Anda di halaman 1dari 9

Paper Kerjasama Pengatalogan

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Jaringan Kerjasama Perpustakaan

Dosen Pengampu : Atiqa Nur Latifa Hanum, S.sos., MA

Oleh :

Khofifah Nurhidayah (F0271181013)


Putri Salsa Anuri (F0271181014)
Winda (F0271181023)
Syarif Fauzi Al Qadri (F0271181022)

PRODI D-3 PERPUSTAKAAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Atiqa Nur Latifa Hanum, S.sos., MA,

selaku dosen mata kuliah Jaringan Kerjasama Perpustakaan yang telah

memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan

sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari, paper yang kami

tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan tugas ini.

Pontianak, 15 Oktober 2020 

Penulis

i
Ringkasan Materi

A. Definisi Kerjasama Pengatalogan 

Kerja sama pengatalogan adalah kerja sama antara dua perpustakaan atau lebih
dalam menyusun katalog perpustakaan secara bersama-sama. katalog tersebut berisi
keterangan tentang buku yang dimiliki oleh perpustakaan disertai dengan keterangan
mengenai lokasi buku tersebut. Untuk Indonesia, kerja sama pengatalogan dilakukan
di berbagai tempat, yang utama ialah upaya penyeragaman format katalog terbacakan
mesin. Untuk keperluan itu Perpustakaan Nasional RI mengeluarkan INDOMARC.
Indonesian Machine Readable Catalogue atau katalog terbacakan mesin terbitan
Indonesia. Pada INDOMARC ini setiap kali melakukan pengatalogan maka data buku
yang akan di katalog dimasukkan pada setiap ruas.

B. Jenis-jenis Kerjasama Pengatalogan 

a. Kerjasama Pengatalogan Terkomputerisasi

Tujuan utama katalog terkomputerisasi adalah membuat suatu sistem


pengatalogan yang sesuai dengan pemanfaatan dan peruntukannya. sumber-sumber
pembuatan katalog terkomputerisasi didapatkan dari :

1. katalog manual lokal yang berbentuk lembaran atau kartu tercetak.

2. sistem akuisisi bahan pustaka terkomputerisasi, di mana operator sistem selain


melakukan pemesanan juga membuat katalog.

3. file yang telah dibuat oleh kataloger, baik telah berformat MARC maupun
belum.

4. Penggabungan file database katalog antar perpustakaan

5. membeli katalog komersial berformat MARC.

6. hasil katalog terkomputerisasi dapat diakses melalui Online Public Access


Catalogue (OPAC) atau situs web. Pangkalan data katalog terpasang
berangsur-angsur akan menggantikan katalog kartu, microfiche atau buku.

        b) Kerjasama Penyusunan Katalog Induk

    Katalog induk (union catalog) sangat berkaitan erat dengan kerja sama
pengatalogan (cooperative cataloguing). Cooperative cataloguing sesuai dengan
istilahnya merupakan kerja sama antar perpustakaan dalam pengerjaan katalog dan
hasilnya adalah katalog induk. Jadi secara ringkas dapat dikatakan bahwa katalog
2
induk merupakan hasil kerja sama dalam pengerjaan katalog oleh beberapa
perpustakaan atau penyatuan dari beberapa katalog perpustakaan. Perlu ditambahkan
bahwa istilah Katalog Induk (Union Catalog) biasa dipakai untuk kerjasama
pengatalogan untuk buku (monograf), sedang untuk jenis terbitan berseri (berkala)
seperti majalah/jurnal digunakan istilah Union List atau Union List of Periodicals.

Adapun fungsi katalog induk sebagai berikut :

Charles Ammi Cutter menyebutkan tiga fungsi katalog yaitu :

1. Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui dari


pengarang, judul atau subjeknya;

2. Menunjukkan apa yang dimiliki suatu perpustakaan oleh pengarang tertentu,


pada subjek tertentu, dalam jenis literatur tertentu; dan

3. Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan


karakternya (bentuk sastra atau berdasarkan topik).

    Fungsi tersebut dikemukakan oleh Cutter lebih dari 100 tahun yang lalu, namun
sampai saat ini masih sangat relevan tentunya dengan beberapa penyesuaian seperti
istilah buku sebaiknya diganti dengan istilah koleksi. Sedangkan untuk katalog induk
mempunyai fungsi tambahan antara lain mempermudah penyalinan katalog (copy
cataloguing), mendukung pengawasan bibliografi (bibliographic control), dan
menopang silang layan (interlibrary loan).

        c) Kerja Sama Pertukaran Data Bibliografi

Berkembangnya teknologi informasi, maka perpustakaan dan pusat


dokumentasi mengadakan kerja sama dalam pertukaran data bibliografi/katalog
dengan alat bantu komputer. Kesepakatan peraturan mengenai standarisasi deskripsi
bibliografis dan penempatan tengara atau Field Bibliography dikenal dengan Machine
Readible Catalogue (MARC). MARC merupakan salah satu hasil atau syarat dalam
automasi perpustakaan dalam pembuatan pangkalan bibliografis. Dalam kerja sama
pertukaran data bibliografi dapat dilakukan dengan dua format, yaitu Machine
Readible Catalogue (MARC) dan Dublin Core Metadata Element Set (DCMES). 

        d) ISBN dan Kerja Sama Katalogisasi Dalam Terbitan (KDT) 

ISBN, singkatan dari Internasional Standard Book Number (Nomor Buku


Standar Internasional), merupakan nomor identitas judul buku yang diterbitkan oleh
setiap penerbit. Salah satu fungsi utama dari ISBN adalah untuk memperlancar arus
distribusi buku, sehingga pemesanan buku dapat dilakukan berdasarkan ISBN dari
buku yang bersangkutan. Keuntungan dari cara ini adalah dapat mencegah terjadinya
kekeliruan dalam pemesanan buku yang dikehendaki. Misalnya dikarenakan oleh
nama pengarang yang sama atau judul buku yang hampir sama tetapi isinya berbeda.

3
Pencantuman ISBN pada buku-buku yang diterbitkan sekaligus merupakan sarana
promosi bagi para penebitpenerbit, karena informasi tentang ISBN ini dikumpulkan,
diterbitkan dan disebarluaskan baik oleh Badan Nasional yang berada di Jakarta
maupun Badan Internasional yang berlokasi di Berlin, Jerman.

Permintaan untuk mendapatkan ISBN dapat ditujukan kepada Perpustakaan


Nasional RI, c.q. Pusat Layanan Informasi (Tim ISBN/KDT). Data-data buku yang
perlu dikirimkan antara lain judul buku, nama pengarang/penyusun/penerjemah,
cetakan/edisi/revisi, tahun terbit, dan kota terbit. Persyaratan lain adalah melampirkan
halaman judul, daftar isi kata pengantar, serta surat permohonan dari kantor/lembaga
yang akan menerbitkan buku yang dimintakan ISBN/KDT tersebut. Bagi penerbit
yang belum mendaftar perlu mengisi surat pernyataan menjadi anggota ISBN dan
KDT (Katalog Dalam Terbitan atau CIP/Cataloging In Publication).

ISBN nantinya dicantumkan pada setiap buku yang diterbitkan, dicetak


dengan huruf yang cukup jelas sehingga mudah terbaca. Nomor Buku Standar
Internasional ini pencetakannya diletakkan di balik halaman judul (verso) dan pada
kulit luar belakang (back cover) dibagian tengah bawah. Apabila bukunya tebal maka
ISBN dapat juga dicetak pada bagian punggungnya (spine).

Katalog Dalam Terbitan (KDT) adalah memuat data bibliografi sebuah buku
yang ditempatkan di balik halaman judul yang merupakan salah satu sarana untuk
mempermudah tugas pustakawan.

Pertanyaan 

1. Dwi Nur Rizma dari kelompok 7 bertanya tentang bagaimana sistem dari kerjasama
penyusunan katalog ?

2. Elin dari kelompok 3 bertanya pada poin 3 penyusunan katalog induk, tolong jelaskan
dan beri contoh bagaimana cara pemilihan buku berdasarkan edisi atau karakternya?

3. Wirda Putri Utami dari kelompok 5 bertanya Apakah ada syarat khusus sebuah
perpustakaan dalam melakukan kerjasama pengatalogan selain koleksi serta komputer
sebagai peralatan katalogisasi?

4. Melda Mitania dari kelompok 2 bertanya tentang manfaat kerjasama pengatalogan


terkomputerisasi bagi perpustakaan.

5. Ela Darma Sari dari kelompok 4 bertanya apakah format katalog yang dimiliki
perpustakaan harus sama jika ingin melakukan kerjasama pengatalogan?

6. Nur Patriawati dari kelompok 1 bertanya bagaimana penerapan kerjasama


perpustakaan dalam bidang kerjasama pengatalogan jika perpustakaan tersebut belum
mengenal sistem komputerisasi?

4
Jawaban

1. Kerja sama katalog induk merupakan hasil kerja sama antara dua perpustakaan atau
lebih, bila sudah tersusun katalog induk digunakan untuk membantu pelaksanaan
pinjam antar perpustakaan dan pemberian jasa informasi bagi pemakai. Karena kerja
sama ini melibatkan paling sedikit dua perpustakaan, maka kedua perpustakaan
tersebut bersama-sama menyusun katalog induk. Katalog induk tersebut berisi
keterangan tentang buku yang dimiliki perpustakaan disertai keterangan lokasi buku.
pada kerja sama ini dapat membantu pustakawan agar terhindar dari duplikasi
pekerjaan sehingga dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu dalam hal membuat
katalog, menentukan tajuk subjek dan menentukan nomor klasifikasi. 

2. t#Cara pemilihan buku berdasarkan edisinya, buku itu pasti punya berbagai edisi.
Edisi-edisi ini merupakan pembaruan informasi yang ada di buku dari edisi yang
sebelumnya. Contohnya: edisi 1, 2, 3, dan seterusnya; baru, revisi, dan lain-lain. 

#Cara pemilihan buku berdasarkan karakternya (pemilihan berdasarkan subjek-subjek


buku), ini memudahkan kita untuk mencari buku sesuai dengan kategori dari berbagai
subjek ilmu pengetahuan. Subjek-subjeknya seperti agama, bahasa, ilmu sosial, ilmu
murni, teknologi, kesusastraan, geografi, dan lain-lain. Contohnya: buku agama Islam,
buku bahasa Indonesia, buku pengantar ilmu perpustakaan, dan lain-lain. 

3. Sebenarnya tidak ada syarat khusus, namun perpustakaan harus memiliki tenaga ahli

yang dapat mengoperasikan dan mem-maintance proses pengatalogan


terkomputerisasi yang pandai dalam bidang teknologi dan informasi.

3. Manfaat kerjasama pengatalogan : 

a. Ketersediaan dan bibliografis terpasang menjadi lebih beragam dan lengkap


karena adanya penggabungan atau pertukaran metadata antar perpustakaan,
kerja sama dalam akuisisi, penyimpanan dan sirkulasi bahan pustaka antar
perpustakaan.

b. Ruang perpustakaan dapat dimanfaatkan lebih banyak untuk layanan


pengguna, dibandingkan untuk penyimpanan, karena koleksi digital hanya
memerlukan sedikit ruang simpan, dan sedikit memakai peralatan penunjang
semacam rak buku dan laci katalog.

c. Prosedur pengatalogan menjadi lebih terstruktur karena adanya format/standar


yang baku (ex: INDOMARC).

d. Format katalog dapat tampil di layar komputer sesuai keinginan pustakawan


dan pengguna melalui OPAC atau situs web.

5. Untuk melakukan kerja sama pengatalogan terdapat penentuan aturan-aturan untuk semua
peserta kerja sama agar tercipta kerjasama yang sinergitas antar perpustakaan. Kemudian
format katalog yang digunakan juga harus sama, karena dalam melakukan kerja sama
maka kedua perpustakaan tersebut harus menyatukan persepsi, jadi harus sepakat untuk

5
menggunakan format katalog apa agar seragam. Untuk membuat keseragaman format
pada katalog induk yang perlu distandarkan seperti :

a. Seleksi bahan apa saja yang masuk katalog induk, mungkin ada bahan pustaka yang
dalam kesepakatan tidak dimasukkan dalam katalog induk karena tidak dimanfaatkan
oleh perpustakaan lain. Misalnya antar 2 perpustakaan perguruan tinggi yang salah
satunya tidak ada fakultas kedokteran maka tidak dimasukkan dalam katalog induk. 

b. Ukuran kartu, untuk penerbitan katalog induk tercetak maka terlebih dahulu
disepakati bahwa masing-masing perpustakaan akan membuat kartu katalog dengan
ukuran standar, sehingga akan mudah dalam menggabungkan katalog yang telah
dibuat dan tidak perlu proses editing yang lama. 

c. Sistem penyusunan, dilakukan kesepakatan mengenai sistem penyusunan apakah


ditunjuk salah satu perpustakaan sebagai koordinator dan server penghimpun dari
masing-masing peserta kerja sama atau menggunakan sebuah aplikasi yang masing-
masing perpustakaan dapat menjadi server dan bisa mengunggah katalognya. 

d. Kode Perpustakaan, masing-masing peserta kerja sama harus mempunyai kode


tertentu agar mudah membedakan dimana letak bahan pustaka dengan hanya melihat
katalog. 

e. Tenaga perpustakaan, pendelegasian tugas secara khusus harus jelas dalam kerja sama
ini. Masing-masing petugas/tenaga perpustakaan yang melakukan kerja sama perlu
melakukan komunikasi yang sinergi antar perpustakaan.   

6. Kerja sama pengatalogan ini merupakan kerja sama berupa katalog gabungan koleksi dari
beberapa perpustakaan. Adanya kerja sama ini untuk memungkinkan seseorang
mengetahui koleksi perpustakaan lain tanpa harus pergi ke perpustakaan yang
menyimpan koleksi tersebut. Apabila terdapat dua perpustakaan yang ingin melakukan
kerja sama tapi belum mengenal komputerisasi itu bisa dengan kerja samakerjasama
pengatalogan dalam bentuk buku bukan kerja samakerjasama pengatalogan
terkomputerisasi. Namun jika perpustakaan tersebut belum mengenal komputerisasi
maka itu akan lebih membuang waktu karena pemustaka harus pergi lagi menuju
perpustakaan lain dan belum tentu juga perpustakaan tersebut memiliki koleksi yang
dibutuhkan oleh pemustaka. Contohnya seperti apabila Perpustakaan A melakukan kerja
samakerjasama pengatalogan terkomputerisasi dengan Perpustakaan B maka jika ada
mahasiswa yang ingin mencari bahan pustaka yang ia perlukan di Perpustakaan A tetapi
bahan pustaka tersebut tidak ada, mahasiswa tersebut tidak perlu repot untuk pergi lagi
ke Perpustakaan B mencari bahan pustaka yang ia butuhkan, ia cukup mencari saja di
komputer. 

Laporan

Selama presentasi terdapat beberapa gangguan teknis seperti suara salah satu pemateri yang
kecil dan tidak terdengar, namun dapat segera teratasi. Terdapat kendala juga dalam

6
menemukan jurnal internasional karena e-resources yang sulit diakses karena gangguan
server jaringan serta sulitnya menemukan studi kasus untuk kerjasama pengatalogan.

Link video studi kasus : https://www.youtube.com/watch?v=EFR2-2p5RPg

Judul :  Tutorial proses membangun jaringan kerjasama katalog induk berbasis


aplikasi slims dan UCS

UCS adalah sebuah Aplikasi yang dibuat dengan tujuan untuk membuat Katalog Induk
Perpustakaan. Seperti halnya SLIMS, aplikasi UCS juga menggunakan bahasa pemrograman
Personal Home Page (PHP) dengan Database MySql.

Daftar Pustaka

El-Sherbini, Magda. 2010. “Sharing cataloging expertise: Options for libraries to share their
skilled catalogers with other libraries.” Cataloging and Classification Quarterly 48 (6):
525–40. https://doi.org/10.1080/01639374.2010.495694.

Husna, Asmaul. 2017. “Kemitraan dan kerjasama perpustakaan perguruan tinggi negeri.”
Jurnal Iqra’ 11 (1): 1–14.

Basuki, S. (2013). Pengantar ilmu perpustakaan . Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Purwono. (2011). Kerja sama dan jaringan perpustakaan . Jakarta: Universita Terbuka.

7
Wiji Suwarno, M. (2014). Jaringan kerja sama perpustakaan dan informasi. Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai