Anda di halaman 1dari 20

Makalah

SIKAP PEMUSTAKA DAN PUSTAKAWAN REFERENSI DI


PERPUSTAKAAN

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Bahan Rujukan Umum

Dosen Pengampu : Musrifah, M.IP

Oleh :

Khofifah Nurhidayah (F0271181013)

Elin Maulinda (F02711810)

Deviana Lestari (F02711810)

Delfita Dwi Riska (F02711810)

PRODI D-3 PERPUSTAKAAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

Sikap Pemustaka dan Pustakawan Referensi di Perpustakaan ini tepat pada

waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas Ibu Musrifah, M.IP pada mata kuliah Bahan Rujukan Umum. Selain itu,

makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang sikap pemustaka

dan pustakawan referensi di perpustakaan bagi para pembaca dan juga bagi

penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Musrifah, M.IP , selaku

dosen mata kuliah Bahan Rujukan Umum yang telah memberikan tugas ini

sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi

yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan

demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 29 Oktober 2019 

i
Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................4
BAB I PEMBAHASAN....................................................................................................5
A. Latar Belakang.......................................................................................................5
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................7
A. Pengertian Sikap........................................................................................................7
B. Pengertian Pemustaka dan Pustakawan Referensi......................................................8
C. Sikap Pemustaka Referensi......................................................................................10
D. Sikap Pustakawan Referensi.....................................................................................12
E. Jenis Dan Bentuk Pertanyaan Referensi...................................................................15
BAB III PENUTUP........................................................................................................18
A. Kesimpulan.............................................................................................................18
B. Saran........................................................................................................................18

iii
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang

Semakin pesat perkembangan zaman semakin tinggi kebutuhan informasi


bagi semua kalangan, baik pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umum.
Informasi yang beredar saat ini sangatlah banyak sehingga menyebabkan
terjadinya ledakan informasi. Ledakan informasi yang melimpah akan tetapi
kesesuaian dengan kebutuhan informasi yang mininm.

Informasi bisa didapatkan dari mana saja, dari buku, internet dan lain-lain.
Tetapi untuk mendapatkan informasi yang akurat dan bahan rujukan yang
sangat bisa diandalkan, pemustaka dapat mendapatkannya di perpustakaan.

Perpustakaan menurut segelintir mahasiswa hanyalah sebuah ruangan


untuk menyimpan koleksi buku, tetapi yang perlu diketahui di perpustakaan
pemustaka dapat mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan
berkonsultasi mengenai bahan rujukan atau informasi yang sedang dikaji serta
mencari bahan rujukan yang tepat.

Berdasarkan pembahasan tersebut, kami akan mengkaji sikap perpustakaan


dan pemustaka pada layanan referensi di perpustakaan serta mengenai jenis
dan bentuk pertanyaan referensi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sikap?

2. Jelaskan pengertian pemustaka dan pustakawan referensi!

3. Bagaimana sikap pemustaka referensi?

4. Bagaimana sikap pustakawan referensi?

5. Bagaimana jenis dan bentuk pertanyaan referensi?

4
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian sikap.

2. Untuk mengetahui pengertian pemustaka dan pustakawan referensi.

3. Untuk mengetahui sikap pemustaka referensi.

4. Untuk mengetahui sikap pustakawan referensi.

5. Untuk mengetahui jenis dan bentuk pertanyaan referensi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sikap

Sikap manusia telah banyak didefinisikan dalam berbagai versi oleh para
ahli. Berkowitz dalam Azwar (2010) bahkan menemukan adanya lebih dari
tiga puluh definisi sikap. Bahkan dari banyak pemikiran itu pada umumnya
dapat dimasukkan ke dalam tiga kerangka pemikiran.

Pertama, sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan


terhadap suatu objek adalah perasaan memihak maupun perasaan tidak
memihak. Kedua, sikap merupakan semacam kesiapan sesorang untuk
bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu yang khas tergantung
siapa yang bereaksi. Dan yang terakhir, sikap dapat dilihat dari strukturnya
yang terdiri dari tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif.

Menurut Zuchdi dkk dalam Azwar (1988) menguraikan tiga komponen di


atas, yaitu sebagai berikut :

1) Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotype yang


dimiliki individu mengenai sesuatu. Persepsi seseorang mengenai objek
sikap berwujud pandangan (opini) dan sering kali merupakan sesuatu yang
terpolakan dalam pikirannya.
2) Komponen afektif melibatkan perasaan atau emosi. Reaksi emosional kita
terhadap suatu objek akan membentuk sikap positif atau negatif terhadap
objek tersebut.
3) Komponen konatif atau kecenderungan bertindak (berperilaku) dalam diri
seseorang berkaitan dengan objek sikap. Perilaku seseorang dalam situasi
tertentu dan dalam situasi menghadapi stimulus tertentu, banyak
ditentukan oleh kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut.
Kecenderungan berperilaku secara konsisten, selaras dengan kepercayaan
dan perasaan ini membentuk sikap individual.

6
Jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda sikap merupakan suatu cara
tertentu anda mengevaluasi orang lain, benda-benda maupun masalah-masalah
yang dihadapi di lingkungan sekitar. Oleh sebab itu sikap memiliki peranan
penting di dalam perilaku sosial. Sikap juga seringkali mendasari tingkah laku
manusia sebagai hasil dari respon terhadap lingkungan di sekitar. Pengetahuan
mengenai sikap sering pula digunakan oleh orang-orang yang tertarik untuk
membentuk dan mengubah sikap seseorang terhadap suatu hal.

Dari berbagai definisi di atas ada beberapa hal yang penting dalam sikap,
yaitu sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan tidak dibawa dari lahir;
sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek; sikap terhadap suatu obyek selalu
disertai perasaan positif atau negatif; dan sikap bersifat laten atau
kecenderungan untuk bertingkah laku.

B. Pengertian Pemustaka dan Pustakawan Referensi

1) Pemustaka

Menurut Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan


menyebutkan pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu
perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang
memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Sedangkan menurut
Suwarno (2010 : 80) menyatakan bahwa user adalah pengguna
(pemustaka) fasilitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun
buku (bahan perpustakaan maupun fasilitas lainnya).

Menurut Kalsum (2016:133) istilah referensi berasal dari bahasa


Inggris to refer yang artinya menunjuk. Sedangkan referensi menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sumber, acuan, rujukan atau
petunjuk. Di dalam ilmu perpustakaan istilah referensi berarti menunjuk
kepada suatu koleksi yang dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
pemustaka. Karena koleksi referensi merupakan sumber informasi primer
sehingga informasi tersebut dapat dibuktikan keasliannya.

7
Pemustaka referensi adalah pemustaka yang berhak memperoleh
layanan referensi serta memanfaatkan dan mendayagunakan semua koleksi
referensi yang ada di perpustakaan.

2) Pustakawan Referensi

Pustakawan menurut Undang-undang Nomor 43 adalah seseorang


yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/ atau
pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab
untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Sedangkan
menurut Suwarno (2010: 62) menyatakan bahwa pustakawan atau
librarian adalah seorang tenaga kerja bidang perpustakaan yang telah
memiliki pendidikan ilmu perpustakaan baik melalui pelatihan, kursus,
seminar maupun dengan kegiatan sekolah formal.

Menurut Kalsum (2016:133) istilah referensi berasal dari bahasa


Inggris to refer yang artinya menunjuk. Sedangkan referensi menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sumber, acuan, rujukan atau
petunjuk. Di dalam ilmu perpustakaan istilah referensi berarti menunjuk
kepada suatu koleksi yang dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
pemakai perpustakaan. Karena koleksi referensi merupakan sumber
informasi primer sehingga informasi tersebut dapat dibuktikan
keasliannya.

Pustakawan referensi adalah pustakawan yang bekerja pada bidang


layanan referensi. Tugas pustakawan referensi menjawab pertanyaan yang
diajukan pemustaka mengenai koleksi referensi yang ada, pustakawan
referensi juga membantu pemustaka dalam memilih sarana yang tepat
dalam penelusuran informasi serta menganjurkan pemustaka untuk
merujuk informasi di luar jika informasi yang diinginkan pemustaka tidak
terdapat di perpustakaan. Pustakawan referensi juga harus memiliki
keterampilan komunikatif agar dapat memenuhi kebutuhan informasi
setiap pemustaka. Menurut Yusrawati (2017:232-233) Pustakawan

8
referensi merupakan pembangun citra perpustakaan, dalam hal
membangun hubungan dengan perpustakaan, pengguna, SDM
perpustakaan itu sendiri. Karena pustakawan referensi sebagai jembatan
informasi antara pemustaka dan perpustakaan. Lewat pustakawan
referensi, perpustakaan dapat mengetahui kebutuhan informasi apa saja
yang diperlukan pemustaka sehingga sumber informasi di perpustakaan
dapat terus berguna bagi pemustaka.

C. Sikap Pemustaka Referensi

Menurut Purwono (2013:103-104) secara umum pustakawan wajib


mengucapkan terimakasih atas kunjungan pemakai, serta memohon maaf bila ada
kekurangan. Namun, karena karakteristik manusia yang beraneka ragam,
pustakawan tidakboleh memukul rata sama untuk memberikan perhatian.
Pustakawan harus mengenal dan memahami karakteristik pemakai sebagai sifat
manusia, yang akan berpengaruh terhadap respon balik dari pemakai.
Karakteristik itu antara lain:
a. Pemakai yang pendiam, ditarik perhatiannya lalu dihadapi dengan ramah
tamah
b. Pemakai yang tidak sabar diatasi dengan melayani mereka seotimal
mungkin, mengucapkan terima kasih atas kedatangan serta memohon
maaf bila ada ketidaknyamanan.
c. Pemakai yang banyak bicara diatasi dengan memfokuskan perhatian pada
hal-hal yang diinginkan dan berikan penawaran dengan jelas.
d. Pemakai yang banyak permintaan dilayani dengan dipenuhi dengan
perminataannya dan diberikan alternative bila yang diminta tidak
tersedia, serta tetap tersenyum.
e. Pemakai yang ragu diatasi dengan menanamkan kepercayaan dan tidak
terlalu memberikan banyak pilihan padanya.
f. Pemakai yang senang membantah, diatasi dengan tenang, tidak
menempatkan pemakai sebagai pihak yang salah dan tidak terpancing
untuk berdebat.
g. Pemakai yang lugu, diatasi dengan melayani dengan sabar berdasarkan
keperluannya.

9
h. Pemakai yang siap mental, diatasi dengan cara membiarkan pemaka
memlilih yang disukai.
i. Pemakai yang curiga, diatasi dengan memberikan jaminan yang baik dan
tidak menunjukan sikap lebih unggul.
j. Pemakai yang sombong diatasi dengan sabar, bersikap tenang, dan
tetapomenghormatinya.

Sikap pemustaka referensi adalah sikap yang harus dilakukan di


perpustakaan terutama pada layanan referensi. Terdapat kewajiban yang harus
ditaati pemustaka ketika menggunakan perpustakaan. Kewajiban pemustaka
menurut UU Nomor 43 Tahun 2007 adalah :

a. Menjaga dan memelihara kelestarian koleksi perpustakaan.


b. Menyimpan, merawat, dan melestarikan naskah kuno yang dimilikinya
dan mendaftarkannya ke Perpustakaan Nasional.
c. Menjaga kelestarian dan keselamatan sumberdaya perpustakaan di
lingkungannya.
d. Mendukung upaya penyediaan fasilitas layanan perpustakaan di
lingkungannya.
e. Mematuhi seluruh ketentuan dan peraturan dalam pemanfaatan fasilitas
perpustakaan
f. Menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan lingkungan perpustakaan.

Merujuk kepada kewajiban pemustaka yang telah diatur dalam undang-


undang, maka sikap pemustaka referensi sebaiknya bertanggung jawab
menjaga koleksi referensi yang terdapat di perpustakaan terutama dengan
tidak melakukan tindakan vandalisme pada bahan pustaka maupun koleksi
perpustakaan lainnya, tidak malu bertanya ketika kesulitan dalam menemukan
informasi agar segera dibantu oleh pustakawan referensi, memiliki sikap patuh
agar mematuhi seluruh ketentuan dan peraturan dalam pemanfaatan fasilitas
perpustakaan terutama pada layanan referensi yang biasanya tidak
membolehkan peminjaman koleksi referensi dan hanya dapat dibaca ditempat.

10
Serta menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan lingkungan
perpustakaan khususnya pada layanan referensi.

D. Sikap Pustakawan Referensi

Pustakawan referensi befungsi sebagai penghubung informasi tentang


koleksi ke pemustaka. Maka dari itu, pustakawan referensi harus mempunyai
wawasan yang luas untuk dapat menjawab pertanyaan dan memberi petunjuk
kepada pemustaka. Menurut Sari dan Rukiyah (2016:3) syarat-syarat
pustakawan yang ditempatkan di referensi sebagai berikut:

a. Latar belakang pengetahuan yang sangat luas mengenai kepustakawanan,


khususnya dalam bidang referensi.
b. Mempunyai sikap yang sabar, ramah, tekun, cermat, dan telaten.
c. Bersikap terbuka dan selalu memberikan bantuan kepada para pemustaka di
perpustakaan.
d. Memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan berimajinasi, sehingga
mampu memenuhi kebutuhan informasi pengguna secara cepat, tepat, dan
akurat.
e. Mengetahui berbagai jenis bahan pustaka yang termasuk dalam kelompok
koleksi referensi dan bagaimana pula cara penggunaan masing-masingnya.
Memiliki tanggung jawab yang luas terhadap profesi dan tugas serta
kewajibannya dalam referensi.

Menurut Suwarno (2010:115) beberapa sikap dasar yang harus dimiliki


pustakawan adalah:

a. Melaksanakan tugas sesuai dengan harapan masyarakat dan kebutuhan


pengguna.
b. Mempertahankan keunggulan kompentensi setinggi mungkin dan
berkewajiban mengikuti perkembangan.
c. Membedakan antara pandangan atau sikap hidup pribadi dan tugas profesi.
d. Menjamin bahwa tindakan dan keputusannya berdasarkan professional.
e. Tidak menyalahkan posisinya dengan mengambil keuntungan atau jasa
profesi.
f. Bersifat sopan dalam melayani masyarakat baik dalam ucapan maupun
perbuatan.

11
Menurut Utomo (2012:4) mengenai sikap pustakawan referensi meliputi
sikap ramah, terampil, tanggung jawab, cepat tanggap, dan peduli. Yaitu
sebagai berikut :

a. Sikap Ramah Pustakawan Referensi

Sikap ramah dapat berupa menyapa pengguna yang berkunjung ke


perpustakaan dengan gaya bicara yang sopan, murah senyum, tutur katanya
menggunakan bahasa yang dimengerti oleh pemustaka. Kemudian pustakawan
mempersilahkan pemustaka terlebih dahulu untuk mencari buku, membantu
pemustaka mencari koleksi yang dibutuhkan. Pustakawan juga sebaiknya
berkata maaf jika koleksi yang dinginkan tidak ada sehingga pemustaka yang
berkunjung ke perpustakaan menjadi senang dan tidak segan menanyakan
informasi ke pustakawan referensi.

b. Sikap Terampil Pustakawan Referensi

Arti pustakawan terampil referensi adalah pintar dalam mengolah koleksi-


koleksi referensi dan pintar menata koleksi-koleksi referensi di rak, dan
pustakawan juga terampil menguasai dalam penggunaan komputer.

c. Sikap Tanggung Jawab Pustakawan Referensi

Arti tanggung jawab pustakawan referensi adalah bertanggung jawab tepat


waktu seperti pada layanan jam buka dan tutupnya perpustakaan, bertanggung
jawab mengenai masalah buku seperti kehilanggan dan kerapian buku,
bertanggung jawab memberikan kejelasan tata tertib di ruang referensi.

d. Sikap Cepat Tanggap Pustakawan Referensi

Sikap cepat tanggap pustakawan referensi seperti memberikan layanan


cepat dan tepat terhadap pemustaka yang kesulitan menemukan koleksi di
ruang referensi dengan cara membantu pemustaka mencarikan koleksi di rak-
rak, mendengarkan keluhan dan langsung merespon pemustaka yang kesulitan
mencari koleksi referensi di perpustakaan sehingga pemustaka tidak terlalu
lama untuk menunggu jika dibutuhkan.

12
e. Sikap Peduli Pustakawan Referensi

Sikap peduli pustakawan referensi berupa cekatan jika ada permasalahan


yang terjadi di perpustakaan seperti masalah pemustaka yang tidak menemukan
koleksi di rak-rak dan pustakawan membantu untuk mencarikan koleksinya
sedetail mungkin, pustakawan juga bertindak tegas jika tidak ada koleksi
referensi yang dicari pemustaka maka pustakawan memberi tau bahwa koleksi
tersebut tidak tersedia, memiliki sikap empati terhadap pengguna yang
kesulitan, melayani pemustaka dalam mencari informasi yang diinginkan.
Sehingga pemustaka merasa diperhatikan dan dilayani dengan baik oleh
pustakawan.

Menurut Ikatan Pustakawan Indonesia (2006) dalam Suwarno (2010:172)


menegaskan bahwa kode etik adalah sebagai panduan perilaku dan kinerja
semua anggota pustakawan Indonesia dalam melaksanakan tugasnya di bidang
kepustakawanan. Pustakawan juga mempunyai kode etik dalam hubungan
dengan pengguna maupun antar pustakawan agar pustakawan dapat bekerja
dengan secara professional sehingga diatur dalam kode etik pustakawan.

1. Hubungan dengan pengguna

Menurut Suwarno (2010:193-211) pustakawan juga mempunyai aturan


dalam hubungan dengan pengguna (user) sebagai orang yang menggunakan
jasa perpustakaan mengenai perilaku yang seharusnya dilakukan oleh
pustakawan, hal ini juga disebut dengan kode etik pustakawan. Hal-hal yang
harus dilakukan pustakawan terhadap pemustaka sebagai berikut:

a. Pustakawan menjunjung tinggi hak perorangan atas informasi. Pustakawan


menyediakan akses tak terbatas, adil, tanpa pandang ras, agama, status
sosial, ekonomi, politik, dan gender kecuali ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan
b. Pustakawan tidak bertanggung jawab atas konsekuensi penggunaan
informasi yang diperoleh dari perpustakaan.
c. Pustakawan berkewajiban melindungi hak privasi pengguna dan
kerahasiaan menyangkut informasi yang dicari.

13
d. Pustakawan mengakui dan menghormati hak milik intelektual.

2. Hubungan Antar-Pustakawan

a. Pustakawan berusahan mencapai keunggulan dalam profesinya dengan


cara memelihara dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
b. Pustakawan bekerja sama dengan pustakawan lain dalam mengupaya
mengembangkan kopentensi professional pustawan, baik sebagai
perorangan maupun sebagai kelompok.
c. Pustakawan memelihara dan memupuk hubungan kerja sama baik antara
sesama rekan.
d. Pustakawan memiliki kesadaran, kesetiaan, dan penghargaan terhadap
korps pustakawan secara wajar.
e. Pustakawan menjaga nama baik dan martabatrekan, baik didalam maupun
di luar kedinasan.

E. Jenis Dan Bentuk Pertanyaan Referensi

Pustakawan referensi berperan sebagai jembatan informasi antara


pemustaka dan sumber informasi yang terdapat di layanan referensi.
Sehingga pustakawan harus mempunyai keterampilan dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan pemustaka dalam temu kembali informasi.
Pustakawan tidak boleh menjawab secara asal dan harus tepat terkait dimana
keberadaan informasi yang dibutuhkan pemustaka serta bagaimana cara
menggunakan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan. Agar dapat
memberikan layanan yang memuaskan, pustakawan referensi juga perlu
mengetahui pertanyaan-pertanyaan apa saja yang biasa ditanyakan oleh
pemustaka. Dalam hal ini, Katz dalam Rahayu & Kiemas (2012: 3.16 – 3.17)
membagi pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam 4 tipe, yaitu sebagai
berikut:

14
1. Pertanyaan langsung

Jawaban atas pertanyaan ini mungkin dapat diberikan oleh setiap staf
perpustakaan karena pertanyaan seperti ini hanya membutuhkan jawaban singkat
berdasarkan pengetehuan umum.

Contoh:

a) Dimana letak kartu katalog?

b) Dimana bagian majalah?

2. Ready reference

Pertanyaan ini membutuhkan pengetahuan khusus dan pengenalan


tergadap koleksi referens agar dapar segera menjawab pertanyaan yang
diajukan.

Contoh:

a) Siapa nama gubernur kalimantan timur?

b) Berapa panjang sungai nil di mesir?

3. subjek khusus-penelusuran khusus

Pertanyaan ini juga membutuhkan pengetauan khusus mengenai koleksi


yang dimiliki perpustakaan agar dapat menjawab pertanyaan dengan tepat.
Apabila perpustakaan memiliki komputer sebagai sarana penelusuran
informasi, hal ini akan lebih mudah dan cepat dilakukan.

Contoh:

a) Saya ingin menulis mengenai enargi terbarukan. Koleksi apa saja


yang ada di perpustakaan?

b) Dimana saja dapat menemukan informasi mengenai adat istiadat


sunda?

15
4. Penelitian

Pustakawan referens mengarahkan pemakai yang membutuhkan informasi


untuk menggunakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam penelitian.

Contoh:

a) Apa penyebab naiknya harga BBM di indonesia baru-baru ini?

b) Apa peranan komputer dalam layanan referens di perpustakaan?

Untuk menjawab pertanyaan dari pemustaka, pustakawan referensi perlu


memiliki pengetahuan yang luas dengan sering mempelajari serta mengamati
fenomena baru dan membaca buku-buku yang terdapat di perpustakaan. Dengan
perkembangan zaman saat ini, pustakawan juga dapat mencari informasi melalui
internet dengan selalu memastikan bahwa sumber informasi tersebut harus valid.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan tidak dibawa dari lahir; sikap
selalu berkenaan dengan suatu obyek; sikap terhadap suatu obyek selalu
disertai perasaan positif atau negatif; dan sikap bersifat laten atau
kecenderungan untuk bertingkah laku. Pemustaka adalah pengguna
perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau
lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Sedangkan
pustakawan referensi adalah pustakawan yang bekerja pada bidang layanan
referensi yang sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan khusus. Sikap
pemustaka dapat mengacu ke kewajiban pemustaka yang telah diatur oleh
Undang-undang No. 43 Tahun 2007 dan sikap pustakawan referensi yang
diharapkan dimiliki adalah ramah, terampil, cepat tanggap, tanggung jawab,
serta peduli terhadap pemustaka. Hal diharapkan dapat memberikan kepuasan
kepada pemustaka dalam menikmati layanan referensi.

B. Saran

Semoga petugas yang di tunjuk sebagai pustakawan referensi mempunyai


keahlian dan pengetahuan yang sesuai agar dapat berkomunikasi dengan
efektif kepada pemustaka. Hal ini, juga dapat mempromosikan perpustakaan
kepada masyarakat dan meningkatkan keberadaan serta eksistensi
perpustakaan.

17
Daftar Pustaka

Azwar, Saifuddin. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :


Pustaka Pelajar.

Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun


2007 tentang Perpustakaan. Jakarta.

Suwarno, Wiji. 2010. Pengetahuan Dasar Kepustakaan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kalsum, Umi. 2016. Referensi sebagai layanan, referensi sebagai tempat: sebuah
tinjauan terhadap layanan referensi di perpustakaan perguruan tinggi.
Jurnal ‘Iqra, 10 (01), 133.

Yusrawati. 2017. Meningkatkan profesionalisme pustakawan referensi di


perguruan tinggi melalui komunikasi yang efektif. LIBRIA, (9)2, 232-233.

Sari, Dessy Listiana dan Rukiyah. 2016. Sikap Pustakawan Layanan Referensi Di
Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonosobo Dalam
Melayani Pemustaka. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 5(1), 3. Diambil dari :
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/15271 (29 Oktober
2019)

Utomo, Lukito Adhi. 2012. Analisis Sikap Pustakawan Referensi Dalam Melayani
Mahasiswa Di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Semarang.
Jurnal Ilmu Perpustakaan, 1(1), 4. Diambil dari:
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/520 (29 Oktober
2019)

Rahayu, Lisda dan Rahmatun Anggraini Kiemas. 2012. Materi Pokok Pelayanan
Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka.

Purwono. (2013). Profesi Pustakawan Menghadapi Tantangan Perubahan.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suwarno, W. (2010). Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan. Yogyakarta:


Ar-Ruzz Media.

Zuchdi, D. (1995). Pembentukan Sikap. Cakrawala Pendidikan, 53.

18
Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di
kbbi.kemdikbud.go.id/entri/religious. Diakses 28 Oktober 2019.

19

Anda mungkin juga menyukai