Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PSIKOLINGUISTIK

“Hakikat Pembelajaran Psikolinguistik”

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Nadiatul Husna (19129139)

Lusfiana Khairunnisa (19129249)

Dosen Pembimbing :  Dr. Nur Azmi Alwi, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beriringan salam kami
haturkan untuk Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke alam berilmu
pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Semoga dengan adanya makalah Psikolinguistik mengenai Hakikat Pembelajaran


Psikolinguistik ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dalam penulisan makalah ini mungkin
banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kami kedepannya.

Terima kasih kepada dosen kami, Ibu Dr. Nur Azmi Alwi, M.Pd yang telah
memberikan bimbingan kepada kami. Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini.

Bukittinggi, 08 Februari 2022

Hormat kami,

(Kelompok 1)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah..................................................................................... 1
C. Tujan......................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikolinguistik…………………………...………………………. 3
B. Awal Mula Perkembangan Psikolingistik………………......................... 6
C. Ciri-ciri Psikolinguistik………………………..……………..................10
D. Ruang Lingkup Kajian Psikolinguistik
E. Kedudukan Psikolinguistik dalam Ilmu Linguistik
F. Tujuan Mempelajari Psikolinguistik

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................... 12
B. Saran......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikolinguistik adalah sub disiplin ilmu linguistik yang mengkaji hubungan
antara ilmu psikologi dan ilmu bahasa. Sedangkan kegiatan berbahasa bukan hanya
secara mekanistik tetapi juga secara mentalistik. Di dalam ilmu psikologi membahas
ilmu yang mengkaji jiwa manusia yang bersifat abstrak sedangkan ilmu linguistik
membahas tentang bahasa sebagai objek kajian. Untuk itu teori psikolinguistik dapat
menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan
kalimat-kalimat yang di dengarnya pada waktu berkomunikasi dan kemampuan
berbahasa tersebut bisa diperoleh dari manusia. Psikolinguistik merupakan hasil dari
perkembangan ilmu linguistik yang sangat pesat. Psikolinguistik juga di kategorikan
sebagai mata kuliah wajib dalam program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
Makalah ini akan membahas tentang hakikat psikolinguistik secara umum
untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Psikolinguistik. Untuk memahami konsep
dasar psikolinguistik ada beberapa hal yang perlu di pahami seperti pengertian
psikolinguistik, sejarah lahirnya psikolinguistik, ciri-ciri psikolinguistik, ruang
lingkup kajian psikolinguistik, kedudukan psikolinguistik dalam keilmuan linguistik,
dan tujuan mempelajari psikolinguistik. Isi dalam makalah ini diharapkan mampu
memberikan konsep dasar tentang psikolinguistik dalam perkembangan ilmu
linguistik kepada para pembaca.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan psikolinguistik?
2. Bagaimana awal mula dan perkembangan psikolinguistik?
3. Apa ciri-ciri psikolinguistik?
4. Bagaimana ruang lingkup kajian psikolinguistik?
5. Bagaimana kedudukan psikolinguistik dalam ilmu linguistic?
6. Apa tujuan mempelajari psikolinguistik?
C. Tujuan Penulisan
 Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang psikolinguistik.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang awal mula dan perkembangan
psikolinguistik.
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang ciri-ciri psikolinguistik.
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang ruang lingkup kajian psikolinguistik.
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang kedudukan psikolinguistik dalam ilmu
linguistic.
6. Untuk mengetahui dan memahami tujuan mempelajari psikolinguistik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikolinguistik
            Secara etimologis, istilah Psikolinguistik berasal dari dua kata, yakni Psikologi dan
Linguistik. Seperti kita ketahui kedua kata tersebut masing-masing merujuk pada nama
sebuah disiplin ilmu. Secara umum, Psikologi sering didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari perilaku manusia dengan cara mengkaji hakikat stimulus, hakikat respon, dan
hakikat proses-proses pikiran sebelum stimulus atau respon itu terjadi. Pakar psikologi
sekarang ini cenderung menganggap psikologi sebagai ilmu yang mengkaji proses berpikir
manusia dan segala manifestasinya yang mengatur perilaku manusia itu. Tujuan mengkaji
proses berpikir itu ialah untuk memahami, menjelaskan, dan meramalkan perilaku manusia.

Linguistik secara umum dan luas merupakan satu ilmu yang mengkaji bahasa
(Bloomfield, 1928:1). Bahasa dalam konteks linguistik dipandang sebagai sebuah sistem
bunyi yang arbriter, konvensional, dan dipergunakan oleh manusia sebagai sarana
komunikasi. Hal ini berarti bahwa linguistik secara umum tidak mengaitkan bahasa dengan
fenomena lain. Bahasa dipandang sebagai bahasa yang memiliki struktur yang khas dan unik.
Munculnya ilmu yang bernama psikolinguistik tidak luput dari perkembangan kajian
linguistik

Pada mulanya istilah yang digunakan untuk psikolinguistik adalah linguistic


psychology (psikologi linguistik) dan ada pula yang menyebutnya sebagai psychology of
language (psikologi bahasa). Kemudian sebagai hasil kerja sama yang lebih terarah dan
sistematis, lahirlah satu ilmu baru yang kemudian disebut sebagai
psikolinguistik (psycholinguistic).

Psikolinguistik merupakan ilmu yang menguraikan proses-proses psikologis yang


terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya
waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia
(Simanjuntak, 1987:1). Aitchison (1984), membatasi psikolinguistik sebagai studi tentang
bahasa dan pikiran. Psikolinguistik merupakan bidang studi yang menghubungkan psikologi
dengan linguistik. Tujuan utama seorang psikolinguis ialah menemukan struktur dan proses
yang melandasi kemampuan manusia untuk berbicara dan memahami bahasa. Berikut adalah
pengertian psikolinguistik menurut beberapa ahli.
“Psikolinguistik adalah pendekatan gabungan melalui psikologi dan linguistik bagi telaah
atau studi pengetahuan bahasa, bahasa dalam pemakaian, perubahan bahasa, dan hal-hal yang
berkaitan dengan itu, yang tidak mudah dicapai atau didekati melalui salah satu dari kedua
ilmu tersebut secara terpisah atau sendiri-sendiri” (Lado, 1975:220).
“Psikolinguistik adalah suatu ilmu yang meneliti bagaimana pemakaian suatu bahasa
membangun dan memahami kalimat-kalimat bahasa tersebut” (Emmon Bach, 1964:64).
“Psikolinguistik adalah telaah pemerolehan bahasa dan perilaku linguistik, terutama
mekanisme psikologis yang bertanggung jawab atas kedua aspek itu” (Langacker, 1973:6).

“Psikolinguistik merupakan ilmu yang mengurai proses-proses psikologis yang terjadi


apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memeagami kalimat yang didengarnya waktu
berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia”
 (Simanjuntak, 1987:1).

B. Sejarah Lahirnya Psikolinguistik


            Psikolinguistik adalah ilmu hibrida yakni  ilmu yang merupakan gabungan antara dua
ilmu: psikologi dan linguistik. Benih ilmu ini sebenarnya sudah tampak pada permulaan abad
ke 20 tatkala psikolog Jerman Wilhelm Wundt menyatakan bahwa bahasa dapat dijelaskan
dengan dasar-dasar prinsip psikologis (Kess, 1992). Pada waktu itu bahasa mulai mengalami
perubahan dari sifatnya yang estetik dan kultural ke suatu pendekatan yang “ilmiah”.
            Sementara itu, di benua Amerika kaitan antara bahasa dengan ilmu jiwa juga mulai
tumbuh. Perkembangan ini dapat dibagi menjadi empat tahap (Kess, 1992): (1) tahap
formatif, (2) tahap linguistik, (3) tahap kognitif, dan (4) tahap teori psikolinguistik, realita
psikologis, dan ilmu kognitif.

1.  Tahap Formatif


            Pada pertengahan abad ke 20 John W. Gardner, seorang psikolog dari Carnegie
Corporation, Amerika, mulai menggagas hibridasi (penggabungan)nkedua ilmu ini. Ide ini
kemudian dikembangkan oleh psikolog lain, John B. Carrol, yang pada tahun 1951
menyelenggarakan seminar di Universitas Cornell untuk merintis keterkaitan antara kedus
disiplin ilmu ini. Pertemuan itu di lanjutkan pada tahun 1953 di Uniiversitas Indiana. Hasil
pertemuan ini membuat gema yang begitu kuat di antara para ahli ilmu jiwa maupunahli
bahasa sehingga banyak penelitian yang kemudian dilakukan terarah pada kaitan antara
kedua ilmu ini (Osgood dan Sebeok, 1954). Pada saat itulah istilah psycholinguistics pertama
kali dipakai. Kelompok ini kemudian mendukung penelitian mengenai relativitas bahasa
maupun universal bahasa. Pandangan tentang relativitas bahasa seperti dikemukakan oleh
Benjamin Lee Whorf (1956) dan universal bahasa seperti dalam karya Greenberg (1963)
merupakan karya-karya pertama dalam bidang psikolinguistik.
 2. Tahap Linguistik
            Perkembangan ilmu linguistik, yang semula berorientasi pada aliran behaviorisme dan
kemudian beralih ke mentalisme (nativisme) pada tahun 1957 dengan diterbitkannya buku
chomsky, sytactic structures, dan kritik tajam dari Chomsky terhadap teori behavioristik B>F
Skinner (Chmsky 1959) telah membuat psikolinguistik sebagai ilmu yang banyak diminati
orang. Hal ini makin berkembang karena pandangan Chimsky tentang universal bahasa
makin mengarah pada pemerolehan bahasa.
            Kesamaan dalam strategi ini didukung pula oleh  berkembangnya ilmu neurolinguistik
(Caplan 1987) dan biolinguistik (Lenneberg, 1967; Jenkins 2000). Studi dalam
neurolinguistik menunjukkan bahwa manusia ditakdirkan memiliki otak yang brbeda dengan
primat lain, baik dalam struktur maupun fungsinya. Dari segi biologi, manusia juga
ditakdirkan memiliki struktur biologi yang berbeda dengan binatang.
            Bilinguistik, yang merupakan ilmu hibrida antara biologi dan linguistik, bergerak
lebih luas karena ilmu ini merujuk pada pengetahuan kebahasaan manusia yakni pengetahuan
seperti apa yang dimiliki manusia sehingga dia dapat berbahasa, dari mana datangnya
pengetahuan itu sudah ada sejak manusia dilahirkan atau diperoleh dari lingkungan setelah
manusia dilahirkan, pengetahuan yang kita miliki parameter apa yang kita pakai untuk
mengolah dan mencerna input yang masuk pada kita, peran otak manusia yang
membedakannya dengan otak binatang, dan dan pemerolehan bahasa adalah unik untuk
manusia (species specific) hanya manusialah yang dapat berbahasa.
3. Tahap Kognitif
            Pada tahap ini psikolinguistik mulai mengarah pada peran kognisi dan landasan
biologis manusia dalam pemerolehan bahasa. Pelopor seperti Chomsky mengatakan bahwa
linguis itu sebenarnya adalah psikolog kognitif. Pemerolehan bahasa pada manusia bukanlah
penguasaan komponen bahasa tanpa berlandaskan pada prinsip-prinsip kognitif.
            Pada tahap ini orang juga mulai berbicara tentang peran biologi pada bahasa karena
mereka mulai merasa bahwa biologi merupakan landasan di mana bahasa itu tumbuh. Orang-
orang seperti Chomsky dan Lenneberg mengatakan bahwa pertumbuhan bahasa seorang
manusia itu terkait secara genetic dengan pertumbuhan biologinya.
4. Tahap Teori Psikolinguistik
            Pada tahap akhir ini, psikologi tidak lagi berdiri sebagai ilmu yang terpisah dari ilmu-
ilmu lain karena pemerolehan dan penggunaan bahasa manusia menyangkut banyak cabang
ilmu pengetahuan yang lain. Psikologi tidak lagi terdiri dari psiko dan linguistik saja tetapi
juga menyangkut ilmu-ilmu lain seperti neurologi, filsafat, primatologi dan genetika.
            Neurologi mempunyai peran yang sangat erat dengan bahasa karena kemampuan
manusia berbahasa ternyata bukan karena lingkungan tetapi karena kodrat neurologis yang
dibawanya sejak lahir. Tanpa otak dengan fungsi-fungsinya yang kita miliki seperti sekarang
ini, mustahillah manusia dapat berbahasa. Ilmu filsafat juga kembali memegang peran karena
pemerolehan pengetahuan merupakan masalah yang sudah dari jaman purba menjadi
perdebatan diantara para fikosof – apa pengetahuan itu dan bagaimana manusia memperoleh
pengetahuan. Primatologi dan genetika mengkaji sampai seberapa jauh bahasa itu milik
khusus manusia dan bagaimana genetika terkait dengan pertumbuhan bahasa

