Anda di halaman 1dari 18

Diajukan untuk memenuhi tugas

makalah Bentuk- Bentuk kerja sama perpustakaan

Ibu Ismaya S.IP,.M.IP

DISUSUN OLEH:

1.ARHAM 732021202002

2.NURUL ISRAWANTI 732071202015

3. RESKI 732071202016

PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI T.A. 2021/ 2022

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ENREKANG


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-

Nya sehingga makalah dengan berjudul: Bentuk - bentuk kerja sama di perpustakaan.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas matakuliah kerja sama dan jaringan

informasi . Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada

pembaca tentang bentuk- bentuk kerja sama di perpustakaan.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Ismaya S.IP,.M.IP selaku dosen kami.

Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik

yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak

yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak

kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang

pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari

pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................................

1.2 RUMUSAN MASALAH .....................................................................................................................

1.3 TUJUAN.....................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................

2.1 syarat terjadinya bekerjasama..................................................................................................

2.2 bentuk kerjasama dalam perpustakaan.............................................................................

2.3 Kerjasama pelayanan informasi berbasis jaringan .........................................................

2.4 Alasan Kerjasama di perpustakaan.....................................................................................

2.5 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Kerjasama Perpustakaan ..........................

BAB III PENUTUP

3.1 PENUTUP.........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut KBBI Kerja berarti kegiatan melakukan sesuatu; yang dilakukan (diperbuat), jadi arti dari
kerjasama adalah suatu pekerjaan yang dilakukan dengan cara bersama-sama untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Kerjasama adalah usaha bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
bersama. Menurut Sulistyo Basuki, “Kerjasama perpustakaan merupakan kegiatan yang melibatkan dua
atau lebih perpustakaan untuk mencapai satu tujuan yang sama” Kerjasama yang dilakukan dalam
sebuah organisasi termasuk perpustakaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna, karena
setiap organisasi terlebih perpustakaan tidak akan mampu berdiri sendiri dan tentunya demi
mengembangkan organisasi itu sendiri, baik dari segi layanan, koleksi, serta fasilitas yang ada.Dalam
perpustakaan kerjasama biasanya dilakukan dengan berbagai macam pihak, seperti masyarakat,
penertbit, maupun sesama perpustakaan. Pengertian Informasi menurut KBBI adalah “pemberitahuan;
kabar atau berita tentang sesuatu”. Sedangkan jaringan adalah kumpulan dari berbagai elemen yang
tergabung menjadi satu. Jika dalam konteks perpustakaan maka Jaringan adalah kumpulan beberapa
perpustakaan yang tergabung dan berada di bawah yurisdiksi tertentu dan memberikan sejumlah jasa
sesuai dengan rencana dan tujuan bersama. Menurut Sulistyo basuki (1996:10), Jaringan informasi
sering disebut juga dengan jaringan kerja informasi yaitu suatu sistem terpadu dari Jadi kerjasama dan
jaringan informasi perpustakaan adalah sekumpulan perpustakaan yang terbentuk karena suatu
kesamaan tujuan dan misi sehingga bisa saling bahu-membahu untuk pencapaian tujuan. Adanya hal
tersebut biasanya agar masing-masing dari perpustakaan dapat menjadi semakin berkembang dan bisa
saling melengkapi satu dan lainnya. Dalam kerjasama tersebut memiliki berbagai macam bentuk
tergantung dari tujuan dan kebutuhan dari diadakannya kerjasama tersebut.

konsep kerjasama, kini berkembang istilah jaringan (network). Konsepjaringan sebenanarnya


merupakan perluasan konsep kerjasama perpustakaan. Kalau pada konsep kerjasama perpustakaan
melibatkan dua perpustakaan atau lebih, maka konsep jaringan meliputi dua perpustakaan atau lebih
dan/atau organisasi lain yang berkecimpung dalam pola bersama pertukaran informasi, melalui
komunikasi, untuk keperluan fungsional (Sulistyo-Basuki, 1992). Karena itu dalam konsep jaringan atau
network terdapat unit-unit lain selain perpustakaan yang terlibat dalam kerjasama seperti misalnya
pusat informasi, clearing house, pusat dokumentasi, pusat referensi, pusat analisis informasi dan lain-
lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja syarat terjadinya kerjasama?


2. Apa saja bentuk kerjasama dalam perpustakaan?
3. Apa saja Kerjasama pelayanan informasi berbasis jaringan?
4. Alasan Kerjasama di perpustakaan?
5. Apa Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Kerjasama Perpustakaan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui syarat-syarat dalam bekerjasama


2. Mengetahui bagaimana bentuk kerja sama di perpustakaan
3. Mengetahui bagaimana kerja sama pelayanan informasi berbasis jaringan
4. Mengetahui Alasan Kerjasama di perpustakaan
5. Mengetahui apa saja Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Kerjasama Perpustakaan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Syarat-Syarat Kerjasama Perpustakaan antara lain:

1. Ada visi bersama yang dicapai dari kerjasama yang dibangun.

2. Ada kesepakatan bersama antara perpustakaan yang terlibat di dalam kerjasama, sebaiknya
dinyatakan dalam dokumen tertulis.
3. Ada komitmen bersama untuk mencapai tujuan lewat proses yang jelas dan terbuka.

4. Ada sikap menghormati dan menerima perbedaan dari seluruh perpustakaan yang terlibat dalam
kerjasama.

5. Tercipta alur komunikasi yang baik.

6. Ada pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara perpustakaan yang terlibat.

7. Ada mekanisme pengambilan keputusan bersama dalam rangka mencapai tujuan bersama.

8. Terbangun manajemen organisasi yang efektif.

2.2 Bentuk- bentuk kerjasama di perpustakaan

1.Kerjasama Pengadaan

Dalam bentuk ini berbagai perpustakaan bekerja sama dalam pengadaan buku. Ini merupakan

awal bentuk kerjasama. Dalam bentuk ini, masing-masing perpustakaan bertanggung jawab

atas kebutuhan informasi pemakainya. Maka perpustakaan akan memilih buku berdasarkan

permintaan anggotanya atau berdasarkan dugaan pengetahuan pustakawan atas keperluaan

bacaan anggotanya.

Dorongan kerjasama ini berasal dari bertambah banyaknya buku yang diterbitkan dalam

berbagai lapangan ilmu pengetahuan, perluasan jenis terbitan mulai dari buku dan majalah

hingga ke laporan tak diterbitkan, kesemuanya berfungsi sebagai sumber informasi, hubungan

yang makin kompleks antara berbagai subjek dan keterbatasan dana perpustakaan. Hanya

dengan pengadaan gabungan atau pengadaan terkoordinasi maka perpustakaan mampu

mengakses semua bahan pustaka yang mungkin perlu dibeli dan menjamin bahwa semua
sumber telah dilacak. Di Indonesia perlunya kerjasama ini masih amat dirasakan karena sulitnya

impor buku.

Berbagai importir yang ada lazimnya enggan mengimpor buku dalam jumlah terbatas baik

mengenai judul maupun kuantitasnya. Di segi lain perpustakaan berusaha membeli buku dalam

kuantitas terbatas namun dengan jumlah judul lebih banyak. Hal ini dapat diatasi bila perpus-

takaan bekerja sama dalam hal pengadaan.

2.Kerjasama pengolahan

Dalam bentuk kerjasama ini perpustakaan bekerja sama untuk mengolah bahan pustaka.

Biasanya pada perpustakaan universitas dengan berbagai cabang atau perpustakaan umum

dengan cabang- cabangnya, pengolahan bahan pustaka (pengkatalogan, pengklasifikasian,

pemberian label buku, kartu buku, kantong buku, penyampulan buku dengan lapis plastik)

dikerjakan oleh perpustakaan pusat. Perpustakaan cabang menerima buku dalam keadaan siap

digunakan.

Ada 2 acara bentuk kerjasama ini. Cara pertama ialah memusatkan semua pengolahan bahan

pustaka ke perpustakaan yang ditunjuk, biasanya perpustakaan pusat, baik untuk perpustakaan

universitas maupun perpustakaan umum. Dalam tingkat nasional, pengolahan dilakukan oleh

perpustakaan nasional dengan hasil pengolahan diterbitkan dalam bibliografi nasional ataupun

diwujudkan dalam bentuk katalog dalam terbitan (KDT). KDT dalam bahasa Inggris disebut

Cataloguing In Publication (CIP) perpustakaan nasional mengolah data bibliografi dari buku yang

akan diterbitkan. Keterangan ini dicantumkan di bagian balik halaman judul. Umumnya data
yang dicantumkan adalah pengarang, judul, nomor klasifikasi; kadang-kadang pula

ditambahkan nomor buku standar internasional atau lazim disebut ISBN (International Standard

Book Number).

3. Kerjasama penyimpanan

Pada bentuk kerjasama nomor 1, sering kali terjadi keributan mengenai ruang simpan yang

terbatas serta ketidakjelasan batas subjek dan keterkaitan satu subjek dengan subjek lain serta

penyebaran berbagai perpustakaan dalam kawasan yang luas. Maka pendekatan yang

digunakan ialah menunjuk perpustakaan penyimpan yang melayani kelompok perpustakaan

peserta. Pada pendekatan ini, sebuah perpustakaan ditunjuk untuk menyimpan buku yang

kurang digunakan milik perpustakaan lain.

