Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PSIKOLOGI UMUM

Dosen Pembimbing: Penyusun:


DANU PAMUNGKAS, S. Pd,I MUHAMMAD ARSYAD

PRODI TARBIAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STAI KUALA KAPUAS

2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

banyak memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat

beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin

akhir zaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad

SAW.

Makalah yang berjudul “PSIKOLOGI UMUM” ini sengaja di bahas

karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang

berada di jurusan Pendidikan Agama Islam. Banyak sekali

penomenapenomena yang terjadi di masyarakat terkait masalah psikologi.

Untuk itu kita sebagai mahasiswa yang berfungsi sebagai pengabdi di

masyarakat harus dapat memberikan pengarahan agar masyarakat lebih

mengenal dan memahami dari bab yang kami bahas ini.

Selanjutnya, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun

dan umumnya semua yang membaca makalah ini.

Kuala Kapuas, 10 Oktober 2019

Muhammad Arsyad

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... ........... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... ........... 3


A. Pengertian Psikologi ........................................................................................ 3
B. Obyek dan Ruang Lingkup Psikologi ............................................................ 5
C. Manfaat Psikologi ............................................................................................. 8
D. Perhatian ........................................................................................................... 9

E. Pengamatan ....................................................................................................14
F. Tanggapan.......................................................................................................16
BAB IV PENUTUP ........................................................................... ..........20
A. Kesimpulan ......................................................................................................20

B. Saran .................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................

iii
1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dari katanya bahwa psikologi terdiri dari dua kata yang mempunyai

arti. Psikologi ini merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Dimana

ilmu ini sangat penting untuk kita pelajari sebagai mahasiswa dan mahasiswi

Pendidikan Agama Islam yang akan di aplikasikan nanti kalau sudah masuk dunia

mengajar dan terjun di masyarakat.

Perhatian pada psikologi yang terutama tertuju pada masalah bagaimana

tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang

mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Maka

bagaimana perhatian tentang perhatian psikologi umum.

Pengamatan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang cerdas. terjadi

terhadap suatu proses dengan maksud merasakan dan memahami pengetahuan

dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan.

Penanggapan itu umumnya pengahajatan kembali bekas-bekas yang

diterima dahulu dari pengamatan, yang sekarang digambarkan kembali dalam

kesadaran.

Dalam makalah ini akan dibahas satu persatu tentang perhatian terhadap

psikologi umum beserta pengamatan dan tanggapannya.


2
B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakanag yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di

rumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Psikologi?

2. Apa yang dimaksud dengan Perhatian Psikologi Umum?

3. Apa yang dimaksud dengan Pengamatan Psikologi Umum?

4. Bagaimana Tanggapan mengenai Psikologi Umum?

C. Tujuan Pembahasan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka adapun

tujuan dari pembuatan makalah tentang bab Perhatian, Pengamatan dan

Tanggapan Psikologi Umum ini, yaitu:

1. Mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami arti dari Psikologi itu

sendiri.

2. Mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami tentang perhatian dari

psikologi umum ini.

3. Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengamati psikologi umum ini.

4. Mahasiswa dan mahasiswi mampu memberikan tanggapan tentang

psikologi umum ini.


3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang sudah mulai berkembang sejak abad 17 dan 18
serta nampak pesat kemajuannya pada abad 20. Pada awalya ilmu ini adalah
bagian daripada filsafat sebagaimana pula ilmu-ilmu yang lain seperti misalnya
ilmu hukum tatanegara maupun ilmu ekonomi, namun kemudian memisahkan diri
dan berdiri sebagai ilmu tersendiri[1].
Semuanya itu bersumber dari tuhan yang maha esa sebagai pencipta segala
sesuatu,dan hasil ciptaan itulah yang menjadi obyek atau sasaran dari berbagai
cabang ilmu pengetahuan. Karenanya sebagai sumber ilmu pengetahuan adalah
tuhan yang Maha Esa. Yang lahir pertama kali adalah filsafat, yang membahas
hakekat segala sesuatu. Dari padanya lahirlah berbagai cabang ilmu
pengetahuan, oleh karna itu dalam semua ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri
dari filsafat itu akan dijumpai tokoh-tokoh filsafat kuno seperti, socrates, plato dan
aristoteles yang ikut mengembangkan fikiran dan penemuannya dalam ilmu-ilmu
tersebut sehinga tokoh-tokoh nanti akan dijumpai juga dalam mempelajari
psikologi serta cabang-cabang psikologi[ 2 ] “Psikologi“ berasal dari perkataan
Yunani ”Psyche” yang artinya jiwa, dan
“Logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Secara etimologi psikologi artinya ilmu
yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya,
prosesnya maupun latarbelakangnya[3].

1 Sudarsono Ardhana. 1963. Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum. Usaha Nasional :


Surabaya. h. 3
2 Sudarsono Ardhana. 1963. Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum.
3 Abu Ahmadi. 2007. Psikologi Sosial. PT Rineka Cipta : Jakarta. h. 1
4
Menurut Rosleny Marliany[4] psikologi dapat diartikan ilmu jiwa. Makna ilmu

jiwa bukan mempelajari jiwa dalam pengertian jiwa sebagai soul atau roh, tetapi

lebih mempelajari kepada gejala-gejala yang tampak dari manusia yang

ditafsirkan sebagai latar belakang kejiwaan seseorang atau spirit dari manusia

sebagai mahluk yang berjiwa.

Psikologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari sifat-sifat

kejiwaan manusia dengan cara mengkaji sisi perilaku dan kepribadiannya, dengan

pandangan bahwa setiap perilaku manusia berkaitan dengan latar belakang

kejiwaannya[5].

Sesungguhnya tiap-tiap orang perlu sekali mengetahui dasar Ilmu jiwa umum,

dalam pergaulan hidup sehari-hari, Ilmu jiwa perlu sebagai dasar pengetahuan

untuk dapat memahami jiwa orag lain. Kita dapat mengingat kembali sesuatu yang

pernah kita amati. Gambaran ingatan dari sesuatu pengamatan disebut

tanggapan, pemakalah disini akan mengupas habis tentang masalah tanggapan

dan hal-hal yang ada disekitarnya.

4Rosleny Marliany. 2010. Psikologi Umum. CV Pustaka Setia : Bandung. h. 13


5 Rosleny Marliany. 2010. Psikologi Umum
5
B.Obyek dan Ruang Lingkup Psikologi

Objek Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Objek Material

Objek Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau diselidiki,

atau suatu unsur yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran

pemikiran, objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret

(kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Objeknya yaitu manusia.

2. Objek formal

Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan

oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsipprinsip yang

digunakannya. Objek formal juga digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu

dengan ilmu yang lain ( psikologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain).

Objeknya yaitu dari segi tingkah laku manusia, objek tersebut bersifat empiris

atau nyata, yang dapat diobservasi untuk memorediksi, menggambarkan

sesuatu yang dilihat. Caranya melihat gerak gerik seseorang bagaimana ia

melakukan sesuatu dan melihat dari matanya.

Dalam makalah ini tidak akan dibicarakan psikologi yang membicarakan

hewan atau psikologi hewan, melainkan membicarakan tentang psikologi yang

berobyekkan manusia. Yang sampai saat ini dibedakan menjadi dua, yaitu :
6
1. Psikologi Umum

Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari

kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas psikis manusia pada umumnya yang

dewasa, yang normal, dan yang beradab (berkultur).

2. Psikologi khusus

Psikologi khusus adalah psikologi yang mempelajari tingkah laku individu

dalam situasi-situasi khusus. Psikolgi khusus ini meliputi berikut ini.

a. Psikologi perkembangan

Psikolgi perkembangan adalah psikologi yang membicarakan

perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai masa tua. Objek

psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai

person; artinya, masyarakat hanya merupakan tempat berkembangnya

person tersebut. Psikologi perkembangan ini mencakup: psikologi

anak(termasuk masa bayi), psikologi puber dan adolensi ( psikologi

pemuda ), psikologi orang dewasa, dan psikologi orang tua.

b. Psikologi social

Psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau

aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial.