C. Batasan Psikologi Bahasa dan Psikolinguistik


            Apakah psikologi bahasa itu? Apa hubungannya dengan psikolinguistik? Kedua
istilah itu bisa di bedakan sesuai dengan sudut pandang nya. Ada yang beranggapan bahwa
psikologi bahasa lebih besar mengacu kepada bidang kajian psikologi dari pada ilmu bahasa
(linguistik), sedangkan psikolinguistik lebih besar mengacu kepada bidang kajian linguistik
dari pada ilmu jiwa (psikologi). Orang yang berkecipung dalam bidang psikologi lebih
senang menggunakan istilah psikologi bahasa (the psychology of language). Sebaliknya,
orang yang berkecipung dalam bidang linguistik lebih senang menggunakan istilah
psikolinguistik (psycholinguistics).
            Psikologi bahasa dan psikolinguistik  disikapi sebagai sebuah sinonim karena kedua-
duanya merupakan kajian bahasa secara eksternal, yakni  mengkaji bahasa dari segi
psikologi. Psikolinguistik dan psikologi bahasa  merupakan kajian bahasa yang melibatkan
dua disiplin ilmu ,yakni psikologi dan linguistik. Kajian linguistik ini selain merumuskan
kaidah-kaidah secara teoritis antardisiplin juga bersifat terapan dimana hasilnya dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah di dalam kehidupan bermasyarakat.

D. Ciri-ciri  Psikolinguistik
            Psikolinguistik yang merupaka sub disiplin ilmu linguistik antara psikologi dan
linguistik yang memiliki ciri-ciri antara lain:
            1)  membahas hubungan bahasa dengan otak;
            2)  berhubungan langsung dengan proses penyandian (encoding) dan pemahaman
sandi                      (decoding);
            3)  sebagai suatu pendekatan;
            4)  menelaah pengetahuan bahasa, pemakaian bahasa, dan perubahan bahasa;
            5) membahas proses yang terjadi pada pembicaraan dan pendengar di dalam
kaitannya                      dengan bahasa;
            6) menitikberatkan pembahasan mengenai pemerolehan bahasa dan perilaku
linguistik;
            7) merupakan hubungan kebutuhan berekspresi dan berkomunikasi;
            8) berhubungan dengan perkembangan bahasa anak;
            9) berkaitan dengan proses psikologis dalam membangun atau memahami kalimat.

E. Ruang Lingkup Kajian Psikolinguistik


            Objek kajian psikolinguistik adalah bahasa, gejala jiwa, dan hubungan antara
keduanya.  Bahasa yang berproses dalam jiwa manusia yang tercermin dalam gejala jiwa.
Bahasa di lihat dari aspek psikologis, yakni proses bahasa yang terjadi pada otak, baik pada
otak pembicaraan maupun otak pendengar. Adapun penjabaran ruang lingkup kajian
psikolinguistik adalah sebagai berikut.
1. Objek Kajian Psikolingistik
a. Otak dan Bahasa
            Otak dan Bahasa adalah salah satu kajian dari Psikolinguistik seperti yang telah
dijelaskan diatas. Otak dan Bahasa lebih dikenal dengan Neurologi, yang dimana adanya
hubungan antara organ otak manusia dengan bahasa, baik itu dalam penyimpanan,
penggunaan dan pemerolehan bahasa itu sendiri.

b. Pikiran dan Bahasa


            Keterkaitan antara pikiran dan bahasa menjadi salah satu yang menarik dalam kajian
Psikolinguistik. Seperti yang kita ketahui bahwa bahasa adalah alat penyambung lidah
seseorang, yang dimana bahasa adalah alat komunikasi kita dalam kehidupan sehari-hari
untuk menyampaikan berbagai macam ide, ekspresi, dan perasaan kepada orang lain. Disisi
lain kita juga dituntut untuk memahamai setiap ujaran dan ucapan yang disampaikan oleh
orang lain. Dengan melihat hal demikian, kita dapat mengkaitkan hubungan antara pikiran
dan bahasa dimana bahasa adalah media manusia dalam menyampaikan aspirasi atau ide-ide
mereka.
2. Aspek Garapan Psikolinguistik
            Adapun aspek-aspek  yang penting dalam garapan psikolinguistik antara lain:
1) kompetensi (proses bahasa dalam komunikasi dan pikiran);
2) akuisisi (pemerolehan bahasa);
3) performansi (pola tingkah laku berbahasa);
4) asosiasi verbal dan persoalan makna;
5) proses bahasa pada orang abnormal, misalnya anak tuli;
6) persepsi ujaran dan kognisi;
7) pembelajaran bahasa.

F. Kedudukan Psikolinguistik Dalam Linguistik


Psikolinguistik terbentuk dari dua bidang ilmu yang berbeda. Namun, keduanya sama-
sama meneliti bahasa sebagai objek formalnya. Hanya objek materinya saja yang berbeda,
linguistik mengkaji struktur bahasa, sedangkan psikologi mengkaji perilaku berbahasa atau
proses berbahasa. dengan adanya psikolinguistik dapat meneliti bagaimana sebenarnya
pembicara membentuk dan membangun suatu atau mengerti kalimat tersebut. Hal ini
mengacu pada domain kognitif, yakni bagaimana bahasa berproses dalam otak kita. Bahasa
yang diwujudkan dalam kalimat dihasilkan oleh pebicara yang kemudian diusahakan untuk
dimengerti oleh pendengar.
Psikolinguistik termasuk salah satu cabang linguistik yang kompleks dan 
perkembangannya sangat pesat karena membuka diri pada temuan disiplin ilmu lain sebagai
alat bantu untuk menginterpretasikan masalah pemerolehan bahasa serta komprehensi dan
produksi bahasa. Ahli psikolinguistik dituntut untuk dapat melakukan analisis pada semua
tataran linguistik dengan baik karena psikolinguistik berusaha memahami bagaimana proses
berbahasa di otak manusia. Ketika berkomunikasi, manusia memproduksi ujaran lisan atau
tulisan. Orang yang diajak berkomunikasi akan mendenggar atau melihat apa yang hendak
dikomunikasikan dan berusaha memahami apa yang diujarkan atau dituliskan. Di dalam
proses tersebut, berbagai perasaan senang atau sedih dapat diekspresikan dengan kata-kata.
Hal-hal yang biasa terjadi di sekitar kita pun dapat dijelaskan dengan kata-kata.
Psikolinguistik mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika
seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan
bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia. Maka secara teoretis,
kedudukan psikolinguistik dalam studi bahasa adalah mencari satu teori bahasa yang secara
linguistik dapat diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan
pemerolehannya. Dengan kata lain, psikolinguistik mencoba menerangkan hakikat struktur
bahasa dan bagaimana struktur tersebut diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada
waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan.

G. Tujuan Mempelajari Psikolinguistik


            Bagi seorang guru, yang tugas utamanya adalah mengajar,sangat penting memahami
psikologi belajar. Kegiatan pembelajaran, termasuk pembelajaran pendidikan agama
Islam,sarat dengan muatan psikologis. mengabaikan aspek – aspek psikologis dalam proses
pembelajaran akan berakibat kegagalan,sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Beberapa peran penting psikolinguistik dalam proses pembelajaran adalah :
1.         Dapat mengetahui sejarah kelahiran dan perkembangan psikolinguistik sebagai
suatu                     disiplin mandiri.
2.         Dapat membantu Guru dalam memahami siswanya yang berbeda dalam hal
kecerdasan.
3.         Dapat mengetahui bagaimana bahasa pertama dan bahasa kedua itu diperoleh.
4.         Dapat mengetahui mengapa seseorang bisa menderita penyakit bertutur dan
bagaimana     cara menyembuhkannya.
5.         Dapat membantu Guru dalam mengajarkan bahasa kedua supaya hasilnya baik.
6.         Dapat mengetahui bagaimana suatu dialek itu tercipta.
7.         Dapat mengetahui bagaimana proses yang terjadi di dalam otak ketika berbahasa.
8.         Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat,
kemampuan, kecerdasan,motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain.
9.         Memahami prinsip – prinsip dan teori pembelaaran.
10.       Memilih memetode – metode pembelajaran danpengajaran.
11.       Menetapkan tujuan pembelajaran dan pengajaran.
12.       Menciptaka situasi pembelajaran dan pengajaranyang kondusif.
13.       Memilih dan menetapkan isi pengajaran.
14.       Membantu peserta didik yang mengalami kesulitanbelajar.
15.       Memilih alat Bantu pembelajaran dan pengajaran.
16.       Menilai hasil pembelajaran dan pengajaran.
17.       Memahami dan mengembangkan kepribadian dan profesi guru.
18.       Membimbing perkembangan siswa.

BAB III
PENUTUP
            Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal yang
digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan berbahasa adalah proses penyampaian informasi
dalam berkomunikasi itu. Bahasa adalah obyek kajian linguistik, sedangkan berbahasa adalah
obyek kajian psikologi.
            Psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi dan kata linguistik. Psikolinguistik
mencoba menguraikan proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan
kalimat-kalimat yang didengarkannya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana
kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia. Bahasa merupakan kegiatan yang terus
menerus dan selalu berkembang. Bahasa bukan merupakan sesuatu yang sudah selesai.
Bahasa merupakan  sesuatu kegiatan yang sedang berulang dengan melalui alat bicara untuk
menyatakan pikiran. Seorang anak yang lahir mempunyai otak yang dirancang untuk dapat
belajar suatu bahasa sehingga mereka dapat diperkenalkan dengan lingkungan sekitar yang
sesuai.
            Ada suatu pendapat yang terkenal, bahwa pandangan dunia suatu masyarakat
ditentukan oleh struktur bahasa. Pendapat ini sering kali disebut Hipotesis Whorf. Bahasa
bukanlah jubah yang harus mengikuti bentuk pikiran. Bahasa adalah cetakan, wadah pikiran
dan akal yang dituangkan. Secara teoritis tujuan utama psikolinguistik adalah mencari satu
teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat menerangkan
hakekat bahasa dan bagaimana struktur itu diperole, digunakan pada waktu bertutur dan pada
waktu memahami kalimat-kalimat dalam peneturan itu.
DAFTAR PUSTAKA
Harras, Kholid A. 2009. Dasar-dasar Psikolinguistik. Bandung: UPI PRESS.
Modul pegangan mahasiswa Konsep Dasar Psikolingistik.
http://blog.uin-malang.ac.id/amin/2010/12/21/psikolinguistik-dan-pembelajaran-bahasa/.

http://permadihlesmana.blogspot.com/2012/07/psikolinguistik-dan-kedudukannya-
dengan.html.

Anda mungkin juga menyukai