Anda di halaman 1dari 8

SOAL :

Uraikanlah apa yang anda ketahui tentang :


1. Integrasi sistem dalam perpustakaan
2. kendala dan hambatan dalam integrasi sistem
perpustakaan
3. Bentuk kerjasama pada perpustakaan sekolah
4. Organisasi profesi pustakawan yang ada beserta
kegiatannya
JAWAB NOMOR 1

1. Sesuai arahan Dosen maka saya akan menanggapi dengan singkat


dan jelas.Menurut Wikipedia Integrasi sistem dalam perpustakaan dalam
bahasa Inggris dikenal sebagai Integrated Library System (ILS) atau
Library Management System (LMS) "is an is an enterprise resource
planning system for a library, used to track items owned, orders made,
bills paid, and patrons who have borrowed" atau terjemahan Bahasa
Indonesianya Sistem perencanaan sumber daya perpustakaan,yang
digunakan untuk melacak bahan perpustakaan yang dimiliki, pesanan
yang dibuat, tanggungan yang dibayar, dan pemustaka (pengguna
perpustakaan) yang meminjam koleksi.
 
Hal ini terjadi karena kebutuhan perpustakaan untuk mengintegrasikan
berbagai sistem atau subsistem di perpustakaan yang masing-masing
memiliki pangkalan data sendiri.
 
 
Menurut Fayen (2005) Integrated Library Sistem (ILS)adalah kelanjutan
dari sistem otomasi perpustakaan. ILS menggabungkan berbagai
komponen dalam berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan
perpustakaan.

Pengaruh integrasi ini di perpustakaan sangat besar. Sistem ini telah


mengubah secara drastis tata kelola atau operasional perpustakaan titik
sistem perpustakaan terintegrasi ini juga telah mengarahkan kemajuan
yang luar biasa dalam kemudahan dan produktivitas, baik-baik di
pengelola perpustakaan, maupun para pemustaka

Menurut Pendit (2008: 222-226), sistem perpustakaan terintegrasi atau


Integrated Library System (ILS) ini merupakan perluasan dari sistem
otomatisasi perpustakaan. Perluasan ini terjadi karena kebutuhan
perpustakaan untuk mengintegrasikan berbagai sistem atau subsistem di
perpustakaan yang masing-masing memiliki pangkalan data sendiri.
Misalnya sistem katalog memiliki pangkalan data sendiri yang berupa
pangkalan data bibliografis koleksi, daftar tajuk subjek atau tesaurus,
nama pengarang, data kepemilikan koleksi oleh perpustakaan dan
sebagainya, sistem sirkulasi memiliki pangkalan data yang meliputi
transaksi peminjaman dan pengembalian, data pengguna, denda, dan
sebagainya, semua sistens tersebut diintegrasikan menjadi satu)
kesatuan yang membentuk sistem perpustakaan terintegrasi atau
Integrated Library System (ILS). Dengan kata lain, Integrated Library
System adalah sistem otomatisasi yang mengintegrasikan keseluruhan
proses kegiatan dan layanan perpustakaan, yang meliputi pengadaan,
pengolahan, temu kembali dan sirkulasi ke dalam satu system. Integrasi
sangat berpengaruh besar terhadap perpustakan karena dapat secara
drastis mengubah tata kelola atau operasional perpustakan. Sistem
perpustakaan terintegrasi juga telah mengarahkan kemajuan yang
sangat luar biasa dalam kemudahan dan produktivitas, baik bagi
pengelola perpustakaan, maupun para pemustaka. Dengan munculnya
sistem perpustakan terintegrasi dapat mengeksplorasi keterhubungan
antara pangkalan data katalog perpustakaan dengan pangkalan data
pemustaka dengan tambahan informasi mengenai kepemilikan yang dpat
menunjukan ketersedeiaan item koleksi tertentu di dalam koleksi
perpustakan. Dengan adanya sistem integrasi perpustakaan tersebut
kegiatan-kegiatan di perpustakaan tidak memerlukan banyak tenaga
manusia, serta perpustakaan memiliki banyak perubahan dan kemajuan
dengan diterapkannya ILS atau otomatisasi perpustakaan tersebut
seperti contohnya mempermudah jaringan kerja sama dengan
perpustakaan atau lembaga lain dalam bentuk pengolahan koleksi,
penelusuran informasi, pembangunan katalog induk, pengembangan
koleksi, pinjam antar perpustakaan, dan lainnya.

JAWAB NOMOR 2
2.Kendala dan hambatan dalam integrasi sistem perpustakaan adalah :

a. Peraturan Hak cipta yang di jaman makin modern ini makin beragam
dan rumit aturannya.Contoh : Karena sebuah karya tidak dapat
disebarkan selama periode tertentu.

b.Isi dan koleksi perpustakaan hanya terbatas pada bahan-bahan yang


sudah menjadi milik umum.Atau diproduksi sendiri dengan jumlah
terbatas.

c.Tidak ada titik temu dan kesepakatan dari beberapa perpustakaan.

d.Masalah kepentingan finansial perpustakaan.

e.Kurangnya tenaga ahli dan SDM dalam integrasi sistem perpustakaan.

d. Masih banyak pemustaka yang masih nyaman membaca bahan -


bahan tercetak dari pada membaca pada layar computer.

JAWAB NOMOR 3

3. Bentuk Kerja Sama Perpustakaan sekolah antara lain :

a.Silang Layang
Dalam kategori ini kerjasama yang dilakukan perpustakaan sekolah
berkisar antara saling meminjamkan pustaka berupa bahan asli atau
hanya dengan penyediaan fasilitas reproduksi bahan yang diperlukan
baik berupa fotocopy, ataupun bentuk mikro dsb. Bentuk silang layan ini
dapat dikembangkan hingga penyediaan jasa oleh masing-masing
perpustakaan untuk saling melakukan penelusuran dan pemberian
informasi yang dibutuhkan pengguna masing-masing.

b.Pengolahan Koleksi dan pinjam antar perpustakaan


Pertukaran data bibliografi dan pinjam antar perpustakaan sekolah akan
berjalan denagn adanya ILS (Integrasi Library Sistem)

c.Pembangunan Katalog Induk


ILS (Integrasi Library Sistem) perpustakaan sekolah anggota jaringan
kerja sama dapat membangun katalog bersama. Dengan mengumpulkan
katog koleksi seluruh perpustakaan sekolah anggota jaringan di satu
tempat sesuai kesepakatan.

c.Pemakaian ruang fasilitas lain


Karena keterbatasan pustaka perpustakaan sekolah bisa saling kunjung
termasuk pemanfaatan perlengkapan perpustakaan seperti slide
proyektor, video tape bisa saling Kerjasama untuk menggunakan.

d.Penelusuran informasi
Hal ini dapat dilakkan dengan penelusuran dari satu pintu dan sistem
akan mencari ke seluruh pangkalan data perpustakaan yang tergabung
dalam jaringan.

e.Pertukaran Data dan Bibliografi


Untuk dapat saling mengetahui koleksi pustaka yang dimiliki oleh
masing-masing perpustakaan sekolah dalam anggota jaringan,
kerjasama pertukaran data bibliografi merupakan suatu bentuk
kerjasama yang banyak dilakukan akhir-akhir ini tak terkecuali di
Indonesia. Usaha yang dahulu dilakukan secara sederhana dengan
saling mengirimkan daftar tambahan buku, sekarang dapat dilaksanakan
dengan lebih mudah dengan dimanfaatkannya komputer untuk
melaksanakan tugas-tugas perpustakaan.

Untuk dapat saling membantu pengembangan koleksi pustaka masing-


masing, kerjasama dapat dilakukan dengan saling memberikan terbitan
lembaga yang bersangkutan. Memberikan copy ekstra ataupun
memberikan pustaka yang tidak relevan dengan tujuan dan ruang lingkup
pelayanan ke perpustakaan lain yang membutuhkan dapat juga
membantu mendaya-gunakan pemanfaatan pustaka semaksimal
mungkin.

Melakukan kerjasama perpustakaan merupakan langkah efektif untuk


mengembangkan perpustakaan. Pengelola hanya diminta untuk
bersinergi dan berkomunikasi dengan perpustakaan lain dan membuat
proposal yang dibutuhkan dan membuat aturan-aturan yang disepakati.
Tentu semua pihak terkait perpustakaan sekolah/ madrasah harus
dilibatkan karena hal itulah kekuataan seperti yang disampaikan Lasa Hs
dalam bukunya Manajemen Perpustakaan Sekolah (2007:25), bahwa
kekuatan adalah sesuatu yang dimiliki perpustakaan sekolah yang dapat
dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan sekolah.
Perhatian dari pihak-pihak sekolah/ madrasah seperti pimpinan sekolah,
potensi orangtua siswa dan pihak lain yang terkait. Tentu masih banyak
cara untuk mengembangkan perpustakaan sekolah/ madrasah.

JAWAB NOMOR 4

4. ORGANISASI PROFESI PUSTAKAWAN BESERTA KEGIATANNYA


    

A.IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia)

Hasil Kongres ialah peleburan berbagai organisasi pustakawan menjadi


satu wadah tunggal Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI). Dengan tujuan
yang tertuang dalam pasal 5 Anggaran Dasar IPI, sbb. :
1.     Menghimpun, menampung, serta menyalurkan aspirasi dan kreasi dari
mereka yang berprofesi dalam ilmu perpustakaan dan ilmu pengetahuan
lainnya yng berkaitan dan atau bekerja dalam bermacam-macam jenis
perpustakaan atau badan-badan lain yang ruang lingkungannya
berkaitan dengan perpustakaan.
2.   Mengusahakan mereka yang termasuk dalam pasal 5 ayat 1 Anggaran
Dasar ini pada tempat yang semestinya di dalam masyarakat.
3.   Meningkatkan, mengembangkan dan mengamalkan ilmu perpustakaan
demi kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan serta kesejahteraan
masyarakat.
4.     Menempatkan ilmu perpustakaan dan ilmu pengetahuan lainnya yang
berkaitan pada tempat yang semestinya di antara ilmu pengetahuan.
Dalam salah satu pertemuan diadakan diskusi panel tentang
kepustakwanan dan pembahasan tentang keilmuan ilmu perpustakaan,
hal tersebut mendapat perhatian besar dari kalangan pustakawan karena
untuk pertama kalinya IPI membahas tentang Ilmu Perpustakaan.

B.American Library Association


ALA didirikan pada tanggal 6 Oktober 1876 di Phildelpia AS, yang
terbentuk setelah adanya konferensi pustakawan yang juga dihadiri oleh
Melvil Dewey. Organisasi tersebut merupakan organisasi perpustakaan
tertua dan terbesar di dunia.

Pengurus besar ALA sebanyak 150 orang yang mengadakan rapat


dua kali dalam setahun, serta ada pertemuan dewan eksekutif yang
dilaksanakan 4 kali dalam setahun, kadang-kadang lebih.

        Sumber keuangan ALA didapat dari iuran anggota, penjualan


terbitan ALA serta sumbangan beberapa yayasan. 

Divisi dan komisi yang dibentuk bertugas melaksanakan lebih lanjut


program ALA, seperti menyusun  panduan pengkatalogan, jasa referensi,
melakukan seminar dan pendidikan berkelanjutan bagi pustakawan.
Majalah resmi ALA berjudul American Libraries (tahun 1907-1969
berjudul ALA Bulettin) yang terbit 11 kali setahun dan dibagikan cuma-
cuma untuk anggotanya, selain majalah ALA juga menerbitkan buku dan
laporan yang penting bagi bagi pustakawan dan pimpinan perpustakaan.

C. Library Association
Library Association (LA) merupakan organisasi pustakawan Inggris,
berdiri tahun 1877 bermarkas di London, selama
berlangsungnya International Library Conference di London. Pada tahun
1898 LA memperoleh Royal Charter yang merupakan pengakuan
pemerintah Inggris terhadap oraganisasi tersebut. Pada tahun-tahun
pertama berdirinya LA menghadapi banyak kesulitan, hal yang sama
terjadi pada tahun 1920an.
            Tahun 1910 LA mendapat berbagai bantuan Carnegie United
Kingdom Trust. Tahun 1931 Carnegie Trust menawarkan bantuan
keuangan untuk mendirikan markas besar, kemudian pada tahun 1965
markas besar LA pindah ke bagian barat London (gedung lama diambil
alih oleh University of London).

Kegiatan LA
Mula-mula menyelenggarakan pendidikan pustakawan dan lulusanya
mendapat ijazah dari LA, dan pada tahun 1970an kegiatan tersebut
dihentikan karena sudah ada berbagai sekolah perpustakaan yang
menghasilkan lulusan sesuai dengan standar LA.
LA giat menyelenggarakan penataran, kursus penyegar, pendidikan
berkesinambungan agar pustakawan praktisi tetap mampu mengikuti
perkembangan dalam bidang masing-masing.
Chartered Librarian
Fungsi LA lainnya membuat direktori pustakawan terdaftar yang
disebut Chartered Librarian → pustakawan yang terdaftar pada LA,
menyelenggarakan konres nasional tiap tahun, serta melaksanakan
konferensi, lokakarya,seminar dan sejenisnya.
Di Inggris seorang pustakawan harus terdaftar pada LA, hal tersebut
diperlukan karena jika perpustakaan  menerima calon pegawai
mensyaratkan seseorang terdaftar pada LA → Jika seorang tidak
terdaftar pada LA maka dia bukanlah seorang Chartered Librarian. Hal ini
membuat sulit mencari pekerjaan, hal tersbut juga diberlakukan di Kenya.
Di Indonesia sekarang ini seorang pustakawan baru menyatakan dirinya
sebagai tenaga fungsional atau bukan.
LA juga memberikan berbagai hadiah dan piala seperti Kate Greenway
Medal, Carnegie Medal, Bestermann Medal yang diberikan kepada
bibliografi yang terbaiks setiap tahun.

D. ASLIB
Association of Special Libraries and Information Bureaux (berdiri tahun
1924) → merupakan cermin dari kekuatan peranan pustakawan khusus,
yang bermarkas di London.
Sebab-sebab berdirinya ASLIB
       LA dirasa terlalu bersifat perpustakaan umum
   LA dirasa kurang mampu menampung aspirasi pustakawan yang
bekerja pda perpustakaan khusus.
Untuk mengatasi hal tersebut maka pustakawan yang bekerja pada
perpustakaan khusus, industri danlembaga penelitian mendirikan ASLIB.

Anngota
Anggota ASLIB saat ini berjumlah 5000 anggota, nemun lebih dari tiga
perempatnya adalah lembaga atau perpustakaan, sedangkan anggota
perorangan merupakan minoritas.

ASLIB bekerja sama dengan LA, Institute of Information Scientist dan


Society of Archivist dalam memperjuangkan tenaga yang bergerak dalam
bidang informasi.
Pada tahun 1950 ASLIB dan LA menerbitkan British National
Bibliography dan Katalog Induk majalah berjudul Union Cataloque of
Periodicals.
E. IFLA
Berdiri pada tahun 1927 dengan markas besarnya di Den Haag belanda,
angggota IFLA terbatas pada organisasi pustakawan dan perpustakaan
tidak menerima anggota perorangan. Pada mulanya IFLA merupakan
kepanjangan dari International Federationof Library
Association → diubah menjadi International Federation of Library
Association and Institution.
           
IFLA giat dalam kegiatan kepustakawanan (misal dalam bidang
pengkatalogan, standar perpustakaan, statistik serta topik lain yang
berkaitan). Disamping itu IFLA juga menerbitkan IFLA Annual, IFLA
Journal (terbit setahun empat kali).

REFERENSI :

Pengantar Ilmu Perpustakaan oleh Sulistyo-Basuki 1991


          
MEMBACA DAN MENGANALISA BMP MODUL UT PUST 4316

Anda mungkin juga menyukai