Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Psikologi Pendidikan
tentang
“Memahami Berbagai Bentuk Gejala Jiwa manusia dan Aplikasinya Dalam Pendidikan”

Disusun Oleh kelompok 1:

Fadli Arif, S.Pd (23216003)


Yuliane, S.Pd (23216047)

Dosen Pembimbing
Dr. Ismira, M.Pd

PROGRAM MAGISTER (S2) PENDIDIKAN DASAR


UNIVERSITAS ADZKIA
PADANG
2024
KATA PENGATAR
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Alhamdulillahirobbil ‘alamin.Segalapuji hanya milik Allah SWT.atas

segala nikmat, rahmat dan karunia-Nya yang takterhingga sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurah buat Rasululah Muhammad SAW. Sebagai uswah dan qudwah bagi

kita dalam menjalani kehidupan ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak

terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing

penulis dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi

tugas mata kuliah Psikologi Pendidkan dan memberikan manfaat untuk para

pembaca.

Penulis menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata sempurna

masil banyak kekurangan yang terdapat didalamnya. Untuk itu, besar

harapan penulis untuk saran dan kritikan yang membangun dari pembaca

dan dosen pengampu Dr. Ismira, M.Pd demi kesempurnaan makalah ini.

Atas saran dan kritikan yang diberikan penulis mengucapkan terimakasih.

Padang, Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan Masalah....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................5
A. Pengantar tentang gejala jiwa.............................................................................5
B. Bentuk-bentuk gejala jiwa..................................................................................8

BAB III PENUTUP....................................................................................................20


A. Kesimpulan.......................................................................................................20
B. Saran.................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................22

ii
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses mental

dan perilaku. Perilaku dari manusia, berikut pula perilaku dari peserta

didik atau siswa akan mudah difahami apabila kita memahami proses

mentalnya. Proses mental inilah yang sering disebut dengan gejala-gejala

jiwa.

Mengingat pentingnya pemahaman tentang proses mental atau

gejala jiwa dalam belajar, kita sebagai pendidik sudah semestinya

memahami dan menerapkan pemahaman tentang proses mental terhadap

perserta didik kita. Kita juga perlu untuk memahami aktivitas dan proses

mental atau gejala jiwa manusia termasuk peserta didik khususnya dalam

proses pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini, penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apa pengantar tentang gejala jiwa?

2. Apakah saja bentuk-bentuk gejala jiwa?

1.3 Tujuan Penulisan

3
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka,

tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memahami pengantar tentang gejala jiwa

2. Mengetahui bentuk-bentuk gejala jiwa

4
BAB II

Pembahasan

A. Pengantar tentang Gejala Jiwa

1. Definisi Psikologi Pendidikan

1.1 Definisi Psikologi

Psikologi berasal dari bahasa Yunani berupa Psychology

yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche

yang mempunyai arti jiwa, dan logos yang mempunyai arti

pembahasan atau ilmu.

Istilah psyche atau jiwa masih belum dapat didefinisikan secara

jelas, karena jiwa merupakan objek bersifat abstrak dan tidak

dapat dilihat, tatepi meskipun begitu diyakini keberadaannya,

istilah jiwa dalam beberapa dasawarsa ini telah berganti menjadi

psikis.

Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990)

dinyatakan bahwa Psikologi adalah ilmu yang mempelajari

perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat secara

langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung. Dakir

(1993) menyatakan bahwa psikologi membahas tingkah laku

manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya. Muhibbin

Syah (2001) menyimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup


5
pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam

hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah

tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan

berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah

laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain

sebagainya.

Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam

hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa

tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang

disadari maupun yang tidak disadari.

1.2 Definisi Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata didik, mendidik berarti

memelihara dan membentuk latihan. Dalam kamus besar Bahasa

Indoneia (1991) Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan

sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan

Poerbakawatja dan Harahap dalam Muhibbin Syah (2001)

menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha secara sengaja

dari orang dewasa untuk meningkatkan kedewasaan yang selalu

6
diartikan sebagai kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap

segala perbuatannya.

Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat penulis

simpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan

secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia

baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

1.3 Definisi Psikologi Pendidikan

Whiterington (1978) mendefinisikan psikologi pendidikan

sebagai studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor

yang berhubungan dengan pendidikan manusia.

Sumadi Suryabrata (1984) mendefinisikan psikologi

pendidikan sebagai pengetahuan psikologi mengenai anak didik

dalam situasi pendidikan.

Elliot dkk.(1999) menyatakan bahwa psikologi pendidikan

merupakan penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari

perkembangan, belajar, motivasi, pengajaran dan permasalahan yang

muncul dalam dunia pendidikan.

Dari bebrapa definisi yang telah disampaikan, dapat

didsimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah suatu penerapan

dari ilmu psikologi yang diterapkan dalam dunia pendidikan.

Dalam psikologi pendidikan ini dibahas tentang pengubahan sifat

dan pendewasaan manusia melalui proses pembelajaran dan

palatihan.
7
1.4 Pengertian Gejala Jiwa

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, psikologi merupakan

ilmu yang mempelajari proses mental dan perilaku pada manusia. Perilaku

manusia akan lebih mudah dipahami jika kita juga memahami proses

mental yang mendasari perilaku tersebut. Demikian juga kita akan lebih

mudah memahami perilaku siswa jika kita memahami proses mental yang

mendasari perilaku siswa tersebut Mengingat pentingnya pemahaman

tentang proses mental tersebut, maka dalam bab ini akan dijelaskan

beberapa akfivitas atau proses mental yang umum terjadi pada manusia,

khususnya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Proses mental

juga sering disebut dengan gejala jiwa.

B. Bentuk – bentuk Gejala-Gejala Jiwa dan Karakteristiknya

2.1 Gejala Jiwa Kognisi (Pengenalan)

Istilah cognitive beasal dari kata cognition yang

mempunyai padanan kata atau sinonim knowing yang mempunyai

arti mengetahui. Dalam arti luas, cognition (kognisi) merupakan

pemerolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dala

perkembangannya istilah kognisi berkembang menjadi suatu ranah

psikologis manusia yang meliputi setiap peilaku mental yang

berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan

informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan.

Gejala kognisi meliputi:


8
1. Pengamatan

Pengamatan merupakan proses mengenal segala

sesuatu yang ada disekitar kita dengan menggunakan alat

indera. Panca indera dimilik oleh

baik manusia maupun hewan. Namun manusia dianugerahi akal

yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk Tuhan

yang lainnya.

Proses dalam pengamatan adalah sebagai berikut:

a. Harus ada perhatian yang ditujukan kepada perangsang

b. Ada perangsang yang mengenai alat indera kita

c. Ada alat indera syang menangkap perangsang

d. Ada urat syaraf yang membawa perangsang ke otak

e. Ada otak yang menyadarinya.

2. Tanggapan

Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang

pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari

pengamatan, ketika objek yang diamati tidak lagi berada

dalam ruang dam waktu pengamatan. Jadi, jika proses

pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-

kesannya saja, peristiwa demikian ini disebut tanggapan.

Tanggapan disebut “laten” (tersembunyi, belum

terungkap), apabila tanggapan tersebut ada di bawah sadar,

atau tidak kita sadari, dan suatu saat bisa disadarkan kembali.

9
Sedang tanggapan disebut “aktual”, apabila tanggapan

tersbut kita sadari.

Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan:

a. Pengamatan terikat pada tempat dan waktu, sedang pada

tanggapan tidak terikat waktu dan tempat.

b. Objek pengamatan sempurna dan mendetail, sedangkan

objek tanggapan tidak mendetail dan kabur.

c. Pengamatan memerlukan perangsang, sedang pada

tanggapan tidak perlu ada rangsangan.

d. Pengmatan bersifat sensoris, sedang pada tanggapan

bersifat imaginer.

3. Fantasi

Fantasi adalah daya jiwa untuk membentuk atau

mencipta tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan

tanggapan yang sudah ada,

Jenis-jenis fantasi adalah sebagai berikut:

Jenis Fantasi:

a. Fantasi Mencipta

Fantasi yang terjadi atas inisiatif atau kehendak

sendiri, tanpa bantuan orang lain atau jenis fantasi yang

mampu

menciptakan hal-hal baru. Fantasi macam ini biasanya

lebih banyak dimilki oleh para seniman, anak-anak, dan

para ilmuwan.

10
b. Fantasi Tuntunan atau Terpimpin

Fantasi yang terjadi dengan bantuan pimpinan atau

tuntunan orang lain. Dalam hal ini misalnya kalau kita

sedang membaca buku, kita mengikuti pengarang buku

itu dalam ceritanya.

Fungsi Pokok Fantasi adalah sebagai berikut:

a) Fantasi mengh-abstrahir (mengabstraksi)

Fantasi dengan menyaring atau memisahkan

sifat-sifat tertentu dari tanggapan yang sudah ada.

Misalnya anak yang belum pernah melihat gurun

pasir, maka dalam berfantasi, dibayangkan dengan

seperti lapangan tanpa pohon-pohon disekitarnya dan

tanahnya malulu pasir semua bukan rumput.

b) Fantasi Mengkombinir

Fantasi dengan mengabungkan dua atau lebih

tanggapan-tanggapan yang sudah ada, disusun

menjadi satu tanggapan baru. Misalnya: Tanggapan

badan singa + kepala manusia = Spinx di kota Mesir

c) Fantasi Mendeterninir

Fantasi dimana tanggapan lama dilengkapi,

disempurnakan dan mendapatkan ketentuan yang

lebih jelas dan terbatas sehingga tercipta tanggapan

baru

11
3. Daya Ingatan

Ingatan (memory) ialah kekuatan jiwa untuk menerima,

menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan.

Sifat Daya ingatan itu tidak sama pada tiap orang, oleh

karena itu, sifat daya ingatan dibedakan menjadi:

a) Ingatan yang mudah dan cepat: orang yang memiliki

daya ingatan inidnegan cepat dan mudah menyimpan dan

mencamkan kesan-kesan.

b) Ingatan yang luas dan teguh: sekaligus seseorang dapat

menerima banyak kesan dan dalam daerah yang luas

c) Ingatan yang setia: kesan yang telah diterimanya itu tetapi

tidak berubah, tetap sebagimana waktu menerimanya.

d) Ingatan yang patuh: kesan-kesan yang telah dicamkan

dan disimpan itu dengan cepat dapat direprodusir

4. Berfikir

Ialah hasil proses berfikir yang merangkum sebagian

dari kenyataan yang dinyatakan dengan satu perkataan.

Dalam hal ini misalnya pengertian “sepeda” merangkum

segala jenissepeda yang kita ketahui, dan kita

menyatakannya dengan satu perkataan yaitu “sepeda”.

Dalam berfikir, seseorang menghubungkan pengertian

satu dengan pengertian lainnya dalam rangka mendapatkan

pemecahan persoalan yang dihadapi. Dalam pemecahan

12
persoalan, individu membeda-bedakan, mempersatukan dan

berusaha menjawab pertanyaan, mengapa, untuk apa,

bagaimana, dimana dan lain sebagainya.

Hal-hal yang berhubungan dengan berfikir adalah:

a. Pengertian

b. Keputusan

c. Kesimpulan

5. Intelegensi

Intelligensi ialah kesanggupan rohani untuk

menyesuaikan diri kepada situasi yang baru dengan

menggunakan berfikir menurut tujuannya. Seseorang dapat

dikatakan berbuat intelligen kalau dalam situasi tertentu, ia

dapat berbuat dengan cara-cara yang tepat. Artinya, ia

dapat memecahkan kesulitan-kesulitan, soal-soal yang

terdapat dalam situasi itu. Dengan kata lain, ia dapat

menyesuaikan diri dengan situasi yang baru itu.

2.2 Gejala Jiwa Konasi (Kemauan)

Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan

manusia, dapat diartikan sebagai aktifitas psikis yang mengandung

usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan.

Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang menuju pada sesuatu

arah. Adapun tujuan kemampuan adalah pelaksanaan suatu tujuan-

tujuan yang harus diartikan dalam suatu hubungan. Misalnya,

13
seseorang yang memiliki suatu benda, maka tujuannya bukan pada

bendanya, akan tetapi pada mempunyai benda itu”, yaitu berada

dalam relasi (hubungan), milik atas benda itu. Seseorang yang

mempunyai tujuan untuk menjadi sarjana, dengan dasar kemauan,

ia belajar dengan tekun, walaupun mungkin juga sambil bekerja.

Dalam istilah sehari-hari, kemauan dapat disamakan dengan

kehendak dan hasrat. Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat

mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan dari dalam dan

tampak dari luar sebagai gerak-gerik.

Gejala Konasi terbagi atas:

a. Dorongan

b. Keinginan

c. Hasrat

d. Kecenderungan

e. Hawa nafsu

f. Kemauan

Pribadi memberikan corak dan menentukan, sesudah

memilih dan mengambil keputusan. Perbuatan memilih dan

mengambil keputusan ini disebut dengan keputusan kata hati.

2.3 Gejala Jiwa Emosi (Perasaan)

Perasaan termasuk gejala jiwa yang dimiliki oleh

semua orang dan tingkatannya tidak sama. Perasaan tidak

14
termasuk gejala mengenal, walaupun demikian, perasaan sering

juga berhubungan dengan gejala mengenal .

Jenis-jenis Emosi (perasaan) adalah sebagai berikut:

1. Perasaan-perasaan jasmaniyah: jenis perasaan ini sering

pula disebut perasaan tingkat rendah yang terbagi sebagai

berikut:

a) Perasaan sensoris: yaitu perasaan yang berhubungan

dengan stimulus terhadap indra, misalnya: dingin, hangat,

pahit, asam dan sebagainya.

b) Perasaan vital: yaitu perasaan yang berhubungan

dengan kondisi jasmani pada umumnya, misalnya lelah,

lesu, lemah, segar, sehat dan sebagainya.

2. Perasaan-perasaan rohaniah: sering pula disebut sebagai

perasaan luhur (tingkat tinggi), yang terdiri dari:

a) Perasaan intelektual: yaitu perasaan yang

berhubungan dengan kesanggupan intelektual dalam

mengatasi suatu masalah, misalnya: senang atau puas

ketika berhasil (perasaan intelektual positif), kecewa

atau jengkel ketika gagal (perasaan intelektual negatif).

b) Perasaan kesusilaan (etis): yaitu perasaan yang

berhubungan dengan baik-buruk atau norma,

misalnya: puas ketika mampu melakukan hal yang

baik, atau menyesal ketika melakukan hal yang tidak

baik.
15
c) Perasaan estetis (keindahan); yaitu perasaan yang

berhubungan dengan penghayatan dan apresiasi

tentang sesuatu yang indah tau tidak indah. Perasaan

ini timbul jika seseorang mengamati sesuatu yang indah

atau yang jelek. Yang indah menimbulkan perasaan

positif, yang jelek menimbulkan perasaan yang negatif.

d) Perasaan sosial (kemasyarakatan): yaitu perasaan

yang cenderung untuk mengikatkan diri dengan

orang-orang lain, misalnya: perasaan cinta sesama

manusia, rasa ingin bergaul, ingin menolong, rasa

simpati atau setia kawan dan sebagainya.

e) Perasaan harga diri: yaitu perasaan yang berhubungan

dengan penghargaan diri seseorang, misalnya: rasa

senang, puas, dan bangga akibat adanya pengakuan

dan penghargaan dari orang lain atau sebaliknya.

f) Perasaan ketuhanan (religius): yaitu perasaan yang

berkaitan dengan kekuasaan dan eksistensi dari

Tuhan. Manusia merupakan satu-satunya yang

dianugrahkan perasaan ini oleh Tuhan. Perasaan ini

digolongkan pada peristiwa psikis yang paling luhur dan

mulia. Menurut pandangan filsafat ketuhanan

(theologi) menusia disebut “homo divinans” yaitu

manusia senantiasa memilki kepercayaan terhadap

Tuhan dan hal-hal yang bersifat ghaib.

16
2.4 Gejala Jiwa Campuran

Gejala campuran meliputi Perhatian, Sugesti, dan kelelahan.

1. Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada

sesuatu obyek baik di dalam maupun diluar dirinya.

Faktor yang mempengaruhi perhatian :

˗ Pembawaan

˗ Latihan dan kebiasaan

˗ Kebutuhan

˗ Kewajiban

˗ Keadaan jasmani

˗ Suasana jiwa

˗ Suasana di sekitar

˗ Kuat atau tidaknya perangsang dari obyek itu sendiri

2. Sugesti

Sugesti adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan

seseorang, sehingga pikiran, perasaan dan pikirannya

terpengaruh, dan dengan begitu orang mengakui apa yang di

kehendaki dari padanya.

Cara untuk menyugesti :

- Dengan membujuk
17
- Dengan memuji

- Dengan menakut – nakuti

- Dengan menunjukan kekurangan atau kelebihan

3. Kelelahan

Adalah gejala berkurangnya manusia untuk melakukan

sesuatu.

Sebab-sebab terjadinya kelelahan:

1) Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jasmani. Misalnya,

olahraga.

2) Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jiwa. Misalnya,

memikirkan masalah yang sulit/pelik.

Macam-macam kelelahan:

1) Kelelahan jasmani

2) Kelelahan Rohani

Hubungan kelelahan jasmani dan rohani yaitu pekerjaan

jasmani dapat menimbulkan kelelahan jasmani pun dapat

menimbulkan kelelahan rohani.

18
BAB III

Penutup

A. Simpulan

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan

adalah suatu penerapan dari ilmu psikologi yang diterapkan dalam dunia

pendidikan. Dalam psikologi pendidikan ini dibahas tentang pengubahan

sifat dan pendewasaan manusia melalui proses pembelajaran dan

palatihan.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, psikologi merupakan

ilmu yang mempelajari proses mental dan perilaku pada manusia.

Perilaku manusia akan lebih mudah dipahami jika kita juga memahami

proses mental yang mendasari perilaku tersebut. Demikian juga kita akan

lebih mudah memahami perilaku siswa jika kita memahami proses

mental yang mendasari perilaku siswa tersebut Mengingat pentingnya

pemahaman tentang proses mental tersebut, maka dalam bab ini akan

dijelaskan beberapa akfivitas atau proses mental yang umum terjadi pada

manusia, khususnya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Proses mental juga sering disebut dengan gejala jiwa.

Macam-macam gejala jiwa adalah sebagai berikut:

1. Gejala kognisi (pengenalan), yang meliputi pengamatan, tanggapan,

fantas, daya ingat, berfikir dan fantasi

2. Gejala Konasi (kemauan), terbagi atas dorongan, keinginan, hasrat,

kecenderungan, hawa nafsu, dan kemauan


19
3. Gejala Emosi (perasaan), meliputi perasaan-perasaan jasamaniah dan

perasaan-perasaan rohaniah

4. Gejala campuran, meliputi Perhatian, Sugesti, dan kelelahan

20
B. Saran

Sebagai pendidik, hendaknya kita dapat memahami tentang

peranan psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran. Terlebih juga

memahai tentang gejala-gejala jiwa yang terjadi pada manusia.

Gejala-jiwa atau proses mental sangat perlu difahami oleh pendidik, hal

ini dimaksudkan agar lebih dapat memahami proses mental yang dialami

oleh peserta didik, agar kita dapat menerapkan tindakan apa yang akan

kita lakukan apabila dihadapkan dalam suatu masalah dalam proses

pembelajaran.

21
DAFTAR RUJUKAN

Mardianto. 2008. Psikologi Pendidikan. (Online) http://mardianto-

iainsu.blogspot.com/. Diakses 26 Nopember 2014.

Perdana, Andrean. 2013. Gejala Kognisi, Konasi, Emosi Dan CampuranManusia.

(Online) http://www.yuwonoputra.com/2013/07/gejala-kognisi-konasi-

emosi-campuran.html. diakses: 26 Nopember 2014.

Utomo, Bagus. 2013. Gejala Jiwa Kognisi, Emosi, Konasi, dan Campuran.

(Online) http://embesgang.blogspot.com/2013/05/gejala-jiwa-kognisi-

emosi-konasi-dan.html. Diakses: 26 Nopember 2014.

Wanny. 2011. Gejala-Gejala Jiwa yang dapat Memepengaruhi Kehidupan

Manusia. (Online) http://wannypoenya.blogspot.com/2011/06/makalah-

psikologi-gejala-gejala-jiwa.html. Diakses: 2 Desember 2014.

22

Anda mungkin juga menyukai