Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Tentang
KONSEP PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:


1. NURUL IMAN
2. SRI UTAMI

DOSEN PENGAMPU:
Dr. SRIWARDONA, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYYAH
STAI - YAPTIP PASAMAN BARAT
1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah – Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana
dengan judul Konsep Psikologi Pendidikan Islam. Semoga makalah ini dapat di
pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi
pembacanya. Sekaligus sebagai salah satu syarat dalam mensukseskan perkulliahan
dengan Ibu Dosen Dr. Sriwardona, MA.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan
hati mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing Mata Kulliah Psikologi
Pendidikan yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi perbaikan laporan selanjutanya. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Simpang Empat, 10 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Batasan Masalah........................................................................................... 1

C. Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2


A. Hakikat Psikologi Pendidikan .................................................................. 2

B. Psikologi dalam Dunia Pendidikan .......................................................... 4

C. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan Islam ............................................ 6

D. Fungsi Psikologi Pendidikan Islam .......................................................... 9

E. Dinamika Psikologi Pendidikan Islam ................................................... 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13


A. Kesimpulan ................................................................................................ 13

B. Saran........................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbagai macam metode, pendekatan dan strategi pembelajaran serta
kajian kejiwaan manusia, sebagaimana yang akhir-akhir ini terjadi, banyak
dipengaruhi oleh konsep psikologi yang dikembangkan para ahli. Semakin
berkembang konsep psikologi, semakin berkembang pula konsep pendidikan
dan perkembangan psikologi manusia. Atas dasar pemikiran ini, setiap orang
akan gagal, atau akan tersesat dan keliru dalam menyusun kurikulum, bahan
ajar, serta mendesain dan menerapkan metode, pendekatan, strategi dalam
pembelajaran, dan aspek pendidikan lainnya serta kajian psikologi manusia,
apabila tidak menguasai atau keliru dalam memahami psikologi pendidikan.
Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada
persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan belajar.
B. Batasan Masalah
1. Bagaimanakah Hakikat Psikologi Pendidikan?
2. Bagaimanakah Posisi Psikologi dalam Dunia Pendidikan?
3. Apa sajakah Ruang Lingkup Pskologi Pendidikan?
4. Apa saja Fungsi Pskologi?
5. Bagaimanakah Dinamika Pskologi dalam Pendidikan Islam?
C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang Hakikat Psikologi Pendidikan
2. Menjelaskan tentang Posisi Psikologi dalam Dunia Pendidikan
3. Menjelaskan tentang Ruang Lingkup Pskologi Pendidikan
4. Menjelaskan tentang Fungsi Pskologi
5. Menjelaskan tentang Dinamika Pskologi dalam Pendidikan Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Psikologi Pendidikan
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yakni psychology yang
merupakan gabungan dari kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos
berarti ilmu. Oleh karena itu, secara harfiah dapat dipahami bahwa psikologi
adalah ilmu jiwa. Psyche mempunyai banyak arti dalam bahasa Inggris yakni
soul, mind, dan spirit. Dalam bahasa Indonesia ketiga kata bahasa Inggris itu
dapat dicakup dalam satu kata yakni “jiwa”. Di Indonesia, psikologi cenderung
diartikan sebagai ilmu jiwa.1
Psikologi pendidikan merupakan cabang dari psikologi dalam
penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada maslah pertumbuhan dan
perkembangan, baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dalam
masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan
belajar.2 Diantara pengertian yang dirumuskan oleh ahli antara lain: Terdapat
banyak penafsiran tentang psikologi ini. Sebagaimana yang dirumuskan oleh
para ahli psikologi yang menjelaskan psikologi secara umum seperti di bawah
ini :
1. Criyn, menyebutkan psikologi ialah ilmu pengetahuan tentang peristiwa-
peristiwa jiwa.
2. Prof. A. Ghozali, M.A. menyebutkan psikologi ialah ilmu pengetahuan yang
mempelajari penghayatan dan tingkah laku manusia.
3. Kuypere, menyebutkan psikologi ialah ilmu pengetahuan tentang fungsi-
fungsi jiwa.
4. J. Lischoten, mengatakan psikologi ialah ilmu yang mempelajari tentang
bentuk umum dari cara bergaulnya pribadi dengan benda/orang, yang ada
dalam situasi pergaulan.

1
Adnan Achiruddin Saleh, Pengantar Psikologi, (Makasar: PT Aksara Timur. 2018), hlm.
1-2.
2
Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner, (Jawa Tenga: CV. Pena
Persada. 2020), hlm. 8.

2
5. Drs. Marsam berpendapat psikologi ialah ilmu pengetahuan yang
mempelajari dan menghayati tingkah laku manusia, yang merupakan
perwujudan dari aktifitas potensi jiwa, sebagai reaksi pengaruh lingkungan.
Sehingga dari berbagai pandangan tadi dapat diketahui bahwa makna
psikologi ialah ilmu yang berusaha mengungkap, mempelajari, membina dan
membimbing poensi-potensi yang ada pada manusia baik yang bersumber dari
hereditas (fitrah) maupun dari hasil reaksi akibat pengaruh lingkungan.
Para ahli juga berbeda pendapat tentang arti psikologi itu sendiri. Ada
yang berpen dapat bahwa psikologi adalah ilmu jiwa. Tetapi ada pula yang
berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku atau perilaku
manusia (Walgito, 2010:6). Psikologi adalah ilmu terapan yang mempelajari
perilaku manusia dan fungsi mental ilmiah. Psikolog (ahli psikologi) mencoba
untuk mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu dan kelompok,
serta belajar tentang proses isiologis dan neurobiologis yang mendasari
perilaku.
Sedangkan dalam pandangan Islam istilah jiwa dikenal dengan
istilah nafs (jiwa), qalb (hati), roh dan aql (akal). Keempat nama tersebut
dijelaskan dalam al-Qur'an sebagaimana contoh-contoh berikut :
1. Kata nafs, dalam surat al-Baqarah : 48 terdapat kata (‫)نفس عن نفس‬
menunjukkan dzat dalam keseluruhan tubuh manusia. Di dalamnya lebih
menekankan unsur pengaruh dan akifitas biologis daripada unsur berfikir.
Disini al-nafs juga dapat dimaknai sebagai subtansi yang berdiri sendiri,
bersifat immateri, subyek yang mengetahui dan tidak terbagi-bagi.
2. Kata roh dalam surat As-Sajdah : 9 terdapat kata (‫ )زوجه‬digunakan sebagai
arti pemberian hidup, dan arti al-Quran dalam surat Asy-Syuura : 52 pada
kata ‫ زوجا‬juga menunjukkan arti wahyu dan malaikat/Jibril pembawanya,
seperi dalam surat Mukmin :15, pada kata (‫ )الروح‬Jibril/ Malaikat, dan S.
An-Nahl : 102 pada kata )‫) روح القدوس‬
3. Kata qalb selalu digunakan yang berkaitan dengan emosi dan akal manusia,
teapi tidak menunjukkan penggerak naluri atau biologis dan tetap terbatas

3
pada bagian yang disadari. Seperti dalam Surat A-Hujurat: 7 pada kata
(‫ ) قلوبكم‬hatimu.
4. Kata aql dalam beberapa ayat menunjukkan unsur pemikiran manusia,
seperti S. Al-Anfal : 22 pada kata (‫ )ال يعقلون‬apakah kamu tidak berfikir.3
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang dibekali dengan
berbagai potensi fitrah yang tidak dimiliki makhluk lainnya. Potensi istimewa
ini dimaksudkan agar manusia dapat mengemban dua tugas utama, yaitu
sebagai khalifatullah di muka bumi dan juga abdi Allah untuk beribadah
kepada-Nya.
B. Psikologi dalam Dunia Pendidikan
Perbuatan pribadi adalah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang
dimungkinkan oleh keadaan jasmani, rohaniah, sosial, dan lingkungan. Karena
sifatnya yang abstrak, maka seseorang tidak dapat mengetahui jiwa secara
wajar, melainkan hanya dapat mengenal gejalanya saja. Jiwa adalah sesuatu
yang tidak nampak, tidak dapat dilihat oleh alat indra. Demikian pula hakekat
jiwa, tak seorangpun dapat mengetahuinya.
Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang hanya dengan tingkah
lakunya. Tingkah laku itu merupakan kenyataan jiwa yang dapat dihayati dari
luar. Pernyataan itu dinamakan gejala-gejala jiwa, diantaranya: mengamati,
menanggapi, mengingat, dan memikir. Dari itulah kemudian orang membuat
deinisi, ilmu jiwa (psikologi) yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
dalam hubungan dengan lingkungannya.
Arthur S. Reber menerangkan bahwa Psikologi pendidikan adalah
sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah
kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
2. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
3. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan

3
Syarifan Nurjan, Dinamika Psikologi Pendidikan Islam, (Yogjakarta: Team WADE
Publish. 2020), hlm. 1-2.

4
4. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan
pendayagunaan ranah kognitif
5. Penyenggaraan pendidikan keguruan
Pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan psikologi.
Pendidikan merupakan suatu proses panjang untuk mengaktualkan seluruh
potensi diri manusia sehingga potensi kemanusiaannya menjadi aktual. Dalam
proses mengaktualisasi diri tersebut diperlukan pengetahuan tentang
keberadaan potensi, situasi dan kondisi lingkungan yang tepat untuk
mengaktualisasikannya. Pengetahuan tentang diri manusia dengan segenap
permasalahannya akan dibicarakan dalam psikologi umum. Dalam hal
pendidikan Islam yang dibutuhkan psikologi Islami, karena manusia memiliki
potensi luhur, yaitu fitrah dan ruh yang tidak terjamah dalam psikologi umum
(Barat).4
Psikologi merupakan suatu cabang ilmu yang memberikan kontribusi
banyak dalam dunia pendidikan. Dimana bagi pendidik, pengetahuan tentang
psikologi yang dimiliki akan membantu dalam menghadapi anak didiknya. Hal
ini disebabkan pada diri anak didik ada keefektifan – keefektifan jiwa yang
dapat diperhalus atau diperkuat melalui pendidikan atau latihan – latihan yang
sistematis dan kontinue.
Disini para pendidik, khususnya para guru sekolah, sangat diharapkan
memiliki pengetahuan psikologi pendidikan yang sangat memadahi agar dapat
mendidik para siswa melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna dan
berhasil guna. Pengetahuan menganahi psikologi pendidikan bagi para guru
berperan penting dalam penyelenggarakan pendidikan di sekolah-sekolah.
Misalnya, dengan memberikan alat-alat bermain bagi anak-anak yang
belum masuk sekolah, berarti kita telah memberikan kesempatan bagi
pertumbuhan jiwa anak seperti ingatan, fantasi, berfikir, dan sebagainya. Hal
ini merupakan upaya untuk membantu pertumbuhan suatu fungsi dalam jiwa
anak.

4
Nur Hidayah dkk, Psikologi Pendidikan, (Malang: Universitas Negeri Malang. 2017),
hlm. 7.

5
Dengan mempelajari psikologi, pendidik dapat mengetahui bahwa masa
peka pada anak-anak terjadi sekiar umur 3-4 tahun, sedang untuk belajar
berhitung terjadi sekitar umur 5-6 tahun. Dengan demikian pada umur-umur
tersebut (orang tua) dirumah dapat memberikan latihan pendahuluan sebelum
si anak masuk sekolah. Disamping itu si anak juga harus diberikan pendidikan
kehendak, agar tindakan si anak sesuai dengan norma-norma yang ada.
Jiwa anak memang berbeda dengan jiwa orang dewasa, karena itu cara
mendidiknya pun tidak sama dengan mendidik orang dewasa. Lebih-lebih
disaat pertumbuhan anak menuju tingkat dewasa, pendidik harus menyesuaikan
pola penddidikannya dengan karakter yang dimiliki anak. Disinilah pentingnya
psikologi pendidikan. Dengan memiliki pengetahuan tentang psikologi
pendidikan anak, maka para pendidikpun akan dapat menepikan kesalahan-
kesalahan dalam proses pendidikan dan pertumbuhan anak menuju dewasa.
C. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan Islam
Manusia merupakan makhluk pilihan Allah yang mengembangkan
tugas ganda, yaitu sebagai khalifah Allah dan Abdullah (Abdi Allah). Untuk
mengaktualisasikan kedua tugas tersebut, manusia dibekali dengan sejumlah
potensi didalam dirinya. Hasan Langgulung mengatakan, potensi-potensi
tersebut berupa ruh, nafs, akal, qalb, dan fitrah. Sejalan dengan itu, Zakiyah
Darajat mengatakan, bahwa potensi dasar tersebut berupa jasmani, rohani, dan
fitrah namun ada juga yang menyebutnya dengan jismiah, nafsiah dan
ruhaniah.5
1. Aspek jismiah
Aspek jismiah adalah keseluruhan organ fisik-biologis, serta sistem
sel, syaraf dan kelenjar diri manusia. Organ fisik manusia adalah organ yang
paling sempurna diantara semua makhluk. Alam fisik-material manusia
tersusun dari unsur tanah, air, api dan udara. Keempat unsur tersebut adalah
materi dasar yang mati. Kehidupannya tergantung kepada susunan dan
mendapat energi kehidupan yang disebut dengan nyawa atau daya

5
Syarif Nurjan, Ibid, hlm. 3-4.

6
kehidupan yang merupakan vitalitas fisik manusia. Kemampuannya sangat
tergantung kepada sistem konstruksi susunan fisik-biologis, seperti:
susunan sel, kelenjar, alat pencernaan, susunan saraf sentral, urat, darah,
tulang, jantung, hati dan lain sebagainya.
Jadi, aspek jismiah memiliki dua sifat dasar. Pertama berupa bentuk
konkrit berupa tubuh kasar yang tampak dan kedua bentuk abstrak berupa
nyawa halus yang menjadi sarana kehidupan tubuh. Aspek abstrak jismiah
inilah yang akan mampu berinteraksi dengan aspek nafsiah dan ruhaniah
manusia.
2. Aspek nafsiah
Aspek nafsiah adalah keseluruhan kualitas insaniah yang khas
dimiliki dari manusia berupa pikiran, perasaan dan kemauan serta
kebebasan. Dalam aspeknafsiah ini terdapat tiga dimensi psikis, yaitu
dimensi nafsu, ‘aql, dan qalb. Dimensi nafsu merupakan dimensi yang
memiliki sifat-sifat kebinatangan dalam sistem psikis manusia, namun dapat
diarahkan kepada kemanusiaan setelah mendapatkan pengaruh dari dimensi
lainnya, seperti ‘aql dan qalb, ruh dan fitrah. Nafsu adalah dayadaya psikis
yang memiliki dua kekuatan ganda, yaitu: daya yang bertujuan untuk
menghindarkan diri dari segala yang membahayakan dan mencelakakan
(daya al-ghadabiyah) Serta daya yang berpotensi untuk mengejar segala
yang menyenangkan (daya al-syahwaniyyah).
Dimensi akal adalah dimensi psikis manusia yang berada diantara
dua dimensi lainnya yang saling berbeda dan berlawanan, yaitu dimensi
nafsu dan qalb. Nafsu memiliki sifat kebinatangan dan qalb memiliki sifat
dasar kemanusiaan dan berdaya cita-rasa. Akal menjadi perantara diantara
keduanya. Dimensi ini memiliki peranan penting berupa fungsi pikiran yang
merupakan kualitas insaniah pada diri manusia. Dimensi qalb memiliki
fungsi kognisi yang menimbulkan daya cipta seperti berpikir, memahami,
mengetahui, memperhatikan, mengingat dan melupakan. Fungsi emosi yang
menimbulkan daya rasa seperti tenang, sayang dan fungsi konasi yang
menimbulkan daya karsa seperti berusaha.

7
3. Aspek ruhaniah
Aspek ruhiyah adalah keseluruhan potensi luhur (high potention)
diri manusia. Potensi luhur itu memancar dari dimensi ruh dan fitrah. Kedua
dimensi ini merupakan potensi diri manusia yang bersumber dari Allah.
Aspek ruhaniyah bersifat spiritual dan transedental. Spiritual, karena ia
merupakan potensi luhur batin manusia yang merupakan sifat dasar dalam
diri manusia yang berasal dari ruh ciptaan Allah. Bersifat transidental,
karena mengatur hubungan manusia dengan yang Maha transenden yaitu
Allah. Fungsi ini muncul dari dimensi fitrah.
Dari penjabaran diatas, dapat disebutkan bahwa aspek jismiah
bersifat empiris, konkrit, indrawi, mekanistik dan determenistik. Aspek
ruhaniah bersifat spiritual, transeden, suci, bebas, tidak terikat pada hukum
dan prinsip alam dan cenderung kepada kebaikan. Aspek nafsiah berada
diantara keduanya dan berusaha mewadahi kepentingan yang berbeda.
Psikologi islam mengakui adanya hembusan ruh-Nya ke dala diri
manusia. Mengenai ruh yang ditiupkan ini para ula sepakat bahwa ruuh
bukanlah sejenis ruh tumbuhan atau hewan, melainkan sejenis ruh yan teramat
halus dan luhur yang dikaruniakan Allah kepada manusia semata-mata.
Tujuannya agar mereka mempunyai hubugan ruhaniah dengan sang pemilik
Ruh itu,yakni Allah SWT.
Dengan demikian dalam pandangan psikologi islam ada tiga dimensi
yang terpadu pada diri manusia selama hidup:
1. Diemensi Jasmaniyah (fisik biologi)
2. Dimensi Nafsiyah (psikologi)
3. Dimensi Ruhaniyah (ragawi)
Sepertihalnya raga dan lingkungan sosial-budaya tdak termasuuk
bidang psikologi , demikian pula dimensi ruh bukan prioritas garapan psikologi.
Karena ruh merupakan kajian agama, khususnya taswuf islam.
Ruang lingkup Psikologi Islami tidak hanya terbatas pada
pengembangan psikobiologi, psikoeksistensial, dan psikososial, tetapi juga
psikospiritual. Artinya, diakui adanya pengaruh dorongan spiritual dalam

8
menentukan perilaku manusia. Dorongan ini sering merupakan pendorong
utama dalam manusia untuk berperilaku.
Psikologi dilihat dari segi objeknya, psikologi dapat dibedakan dalam
dua golongan yang besar, yaitu:
1. Psikologi yang meneliti dan mempelajari manusia
Psikologi yang diteliti dan dipelajari dalam psikologi disini adalah
tentang perilaku sesorang atau perilaku manusia.
2. Psikologi yang meneliti dan mempelajari hewan atau yang disebut dengan
psikologi hewan.
Psikologi ini meneliti dan mempelajari perilaku hewan dan dari hasil
penelitian tersebut dapat berguna untuk mengerti tentang keadaan manusia.
Dengan demikian, maka dalam psikologi itu fokusnya adalah manusia.
Banyak penelitian yang dilakukan pada hewan, yang akan hasilnya
kemudian diarahkan pada manusia.6
Psikologi umum adalah psikologi meneliti dan mempelajari
kegiatan-kegiatan psikis manusia yang tercemin dalam perilaku pada
umumnya, yang dewasa, yang normal dan yang berkultur.
D. Fungsi Psikologi Pendidikan Islam
Psikologi Islam tentu tidak dapat dipisahkan dari psikologi yang sudah
ada. Namun demikian, perannya bukan sebagai pengekor psikologi
kontemporer-sekular. Teori-teori yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
Islam tentu tidak disangkal. Teori-teori yang belum lengkap perlu
disempurnakan, sedangkan teori-teori yang salah kaprah perlu diluruskan
berdasarkan nilai-nilai Islam. Di sinilah mengapa penelitian menjadi sangat
penting, yaitu agar kita yang bersemangat mengislamisasi psikologi tidak
sembarang menyalahkan atau menganut suatu teori.
Sebagai sebuah ilmu, sama seperti ilmu-ilmu lainnya psikologi
berfungsi sebagai berikut:

6
Walgito, B., Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Penerbit Andi. 2010), hlm. 23.

9
1. Fungsi Pemahaman. Mampu menerangkan berbagai gejala perilaku
manusia, corak relasi, dan kehidupannya.
2. Fungsi Pengendalian. Memanfaatkan temuannya untuk meningkatkan
kesejahteraan mental dan kehidupan manusia, serta mencegak praktik yang
tidak benar dan efek negatif dari psikologi itu sendiri dan ilmu lainnya.
3. Fungsi Peramalan. Membuat perkiraan tentang pola perilaku manusia
dalam berbagai situasi dan akibat-akibatnya di masa depan berdasarkan data
yang akurat.
4. Psikologi Islami juga dikembangkan berdasarkan fungsi tersebut di atas,
tetapi fungsinya sendiri lebih ditingkatkan dengan menambahkan fungsi
pengembangan dan pendidikan, yaitu:
a. Fungsi Pengembangan. Memperluas dan mendalami ruang
lingkup Psikologi Islami, menyusun teori-teori baru, menyempurnakan
metode, dan menciptakan teknik dan pendekatan psikologis terhadap
permasalahan manusia yang lebih kreatif.
b. Fungsi Pendidikan. Melalui teori-teorinya, Psikologi Islami berusaha
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dengan menerapkan
prinsip “Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri,” (QS
Al Ra’d (13): 11) melalui berbagai upaya pendidikan, seperti belajar-
mengajar, pelatihan, konseling, psikoterapi, bimbingan, nasihat,
pembiasaan, dan peneladanan. Usaha mendidik manusia tidak hanya
dilakukan dengan memanfaatkan strategi-strategi pendidikan yang
psikologis (seperti pemahaman diri, pengubahan sikap, motivasi,
penyelesaian masalah, dan penerimaan diri), tetapi juga melibatkan
asas-asas keagamaan (seperti ikhlas, sabar, syukur, tawakal, berdoa, dan
beribadah).7

7
Ibid, hlm. 27.

10
Berdasarkan fungsi tersebut, tujuan utama dan misi utama Psikologi
Islami adalah mengembangkan kesehatan mental pada diri pribadi dan
masyarakat serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
E. Dinamika Psikologi Pendidikan Islam
Berbagai konsep dan teori-teori psikologi pendidikan Islam dengan
dinamikanya, diantaranya yaitu:8
1. Kecerdasan majemuk dan karakter anak Muslim melalui peran keluarga
dalam implementasi konsep kecerdasan majemuk pada pembentukan
karakter anak Muslim, peran guru dalam implementasi konsep kecerdasan
majemuk pada pembentukan karakter anak Muslim, dan dampak serta
manfaat peranan keluarga dan guru dalam implementasi konsep kecerdasan
majemuk pada pembentukan karakter anak Muslim.
2. Muslimah karir berkembang dengan faktor intrapersonal Muslimah karir,
faktor intrapersonal dan lingkungan berperan terhadap pencapaian
Muslimah karir, dan kesetaraan gender berperan terhadap pencapaian
Muslimah karir.
3. Karakter siswa Muslim berkembang melalui Islamic Boarding School
sebagai lembaga pendidikan Islam, kelekatan, penyesuaian diri dan
kebahagiaan diri, analisis kelekatan, penyesuaian diri, dan kebahagiaan diri
dalam pembentukan karakter siswa Muslim, dan kontribusi pendidikan
karakter Islamic Boarding School pada pendidikan karakter di Indonesia.
4. Perilaku delinkuensi remaja Muslim melalui teori-teori remaja dan perilaku
delinkuensi, Lembaga Pendidikan Islam, faktor-faktor penyebab perilaku
delinkuensi remaja Muslim dan dinamika perilaku delinkuensi remaja
Muslim.
5. Lembaga Pendidikan Pesantren dan kitab kuning melalui teori motivasi dan
teori fenomenologi, pesantren, tradisi keulamaan, dan tipologi pesantren di
Indonesia, kitab kuning dan tradisi intelektual pesantren, dan proses
pembelajaran dan motivasi santri belajar kitab kuning di pondok pesantren.

8
Syarif Nurjan, hlm. 9-10.

11
6. Perkembangan keberbakatan di lembaga Pendidikan Islam melalui siswa
berbakat dan pembelajaran, Lembaga Pendidikan Islam, kondisi siswa
berbakat di Lembaga Pendidikan Islam, dan perkembangan keberbakatan
Siswa di Lembaga Pendidikan Islam.
7. Keberagamaan JAMURO (Jama’ah Muji Rasul) melalui JAMURO
(Jama’ah Muji Rasul), pendekatan psikologi indegenous, keberagamaan
JAMURO Perspektif Psikologi Indegenous, dan kontribusi JAMURO
terhadap Pendidikan Islam.
8. Prokrastinasi akademik di Lembaga Pendidikan Tinggi Islam melalui
prokrastinasi akademik perspektif pendidikan Islam, dukungan sosial,
resiliensi, dan karakter religius perspektif pendidikan Islam, faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik di Lembaga Pendidikan
Tinggi Islam, dan mediasi karakter religius terhadap prokrastinasi akademik
di Lembaga Pendidikan Tinggi Islam.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi pendidikan Islam dapat kita ketahui secara definitif ialah ilmu
yang mempelajari tentang jiwa yang mana keberadaannya tidak bisa lepas
dalam nilai-nilai Islam itu sendiri. Dalam pembahasan ini psikologi diarikan
sebagai al-nafs.
Psikologi Pendidikan Islam merupakan ketentuan-ketentuan yang telah
digariskan dalam al-Qur`an dan Sunnah. Usaha tersebut senantiasa harus
dilakukan melalui bimbingan, asuhan dan didikan, dan sekaligus
pengembangan potensi manusia untuk meningkatkan kualitas intelektual dan
moral yang berpedoman pada syariat Islam.
Para pendidik harus memiliki kompetensi keilmuan psikologi
pendidikan ini dalam proses belajar mengajar yang dia terapkan. Karena dengan
penguasaan melalui psikologi pendidikan ini dia akan lebih mudah memahami
karakter murid-muridnya, untuk lebih mandapatkan hasil yang maksimal.
Karena dalam kelas gurulah yang sering berhadapan dengan anak didiknya.
Kemudian dalam pengaktualisasian psikologi pendidikan ini, manusia
dibekali dengan sejumlah potensi di dalam dirinya. Potensi yang diberikan
Allah yang diberikan kepada setiap manusia. Potensi-potensi tersebut berupa
ruh, nafs, akal, qalb, dan fitrah
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa Kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt.
Di samping itu barangkali makalah yang kami sajikan ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka pemakalah sangat mengharapkan ide-ide yang cemerlang dari
rekan mahasiswa semua untuk berfartisifasi dalam meningkatkan pengetahuan
kami di pertemuan yang akan dating berupa kritik dan saran.

13
DAFTAR PUSTAKA
Adnan Achiruddin Saleh, 2018. Pengantar Psikologi, Makasar: PT Aksara Timur.

Asrori, 2020. Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner, Jawa Tenga: CV.


Pena Persada.

Nur Hidayah dkk, 2017. Psikologi Pendidikan, Malang: Universitas Negeri


Malang.

Syarifan Nurjan, 2020. Dinamika Psikologi Pendidikan Islam, Yogjakarta: Team


WADE Publish.

Walgito, B., 2010. Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Penerbit Andi.

14

Anda mungkin juga menyukai