Anda di halaman 1dari 17

Makalah tentang Pengantar Psikologi Sosial

Diajukan sebagai Tugas diskusi presentasi kelompok Mata kuliah Dasar-dasar Psikologi Sosial

Dosen Pengampuh:
Drs. Muhammad Anas, M.Si
Aswar S.Pd, M.Pd

Di susun Oleh :
Kelompok 1 (Satu)
1. Ilham Hasan (210404501038)
2. Aisyah Nurul Qalbi (210404501039)
3. Athiyah Mardhiyah Hassan (210404500019)

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PEDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun tugas makalah
yang berjudul ” Pengantar dari Psikologi Sosial”. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima
kasih atas bimbingan yang telah diberikan oleh bapak dosen Drs. Muhammad Anas M.Si, dan
Aswar S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampuh mata kuliah “ Dasar-dasar Psikologi Sosial”.

Kami selaku penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca bahkan, kami berharap dapat memberi wawasan lebih jauh lagi
agar pembahasan materi dari makalah ini dapat berguna dan bermanfaat. khususnya teman
sejawat mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling sekalian.

Kami, sebagai penyusun makalah merasa bahwasanya masih banyak kekurangan dalam
proses penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Maka
dari itu kami sangat mengharapkan masukan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 04 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5
C. Tujuan .......................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 6

A. Pengertian dari Psikologi Sosial ................................................................................... 7


B. Konsep dasar dari Psikologi Sosial ............................................................................. 10
C. Ruang Lingkup dari Psikologi Sosial ............................................................................ 11
D. Metode Penelitian dari Psikologi Sosial ........................................................................ 12
E. Sejarah dari Psikologi Sosial ........................................................................................ 15

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 16

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 16
B. Saran ............................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Psikologi tak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Psikologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam
gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya. Dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, kita tidak bisa lepas dari masalah kejiwaan. Kejiwaan seseorang
mempengaruhi cara seseorang bergaul, bersikap serta mengambil keputusan. Maka dari
itu kita harus mengetahui apa itu Psikologi secara mendalam agar kita dapat mengatur
dan mengontrol diri kita sendiri agar bisa menjadi manusia ideal.
Psikologi memiliki beberapa cabang ilmu, salah satunya Psikologi Sosial.
Psikologi sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dari ilmu
pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-
kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial. Dari berbagai
pendapat tokoh-tokoh tentang pengertian psikologi sosial dapat disimpulkan bahwa
psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-
individu dalam hubungannya dengan situasi sosial.
Sebagai ilmu yang obyeknya manusia, maka terdapat saling hubungan antara
psikologi sosial dengan ilmu-ilmu lain yang obyeknya juga manusia seperti misalnya :
Ilmu hukum, Ekonomi, sejarah, dan yang paling erat hubungannya adalah sosiologi.
Letak Psikologi sosial dalam sistematik psikologi termasuk dalam psikologi yang bersifat
empiric dan tergolong psikologi khusus yaitu psikologi yang menyelidiki dan yang
mempelajari segi-segi kekhususan dari hal-hal yang bersifat umum dipelajari dalam
lapangan psikologi khusus. Sedangkan kedudukan psikologi sosial didalam lapangan
psikologi termasuk dalam psikologi teoritis.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai pengertian psikologi sosial, ruang
lingkup psikologi sosial, serta sub bab lain yang berhubungan dengan psikologi sosial.

4
Kami juga menyajikan studi kasus yang menunjang materi kami agar lebih memahami
konsep psikologi sosial yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penulisan, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut;
1. Apakah Pengertian dari Psikologi Sosial?
2. Apakah Konsep dasar dari Psikologi Sosial!
3. Sebutkan Ruang Lingkup dari Psikologi Sosial!
4. Jelaskan Metode penelitian dari Psikologi Sosial?
5. Jelaskan Sejarah dari Psikologi Sosial?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penulisan, maka tujuan yang akan dicapai
sebagai berikut;
1. Untuk dapat mengetahui Pengertian dari Psikologi Sosial!
2. Untuk dapat mengetahui Konsep dasar dari Psikologi Sosial!
3. Untuk dapat mengetahui Ruang lingkup dari Psikologi Sosial!
4. Untuk dapat mengetahui Metode penelitian dari Psikologi Sosial!
5. Untuk dapat mengetahui Sejarah dari Psikologi Sosial!

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dari Psikologi Sosial

Psikologi sosial terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan sosial. Psikologi diartikan
sebuah bidang ilmu pengetahuan yang fokus terhadap perilaku dan fungsi mental
manusia secara ilmiah. Kemudian, sosial merupakan segala perilaku yang berhubungan
dengan hubungan antar individu. Jadi, pengertian psikologi sosial bisa diartikan juga
merupakan bidang keilmuan yang mempelajari tentang perilaku dan mental manusia yang
berkaitan dengan hubungan antar individu dalam masyarakat. pengertian psikologi sosial
menurut para ahlinya :Gordon W. Allport menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan
ilmu pengetahuan yang berusaha mengerti bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah laku
individu dipengaruhi oleh kenyataan atau kehadiran orang lain. Sherif Bersaudara
menyatakan dalam bukunya yang berjudul ‘An Outline of Social Psycology’ yaitu
psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mepelajari pengalaman dan tingkah laku
manusia dalam kaitannya dengan situasi situasi perangsang sosial.
Kelahiran psikologi sosial dibidangi oleh ilmu psikologi dan ilmu sosiologi.
Kedua ilmu tersebut memilki kontribusi besar terhadap pembentukan dan perkembangan
psikologi sosial. Psikologi sosial yang dikembangkan oleh ilmuwan yang mempunyai
latar belakang psikologi biasa disebut dengan psychological social psychology (PSP),
sedangkan psikologi sosial yang dikembangkan oleh ilmuwan yang mempunyai latar
belakang sosiologi disebut sociological social psychology (SSP). Perbedaan karakteristik
bawaan kedua ilmu tersebut berpengaruh besar terhadap bagaimana wajah dan tampilan
psikologi sosial yang dikembangkannya masing-masing. Misal, dalam menjelaskan
perilaku sosial, PSP lebih menekankan pada faktor personal, sedangkan SSP lebih

6
menekankan pada faktor situasi. Perbedaan itu juga berpengaruh terhadap bagaimana
psikologi social didefinisikan, ruang lingkup, dan juga metode penelitian yang dipakainya.
Pengertian Psikologi Sosial. PSP dan SSP mendefinisikan psikologi sosial dengan
cara yang sedikit berbeda.Perbedaan tersebut bisa dilihat pada definisi psikologi sosial
menurut Allport (1954), Brehm dan Kassin (1996),serta Baron dan Byrne (1997) yang
mempunyai latar belakang psikologi dan definisi psikologi sosial menurut Lindsmith,
Strauss dan Denzim (1991) yang mempunyai latar belakang sosiologi. Menurut Allport
(1954), psikologi sosial adalah "suatu disiplin ilmu yang mencoba memahami dan
menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku individu dipengaruhi oleh
keberadaan orang lain, baik nyata, imajinasi, maupun karena tuntutan peran sosial"
Definisi dari Allport tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Brehm dan
Kassin serta Baron dan Byrne. Menurut Brehm dan Kassin (1996), "Psikologi sosial
adalah studi tentang bagaimana orang mempersepsi, mengingat, dan memaknai
informasi tentang dirinya dan orang lain", sedangkan menurut Baron dan Byrne (1997)
adalah "disiplin ilmu yang berusaha memahami sifat dan penyebab dari perilaku dan
pikiran individu dalam situasi sosial" Adapun definisi psikologi sosial menurut
Lindsmith, Strauss dan Denzim (1991) yang mempunyai latar belakang keilmuan
sosiologi adalah "ilmu yang mempelajari keterkaitan antara kehidupan dan struktur
sosial atau antara biografi dan masyarakat".
Definisi psikologi sosial versi PSP tampak berbeda dengan definisi psikologi
sosial versi SSP. Definisi pertama lebih menekankan pada faktor-faktor individual,
sedangkan definisi kedua lebih menekankan pada faktor-faktor sosial.

B. Konsep dasar dari Psikologi Sosial

Kondisi dalam berinteraksi sosial dipengaruhi tidak hanya oleh proses kejiwaan
namun juga kondisi lingkungan. Faktor lingkungan berlaku seperti norma, nilai, aturan
sosial, budaya, cuaca, dan lainnya. Lingkungan tersebut mempengaruhi harga diri, etos
kerja, kebanggan, semangat hidup, ataupun kesadaran orang dalam kehidupan sehari –
hari. Peranan keluarga, teman sejawat, dan orang orang dalam lingkungan juga
mendorong semangat, prestasi, seseorang dalam mencapai keberhasilan. Konsep –

7
konsep dasar psikologi sosial menjadi salah satu bagian dari kajian ilmu sosial sebagai
berikut ;
1. Emosi terhadap objek sosial
Emosi dan reaksi emosional dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Ketajaman emosi
dan reaksi emosional dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Pengendalian respon
emosi sangat penting dalam kehidupan bersosial. Emosi merupakan kajian dari psikologi
sosial yang memiliki peranan penting dalam pembentukan perilaku seseorang teradap
respon dari stimulus dalam lingkungan sosial. Bahkan, emosi juga sebagai potensi
kepribadian yang perlu dilakukan pembinaan psikologis misal bisa melalui pendidikan
keagamaan.
2. Perhatian
Perhatian atau rasa peka terhadap apa yang terjadi dalam lingkungan sosial
seseorang juga mempengaruhi cara seorang individu bersikap terhadap hubungan
sosialnya.
3. Minat
Minat atau daya tarik individu terhadap hubungan sosialnya juga berpengaruh
terhadap hubungan antar individu dan kelompok berkaitan dengan proses interaksi dan
pemberian respon. Minat muncul dari dalam diri individu dan mungkin bisa dipengaruhi
oleh subjek subjek dari luar seperti keluarga, budaya, lingkungan.
4. Kemauan
Kemauan merupakan suatu potensi yang mendorong dalam diri individu untuk
memperoleh dan mencapai suatu yang diinginkan. Keinginan yang kuat merupakan
modal dasar dari suatu pencapaian. Kemauan menjadi landasan yang kuat untuk
melakukan sesuatu untuk berprestasi.
5. Motivasi
Motivasi sebagai konsep dasar yang timbul dari dalam diri sendiri dan juga bisa
didapatkan dari lingkungan atau orang terdekat. Motivasi merupakan kekuatan yang
mampu mendorong kemauan untuk mencapai sesuatu. Kemudian motivasi yang keras
akan memperkuat perjuangan seorang individu untuk mencapai apa yang diinginkan.
6. Kecerdasan dalam menanggapi persoalan sosial

8
Kecerdasan merupakan modal dasar yang ada dalam diri individu masing masing
dan berbeda pada setiap individu. Kemudian juga merupakan modal dasar untuk
memecahkan permasalahan sosial yang muncul. Potensi kecerdasan yang karakternya
bersifat kognitif akan lebih mudah diukur. Sedangkan kecerdasan yang sifatnya afektif
lebih sulit diukur dan dievaluasi dengan aspek kecerdasan. Kecerdasan juga sangatlah
penting bagi individu untuk menjalani kehidupan dan masalah masalah hidup yang terus
terjadi.
7. Penghayatan
Penghayatan adalah proses kejiwaan yang sifatnya menuntut suasana yang tenang.
Proses ini tidak hanya melibatkan sikap merasakan, memperhatikan, menikmati atau
lainnya, namun lebih dari itu. Hal -hal yang terjadi dalam proses interaksi sosial,
dirasakan serta diikuti dengan tenang sehingga menimbulkan kesan yang mendalam pada
diri masing masing individu. Proses penghayatan ini dilakukan dalam kondisi penuh
kesadaran. Penghayatan penuh akan lebih sulit dilakukan.
8. Kesadaran
Kesadaran perlu ada dalam melakukan suatu tindakan, mengambil keputusan dalam
interaksi dengan kehidupan sosial. Kesadaran pada individu ditentukan oleh individu itu
sendiri setelah melihat apa yang terjadi pada lingkungan sosialnya sebagai respon
psikologis yang positif.
9. Harga diri
Harga diri merupakan konsep yang menciptakan manusia sebagai makhluk hidup
yang bermartabat. Martabat atau harga diri yang terbina dan dipelihara akan menjadi
perhitungan bagi pihak individu lain dalam memandang individu. Harga diri yang
dijatuhkan akan merusak martabat individu dan dimanfaatkan oleh orang lain untuk hal
yang tidak positif.
10. Sikap mental
Sikap mental merupakan reaksi yang timbul dari diri masing-masing individu jika
ada rangsangan yang datang. Reaksi mental bisa bersifat positif, negatif, dan juga netral.
Hal tersebut tergantung pada kondisi diri masing masing individu serta bergantung pula
pada sifat rangsangan yang datang. Rangsangan yang datang akan direspon oleh individu
melalui sikap atau reaksi mental yang bisa dikatakan positi, negatif ataupun netral.

9
11. Kepribadian
Kepribadian merupakan gagasan yang dinamika, sikap, dan kebiasaan yang dibina
oleh potensi biologis secara psiko-fisiologikal dan secara sosial ditransmisikan melalui
budaya, serta dipadukan dengan kemauan, dan tujuan individu berdasarkan keperluan
pada lingkungan sosialnya.

C. Ruang Lingkup dari Psikologi Sosial

Ruang lingkup psikologi sosial. Perbedaan psikologi sosial versi PSP dan SSP
juga tampak dalam menetapkan ruang lingkup psikologi sosial. Dalam memberikan
pengantar pada buku editorialnya yang berjudul Handbook of Social Psychology,
Delamater (2006) mengatakan: "Para psikolog sering kali menekankan pada proses-
proses yang terjadi dalam individu seperti persepsi, kognisi, motivasi, emosi, atau
penyebab dan akibat dari proses tersebut. Di dalam menganalisis interaksi, fokus
mereka terhadap bagaimana aspek-aspek diri, sikap, dan interpersonal berpengaruh
terhadap perilaku. Para sosiolog secara tradisional lebih memperhatikan pada
kolektivitas sosial yang meliputi keluarga, organisasi, masyarakat, dan institusi sosial."
Pernyataan Delamater tersebut menunjukkan bahwa ruang lingkup psikologi
sosial versi PSP dan SSP memang berbeda. PSP membahas isu-isu yang
berhubungandengan persepsi, kognisi, motivasi, ataupun emosi, sedangkan SSP
membahas isu-isu yang berhubungan dengan keluarga, bahasa, organisasi sosial, ataupun
institusi sosial. Namun, meskipun berbeda, perhatian utama psikologi sosial, baik versi
PSP ataupun SSP, memiliki kesamaan yaitu: pengaruh seorang individu terhadap
individu lainnya, pengaruh suatu kelompok terhadap anggota-angotanya, pengaruh
individu terhadap kelompoknya, dan pengaruh satu kelompok terhadap kelompok lainya
(Delamater, 2006).
Shaw dan Constanzo membagi ruang lingkup psikologi sosial menjadi tiga, yaitu :
1. Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses pada individu yang dicontohkan seperti
studi tentang persepsi, motivasi proses belajar.
2. Studi tentang proses proses individu bersama, seperti bahasa, sikap, perilaku, dan
lainnya.

10
3. Studi tentang interaksi dalam kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi,
persaingan, kerjasama, dan lainnya.

Seperti yang di jelaskan oleh Ahmadi, 2005, bahwa psikologi sosial


menjadi objek studi dari segala gerak gerik atau tingkah laku yang timbul dalam
lingkungan sosial. Oleh karena itu masalah pokok yang dipelajari adalah pengaruh
sosial terhadap perilaku individu. Masalah yang dikupas dalam psikologi sosial
merupakan manusia sebagai anggota masyarakat, seperti hubungan antar individu
dalam suatu kelompok. Psikologi sosial meninjau hubungan individu yang satu
dengan yang lainnya.

D. Metode penelitian dari Psikologi Sosial

Pendekatan dan Metode Penelitian Psikologi Sosial. Perbedaan berikutnya terkait


dengan pendekatan dan metode penelitian yang digunakan dalam meneliti
suatu fenomena. PSP menggunakan pendekatan psikologi sosial yang bersifat
eksperimental, yaitu pendekatan yang menganggap bahwa manusia sebagai agen pasif
dan kurang memiliki kebebasan berkehendak (free will), yang biasa disebut experimental
social psychology (ESP), sedangkan SSP menggunakan pendekatan psikologi social yang
memandang manusia sebagai agen aktif, bertujuan, dan memiliki kebebasan berkehendak
yang biasa disebutdengan critical social psychology (CSP) (Rogers, 2003). Rogers (2003)
dalam bukunya Social Psychology, Experimental and Critical Approach menyampaikan
bahwa CSP menolak anggapan ESP bahwa metode ilmiah (baca: hypothetico-deductive
method) sebagai satu-satunya cara untuk mengumpulkan pengetahuan.
Metode ilmiah,dianggapnya, kurang tepat jika digunakan untuk mempelajari
perilaku dan pengalaman manusia karena karakteristiknya yang kompleks dan cair.
Metode dalam Psikologi Sosial
Branscombe & Byron (2017) menuliskan bahwa ada tiga metode yang seringkali
digunakan dalam Psikologi Sosial, yakni: observasi sistematik, statistik korelasi, dan
eksperimen. Dalam observasi sistematik, dikenal dua model; pertama adalah observasi
alamiah (naturalistic observation) dan kedua adalah survei. Dalam observasi sistematik,

