Anda di halaman 1dari 10

KERJASAMA PERPUSTAKAAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN LAYANAN

INFORMASI PERPUSTAKAAN

Ditujukan untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Sistem Jaringan Informasi


Dosen : Dra. Hj. Neneng Komariah, M.Lib.
.

Oleh :
Dandi Saputra
210210170114
Kelas A

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
1. Latar Belakang Perlunya Kerjasama
Perpustakaan adalah institusi yang bergerak dalam pelayanan sumber informasi.
Perpustakaan berperan sebagai penyedia jasa layanan informasi yang merupakan bagian dari
kebutuhan masyarakat. Sebagai sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang jasa dan
pelayanan, perpustakaan dituntut untuk dapat memberikan pelayanan optimal dalam
menyediakan layanan informasi demi memuaskan pemustaka sebagai penggunanya. Ada
banyak komponen yang dapat mempengaruh pelayanan dalam perpustakaan. Sumber daya
manusia yang mumpuni dan koleksi yang lengkap adalah beberapa komponen tersebut.
Layaknya sebuah organisasi, tentunya perpustakaan juga membutuhkan bantuan dari pihak
lain untuk perkembangan yang baik dalam mencapai tujuannya. Salah satunya adalah
pengembangan melalui kerjasama kepada pihak eksternal institusi.

Menurut (Siregar, 2005) kerjasama dan sistem jaringan dapat diartikan sebagai
organisasi formal yang memiliki struktur organisasi dan saling berperan penting satu sama
lain untuk menghasilkan sesuatu yang sebelumnya telah disepakati. Kerjasama pun, tak luput
dilakukan untuk mengisi kukurangan yang ada serta menambah jaringan demi memudahkan
akses kinerja pustakawan untuk melayani pemustaka. Pertimbangan dalam kerjasama perlu
meninjau kembali aspek-aspek mendukung jalannya kerjasama yang baik dan tepat.

Dalam menjalin kerjasama antar jaringan perpustakaan, proses pelaksanaan tidak


dapat dilakukan begitu saja tanpa adanya suatu tujuan atau kepentingan tertentu untuk
memberikan keuntungan bagi masing-masing perpustakaan yang ada dalam struktur jaringan
kerjasama tersebut.Terdapat beberapa tujuan yang dapat menyebabkan jalannya kegiatan
kerjasama perpustakaan sesuai dengan kebutuhannya, diantaranya sebagai berikut:
a. Untuk saling berbagi sumber daya yang dimiliki perpustakaan dalam hal koleksi
perpustakaan, fasilitas yang ditawarkan, maupun tenaga terjadi dari perpustakaan itu
sendiri
b. Untuk mengembangkan kemampuan tenaga perpustakaan melalui pelatihan yang
diadakan oleh perpustakaan dalam mitra kerja
c. membuat katalog online induk dari kelima perpustakaan tersebut yang dihubungkan
dalam satu sistem sehingga pemustaka dapat memanfaatkan layanan dengan menemukan
koleksi online sebagai bahan rujukan untuk mendapatkan informasi yang dimaksud
d. Pengadaan jasa bantuan dalam menemukan informasi oleh pustakawan ketika
perpustakaan lain meminta bantuan untuk temukembali informasi dari subyek yang
ditentukan
e. Memperbaiki pelayanan teknis melalui kerjasama yang dibentuk
f. Merumuskan solusi secara bersama-sama dari permasalahan yang tak terlepas dari resiko
dan tanggung jawab
g. Meningkatkan hubungan sistem jaringan yang sederhana menjadi lebih kompleks

2. Karakteristik Perpustakaan yang Bisa Bekerjasama

Keputusan untuk mengadakan kerja sama dilakukan apabila masing-masing diantara


perpustakaan sama-sama membutuhkan. Hal utama yang mendorong keinginan suatu
perpustakaan untuk bekerja sama karena adanya ketidakmampuan dari salah satu pihak untuk
memenuhi kebutuhannya. Kerja sama juga bisa jadi terjadi karena keinginan untuk menolong
masing-masing diantara perpustakaan yang kerja sama.

Suprihati, (2004) dalam (Basuki, 1992) berpendapat bahwa kerjasama perpustakaan


memiliki dua hal pokok yaitu mewujudkan visi dan misi perpustakaan, dan keduanya sama-
sama memperoleh nilai tambah atau manfaat atas terjalinnya kerjasama perpustakaan
tersebut. Maka dari itu, dengan adanya alasan-alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan yang bisa bekerja sama adalah perpustakaan yang memiliki keinginan untuk
menutupi kebutuhan dari yang tidak bisa dipenuhi oleh masing-masingnya. Mana kala
mereka saling membutuhkan, maka akan sama-sama saling bekerja sama.

Adapun beberapa karakteristik perpustakaan yang bisa bekerja sama yang


disimpulkan dari beberapa hal diatas yakni:

1. Perpustakaan yang memiliki visi dan misi yang sama


2. Perpustakaan yang bisa saling melengkapi kebutuhan untuk layanan
informasi
3. Keinginan dari masing-masing pihak untuk kemajuan perpustakaan
bersama.

3. Kegiatan Kerjasama yang Bisa Dilakukan

1. Pengadaan koleksi
Pengadaan koleksi merupakan kegiatan awal dari bentuk kerja sama. dalam
kegiatan ini, masing-masing perpustakaan bertanggung jawab atas kebutuhan
informasi pemakainya. Perpustakaan memilih buku berdasarkan permintaan
anggotanya atau berdasarkan asumsi dan pengamatan pustakawan atas keperluan
bacaan anggotanya. Hanya dengan pengadaan gabungan atau pengadaan terkoordinasi
maka perpustakaan mampu mengakses semua bahan pustaka yang mungkin perlu
dibeli. Bentuk kerjasama yang konkrit yang dapat dilakukan antar sesame
perpustakaan yang bekerja sama antara lain pertukaran bahan pustaka atau saling
menghibahkan masing-masing koleksi. Kondisiini dapat dilakukan ketika dirasa ada
beberapa koleksi yang dibutuhkan oleh pemustaka namun tidak dapt terpenuhi karena
keterbatasan koleksi.
Dalam kegiatan pengadaan koleksi juga dilakukan kerjasama peminjaman
koleksi antar perpustakaan. Hal ini dilakukan agar pengguna perpustakaan hanya
memiliki sangat sedikit kemungkinan tidak menemukan buku yang dibutuhkannya.
Dari segi geografis, kegiatan peminjaman koleksi antar perpustakaan sangat mungkin
dilakukan. Namun kemungkina besar hanya pada perpustakaan yang memiliki jarak
yang tidak jauh. Bagi perpustakaan yang jaraknya berjauhan, peminjaman koleksi
secara digital bisa menjadi pilihan karena kemudahan akses. Perpustakaan yang ingin
bekerja sama secara peminjaman digital dapat bertukar koleksi yang ada di masing-
masing databasenya dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
pemustakanya.

2. Fasilitas perpustakaan
Dalam kegiatan ini, seluruh anggota dari perpustakaan yang ikut bekerja sama
bisa mengakses fasilitas perpustakaan lain yang ikut kerja sama ketika
perpustakaannya tidak memiliki fasilitas tersebut dengan ketentuan yang berlaku.
Aktivitas kerja sama ini dilakukan dengan tujuan mempermudah anggota perpustakaan
dalam mengakses informasi. Salah satu contoh konkrit yang bisa dilakukan sesame
anggota perpustakaan yang bekerjasama, misalnya pada fasilitas pengecekan
plagiarism. Perpustakaan A belum mempunyai akun pengecekan plagiarism sedangkan
perpustakaan B sudah memiliki. Maka dengan adanya kerja sama yang dilakukan,
perpustakaan A dapat menggunakan akun pengecekan plagiarism milik perpustakaan
dengan kesepakatan yang telah disetujui.

3. Peningkatan Sumber Daya Manusia


Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan berbagai
metode baik formal maupun informal. pendidikan formal dilakukan melalui
pendidikan di perguruan tinggi. Selain pendidikan formal yang membutuhkan waktu
yang cukup lama, ada beberapa cara lain meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia dalam skala waktu yang lebih singkat dan materi yang padat. Pendidikan
informal ini biasanya dilakukan berupa workshop atau pelatihan. Dalam kerja sama
ini, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dapat dilakukan berupa workshop
antar staff perpustakaan yang bekerja sama dengan pemateri yang juga merupakan
staff perpustakan yang tergabung dalam kerja sama dimana dia lebih ahli dan memiliki
latar belakang pendidikan perpustakaan yang lebih baik. Atau peningkatan sumber
daya manusia juga bisa dilakukan dengan bentuk obrolan berbagi pengalaman dan
pelajaran antar pustakawan dan bentuk aktivitas kerja sama ini bisa dilakukan dengan
rutin dalam kurun waktu tertentu missal 1 bulan sekali dan seterusnya, dengan tujuan
peningkatan kapasitas sumber daya dapat berjalan dengan efektif.

4. Kerjasama tukar-katalog

Kerja sama ini dapat dilakukan antar sesame perpustakaan yang menjalin
kerja sama dalam bentuk layanan digital. Masing-masing pemustaka suatu
perpustakaan ada kalanya membutuhkan koleksi yang belum tentu bisa dipenuhi oleh
pustakawannya, dan dalam hal ini pustakawan harus bisa melayani dan mencarikan
alternative solusv lain. Pemustaka dapat melakukan pencarian pada katalog yang
dimiliki oleh perpustakaan lain untuk dapat memenuhi kebutuhan informasinya.
Dalam hal ini katalog online milik perpustakaan lain mungkin bisa diakses melauli
kerja sama antar perpustakaan tersebut. Perpustakaan A dapat bekerja sama dengan
perpustakaan B untuk bertukar informasi terkait katalog koleksi yang mereka miliki
masing-masig melalui pintu katalog online masing-masing. Hal ini tentunya dapat
memudahkan jalan pemustaka untuk melakukan temu kembali koleksi atau informasi
yang dibutuhkannya.

5. Kerjasama Layanan Perpustakaan


Perpustakaan dapat saling bekerja sama dalam meningkatkan layanan dari masing-
masingnya. Termasuk pada layanan sirkulasi dan referensi. Kerja sama yang dapat
terjalin diantara lain seperti pelayanan silang antara pemustaka dari masing-masing
perpustakaan untuk dapat menggunakan layanan sirkulasi dan referensi dari masing-
masing perpustakaan. Program ini juga dapat menjadi pilihan bagi para pemustaka
yang membutuhkan untuk mendapatkan koleksi yang tidak ada di perpustakaan yang
ia cari. Masing-masing perpustakaan dapat menentukan sistem dan pelaksanaan
teknisnya masing-masing melalui kesepakatan bersama yang sudah disetujui. Dengan
demikian, apabila perpustakaan sudah bersepakat maka layanan perpustakaan yang
ada dapat dinikmati secara silang antara masing-masing pihak perpustakaan yang
bekerja sama.

4. Indikator Keberhasilan Kerjasama

Pada dasarnya kerjasama yang baik adalah kerjasama yang sudah mampu memuaskan
kebutuhan diantara kedua atau beberapa pihak yang terlibat dalam proses kerjasama. Pada
tujuannya, kerjasama dilakukan karena untuk memenuhi kebutuhan dari masing-masing
pihak yang bekerjasama. Namun untuk dapat dikatakan berhasil ada beberapa indikator yang
mempengaruhi hal tersebut yang dapat menjadi cerminan. Indikator keberhasilan kerjasama
tersebut diantaranya;

1) Kesepakatan telah terlaksana dengan baik,


2) Kerjasama sudah memberikan sesuatu hal terhadap masing-masing pihak yang
bekerjasama,

3) Kerjasama telah memberikan dampak positif terhadap masing-masing pihak,

4) Saling menguntungkan satu sama lain.

Keempat hal tersebut adalah kunci dari kerja sama yang berhasil. Jika masing-masing
pihak sudah dapat memenuhi dan dipenuhi terhadap apa yang menjadi bagian dariindikator
tersebut, maka kerja sama dapat dikatakan berhasil. Indikator tersebut juga sejalan dengan
tujuan-tujuan yang dilakukan sebelum melakukan kerjasama. Masing-masing pihak tentunya
mengharapkan terciptanya kerjasama yang baik antar sesamanya. Masing-masing pihak
semuanya juga terlibat dalam terjaminnya kerja sama yang berhasil. Idikator tersebut dapat
tercapai jika semua pihak berkolaborasi dengan baik dan saling mengedepankan kepentingan
bersama disamping kepentingan dari masing-masing organisasinya.

5. Metode Evaluasi Kerjasama

Pada hakikatnya, kegiatan evaluasi kerja sama merupakan bagian yang tidak dapat
terpisah dari upaya untuk mengembangkan kualitas kerja sama sebagai informasi yang
digunakan untuk menilai dan mengukur proses kerja sama dari tahapan perencanaan hingga
pelaksanaan. Evaluasi dilaksanakan untuk mengawasi, mengamati, atau memonitoring setiap
tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan kerja sama yang dilakukan sesuai dengan sistem dan
prosedur yang telah ditetapkan.
Evaluasi dilaksanakan untuk menilai hasil yang diperoleh selama kegiatan kerja sama
dilakukan dan menilai hasil atau dampak yang diperoleh dan membandingkannya dengan
perjanjian kerja sama yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kegiatan evaluasi dilaksanakan
oleh tim yang dibentuk oleh mitra kerjasama sesuai dengan kesepakatan. Tim yang
melakukan kegiatan evaluasi kerjasama merupakan orang-orang yang berkompeten dalam
bidang ini.
Proses pelaksanaan kegiatan evaluasi kerja sama dilakukan minimal satu kali dalam
setahun dengan cara mengirimkan surat permohonan untuk mengisi formulir evaluasi kerja
sama kepada semua mitra yang bersangkutan serta jika emungkinkan akan dilakukan rapat
dan pertemuan bersama mitra kerja sama. Kegiatan evaluasi ini juga dapat dilakukan pada
situasi yang bersifat insidental dengan melaksanakan focus discussion yang akan membahas
permasalahan yang sekiranya dapat mengganggu tercapainya tujuan implementasi pedoman
kerja sama yang disepakati. Adapun sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi kerjasama
adalah pengembangan program kerja sama atau pemutusan kerjasama.

Kegiatan evaluasi kerja sama dilakukan dengan tujuan:

1. Monitoring pelaksanaan kerja sama

2. Menjamin tercapainya tujuan kerjasama secara efektif, ekonomis dan efisien.

3. Menjamin seluruh kegiatan kersama telah dilakukan sesuai sistem yang telah ditetapkan.

4. Mengetahui kemanfaatan kerja sama dan kepuasan mitra.

Adapun beberapa aspek penting yang diperhatikan selama proses evaluasi kerjasama adalah
sebagai berikut:

1. Mutu kegiatan kerjasama meliputi jenis aktivitas kerjasama serta manfaatnya.

2. Relevansi kegiatan kerja sama

3. Produktivitas kegiatan kerja sama yang meliputi tujuan kerjasama, kendala pelaksanaan
kerjasama, dan perbaikan kerjasama.

4. Keberlanjutan kegiatan kerjasama.


6. Simpulan

Perpustakaan pada hakikatnya perlu untuk mengadakan kegiatan kerjasama dengan


perpustakaan lain. Kerjasama tersebut dilakukan dalam rangka untuk saling melengkapi
kebutuhan untuk layanan informasi masing-masing pihak. Ada beberapa bentuk kerjasama
yang dapat dilakukan seperti pengadaan koleksi, peningkatan sumber daya manusia, serta
kegiatan-kegiatan lainnya yang menyangkut dengan layanan pada perpustakaan. Kegiatan-
kegiatan tersebut ialah bertujuan untuk mencapai visi dan misi bersama dari masing-masing
perpustakaan dan juga untuk memberikan kebermanfaatan antara satu sama lainnya.

Pada proses pelaksanaan kerja sama, ada beberapa indikator yang dapat dijadikan
panduan terhadap berhasilnya kerjasama yang dilakukan. Beberapa diantaranya yakni ialah
tercapainya kesepakatan yang baik diantara pihak-pihak dan tercapainya tujuan kegiatan
bersama. Indikator tersebut perlu untuk diketahui karena sangat mempengrauhi jalannya
kerjasama yang terjalin. Setelah pelaksanaan kerja sama, kegiatan evaluasi wajib untuk
dilaksanakan guna untuk memantau dan mengamati bangaimana proses kerja sama yang
terjadi. Berbagai analisis dilakukan untuk melihat kegiatan yang sudah terjadi selama kerja
sama dan merupakan wadah untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan agar tujuan dapat tetap
tercapai.
Daftar Pustaka

Basuki, S. (1992). Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Komariah, Neneng. (2019). Bahan Ajar Materi Perkuliahan Sistem Jaringan Informasi.

Puspitasari, D., Mannan, E. F., & Anna, N. e. (2014). Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan
Antara Indonesia-Malaysia. Edulib Vol. 1 No.2 , 1-12.

Siregar, R. A. (2005). Kerjasama dan Sistem Jaringan Perpustakaan Umum. Pustaha : Jurnal
Studi Perpustakaan dan Informasi Vol. 1 , 2.

Anda mungkin juga menyukai