7
c. Psikologi pendidikan

Psikologi sosial adalah sub disiplin dari psikologi yang mencari yang

pengertian tentang hakikat dan sebab-sebab dari prilaku dan pikiran-

pikiran individu dalam situasi sosial. d. Psikologi pendidikan

Psikologi pendidikan adalah subdisiplin psikologi yang mempelajari

tingkah laku individu dalam situasi pendidikan,yang meliputi pula

pengertian tentang proses belajar dan mengajar. e. Psikologi kepribadian

dan tipologi

Psikologi kepribadian dan tipologi adalah psikologi yang

menguraikan tentang struktur kepribadian manusia sebagai suatu

keseluruhan, dan jenis-jenis atau tipe-tipe kepribadian. f. Psikopatologi

Psikopatologi adalah psikologi yang khusus mempelajari kegiatan

atau tingkah laku individu yang abnormal (tidak normal). g. Psikologi

diferensial dan psikodiognostik

Psikologi ini menguraikan perbedaan-perbedaan antarindividu

dalam taraf inteligensi, kecakapan, cirri-ciri kepribadian lainnya, dan

tentang cara-cara guna menentukan perbedaan-perbedaan tersebut.


8
h. Pesikologi criminal psikologi criminal adalah psikologi yang khusus

berhubungan

dengan tindak kejahatan atau kriminalitas. i. Parapsikologi parapsikologi

adalah subdisiplin psikologi yang mempelajari fenomena supermormal

dengan alat-alat eksperimen atau alat-alat sistematis lain.

j. Psikologi komparatif

Psikologi komparatif adalah psikologi yang mempelajari tingkah laku

manusia yang dibandingkan dengan hewan, atau sebaliknya.

k. Psikologi penyesuaian

Psikologi penyesuaian adalah suatu cabang psikologi yang

menggambarkan sejumlah cabang ilmu lainya, psikologi perkembangan,

klinis, kepribadian, social, dan eksperimental.

C. Manfaat Psikologi

Pada garis besarnya orang mempelajari ilmu jiwa (psikologi) adalah

menjadikan manusia supaya hidupnya menjadi lebih baik, bahagia dan

sempurna.Betulkah demikian ? memang karena ilmu psikologi ternyata telah

memasuki bidang-bidang yang banyak sekali.Banyak persoalan-persoalan yang

dapat dibantu dan diselesaikan oleh ilmu psikologi, misalnya persoalanpersoalan

manusia yang hidup di pabrik,di sekolah, disawah, di kantor, dan dimanapun kita

berada.
9
Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa manfaat mempelajari

ilmu psikologi adalah sebagai berikut:

1. Untuk memeperoleh faham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian

yang lebih sempurna adalah tentang tingkah laku manusia.

2. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa

sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia.

3. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan lebih baik.

4. Supaya tidak ragu-ragu lagi mengubah cara hidup, tingkah laku, dan

pergaulan dalam masyarakat.

5. Menjadikan kehidupan yang lebih baik, bahagia dan sempurna.

D. Perhatian

Perhatian diambil dan dimliki oleh pikiran, perhatian tersebut dicerna dalam

bentuk yang jelas dan tajam, pencernaan perhatiaan tersebut salah satunya dapat

dimungkinkan secara bersamaan atau banyak objek, bisa disebut juga kereta

pemikiran karena bisa diakukan berulang-ulang. Banyak objek yang dimaksud

yaitu banyak yang diperhatikan. Karena kita banyak perhatian ke banyak objek

maka kita akan setres[6].

6 Prof. F. Patty MA Dkk. 1982. Pengantar Psikologi Umum. Usaha Nasional : Surabaya. h. 1
10
Perhatian adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang

lain. Perhatian timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan

penilaian perasaan seperti juga pada proses pengamatan. Bahakan orang dapat

tiba, tiba merasa tertarik kepada orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan

cara-cara bertingkah laku menarik baginya[7].