Biasanya bentuk kerjasama ini diikuti dengan pengadaan bersama. Perpustakaan pusat

penyimpan dapat mengurangi masalah ruang yang dihadapi perpustakaan anggota.

Perpustakaan pusat penyimpan ini menyimpan jenis buku sebagai berikut : (a) buku hadiah; (b)

deposit tetap yang menjadi milik perpustakaan deposit; (c) buku disimpan berdasarkan deposit

per subjek. Misalnya perpustakaan yang ditunjuk oleh badan induknya untuk menyimpan

semua karya staf badan induk dan (d) penyimpanan atas dasar sewa. Umumnya koleksi yang

disimpan berdasarkan kriteria a dan b.

4.Kerjasama pelayanan

Banyak pustakawan Indonesia salah kaprah dalam penggunaan istilah silang layan. Menurut

anggapan mereka silang layan sinonim dengan peminjaman antar perpustakaan (interlibrary

loan). Hal ini nampak pada berbagai tulisan maupun ucapan sehari-hari. Sebenarnya istilah
silang layan berlainan dengan peminjaman antar perpustakaan. Silang layan merupakan

kerjasama antara 2 perpustakaan atau lebih dalam pemberian jasa informasi. Salah satu hasil

jasa informasi ini akan muncul dalam pinjam antar perpustakaan. Pemberian jasa informasi

dapat berupa jasa penelusuran, jasa referal maupun jasa referens. Kerjasama ini melibatkan

semua sumber daya yang ada di perpustakaan jadi tidak terbatas pada pinjam antar

perpustakaan saja.

2.3 Kerja Sama pelayanan informasi berbasis jaringan

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi maka jaringan kerjasama antar

perpustakaan juga mengalami kemajuan. Jaringan kerjasama ini tidak lagi dilakukan secara

manual, namun juga sudah menggunakan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi seperti

komputer dan internet. Beberapa kerjasama yang dapat dilakukan dengan basis online ini

antara lain adalah:

1. Katalog Online

Katalog online adalah sistem katalog perpustakaan yang menggunakan komputer.Pangkalan

datanya biasanya dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan baik menggunakan perangkat

lunak buatan sendiri, maupun menggunakan perangkat lunak komersial. Sesuai dengan

namanya katalog online ini berfungsi seperti layaknya sebuah katalog yaitu sebagai sarana

penelusuran koleksi milik suatu perpustakaan.

2. Layanan Informasi Mutakhir dan Layanan informasi terseleksi


Perpustakaan dapat memberikan layanan informasi secara aktif berupa layanan informasi

mutakhir (current awereness services/ CAS) maupun layanan informasi terseleksi (selective

dissemination of information/ SDI). Pelayanan informasi mutakhir adalah pelayanan

perpustakaan dimana perpustakaan menyediakan informasi terbaru sering tanpa batas-batas

subyek tertentu selain hanya kemutakhiran itu sendiri. Sedangkan pelayanan informasi

terseleksi merupakan pelayanan perpustakaan dimana perpustakaan menyediakan informasi

yang sesuai dengan minat dan bidang ilmu pengguna yang menjadi pelanggannya. Didalam

melakukan layanan CAS dan SDI ini diperlukan waktu yang sangat banyak dan kesabaran yang

tinggi terutama SDI karena petugas harus melakukan pemilihan pustaka sesuai dengan profil

minat pengguna setiap ada informasi datang. Dengan bantuan komputer maka layanan CAS dan

SDI dapat dipermudah dan dipersingkat. Petugas hanya melakukan input ke pangkalan data

setiap ada informasi baru datang. Tugas untuk pemilihan informasi yang sesuai dengan profil

minat pengguna(yang sudah diinput sebelumnya) diserahkan kepada komputer Dalam hitungan

detik atau maksimal menit, maka komputer sudah menghasilkan output yang siap dikirim ke

pelanggan kedua layanan tersebut. Satu cara untuk membentuk sistem elektronik untuk

informasi kilat adalah untuk mendirikan apa yang disebut mailing list. Fungsi atau tujuan

mailing list ini mungkin untuk tempat berdiskusi bagi sekelompok orang-orang tertentu, namun

demikian mailing list ini dapat juga digunakan untuk penyebaran informasi. Seorang

pustakawan mungkiningin mengirim daftar isi dari beberapa jurnal tertentu kepada beberapa

ilmuwan setiap bulan.

3.Penelusuran informasi lengkap dan Multimedia


Dengan teknologi komputer yang semakin maju seperti sekarang ini sangat dimungkinkan

bagi perpustakaan untuk menyediakan layanan informasi lengkap (fulltext), bahkan dalam

bentuk multimedia. Dengan teknik hypertext kita bisa menampilkan layanan fulltext yang bisa

dihubungkan dengan bebas ke baik teks lain bibliografi buku maupun artikel jurnal ilmiah.

Bahkan tidak hanya bibliografinya saja, melainkan dengan ringkasan (abstraks) dari dokumen

aslinya. Dengan layanan seperti ini pengguna dapat memilih dokumen yang akan dibaca

maakan menjadi sangat efektif dan dapat dilakukan dengan cepat dan dengan fleksibilitas yang

sangat tinggi karena pangkalan data berbasis komputer ini memberikan kemungkinan

pendekatan dari berbagai aspek sebagai titik temu (multiple approach).

5. Peminjaman Antar Perpustakaan & Pengiriman Dokumen (Document Delivery)

Peminjaman antar perpustakaan adalah tidak lazim di Indonesia, karena ketidakpastian dari

kantor pos dan kurangnya koleksi buku-buku. Di negara-negara maju servis semacam ini banyak

sekali digunakan. Terutama saat ini, dimana dana untuk perpustakaan dikurangi, perpustakaan

seringkali memutuskan untuk tidak membeli sebuah buku kalau mereka mengetahui ada

perpustakaan lain yang dekat memiliki buku tersebut. Ini berarti perpustakaan lebih memilih

kelengkapan daripada koleksi yang duplikat.

2.4 Alasan Kerjasama perpustakaan

Kerjasama perpustakaan terjadi karena dorongan berbagai hal. Adapun faktor-faktor yang

mendorong kerjasama antarperpustakaan ialah :

1. Adanya peningkatan luar biasa dalam pengetahuan dan membawa pengaruh semakin

banyak buku yang ditulis tentang pengetahuan tersebut. Sebagai contoh bila pada tahun 1965
di seluruh dunia terbit 269 000 judul buku baru maka pada tahun 1974 terbit 571 000 judul

baru. Sebagai perbandingan di Indonesia dan Malaysia setiap tahun terbit rata-rata 5000 judul

buku baru, namun hendaknya diingat bahwa penduduk Indonesia hampir 10 kali lipat penduduk

Malaysia. Itu berarti bahwa secara umum produktivitas buku di Malaysia jauh lebih tinggi

daripada Indonesia. Dalam keadaan demikian maka tidak ada satupun perpustakaan yang

mampu melayani keperluan informasi pemakainya hanya mengandalkan koleksi perpustakaan

tersebut. Perpustakaan besar masih memerlukan bantuan perpustakaan lain.

2. Meluasnya kegiatan pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi

mendorong makin banyaknya permintaan serta semakin beranekanya permintaan pemakai

yang semakin hari semakin banyak memerlukan informasi. Pengetahuan yang berkembang

pesat memaksa mereka yang telah meninggalkan bangku sekolah untuk belajar kembali.

Sekadar contoh bila pada tahun 1950an di Indonesia, Sekolah Menengah Umum (SMU) hanya

terdapat di ibu kota eks karesidenan, maka kini sudah tersebar sampai ke kecamatan. Hal

serupa dengan universitas, kini di Indonesia hampir setiap provinsi terdapat perguruan tinggi

negeri padahal tahun 1950an hanyalah beberapa gelintir saja.

3. Kemajuan dalam bidang teknologi dengan berbagai dampaknya terhadap industri,

perdagangan dan perlunya pimpinan serta karyawan mengembangkan ketrampilan dan teknik

baru. Ketrampilan ini antara lain diperoleh dengan membaca dan materi perpustakaan tidak

selalu tersedia di perpustakaan di sekitar pembaca.


4. Berkembangnya kesempatan dan peluang bagi kerjasama internasional dan lalu lintas

internasional; kedua hal tersebut mendorong perlunya informasi mutakhir mengenai negara

asing.

5. Berkembangnya teknologi informasi, terutama dalam bidang komputer dan

telekomunikasi, memungkinkan pelaksanaan kerjasama berjalan lebih cepat. lebih mudah

bahkan mungkin lebih murah. Pengiriman informasi tidak harus berupa pengiriman dokumen

asli melainkan dalam bentuk reproduksi (fotokopi), bentuk mikro maupun menggunakan media

elektronik seperti disket.