11
peneliti melakukan pengamatan dengan hati-hati dan pengukuran yang akurat terhadap
perilaku yang spesifik dari manusia. Dengan melakukan observasi alamiah, peneliti
berarti melakukan pengamatan perilaku dalam latar hidup alami manusia. Tugas peneliti
adalah mencatat perilaku apa saja yang terjadi dalam konteks hidup manusia dan tanpa
ada intervensi terhadap perilaku.
Pada metode kedua, yakni survei, peneliti memberikan pertanyaan yang
kemudian akan direspon oleh para responden terkait dengan sikap atau perilaku mereka.
Pada praktiknya, para psikolog sosial seringkali menggunakan metode ini untuk
mengetahui gambaran sikap terhadap sebuah isu sosial tertentu, misalnya sikap terhadap
aborsi, legalisasi mariyuana, atau pilihan politiknya. Dalam praktik di bidang lain, para
peneliti menggunakan survei untuk mengetahui respon terhadap suatu produk.
Melalui survei, responden penelitian dapat diperoleh dengan lebih mudah –
apalagi ditambah dengan hadirnya internet. Dalam melakukan survei, seorang peneliti
perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama adalah terkait sampling, yang mana orang
yang berpartisipasi dalam survei harus secara representatif mewakili populasi tertentu.
Berikut adalah cara penghitungan ukuran sampel berdasarkan model Slovin (Blair &
Blair, 2015).

E. Sejarah dari Psikologi Sosial


Disiplin dalam ilmu psikologi sosial yang belum tertata mapan disebut dengan
ilmu empiris. Sejarah psikologi sosial sudah terdapat sejak zaman Yunan klasik yang
masuk ke dalam disiplin ilmu filsafat. Tokoh-tokoh yang masuk ke dalam metafisika
rasional psikologi sosial seperti Plato dan Aristoteles. Perkembangan ilmu psikologi
sosial ini dapat ditemukan pada pemikir filsuf Prancis serta Bapak Sosiologi Auguste
Comte pada 19 M. Auguste Comte dipandang sebagai salah satu tokoh yang meletakkan
dasar perkembangan dari ilmu psikologi sosial empiris yang muncul pada abad 20 M.
1. Munculnya Buku Psikologi Sosial
Sebagai ilmu empiris yang memang berdiri sendiri, kelahiran dari psikologi sosial
ditandai dengan adanya kemunculan 2 buku psikologi sosial yaitu Introduction to
Social Psychology yang ditulis William McDougall (1980), seorang pakar ilmu
psikologi dan Social Psychology yang ditulis A. Ross (1990). Selain itu di tahun 1924,

12
Floyd Allport menulis sebuah buku dengan judul Social Psychology. Buku ini
menjelaskan mengenai perilaku sosial yang berkaitan dengan topik konformitas sosial,
kemampuan individu saat memahami emosi orang lain, dan pengaruh audiens kepada
kinerja penyelesaian tugas.
2. Menyebarnya Ahli Psikologi di Negara Barat
Pada masa Perang Dunia II terjadi, banyak ahli-ahli psikologi Amerika Serikat dan
Eropa yang terlibat langsung di dalam perang serta memanfaatkan pengetahuan dan
ketrampilan yang dimilikinya dalam psikologi untuk bisa memenangkan peperangan.
Setelah mengalami masa kemunduran yang cukup lama dikarenakan Perang Dunia II,
psikologi sosial mulai berkembang lagi lebih lanjut pada masa pertengahan tahun
1940an. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penelitian pada kepada pengaruh
kelompok perilaku individu, perilaku sosial, pengembangan teori disonasi kognitif,
hubungan ciri-ciri kepribadian oleh Leon Festinger pada tahun 1957.
3. Pengembangan Psikologi Terapan
Setelah masa Perang Dunia selesai, pakar psikologi sosial yaitu Kurt Levin
mempelopori pengembangan ilmu psikologi sosial menuju ke arah bidang-bidang
yang mana lebih terapan. Berdasar ide dari Kurt Lewin, yang mengembangkan ilmu
sosiologi sosial ke hal yang lebih bermanfaat langsung untuk kesejahteraan manusia,
untuk itu lah didirikan organisasi Society for the Psychological Study of Social
Issues. Pada tahun 1960an, pakar psikologi sosial mulai mengarahkan fokusnya pada
topik persepsi sosial, kemenarikan dan cinta, agresi, membantu orang lain yang
memang membutuhkan, dan pengambilan keputusan di dalam sebuah kelompok.
4. Munculnya beragam topik Psikologi Sosial
Pada tahun 1970, pakar psikologi mulai mengembangkan topik-topik yang baru
berkaitan dengan proses atribusi, diskriminasi jenis kelamin, dan perilaku lingkungan.
Pada masa tahun 1990an, pakar psikologi sosial mulai mengembangkan ilmu
psikologi sosial menjadi lebih nyata dalam berbagai ilmu terapan seperti bidang
media, bidang kesehatan, perilaku organisasi, dan proses hukum.
Sejarah perkembangan psikologi sosial agak berbeda dibanding dengan
perkembangan sains pada umumnya. Perkembangan psikologi sosial tidak bisa
dilepaskan dari tren perkembangan budaya, politik, sains, ataupun peristiwa-peristiwa

13
menarik yang terjadi pada zamannya. Sebagai contoh misalnya, ketika Perang Dunia
Kedua usai, muncul teori-teori mengenai pengaruh social dan kepatuhan; atau pada tahun
1970-1980-an di saat perspektif kognitif sedang tren, banyak bermunculan teori-teori
psikologi sosial yang menggunakan perspektif kognitif, atau ketika kasus tragis yang
menimpa Kitti Genovese terjadi, penelitian psikologi sosial mengenai bystander effect
mulai dilakukan antara lain oleh Latane dan Darley. Karena karakteristiknya tersebut,
maka sebagian ahli mengatakan bahwa perkembangan teori psikologi sosial tidaklah
bersifat kumulatif seperti sains yang lainnya (Reis, 2010). Namun demikian, Reis (2010)
masih menganggap penting untuk mempelajari sejarah perkembangan psikologi sosial
dengan tiga alasan. Pertama, walaupun beberapa topik muncul sesuai dengan tren
tertentu, sebagian topic tidak demikian. Sebagian topik menjadi bahasan psikologi sosial
dalam waktu yang lama dan berkembang menjadi sangat mendalam. Kedua, pengetahuan
berkembang secara horizontal dan vertikal. Demikian juga dengan psikologi sosial.
Sebagian topik dalam psikologi social merupakan topik-topik baru dan bukan kelanjutan
dari topik-topik sebelumnya (horizontal), dan sebagian topik lagi merupakan kelanjutan
dari topik-topik
sebelumnya (vertikal). Ketiga, pemahaman mengenai sejarah perkembangan psikologi
sosial diperlukan terutama bagi orang-orang yang baru mempelajarinya.
Sebab, orang yang baru mempelajari psikologi social sering kali dimulai dengan
"entry bias", yaitu prakonsepsi berdasarkan pengalaman hidup yang dibentuk melalui
intuisi, common sense, dan teori pribadi. Pemahaman mengenai sejarah akan membantu
mengurangi "entry bias" tersebut.
Kapan sejarah perkembangan psikologi social dimulai? Umum dipahami bahwa
sejarah perkembangan psikologi sosial dimulai pada tahun 1908-an di saat terbitnya dua
buku psikologi sosial yang masing-masing ditulis oleh Edward Ross (1871-1940 M) dan
William McDaugell (1871-1938 M). Namun, menurut Reis (2010), pandangan seperti itu
kurang tepat. Menurutnya, jika definisi psikologi sosial seperti yang disampaikan Allport,
maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa teoretisasi psikologi sosial sebenarnya sudah
terjadi jauh-jauh hari. Sudah sejak lama, para filsuf, agamawan, ataupun yang lainnya
merumuskan prinsip-prinsip untuk memahami, meramalkan, dan mengendalikan perilaku
interpersonal. Selain itu, di antara pemikir-pemikir klasik yang juga sering kali disebut-

