INFORMASI PERPUSTAKAAN
Oleh :
Dandi Saputra
210210170114
Kelas A
Menurut (Siregar, 2005) kerjasama dan sistem jaringan dapat diartikan sebagai
organisasi formal yang memiliki struktur organisasi dan saling berperan penting satu sama
lain untuk menghasilkan sesuatu yang sebelumnya telah disepakati. Kerjasama pun, tak luput
dilakukan untuk mengisi kukurangan yang ada serta menambah jaringan demi memudahkan
akses kinerja pustakawan untuk melayani pemustaka. Pertimbangan dalam kerjasama perlu
meninjau kembali aspek-aspek mendukung jalannya kerjasama yang baik dan tepat.
1. Pengadaan koleksi
Pengadaan koleksi merupakan kegiatan awal dari bentuk kerja sama. dalam
kegiatan ini, masing-masing perpustakaan bertanggung jawab atas kebutuhan
informasi pemakainya. Perpustakaan memilih buku berdasarkan permintaan
anggotanya atau berdasarkan asumsi dan pengamatan pustakawan atas keperluan
bacaan anggotanya. Hanya dengan pengadaan gabungan atau pengadaan terkoordinasi
maka perpustakaan mampu mengakses semua bahan pustaka yang mungkin perlu
dibeli. Bentuk kerjasama yang konkrit yang dapat dilakukan antar sesame
perpustakaan yang bekerja sama antara lain pertukaran bahan pustaka atau saling
menghibahkan masing-masing koleksi. Kondisiini dapat dilakukan ketika dirasa ada
beberapa koleksi yang dibutuhkan oleh pemustaka namun tidak dapt terpenuhi karena
keterbatasan koleksi.
Dalam kegiatan pengadaan koleksi juga dilakukan kerjasama peminjaman
koleksi antar perpustakaan. Hal ini dilakukan agar pengguna perpustakaan hanya
memiliki sangat sedikit kemungkinan tidak menemukan buku yang dibutuhkannya.
Dari segi geografis, kegiatan peminjaman koleksi antar perpustakaan sangat mungkin
dilakukan. Namun kemungkina besar hanya pada perpustakaan yang memiliki jarak
yang tidak jauh. Bagi perpustakaan yang jaraknya berjauhan, peminjaman koleksi
secara digital bisa menjadi pilihan karena kemudahan akses. Perpustakaan yang ingin
bekerja sama secara peminjaman digital dapat bertukar koleksi yang ada di masing-
masing databasenya dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
pemustakanya.
2. Fasilitas perpustakaan
Dalam kegiatan ini, seluruh anggota dari perpustakaan yang ikut bekerja sama
bisa mengakses fasilitas perpustakaan lain yang ikut kerja sama ketika
perpustakaannya tidak memiliki fasilitas tersebut dengan ketentuan yang berlaku.
Aktivitas kerja sama ini dilakukan dengan tujuan mempermudah anggota perpustakaan
dalam mengakses informasi. Salah satu contoh konkrit yang bisa dilakukan sesame
anggota perpustakaan yang bekerjasama, misalnya pada fasilitas pengecekan
plagiarism. Perpustakaan A belum mempunyai akun pengecekan plagiarism sedangkan
perpustakaan B sudah memiliki. Maka dengan adanya kerja sama yang dilakukan,
perpustakaan A dapat menggunakan akun pengecekan plagiarism milik perpustakaan
dengan kesepakatan yang telah disetujui.
4. Kerjasama tukar-katalog
Kerja sama ini dapat dilakukan antar sesame perpustakaan yang menjalin
kerja sama dalam bentuk layanan digital. Masing-masing pemustaka suatu
perpustakaan ada kalanya membutuhkan koleksi yang belum tentu bisa dipenuhi oleh
pustakawannya, dan dalam hal ini pustakawan harus bisa melayani dan mencarikan
alternative solusv lain. Pemustaka dapat melakukan pencarian pada katalog yang
dimiliki oleh perpustakaan lain untuk dapat memenuhi kebutuhan informasinya.
Dalam hal ini katalog online milik perpustakaan lain mungkin bisa diakses melauli
kerja sama antar perpustakaan tersebut. Perpustakaan A dapat bekerja sama dengan
perpustakaan B untuk bertukar informasi terkait katalog koleksi yang mereka miliki
masing-masig melalui pintu katalog online masing-masing. Hal ini tentunya dapat
memudahkan jalan pemustaka untuk melakukan temu kembali koleksi atau informasi
yang dibutuhkannya.
Pada dasarnya kerjasama yang baik adalah kerjasama yang sudah mampu memuaskan
kebutuhan diantara kedua atau beberapa pihak yang terlibat dalam proses kerjasama. Pada
tujuannya, kerjasama dilakukan karena untuk memenuhi kebutuhan dari masing-masing
pihak yang bekerjasama. Namun untuk dapat dikatakan berhasil ada beberapa indikator yang
mempengaruhi hal tersebut yang dapat menjadi cerminan. Indikator keberhasilan kerjasama
tersebut diantaranya;
Keempat hal tersebut adalah kunci dari kerja sama yang berhasil. Jika masing-masing
pihak sudah dapat memenuhi dan dipenuhi terhadap apa yang menjadi bagian dariindikator
tersebut, maka kerja sama dapat dikatakan berhasil. Indikator tersebut juga sejalan dengan
tujuan-tujuan yang dilakukan sebelum melakukan kerjasama. Masing-masing pihak tentunya
mengharapkan terciptanya kerjasama yang baik antar sesamanya. Masing-masing pihak
semuanya juga terlibat dalam terjaminnya kerja sama yang berhasil. Idikator tersebut dapat
tercapai jika semua pihak berkolaborasi dengan baik dan saling mengedepankan kepentingan
bersama disamping kepentingan dari masing-masing organisasinya.
Pada hakikatnya, kegiatan evaluasi kerja sama merupakan bagian yang tidak dapat
terpisah dari upaya untuk mengembangkan kualitas kerja sama sebagai informasi yang
digunakan untuk menilai dan mengukur proses kerja sama dari tahapan perencanaan hingga
pelaksanaan. Evaluasi dilaksanakan untuk mengawasi, mengamati, atau memonitoring setiap
tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan kerja sama yang dilakukan sesuai dengan sistem dan
prosedur yang telah ditetapkan.
Evaluasi dilaksanakan untuk menilai hasil yang diperoleh selama kegiatan kerja sama
dilakukan dan menilai hasil atau dampak yang diperoleh dan membandingkannya dengan
perjanjian kerja sama yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kegiatan evaluasi dilaksanakan
oleh tim yang dibentuk oleh mitra kerjasama sesuai dengan kesepakatan. Tim yang
melakukan kegiatan evaluasi kerjasama merupakan orang-orang yang berkompeten dalam
bidang ini.
Proses pelaksanaan kegiatan evaluasi kerja sama dilakukan minimal satu kali dalam
setahun dengan cara mengirimkan surat permohonan untuk mengisi formulir evaluasi kerja
sama kepada semua mitra yang bersangkutan serta jika emungkinkan akan dilakukan rapat
dan pertemuan bersama mitra kerja sama. Kegiatan evaluasi ini juga dapat dilakukan pada
situasi yang bersifat insidental dengan melaksanakan focus discussion yang akan membahas
permasalahan yang sekiranya dapat mengganggu tercapainya tujuan implementasi pedoman
kerja sama yang disepakati. Adapun sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi kerjasama
adalah pengembangan program kerja sama atau pemutusan kerjasama.
3. Menjamin seluruh kegiatan kersama telah dilakukan sesuai sistem yang telah ditetapkan.
Adapun beberapa aspek penting yang diperhatikan selama proses evaluasi kerjasama adalah
sebagai berikut:
3. Produktivitas kegiatan kerja sama yang meliputi tujuan kerjasama, kendala pelaksanaan
kerjasama, dan perbaikan kerjasama.
Pada proses pelaksanaan kerja sama, ada beberapa indikator yang dapat dijadikan
panduan terhadap berhasilnya kerjasama yang dilakukan. Beberapa diantaranya yakni ialah
tercapainya kesepakatan yang baik diantara pihak-pihak dan tercapainya tujuan kegiatan
bersama. Indikator tersebut perlu untuk diketahui karena sangat mempengrauhi jalannya
kerjasama yang terjalin. Setelah pelaksanaan kerja sama, kegiatan evaluasi wajib untuk
dilaksanakan guna untuk memantau dan mengamati bangaimana proses kerja sama yang
terjadi. Berbagai analisis dilakukan untuk melihat kegiatan yang sudah terjadi selama kerja
sama dan merupakan wadah untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan agar tujuan dapat tetap
tercapai.
Daftar Pustaka
Komariah, Neneng. (2019). Bahan Ajar Materi Perkuliahan Sistem Jaringan Informasi.
Puspitasari, D., Mannan, E. F., & Anna, N. e. (2014). Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan
Antara Indonesia-Malaysia. Edulib Vol. 1 No.2 , 1-12.
Siregar, R. A. (2005). Kerjasama dan Sistem Jaringan Perpustakaan Umum. Pustaha : Jurnal
Studi Perpustakaan dan Informasi Vol. 1 , 2.