Perhatian dapat dirumuskan sebagai perasaan tertariknya orang yang satu

terhadap orang yang lain. Proses perhatian kadang-kadang tidak berjalan atas

dasar logis rasional, melainkan berdasakan penilaian perasaan. Salah satu

contohnya orang tiba-tiba tertarik dengan orang lain, seakan-akan dengan

sendirinya. Tertariknya ini tidak pada salah satu cirri tertentu dengan orang itu, tapi

keseluruhan cirri pola tingkah lakunya[8].

Proses perhatian dapat pula berjalan secara perlahan-lahan secara sadar dan

cukup nyata dalam hubungan dua atau lebih orang. Misalnya hubungan cinta kasih

antara manusia, biasanya didahului dengan perhatian. Dengan demikian

perhatian hanya akan berlangsung dan berkembang dalam relasi kerja sama

antara dua orang atau lebih, bila terdapat saling pengertian[9].

7 Abu Ahmadi. 2007. Psikologi Sosial. h. 58


8 Abu Ahmadi. 2007. Psikologi Sosial. h. 59
9 Rosleny Marliany. 2010. Psikologi Umum. CV Pustaka Setia : Bandung. h. 14
11
Tokoh-tokoh teori individualism, Adam Smith (1759) dan Herbert Spencer

(1870) menerangkan Prinsip-prinsip perhatian untuk menerangkan

tindakantindakan yang semata-mata mengejar keuntungan sendiri atas dasar

pikiran, tetapi juga dikemudikan oleh perhatian terhadap orang lain, yang tanpa itu

sebenarnya kehidupan sosial itu tidak mungkin ada[10].

Adam Smith[11] membedakan dua bentuk dasar daripada perhatian :

1. Yang menimbulkan respons yang cepat hamper seperti reflex. Misalnya

a. Kalau kita melihat orang dipukul tongkat dengan keras kita merasa

ngeri.

b. Bila kita melihat pemain akrobat yang sedang berjalan di atas tali

yang tinggi,kita merasa tegang.

c. Jika melihat demontrasi terjun paying yang tidak mengembang, kita

memejamkan mata.

2. Yang sifatnya lebih intelektual kita dapat perhatian terhadap seseorang,

meskipun kita tidak merasakan sebagai yang ia rasakan. Kita akan

mengucapkan syukur dan menyatakan perhatian bila seseorang berhasil

dalam usahanya, walaupun kita sendiri tidak berhasil atau susah.

10 Abu Ahmadi. 2007. Psikologi Sosial.


11 Abu Ahmadi. 2007. Psikologi Sosial.
12

Menurut Herbert Spencer[12] (1870) bahwa perhatian terdiri dari dua bentuk,

yaitu :

1. Prespectively presentative yang cepat seperti reflex.

2. Representative (yang sadar refleksif).

Theodore Ribot[13] (1897) pengarang buku yang berjudul Psychology of the

Emotion, ia menekankan pada peranan perhatian yang dikatakan sebagai a

foundation of all social existence. Ribot membagi perhatian menjadi 3, yaitu:

1. Type primitive atau otomatis, yang dapat diterangkan dengan respon

bersyarat.

2. Refleksif, yang mana seseorang sadar dalam dirinya terhadap keadaan

jiwanya. Ia tahu, bahwa ia merasa apa yang dirasakan orang lain, biarpun

ia sendiri tidak mengalaminya.

3. Type yang intelektual, yaitu rasa setia, rasa toleran, dan philantropi:

bentuk ini tidak diarahkan pada orang tertentu, tetapi mempunyai corak-

corak yang lebih umum dan abstrak.

12 Abu Ahmadi. 2007. Psikologi Sosial. h. 60


13 Abu Ahmadi. 2007. Psikologi Sosial. h. 61
13

Menurut Max Scheler[14] perhatian itu dibagi dalam delapan bentuk, yaitu:

1. Einfuhlung, yaitu proses yang primitif, proses refleks sepertiyang


dikatakan oleh smith, Spencer, Ribot, dan lain-lain. Jika diterjemahkan
dalam bahasa inggris mungkin dengan kata: empathy yang menunjukan
motor tiruan, yang tidak didasarkan padadasar pikiran.

2. Meiteinander fuhlung. Yang menekankan pada pengertian “perasaan


spontan” yaitu kalau dua orang atau lebih bereaksi dengan cara yang
sama pada rangsangannya yang sama (misalnya reaksiyangdiberikan
penonton bioskop).

3. Gefuhls anstechung. Menunjukan tertekannya perasaan melalui induksi


dan tidak sosial seperti mobs.

4. Einsfuhlung.Yaitu kalau terjadi pengamatn perasaan misalkan anak


bermain boneka mengamati ibunya.

5. Nachfuhlung. Ini lebih disadari dan dibedakan seperti pernyataan: “saya


tahu apa yang engkau rasakan”. Dalam hal semacam ini kita dapat
membedakan dengan jelas perasaan kita sendiri dengan perasaan orang
lain.

6. Mitgefuhl. Yaitu bila orang dapat dengan tepat menimbang perasaan


orang lain dan biasanya menilainya secara positif.

14 Abu Ahmadi. 2007. Psikologi Sosial. h. 62


14
7. Menshenliebe. Yaitu kalau orang tidak hanya mengetahui keadaan jiwa
orang lain, tetapi menaruh hormat kepadanya.

8. Akomische Person und Gottes liebe. Yaitu perhatian yang mistis yang
menjadi dasar religi dan pandangan hidup kesatuan jiwa dengan Tuhan.

Jadi menurut Prof. F. Patty dkk menyimpulkan bahwa perhatian harus


bertumpu / Fokus pada satu objek agar perhatian tersebut dapat menghasilkan
out put atau informasi yang jelas. Dengan demikian kecepatan dan kemudahan
menemukan informasi akan dapat diperoleh.[15]

E. Pengamatan

Pengamatan dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi sama dengan

orang lain, baik secara lahiriah maupun secara batiniah. Misalnya pengamatan

seorang anak laki-laki untuk menjadi sama seperti ayahnya atau seorang anak

perempuan untuk menjadi sama dengan ibunya. Proses pengamatan ini mula-

mula berlangsung secara tidak sadar (secara dengan sendirinya) kemudian

irrasional, yaitu berdasarkan perasaan-perasaan atau kecenderungan-

kecenderungan dirinya yang tidak diperhitungkan secara rasional, dan yang ketiga

pengamatan berguna untuk melengkapi system norma-norma, cita-cita dan

pedoman-pedoman tingkah laku orang yang

mengidentifikasi itu[16].

15Prof. F. Patty MA Dkk. 1982. Pengantar Psikologi Umum. h. 1 16 Abu Ahmadi. 2007.
Psikologi Sosial.
15
Menurut Agus Sujanto[ 16 ] dalam bukunya yang berjudul Psikologi Umum
mengatakan bahwa pengamatan dalam psikologi adalah proses mengenal dunia
luar dengan menggunakan indera. Mengamati sesuatu dengan menggunakan
alat-alat indra kita. Yaitu :
1. Indra penglihatan.
2. Indra pendengar.
3. Indra pembau.
4. Indra perasa atau pengecapan.
5. Indra peraba.
6. Indra keseimbangan.
7. Indra perasa urat daging (kinestesi).
8. Indra perasa jasmaniah (organis).
Menurut pengamatan itu melalui tiga saat[17] :
1. Saat alami (saat physis) : saat indra kita menerima perangsang dari alam
luar.
2. Saat jasmani (saat physiologis) : saat perangsang itu diteruskan oleh urat
syaraf sensorik ke otak.
3. Saat rohani (saat psychis) : saat sampainya perangsang itu ke otak, Kita
menyadari perangsang itu dan bertindak. Adapun syarat-syarat
terjadinya pengamatan[18] adalah :
1. Ada perhatian kita kepada perangsang itu.
2. Ada perangsang yang mengenai alat indera kita.
3. Urat syaraf sensoris harus dapat meneruskan perangsang itu ke otak.
4. Kita dapat menyadari perangsang itu.

