MAKALAH
“Psikologi Perpustakaan”
Disusun Oleh
Desi Nuraulia
Indah Lestari
Khofifah Nurhidayah
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
2
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan Hidayah-Nya, makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Konsep Dasar
Psikologi Perpustakaan”. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam
pemahaman, serta memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perpustakaan. Terlebih
dahulu kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa pembuatan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan
kemampuan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak, diharapkan dapat memperbaiki pembuatan makalah dilain waktu agar bisa
lebih baik lagi. Kami juga tidak menutup kemungkinan bahwa makalah ini juga
dapat terselesaikan berkat bantuan banyak pihak, maka dalam kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih kepada Yang Terhormat Bapak Sahidi, M.IP
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Psikologi Perpustakaan.
Penyusun
2
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................
3
A. Pembahasan
3
1. Definisi Psikologi
3
2. Sejarah Perkembangan Psikologi
5
3. Aliran-Aliran Psikologi
7
4. Psikologi Sebagai Ilmu
11
5. Metode Penelitian dalam Psikologi Arsip
12
BAB III PENUTUP .................................................................................................
15
A. Kesimpulan
15
B. Saran
15
3
4
4
1
BAB I
PENDAHALUAN
singkat bisa diartikan sebagai ilmu tentang tingkah laku manusia. Namun
pada hakikatnya psikologi bisa diterapkan pada setiap bidang dan segi
kehidupan, termasuk bisa dikaitkan dengan ilmu perpustakaan. Psikologi
perpustakaan yang perlu dipahami adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang jiwa manusia baik sifat ataupun perilakunya sebagai pelaku utama
dalam kegiatan perpustakaan dan karakter bahan pustaka sebagai objek
pendukung. Tujuannya ke depan adalah agar orang yang berkecimpung di
dunia perpustakaan maupun pemustaka yang menggunakan perpustakaan
dapat memahami apa itu yang dinamakan dengan informasi. (Wiji
Suwarno 2009: 13).
BAB II
PEMBAHASAN
3
A. Definisi Psikologi
Imam Al Gazali (wafat 505 H), Imam Fachrudin Ar-Raazi (wafat 606 H),
Al Junaid Bagdadi (wafat 298 H), Al’Asyari (wafat 324 H). Pembahasan
masalah psikologis merupakan bagian dari ilmu usuluddin dan ilmu
tasawwuf.
C. Aliran-aliran Psikologi
1. Aliran Strukturalisme
2. Aliran Fungsionalisme
3. Aliran Behaviorisme
4. Aliran Psikonalisa
5. Aliran Humanistik
Istilah humanistik diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi
yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama dibawah kepemimpinan
10
6. Aliran Gestalt
Istilah Gestalt sukar diterjemahkan ke dalam bahasa lain.
Dalam bahasa Inggris bearti form, shape, configuration, whole dan
dalam bahasa Indonesia bearti bentuk, keseluruhan, esensi, totalitas,
hal, peristiwa dan hakikat. Aliran ini merupakan protes terhadap
pandangan elementaristis dan metode kerjanya menganalisis unsur-
unsur kejiawaan. menurut aliran Gestalt, yang utama bukanlah elemen
tetapi keseluruhan. Kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin
dianalisis kedalam elemen-elemen. Gejala kejiawaan harus dipelajari
sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Keseluruhan adalah lebih dari
sekedar penjumlahan unsur-unsurya. Keseluruham itu lebih dari sekedar
11
A. Metode Eksperimen
Eksperimen merupakan metode psikologi yang paling umum.
Biasanya digunakan untuk mencari hubungan antar variabel. Ciri utama
dari metode ini adalah peneliti bisa mengubah-ubah situasi sesuai dengan
12
tujuan penelitian. Jadi situasi dalam eksperimen sengaja dibuat. Metode ini
biasanya digunakan untuk mencari hukum-hukum saja mengenai berbagai
tingkah laku dan kurang memperhatikan perbedaan individual. Misalnya
perbandingan Perpustakaan A dan Perpustakaan B, Perpustakaan A
memiliki koleksi yang memadai begitu juga dengan layanannya sedangkan
Perpustakaan B memiliki koleksi yang memadai tetapi tidak memiliki
layanan yang baik. Ternyata pemustaka lebih senang berkunjung ke
Perpustakaan A yang mempunyai mutu pelayanan yang baik.
B. Observasi
Dalam observasi, situasi tidak ditimbulkan secara sengaja. Di
sini hanya dilakukan pengamatan terhadap situasi yang sudah ada.
Observasi merupakan metode pengumpulan informasi tentang tingkah
laku manusia secara langsung. Observasi difokuskan pada suatu aspek
tingkah laku saja, bukan pada keseluruhan tingkah laku. Perlu diingat, bila
menggunakan metode ini , kita harus berusaha untuk mengurangi unsur
subjektivitas dengan menjauhkan kepentingan dan minat pribadi.
Misalnya kita ingin mengetahui apakah pengunjung lebih
menyukai mencari buku melalui katalog atau mencari langsung di rak.
Kita akan mengamati tingkah laku pengunjung secara langsung bagaimana
mereka mencari buku di perpustakaan. Kita akan mencatat setiap setiap
pengunjung yang menggunakan katalog sebelum mencari di rak dan setiap
pengunjung yang langsung mencari buku di rak.
C. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara si pemeriksa dan orang
yang diperiksa dengan tujuan orang tersebut mau mengungkapkan
pendapat, pandangan, dan isi hatinya. Misalnya ingin mengetahui pola
asuh orang tua di Jakarta. Pertanyaan diajukan kepada orang tua secara
langsung. Isi pertanyaan adalah yang berkaitan dengan pola pengasuhan
anak, seperti cara mendisiplinkan anak, apakah penerapan hukuman fisik
masih dilakukan, siapa yang lebih berperan dalam mengasuh anak.
Adapun contoh penerapan metode wawancara di perpustakaan, misalnya
13
D. Kuesioner
Kuesioner pada hakikatnya sama dengan wawancara, namun
pertanyaan serta jawabannya tertulis. Ada jenis kuesioner yaitu yang
sifatnya terbuka di mana orang yang ditanya dapat memberikan jawaban
secara bebas dan yang sifatnya tertutup, di mana orang hanya memilih dari
alternatif yang tersedia. Pada contoh penelitian tentang pola pengasuhan
anak, pertanyaan yang sama diajukan secara tertulis. Sama seperti
wawancara, metode ini juga dapat dipergunakan di perpustakaan.
Misalnya Perpustakaan X ingin mengetahui bagaimana pemanfaatan
internet di perpustakaan tersebut. Mereka membuat pertanyaan antara lain
mengenai berapa kali dalam seminggu pemakai menggunakan internet,
berapa lama waktu yang digunakan, informasi apa yang biasanya dicari di
internet. Daftar pertanyaan diberikan kepada para pengunjung
perpustakaan untuk mereka isi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka