat mengantarkan pada suatu penilaian yang lebih mendalam

tentang peran kesadaran dalam perbaikan diri.

6. Menggenali merupakan pintu gerbang ke welayah malakut.

b. Mengelola emosi menagani perasaan agar perasaan dapat terungkap

dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri.

c. Memotivasi diri sendiri. Menata emosi sebagai alat untuk mencapai

tujuan adalah hal yang sangat penting.

Pendidikan agama Islam memegang peranan penting dalam

membentuk karakter dan moral individu umat Islam. Kecerdasan

emosional dapat mempengaruhi cara individu memahami, menghayati, dan

menjalankan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Emosi individu dapat mempengaruhi proses pembelajaran.

Individu dengan kecerdasan emosional yang baik cenderung lebih mampu


11

mengatasi stres, kecemasan, dan frustrasi dalam belajar agama Islam,

sehingga meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Pendidikan agama Islam juga melibatkan interaksi sosial, seperti dalam

kelompok pengajian atau dalam lingkungan keagamaan. Kecerdasan

emosional memainkan peran penting dalam membangun hubungan yang

baik antarindividu dan menumbuhkan toleransi, empati, dan pemahaman

antarummat.

Kecerdasan emosional dapat membantu individu mengatasi konflik

dan ketegangan yang mungkin timbul dalam konteks keagamaan. Hal ini

dapat mendukung perdamaian dan keharmonisan dalam komunitas Islam.

Kecerdasan emosional juga terkait erat dengan pengembangan

karakter Islami, seperti kesabaran, ketabahan, dan rasa syukur. Kecerdasan

emosional adalah kemampuan individu untuk mengenali, memahami,

mengelola, dan mengendalikan emosi dirinya sendiri serta emosi orang

lain. Ini melibatkan kesadaran terhadap perasaan, kemampuan untuk

mengatasi stres, berempati terhadap orang lain, dan berkomunikasi secara

efektif dalam situasi emosional. Kecerdasan emosional juga mencakup

kemampuan untuk membuat keputusan yang bijak berdasarkan

pemahaman emosional yang baik.

B. Ciri-ciri kecerdasan emosional

Kecerdasan emosional adalah serangkaian kecakapan yang cakup

aspek pribadi, sosial dan pertahanan dari seluruh kecerdasan, akal sehat

yang penuh misteri dan kepekaan yang berfungsi secara efektif pada setiap
12

harinya (Stein dan Book, 2002:30). Ciri-ciri kecerdasan emosional

meliputi kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi

frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan

kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar bebanstres tidak

melumpuhkan kemampuan berfikir.

Menurut teori Goleman (2002:513-514), ciri – ciri kecerdasan

emosional kedalam 5 (lima) komponen sebagai berikut :

1. Kesadaran Diri (Self-awareness) : Ini adalah kemampuan untuk secara

jujur mengenali dan memahami perasaan serta emosi diri sendiri. Ini

termasuk menyadari apa yang memicu emosi, mengenali pola pikir, dan

memahami dampak emosi pada tindakan dan keputusan.

Berikut adalah beberapa aspek utama dari kesadaran diri:

a. Kesadaran Emosi (Emotional Awareness) adalah kemampuan

untuk mengenali dan memahami emosi diri sendiri. Hal ini

mencakup identifikasi jenis emosi yang sedang dialami, apa yang

memicu emosi tersebut, dan bagaimana emosi tersebut

mempengaruhi pikiran dan tindakan.

b. Kesadaran Tubuh (Body Awareness) adalah Kesadaran tubuh

melibatkan pemahaman terhadap sensasi fisik dalam tubuh, seperti

ketegangan otot, detak jantung yang meningkat, atau perasaan fisik

lain yang terkait dengan emosi. Ini membantu individu

menghubungkan perasaan fisik dengan kondisi emosional mereka.


13

c. Kesadaran Pikiran (Mindfulness) adalah kemampuan untuk

mengamati pikiran dan pola pikir tanpa menghakimi. Kesadaran

pikiran membantu individu mengenali pola-pola negatif atau

pikiran berulang yang mungkin mempengaruhi emosi dan perilaku.

d. Kesadaran Sosial (Kesadaran Sosial) adalah Kesadaran sosial

melibatkan kemampuan untuk membaca dan memahami emosi

orang lain. Ini mencakup empati, atau kemampuan untuk

merasakan perasaan orang lain, serta membaca ekspresi wajah dan

bahasa tubuh untuk memahami apa yang dirasakan orang lain.

e. Kesadaran Diri yang Mendalam (Deep Self-awareness) adalah

mencakup pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai,

kepercayaan, dan tujuan pribadi seseorang. Individu yang memiliki

kesadaran diri yang mendalam lebih cenderung memiliki

pemahaman yang kuat tentang identitas mereka sendiri.

f. Kesadaran Lingkungan (Environmental Awareness) adalah

kesadaran terhadap pengaruh lingkungan fisik dan sosial terhadap

emosi dan perilaku individu. Ini mencakup pemahaman tentang

bagaimana situasi atau lingkungan tertentu dapat mempengaruhi

perasaan dan tindakan.

2. Pengaturan Emosi (Emotional Regulation) : Pengaturan emosi adalah

kemampuan untuk mengendalikan dan mengelola emosi diri sendiri

dengan cara yang sehat dan produktif. Ini mencakup beberapa aspek,

seperti:
14

a. Mengatasi Stres adalah melibatkan kemampuan untuk

mengidentifikasi sumber stres, mengembangkan strategi untuk

mengatasinya, dan menjaga ketenangan dalam situasi yang

menegangkan.

b. Menjaga Ketenangan adalah Pengaturan emosi yang

memungkinkan seseorang untuk merespons situasi yang memicu

emosi tanpa meluapkan emosi tersebut. Ini mencakup pengendalian

kecemasan, kecemasan, atau frustasi sehingga tidak merugikan diri

sendiri atau orang lain.

c. Pengambilan Keputusan yang Bijak adalah kemampuan untuk

membuat keputusan yang cerdas berdasarkan pemikiran yang

rasional, bukan hanya dipengaruhi oleh emosi. Ini membantu

dalam menghindari tindakan impulsif yang dapat berdampak

negatif.

3. Motivasi Diri (Self-motivation) adalah kemampuan untuk memotivasi

diri sendiri, menetapkan tujuan, dan bekerja keras untuk mencapainya,

bahkan ketika menghadapi tantangan atau kegagalan. Ini mencakup

beberapa aspek:

a. Penetapan Tujuan (GoalSetting) adalah kemampuan untuk

mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai, baik jangka pendek

maupun jangka panjang. Tujuan ini mungkin berkaitan dengan

karir, pendidikan, atau kehidupan pribadi.


15

b. Kemampuan Bertahan (Resilience) adalah Motivasi diri juga

mencakup ketangguhan mental untuk tetap termotivasi bahkan

ketika menghadapi rintangan atau kegagalan. Kemampuan untuk

bangkit kembali setelah kegagalan adalah bagian penting dari

motivasi diri.

c. Kesungguhan (Persistence) adalah kemampuan untuk terus bekerja

menuju tujuan meskipun menghadapi tantangan atau tantangan.

Orang yang memiliki motivasi diri yang tinggi cenderung gigih dan

tidak mudah menyerah.

4. Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami emosi

orang lain. Hal ini memungkinkan individu untuk berhubungan dengan

orang lain secara lebih baik, menanggapi kebutuhan dan perasaan mereka,

dan membangun hubungan yang lebih baik.

berikut adalah beberapa aspek empati:

a. Kemampuan Merasakan Perasaan Orang Lain adalah kemampuan

untuk merasakan dan memahami emosi orang lain. Orang yang

berempati dapat mengidentifikasi perasaan yang mungkin dialami

orang lain dalam situasi tertentu.

b. Kemampuan Mendengarkan Aktif adalah Empati melibatkan

kemampuan untuk mendengarkan dengan teliti apa yang dikatakan

orang lain, bukan hanya sekedar mendengar. Hal ini mencakup

memberikan perhatian penuh pada orang yang berbicara dan

menunjukkan minat dalam apa yang mereka rasakan.


16

c. Kemampuan Membaca Bahasa Tubuh adalah sebagian besar

komunikasi emosional terjadi melalui bahasa tubuh. Orang yang

berempati dapat membaca ekspresi wajah, gerakan, dan bahasa

tubuh untuk memahami perasaan yang mungkin tidak diungkapkan

secara verbal.

d. Kemampuan Melihat dari Sudut Pandang Orang Lain adalah

empati melibatkan kemampuan untuk melihat situasi dari sudut

pandang orang lain. Ini memungkinkan seseorang untuk lebih

memahami mengapa seseorang merasa atau berperilaku seperti itu.

e. Kemampuan Menyatakan Dukungan dan Kepedulian adalah empati

mencakup ekspresi dukungan, kepedulian, dan pengertian terhadap

orang lain. Ini dapat berarti memberikan kata-kata semangat,

menampilkan empati, atau menawarkan bantuan dalam situasi sulit.

f. Kemampuan Membangun Hubungan yang Empatis adalah orang

yang empatis cenderung lebih baik dalam membangun hubungan

yang kuat dan positif dengan orang lain. Mereka mendekati

interaksi dengan kesediaan untuk mendengarkan, memahami, dan

menanggapi perasaan orang lain.

Empati adalah kualitas yang sangat berharga dalam berinteraksi

dengan orang lain, baik dalam konteks pribadi maupun profesional. Ini

memungkinkan kita untuk lebih memahami orang lain, membantu mereka

dalam situasi yang sulit, dan menciptakan hubungan yang lebih kuat dan

mendalam.
17

5. Keterampilan Sosial Ini melibatkan kemampuan untuk berkomunikasi

secara efektif, memecahkan konflik, bekerja sama dalam kelompok, dan

membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Ini termasuk

keterampilan berbicara, mendengarkan, dan menangani interaksi sosial.

Kecerdasan emosional memiliki peran penting dalam kehidupan

pribadi dan profesional seseorang. Individu yang memiliki tingkat

kecerdasan emosional yang cenderung lebih sukses dalam berhubungan

dengan orang lain, mengatasi tantangan, dan mencapai tujuan mereka.

Selain itu, kecerdasan emosional dapat ditingkatkan melalui latihan dan

kesadaran diri, sehingga menjadi aspek penting dalam pengembangan

pribadi.

Berikut ini adalah aspek-aspek dari keterampilan sosial:

a. Kemampuan Berkomunikasi Efektif Ini berarti kemampuan

berbicara dan mendengarkan dengan baik. Anda dapat

menyampaikan ide, pemikiran, atau perasaan dengan cara yang

mudah dipahami, dan juga aktif mendengarkan ketika orang lain

berbicara.

b. Kemampuan Menjalin Hubungan Interpersonal Meliputi cara Anda

berinteraksi dengan orang.

c. Kemampuan Berempati ini adalah kemampuan untuk merasakan.

d. Kemampuan mengoordinasikan Konflik ini meliputi kemampuan

untuk mengatasi konflik dengan cara yang sehat dan konstruktif.


18

e. Kemampuan Membangun Jaringan dan Koneksi ini berarti Anda

dapat membangun hubungan baik dengan berbagai orang. Ini bisa

membantu dalam mencari peluang karir.

f. Kemampuan Menyesuaikan Diri dengan Situasi Sosial ini

kemampuan untuk memahami dan berperilaku sesuai dengan

norma-norma sosial dan tata krama.

g. Kemampuan Menggunakan Bahasa yang Sesuai ini kemampuan

untuk menggunakan bahasa yang tepat dalam berbicara dan

menulis sesuai dengan situasi.

h. Kemampuan Menyesuaikan Diri dengan Perubahan Sosial ini

kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dalam norma

sosial dan situasi yang mungkin berubah seiring waktu.

i. Kemampuan menyesuaikan diri dengan situasi sosial penting untuk

menjaga hubungan yang baik.

C. Pengaruh kecerdasan emosional dalam pendidikan agama Islam

Kecerdasan emosional dapat memiliki pengaruh yang signifikan

dalam pendidikan agama Islam. Dalam konteks ini, kecerdasan emosional

(EQ) mencakup kemampuan individu untuk memahami, mengelola, dan

mengungkapkan emosi mereka dengan seimbang.

Berikut adalah beberapa cara di mana EQ dapat mempengaruhi

pendidikan agama Islam:

1. Empati : Kecerdasan emosional membantu siswa dalam

mengembangkan empati terhadap sesama manusia, yang


19

merupakan nilai inti dalam ajaran Islam. Dengan kemampuan

empati yang tinggi, siswa dapat merasakan dan memahami

perasaan dan penderitaan orang lain. Hal ini dapat mendorong

perilaku baik, seperti memberi bantuan kepada yang

membutuhkan, berbagi, dan menjalankan ajaran kasih sayang yang

diajarkan dalam Islam.

2. Pengendalian Diri : Dalam Islam, kendali diri adalah kunci penting

dalam menjalani kehidupan yang beragama. EQ membantu siswa

untuk mengelola emosi mereka dengan baik, termasuk emosi

negatif seperti kemarahan dan iri hati. Dengan kemampuan ini,

siswa dapat lebih baik menjaga perilaku yang sesuai dengan nilai-

nilai Islam, seperti menjaga amarah dan menjauhi perilaku yang

melanggar etika agama.

3. Komunikasi Efektif : Dalam pembelajaran agama Islam,

komunikasi yang efektif sangat penting. Kecerdasan emosional

membantu siswa untuk berkomunikasi dengan sopan dan

menghormati saat berdiskusi tentang ajaran Islam. Ini juga

membantu mereka untuk berpartisipasi dengan konsentrasi penuh

dalam ritual keagamaan, seperti shalat dan ibadah lainnya,

sehingga mereka dapat merasakannya secara lebih mendalam.

4. Resolusi Konflik : Dalam masyarakat Islam, terdapat beragam

pandangan dan pemahaman. EQ membantu siswa dalam

menyelesaikan perbedaan pendapat dan konflik dengan damai,


20

sesuai dengan ajaran Islam tentang penyelesaian konflik yang tidak

merugikan pihak lain. Hal ini menciptakan hubungan yang

harmonis dalam komunitas Islam.

5. Motivasi dan Dedikasi : Kecerdasan emosional juga memainkan

peran dalam motivasi dan dedikasi siswa terhadap pemahaman dan

praktik agama Islam. Dengan EQ yang baik, siswa dapat mengelola

motivasi intrinsik mereka, yang lebih berkelanjutan daripada

motivasi eksternal, seperti pujian atau hukuman. Mereka akan lebih

termotivasi untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam

secara tulus.

Yang telah saya temukan selama beberapa bertahun-tahun adalah

bahwa pada umumnya orang-orang hebat yang kita kenang adalah mereka

yang paling berkenan di hati kita. Mungkin mereka adalah orang-orang

yang jenius yang kreatif dan intuitif atau mereka yang mempunyai

kesungguhan hati dan keberanian. Mereka adalah orang-orang yang

memiliki kejujuran emosi (hati) dan tidak mau hidup dalam berpura-

puraan.(Ary Ginanjar Agustian 2001:10)

Kalau sekiranya emosi seseorang dalam kondisi tidak stabil, tidak

menutup kemungkinan dari ketegangan emosi akan mengganggu

keterampilan motorik dan aktivitas mental serta suasana psikologis

seseorang, dan hal ini jelas akan mengganggu hasil dari interaksi

sosialnya.

Adapun Sasaran pendidikan Islam adalah berusaha membentuk perilaku


21

manusia menjadi perilaku kesadaran, baik dalam perlilaku individu

maupun sosial sehingga hidupnya mempunyai ‘makna’ dalam hidup dan

kehidupan ini secara luas (Abdurrahman anNahlawi, 1995: 116).

Disamping itu, ada juga yang mengemukakan bahwa yang menjadi

sasaran pendidikan Islam dapat digambarkan sebagai berikut:

1. sasaran individual, yang berkaitan dengan pembinaan individu yang

utuh dan meliputi semua aspek kepribadiannya.

2. sasaran sosial, yang berkaitan dengan posisi manusia sebagai makhluk

sosial yang memungkinkan baginya untuk selalu mengadakan interelasi

dan interaksi dengan sesamanya untuk kepentingan kemaslahatan manusia

dan kehidupannya.

3. Sasaran-sasaran yang berkaitan dengan peradaban.

Hal ini sejalan dengan konsepsi tentang manusia sebagai makhluk

pencipta peradaban karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.

Karenanya pendidikan yang mampu menciptakan manusia yang dapat

memahami dan menyadari realitas, amatlah dibutuhkan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

Menurut Dadang sulaiman (1995:51) meliputi tiga hal yaitu

perasaan, misalnya perasaan takut, misalnya dorongan untuk melarikan

diri, dan persepsi atau pengamatan tentang apa yang membangkitkan

emosi. Semua emosi pada dasarnya merupakan dorongan untuk bertindak

rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara

berangsur-angsur oleh revolusi.

Demikian juga dikemukakan Royce james E.(1976:223) bahwa

emosi dapat menimbulkan dorongan-dorongan seperti:

a. Sentimen

b. Feeling

c. Mood

d. Temperament

e.Affek

Kecerdasan emosional ini memang merupakan istilah kesadaran

diri, ketekunan, semangat, motivasi diri, empati dan kecakapan sosial

sebagai dasar-dasar dari kecerdasan emosional merupakan istilah lama

yang essensinya emosi yang ada dalam dirinya sehingga akses dari sikap

ini seseorang dapat dewasa dengan emosi.

22
23

Ciri – ciri kecerdasan emosional kedalam 5 (lima) komponen sebagai

berikut :

1. Kesadaran Diri (Self-awareness)

2. Pengaturan Emosi (Emotional Regulation)

3. Motivasi Diri (Self-motivation)

4. Empati

5. Keterampilan Sosial

Kecerdasan emosi ini mempengaruhi penyesuaian pribadi dan

sosial seseorang. Pendidikan yang menuntut adanya penyesuaian diri agar

seseorang “dewasa” dalam menyikapi lingkungannya, maka emosi setidak-

tidaknya menambah rasa nikmat dengan adanya pengalaman sehari-hari.

Kalau sekiranya emosi seseorang dalam kondisi tidak stabil, tidak menutup

kemungkinan dari ketegangan emosi akan mengganggu keterampilan

motorik dan aktivitas mental serta suasana psikologis seseorang.

B. Saran-saran

1. Supaya generasi yang akan datang bisa memperhatikan lagi dalam

kecerdasan emosional yang pada dasarnya akhlak itu lebih penting dari

pada kecerdasan emosional tapi pada zaman sekarang yang hampir

semuanya pakai di gital.


24

2. Siswa diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan emosinya dengan

cara memahami penyebab timbulnya emosi, selalu optimis dan peka

terhadap perasaan orang lain. Serta siswa dapat meningkatkan kemampuan

social problem solving dengan cara berusaha mencari penyebab masalah

dan merencanakan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an dan terjemahannya.

Agustian Ginanjar Ary,2001. Rahasia sukses membangun kecerdasan

emosi dan spiritual (ESQ). Jakarta. Pt Arga Tilanta.

Goleman, Daniel. 1995. Emotional intelligence. Jakarta. Pt Gramedia

Pustaka Utama

http://e-journal.uajy.ac.id.

http://etheses.uin.malang.ac.id.

http://repositori.uin-alaudin.ac.id.

Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta. Pt

Gramedia Pustaka Utama.

25
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI
NAMA LENGKAP : SITA NURSITATUL PARHAH
TEMPAT/TANGGAL : MAJALENGKA, 23 DESEMBER
LAHIR 2005
NIS : 0057054051
PROGRAM STUDI : MATEMATIKA ILMU
PENGETAHUAN ALAM
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
AGAMA ISLAM
DAFTAR RIWAYAT 1. SDN PANIIS 1
PENDIDIKAN 2. MTs AN-NAWAWIYAH
3. MA AN-NAWAWIYAH
KAWUNGGIRANG

B. IDENTITAS ORANG TUA


NAMA AYAH :
AGAMA :
PEKERJAAN :
ALAMAT :

NAMA IBU :
AGAMA :
PEKERJAAN :
ALAMAT :
:

26

Anda mungkin juga menyukai