14
sebut pernah menyampaikan pemikiran topik-topik yang berhubungan dengan psikologi
social antara lain Plato (427-347 SM), Aristoteles, (384-322 SM), Al Farabi (870-950),
ataupun Hegel (1770-1831). Plato (427-347 SM) sudah memperkenalkan konstruk-
konstruk mengenai fungsi kelompok, kontrak sosial, konformitas, kepatuhan, fasilitasi
sosial, dan social loafing. Aristoteles (384-322 SM) adalah seorang filsuf yang disebut-
sebut sebagai pakar psikologi sosial yang paling pertama, percaya bahwa secara alamiah
manusia bersifat sosial. Farabi (870-950), juga sudah menyuguhkan gagasan yang
berhubungan dengan psikologi sosial. Menurutnya, orang tidak akan mungkin mencapai
kesempurnaan dalam kesendirian. Baginya, hidup bersama orang lain merupakan
kecenderungan alamiah (Haque, 2004). Di abad pertengahan, selain Al Farabi, Ibnu
Kholdun (1332-1406). Hegel (1770-1831 SM) memperkenalkan konsep bahwa
masyarakat memiliki hubungan yang tidak terelakkan dengan social mind, yang
kemudian mendorong munculnya pemikiran tentang group mind (Brown, 2006; Reis,
2010).
Pada periode ini juga, muncul kesadaran bahwa perilaku sosial bersifat culture-
bound. Perilaku social tidak bisa dijelaskan dengan pendekatan individualistic semata
tanpa mempertimbangkan konteks, budaya, dan norma sosial. Penelitian-penelitian
multicultural menunjukkan bahwa perbedaan budaya (budaya kolektif versus budaya
individual) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku sosial (Reis, 2010).
Pada tahun 1997 sampai sekarang, psikologi social mulai menaruh perhatian pada
perilaku moral dalam pengertian yang lebih luas. Perilaku moral tidak lagi dipandang
sebagai perilaku yang hanya berhubungan dengan perkembangan kognitif semata.
Perilaku moral juga dipandang sebagai perilaku sosial yaitu perilaku individu yang
ditujukan untuk menyesuaikan diri dengan aturan- aturan sosial (Haidt, 2008). Selain itu,
perilaku moral mengalami perluasan pemahaman.

Perilaku moral tidak terbatas pada perilaku-perilaku yang berhubungan dengan


prinsip keadilan (Piaget, 1932; Kohlberg, 1969) dan kepedulian (Gilligan, 1983), tapi
juga meliputi perilaku-perilaku yang berhubungan dengan loyalitas, otoritas, dan
ketuhanan/kesucian (Shweder, Much, Mahapatra, dan Park, 1997; Haidt dan
Graham, 2007).

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan maka dapat diambil suatu kesimpulan


bahwasanya terkait dari “Pengantar Psikologi Sosial” yang menjelaskan tentang konsep
dasar, pengertian, ruanglingkup, pendekatan metode penelitian dan terkait tentang sejarah
dari Psikologi social.
Serta bahwasanya Psikologi social merupakan cabang dari ilmu psikologi yang
meneliti dampak atau pengaruh social terhadap perilaku manusia. Seorang Psikologi
social melihat pada sikap, keyakinan, dan perilaku baik individu maupun kelompok.
Bidang ini dikaji oleh interpersonal menganalisis cara seseorang berinteraksi dengan
orang lain baik secara tunggal atau dalam bentuk kelompok besar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari materi, diharapkan mahasiwa dapat mengerti dan


memahami tentang:. Pengantar dari Psikologi Sosial yang meliputi (Pengertian,Ruang
Lingkup,Metode penelitian dan sejarah dari Psikologi social itu sendiri. Semoga dengan
tersusunnya tulisan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan penulis
khususnya. Serta kritik beserta saran akan selalu diterima oleh penulis guna sebagai
perbaikan di proses pembelajaran yang akan mendatang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Rujukan langsung dari Buku Psikologi Sosial Integrasi Pengetahuan Wahyu dan
Pengetahuan Empirik oleh Dr. Agus Abdul Rahman, M.Psi.Psikolog

https://dosenpsikologi.com/psikologi-sosial

diakses pada hari Minggu, tanggal 04 September 2022 pukul 10:00 WITA.

https://nalarasa.com/2021/03/03/teori-metode-dan-penerapan-psikologi-sosial/

diakses pada hari Minggu, tanggal 04 September 2022 pukul 10:30 WITA.

https://dosenpsikologi.com/perkembangan-psikologi-sosial diakses pada hari Minggu, tanggal


04 September 2022 pukul 11:00 WITA.

Sekian, dan Terimakasih 

17

Anda mungkin juga menyukai