16 Agus Sujanto. 2005. Psikologi Umum. Pustaka Bani Quraisy : Bandung. h. 21


17 Agus Sujanto. 2005. Psikologi Umum.
18 Agus Sujanto. 2005. Psikologi Umum. h. 22
16
F. Tanggapan

Secara tepat tanggapan belum bisa didefenisikan. Hanya dapat didefinisikan

secara garis besar dan bersifat umum. Jadi tanggapan adalah gambaran

pengamatan yang tinggal di kesadaran kita sesudah mengamati[19].

Penanggapan itu umumnya ialah pengalaman kembali atau pengahajatan

kembali bekas-bekas yang diterima dahulu dari pengamatan, yang sekarang

digambarkan kembali dalam kesadaran. Jadi tanggapan ialah bekas atau

gambaran dari sesuatu pengamatan, yang tinggal dalam lubuk jiwa kita sehingga

boleh disebut gambaran ingatan[20].

Tanggapan erat hubungannya dengan berfungsinya ingatan, ketetapan dan

kejelasan. Tanggapan tergantung pada derajat kompleksitas situmulus yang asli

dan pada ketelitian pengamatan indra, serta pada faktor ingatan

yaitu[21]:

1. Tanggapan Reproduksi

Suatu tanggapan dianggap sebagai reproduktif, bila tanggapan itu

menunjukkan pengingatan kembali suatu benda, kejadian, atau situasi, yang

memberikan suatu pengalaman sensoris atau pengamatan masa lalu. Setiap

19 Rosleny Marliany. 2010. Psikologi Umum. h. 16


20 Sudarsono Ardhana. 1963. Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum. h. 4
21 Sudarsono Ardhana. 1963. Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum. h. 6-7
17
hal dari pengindraan dapat terlibat. Suatu tanggapan ingatan mungkin berupa

pendengaran, penglihatan, suhu. Rasa sakit, penciuman, atau kinestesis.

Suatu tanggapan yang diiangat tentang pngalaman-pengalaman lalu

cenderung berbeda-beda dalam kejelasannya sesuai dengan kesederhanaa

nya atau kekompleksannya, dan juga sesuai dengan jumlah pengalaman

mengenai situasi pengindraan yang asli. Misalnya, tanggapan uang logam

lima sen akan jauh lebih jelas untuk sebagian besar orang-orang dari pada

ruang tamu seorang teman.

2. Tanggapan Imaginer

Tanggapan bukanlah selalu hanya reproduksi pengalamanpengalaman

lalu. Banyak gambaran-gambaran mental (Tanggapan) adalah hasil dari

suatu syntese pengalaman-penglaman masa lalu, hal ini disebut tanggapan

imaginer yang berdasar kepada penglamanpenglaman lalu, tetapi yang

mengambil suatu bentuk baru dan dapat dianggap sebagai “Penemuan,

pembacaan hasil-hasil fiktif (khayalan dan arsitik) adalah contoh-contoh dari

jenis tanggapan ini. Mimpi malam dan siang hari meliputi tanggapan

reprodukti dan sintetis.


18
3. Tanggapan Halusinasi

Unsur-unsur emosi mimpi menjadi faktor-faktor yang kuat dalam

perkembangan halusinasi. Tanggapan halusinasi meliputi pembentukan

gambaran-gambaran yang tak berhubungan dengan kenyataan tetapi yang di

proyeksi kepada dunia yang nyata. Dalam bentuk-bentuk tartuntu gangguan

emisional yang keras, misalnya, pasien dapat melapurkan melihat malaikat

atau mendengar suara-suaranya.

4. Tanggapan Editis

Ada sementara orang yang sudah mengamati sesuatu mendapatkan

tanggapan yang sangat jelas dan ingat betul sampai mendetail.

Tanggapannya sangat terang seterang pengamatan. Tanggapan semacam

ini disebut Tanggapan Editis.

Menurut prosesnya, tanggapan berlainan dengan pengamatan. Ada

perbedaan antara pengamatan dan tanggapan[22], diantaranya yaitu :

1. Pengamatan masih memerlukan perangsang, sedang tanggapan tidak

lagi.

2. Pengamatan memerlukan tempat dan waktu tertentu, sedangkan

3. Pengamatan lebih jelas daripada tanggapan.

22Agus Sujanto. 2005. Psikologi Umum. h. 31 24 Agus Sujanto.


2005. Psikologi Umum.
19
Adapun persamaan di antara tanggapan dan pengamatan.

Persamaannya yaitu keduanya berlangsung selama masih ada perhatian dan

bersifat perseorangan.[24]

Dengan indra kita dapat mengamati segala sesuatu. Sehingga di dalam


kesadaran kita tinggalah tanggapan. Karena itu kita dapat mengingat kembali apa
yang kita indra. Tiap-tiap orang mempunyai tanggapan sendiri-sendiri, biasanya
digolongkan menjadi beberapa tipe, diantaranya yaitu[23]:
1. Tipe visual. Artinya orang itu mempunyai ingatan yang baik sekali bagi
apa yang telah dilihatnya.
2. Tipe auditif. Artinya orang itu dapat mengingat dengan baik sekali bagi
apa yang telah didengarnya.
3. Tipe motorik. Artinya orang itu mempunyai ingatan yang baik sekali bagi
apa yang telah dirasakan geraknya.
4. Tipe taktil. Artinya orang itu mempunyai ingatan yang baik buat segala
yang telah dirabanya.
5. Tipe campuran. Artinya kekuatan tiap-tiap indera sama saja, dan
mempunyai ingatan yang sama kuatnya buat segala yang telah pernah
di inderanya.
Dengan tanggapan kita dapat mengasosiasi dan mereproduksi. Dalam artian
mengasosiasi adalah sangkut paut antara tanggapan-tanggapan dan saling
mereproduksi. Sedangkan mereproduksi adalah daya jiwa kita yang dapat
menimbulkan tanggapan-tanggapan kesadaran kita.[24]

23 Agus Sujanto. 2005. Psikologi Umum. h. 34


24 Agus Sujanto. 2005. Psikologi Umum. h. 35
20

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan pemaparn yang telah dijelaskan di atas. Maka dapat kami

simpulkan sebagai berikut :

1. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai

macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya.

2. Perhatian merupakan perasaan tertariknya orang yang satu terhadap

orang yang lain. Perhatian timbul tidak atas dasar logis rasional,

melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses

pengamatan.

3. Pengamatan dalam psikologi adalah proses mengenal dunia luar dengan

menggunakan indera.

4. Didefinisikan secara garis besar dan bersifat umum bahwa tanggapan

adalah gambaran pengamatan yang tinggal di kesadaran kita sesudah

mengamati.
21
B. Saran

Dalam pembahasan Perhatian, Pengamatan dan Tanggapan Psikologi

Umum ini tentu kita sebagai mahluk individual dan sosial tidak akan lepas sesuai

dengan apa yang kita rasakan. Ternyata jiwa yang kita rasakan ini

berawal dari perhatian terhadap jiwa, kemudian kita mengamati dan mampu

memberikan tanggapan. Namun kita harus dapat mengolah jiwa ini dengan baik

agar jiwa kita ini bisa menjadi baik.

Kami minta maaf kepada semua pihak apabila dalam penyusunan makalah

ini masih ada kata atau apa saja yang menyinggung perasaan pembaca. Kami

selaku penyusun akan menerima kritikan dan saran dari pembaca dengan lapang

dada dengan tujuan agar makalah ini bisa lebih baik lagi. Amin.
22
DAFTAR PUSTAKA

Patty MA, Prof. F. Dkk. 1982. Pengantar Psikologi Umum. Usaha Nasional :

Surabaya.

Marliany, Rosleny. 2010. Psikologi Umum. CV Pustaka Setia : Bandung.

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. PT Rineka Cipta : Jakarta.

Sujanto, Agus. 2005. Psikologi Umum. Pustaka Bani Quraisy : Bandung.

Ardhana, Sudarsono. 1963. Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum. Usaha Nasional :

Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai