Anda di halaman 1dari 9

Modul Pengantar Psikolinguistik PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

PERTEMUAN 4:
MEMORI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai memori manusia.
4.1 Memahami Kajian memori dan penyimpanan memori
4.2 Mengidentifikasi dan Memahami Macam-macam memori dalam pikiran,
4.3 Mengidentifikasi dan memahami Pembentukan dan pemakaian memori

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 4.1:
Memahami Kajian Memori dan Penyimpanan Memori

Secara etimologi, memori atau memory (Inggris), adalah keberadaan


tentang pengalaman masa lampau yang hidup kembali, catatan yang
berisi penjelasan, alat yang dapat menyimpan dan merekam informasi. Ilmu
psikologi mendefinisikan memori sebagai sebuah proses pengkodean,
penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi (retrieval) oleh manusia dan
organisme lainnya. Pengkodean berkaitan dengan persepsi awal dan pengenalan.
Menurut perspektif psikologi kognitif, memori atau ingatan ialah kekuatan
jiwa untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksikan kesan-kesan. Jadi, ada
tiga unsur dalam perbuatan ingatan, yaitu menerima kesan-kesan, menyimpan,
dan mereproduksikan.
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia, ini berarti
ada suatu indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan
kembali dari sesuatu yang pernah dialami.
Memori juga berarti ingatan yang mempunyai arti lebih luas, yaitu
1. Apa yang diingat, yang terbayang di pikiran sepanjang ingatan.
2. Alat atau daya batin untuk mengingat atau menyimpan sesuatu yang pernah
diketahui (dipahami atau dipelajari).

Program Studi Sastra Indonesia Univeritas Pamulang 35


Modul Pengantar Psikolinguistik PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

3. Pikiran, dalam arti angan-angan, kesadaran.


4. Apa yang terbit di hati, seperti niat atau cita-cita.
Memori atau ingatan bukan merupakan suatu objek seperti mata, tangan
dan organ tubuh lainya. Ada beberapa definisi memori yang dikemukakan oleh
para ahli, di antaranya
a. Dalam http://psikologibrebesjateng.blogspot.com/2012/01/makalah-
memahami-memori-manusia.html, De Porter & Hernacki (dalam Afiatin:
2001) menjelaskan bahwa memori atau ingatan adalah suatu kemampuan
untuk mengingat apa yang telah diketahui. Seseorang dapat mengingat sesuatu
pengalaman yang telah terjadi atau pengetahuan yang telah dipelajari pada
masa lalu. Kegiatan seseorang untuk memunculkan kembali atau mengingat
kembali pengetahuan yang dipelajarinya pada masa lalu dalam ilmu psikologi
disebut recall memory.
b. Menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998) memori
adalah bagian penting dari semua proses kognitif karena informasi dapat
disimpan hingga sewaktu-waktu digunakan. Dalam proses mengingat
informasi, ada tiga tahapan, yaitu memasukkan informasi (encoding),
penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage).
c. Pendapat Drever (dalam Walgito, 2004) menjelaskan bahwa memori menurut
pengertian secara umum dan teoretis adalah salah satu karakter yang dimiliki
oleh makhluk hidup, pengalaman berguna apa yang kita lupakan yang mana
mempengaruhi perilaku dan pengalaman yang akan datang, yang mana
ingatan itu bukan hanya meliputi recall (mengingat) dan recognition
(mengenali) atau apa yang disebut dengan menimbulkan kembali ingatan.
Lebih jelasnya, Walgito (2004) menjelaskan bahwa ada dua cara
menimbulkan kembali informasi dalam ingatan, yaitu dapat ditempuh dengan
(1) mengingat kembali (to recall) dan (2) mengenal kembali (to recognize).
Jadi, recall memory adalah kemampuan menimbulkan ingatan kembali dengan
cara mengingat kembali.
Berdasarkan pendapat yang telah diulas di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa memori adalah salah satu karakter yang dimiliki oleh makhluk hidup

Program Studi Sastra Indonesia Univeritas Pamulang 36


Modul Pengantar Psikolinguistik PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

berupa kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui. Bahasa adalah
medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu mampu termuat dalam
lapangan pemahaman manusia. Bahasa adalah media manusia berpikir secara
abstrak yang memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi
simbol-simbol abstrak. Dengan adanya transformasi ini, manusia dapat berpikir
mengenai sebuah objek meskipun objek itu tidak terinderakan saat proses berpikir
itu dilakukan olehnya. Dalam http://ghazaliy.blogspot.com/2012/04/hubungan-
antara-bahasa-otak-akal-dan.html, terkait dengan hal di atas, dapat dikatakan
sebenarnya bahwa manusia dapat berpikir tanpa menggunakan bahasa, tetapi
bahasa mempermudah kemampuan belajar dan mengingat, memecahkan
persoalan dan menarik kesimpulan.
Dengan adanya bahasa, manusia dapat lebih mudah untuk mengeluarkan
ekspresi pikirannya. entah itu dalam penyelesaian masalah, berpikir ringan, hanya
sekadar ngobrol bersama keluarga dan kawan ataupun sebagainya. Dengan bahasa
pula, manusia mampu mengabtraksikan pengalamannya, dan
mengomunikasikannya dengan orang lain karena bahasa merupakan sistem
lambang ataupun simbol yang tidak terbatas yang mampu mengungkapkan segala
pemikiran. Namun, begitu, struktur bahasa sangat dipengaruhi oleh struktur
pikiran (kognisi) individu dan nalar manusia mengendalikan bahasa manusia itu
sendiri. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa merupakan hasil kognisi yang
matang yang ada pada diri manusia.
Proses belajar bahasa secara kognitif merupakan proseskognitif yang
kompleks. Proses bahasa ini pula melibatkan banyak hal, antara lain ingatan
(memori), persepsi, pikiran, makna dan emosi yang saling berpengaruh dalam
jiwa manusia. Memori merupakan bagian integral dari eksistensi manusia. Tidak
dapat dibayangkan seperti apa manusia itu bila kita tidak menyimpan masukan
yang baru saja kita dengar, dan tidak dapat mengingat apa yang akan kita lakukan
besok.
Sebagian besar dari apa yang diketahui tentang dunia ini bukan berasal
dari saat manusia lahir, tetapi diperoleh melalui pengalaman yang disimpan dalam
memori. Komunikasi dengan sesama manusia akan terhenti karena tanggapan

Program Studi Sastra Indonesia Univeritas Pamulang 37


Modul Pengantar Psikolinguistik PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

terhadap ujaran interlokutor ditentukan pula oleh kemampuan memori untuk


menerima dan menyimpan input itu untuk jangka waktu yang pendek dan secara
sementara. Selain itu, tidak akan bisa pula dilanjutkan ujaran seseorang tanpa
dapat mengingat apa yang baru saja diucapkan. Rasa benci atau cinta pada
seseorang karena perasaan yang tumbuh di masa lalu yang semuanya itu
tersimpan dalam memori.

SEKILAS TENTANG KAJIAN MEMORI


Psikolog Amerika William tahun 1890-an mengembangkannya lebih
lanjut dengan lebih menajamkan perbedaan antara memori jangka pendek
(disingkat: memori pendek, short-term memory) dengan memori jangka panjang
(memori panjang, long-term memory). Memori pendek hanya berlangsung
beberapa detik atau menit seperti kalau kita melihat nomor telepon di buku lalu
memakai nomor itu untuk menelpon . Sebaliknya, memori panjang berlangsung
harian, mingguan, bulanan, tahunan, dan bahkan bisa juga seumur hidup.
Psikologi Inggris Frederis C. Bartlett (1886—1969) dapat dikatakan sebagai salah
satu pelopor yang mula-mula sekali menyatakan bahwa persepsi dan memori
tergantung tidak hanya pada lingkungan yang kasat mata, tetapi juga pada struktur
mental dari orang yang mempersepsinya. Ide itulah yang kemudian melahirkan
psikologi kognitif.
Psikologi kognitif mencoba mengikuti aliran informasi dari mata, telinga,
dan indera lain ke representasi internalnya di sel-sel yang saling terikat di otak.
Jadi, kalau kita melihat, misalnya, suatu tabrakan mobil pada otak kita muncul
aktivitas terpola yang menanggapi peristiwa itu. Akan tetapi, sukar sekali untuk
membuktikan bagaimana proses itu terjadi. Karena itu, psikologi kognitif harus
bekerja sama dengan para biologi untuk dapat melihat permasalahannya secara
lebih jelas.
Orang yang banyak disebut sebagai pelopor mengenai tempat memori di
otak adalah Karl Lashley (1890—1958), psikolog di Universitas Harvard. Dari
penelitiannya, terhadap tikus pada tahun 20-an, didapati bahwa memori tidak

Program Studi Sastra Indonesia Univeritas Pamulang 38


Modul Pengantar Psikolinguistik PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

berada pada suatu titik atau daerah tertentu di otak. Banyak bagian dari otak yang
terlibat.
Donald O. Hebb berpendapat meskipun semuanya menopang
penyimpanan memori secara utuh, penelitian dengan mengoperasi otak pasien
yang hanya mendapat anastesi lokal (dan karenanya pasien ini sadar) yang bahwa
lobe temporal tampaknya merupakan daerah di mana memori disimpan. Alat
elektronik dengan voltase rendah yang ditusuk-tusukkan pada otak menunjukan
bahwa bila bagian tertentu dari lobe temporal ditusuk, khususnya di sekitar daerah
hippocampus, si pasien tidak dapat mengingat benda apa yang ditunjukkan
kepadanya. Hal seperti ini tidak terjadi bila yang ditusuk adalah lobe lain seperti
lobe pariental atau lobe frontal.

Tujuan Pembelajaran 4.2:


Mengidentifikasi dan Memahami Macam-macam Memori

Memori tidak hanya satu macam. Penfield dan Roberts (dalam


Dardjowidjojo, 2008: 274) menyebutkan adanya memori pengalaman, memori
konseptual, dan memori kata. Memori pengalaman adalah memori yang berkitan
dengan ihwal-ihwal di masa lalu. Makin bermakna suatu pengalaman, makin lama
memori itu disimpan dan diingat. Memori konseptual adalah memori yang dipakai
untuk membangun suatu konsep berdasarkan fakta-fakta yang masuk. Setelah
anak diperkenalkan dengan konsep kupu-kupu, misalnya, dan kemudian melihat
gambar kupu-kupu atau kupu-kupu yang lain, si anak membangun konsep
mengenai binatang ini sehingga akhirnya tersimpanlah konsep kupu-kupu itu di
memorinya. Memori kata adalah memori mengaitkan konsep dengan wujud bunyi
dari konsep tersebut. Sesorang yang lupa nama suatu benda gagal memanfaatkan
memori kata.
Sementara itu, ada pula yang membagi memori menjadi memori
nondeklaratif dan deklaratif (Squire dan Kandel 1999). Memori nondeklaratif
berasal dari pengalaman tetapi terwujud dalam bentuk perubahan perilaku, bukan
rekoleksi terhadap peristiwa masa lalu. Berbeda dengan memori deklaratif,

Program Studi Sastra Indonesia Univeritas Pamulang 39


Modul Pengantar Psikolinguistik PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

memori non deklaratif bersifat instingtif. Ingatan anjing dalam eksperimen Pavolv
atau tikus dalam eksperimen Thorndike merupakan contoh dari memori
nondeklaratif.
Sementara itu, memori deklaratif adalah memori untuk peristiwa, fakta,
kata, muka, musik. Segala bentuk pengetahuan yang kita peroleh dalam hidup.
Bagaimana memori macam ini diperoleh ditentukan oleh berbagai faktor.
Pertama, unsur terlampau sering. Makin sering suatu peristiwa diulang, makin
besar kemungkinannya memori untuk peristiwa itu akan tertanam. Kedua, faktor
relevensi. Suatu peristiwa yang dari segi si pengalam dirasakan relevan akan
sangat mengesan dan akan menumbuhkan memori yang cukup lama, bahkan bisa
seumur hidup. Dalam hal cinta, misalnya, orang umumnya akan ingat siapa orang
pertama yang dia cintai. Ketiga, faktor signifikansi. Suatu hal yang signifikan
umumnya akan diingat cukup lama. Keempat, faktor gladi kotor. Seorang
penyanyi mau tidak mau harus melatih diri untuk menghafalkan kata-kata dalam
lagu yang akan dinyanyikan. Begitu pula seorang pembawa acara syair. Gladi
kotor ini membuat orang ingat tidak hanya isi lagu atau syair itu tetapi juga kata
demi katanya. Kelima, faktor keteraturan. Entitasi yang ditata secara teratur akan
lebih mudah diingat daripada yang diletakan secara acak.
Psikolog seperti William James (1841—1910) membagi memori menjadi
dua kelompok besar: memori pendek dan memori panjang. Memori pendek dibagi
lagi menjadi dua subbagian: memori sejenak (immediate memory) dan memori
kerja (working memory). Dengan demikian, pembagian memori menurut James
adalah sebagai berikut.
Sesuai dengan namanya, memori pendek merujuk pada macam memori
yang menahan informasi secara temporer sampai memori itu dilupakan atau
dimasukkan ke dalam memori panjang. Memori pendek yang sejenak merujuk
pada informasi yang dapat ditahan pada saat informasi itu diperoleh sehingga
fokus perhatian ada pada alir pikiran yang sedang melaju. Kapasitas memori
seperti ini sangat terbatas; ia hanya dapat menahan sekitar tujuh digit angka atau
ihwal. Inilah pula sebabnya mengapa nomor telepon di kebanyakan negara adalah
maksimal tujuh angka. Memori pendek yang sejenak juga tidak tahan lama,

Program Studi Sastra Indonesia Univeritas Pamulang 40


Modul Pengantar Psikolinguistik PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

maksimal 30 detik. Memori pendek sejenak dapat diperpanjang untuk beberapa


menit dengan cara pengulangan. Pada saat kita mau menelpon seseorang,
misalnya, kita mengulang nomor – nomor itu. Perpanjangan seperti ini membuat
memori pendek sejenak menjadi memori kerja. Karena perbedaan yang sangat
tipis ini, orang seringkali pula menyatukan memori pendek sejenak dan memori
kerja menjadi memori pendek saja.
Sementara itu, Tuvling dan Lepage (2000) membagi memori menjadi dua
kelompok besar: memori proskopik (disebut juga sebagai memori non-episodik)
dan memori palinskopik (atau memori episodik). Pada memori proskopik,
pengalaman pada suatu waktu dimanfaatkan untuk menangani kasus di masa
depan. Anak yang jarinya terbakar karena main dengan korek api akan
menghindar atau berhati-hati dengan benda itu lagi.
Memori palinskopik atau episodik merujuk tidak ke masa depan tetapi ke
masa lalu dan bersifat individual. Pengalaman seseorang dalam hidupnya
membentuk memori bagi dia sendiri. Ini perlu dibedakan dengan apa yang
dinamakan memori semantik. Bila kita berbicara mengenai pengetahuan tentang
dunia, kita berbicara tentang memori semantik, artinya, siapa pun memiliki
memori seperti itu. Bahwa gunung itu lebih tinggi dari daratan biasa dan kalau
kita ke sana kita pasti mendakinya merupakan pengetahuan tentang dunia yang
dimiliki oleh siapa saja. Memori episodik dan memori semantik mencakup
jangkauan yang sangat luas. Bermacam-macam informasi yang visual, audio,
verbal, spasial, dan lain-lain.
Dari bukti-bukti linguistik, Chafe (1973) menganggap adanya tiga macam
memori: memori permukaan (suface memory), memori dangkal (shallow
memory), dan memori dalam (deep memory). Kesadaran kita akan sesuatu
tergantung pada empat macam input. Pertama, kita bisa sadar akan sesuatu karena
adanya persepsi sensori yang langsung kita alami. Kalau kita sedang berjalan dan
melihat seekor anjing tertabrak mobil, persepsi atas peristiwa itu akan masuk ke
dalam kesadaran kita. Kedua, kesadaran ini bisa kemudian ditampung dalam
memori permukaan untuk beberapa saat setelah beberapa saat sebelumnya berada
pada kesadaran kita. Ketiga, peristiwa ini bisa kemudian dipindahkan ke memori

Program Studi Sastra Indonesia Univeritas Pamulang 41


Modul Pengantar Psikolinguistik PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

dangkal. Informasi yang ada di memori dangal ini dapat sewaktu-waktu dipanggil
kembali dengan ketepatan yang masih cukup tinggi. Akhirnya, peristiwa ini bisa
juga dikirim ke memori dalam untuk disimpan dalam jangka waktu yang panjang.
Memori semacam ini biasanya kurang akurat dibandingkan dengan memori
mecam lainnya. Makin lama memori itu disimpan biasanya makin kurang akurat
wujudnya.

Tujuan Pembelajaran 4.3:


Mengidentifikasi dan Memahami Pembentukan dan Pemakaian Memori

Memori dibentuk dan dipakai melalui tiga tahap: input, penyimpanan, dan
output (Clark dan Clark serta Engel (dalam Dardjowidjojo: 2008: 279). Pada
tahap input, orang umumnya menerima masukan, baik lisan maupun tulisan,
kemudian memberikan interpretasi tentang masukan itu untuk memahaminya.
Biasanya, orang memperhatikan maknanya, bukan kata-katanya. Karena itu, yang
disimpan dalam memori bukan kata-kata yang didengar atau dibaca tetapi isi dari
keseluruhan kata-kata itu. Itulah sebabnya kalau orang harus menyatakan kembali
apa yang baru didengar atau dibaca, dia tidak akan memakai kata-kata yang sama
seperti pada input-nya.
Bila dirasakan perlu untuk disimpan dalam jangka waktu lama, informasi
itu “dikirim” ke memori panjang. Memori panjang tidak hanya menyimpan makna
saja. Kadang-kadang hafalan verbatim juga disimpan di sana. Pada tahap output,
ada dua cara yang dipakai: rekognisi (recognition) dan rekol (recall). Rekognisi
adalah proses pemanggilan memori dengan meminta seseorang untuk dapat
merekognisi sesuatu yang telah diberikan kepadanya sebelumnya. Jadi, si subjek,
misalnya, diminta menjawab apakah benda yang ditunjukan kepadanya itu telah
dia lihat sebelumnya. Baik pada rekognisi maupun rekol, orang memanfatkan tiga
informasi eksternal. Pertama, dengan memanfaatkan pengetahuan tentang bahasa
yang dimilikinya. Orang menentukan mana yang mungkin dan mana yang tidak.
Kedua, orang memanfaatkan pula pengetahuan tentang dunia. Ketiga, orang juga
memanfaatkan penegtahuan tentang konvensi wacana. Kalau dalam suatu wacana

Program Studi Sastra Indonesia Univeritas Pamulang 42


Modul Pengantar Psikolinguistik PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

ada terdapat dua orang, pria dan wanita, maka kata mereka pasti merujuk kepada
dua orang itu. Kata dia pasti merujuk hanya kepada salah satu dari dua orang itu.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Sebutkan dan jelaskan 4 tahapan terkait dengan hubungan bahasa dengan
ilmu jiwa?
2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat tentang linguistik dalam pskilongi?
3. Jelaskan perbedaan mendasar antara Psikolinguistik generasi pertama dan
kedua?
4. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri Psikolinguistik Generasi Ketiga!
5. Sebutkan dan jelaskan aliran mentalistik!

D. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Dardjowidjojo, Soenjono. 2008. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa
Manusia Edisi Kedua. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Noncetak

Muslih, Muhammad, dkk. “Makalah Memahami Memori Manusia” from

http://psikologibrebesjateng.blogspot.com/2012/01/makalah-memahami-
memori-manusia.html. diakses 20 Agustus 2016

Program Studi Sastra Indonesia Univeritas Pamulang 43

Anda mungkin juga menyukai