6. Tuntutan masyarakat untuk memperoleh layanan informasi yang sama-sama. Selama ini

merupakan suatu kenyataan bahwa masyarakat pemakai informasi di kota besar memperoleh

layanan informasi lebih baik daripada pemakai yang tinggal di daerah terpencil. Maka adanya

kerjasama perpustakan memungkinkan pemberian jasa perpustakaan mencapai pemakai di

daerah terpencil.

7. Kerjasama memungkinkan penghematan fasilitas, biaya, tenaga manusia, waktu. Hal ini

amat mendesak bagi negara berkembang seperti Indonesia dengan keterbatasan dana bagi

pengembangan perpustakaan.

2.5 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Kerjasama Perpustakaan:

Kerjasama perpustakaan terjadi karena berbagai hal. Menurut Purwono (2010) faktor-

faktor yang mendorong terjadinya kerjasama tersebut adalah:


- Meningkatnya jumlah buku yang diterbitkan setiap tahun, sehingga perpustakaan tidak

mampu membeli buku baru untuk kepentingan pembacanya.

- Semakin banyaknya media yang diterbitkan.

- Meningkatnya kebutuhan pemakai seiring dengan berkembangnya pendidikan serta

kemajuan ilmu pengetahuan.

- Tuntutan masyarakat untuk memperoleh informasi yang sama baiknya dengan tidak

memandang lokasi keberadaan mereka.

- Berkembangnya teknologi, khususnya teknologi komputer dan telekomunikasi (ICT)

- Tuntutan penghematan yang disebabkan karena keterbatasan anggaran yang dimiliki.

Selain faktor pendukung terjadinya kerjasama, juga terdapat beberapa hambatan

(Purwono, 2010) yang dihadapi oleh perpustakaan dalam usaha mengadakan kerjasama, antara

lain:

(1) faktor bahasa, (2) faktor keuangan, (3) sikap perpustaka, (4) faktor geografi,(5) faktor politik,

(6) lemahnya sarana dan prasarana, (7) koleksi yang belum memadai, (8) kurangnya tenaga

profesional, baik dalam keahlian maupun sikap mental, (9) kurang dipahaminya manfaat

kerjasama, (10) kurang adanya informasi antara perpustakaan, (11) perbedaan peraturan

mengenai hak cipta, dan (12) kurang adanya sinkronisasi peraturan/sistem.


BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kerjasama perpustakaan lembaga pendidikan melibatkan dua perpustakaan atau lebih dan
mempunyai jaringan informasi untuk menjalin hubungan kerjasama tersebut melalui sistem terpadu
berbantuan komputer. Kerjasama ini tentunya mempunya sayarat, alasan, dan tujuan yang harus
disepakati sejak awal bekerjasama agar kerjasama berrjalan dengan baik.

Kerjasama perpustakaan lembaga pendidikan mempunyai beberapa bentuk: 1. Kerjasama pengadaan,


2. Kerjasama penyimpanan, 3. kerjasama pengelolahan, 4. Kerjasama pelayanan
Standar kerjasama untuk perguruan tinggai yaitu, perpustakaan dapat bekerjasama dengan unit lain di
perguruan tinggi, atau perpustakaan lain di luar lingkungan. Perpustakaan sekolah (SD dan SMP) dapat
bekerjasama dengan perpustakaan sekolah lain, perpustakaan umum, komite sekolah. Sedangkan
perpustakaan SMA menambah satu standar lagi yaitu dapat bekerjasama dengan lembaga yang
berkaitan dengan lembaga pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Antonius Bangun dkk. 1992. Kepustakawanan Indonesia: Potensi dan Tantangan. Jakarta: Kesaint Blanc.

Arwndria. Menggagas Jaringan Kerjasama Perpustakaan, Diposkan oleh PKBI di 08.51, Sabtu, 09 April
2011, Label: Perpustakaan , Alamat: http://lppbi-fiba.blogspot.com/2011/04/menggagas-jaringan-
kerjasama.html, di akses 22-11-2014.

Herlina. 2006. Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Palembang: IAIN Raden Fatah Press.

Pengantar kerjasama perpustakaan,

http://memans.wordpress.com/2008/06/02/pengantatar-kerjasama-perpustakaan/, di akses 25-10-


2014.
Perpustakaan Nasional. 2011. Standar Nasional Indonesia (SNI.) Bidang Perpustakaan/Ppenyusun Panitia
Teknis 01-01 Perpustakaan dan Kepustakawanan. (Jakarta: Perpustakaan Nasional R.I.

Perpustakaan Nasional. 2011. Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Bidang Perpustakaan Sekolah dan
Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Sulistyo Basuki. 1992. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai